Вы находитесь на странице: 1из 7

ASUHAN KEPERAWATAN SINUSITIS

BAB I

KONSEP MEDIS

A. PENGERTIAN
Sinusitis adalah peradangan rongga hidung bagian atas pada sinus yang terjadi karena
alergi atau infeksi virus, bakteri maupun jamur. Sinusitis bisa terjadi pada salah satu sinus yang
ada (maksilaris, edmoilaris, frontalis, sfenoidalis). Yang paling sering terkena adalah sinus
maksilaris kemudian edmoidalis,frontalis dan sfenoidalis. Hal ini disebabkan karena sinus
maksila ini sinus terbesar, letak ostiumnya lebih tinggi dari dasar, dasarnya adalah dasar akar gigi
sehingga dapat berasal dari infeksi gigi, ostiumnya terletak di meatus medius disekitar
semilunaris yang sempit sehingga sering tersumbat. (kapita selekta kedokteran 2001)

B. ETIOLOGI
1. Rinogen yaitu obstruksi dari ostium sinus yang disebabkan oleh:
- Rhinitis akut yaitu influenza dimana terjadi peradangan akut pada mukosa hidung yang
menyebabkan pembengkakan dan obstruksi.
- Polip yaitu suatu pertumbuhan sel yang bersifat jinak di selaput lendir hidung sehingga
menyebabkan sumbatan.
- Septum nasi yang bengkok
Septum nasi yang bengkok atau deviasi septum nasi dapat menyebabkan obstruksi,
dikarenakan septum nasi yang harusnya berada normal ditengah mengalami
pembengkokan sehingga jalan napaspun terganggu. Deviasi ini dapat disebabkan oleh
beberapa faktor salah satunya yaitu Trauma

2. Dentogen yaitu Penjalaran infeksi dari gigi geraham atas dan gusi oleh kuman:
- Streptococcus pneumonia
- Hamophilus influenza
- Steptococcus viridians
- Staphylococcus aureus
- Branchamella catarhatis

3. Factor lain
- Berenang dan menyelam
Berenang dan menyelam dalam kurun waktu lama dan sering, dapat menyebabkan air
masuk ke dalam hidung dan menyebabkan sumbatan dalam hidung yang dapat memicu
terjadinya sinusitis.
- Ada pula peradangan menahun pada hidung
Peradangan ini biasanya disebabkan oleh beberapa penyakit tertentu yang bersifat kronik
atau lama sehingga dapat menjadi faktor pencetus sinusitis.
- Tonsillitis yang kronik
Yaitu radang pada tonsil ditenggorokan yang bersifat lama sehingga dapat menjadi faktor
pemicu sinusitis.

C. MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis sinusitis pada umumnya yaitu:

- Nyeri pada area kepala, dahi, pipi, nyeri di antara mata, dan dibelakang mata.
- Nafas serta sekret bau dan kental
- Secret berubah warna menjadi hijau kental atau kuning kental kadang kecoklatan bahkan
sampai bercampur darah
- Hidung tersumbat
- Penurunan indra penciuman
- Flu dan pilek yang berkepanjangan
- Berkurangnya daya pengecap
- Anorexia
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

- Rinoskopi anterior yaitu pemeriksaan rongga hidung bagian depan:


Tampak mukosa konka hiperemis, kavum nasi sempit, dan edema.Pada sinusitis maksila,
sinusitis frontal dan sinusitis ethmoid anterior tampak mukopus atau nanah di meatus medius,
sedangkan pada sinusitis ethmoid posterior dan sinusitis sfenoid nanah tampak keluar dari
meatus superior.
- Rinoskopi posterior yaitu pemeriksaan rongga hidung bagian belakang:
Tampak mukopus di nasofaring (post nasal drip).
- Dentogen yaitu pemeriksaan gigi geraham:
Caries gigi (PM1,PM2,M1)
- Transiluminasi (diaphanoscopia) Sinus yang sakit akan menjadi suram atau gelap.
Pemeriksaan transiluminasi bermakna bila salah satu sisi sinus yang sakit, sehingga tampak
lebih suram dibanding sisi yang normal.
- X Foto sinus paranasalis: Pemeriksaan radiologik yang dibuat ialah Posisi Waters,
Posteroanterior dan Lateral. Akan tampak perselubungan atau penebalan mukosa atau batas
cairan udara (air fluid level) pada sinus yang sakit, dengan cara menengadahkan kepala
pasien sedemikian rupa sehingga dagu menyentuh permukaan meja. Posisi ini terutama untuk
melihat adanya kelainan di sinus maksila, frontal dan etmoid. Posisi Posteroanterior untuk
menilai sinus frontal dan Posisi Lateral untuk menilai sinus frontal, sphenoid dan etmoid
- Pemeriksaan CTScan: Pemeriksaan CT-Scan merupakan cara terbaik untuk memperlihatkan
sifat dan sumber masalah pada sinusitis dengan komplikasi. CT-Scan pada sinusitis akan
tampak : penebalan mukosa, air fluid level, perselubungan homogen atau tidak homogen pada
satu atau lebih sinus paranasal, penebalan dinding sinus dengan sklerotik (pada kasus-kasus
kronik).

F. PENATALAKSANAAN
- Penatalaksanaan medis:
1. Drainage:
Dengan pemberian obat, yaitu
Dekongestan local : efedrin 1%(dewasa) %(anak).
Dekongestan oral: psedo efedrin 3 X 60 mg.
2. Surgikal dengan irigasi sinus maksilaris.
Pemberian antibiotik dalam 5-7 hari (untuk Sinusitis akut) yaitu :
Ampisilin 4 X 500 mg
Amoksilin 3 x 500 mg
Sulfametaksol=TMP (800/60) 2 x 1tablet
Diksisiklin 100 mg/hari.

3. Pemberian obat simtomatik


Contohnya parasetamol., metampiron 3 x 500 mg.

4. Untuk Sinusitis kromis bisa dengan:


a. Cabut geraham atas bila penyebab dentogen
b. Irigasi 1 x setiap minggu ( 10-20)
c. Operasi Cadwell Luc bila degenerasi mukosa ireversibel (biopsi).

- Penatalaksanaan Pembedahan
1. Pencucian sinus pranasal:
- pada sinus maksila: Dilakukan fungsi sinus maksila, dan dicuci 2 kali seminggu
dengan larutan garam fisiologis.
- Pada sinus frontal, etmoid dan sphenoid: Pencucian sinus dilakukan dengan
pencucian Proetz

2. Pembedahan
Pembedahan, dilakukan :
a. bila setelah dilakukan pencucian sinus 6 kali ingus masih tetap kental.
b. bila foto rontgen sudah tampak penebalan dinding sinus paranasal.
Persiapan sebelum pembedahan perlu dibuat foto ( pemeriksaan) dengan CT scan.

Macam-macam pembedahan sinus:


a. Sinus maksila:
- antrostomi yaitu membuat saluran antara rongga hidung dengan sinus maksila di
bagian lateral konka inferior. Gunanya ialah untuk mengalirkan nanah dan ingus
yang terkumpul di sinus maksila.
- Operasi Caldwell-Luc yaitu membuka sinus maksila, dengan menembus tulang
pipi
b. Sinus etmoid: Etmoidektomi intranasal dan Etmoidektomi ekstranasal
c. Sinus frontal: Pembedahan untuk membuka sinus frontal disebut operasi Killian
d. Sinus sphenoid: Pembedahan untuk sinus sfenoid yang aman sekarang ini ialah
dengan memakai endoskop.
BAB II

KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
- Biodata : didalamnya ada Nama, Umur, Jenis Kelamin, Alamat, dan Pekerjaan
- Riwayat Penyakit Sekarang : penderita mengeluah hidung tersumbat,kepala pusing, badan
terasa panas, bicara bendeng.
- Keluhan Utama : biasanya penderita mengeluh nyeri kepala sinus, tenggorokan.
- Riwayat Denyakit dahulu :
a. Pasien pernah menderita penyakit akut dan perdarahan hidung atau trauma
b. Pernah mempunyai riwayat penyakit THT
c. Pernah menedrita sakit gigi geraham
- Riwayat Keluarga : Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang lalu yang
mungkin ada hubungannya dengan penyakit klien sekarang.
- Riwayat psikososial
a. Intrapersonal : perasaan yang dirasakan klien (cemas/sedih)
b. Interpersonal : hubungan dengan orang lain.
- Pola Fungsi Kesehatan
a. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Untuk mengurangi flu biasanya klien menkonsumsi obat tanpa memperhatikan efek
samping.
b. Pola nutrisi dan metabolism
Biasanya nafsumakan klien berkurang karena terjadi gangguan pada hidung
c. Pola istirahat dan tidur
Selama inditasi klien merasa tidak dapat istirahat karena klien sering pilek
d. Pola Persepsi dan konsep diri
Klien sering pilek terus menerus dan berbau menyebabkan konsepdiri menurun
e. Pola sensorik
Daya penciuman klien terganggu karena hidung buntu akibat pilek terus menerus (baik
purulen , serous, mukopurulen).
- Pemeriksaan Fisik
a. status kesehatan umum : keadaan umum , tanda viotal, kesadaran.
b. Pemeriksaan fisik data focus hidung : nyeri tekan pada sinus, rinuskopi (mukosa merah
dan bengka.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut
2. Ketidakefektifan jalan nafas
3. Gangguan persepsi sensori
4. Gangguan citra tubuh
5. Cemas

Вам также может понравиться