Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
semester 2 kelas XI
Traktat (treaty) : yaitu persetujuan yang dilakukan oleh dua Negara atau lebih
yang mengadakan hubungan antar mereka. Kekuatan traktat sangat ketat
karena mengatur masalah-masalah yang bersifat fundamental.
Konvensi (convention) : yaitu persetujuan resmi yang bersifat multilateral atau
persetujuan yang diterima oleh organ suatu organisasi internasional. Konvensi
tidak berkaitan dengan kebijakan tingkat tinggi.
Deklarasi (declaration) : yaitu pernyataan bersama mengenai suatu masalah
dalam bidang politik, ekonomi, atau hokum. Deklarasi dapat berbentuk traktat,
perjanjian bilateral, dokumen tidak resmi, dan perjanjian tidak resmi.
Piagam (statue) : yaitu himpunan peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh
persetujuan internasional, baik tentang pekerjaan kesatuan-kesatuan tertentu
maupun ruang lingkup hak, kewajiban, tugas, wewenang, dan tanggung jawab
lembaga-lembaga internasional.
Pakta (pact) yaitu traktat dalam pengertian sempit yang pada umumnya berisi
materi politis.
Persetujuan (agreement) : yaitu suatu perjanjian internasional yang lebih bersifat
teknis administratif. Agreement ini biasanya merupakan persetujuan antar
pemerintah dan dilegalisir oleh wakil-wakil departemen tetapi tidak perlu
diratifikasi oleh DPR Negara yang bersangkutan. Sifat persetujuan tidak seformal
traktat dan konvensi.
Protokol (protocol) : yaitu persetujuan yang isinya melengkapi (suplemen) suatu
konvensi dan pada umumnya dibuat oleh kepala Negara. Protokol hanya
mengatur masalah-masalah tambahan seperti penafsiran klausal-klausal
tertentu dari suatu konvensi.
Perikatan (arrangement) : yaitu suatu perjanjian yang biasanya digunakan untuk
transaksi-transaksi yang bersifat sementara dan tidak seformal traktat dan
konvensi.
Modus vivendi : yaitu dokumen untuk mencatat suatu persetujuan yang bersifat
sementara.
Charter : yaitu istilah yang digunakan dalam perjanjian internasional untuk
pendirian badan yang melakukan fungsi administratif.
Pertukaran nota (exchange of notes) : yaitu metode tidak resmi yang sering
digunakan dalam praktik perjanjian internasional. Metode ini menimbulkan
kewajiban-kewajiban yang mengikat mereka. Biasanya metode ini dilakukan oleh
wakil-wakil militer dan Negara serta dapat bersifat nonagresi.
Proses verbal : yaitu catatan-catatan atau ringkasan-ringkasan atau kesimpulan-
kesimpulan konferensi diplomatik atau catatan-catatan suatu pemufakatan.
Proses verbal ini tidak perlu diratifikasi.
Convenant : merupakan anggaran dasar dari PBB.
Ketentuan umum (general act) : yaitu traktat yang bersifat resmi dan tidak
resmi.
Kompromis : yaitu tambahan atas persetujuan yang telah ada.
Ketentuan penutup (final act) : yaitu ringkasan-ringkasan hasil konferensi yang
menyebutkan Negara-negara peserta, utusan-utusan dari Negara yang turut
berunding, serta masalah-masalah yang disetujui dalam konferensi dan tidak
memerlukan ratifikasi.
Pengertian
Diplomatik (diplomacy) berarti sarana yang sah atau legal, terbuka dan terang-
terangan yang digunakan oleh suatu negara dalam melaksanakan politik luar
negerinya.
Menurut Kepres Nomor 108 Tahun 2003 Tentang Organisasi Perwakilan Republik
Indonesia di Luar Negeri, perwakilan diplomatik adalah kedutaan besar Republik
Indonesia dan perutusan tetap Republik Indonesia yang melakukan kegiatan
diplomatik di seluruh wilayah negara penerima dan/atau pada organisasi
internasional untuk mewakili dan memperjuangkan kepentingan bangsa, negara
dan pemerintah Republik Indonesia.
Pasal 12
Formasi kepegawaian pada Perwakilan ditetapkan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 13
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh dan Wakil Tetap Republik Indonesia
pada Perwakilan Diplomatik dan Konsul Jenderal dan Konsul pada Perwakilan
Konsuler diangkat dan diberhentikan oleh Presiden sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 14
Wakil Kepala Perwakilan Diplomatik dan Kuasa Usaha Tetap pada Perwakilan
Diplomatik diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Luar Negeri.
Pasal 15
(1) Pejabat Diplomatik dan Staf Non Diplomatik diangkat dan diberhentikan oleh
Menteri Luar Negeri.
(2) Atase Pertahanan, Atase Teknis, dan Staf Teknis diangkat dan diberhentikan
oleh Menteri Luar Negeri atas usul Pimpinan Departemen atau Pimpinan
Lembaga Pemerintah Non Departemen.
(3) Ketentuan mengenai tata cara pengangkatan dan pemberhentian dalam
masa tugas bagi Pejabat Diplomatik, Atase Pertahanan, Atase Teknis, Staf Non
Diplomatik, dan Staf Teknis diatur lebih lanjut oleh Menteri Luar Negeri.
Pasal 16
Tata cara penerimaan, pendidikan dan pelatihan khusus diplomatik dan konsuler
serta pengaturan penugasan, pengembangan, dan pemberhentian Pejabat Dinas
Luar Negeri diatur lebih lanjut oleh Menteri Luar Negeri dengan memperhatikan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 17
(1) Pembinaan karir dan jenjang kepangkatan pejabat Diplomatik dilakukan
melalui jabatan fungsional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(2) Pembinaan karir dan jenjang kepangkatan Atase Pertahanan, Atase Teknis,
dan Staf Teknis ditetapkan oleh masing-masing Departemen atau Lembaga
Pemerintah Non Departemen sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
b. Fungsi Perwakilan diplomatik menurut Kepres Nomor 108 Tahun 2003 Tentang
Organisasi Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri :
1. Peningkatan dan pengembangan kerja sama politik dan keamanan, ekonomi,
sosial dan budaya dengan Negara Penerima dan/atau Organisasi Internasional;
2. Peningkatan persatuan dan kesatuan, serta kerukunan antara sesama Warga
Negara Indonesia di luar negeri;
3. Pengayoman, pelayanan, perlindungan dan pemberian bantuan hukum dan
fisik kepada Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia, dalam hal
terjadi ancaman dan/atau masalah hukum di Negara Penerima, sesuai dengan
peraturan perundang-undangan nasional, hukum internasional, dan kebiasaan
internasional;
4. Pengamatan, penilaian, dan pelaporan mengenai situasi dan kondisi Negara
Penerima;
5. Konsuler dan protokol;
6. Perbuatan hukum untuk dan atas nama Negara dan Pemerintah Republik
Indonesia dengan Negara Penerima;
7. Kegiatan manajemen kepegawaian, keuangan, perlengkapan, pengamanan
internal Perwakilan, komunikasi dan persandian;
8. Fungsi-fungsi lain sesuai dengan hukum dan praktek internasional.
5. Atase.
Atase adalah pejabat pembantu dari duta besar berkuasa penuh. Atase ini
terbagi menjadi dua yaitu :
a. Atase pertahanan.
Atase ini dijabat oleh seorang perwira militer yang diperbantukan depertemen
luar negeri dan diperbantukan di kedutaan besar serta diberikan kedudukan
sebagai seorang diplomat yang bertugas memberikan nasihat di bidang militer
dan pertahanan keamanan kepada duta besar berkuasa penuh.
b. Atase teknis.
Atase ini dijabat oleh seorang pegawai negeri yang tidak berasal dari
depertemen luar negeri dan ditempatkan di salah satu kedutaan besar, atase ini
berkuasa penuh dalam menjalankan tugas tugas teknis sesuai dengan tugas
pokok dari departemennya sendiri.
Hak Immunitas.
Hak immunitas adalah hak yang menyangkut diri pribadi seorang diplomat serta
gedung perwakilannya.dengan hak ini para diplomat mendapat hak istimewa
atas keselamatan pribadi serta harta bendanya, mereka juga tidak tunduk
kepada yuridiksi di dalam negara tempat mereka bertugas baik dalam perkara
perdata maupun pidana.
Hak Ekstrateritorial.
Hak ekstrateritorial adalah hak kebebasan diplomat terhdap daerah
perwakilannya termasuk halaman bangunan serta perlengkapannya seperti
bendera,lambang negara,surat surat dan dokumen bebas sensor,dalam hal ini
polisi dan aparat keamanan tidak boleh masuk tanpa ada ijin pihak perwakilan
yang bersangkutan
www.rendyyonanda.wordpress.com
F. Perwakilan Nonpolitis (Konsuler)
Dalam arti nonpolitis hubungan diplomatik suatu negara diwakili oleh korps
konsuler yang terbagi dalam kepangkatan sebagai berikut :
1. Konsul jenderal.
Konsul jenderal adalah wakil resmi sebuah negara yang ditugaskan di luar
wilayah metropolitan atau ibu kota sebuah negara di luar negeri. Kantor tempat
konsul bertugas disebut konsulat atau konsulat jenderal.
2. Konsul dan Wakil konsul.
Konsul mengepalai satu kekonsulan yang kadang-kadang diperbantukan kepada
konsul jenderal. Wakil konsul diperbantukan kepada konsul atau konsul jenderal
yang kadang diserahi pimpinan kantor konsuler.
3. Agen konsul.
Agen konsul diangkat oleh konsul jenderal dengan tugas untuk mengurus hal hal
yang bersifat terbatas dan berhubungan dengan kekonsulan. Agen konsul ini
ditugaskan di kota kota yang termasuk kekonsulan.
a. Tugas-tugas Konsul
Tugas-tugas yang berhubungan dengan kekonsulan antara lain mencakup bidang
bidang sebagai berikut :
ekonomi.Bidang
Menciptakan tata ekonomi dunia baru dengan menggalakkan ekspor komoditas
nonmigas, promosi perdagangan, mengawasi pelayanan, pelaksanaan perjanjian
perdagangan, dll.
pengetahuan.Bidang kebudayaan dan ilmu
Melakukan pertukaran kebudyaan dan pelajar.
Bidang-bidang lain seperti :
a. Memberikan paspor dan dokumen perjalanan kepada warga pengirim dan visa
atau dokumen kepada orang yang ingin mengunjungi negara pengirim.
b. Bertindak sebagai notaris dan pencatat sipil serta menyelenggarakan fungsi
adiministratifnya.
c. Bertindak sebagai subjek hukum dalam praktek dan prosedur pengadilan atau
badan lain di negara penerima.
UNHCR = Uited Nations High Commissioner for Refugees (14 Desember 1950)
UNDPR = The United Nations Division for Palestinian Rights (2 Desember 1977)
UNSCOP = The United Nations Special Committee on Palestine (May 1947, oleh
11 negara)
WWF = the World Wildlife Fund (1985, Memiliki hampir 5 juta pendukung,
distribusi dari lima benua, memiliki perkantoran/perwakilan di 90 negara).