Вы находитесь на странице: 1из 8

BAB I

PERSYARATAN TEKNIS UMUM


1.1. DASAR HUKUM

1.1.1. Jasa Konstruksi


Dalam pelaksanaan kegiatan ini diberlakukan :
a. Semua peraturan pemerintah yang berlaku.
b. Petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh pemberi pekerjaan.

1.1.2. Standar Rujukan


a. Bila bahan-bahan atau mutu pengerjaan disyaratkan oleh spesifikasi ini harus
memenuhi atau melampaui peraturan atau standar yang disebutkan secara
khusus, maka adalah tanggungjawab Penyedia Jasa (Kontraktor) untuk
menyediakan bahan-bahan dan mutu pengerjaan seperti itu.
b. Dalam pengadaan semua jenis barang/bahan yang digunakan dalam
pekerjaan adalah merupakan tanggungjawab Penyedia Jasa untuk
membuktikan bahwa telah dipenuhi persyaratan rinci dari peraturan dan
standar yang disebutkan secara khusus serta untuk membuktikan bahwa jenis
barang yang diadakan untuk digunakan dalam pekerjaan memenuhi atau
melampaui persyaratan yang ditetapkan.
c. Pimpro berhak untuk menolak jenis bahan/barang yang digunakan dalam
pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan minimum yang ditetapkan.
Selanjutnya Pimpro berhak dan dengan tanpa mengabaikan cara
penyelesaian lainnya untuk menerima jenis barang yang tidak sesuai dan
diikuti dengan suatu penyesuaian dalam harga satuan atau harga borongan
untuk jenis barang/bahan tersebut.
d. Juga merupakan tanggungjawab Penyedia Jasa, bila disyaratkan demikian
oleh Dokumen Kontrak atau permintaan tertulis dari Pimpro untuk
menyerahkan kepada Pimpro semua bukti yang diminta bahwa bahan-bahan
atau mutu pengerjaan atau kedua-duanya memenuhi atau melampaui
persyaratan peraturan atau standar yang disebutkan secara khusus.

1.2. PEDOMAN PELAKSANAAN

1.2.1. Pedoman dan Peraturan Teknis


Peraturan-peraturan dan Ketentuan-ketentuan yang berlaku dan mengikat dalam
syarat-syarat kerja ini apabila tidak ditentukan lain adalah :
a. Semua undang-undang dan peraturan-peraturan Pemerintah yang berlaku
mengenai pekerjaan pelaksanaan pembangunan.
b. Algemene voorwaarden voor de uitvoering bij aanneming van open bare
werken in Ned. Indie goedgekeurd bij Gouvernements besluit van 26 Mei 1941,
dengan perubahan dan tambahan seperti tertera dalam buku RKS ini, atau
karena peraturan bangunan yang berlaku setempat.
c. Peraturan umum untuk pemeriksaan bahan-bahan bangunan pada
penyelenggaraan bangunan-bangunan di Indonesia (PUBB 1983 diperbaiki
cetakan terakhir).
d. Petunjuk-petunjuk yang diberikan secara tertulis oleh Pemberi Tugas dan
Direksi/Konsultan Pengawas.

1.2.2. Dokumen Pelaksanan

Syarat Teknis dan Syarat khusus Bab 1 - 1


a. Yang termasuk dalam Dokumen Pelaksanaan ialah :
1. Kontrak Pelaksanaan Pekerjaan antara Pemimpin Pelaksana Kegiatan
dengan Kontraktor yang disebut dengan "Surat Perjanjian Pemborongan".
2. Buku Pedoman Pelaksanaan dan Persyaratan Pekerjaan ini beserta
penjelasan atau kelengkapan hasil rapat penjelasan/aanwijzing.
3. Gambar-gambar Rencana beserta penjelasan atau kelengkapan hasil rapat
penjelasan/aanwijzing.
4. Addendum yang secara sah dalam rangka melengkapi butiran-butiran diatas.
5. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.
b. Dokumen Pelaksanaan merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi,
kekurangan suatu hal di dalam salah satu unsurnya tidak menyebabkan hal
tersebut menjadi batal.
c. Yang termasuk dalam surat-menyurat ialah :
1. Risalah-risalah rapat yang diadakan sehubungan dengan proses
pelaksanaan pembangunan.
2. Surat-surat teguran / nota-nota / surat-surat pernyataan / surat-surat jawaban
dan sebagainya yang secara resmi dan sah dikeluarkan dan disampaikan
oleh dan kepada pihak-pihak yang bersangkutan di dalam proses
pelaksanaan pembangunan ini.
d. Semua surat-menyurat tersebut merupakan langkah-langkah pelaksanaan dari
Dokumen Pelaksanaan, dengan demikian memiliki keabsahan yang sama.
e. Dokumen Pelaksanaan merupakan dasar hukum yang utuh untuk pelaksanaan
pembangunan ini.
f. Segera setelah dikeluarkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) Kontraktor harus
sudah memiliki 3 (tiga) set "Dokumen Pelaksanaan".
g. Selama pelaksanaan berlangsung, satu set lengkap Dokumen Pelaksanaan
harus selalu berada di kantor Kontraktor di lapangan dalam keadaan terawat baik
dan dapat ditunjukkan setiap saat kepada yang berwenang.
h. Apabila terdapat perbedaan, kekurang-lengkapan dan sebagainya pada
Dokumen Pelaksanaan, Kontraktor harus segera melaporkan kepada
Direksi/Konsultan Pengawas.

1.2.3. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan


a. Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya SPMK.
1. Kontraktor sudah siap dengan "Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan" yang telah
disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
2. Di lapangan Kontraktor sudah memulai dengan pekerjaan fisik yang telah
dijadwalkan tersebut.
b. Jadwal Pelaksanaan pekerjaan harus memuat secara lengkap dan terperinci
mengenai :
1. Jumlah dan jenis pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai Dokumen
Pelaksanaan.
2. Jumlah hari kerja dan pemeliharaan yang sudah ditetapkan dalam Surat
Perjanjian Pemborongan (SPP).
3. Bobot masing-masing jenis pekerjaan dan prosentase kemajuan pekerjaan
pada setiap minggunya.
4. Penentuan hari-hari pengadaan bahan bangunan, peralatan dan
perlengkapan lainnya.
5. Keterangan lengkap mengenai organisasi dan personalia yang akan
melaksanakan di lapangan (jabatan, keahlian, status dan jumlah).
6. Keterangan mengenai jam kerja setiap harinya.
c. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan ini setiap harinya terpasang dengan baik
dikantor Kontraktor (lapangan).
d. Tidak dipenuhinya pengadaan jadwal tersebut atau tidak di patuhinya

Syarat Teknis dan Syarat khusus Bab 1 - 2


ketentuan-ketentuan tersebut di atas akan mengakibatkan dihentikannya proses
pelaksanaan pekerjaan yang sedang berlangsung. Akibat dari penghentian ini
merupakan tanggung jawab dari Kontraktor.

1.2.4. Tanggung Jawab Kontraktor


a. Persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas yang diberikan kepada Kontraktor
untuk melaksanakan pekerjaan tidak berarti meniadakan atau mengurangi
tanggung jawab Kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaannya.
b. Tanah/lapangan tempat pekerjaan sesuai dengan batas-batas yang telah
ditentukan merupakan tanggung jawab Kontraktor, namun dengan demikian
semua benda yang ditemukan kemudian dalam pelaksanaan pekerjaan tanah
merupakan milik Pemberi Tugas.
c. Kontraktor wajib memberikan keterangan yang jelas dan juga mengenai
pelaksanaan pekerjaan kepada Pemberi Tugas, Pengawas, serta
instansi-instansi yang bersangkutan (tercantum dalam daftar instansi-instansi
yang menerima tembusan SPMK).
e. Kontraktor wajib melaporkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas bilamana
dalam pelaksanaan ditemui hal-hal yang menyimpang dari perencanaan.
f. Kontraktor bertanggung jawab atas keterlibatan pegawai serta kendaraan-
kendaraannya dan wajib memperbaiki kembali segala kerusakan-kerusakan
yang diakibatkan oleh pelaksanaan pekerjaan baik di dalam batas lapangan pe-
kerjaan maupun di dalam kompleks dimana lapangan pekerjaan merupakan
bagian dari padanya.

1.2.5. Kepala Proyek


a. Selama pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menempatkan seorang Kepala
Proyek (Site Manager) dengan beberapa wakilnya sebagai Pemimpin
Pelaksanaan Pekerjaan di lapangan; Kepala Proyek ini memiliki otoritas penuh
dalam mengendalikan pekerjaan di lapangan.
b. Kontraktor harus melaporkan secara tertulis Curriculum Vitae dari Kepala Proyek
beserta wakilnya kepada Pemberi Tugas. Dalam hal ini Pemberi Tugas berhak
untuk menolak dan menunjuk pengganti Calon Kepala Proyek yang diajukan
oleh Kontraktor.
c. Kepala Proyek dan Wakilnya tersebut harus berpengalaman, bertanggung jawab
dalam bidang organisasi, administrasi dan teknik.
d. Kepala Proyek kecuali karena sesuatu hal yang sangat penting/mendesak harus
selalu berada di lapangan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung. Dalam
hal tidak hadirnya Kepala Proyek, Pemberi Tugas berhak melakukan tindakan
yang dianggap perlu demi keamanan dan perlindungan terhadap pekerjaan,
untuk ini segala pembiayaan tetap merupakan tanggung jawab Kontraktor.
1.2.6. Penunjukan Sub-Kontraktor
a. Penunjukkan Sub-Kontraktor oleh Kontraktor hanya dapat dibenarkan apabila
telah diberikan persetujuan secara tertulis oleh Pemberi Tugas.
b. Jenis pekerjaan yang dapat diberikan kepada Sub-Kontraktor oleh Kontraktor
hanya dapat dibenarkan apabila Sub-Kontraktor tersebut telah memenuhi
ketentuan yang berlaku dan telah diberikan persetujuan secara tertulis oleh
Pemberi Tugas.
c. Kontraktor secara penuh tetap bertanggung jawab atas pengaturan pekerjaan
dan waktu pelaksanaan yang dilakukan oleh Sub-Kontraktor.

1.2.7. Pengendalian Karyawan


Kontraktor dan Sub-Kontraktor harus memperkerjakan orang-orang yang teliti, ahli
dan berpengalaman.
a. Kelalaian dari pengawas-pengawas tersebut merupakan tanggung jawab

Syarat Teknis dan Syarat khusus Bab 1 - 3


Kontraktor.
b. Karyawan dari Kontraktor yang tidak memiliki kemampuan/tanggung jawab harus
diganti, baik atas inisiatif Kontraktor sendiri, maupun atas permintaan secara
tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas atau Pemberi Tugas kepada Kontraktor.

1.2.8. Kesejahteraan Karyawan


a. Kontraktor harus memperhatikan kesejahteraan pegawai sesuai dengan
Peraturan Perburuhan yang berlaku.
b. Kontraktor turut mengawasi pengadaan makanan dan minuman yang sehat
untuk para karyawan di lapangan.

1.2.9. Keselamatan Karyawan


a. Kontraktor harus menyediakan peralatan keselamatan bagi para karyawan dan
pejabat - pejabat yang berkaitan dengan pemeriksaan/pengawasan pekerjaan di
lapangan terhadap kemungkinan-kemungkinan bahaya yang ditimbulkan oleh
jenis-jenis pekerjaan yang sedang dikerjakannya.
b. Jika terjadi kecelakaan dalam pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib
mengambil tindakan-tindakan yang terbaik guna keselamatan si korban.
c. Sejumlah obat-obatan untuk pertolongan pertama harus selalu tersedia di
lapangan dalam satu peti PPPK dan selalu dalam keadaan siap untuk
dipergunakan.
d. Kontraktor wajib melindungi para karyawannya dengan jaminan asuransi
ketenagakerjaan.

1.2.10.Pemakaian Bahan Bangunan


a. Kontraktor harus menyediakan semua peralatan, bahan dan tenaga
pembangunan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.
b. Perubahan merek bahan/alat oleh Kontraktor dari yang telah ditentukan, harus
atas persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas, setelah Kontraktor
membuktikan dengan data resmi/sah bahwa bahan pengganti tersebut be-
nar-benar sekualitas dengan ketentuan semula.
c. Pemberi Tugas berhak untuk menolak setiap peralatan, bahan-bahan dan
tenaga pembangunan yang tidak cocok untuk pelaksanaan pekerjaan ini
sebagaimana tercantum dalam Dokumen Pelaksanaan. Tidak/belum tersedianya
peralatan/bahan/ tenaga yang memenuhi persyaratan, tidak dapat dijadikan
alasan keterlambatan pekerjaan.
d. Direksi/Konsultan Pengawas berhak untuk menolak setiap hasil pekerjaan yang
tidak sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan dan berhak menuntut penggantian
atau perbaikan yang harus sudah dilaksanakan selambat-lambatnya 7 (tujuh)
hari sejak tanggal Nota Direksi/Konsultan Pengawas (Surat Teguran) atas hal
yang dimaksudkan dikeluarkan.
Untuk bahan/peralatan yang ditolak selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh)
hari telah dikeluarkan dari tempat pekerjaan atas biaya Kontraktor.
e. Jika ternyata Kontraktor mengabaikan atau melalaikan batas waktu yang telah
ditentukan diatas, maka Pemberi Tugas berhak untuk menunjuk pihak lain
melakukan pekerjaan pengganti, perbaikan atau pengeluaran bahan, dimana
biaya atas kerusakan/kehilangan bahan-bahan sepenuhnya ditanggung oleh
Kontraktor.

1.2.11. Pengujian Bahan dan Peralatan


a. Atas biaya Kontraktor, jika perlu Direksi/Konsultan Pengawas berhak meminta
hasil test pengujian bahan dan peralatan yang akan dibeli/didatangkan dari
lembaga/ laboratorium yang resmi.
b. Bila dari hasil test pengujian ternyata bahan dan peralatan tersebut tidak

Syarat Teknis dan Syarat khusus Bab 1 - 4


memenuhi syarat, maka Kontraktor harus membatalkan pesanan atas
bahan/peralatan tersebut dan segera menggantinya dengan merek/jenis yang
lain.

1.2.12. Laporan Harian


a. Kontraktor wajib membuat Laporan Harian dalam rangkap 4 (empat) yang
berisikan keterangan tentang :
- Jumlah tenaga kerja
- Jumlah bahan yang didatangkan, digunakan, ditolak.
- Jenis dan jumlah pekerjaan yang dilaksanakan
- Nota/catatan/penugasan dari Pengawas.
- Pekerjaan tambah/kurang
- Kegiatan administrasi (surat menyurat)
Laporan Harian harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi / Konsultan Pengawas
sebelum diedarkan lebih lanjut kepada pihak-pihak yang bersangkutan.
b. Berdasarkan pada Laporan-laporan Harian tersebut, Direksi/Konsultan
Pengawas akan memuat Laporan Mingguan dilengkapi dengan penilaian
Pengawas Lapangan atas kegiatan teknis dan non teknis Kontraktor.
Laporan Mingguan ini kemudian akan diedarkan kepada Pemberi Tugas,
Pimpinan Proyek dan Instansi-instansi yang berkaitan.
c. Bentuk Laporan Harian akan diberikan oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
Kelalaian Kontraktor untuk membuat Laporan Harian dianggap sebagai
ketidakseriusan Kontraktor yang akan mengakibatkan dihentikannya pekerjaan
dengan akibat sepenuhnya merupakan tanggung jawab Kontraktor.

1.2.13. Rapat Berkala


a. Rapat berkala untuk membahas masalah pelaksanaan pembangunan akan
diadakan secara rutin (mingguan) dengan dikoordinir dan dipimpin oleh
Direksi/Konsultan Pengawas dan dihadiri oleh instansi-instansi yang langsung
berkaitan.
b. Hasil rapat dituangkan dalam risalah rapat yang disahkan oleh semua pihak yang
hadir. Hasilnya akan menjadi bagian dari Dokumen Pelaksanaan.
c. Kontraktor wajib menyiapkan semua perlengkapan untuk pengadaan rapat
berkala yang akan diadakan oleh Direksi/Konsultan Pengawas.

1.2.14. Photo Dokumentasi


a. Penyedia Jasa diharuskan membuat foto proyek sesuai dengan kemajuan
pekerjaan (4 phase, pada saat 0 %, 25 %, 75 % dan 100 %), dipotret pada
tempat-tempat yang informatif.
b. Pemotretan setiap phasenya harus pada titik yang sama dan arah yang sama,
disusun dalam album dibuat 3 (tiga) rangkap, dilengkapi dengan keterangan
gambar foto dan gambar titik pengambilan/pemotretan pada sket/gambar
situasi lapangan atau denah bangunan.
c. Jenis dan mutu bahan yang dipakai : foto berwarna, ukuran poscard dan
dicetak jelas.
d. Foto-foto tersebut dilampirkan pada waktu mengajukan tagihan pembayaran/
termin sesuai dengan tahapannya.

1.3. PERSIAPAN PELAKSANAN

1.3.1. Pengadaan Peralatan Kerja


a. Pemborong harus menyediakan alat-alat umum untuk melaksanakan
pekerjaan, agar Pembangunan dapat dilaksanakan dengan baik, dan

Syarat Teknis dan Syarat khusus Bab 1 - 5


memenuhi RKS.
b. Alat-alat umum yang harus disediakan antara lain:
Pekerjaan Persiapan dan Bangunan Darat meliputi
Mesin Pembangkit Tenaga Listrik,
Pompa Air,
Alat Ukur meliputi Theodolite
Dump Truck
Alat Bantu Lainnya
c. Disamping harus menyediakan alat-alat yang diperlukan secara langsung
untuk mengerjakan pekerjaan, Pemborong juga harus menyediakan alat-alat
kelengkapan kerja, sehingga para pekerja dapat mengerjakan dengan baik
dan aman.

1.3.2. Pengadaan Tenaga Listrik dan Air


a. Untuk memenuhi kebutuhan listrik selama proyek berjalan, Pemborong harus
menyediakan pembangkit tenaga listrik sementara termasuk keperluan
instalasinya.
b. Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan oleh Pemborong. Bila
memungkinkan air didapatkan dari sumber air yang ada dilokasi. Termasuk
didalam tanggung jawabnya Pemborong harus membuat instalasi sederhana
untuk memenuhi distribusi air didalam lokasi atau bangunan diatas. Segala
biaya yang timbul untuk menyediakan keperluan air menjadi tanggungan
Pemborong.
c. Pemborong tidak boleh menyambung dan mengisap air dari saluran induk,
lobang penyedot (tap point), reservoir dan sebagainya tanpa terlebih dahulu
mendapatkan ijin tertulis dari Pemberi Tugas.
d. Untuk kepentingan pelaksanaan proyek ini, pada dasarnya Pemberi Tugas
sama sekali tidak menyediakan satu tenaga listrik atau air.
1.3.3. Pemasangan iklan
Pemborong tidak diijinkan memasang iklan dalam bentuk apapun dilapangan kerja
atau ditanah berdekatan, kecuali dengan ijin tertulis dari Pengawas atau Pemberi
Tugas.
1.3.4. Jalan Akses Pembangunan
a. Pemakaian jalan masuk ketempat kerja menjadi tanggung jawab pihak
Pemborong. Sirkulasi kegiatannya harus disesuaikan dengan
penyelenggaraan kebutuhan bersama dilingkungan proyek.
b. Menyingkirkan dan membersihkan kembali pada waktu penyelesaian proyek
(serah terima I) dan juga memperbaiki segala kerusakan yang diakibatkan
adalah menjadi tanggung jawab pemborong.

1.3.5. Perlindungan Lingkungan


a. Selama masa pelaksanaan pekerjaan Pemborong bertanggung jawab penuh
atas segala kerusakan akibat operasi atau pelaksanaan pekerjaan terhadap
bangunan yang ada. Utilitas, jalan, saluran dan lain-lain yang ada dilokasi dan
lingkungannya, dimana hal tersebut diatas tidak termasuk dalam lingkup
pekerjaan utama.
b. Pemborong juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang
terjadi atas perlengkapan umum seperti saluran air, telepon, listrik dan
sebagainnya yang disebabkan oleh pemborong. Segala biaya untuk
pemasangan kembali beserta perbaikan-perbaikannya adalah menjadi
tanggung jawab Pemborong.

Syarat Teknis dan Syarat khusus Bab 1 - 6


1.3.6. Pengamanan Area Kerja
a. Kecelakan-kecelakan yang timbul selama pelaksanaan proyek menjadi beban
tanggung jawab Pemborong.
b. Sehubungan butir A diatas, Pemborong diwajibkan menyediakan kotak PPPK
yang terisi menurut kebutuhan, lengkap dengan seorang petugas yang
mengetahui (terlatih) dalam soal menangani pertolongan darurat pertama.
c. Kebakaran yang terjadi karena kelalaian petugas Pemborong, pada dasarnya
menjadi tanggung jawab Pemborong untuk menanggung ruginya dan
resikonya. Oleh karenanya untuk mengurangi resiko ini Pemborong wajib
menjaga ketertiban lingkungan dalam menggunakan bahan bakar dan api.
Lebih jauh untuk mengurangi resiko ini perlu diadakan Asuransi Terhadap
segala kemungkinan yang dapat merugikannya.
d. Sehubungan dengan butir C diatas, Pemborong diwajibkan untuk
menyediakan alat Pemadam Kebakaran jenis ABC (segala jenis api), pasir
dalam drum, galah-galah dan alat pemadam kebakaran yang lain, sehingga
dapat digunakan sebagai pemadam kebakaran tingkat pertama. Demikian juga
menunjuk petugas-petugas yang dapat bertanggung jawab mengatasinya.
e. Sejauh tidak disebutkan dalam RKS ini, maka semua ketentuan umum lainnya
yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi Pemerintah c.q Undang-
undang Kesehatan Kerja dan lain sebagainya termasuk semua perubahan
yang kini berlaku.

1.3.7. Pengukuran dan Pematokan


a. Kontraktor harus mengadakan pengukuran kembali terhadap tapak proyek
dengan teliti, disaksikan oleh Konsultan Pengawas, untuk mengetahui
batas-batas tapak, peil ketinggian tanah, letak pohon-pohon dan bagian
bangunan yang tidak akan dibongkar (jika ada) dengan menggunakan alat-alat
waterpass dan theodolith. Peralatan seperti : waterpass, theodolith,
echosounder, perahu (boat) dan lainnya harus disediakan oleh Kontraktor.
b. Semua ukuran ketinggian yang dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan Untuk
bangunan laut dinyatakan terhadap datum 0.00 LWS (Low Water Spring),
Kontraktor harus membuat patok referensi, menara ketinggiannya terhadap
datum untuk titik-titik tertentu, kontraktor harus mengikuti petunjuk dari peta kunci
koordinat yang terdapat dalam gambar kerja.
Penentuan patok-patok, harus dilakukan dengan peralatan Theodolith/ Water
pas yang sebelumnya harus diperiksa dan disetujui.
c. Jika terdapat perbedaan antara gambar dengan keadaan lapangan yang
sebenarnya, maka Konsultan Pengawas akan mengeluarkan keputusannya
tentang hal tersebut. dan Kontraktor wajib melakukan penggambaran kembali
tapak proyek, lengkap dengan keterangan mengenai peil/ ketinggian tanah,
batas-batas, dan sebagainya.
d. Ukuran-ukuran pokok dari pekerjaan dapat dilihat dalam gambar. Ukuran-ukuran
yang tidak tercantum, tidak jelas atau saling berbeda, harus segera dilaporkan
kepada Konsultan Pengawas.
Apabila dianggap perlu, Konsultan Pengawas berhak memberitahukan kepada
Kontraktor untuk merubah ketinggian, letak atau ukuran suatu bagian pekerjaan.
e. Semua ketepatan pekerjaan pengukuran dan sudut siku-siku harus terjamin dan
diperhatikan ketelitian yang sebesar-besarnya dengan mempergunakan alat-alat
waterpass dan theodolith. Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau
benang hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas. Pengambilan dan pemakaian ukuran-ukuran Kontraktor
yang keliru adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

1.3.8. Papan Nama dan Kantor Kerja Proyek

Syarat Teknis dan Syarat khusus Bab 1 - 7


a. Papan Nama Proyek
Pembuatan dan pemasangan papan nama proyek sebanyak 2 (dua) buah
dengan bentuk, ukuran, isi tulisan dan warna harus dibuat, sebagai berikut :
Papan nama dibuat dari bahan multiplek tebal 6 mm, panjang 240 cm dan
lebar 175 cm, dengan tiang kaso ukuran 5 x 7 cm.
Jenis tulisan memakai huruf, tulisan dan garis warna hitam.

Papan Nama Proyek ditempatkan di dalam lokasi proyek pada tempat yang
mudah dilihat umum, salah satu diantaranya di depan Bedeng Sementara dan
dipasang saat mulainya pelaksanaan pekerjaan dan harus sudah dicabut
setelah penyerahan kedua.

b. Bedeng Sementara
Setelah lokasi diserahkan, Penyedia Jasa segera membuat Bedeng
Sementara sesuai volume yang tertera dalam kontrak.
Bedeng Sementara dibuat dengan ukuran panjang 6 m dan lebar 4 m,
dengan ketentuan 4 x 3 m untuk Direksi Keet dan sisanya 4 x 3 m untuk
bedeng pekerja/bahan (kecuali bedeng pekerja dialokasikan tersendiri
dalam kontrak).
Jenis dan bahan mutu yang dipakai adalah sebagai berikut :
Atap : asbes gelombang
Dinding : papan/triplek
Rangka : kayu borneo
Lantai : beton dengan tebal 6 cm
Jendela : kaca nako
Peralatan : disesuaikan dengan kebutuhan sebagai kantor proyek
Semua jenis bahan dan peralatan yang dipakai tidak diizinkan
menggunakan bahan/barang bekas dipakai.

1.3.9. Mobilisasi Peralatan


a. Uraian
Yang dimaksud ialah mendatangkan peralatan-peralatan yang sudah disetujui
oleh Konsultan Pengawas untuk dipergunakan pada pekerjaan di lapangan.
b. Pelaksanaan
1. Kontraktor harus mengajukan dan memberitahukan jenis peralatan yang
akan dipergunakan.
2. Kontraktor harus menyerahkan pada Konsultan Pengawas rencana operasi
alat-alat tersebut (equipment schedule).
3. Segala kerusakan atau kehilangan alat atau bagian - bagiannya selama
mendatangkan, mempergunakan atau mengembalikannya adalah tanggung
jawab Kontraktor.
4. Memasukkan dan mengeluarkan alat-alat harus sepengetahuan Konsultan
Pengawas.
5. Kontraktor harus menjaga dan harus bertanggung jawab atas operasi
alat-alat tersebut jangan sampai merusak jalan, saluran dan fasilitas
lingkungan lain yang sudah dinyatakan selesai.

Syarat Teknis dan Syarat khusus Bab 1 - 8

Вам также может понравиться