Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
dengan nidasi atau implantasi. Para kaum perempuan yang sudah menikah pasti ingin
untuk hamil agar ada yang menjadi generasi penerus mereka. Masa kehamilan dimulai
dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil yang normal adalah 280 hari (40
minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari haid pertama haid terakhir. Dalam proses
kehamilan perut seorang ibu akan menjadi besar dikarenakan ada janin yang tumbuh di
dan juga ada kendala dalam karirnya, dikarenakan seorang ibu yang hamil tidak boleh
bekerja terlalu keras karena akan mengakibatkan tenaga dari seorang ibu itu menjadi
berkurang. Dan juga dianjurkan agar seorang ibu yang hamil agar makan dan minum yang
bergizi, bervitamin dan makan yang teratur agar calon bayi yang ada di dalam tubuhnya
tidak mengalami kecacatdan dan kekurangan gizi yang dialami oleh seorang ibu dan calon
bayinya.
1.2 Rumusan masalah
1.2.1 Pengertian ibu hamil dan kehamilan?
1.2.2 Jenis gangguan pada ibu hamil?
1.2.3 Tanda dan gejala kelainan pada kehamilan?
1.2.4 Konsep asuhan keperawatan pada ibu hamil?
makalah ini dan mengerti akan apa yang disampaikan sehingga mampu
mengaplikasikannya di dalam dunia nyata agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam
penelusuran IT. Pada metode penelusuran IT, kami mencari tambahan refrensi pada
BAB II
PEMBAHASAN
(a) Molahidatidosa
(b) Diabetes mellitus
(c) Kehamilan ganda
(d) Hidropfetalis
(e) Obesitas
(f) Umur yang lebih dari 35 tahun
b. Eklampsi
1) Pengertian
Eklampsia berasal dari bahasa Yunani dan berarti halilintar kata
tersebut dipakai karena seolah-olah gejala-gejala eklamsi timbul dengan tiba-
tiba tanpa didahului oleh tanda-tanda lain. (Sarwono, 2005 : 295)
Eklampsia merupakan kelanjutan pre-eklamsi berat dengan tambahan
gejala kejang-kejang dan atau koma. (Manuaba, 1998 : 245)
Eklampsia adalah kelainan akut pada ibu hamil, saat hamil tua, persalinan
atau masa nifas ditandai dengan timbulnya kejang atau koma, dimana
sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala pre eklampsia (hipertensi,
edems, proteinuri). (Wirjoatmodjo, 2000: 49).
Eklampsia adalah suatu keadaan dimana didiagnosis ketika preeklampsia
memburuk menjadi kejang (helen varney;2007)
Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau
masa nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang (bukan timbul akibat
kelainan neurologik) dan/atau koma dimana sebelumnya sudah menunjukkan
gejala-gejala pre eklampsia.
2) Macam macam
Eklamsia di bagi atas 3 macam yaitu:
a) Eklampsia gravidarum (Eklampsia antepartum) adalah tekanan darah
tinggi yang disertai dengan proteinuria (protein dalam air kencing) atau
edema (penimbunan cairan), yang terjadi pada kehamilan 20 minggu
sampai akhir minggu pertama setelah persalinan.
b) Eklampsia parturientum (Eklampsia intrapartum) intrapartum eklampsia
adalah pengembangan kejang atau koma pada wanita hamil menderita
tekanan darah tinggi. Intrapartum berarti bahwa itu terjadi selama
pengiriman bayi. Eklampsia adalah kondisi serius yang memerlukan
pengobatan medis yang mendesak. Eklampsia dapat dikaitkan dengan
peningkatan moderat serta signifikan pada tekanan darah. Tekanan darah
dapat kembali normal setelah melahirkan atau mungkin bertahan untuk
jangka waktu tertentu.
c) Eklampsia puerperale (Eklampsia post partum) pengembangan kejang
atau koma pada wanita hamil menderita tekanan darah tinggi. Postpartum
berarti bahwa segera setelah melahirkan. Eklampsia adalah kondisi serius
yang memerlukan pengobatan medis yang mendesak. Eklampsia dapat
dikaitkan dengan peningkatan moderat serta signifikan pada tekanan
darah.
3) Penyebab
Dengan penyebab kematian ibu adalah perdarahan otak, payah jantung
atau payah ginjal, dan aspirasi cairan lambung atau edema paru paru.
Sedangkan penyebab kematian bayi adalah asfiksia intrauterine dan
persalinan prematuritas.
Mekanisme kematian janin dalam rahim pada penderita eklampsia :
a) Akibat kekurangan O2 menyebabkan perubahan metabolisme ke arah
lemak dan protein dapat menimbulkan badan keton
b) Meransang dan mengubah keseimbangan nervus simfatis dan nervus
vagus yang menyebabkan :
(1) Perubahan denyut jantung janin menjadi takikardi dan
dilanjutkan menjadi bradikardi serta irama yang tidak teratur
(2) Peristaltis usus bertambah dan sfingter ani terbuka sehingga di
keluarkannya mekonium yang akan masuk ke dalam paru paru
pada saat pertama kalinya neonatus aspirasi.
c) Sehingga bila kekurangan O2 dapat terus berlangsung keadaan akan
tingginya angka kematian ibu dan bayi. Maka usaha utama adalah
Gambar 2.1 Implantasi plasenta normal Gambar 2.2 Plasenta previa letak rendah
Gambar 2.3 Plasenta previa parsialis Gambar 2.4 Plasenta previa totalis
c. Penyebab
Penyebab plasenta previa belum diketahui secara pasti, namun ada
beberapa faktor yang meningkatkan kemungkinan terjadinya plasenta previa,
antara lain :
a) Umur
b) Banyaknya jumlah kehamilan dan persalinan (paritas)
c) Hipoplasia endometrium
d) Korpus luteum bereaksi lambat
e) Tumor-tumor, seperti mioma uteri, polip endometrium
f) Endometrium cacat, seksio cesarea, kuretase, dan manual plasenta
g) Kehamilan kembar
h) Riwayat plasenta previa sebelumnya (Mochtar, 2002).
7. Solusio Plasenta
a. Pengertian
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada
fundus uteri/korpus uteri sebelum janin lahir (PB POGI,1991).
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya yang
normal pada uterus sebelum janin dilahirkan. Yang terjadi pada kehamilan 22
minggu atau berat janin di atas 500 gr (Rustam 2002 ).
Solusio plasenta atau abrupsion plasenta adalah pelepasan sebagian atau
keseluruhan plasenta dari uterus selama hamil dan persalinan (Chapman V,2003)
Solusio plasenta adalah suatu keadaan dalam kehamilan viable,dimana
plaesnta yang tempat implantasinya normal (pada fundus atau korfus) terkelupas
atau terlepas sebelum kala III (Achadiat,2004). Sinonim dari solusio plasenta
adalah Abrupsion plasenta.
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya yang
normal dari uterus,sebelum janin dilahirkan.defenisi ini berlaku pada kehamilan
dengan usia kehamilan (masa gestasi ) di atas 22 minggu atau berat janin diatas
500 gr. Proses solusio plasenta dimulai dengan terjadinya perdarahan dalam
desidua basalis yang menyebabkan hematoma retroplasenter (Saefuddin
AB,2006)
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya yang
normal pada uterus,sebelum janin dilahirkan.(Sarwono prawirohardjo 2009).
Jadi, Solusio plasenta (abrubtio plasenta) adalah lepasnya sebagian atau
seluruh plasenta dimana pada keadaan normal implantasinya diatas 22 minggu
dan sebelum lahirnya anak.
b. Klasifikasi
1) Klasifikasi dari solusio plasenta adalah sebagai berikut:
a) Solusio plasenta parsialis : bila hanya sebagian saja plasenta terlepas
dari tempat perlengkatannya.
b) Solusio plasenta totalis ( komplek ) : bila seluruh plasenta sudah
terlepas dari tempat perlengketannya.
c) Prolapsus plasenta : kadang-kadang plasenta ini turun ke bawah dan
dapat teraba pada pemeriksaan dalam.
2) Solusio plasenta di bagi menurut tingkat gejala klinik yaitu :
a) Kelas 0 : asimptomatik
Diagnosis ditegakkan secara retrospektif dengan menemukan hematoma
atau daerah yang mengalami pendesakan pada plasenta. Rupture sinus
marginal juga dimasukkan dalam kategori ini.
b) Kelas 1 : gejala klinis ringan dan terdapat hampir 48 % kasus.
Solusio plasenta ringan yaitu : rupture sinus marginalis atau terlepasnya
sebagian kecil plasenta yang tidak berdarah banyak,sama sekali tidak
mempengaruhi keadaan ibu atau janinnya.
Gejala : perdarahan pervaginam yang berwarna kehitam-hitaman dan
sedikit sekali bahkan tidak ada,perut terasa agak sakit terus-menerus agak
tegang,tekanan darah dan denyut jantung maternal normal,tidak ada
koagulopati,dan tidak ditemukan tanda-tanda fetal distress.
c) Kelas II : gejala klinik sedang dan terdapat hampir 27% kasus.
Solusio plasenta sedang dalam hal ini plasenta telah lebih dari
seperempatnya tetapi belum sampai dua pertiga luas permukaannya.
Gejala : perdarahan pervaginan yang berwarna kehitam-hitaman,perut
mendadak sakit terus-menerus dan tidak lama kemudian disusul dengan
perdarahan pervaginam walaupun tampak sedikit tapi kemungkinan lebih
banyak perdarahan di dalam,didinding uterus teraba terus-menerus dan
nyeri tekan sehingga bagian bagian janin sulit diraba,apabila janin masih
hidup bunyi jantung sukar di dengar dengan stetoskop biasa harus dengan
stetoskop ultrasonic,terdapat fetal distress,dan hipofibrinogenemi (150
250 % mg/dl).
d) Kelas III : gejala berat dan terdapat hampir 24% kasus.
Solusio plasenta berat,plasenta lebih dari dua pertiga
permukaannya,terjadinya sangat tiba-tiba biasanya ibu masuk syok dan
janinnya telah meninggal.
Gejala : ibu telah masuk dalam keadaan syok,dan kemungkinan janin
telah meninggal,uterus sangat tegang seperti papan dan sangat
nyeri,perdarahan pervaginam tampaknya tidak sesuai dengan keadaan
syok ibu,perdarahan pervaginam mungkin belum sempat terjadi besar
kemungkinan telah terjadi kelainan pembekuan darah dan kelainan
ginjal,hipofibrinogenemi (< 150 mg/dl)
3) Berdasarkan ada atau tidaknya perdarahan pervaginam
a) Solusio plasenta ringan
Perdarahan pervaginam <100 -200 cc.
b) Solusio plasenta sedang
Perdarahan pervaginam > 200 cc,hipersensitifitas uterus atau peningkatan
tonus,syok ringan,dapat terjadi fetal distress.
c) Solusio plasenta berat
Perdarahan pervaginam luas > 500 ml,uterus tetanik,syok maternal
sampai kematian janin dan koagulopati.
4) Berdasarkan ada atau tidaknya perdarahan pervaginam
a) Solusio plasenta yang nyata/tampak (revealed)
Terjadi perdarahan pervaginam,gejala klinis sesuai dengan jumlah
kehilangan darah,tidak terdapat ketegangan uterus,atau hanya ringan.
b) Solusio plasenta yang tersembunyi (concealed)
Tidak terdapat perdarahan pervaginam,uterus tegang dan
hipertonus,sering terjadi fetal distress berat. Tipe ini sering di sebut
perdarahan Retroplasental.
c) Solusio plasenta tipe campuran (mixed)
Terjadi perdarahan baik retroplasental atau pervaginam,uterus tetanik.
5) Berdasarkan luasnya bagian plasenta yang terlepas dari uterus
a) Solusio plasenta ringan
Plasenta yang kurang dari bagian plasenta yang terlepas. Perdarahan
kurang dari 250 ml.
b) Solusio plasenta sedang
Plasenta yang terlepas - bagian. Perdarahan <1000 ml,uterus
tegang,terdapat fetal distress akibat insufisiensi uteroplasenta.
c) Solusio plasenta berat
Plasenta yang terlepas > bagian,perdarahan >1000 ml,terdapat fetal
distress sampai dengan kematian janin,syok maternal serta koagulopati.
c. Faktor Penyebab
1) Faktor kardiorenovaskuler Glomerulonefritis kronik, hipertensi essensial,
sindroma preeklamsia dan eklamsia. Pada penelitian di Parkland, ditemukan
bahwa terdapat hipertensi pada separuh kasus solusio plasenta berat, dan separuh
dari wanita yang hipertensi tersebut mempunyai penyakit hipertensi kronik,
sisanya hipertensi yang disebabkan oleh kehamilan. Dapat terlihat solusio
plasenta cenderung berhubungan dengan adanya hipertensi pada ibu.
2) Faktor trauma. Trauma yang dapat terjadi antara lain: Dekompresi uterus pada
hidroamnion dan gemeli. Tarikan pada tali pusat yang pendek akibat pergerakan
janin yang banyak/bebas, versi luar atau tindakan pertolongan persalinan.
Trauma langsung, seperti jatuh, kena tendang, dan lain-lain.
3) Faktor paritas ibu Lebih banyak dijumpai pada multipara dari pada primipara.
Holmer mencatat bahwa dari 83 kasus solusio plasenta yang diteliti dijumpai 45
kasus terjadi pada wanita multipara dan 18 pada primipara. Pengalaman di
RSUPNCM menunjukkan peningkatan kejadian solusio plasenta pada ibu2
dengan paritas tinggi. Hal ini dapat diterangkan karena makin tinggi paritas ibu
makin kurang baik keadaan endometrium.
4) Faktor usia ibu Dalam penelitian Prawirohardjo di RSUPNCM dilaporkan bahwa
terjadinya peningkatan kejadian solusio plasenta sejalan dengan meningkatnya
umur ibu. Hal ini dapat diterangkan karena makin tua umur ibu, makin tinggi
frekuensi hipertensi menahun.
5) Leiomioma uteri (uterine leiomyoma) yang hamil dapat menyebabkan solusio
plasenta apabila plasenta berimplantasi di atas bagian yang mengandung
leiomioma.
6) Faktor pengunaan kokain Penggunaan kokain mengakibatkan peninggian
tekanan darah dan peningkatan pelepasan katekolamin, yang mana bertanggung
jawab atas terjadinya vasospasme pembuluh darah uterus dan dapat berakibat
terlepasnyaplasenta . Namun, hipotesis ini belum terbukti secara definitif. Angka
kejadian solusio plasenta pada ibu-ibu penggunan kokain dilaporkan berkisar
antara 13-35%.
7) Faktor kebiasaan merokok Ibu yang perokok juga merupakan penyebab
peningkatan kasus solusio plasenta sampai dengan 25% pada ibu yang merokok
1 (satu) bungkus per hari. Ini dapat diterangkan pada ibu yang perokok
plasenta menjadi tipis, diameter lebih luas dan beberapa abnormalitas pada
mikrosirkulasinya. Deering dalam penelitiannya melaporkan bahwa resiko
terjadinya solusio plasenta meningkat 40% untuk setiap tahun ibu merokok
sampai terjadinya kehamilan.
8) Riwayat solusio plasenta sebelumnya Hal yang sangat penting dan menentukan
prognosis ibu dengan riwayat solusio plasenta adalah bahwa resiko berulangnya
kejadian ini pada kehamilan berikutnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
ibu hamil lainnya yang tidak memiliki riwayat solusio plasenta sebelumnya.
Pengaruh lain, seperti anemia, malnutrisi/defisiensi gizi, tekanan uterus pada
vena cava inferior dikarenakan pembesaran ukuran uterus oleh adanya
kehamilan, dan lain-lain.
C. Tanda dan gejala
1. Abortus
a. Gejala Dini
Ada beberapa tanda yang bisa dijadikan peringatan dini keguguran, setidaknya
dengan begitu ibu bisa lebih waspada. Gejala-gejala tersebut adalah:
1) Tidak enak badan; merasa lemas atau tidak fit seperti hari-hari sebelumnya
2) Perut tidak nyaman, kepala pusing, atau terasa limbung
3) Mimisan.
b. Gejala Umum
Ada juga gejala umum keguguran yang memerlukan penanganan medis segera,
yaitu:
2) Nyeri di bagian tengah perut yang bertambah parah dan berlanjut lebih dari
sehari.
3) Mengalami kontraksi berlebihan. Cirinya perut mulas dan tegang yang teramat
sangat.
4) Perdarahan yang cukup banyak, seperti saat menstruasi atau dalam satu jam
bisa menghabiskan lebih dari dua pembalut. Namun waspadai juga keluarnya
bercak-bercak darah yang berlanjut terus-menerus (selama lebih dari tiga hari).
Bila ibu hamil merasakan satu atau lebih gejala di atas, segeralah datang ke rumah
sakit untuk memperoleh perawatan yang semestinya.
Kenaikan tekanan darah sistolik 30 mmHg atau > atau mencapai 140
mmHg.
Protein urin positif 1, edema umum, kaki, jari tangan dan muka. Kenaikan
BB > 1Kg/mgg.
3) Sakit kepala.
8) Nyeri perut di bagian atas, biasanya di bawah tulang rusuk sisi kanan.
9) Mengalami pembengkakan. Namun, gejala ini tidak bisa dianggap sebagai
gejala dari penyakit pre-eklampsia karena hal ini kebanyakan dialami pada
masa kehamilan.
b. Eklampsi
Biasanya didahului oleh gejala dan tanda per-ekelamsi berat. serangan eklamsi
dibagi dalam 4 tingkat:
1) Stadium invasi (awal atau aurora)
Mata terpaku dan terbuka tanpa melihat, kelopak mata dan tangan bergetar,
kepala dipalingkan ke kanan atau ke kiri.
Stadium ini berlangsung kira-kira 30 detik.
2) Stadium kejang tonik.
Seluruh otot badan jadi baku, wajah kaku, tangan mengenggam dan kaki
membengkok ke dalam, pernfasan berhenti, muka mulai kelihatan sianosis,
lidah dapat tergigit.
3) Stadium kejang klonik
Semua otot berkontraksi berulang-ulang dalam waktu yang cepat. Mulut
terbuka dan menutup, keluar ludah berbusa dan lidah dapat tergigit. Mata
melotot, muka kelihatan kongesti dan sianosis. Setelah berlangsung selama
1-2 menit kejang klonik berhenti dan penderita tidak sadar, menarik nafas
seperti mendengkur.
4) Stadium Koma
Lamanya ketidaksadaran (koma) ini berlangsung selama beberapa menit
sampai berjam-jam. Kadang-kadang antara kesadaran timbul serangan baru
dan akhirnya ibu tetap dalam keadaan koma.
Selama serangan tekanan darah meninggi, nadi cepat dan suhu naik sampai
40oC.
6. Plasenta Previa
Gambaran klinik plasenta previa adalah sebagai berikut :
a. Perdarahan pervaginam
Darah berwarna merah terang pada umur kehamilan trimester kedua atau awal
trimester ketiga merupakan tanda utama plasenta previa. Perdarahan pertama
biasanya tidak banyak sehingga tidak akan berakibat fatal, tetapi perdarahan
berikutnya hampir selalu lebih banyak dari perdarahan sebelumnya.
b. Tanpa alasan dan tanpa nyeri
Kejadian yang paling khas pada plasenta previa adalah perdarahan tanpa nyeri
yang biasanya baru terlihat setelah kehamilan mendekati akhir trimester kedua
atau sesudahnya.
c. Pada ibu, tergantung keadaan umum dan jumlah darah yang hilang, perdarahan
yang sedikit demi sedikit atau dalam jumlah banyak dengan waktu yang
singkat, dapat menimbulkan anemia sampai syok.
d. Pada janin, turunnya bagian terbawah janin ke dalam Pintu Atas panggul (PAP)
akan terhalang, tidak jarang terjadi kelainan letak janin dalam rahim, dan dapat
menimbulkan aspiksia sampai kematian janin dalam rahim (Manuaba, 2005).
7. Solution Plasenta
a. Perdarahan pervagina
b. Nyeri tekan uterus/nyeri pinggang
c. Gawat janin
d. Persalinan premature idiopatik
e. Kontraksi berfrekuensi tinggi
f. Uterus hipertonik
g. Kematian janin
Nyeri b/d adanya Pasien dapat Tentukan riwayat nyeri, mis. Menentukan intervensi
kontraksi uterus, mendemonstrasikan Lokasi nyeri, frekuensi, durasi dan selanjutnya.
skunder terhadap hilang dari intesitas (skala 0-10) dan tindakan
pelepasan separasi ketidaknyamanan. penghilangan yang digunakan.
plasenta
Kriteria evaluasi:
menyangkal nyeri, Mengidentifikasi
melaporkan kemajuan atau
Pantau: TD, nadi, RR setiap 4 jam
perasaan nyaman, penyimpangan dari hasil
bila tidak menerima agen osmotic
ekspresi wajah dan yang diharapkan.
secara intravena, setiap 2 jam bila
postur tubuh rileks.
menerima agen osmotic.
Kelemahan b/d Klien dapat Berikan aktifitas alternatif dengan Mencegah kelelahan
penurunan mengontrol periode istirahat tanpa diganggu. yang berlebihan. Periode
produksi energi kelemahan yang Rencanakan perawatan untuk istirahat sering
metabolic, timbul dan dapat memungkinkan periode istirahat. diperlukan untuk
peningkatan memenuhi aktifitas Jadwalkan aktifitas periodic bila memperbaiki/mengurangi
kebutuhan energi secara mandiri. pasien mempunyai energi banyak. pemakaiann neergi.
(status Kriteria hasil: Libatkan pasien/orang terdekat Perencanaan akan
hipermetabolik); Menunjukkan dalam jadwal perencanaan. memungkinkan pasien
kebutuhan peningkatan dalam menjadi ektif selama
psikologis/emosio beraktifitas. waktu dimana tingkat
nal berlebihan; Kelemahan dan energi lebih tinggi, yang
perubahan kimia kelelahan berkurang. dapat memperbaiki
tubuh; perdarahan. Kebutuhan ADL perasaan sejahtera dan
terpenuhi secara rasa kontrol.
mandiri atau dengan Meningkatkan kekuatan
bantuan. stamina dan
frekuensi memampukan pasien
jantung/irama dan manjadi lebih aktif tanpa
Td dalam batas kelelahan berarti.
normal.
kulit hangat, merah Dorong masukan nutrisi. Masukan/penggunaan
muda dan kering nutrisi adekuat perlu
untuk memenuhi
kebutuhan energi untuk
Anjurkan keluarga untuk aktifitas.
membantu pemenuhan kebutuhan Teknik penghematan
ADL pasien. energi menurunkan
penggunaan energi dan
membantu keseimbangan
suplai dan kebutuhan
oksigen.
Jelaskan pola peningkatan
bertahap dari aktifitas, contoh: Aktifitas yang maju
posisi duduk ditempat tidur bila memberikan kontrol
tidak pusing dan tidak ada nyeri, jantung, meningaktkan
bangun dari tempat tidur, belajar regangan dan mencegah
berdiri dst. aktifitas berlebihan.
Resiko terjadi Gawat janin tidak Anjurkan penderita untuk tidur Meminimalkan tekanan
gawat janin intra terjadi, bayi dapat miring ke kiri. pada aorta sehingga O2
uteri (hipoksia) b/d dipertahankan yang disuplay ke plasenta
penurunan suplay sampai umur 37 dan janin lebih lancar.
O2 dan nutrisi ke minggu dan atau
jaringan plasenta BBL 2500 gr. Deteksi dini terhadap
skunder terhadap Kriteria hasil: Anjurkan pasien untuk melakukan adanya penyimpangan
perdarahan. Gerakan janin aktif. ANC secara teratur sesuai dengan pada kehamilan.
Mencegah timbulnya
Anjurkan ibu untuk tidak rangsangan pada uterus
melakukan hubungan seksual sehingga kontraksi uterus
dengan suami sampai kehamilan tidak terjadi.
berusia 16 minggu (4 bulan).
Membantu dalam transisi
ke lingkungan rumah
Cemas berkelanjutan
Peningkatan kemandirian
dari pasien dan keluarga
meningkatkan rasa
percaya diri dan
Dorong kemandirian, perawatan kemampuan untuk
diri, libatkan keluarga secara aktif melakukan perawatan
dalam perawatan. diri secara aktif.
2. KET
a. Pengkajian
1) Anamnesis dan gejala klinis
a) Riwayat terlambat haid
b) Gejala dan tanda kehamilan muda
c) Dapat ada atau tidak ada perdarahan per vaginan
d) Terdapat aminore
e) Ada nyeri mendadak di sertai rasa nyeri bahu dan seluruh abdomen,
terutama abdomen bagian kanan / kiri bawah
f)Berat atau ringannya nyeri tergantung pada banyaknya darah yang terkumpul
dalam peritoneum.
2) Pemeriksaan fisik
a) Inspeksi
b) Palpasi
Abdomen : uterus teraba lembek, TFU lebih kecil daripada UK, nyeri
tekan, perut teraba tegang, messa pada adnexa.
Genetalia : Nyeri goyang porsio, kavum douglas menonjol.
c) Auskultasi
d) Perkusi
Pemeriksaan khusus:
Pemeriksaan ginekologis: seviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada uteris
kanan dan kiri
3) Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Hematokrit
Tes kehamilan
USG :
b. Diagnosa Keperawatan
Kemungkinan diagnosis keperawatan yang muncul adalah sebagai berikut:
1. Devisit volume cairan yang berhubungan dengan ruptur pada lokasi implantasi
sebagai efek tindakan pembedahan.
c. Intervensi keperawatan
1. Devisit volume cairan yang berhubungan dengan ruptur pada lokasi implantasi
sebagai efek tindakan pembedahan.
Kriteria hasil: ibu menunjukan kestabilan/ perbaikan keseimbangn cairan yang di
buktikan oleh tanda-tanda vital yang stabil, pengisian kapiler cepat, sensorium
tepat, serta frekuensi berat jenis urine adekuat.
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :
d. Evaluasi Keperawatan
1) Keseimbangan cairan dan elektrolit
2) Frekuensi dan beratnya muntah
3) Intake oral
4) Pengetahuan dan kesanggupan klien untuk mengikuti diet yang telah
diprogramkan
5) Tingkat nyeri epigastrium
6) Kemampuan dalam beraktivitas
7) Kebersihan membrane mukosa oral
8) Mekanisme koping dalam penerimaan kehamilan
9) Perasaan dan kekhawatiran terhadap kesejahteraan janin meliputi TFU dan DJJ
b. Data Obyektif :
Pemeriksaan penunjang :
1. Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur, diukur 2 kali
dengan interval 6 jam
2) Diagnosa keperawatan
h) Resti terjadi fetal distress pada janin b.d perubahan pada plasenta
3) Intervensi keperawatan
DX 1 : Perubahan perfusi uteroplasental dan jaringan ginjal b.d hipertensi
pada kehamilan
Tujuan : Perfusi Uteroplasental dan jaringan ginjal baik.
Kriteria hasil:
c. Perfusi maksimal
b. Edema minimal
Intervensi Rasional
Kaji tingkat kekaburan penglihatan Untuk mengetahui batas kekaburan
Lakukan pengetesan dengan yang dialami pasien
menyuruh pasien untuk Mengetahui batas kemampuan dan
menginterpretasikan benda di sekitar melatih pasien untuk mengenal orang
Anjurkan tirah baring dan benda sekitar
Kolaborasi dengan dokter dalam Meminimalkan stimulasi dan
pemberian zenjelasan mengenai meningkatkan relaksasi
penyakit Untuk menentukan intervensi
selanjutnya
c. Mentaati pengobatan
Intervensi Rasional
Kaji kesiapan pasien dan hambatan Meningkatkan minat pasien untuk
belajar belajar.
Jelaskan tentang hipertensi dan Agar pasien mengerti mengenai
efeknya pada jantung penyakit
Berikan pengertian pentingnya kerja Agar masalah dapat diatasi dengan
sama baik
Kolaborasi dengan dokter dalam Agar informasi yang disampaikan
pemberian penjelasan mengenai dapat lebih lengkap dan jelas
penyakit
Intervensi Rasional
Kaji skala nyeri klien Untuk mengetahui tingkat nyeri
Pertahankan tirah baring selama fase yang dialami
akut Meminimalkan stimulasi dan
Anjurkan kompres dingin meningkatkan relaksasi
Bantu pasien dalam aktivitas sesuai Menurunkan tekanan vaskuler
kebutuhan Mengurangi nyeri
Intervensi Rasional
Kaji adanya tanda-tanda eklampsia Gejala tersebut merupakan
Catat tingkat kesadaran pasien manifestasi dari perubahan pada otak,
Monitor adanya tanda-tanda dan ginjal, jantung, paru yang mendahului
gejala persalinan atau adanya kontraksi status kejang
uterus Penurunan kesadaran sebagai
Monitor Tekanan darah tiap 4 jam indikasi penurunan aliran darah otak
Kolaborasi dengan tim medis dalam Kejang akan meningkatkan
pemberian antihipertensi dan SM kepekaan uterus yang akan
memungkinkan terjadinya persalinan
Tekanan diastole > 110 mmHg dan
sistole > 160 mmHg merupakan
indikasi dari PIH
Anti hipertensi untuk menurunkan
tekanan darah dan SM untuk mencegah
terjadinya kejang
DX 8 : Resti terjadi fetal distress pada janin b.d perubahan pada plasenta
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi fetal distress
pada janin
Kriteria hasil :
4) Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan dari intervensi keperawatan dimana
awalan kata pada intervensi ditambah dengan kata kerja.misalnya jika pada intervensi
keperawatan kaji TTV maka pada implementasi keperawatan mengkaji TTV.(Judith
M.W.2007)
5) Evaluasi
Evaluasi adalah hasil asuhan keperawatan yang dilakukan (Judith M.W. 2007)
6. Plasenta Previa
a Pengkajian
1) Pengumpulan data
a) Anamnesa
(1) Identitas klien: Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan,
pendidikan, alamat, medicalrecord dll.
(2) Keluhan utama : Gejala pertama; perdarahan pada kehamilan setelah 28
minggu/trimester III.
(a) Sifat perdarahan; tanpa sebab, tanpa nyeri, berulang
(b) Sebab perdarahan; placenta dan pembuluh darah yang robek;
terbentuknya SBR, terbukanya osteum/ manspulasi intravaginal/rectal.
(c) Sedikit banyaknya perdarahan; tergantung besar atau kecilnya robekan
pembuluh darah dan placenta.
b) Inspeksi
(1) Dapat dilihat perdarahan pervaginam banyak atau sedikit.
(2) Jika perdarahan lebih banyak; ibu tampak anemia.
c) Palpasi abdomen
(1) Janin sering belum cukup bulan; TFU masih rendah.
(2) Sering dijumpai kesalahan letak
(3) Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala biasanya
kepala masih goyang/floating
2) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Obstetri
Memberikan imformasi yang penting mengenai kehamilan
sebelumnyaagar perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada
kehamilansekarang. Riwayat obstetri meliputi:
(1) Gravida, para abortus, dan anak hidup (GPAH)
(2) Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi
(3) Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong
persalinan
(4) Jenis anetesi dan kesulitan persalinan
(5) Komplikasi maternal seperti diabetes, hipertensi, infeksi, dan perdarahan.
(6) Komplikasi pada bayi
(7) Rencana menyusui bayi
b) Riwayat mensturasi
Riwayat yang lengkap di perlukan untuk menetukan taksiran
persalinan(TP). TP ditentukan berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT).
Untuk menentukan TP berdasarkan HPHT dapat digunakan rumus naegle,
yaitu hari ditambah tujuh, bulan dikurangi tiga, tahun disesuaikan.
c) Riwayat Kontrasepsi
Beberapa bentuk kontrasepsi dapat berakibat buruk pada janin,
ibu, ataukeduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didapatkan pada
saat kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan
berlanjut pada kehamilan yang tidak diketahui dapat berakibat buruk pada
pembentukan organ seksual pada janin.
d) Riwayat penyakit dan operasi:
Kondisi kronis seperti dibetes melitus, hipertensi, dan penyakit ginjal
bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu, adanya riwayat infeksi,
prosedur operasi, dan trauma pada persalinan sebelumnya harus di
dokumentasikan
3) Pemeriksaan fisik
a) Umum
Pemeriksaan fisik umum meliputi pemeriksaan pada ibu hamil:
(1) Rambut dan kulit
(a) Terjadi peningkatan pigmentasi pada areola, putting susu dan linea
nigra.
(b) Striae atau tanda guratan bisa terjadi di daerah abdomen dan paha.
(c) Laju pertumbuhan rambut berkurang.Wajah
(2) Mata : pucat, anemis
(3) Hidung
(4) Gigi dan mulut
(5) Leher
(6) Buah dada / payudara
(a) Peningkatan pigmentasi areola putting susu
(b) Bertambahnya ukuran dan noduler
(7) Jantung dan paru
(a) Volume darah meningkat
(b) Peningkatan frekuensi nadi
(c) Penurunan resistensi pembuluh darah sistemik dan pembulu darah
pulmonal.
(d) Terjadi hiperventilasi selama kehamilan.
(e) Peningkatan volume tidal, penurunan resistensi jalan nafas.
(f) Diafragma meningga.
(g) Perubahan pernapasan abdomen menjadi pernapasan dada.
(8) Abdomen
(a) Menentukan letak janin
(b) Menentukan tinggi fundus uteri
(9) Vagina
(a) Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan ( tanda
Chandwick)
(b) Hipertropi epithelium
(10) System musculoskeletal
(a) Persendian tulang pinggul yang mengendur
(b) Gaya berjalan yang canggung
(c) Terjadi pemisahan otot rectum abdominalis dinamakan dengan diastasis
rectal
b) Khusus
(1) Tinggi fundus uteri
(2) Posisi dan persentasi janin
(3) Panggul dan janin lahir
(4) Denyut jantung janin
2) Diagnosa keperawatan
a) Penurunan cardiac out put berhubungan dengan perdarahan dalam
jumlah yang besar.
b) Ansietas yang berhubungan dengan perdarahan kurangnya pengetahuan
mengenai efek perdarahan dan menejemennya.
c) Resiko tinggi cedera (janin) b/d Hipoksia jaringan / organ, profil darah
abnormal, kerusakan system imun.
3) Rencana keperawatan
Diagnosa
No Tujuan/Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Penurunan kardiak Setelah dilakukkanya 1. Kaji dan catat Pengkajian yang akurat
output berhubungan tindakan keperawatan TTV, TD serta mengenai status
dengan perdarahan 2 X 24 jam diharapkan jumlah perdarahan. hemodinamik merupakan
dalam jumlah yang penurunan kardiak dasar untuk perencanaan,
besar output tidak terjadi intervensi, evaluasi.
atau teratasi dengan
2. Bantu pemberian Memperbaiki volume
kriteria hasil :
pelayanan kesehatan vaskuler membutuhkan
o Volume darah atau mulai sarankan terapi IV dan intervensi
intravaskuler dan terapi cairan IV atau farmakologi. Kehilangan
kardiak output dapat terapi transfusi darah volume darah harus
diperbaiki sampai nadi, sesuai kebutuhan. diperbaiki untuk
tekanan darah, nilai mencegah komplikasi
hemodinamik, serta seperti infeksi, gangguan
nilai laboratorium janin dan gangguan vital
menunjukkan tanda ibu hamil.
normal
Kehilangan darah
berlebihan dengan
penurunan Hb
2. Catat suhu, hitungmeningkatkan risiko klien
SDP, dan bau sertauntuk terkena infeksi.
warna rabas vagina,
Penurunan perfusi ginjal
dapatkan kultur bila
mengakibatkan penurunan
dibutuhkan.
haluaran urin.
3. Catat
Heparin dapat digunakan
masukan/haluaran
pada KID di kasus
urin. Catat berat jenis
kematian janin, atau
urin.
kematian satu janin pada
4. Berikan heparin,kehamilan multiple, atau
bila diindikasikan untukmemblok siklus
pembekuan dengan
melindungi factor-faktor
pembekuan dan
menurunkan hemoragi
sampai terjadi perbaikan
pembedahan
Mungkin diindikasikan
untuk mencegah atau
meminimalkan infeksi.
5. Berikan antibiotic
secara parenteral
4) Pelaksanaan
Pelaksanaan keperawatan merupakan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan. Selama pelaksanaan kegiatan dapat bersifat
mandiri dan kolaboratif. Selama melaksanakan kegiatan perlu diawasi dan
dimonitor kemajuan kesehatan klien.
5) Evaluasi
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan
terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan
dilakukan dengan cara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga
kesehatan lainnya. Penilaian dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam
melaksanakan rencana kegiatan klien secara optimal dan mengukur hasil dari
proses keperawatan. Penilaian keperawatan adalah mengukur keberhasilan dari
rencana dan pelaksanaan tindakan perawatan yang dilakukan dalam memenuhi
kebutuhan klien.
Evaluasi dapat berupa : masalah teratasi dan masalah teratasi sebagian.
7. Solution Plasenta
a. Pengkajian
1) Biodata
Pada biodata yang perlu dikaji berhubungan dengan solusio plasenta antara
lain
2) Nama
Nama dikaji karena nama digunakan untuk mengenal dan merupakan identitas
untuk membedakan dengan pasien lain dan menghindari kemungkinan tertukar
nama dan diagnosa penyakitnya.
3) Jenis kelamin
Pada solusio plasenta diderita oleh wanita yang sudah menikah dan mengalami
kehamilan.
4) Umur
Solusio plasenta cenderung terjadi pada usia lanjut (> 45 tahun) karena terjadi
penurunan kontraksi akibat menurunnya fungsi hormon (estrogen) pada masa
menopause.
5) Pendidikan
Solusio plasenta terjadi pada golongan pendidikan rendah karena mereka tidak
mengetahui cara perawatan kehamilan dan penyebab gangguan kehamilan.
6) Alamat
Solusio plasenta terjadi di lingkungan yang jauh dan pelayanan kesehatan,
karena mereka tidak pernah dapat pelayanan kesehatan dan pemeriksaan untuk
kehamilan.
7) Riwayat persalinan
Riwayat persalinan pada solusio plasenta biasanya pernah mengalami
pelepasan plasenta.
8) Status perkawinan
Dengan status perkawinan apakah pasien mengalami kehamilan (KET) atau
hanya sakit karena penyakit lain yang tidak ada hubungannya dengan
kehamilan.
9) Agama
Untuk mengetahui gambaran dan spiritual pasien sebagai memudahkan dalam
memberikan bimbingan kegamaan.
10) Nama suami
Agar diketahui siapa yang bertanggung jawab dalam pembiayaan dan memberi
persetujuan dalam perawatan.
11) Pekerjaan
Untuk mengetahui kemampuan ekonomi pasien dalam pembinaan selama
istrinya dirawat.
12) Keluhan utama
Pasien mengatakan perdarahan yang disertai nyeri
Rahim keras seperti papan dan nyeri tekan karena isi rahim bertambah
dengan dorongan yang berkumpul dibelakang plasenta, sehingga rahim
tegang.
Perdarahan yang berulang-ulang.
13) Riwayat penyakit sekarang
Darah terlihat merah kehitaman karena membentuk gumpalan darh, darah yang
keluar sedikit banyak, terus menerus. Akibat dari perdarahan pasien lemas dan
pucat. Sebelumnya biasanya pasien pernah mengalami hypertensi esensialis
atau pre eklampsi, tali pusat pendek trauma, uterus yang sangat mengecil
(hydroamnion gameli) dll.
14) Riwayat penyakit masa lalu
Kemungkinan pasien pernah menderita penyakit hipertensi / pre eklampsi, tali
pusat pendek, trauma, uterus / rahim feulidli.
15) Riwayat psikologis
Pasien cemas karena mengalami perdarahan disertai nyeri, serta tidak
mengetahui asal dan penyebabnya.
16) Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Kesadaran : composmetis s/d coma
Postur tubuh : biasanya gemuk
Cara berjalan : biasanya lambat dan tergesa-gesa
Raut wajah : biasanya pucat
b. Tanda-tanda vital
Tensi : normal sampai turun (syok)
Nadi : normal sampai meningkat (> 90x/menit)
Suhu : normal / meningkat (> 370 c)
RR : normal / meningkat (> 24x/menit)
c. Pemeriksaan cepalo caudal
Kepala : kulit kepala biasanya normal / tidak mudah mengelupas
rambut biasanya rontok / tidak rontok.
Muka : biasanya pucat, tidak oedema ada cloasma
Hidung : biasanya ada pernafasan cuping hidung
Mata : conjunctiva anemis
Dada : bentuk dada normal, RR meningkat, nafas cepat da dangkal,
hiperpegmentasi aerola.
Abdomen
Inspeksi : perut besar (buncit), terlihat etrio pada area perut, terlihat
linea alba dan ligra
Palpasi rahim keras, fundus uteri naik
Auskultasi : tidak terdengar DJJ, tidak terdengar gerakan janin.
Genetalia
Hiperpregmentasi pada vagina, vagina berdarah / keluar darah yang
merah kehitaman, terdapat farises pada kedua paha / femur.
Ekstimitas
Akral dingin, tonus otot menurun.
d. pemeriksaan penunjang
Darah : Hb, hemotokrit, trombosit, fibrinogen, elektrolit.
USG untuk mengetahui letak plasenta,usia gestasi, keadaan janin
b. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan ditandai
dengan conjungtiva anemis , acral dingin , Hb turun , muka pucat & lemas .
2) Resiko tinggi terjadinya letal distress berhubungan dengan perfusi darah ke
plasenta berkurang .
3) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus di
tandai terjadi distress / pengerasan uterus , nyeri tekan uterus .
4) Gangguan psikologi ( cemas ) berhubungan dengan keadaan yang dialami .
5) Potensial terjadinya hypovolemik syok berhubungan dengan perdarahan .
6) Kurang pengetahuan klien tentang keadaan patologi yang dialaminya
berhubungan dengan kurangnya informasi .
c. Intervensi Keperawatan
1) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perdarahan ditandai
dengan conjunctiva anemis, acrar dingin, Hb turun, muka pucat, lemas.
Tujuan : suplai / kebutuhan darah kejaringan terpenuhi
Kriteria hasil
Conjunctiva tida anemis, acral hangat, Hb normal muka tidak pucat, tida
lemas.
Intervensi
a. Bina hubungan saling percaya dengan pasien
Rasional : pasien percaya tindakan yang dilakukan
b. Jelaskan penyebab terjadi perdarahan
Rasional : pasien paham tentang kondisi yang dialami
c. Monitor tanda-tanda vital
Rasional : tensi, nadiyang rendah, RR dan suhu tubuh yang tinggi
menunjukkan gangguan sirkulasi darah.
d. Kaji tingkat perdarahan setiap 15 30 menit
Rasional : mengantisipasi terjadinya syok
e. Catat intake dan output
Rasional : produsi urin yang kurang dari 30 ml/jam menunjukkan
penurunan fungsi ginjal.
f. Kolaborasi pemberian cairan infus isotonic
Rasional : cairan infus isotonik dapat mengganti volume darah yang
hilang akiba perdarahan.
g. Kolaborasi pemberian tranfusi darah bila Hb rendah
Rasional : tranfusi darah mengganti komponen darah yang hilang akibat
perdarahan.
Resiko tinggi terjadinya fetal distres berhubungan dengan perfusi
darah ke placenta berkurang.
Tujuan : tidak terjadi fetal distress
Kriteria hasil : DJJ normal / terdengar, bisa berkoordinasi, adanya
pergerakan bayi,bayi lahir selamat.
Intervensi
a. Jelaskan resiko terjadinya dister janin / kematian janin pada ibu
Rasional : kooperatif pada tindakan
b. Hindari tidur terlentang dan anjurkan tidur ke posisi kiri
Rasional : tekanan uterus pada vena cava aliran darah kejantung
menurun sehingga terjadi perfusi jaringan.
c. Observasi tekanan darah dan nadi klien
Rasional : penurunan dan peningkatan denyut nadi terjadi pad
sindroma vena cava sehingga klien harus di monitor secara teliti.
d. Oservasi perubahan frekuensi dan pola DJ janin
Rasional : penurunan frekuensi plasenta mengurangi kadar
oksigen dalam janin sehingga menyebabkan perubahan frekuensi
jantung janin.
e. Berikan O2 10 12 liter dengan masker jika terjadi tanda-tanda
fetal distress
Rasional : meningkat oksigen pada janin.
2) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kontraksi uteres ditandai
terjadi distrensi uterus, nyeri tekan uterus.
a. Tujuan : klien dapat beradaptasi dengan nyeri
Kriteria hasil :
Klien dapat melakukan tindakan untuk mengurangi nyeri.
Klien kooperatif dengan tindakan yang dilakukan.
Intervensi
Jelaskan penyebab nyeri pada klien
Rasional : dengan mengetahui penyebab nyeri, klien kooperatif
terhadap tindakan
Kaji tingkat nyeri
Rasional : menentukan tindakan keperawatan selanjutnya.
1. Bantu dan ajarkan tindakan untuk mengurangi rasa nyeri.
Tarik nafas panjang (dalam) melalui hidung dan meng-hembuskan
pelan-pelan melalui mulut.
Rasional : dapat mengalihkan perhatian klien pada nyeri yang
dirasakan.
Memberikan posisi yang nyaman (miring kekiri / kanan)
Rasional : posisi miring mencegah penekanan pada vena cava.
Berikan masage pada perut dan penekanan pada punggung
Rasional : memberi dukungan mental.
2. Gangguan psikologis (cemas) berhubungan dengan keadaan yang dialami
Tujuan : klien tidak cemas dan dapat mengerti tentang keadaannya.
Kriteria hasil : penderita tidak cemas, penderita tenang, klie tidak
gelisah.
Intervensi
Anjurkan klilen untuk mengemukakan hal-hal yang dicemaskan.
Rasional : dengan mengungkapkan perasaannyaaka mengurangi
beban pikiran.
Ajak klien mendengarkan denyut jantung janin
Rasional : mengurangi kecemasan klien tentag kondisi janin.
Beri penjelasan tentang kondisi janin
Rasional : mengurangi kecemasan tentang kondisi / keadaan
janin.
Beri informasi tentang kondisi klien
Rasional : mengembalikan kepercayaan dan klien.
Anjurkan untuk manghadirkan orang-orang terdekat
Rasional : dapat memberi rasa aman dan nyaman bagi klien
Anjurkan klien untuk berdoa kepada Tuhan
Rasional : dapat meningkatkan keyakinan kepada Tuhan tentang
kondisi yang dilami.
Menjelaskan tujuan dan tindakan yang akan diberikan
Rasional : penderita kooperatif.
3. Potensial terjadinya hypovolemik syok berhubungan dengan perdarahan
Tujuan : syok hipovolemik tidak terjadi
Kriteria hasil :
Perdarahan berkurang
Tanda-tanda vital normal
Kesadaran kompos metit
Intervensi
Kaji perdarahan setiap 15 30 menit
Rasional : mengetahui adanya gejala syok sedini mungkin.
Monitor tekanan darah, nadi, pernafasan setiap 15 menit, bila
normal observasi dilakukan setiap 30 menit.
Rasional : mengetahui keadaan pasien
Awasi adanya tanda-tanda syok, pucat, menguap terus keringat
dingin, kepala pusing.
Rasional : menentkan intervensi selanjutnya dan mencegah syok
sedini mungkin
Kaji konsistensi abdomen dan tinggi fundur uteri.
Rasional : mengetahui perdarahan yang tersembunyi
Catat intake dan output
Rasional : produksi urine yang kurang dari 30 ml/jam merupakan
penurunan fungsi ginjal.
Berikan cairan sesuai dengan program terapi
Rasional : mempertahanka volume cairan sehingga sirkulasi bisa
adekuat dan sebagian persiapan bila diperlukan transfusi darah.
4. Kurangnya pengetahuan klien tentang keadaan patologi yang dialaminya
berhubungan dengan kurangnya informasi
Tujuan : penderita dapat mengerti tentang penyakitnya.
Kriteria hasil : dapat menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan
penyakitnya.
Intervensi
Kaji tingkat pengetahuan penderita tentang keadaanya
Rasional : menentukan intervensi keperawatan selanjutnya.
5. Berikan penjelasan tentang kehamilan dan tindakan yang akan dilakukan.
a. Pengetahua tentang perdarahan antepartum.
b. Penyebab
c. Tanda dan gejala
d. Akibat perdarahan terhadap ibu dan janin
e. Tindakan yang mungkin dilakukan
Rasional : penderita mengerti dan menerima keadaannya serta
pederita menjadi kooperatif.
Pengkajian
Identitas
Nama : Ny. R Nama : Tn. S
Riwayat Keperawatan
a. Riwayat obstetri:
b. Riwayat menstruasi:
1) Menarche umur 12 tahun
2) Banyak darah menstruasi sedang
3) Siklus teratur
4) Lama menstruasi: 5 -7 hari.
5) HPHT: 16 November 2008
6) Keluhan selama menstruasi tidak ada.
c. Riwayat perkawinan : Ibu menikah 6 bulan yang lalu dan ini adalah pernikahan yang
pertama.
d. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu : Ibu pada saat ini hamil pertama dan
tidak ada riwayat abortus/keguguran sebelumnya.
e. Genogram:
Hamil ini
Keterangan:
f. Riwayat Keluarga berencana : Ibu tidak melaksanakan KB, karenanya data lain
tidak dikaji.
g. Riwayat kesehatan:
1) Penyakit yang pernah dialami ibu: tidak ada, ibu tidak pernah menderita
penyakit infeksi seperti typhus, pneumonia, penyakit pada kandungan.
2) Pengobatan yang didapat: tidak ada.
h. Riwayat penyakit keluarga: Hipertensi (ibu Ny.R).
i. Riwayat lingkungan:
1) Kebersihan: menurut ibu kebersihan rumah dan lingkungannya cukup bersih.
2) Bahaya: bahaya dalam rumah dan sekitar rumah seperti pabrik dekat rumah
tidak ada, lantai licin tidak ada. Ibu mengatakan tidak pernah mendapat
kecelakaan atau trauma selama masa kehamilan ini.
j. Aspek psikososial:
Persepsi ibu tentang keluhan/penyakit : Ibu merasa akan mengalami keguguran.
Apakah keadaan ini menimbulkan perubahan terhadap kehidupan sehari-hari?
Tidak karena ibu memang harus beristirahat. Ibu berharap kehamilannya dapat
diperthanakan karena ibu sangat ingin punya anak. Ibu mengatakan sangat khawatir
dengan keselamatan bayinya dan bertanya bagaimana caranya supaya bayinya dapat
dipertahankan. Orang terpenting bagi ibu adalah keluarga. Sikap anggota keluarga
terhadap keadaan saat ini adalah sangat mendukung. Kesiapan mental untuk menjadi
ibu: siap.
Aktifitas Sehari - Sehari:
a. Pola nutrisi:
1) Frekuensi makan: 3 kali sehari.
2) Nafsu makan baik.
3) Jenis makanan rumah: nasi, lauk, sayur dan buah. Ibu mengatakan tidak
begitu suka minum susu.
4) Makanan yang tidak disukai/alergi/pantangan: tidak ada.
b. Pola eleminasi:
1) BAK:
Frekuensi: 5 kali sehari.
Warna: Kuning jernih.
Keluhan saat BAK: Tidak ada.
2) BAB:
Frekuensi: 1 kali sehari.
Warna: kuning khas feses.
Bau: khas feses.
Konsistensi: padat.
Keluhan: tidak ada.
c. Pola personal hygiene:
1) Mandi:
Frekuensi: 2 kali sehari.
Penggunaan sabun: ya.
2) Oral hygiene:
Frekuensi: 2 kali sehari.
Waktu: pagi dan sore.
3) Cuci rambut:
Frekuensi: 3 kali seminggu.
Penggunaan shampo: ya.
d. Pola istirahat dan tidur:
1) Lama tidur: 8 jam sehari.
2) Kebiasaan sebelum tidur: tidak ada.
3) Keluhan tidur; tidak ada.
e. Pola aktifitas dan latihan:
1) Kegiatan dalam pekerjaan: membantu memasak. Ibu tinggal dengan mertua,
sehingga banyak pekerjaan rumah tangga yang diselesaikan oleh ibu mertua
seperti mencuci, menyetrika, bersih-bersih rumah dan memasak.
2) Waktu bekerja: tidak tentu.
3) Olahraga: ya, jalan-jalan pagi, frekuensi kadang-kadang.
4) Kegiatan waktu luang: tidak ada.
5) Keluhan dalam aktifitas: tidak ada.
f. Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan:
1) Merokok: tidak.
2) Minuman keras; tidak.
3) Ketergantungan obat: tidak.
Pemeriksaan fisik:
a. Umum:
Keadaan umum: baik.
Kesadaran: CM, E4V5M6
Tekanan darah: 120/80 mmHg.
Respirasi: 18 x/mnt.
Nadi: 88 x/mnt
Suhu: 370C.
Berat badan: 48 kg.
Tinggi badan: 154 cm.
b. Khusus:
1) Kepala:
Bentuk: normal.
Keluhan: tidak ada.
2) Mata:
Kelopak mata: simetris, oedem palpebra tidak ada.
Gerakan mata: normal.
Konjungtiva: merah muda.
Sklera: putih, icetrus tidak ada.
Pupil: normal, isokor.
Akomodasi: baik (tidak memakai kacamata).
3) Hidung:
Reaksi alergi: tidak ada.
Sinus: normal.
4) Mulut dan tenggorokan:
Gigi geligi: lengkap, 32 buah.
Kesulitan menelan: tidak ada.
5) Dada dan axilla:
Mamae: membesar
Areolla mamae: hiperpigmentasi.
Papila mamae: menonjol.
Colostrum: belum keluar.
6) Pernafasan:
Jalan nafas: bebas.
Suara nafas: bersih, tidak ada suara nafas tambahan.
Menggunakan otot-otot bantu pernafasan: tidak.
7) Sirkulasi jantung:
Kecepatan denyut apikal: 88 x/mnt.
Irama: reguler.
Kelainan bunyi jantung: tidak ada.
Sakit dada: tidak ada.
8) Abdomen:
Mengecil: tidak
Linea dan striae: tidak ada, tidak ada nyeri tekan.
Luka bekas operasi: tidak ada.
Kontraksi: tidak ada.
TFU: 2 jari bawah pusat, djj: (+) 12-12-12
9) Genitourinary:
Perineum: intak.
Vesika urinaria: kosong.
10) Ekstremitas:
Turgor kulit: baik.
Warn akulit: sawo matang.
Kontraktur pada persendian ekstremitas: tidak ada.
Kesulitan dalam pergerakan: tidak ada.
Data Penunjang
a. laboratorium: --
b. USG: --
c. Rontgen: --
d. Pemeriksaan dalam (vaginal toucher):
Vulva: fleks ada sedikit, fluxus tidak ada.
Vagina: fleks ada sedikit, fluxus tidak ada.
Porsio: tertutup, licin, nyeri tekan (-).
Cavum uteri: AF (18 20 mg).
Adnexa parametrium ka: soepel, mass (-), nyeri (-).
Adnexa parametrium ki: soepel, mass (-), nyeri (-).
Cavum douglas: tidak menonjol.
e. Terapi yang didapat:
Premaston: 2x1 tablet.
Mefenamic acid 3x500 mg.
Bed rest, KIE, Kontrol 1 bulan lagi atau ada keluhan.
Data Tambahan :
Ibu sangat menginginkan anak dan berharap kandungannya bisa diselamatkan.
Ibu menyakan apakah kondisi janinnya baik.
Saat dilakukan pemeriksaan, ibu tampak gelisah, ekspresi wajah tegang dan postur
tubuh kaku dan tegang.
Analisa Data
Diagnosa Keperawatan
1. Resiko terjadi gawat janin intra uteri (hipoksia) b/d penurunan
suplay O2 dan nutrisi ke jaringan plasenta skunder terhadap terlepasnya separasi
plasenta.
Data penunjang:
S: Ibu mengatakan keluar darah dari kemaluan sejak tadi pagi, perut bagian bawah
dirasakan mules, Ibu mengatakan tidak nyeri waktu dilakukan periksa dalam.
O: Ibu hamil 18-20 minggu, TFU 2 jbpst, djj: 12-12-12, kontraksi tidak ada,
gerakan janin aktif, fleks (+), fluxus (-). VT: ditemukan porsio tertutup, nyeri
tidak ada, TD: 120/80 mmHg, N: 88 x/mnt, RR: 16 x/mnt.
S: Ibu mengatakan sangat khawatir denagn perdarahan yang dialami, ibu bertanya-
tanya mengenai keselamatan bayi yang dikandungnya. Ibu mengatakan sangat
ingin punya bayi dan ini adalah kehamilan yang pertama.
O: Ibu tampak gelisah, saat dilakukan pemeriksaan ibu banyak bertanya kepada
petugas. Ekspresi wajah ibu tampak tegang, postur tubuh saat dilakukan
pemeriksaan kaku dan tegang.
O: Ibu banyak bertanya kepada petugas dan mahasiswa. Pendidikan ibu SMA, ibu
tidak bekerja. Ibu baru menikah 6 bulan, ini adalah kehamilan pertama dan usia
ibu 23 tahun.
No Intervensi Keperawatan
1. Resiko terjadi Tujuan: setelah a. Pantau DJJ, kontraksi Penurunan DJJ dan
gawat janin diberikan askep, uterus/his, gerakan janin. gerakan janin
intra uteri gawat janin tidak sebagai prediksi
(hipoksia) b/d terjadi, bayi dapat adanya distres
penurunan dipertahankan janin.
suplay O2 dan sampai umur 37 b. Jelaskan penyebab terjadinya
nutrisi ke minggu dan atau perdarahan dan akibat bila
jaringan BBL 2500 gr. perdarahan terus berlangsung Meningkatkan
plasenta Kriteria hasil: (keguguran, janin meninggal). pemahamana ibu
skunder - Gerakan dan kerjasama
terhadap janin aktif. c. Anjurkan penderita untuk tidur dalam pengobatan.
terlepasnya - DJJ 120- miring ke kiri.
separasi 160 x/mnt.
plasenta. - Kontraksi
Data uterus /his
penunjang: tidak ada. d. Motivasi Meminimalkan
S: Ibu - Kehamilan pasien untuk meningkatkan tekanan pada aorta
mengatakan dapat fase istirahat. sehingga O2 yang
keluar darah dipertahank disuplay ke
dari an sampai plasenta dan janin
kemaluan umur 37 lebih lancar.
sejak tadi minggu dan
pagi, perut atau BBL Fase istirahat yang
bagian 2500 gr. lebih akan
bawah - Perdarahan membantu
dirasakan berhenti meminimalkan
mules, Ibu atau tidak pemakaian energi
mengatakan ada. dan O2 sekaligus
tidak nyeri - Flek-flek e. Anjurkan dapat
waktu tidak ada. pasien untuk melakukan ANC mengistirahatkan
dilakukan secara teratur sesuai dengan bayi sampai cukup
periksa masa kehamilan: bulan.
dalam. - 1 x/bln pada trimester I
O: Ibu hamil - 2 x/bln pada trimester II
18-20 - 1 x/minggu pada trimester
minggu, III.
TFU 2 jbpst,
djj: 12-12- Deteksi dini
12, f. Jelaskan pada pasien untuk terhadap adanya
kontraksi segera memeriksakan penyimpangan pada
tidak ada, kehamilannya bila terdapat: kehamilan.
gerakan - Gerakan janin
janin aktif, berkurang/menurun.
fleks (+), - Kontraksi/his terus-menerus.
fluxus (-). - Perdarahan
VT: - Nyeri abdomen.
ditemukan - Perut mengeras dan sangat
porsio nyeri.
tertutup,
nyeri tidak
ada, TD: Sebagai kontrol
120/80 g. Anjurkan me masukan cairan langsung dari
mmHg, N: minimal 2500 ml/24 jam dan pasien terhadap
88 x/mnt, diet tinggi kalori serta kondisi
RR: 16 membatasi aktifitas. kehamilannya.
x/mnt.
h. Anjurkan ibu untuk tidak
melakukan hubungan seksual
dengan suami sampai
kehamilan berusia 20
minggu (5 bulan) atau selama
terjadi perdarahan
Tanya
kan pada ibu tentang
pemahaman terhadap
penjelasan yang diberikan.
Lkaukan pengulangan bila
perlu. Memperbaiki
keadaan umum ibu
sehingga membantu
mengurangi akibat
perdarahan.
Koitus dapat
merangsang
produksi
prostaglandin
eningkat sehingga
dapat terjadi
rangsangan pada
uterus dan
menimbulkan
kontraksi.
Meningkatkan
pemahaman ibu dan
pesanan sebelum
ibu pulang.
2. Ansietas b/d Tujuan: setelah a. Biarkan pasien Pengekspresian
krisis situasi diberikan askep, mengekspresikan perasaan perasaan membantu
(perdarahan ibu dapat tentang kondisinya. pasien
dan ancaman menunjukkan Pertahankan cara yang tenang mngidentifikasi
terhadap hilangnya ansietas. dan efisien. sumber ansietas dan
keselamatan Kriteria hasil: penggunaan respon
bayi yang 3) Ibu koping. Pendekatan
dikandungnya) melaporkan tenang oleh
. hilangnya / pemberi perawatan
Data berkurangnya menyampaikan
penunjang: perasaan kepercayaan dan
S: Ibu cemas/khawatir. b. Jelaskan semua tujuan control.
mengatakan 4) Ibu tindakan yang ditentukan.
sangat tenang. Pengetahuan apa
khawatir 5) Ibu c. Motivasi pasien untuk yang diperkirakan
denagn kooperatif meningkatkan fase istirahat. membantu
perdarahan dalam mengurangi
yang pengobatan. ansietas.
dialami, ibu 6) Post
bertanya- ur tubuh rileks. Fase istirahat yang
tanya 7) Eksp lebih akan
mengenai resi wajah d. Libatkan orang terdekat sesuai membantu
keselamatan tenang. indikasi bila keputusan mayor meminimalkan
bayi yang akan dibuat. pemakaian energi
dikandungn dan O2 sekaligus
ya. Ibu dapat
mengatakan e. Tingktakan rasa tenang dan mengistirahatkan
sangat ingin lingkungan tenang (tutup bayi sampai cukup
punya bayi gorden pada saat pemeriksaan bulan.
dan ini berlangsung, batasi jumlah
adalah petugas dalam ruangan Menjamin system
kehamilan pemeriksaan, nyalakan kipas pendukung untuk
yang angina, sediakan selimut pasien dan
pertama. penutup dll). memungkinkan
O: Ibu tampak orang terdekat
gelisah, saat f. Motivasi ibu untuk tetap terlibat degna tepat.
dilakukan tenang, tidak gelisah terhadap
pemeriksaan kondisinya. Memudahkan
ibu banyak istirahat,
bertanya g. Anjurkan ibu untuk tetap menghemat energi
kepada berdoa untuk keselamatan dan meningkatkan
petugas. bayinya. kemmapuan
Ekspresi koping.
wajah ibu
tampak
tegang,
postur tubuh
saat
dilakukan
pemeriksaan
kaku dan
tegang. Kondisi psikologis
ibu sangat
berpenagruh
terhadap kondisi
janin.
Berdoa lebih
mendekatkan ibu
kepada Than dan
memberikan
ketenangan secara
spiritual.
3. Defisit Tujuan: setelah a. Tentukan persepsi pasien Memvalidasi
knowledge diberikan askep, tentang kondisi kehamilan tingkat pemahaman
(kebutuhan ibu dapat sekarang, tanyakan tentang saat ini,
belajar) memenuhi pengalaman pasien mengidentifkasi
mengenai kebutuhan belajar sendiri/sebelumnya. kebutuhan belajar
penyakit, secara mandiri, dan memberikan
prognosis dan memahami dasar pengetahuan
kebutuhan penyakit dan dimana pasien
pengobatan b/d pengobatan yang b. Berikan informasi yang jelas membuat keputusan
kurang diberikan. dan akurat dalam cara yang berdasarkan
informasi. Kriteria hasil: nyata, jawab pertayaan dengan informasi.
Data 8) Ibu jelas. Membantu
penunjang: memahami penilaian diagnos
S: Ibu banyak regimen c. Berikan pedoman antisipasi akanker,
bertanya terapeutik dan pada pasien tentang protocol memberikan
tentang perawatan yang pengobatan, hasil yang informasi yang
kemungkina diberikan. diharapkan, kemungkinan diperlukan selama
n bayi dapat 9) Ibu janin dapat dipertahankan. waktu
diselamatka kooperatif Bersikap jujur dengan pasien. menyerapnya.
n. Ibu juga terhadap
bertanya tindakan
tentang pengobatan dan Pasien mempunyai
pantangan perawatan yang d. Orientasikan klien/keluarga hak untuk tahu dan
yang harus diberikan. thd prosedur rutin dan beraprtisipasi dalam
dilakukan 10) Ibu aktifitas. Tingkatkan mengambil
supaya taat terhadap partisipasi bila mungkin. keputusan tentang
bayinya program perawatan dan
selamat. Ibu pengobatan dan e. Dorong kemandirian, pengobatan yang
berkali-kali perawatan yang perawatan diri, libatkan diterima. Informasi
mengatakan diberikan. keluarga secara aktif dalam akurat dan detail
sangat ingin perawatan. membantu
punya bayi. menghilangkan rasa
O: Ibu banyak f. Lakukan evalausi sebelum takut dan ansietas.
bertanya pulang ke rumah sesuai
kepada indikasi. Perkiraan dan
petugas dan informasi dapat
mahasiswa. menurunkan
Pendidikan kecemasan pasien.
ibu SMA,
ibu tidak
bekerja. Ibu
baru
menikah 6 Peningkatan
bulan, ini kemandirian dari
adalah pasien dan keluarga
kehamilan meningkatkan rasa
pertama dan percaya diri dan
usia ibu 23 kemampuan untuk
tahun. melakukan
perawatan diri
secara aktif.
Membantu dalam
transisi ke
lingkungan rumah
dengna
memberikan
informasi tentang
kebutuhan
perubahan pada
situasi fisik,
penyediaan bahan
yang diperlukan.
Implementasi
Implementasi Keperawatan
1 Rabu,17 Maret
2014 Memantau djj, kontraksi uterus/his, Djj (+) 12-12-12; kontraksi ute
12.40 gerakan janin. tidak ada; gerakan janin aktif.
- Menjelaskan penyebab terjadinya Ibu mengatakan mengerti deng
13.00 perdarahan dan akibat bila perdarahan penjelasan yang diberik
terus berlangsung (keguguran, bayi akan mahasiswa.
meninggal).
- Menganjurkan ibu untuk tidur miring ke
arah kiri selama di rumah.
- Memotivasi ibu untuk lebih banyak
istirahat minimal 8 jam sehari dan
kurangi beraktifitas agak berat seperti
olahraga.
- Menganjurkna ibu untuk teratur ANC
yaitu:
- 1 x/bln pada trimester I
- 2 x/bln pada trimester II Ibu mengatakan akan menta
2 Rabu, 17 Maret Memberiakn kesempatan kepada ibu untuk Ibu bercerita tentang perasa
2014 menceritakan perasaanya dan riwayat cemasnya saat terjadi perdaraha
12.30 terjadinya perdarahan.
2. KET
A. PENGKAJIAN
1. BIODATA
Nama : Ny. V
Umur : 26 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Indonesia
Agama : Hindu
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan Terakhir : SMA
Alamat :Jln. Pulau Moyo, Pedungan, Denpasar
No. RM : 205070
Ruang Dirawat :F
Tanggal MRS : 10 Agustus 2015
Tanggal Pengkajian : 10 Agustus 2015
Diagnosa Medis : Kehamilan Ektopik
1. STATUS KESEHATAN
a. Keluhan
Keluhan Utama : Nyeri karena perdarahan
Keluhan saat Pengkajian : Nyeri
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Sejak seminggu yang lalu sebelum ke dokter, pasien mengatakan sering
merasakan nyeri ringan diperut klien. Saat nyeri perut hebat terjadi perdarahan
pasienlangsung dibawa oleh suami ke puskesmas terdekat dan pasien langsung
dirujuk ke Rumah Sakit pada tanggal 10 Agustus 2015. Pasien langsung diperiksa
dan di USG oleh dokter kandungan.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien tidak ada riwayat penyakit keluarga seperti DM, Hipertensi, TBC, dll.
2. RIWAYAT HAID
Menarche : umur 13 tahun.
Haid : tidak teratur dan lamanya haid 6-7 hari.
Siklus : 28-35 hari.
Sifat darah : cair, berbeku-beku, warnanya; merah kehitaman, dan terasa nyeri
saat hari pertama dan kedua.
HPHT : pasien hanya ingat haid terakhirnya pada akhir bulan Mei dan tidak
ingat tanggalnya.
3. RIWAYAT PERKAWINAN
Menikah : pernikahan yang pertama dan lamanya pernikahan sudah setahun
tujuh bulan.
6. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Ibu merasa senang dengan kehamilan ini karena ini kehamilan yang pertama dan
sangat ditunggu-tunggu. Suami dan keluarga juga sangat senang dengan kehamilan
tersebut.
8. KEBIASAAN SEHARI-HARI
a. Makan dan minum : pasien senang memakan nasi jenis lembek, tidak ada
kesukaan khusus terhadap makanan, pantangannya pasien tidak boleh memakan
durian, nanas, minum kopi. Minum air putih sebanyak 6-7 gelas.
b. Eliminasi (BAB/BAK) : BAB : mengalami konstipasi, BAK; 5-6x sehari,
mengeluh nyeri saat kencing.
c. Kegiatan (aktivitas) : klien hanya melakukan aktivitas yang ringan,
karena klien sering mengeluh pusing dan lelah.
d. Istirahat/tidur : pasien mengalami perubahan tidur karena merasa nyeri
ringan diperut dan kadang mual muntah selama seminggu terakhir.
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : Lemah
- Kesadaran : Compos mentis
2. Tanda-tanda vital :
- TD : 110/80 mmHg
- Nadi : 78 x/menit
- Napas : 26 x/menit
- Suhu : 370C
3. TB dan BB : TB : 157 cm, BB : 52 kg.
4. Muka : Tidak ada cloasme
- Konjungtiva : anemis.
- Sklera : an ikterik
- Pulpil : isokor , tidak ada nistagmus.
5. Mulut dan Gigi : bersih, bibir tampak pucat, tidak ada caries gigi, tidak ada stomatitis,
gigi lengkap, tidak ada gangguan menelan.
6. Leher : tidak ada pembendungan vena jugularis, kelenjar tiroid ataupun
limfe yang membengkak.
7. Dada : Payudara bentuk simetris, hiperpigmentasi putting dan areola, tidak
ada kelainan puting dan menonjol keluar. Tidak ada kolostrum.
8. Abdomen : adanya nyeri saat perabaan di abdomn kuadran bawah, pembesaran
perut kedepan sesuai usia kehamilan yaitu trimester pertama, tidak ada linea nigra dan
striae gravidarum.
9. Vulva : serviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada uteris kanan dan kiri.
10. Ekstremitas : tidak ada udema, akral; hangat, tidak ada varises.
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
2. Pemeriksaan Penunjang/Khusus
D. ANALISA DATA
Masalah
No Data Etiologi
Keperawatan
1 DS : Pasien Ruptur tuba fallopi dan Nyeri
. mengatakan nyeri di perdarahanintraperitonia
abdomen l
DO :
- P : Nyeri karena
ruptur tuba fallopi,
sehingga syaraf di
sekitar tuba tertekan.
- Q : Menusuk-
nusuk
- R : Abdomen
Pasien nampak
meringis menahan
nyeri
- kuadran kanan
bawah
- S : skala nyeri 3
- T : Sewaktu-waktu
2. DS : pasien proses akan Ansietas
mengatakan sedih jika dilakukannya
kehamilannya harus pembedahan
dioperasi dan pasien
tidak bisa tidur karena
memikirkan
kehamilannya.
DO :
- Pasien tampak
gelisah.
- Terdapat kantung
di kedua mata pasien,
dan tampak tampang
bengkak.
- Pasien mengulang-
ulang pertanyaan
tentang keadaan
kandungannya.
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri yang berhubungan dengan rupture tuba fallopii, perdarahan intraperitonial
ditandai dengan pasien mengatakan nyeri di abdomen, P : Nyeri karena ruptur tuba
fallopi, sehingga syaraf di sekitar tuba tertekan, Q : Menusuk-nusuk, R : Abdomen.
Pasien nampak meringis menahan nyeri kuadran kanan bawah, S : skala nyeri 3, T :
Sewaktu-waktu.
Pukul 14.30 1. Mengkaji sifat, lokasi, dan durasi Pasien mengeluh nyeri di
WITA nyeri. perut, pasien tampak
2. Mengkaji stress psikologi
meringis menahan sakit,
ibu/pasangan dengan menggunakan
wajah pasien tampak pucat,
tingkat stress.
pasien tampak lemah.
3. Memberikan lingkungan yang
tenang dan mengajarkan teknik
relaksasi, dengan cara latihan napas
dalam dan visualisasi distraksi.
4. Memberikan kompres dingin di
area yang nyeri.
5. Berkolaborasi dengan memberikan
obat analgesic.
- Injeksi Antrain 3 x 500 mg.
6. Menyiapkan untuk prosedur
pembedahan bila terdapat indikasi.
Pukul 18. 00 1. Menemani ibu dan mengajak bicara Pasien mengatakan
WITA secara perlahan perasaannya sangat sedih
2. Memberi kesempatan untuk dan cemas memikirkan
memikirkan sisi positif dari tindakan keadaan kehamilannya,
yang akan dilakukan pasien terlihat sering
3. Menganjurkan ibu pengungkapkan melamun, tampak murung,
atau mengekspresikan perasaan. pasien masih terlihat
4. Mengarahkankembali mekanisme murung, tampak gelisah dan
koping yang diekspresikan. cemas, pasien terlihat sedih
5. Memberikan masa privasi terhadap (mata bengkak)
rangsangan lingkungan seperti
jumlah orang yang ada sesuai
keinginan ibu.
H. EVALUASI
3. Mola Hidatidosa
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. NM
Umur : 39 tahun
Suku/Bangsa : Bali / Indonesia
Agama : Hindu
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jln. Arjuna no.12 Gianyar
Penanggung jawab :
Nama : Tn. MM
Umur : 56 tahun
Suku/bangsa : Bali / Indonesia
Agama : Hindu
Pendidikan : Strata 1
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Yogyakarta
Hubungan degan klien : Suami
B. Keluhan Utama
Klien Mengeluh mengalami perdarahan pervaginam dan nyeri pada bagian abdomen.
C. Riwayat Kesehatan
Klien diantar oleh suaminya datang kerumah sakit, klien mengeluh mengalami
perdarahan. Klien mengaku sudah mengalami perdarahan sejak 6 hari yang lalu,saat
diperiksa keadaan vulva tampak kotor dan lembab serta adanya tanda infeksi yang
lain seperti kemerahan di perineum, dan keluar cairan putih kekuningan serta
berbau, klien tampak lemah,membran mukosa kering, turgor kulit tidak elastis dan
cubitan kulit kembali dalam 2 detik,mual dan muntah 2-4x/hari selama 6 hari. klien
juga mengeluh nyeri perut bagian bawah dengan skala nyeri 6 dan bertambah saat
melakukan gerakan secara tiba-tiba, klien tampak meringis menahan nyeri, wajah
klien tampak pucat, perdarahan 500 cc, TD 100/90 mmHg, RR 26X/menit, HR
120X/menit.
Belum pernah ada anggota keluarga klien yang menderita oenyakit serupa dengan
klien sebelumnya.
4. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi
Manda umur 14 tahun, siklus teratur (28 hari) dengan jumlah relatif sedikit
selama 6-7 hari. Klien tidak mengalami dismenorchea. Hari pertama haid terakhir
tangal 10 mei 2011, tanggal 14 mei terjadi perdarahan, di bawa ke bidan tanggal
15 mei 2011, tanggal 19 mei 2011 terjadi perdarahan kembali, dan baru di bawa
ke RS A pada tanggal 20 mei 2011.
b. Riwayat Kehamilan / nifas sebelumnya
Klien sebelumnya tidak pernah mengalami penyakit seperti sekarang. Klien sudah
memiliki 3 anak. Klien tidak pernah mengalami abortus sebelumnya.
5. Riwayat KB
Jenis : Suntik 3 bulan
Lama : 20 tahun
Klien tidur sehari hanya 6-8 jam, klien tidak terbiasa tidur siang, klien tidak
mengalami gangguan tidur sebelum sakit, namun saat sakit klien sering terbangun
karena nyeri dan perdarahan yang dialaminya.
d. Pola Nutrisi
Klien mengalami gangguan nafsu makan, karena mual dan muntah, klien makan 2
kali sehari, menghabiskan dari porsi makan, klien tidak berpantang makan.
Mukosa bibir klien kering, dan turgor kulit tidak elastis. Dari hasil pemeriksaan,
ditemukan:
Input : Klien dalam sehari dapat menghabiskan 500 ml air, air dalam makanan 300
ml, infus 500 ml, transfusi darah 1 kolf (125 ml).
Output: Urin 1000 ml, feses 250 ml, IWL 1110 ml, perdarahan 500 ml.
BC = Input-Output.
= 1425 ml 2360 ml
= - 935 ml.
f. Oksigenasi
Klien tidak mengalami sesak napas, sukar bernapas ataupun gangguan oksigenasi.
g. Eliminasi fekal/bowel
Klien melakukan eliminasi fekal atau bowel 1 kali sehari tanpa menggunakan
pencahar, dan eliminasi dilakukan setiap pagi, berwarna kuning dengan
konsistensi lembek. Klien tidak memiliki gangguan eliminasi seperti diare,
konstipasi atau inkontinensia bowel. Pemenuhan kebutuhan bowel klien dilakukan
secara mandiri.
h. Eliminasi urine
Klien dapat melakukan miksi 6-8 kali dalam satu hari, 100 cc/hari, warna kuning.
Klien tidak memiliki gangguan eliminasi urin seperti nyeri saat BAK, burning
sensation, atau inkontinensia bladder. Kebutuhan pemenuhan ADL ini dilakukan
secara mandiri.
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran klien composmentis dengan GCS 15 (eye 4, verbal 5, motorik 6), TD:
100/90 mmHg, HR: 110X/menit dengan irama reguler dan berdetak kuat, RR:
20X/menit reguler, suhu 38oC, turgor kulit tidak elastis, warna kulit agak pucat.
a) Kepala
b) Leher
Leher terlihat normal tidak terlihat adanya kaku kudu, pembesaran JPV,
tenggorokan normal, tidak ada pembesaran tiroit, tidak ada pemebesaran tonsil
dan nyeri telan.
c) Dada
Bentuk dada simetris, tidak terlihat adanya barelchest, funnal atau pidgeon.
Tidak ada bantuan otot pernapasan, saat dipalpasi fremitus kanan dan kiri sama,
saat di auskultasi tidak terdengar bunyi nafas tambahan seperti wising, bronki
dan crakless, saat di perkusi terdengar bunyi sonor.
d) Abdomen
Tidak ada linea alba, dan terdapat sedikit striae pada perut. Saat di auskultasi
terdengar wising usus, dan prestaltik 14x/menit, saat di palpasi tidak ditemukan
adanya pembesaran hepar maupun splenomegali, saat diperkusi terdengar suara
tympani.
e) Genitalia
f) Rektum
g) Ekstremitas
Kekuatan otot atas, bawah, kanan dan kiri didapatkan hasil kekuatan otot 3,
ROM aktif, dan kapilari reffil 2 detik.
a. Inspeksi:
b. Auskultasi
7. Data Penunjang
HCG Test : 50.000 mIU/L
Hemoglobin : 8,9 mg %
ANALISIS DATA
DO :
- Wajah klien
tampak meringis
menahan nyeri
- Nadi
120x/menit
- RR 26x/menit
- TD 100/90
mmhg
Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik
Intervensi
a. Kaji tingkat nyeri, lokasi dan skala nyeri yang dirasakan klien.
Rasional : Mengetahui tingkat nyeri yang dirasakan sehingga dapat membantu
menentukanintervensi yang tepat.
b. Observasi tanda-tanda vital tiap 8 jam
Rasional : Perubahan tanda-tanda vital terutama suhu dan nadi merupakan salah satuindik
asi peningkatan nyeri yang dialami oleh klien.
c. Anjurkan klien untuk melakukan teknik relaksasi
Rasional : Teknik relaksasi dapat membuat klien merasa sedikit nyaman dan distraksi
dapatmengalihkan perhatian klien terhadap nyeri sehingga dapat mambantu mengurangi
nyeri yang dirasakan.
d. Beri posisi yang nyaman
Rasional : Posisi yang nyaman dapat menghindarkan penekanan pada area luka/nyeri.
e. Kolaborasi pemberian analgetik
Rasional : Obat-obatan analgetik akan memblok reseptor nyeri sehingga nyeri tidat dapat
dipersepsikan.
4. Hiperemesis
ASUHAN KEPERAWATAN
1 Pengkajian Keperawatan
A. Identitas klien
Nama : Ny AS
Umur : 20 tahun
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Samarinda
B. Keluhan utama
Pasien mengatakan mual dan selalu muntah pada pagi hari. Mual dan muntah
semakin berat bila membau makanan yang merangsang.
C. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke poli kandungan dengan keluhan terlambat haid 3 minggu,
terakhir mendapat haid tanggal 12 januari 2015, mual dan selalu muntah pada pagi
hari. Pasien juga mengeluh badannya terasa lemas dan mau pingsan karena sudah
beberapa hari sulit makan.
D. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit gastritis.
E. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola nutrisi
Sebelum hamil : Makan 3 x (nasi,sayur,lauk)
: Minum 7 gelas/hari
Selama hamil : makan berkurang, minum berkurang
b. Pola eliminasi
Sebelum hamil : BAB 1 x tiap pagi, BAK 5 x/hari
Sesudah hamil : BAB 1 x tiap pagi, BAK 3 x/hari
c. Pola istirahat tidur
Sebelum hamil : Siang 2 jam/hari, malam 8 jam /hari
Sesudah hamil : Siang 3 jam/hari, malam 5 jam/hari
d. Pola aktivitas
Sebelum hamil : Membantu pekerjaan rumah
Sesudah hamil : Membantu pekerjaan rumah
e. Perilaku kesehatan sehari-hari
Penggunaan obat/jamu/rokok
Sebelum hamil : Tidak pernah
Sesudah hamil : Obat dan vitamin dari bidan
Lain lain (personal hygiene)
Mandi : 2 x/hari
Ganti baju : 2 x/hari
Keramas : 3 x/minggu
Gosok gigi : 2 x/hari
f. Riwayat Haid
Menarche : -
Siklus haid : 28 hari (teratur)
Lama haid : 6-7 hari
Banyaknya : 3-4 softek/hari
Dismenorea : -
HPHT : 6 januari 2013
UK : -
TP : -
g. Riwayat Perkawinan
Nikah : 1x
Lama menikah : 1 tahun
Umur pertama kali nikah : 19 tahun
h. Riwayat KB
Ibu mengatakan setelah menikah ibu tidak menggunakan KB apapun.
Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan umum
K/U : lemah, wajah pucat
Kesadaran : compos mentis
BB sebelum hamil : 56 kg
BB saat ini : 53 kg
TB : 157 cm
LILA : 25 cm
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 100 x/menit (teratur)
RR : 20 x / menit (teratur)
Suhu : 36,50 C (axilla)
b. Inspeksi
Hiperemis tingkat satu pada inspeksi ditemukan keadaan umum lemah, turgor kulit
sedikit menurun, lidah kering, dan mata cekung. Hiperemis tingklat dua ditemukan ibu
tampak lebih lemah dan aptis, turgor kulit lebih menurun, lidah kering dan tampak
kotor, aceton dapat tercium dalam hawa pernafasan, badan kurus dan berat badan
munurun, kulit kering dan kadang-kadang ada ikterus.
c. Palpasi
Dengan palpasi dapat mengetahui umur kehamilan dengan melihat tinggi fundus
uteri. Karena pada ibu hiperemis gravidarum biasanya terjadi pada umur kehamilan
satu sampai empat bulan, dimana tinggi fundus uteri sekitar setengah simphisis pusat
d. Auskultasi
Untuk memantau sudah terdengar detak jantung janin atau belum dan gerakan anak.
e. Pemeriksaan tanda tanda vital
Pada sekitar hiperemis tingkat satu akan ditemukan nadi meningkat sekitar 100
x/menit, tekanan darah sistolik menurun, suhu normal.
f. Pengukuran berat badan
Pada ibu hamil dengan masalah hiperemis gravidarum pada umumnya terjadi
penurunan BB
Analisa Data
Kelompok Data Masalah Kemungkinan Penyebab
Ds : Px mengatakan mual dan selalu Gangguan cairan Mual muntah
muntah pada pagi hari, dan elektrolit
Do : - k/u lemah
wajah pucat
turgor kulit menurun
-TTV :
TD = 90/60 mm/Hg
N=100x/menit
S= 36,5 C
R= 20 x/menit
3 Intervensi Keperawatan
1) Defisit volume cairan yang berhubungan dengan kehilangan cairan akibat vomitus
dan asupan cairan yang tidak adekuat yang ditandai dengan:
Ds : Px mengatakan mual dan muntah pada pagi hari
Do : k/u lemas.
wajah pucat
turgor kulit menurun
TTV : TD = 90/60 mm/Hg
N =100x/menit
S = 36,5 C
R = 20
a. Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada ibu selama 1 x 24 jam, mual dan
muntah px berkurang :
Kriteria hasil :
Px mengatakan mual dan muntah berkurang
k/u lemah
wajah segar
turgor kulit meningkat
TTV : TD = 100/70 mm/Hg
N=100x/menit
S= 36,5C
R= 20x/mnit
b. Intervensi
1) Pantau dan catat TTV setiap 2 jam atau sesering mungkin sesuai keperluan
sampai stabil. Kemudian pantau dan catat TTV setiap 4 jam.
R/ Takikardia, dispnea, atau hipotensi dapat mengindikasikan kekurangan
volume cairan atau ketidakseimbangan elektrolit
2) Ukur asupan dan haluaran setiap 1 sampai 4 jam. Catat dan laporkan perubahan
yang signifikan termasuk urine, feses, muntahan, drainase luka, drainase
nasogastrik, drainase slang dada, dan haluaran yang lain.
3) R/ Haluaran urine yang rendah dan berat jenis urine yang tinggi
mengindikasikan hipovolemia
4) Mengkaji dan mendokumentasi turgor kulit ,kondisi membran mukosa ,tanda-
tanda vital dan berat jenis urine.
R/ Pengkajian status cairan dan elektrolit yang akurat menjadi dasar
penyusunan rencana dan evaluasi intervensi.
5) Menimbang berat badan setiap hari.
R/Upaya memperbaiki keseimbangan elektrolit dan cairan dan dilakukan
melalui pemberian terapi parenteral sampai dalam menoleransi asupan normal.
6) Memantau nilai laboratorium dan melaporkan nilai-nilai yang tidak normal.
R/ Keseimbangan cairan dan elektrolit harus di koreksi untuk mencegah
komplikasi yang berat, seperti asidosis metabolik dan kematian janin dan ibu
2) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan nausea
dan volume yang menetap yang di tandai dengan :
Ds : Px mengatakan tidak nafsu makan
Do : - k/u lemah
- makanan tidak habis
- muntah
- TTV : TD=90/60 mm/Hg
N = 100x/menit
S = 36,5 C
R= 20 x/mnit
a. Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 24 jam,kebutuhan nutrisi ibu terpenuhi
dengan kriteria hasil :
Px mengatakan nafsu makan meningkat
Do : - k/u lemah
- makanan habis 1 porsi
- muntah berkuran
- TTV : TD=100/70 mm/Hg
N = 100x/menit
S = 36,5 C
R= 20 x/mnit
b. Intervensi
1) Kaji TTV klien
R/ untuk mengetahui keadaan umum pasien
2) Timbang dan catat berat badan pasien pada jam yang sama setiap hari
R/ Untuk mendapatkan pembacaan yang paling akurat
3) Pantau asupan dan haluaran pasien
R/ Karena berat badan dapat meningkat sebagai akibat dari retensi cair
4) Kaji dan catat bising usus pasien satu kali setiap ergantian tugas jaga
R/ Untuk memantau peningkatan dan penurunann
5) Auskultasi dan catat suara napas pasien setiap 4 jam
R/ Untuk memantau aspirasi
6) Untuk berkonsultasi dalam menyusun rencana pengaturan menu yang
memenuhi kebutuhan nutrisi selama hamil
R/ Nutrisi maternal yang adekuat sangat penting untuk kesehatan ibu Memulai
pemberian asupan oral
7) Mendiskusikan pentungnya nutrisi yang adekuat
R/ Mengatur janji dengan ahli diet dan pertumbuhan serta perkembangan
janinnya
8) Memantau berat badan klien
R/ Mengetahui perkembangan janin dan ibu
4 Implementasi Keperawatan
No Waktu TTD
Implementasi
Dx Pelaksanaan
1. 14 03 - 2013 1. Memantau dan mencatat TTV setiap 2 jam atau
08.00 sesering mungkin sesuai keperluan sampai stabil.
Kemudian pantau dan catat TTV setiap 4 jam
TTV
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 100 x/ mnit
Suhu : 36,7 C
RR : 21 x/mnit
2. Mengukur asupan dan haluaran setiap 1 sampai 4 jam.
Catat dan laporkan perubahan yang signifikan
termasuk urine, feses, muntahan, drainase luka,
drainase nasogastrik, drainase slang dada, dan
haluaran yang lain.
5 Evaluasi
No
Tanggal Evaluasi Paraf
Dx
1. 15 03 2013 S : Px mengatakan mual dan muntah berkurang
08.00 O: k/u lemah
- wajah pucat
- turgor kulit meningkat
- TTV : TD = 100/70 mm/Hg
N=100x/menit
S= 36,5C
R = 20x/mnit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan no 1,2,3,4
PREEKLAMSIA BERAT
A. PENGKAJIAN
1. Biodata
a. Identitas klien
Nama : Ny.W
Umur : 32 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Alamat : Yogyakarta
Nama : Tn.P
Umur : 34 th
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : swasta
Alamat : Yogyakarta
2. Riwayat Kesehatan.
e. Genogram: -
f. Riwayat alergi obat dan makanan: tidak ada alergi obat dan makanan
a. Persepsi terhadap kesehatan: ibu klien melihat tanda dan gejala nyeri pada
anaknya kemudian langsung membawa ke rumah sakit untuk mendapat
perawatan yang optimal.
Aktivitas 0 1 2 3 4
Makan x
Minum x
Eliminasi x
Mobilisasi x
Berpakaian x
Keterangan:
0 : mandiri
2. Pemeriksaan fisik
a. Aktivitas
Gejala : kelemahan, penambahan berat badan, reflek fisiologis +/+ , reflek patologis -/-.
b. Sirkulasi
Tanda :
a. Abdomen
Gejala : Inspeksi : Perut membuncit sesuai usia kehamilan aterm, sikatrik bekas
operasi ( - ) Palpasi :
Eliminasi
d. Makanan / cairan
e. Integritas ego
Tanda : cemas.
f. Neurosensori
Gejala : hipertensi
g. Nyeri / kenyamanan
Tanda : gelisah,
h. Pernafasan
i. Keamanan
Tanda :
j. Seksualitas
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
DATA FOKUS
Data subyektif:
P: nyeri berkurang setelah minum obat Q: nyeri berat R: nyeri pada daerah perut
Data obyektif:
ANALISA DATA
NO
SYMPTOM PROBLEM ETIOLOGI
- Dipsnea
- Napas pendek
- Nyeri dada
- batuk
- hemoptisis
- pembesaran limpa
- hipoksia
- Pasien selalu
merasa ingin
BAK
(anyang-
anyangan)
- Pasien merasa
nyeri saat
awal setelah
BAK
- Dipermukaan
saluran
kencing
bawah
(orifisium
uretra)
merah
(eritematus)
dan
membengka
k (oedema)
DO :
- Skala nyeri 8
- Tampak terpasang
kateter
1. Pola nafas tidak efektif b/d Deformitas dinding dada (adanya edema pada paru)
4. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan retensi garam dan air
C. INTERVENSI
WAKTU
NO.
NOC NIC RASIONAL
Tgl dan Dx
Jam
1. Setelah dilakukan Airway - Agar memudahkan
tindakan Management bernapas dengan
keperawatan (3140) lancar
selama.X24 jam
- Buka jalan nafas - Untuk memenuhi
diharapkan pola
dengan tehnik kebutuhan O2
nafas klien normal
chin lift klien
dengan kriteria hasil:
- Monitor respirasi
dan status O2
- Observasi TTV
1 Mengindikasikan
2. Setelah dilakukan Pain management
terjadinya
asuhan keperawatan (1400)
komplikasi.
selama ... x 24 jam
1. Kaji secara
diharapkan nyeri 2.Dapat
komprehensif
berkurang dengan membandingkan
tentang nyeri
kriteria hasil: nyeri yang ada dari
Pain control (1605) meliputi: lokasi, nyeri sebelumnya
karakteristik,
Mengenali 3.Penggunaan
dan onset,
faktor penyebab persepsi diri/
durasi,
perilaku untuk
frekuensi,
Menggunakan
menghilangkan nyeri
kualitas,
metode
dapat membantu
intensitas/beratn
pencegahan
pasien mengatasinya
ya nyeri, dan
lebih efektif
Menggunakan faktor-faktor
metode presipitasi
4. Informasi tentang
pencegahan non
nyeri dapat
2. Kaji pengalaman
analgetik untuk
membantu dalam
individu
mengurangi
menurunkan persepsi
terhadap nyeri,
nyeri
nyeri
keluarga, dengan
Menggunakan nyeri kronis
5.Analgetik
analgetik sesuai
diberikan untuk
3. Evaluasi tentang
kebutuhan
nyeri ringan yang
keefektifitan dari
tidak hilang dengan
Melaporkan tindakan
tindakan
gejala pada mengontrol
kenyamanan.
tenaga nyeri yang telah
kesehatan digunakan
6.Untuk melanjutkan
terapi selanjutnya
Mengenali 4. Berikan
gejala-gejala informasi
nyeri tentang nyeri
seperti
Mencatat
penyebab,
pengalaman
berapa lama
tentang nyeri
terjadi, dan
sebelumnya
tindakan
pencegahan
Melaporkan
nyeri yang
5. Berikan
sudah terkontrol
analgetik sesuai
Keterangan penilaian anjuran
NOC:
6. Beritahu dokter
1. Tidak dilakukan jika tindakan
sama sekali berhasil atau
terjadi keluhan
2. Jarang dilakukan
3. Kadang dilakukan
4. Sering dilakukan
5. Selalu dilakukan
1. Tidak pernah
menunjukkan
2. Jarang
menunjukkan
3. Kadang
menunjukkan
4. Sering
menunjukkan
5. Selalu
menunjukkan
Keterangan penilaian
NOC:
1. Tidak dilakukan
sama sekali
2. Jarang dilakukan
3. Kadang dilakukan
4. Sering dilakukan
5. Selalu dilakukan
1.tidak diperlihatkan
2.jarang
diperlihatkan
3.kadang-kadang
diperlihatkan
4.sering
diperlihatkan
5.konsisten
diperlihatkan
D. IMPLEMENTASI
No
Tgl Implementasi Paraf
DX
6. mengobservasi TTV
4. memonitor TTV
E. EVALUASI
No
TGL EVALUASI PARAF
DX
1 S:-
P : Pertahankan intervensi
2 S : Klien mengatakan nyeri sudah berkurang
P : Pertahankan intervensi
P : Pertahankan intervensi
P : Pertahankan intervensi
5 S:-
P : Pertahankan intervensi
6 S:-
b. Eklampsi
I IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. W
Usia : 24 tahun
TB/BB : TB/ BB : 150 cm /60 kg
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Diagnosa : Eklampsi Posterm
Suku : Jawa
No.RM : 590543
Alamat : Sendangsari, Garung-Wonosobo
Penanggung Jawab :
Nama : Tn. W
Usia : 26 tahun
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Sendangsari, Garung-Wonosobo
I Pengkajian
A Wawancara
1Keluhan Utama
Klien mengeluh pusing, kencang dan cemas dengan kondisi kehamilannya.
2Riwayat Penyakit Sekarang
Tanggal 24/02/2014 jam : 04 : 20 Klien datang ke IGD RSUD Setjonegoro
mengeluh riwayat kejang 2x kurang lebih 1 jam dirumah, di IGD kejang 1 x
dengan G1P0A0, HPL : 30 januari 2014, usia kehamilan 44 minggu. terapi yang
diberikan O2 2 L/menit, cairan intravena RL dan MgS04 dan masuk ICU jam 05 :
00 dan dilakukan operasi SC pada tanggal 24 Februari 2014, mulai jam 10.45
WIB selesai jam 11.30 WIB, menggunakan General Anestesi (GA)
3Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan kunjungan ANC teratur kurang lebih 10 x, di bidan, klien tidak
pernah mengkonsumsi obat selain dari bidan, obat yg di berikan selama hamil :
Fe, Vit C, B6 dan B1, riwayat hipertensi selama kehamilan.
4Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga mengatakan tidak ada yang mempunyai penyakit keturunan misalnya
hipertensi dan DM.
5Riwayat Pekerjaan
Klien tidak bekerja, di rumah sebagai ibu rumah tangga.
6Riwayat Geografi
Kondisi rumah permanen, jauh dari jalan raya, jauh dari perkotaan, keadaan rumah
selalu di rawat oleh klien.
7Riwayat Alergi
Klien tidak mempunyai riwayat alergi apapun debu, cuaca makanan maupun obat -
obatan.
8Kebiasaan Sosial
Klien tidak mempunyai kebiasaan merokok, alcohol dan obat - obatan terlarang.
Klien menginginkan kehamilan keluarga mendukung.
B PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Lemah
System tubuh :
1 Breath
Hidung : cuping hidung (-), terpasang oksigen nasal canul 2 liter/menit, tidak ada
rhinorea, fungsi penciuman baik, RR : 37 x/menit, Sound breath : vesikuler,
Saturasi oksigen : 98%, Bentuk dada : simetris, retraksi (-), tidak ada ketinggalan
gerak saat bernafas, pengembangan dada sama.
2 Blood
Nadi : 106 x/menit,teraba kuat,irama teratur, Bunyi Jantung : S1>S2 tidak ada
bunyi tambahan, TD : 164/106 mmHg, JVP : tidak ada peningkatan JVP, tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid.
3 Brain
Tingkat kesadaran : Compos Mentis (E4,M6,V5), Bentuk kepala : mesochepal,
tidak ada lesi. Mata : pandangan tidak kabur, dapat melihat seseorang didepannya
dengan baik, konjungtiva tidak anemis, sclera an ikterik, pupil isokor, palpebra
tidak ada pembengkakan, fungsi pendengaran baik.
4 Bladder
Urine output : kurang lebih 240 cc/6 jam, warna kuning terang, bau khas urin, Alat
bantu : menggunakan kateter DC No.16
5 Bowel
a Mulut : mukosa bibir lembab, terlihat bersih, gigi tersusun rapi.
b Abdomen
TFU 21 cm, janin tunggal, letak memanjang, punggung kiri, presentasi
kepala, penurunan terendah 4/5, DJJ : 138 x/menit., Bising usus tidak terkaji,
status nutrisi diit RG Jenis makanan disesuaikan kondisi kien (sementara di
puasakan).
c BAB : klien belum BAB sejak awal di RS
6 Bone
a ROM : klien sukar bergerak karena usia kandungan tua.
b Deformitas ekstremitas : tidak ada
c Mobilisasi : klien tidak mobilisasi, mobilisasi di bantu perawat dan alat.
d Turgor : baik, Akral dingin , capilery refill kembali dalam <3 detik, Suhu :
37,0oC derajat celcius / aksila.
e Kekuatan otot : 5 5
5 5
f Terdapat edema ekstremitas bawah, tidak sianosis, klien terlihat pucat dan
terlihat gelisah.
7 Social
a Kemampuan komunitas : komunitas klien baik dengan siapapun, tidak ada
disorientasi, klien kooperatif, bisa mampu menjawab pertanyaan perawat
dengan baik.
b Spiritual : klien terlihat tidak beribadah selama di rawat di RS.
II PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Hasil Lab
Nama : Ny.W
No.RM : 590543
Tanggal pemeriksaan : 24 Februari 2014 04:24 (pre 0p)
SERO IMUNOLOGI
Negative
HBsAg
Nama : Ny.W
No RM : 590543
Tanggal Pemeriksaan : 24 februari 2014 jam 13 : 37 (Post Op)
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN
HEMATOLOGI
Darah Lengkap
Hemoglobin L 10.4 g/dL 11.7 15.5
Leukosit H 18.6 10^3/uL 3.6 11.0
DIFF COUNT
Eosinofil . % 2.00 4.00
Basofil . % 0 1
Netrofil . % 50 70
Limfosit . % 25 40
Monosit . % 1 8
Hematokrit L 31 % 35 47
Eritrosit 4.1 10^6/uL 3.80 5.20
Trombosit 236 10^3/ uL 150 400
80 100
MCV L 76 fL
26 34
MCH 26 pg 32 - 36
MCHC 33 g/dL
Program Terapi
a Tanggal : 24 februari 2014 jam 06 : 00 pre op
1) O2 nasal canul 2 L/menit
2) Infuse RL 20 tpm
3) MgSo4 1 gr/ jam iv
b Tanggal : 24 februari 2014 jam 11 : 30 pos op
1) O2 nasal canul 2 L/menit
2) Infuse : RL + oxytoxin 1 amp : 20 tpm iv mulaijam 12 : 00
3) MgSo4 1gr/jam via siring pump dari jam 12 : 00
4) Injeksi cefotaxim : 2 x 1 gr iv
5) Injeksi OMZ : 2 X 40 mg iv
6) Injeksi MPS : 3 X 125 mg iv
7) Ketorolac : 3 x 1 amp 30 mg iv
8) Diit : tunda sampe BU+N
c Tanggal 25 februari 2014
1) O2 nasal canul 2 L/menit
2) nifedipin : 2 x 10 mg ( oral )
3) SM 1 gr/jam via siringpump iv s/d jam 12 : 00
4) Cefotaxim 2 x 1 gram iv
5) OMZ 2 X 1 vial 40 mg iv
6) MPS 3X125 mg iv
7) RL + oxytocin 1 amp iv s/d jam 12 : 00
Advice anestesi
a Monitor TTV
b Posisi berbaring
c Bila kesakitan beri ketorolak 30 mg/ iv
d Bila mual muntah berikan ondansentron 8mg/iv
e Cek darah rutin post op
f Bila bising usus (+) boleh makan minum bertahap
g Infuse futrolit I, RL II, maintenance 20 tpm
6. Kolaorasi dalam
pemberian antibiotic
VI IMPLEMENTASI
10. S :
O:Kesadaran
10 : 00 II
composmentis
10. Mengukur TTV dan kesadaran
TD : 162/106mmHg
klien N : 93 x/menit RR : 26
x/menit, S :36,1oC
Saturasi O2 99%
10 : 45 I, II 11. S : Klien mengatakan
cemas berkurang
O :ekspresi wajah
terlihat lebih rileks dan
11. Mengantar klien operasi dan
tenang.
memotivasi
12. S : -
O: Anestesi gengan GA
KU : lemah.
11 :30 I
13. Tangan terbebas dari
12. Oprasi SC selesai
mikro organism
14. S :-
O : O2 2 liter/ menit
13. Mencuci tangan sebelum dan
lancer
sesudah melakukan tindakan
15. S :
14. Memasang oksigen nasal canul
O :Infuse RL +
15. Memonitor tetesan infuse Oxytosin 20/ tpm lancer
16. S: -
O : 1gr/jam via siring
IV16. Memberikan MgSo4
pump lancer
17. S : -
O : TD : 150/104 mmHg
I 17. Mengukur TTV dan kesadaran
N : 80 x/ menit
klien. RR : 24 x/ menit
Seturasi O2 98 %,
kesadaran somnolen
I
(pengaruh anestesi )
18. S :-
O : Intake :
Parenteral : 200 cc
12 : 00 I
18. Menghitung balancecairan per
Output :
7 jam. Urine : 250 cc
Iwl : 175
I Balance : - 225
13 : 00
Senin I 1. Mengukur TTV dan
1. S: Ke
O : KU : Lemah
24/02/14 kesadaran klien kesadaran somnolen x
Sore (pengaruh anestesi).
14 : 00 TD : 147/88mmHg, N :
94 x/ menit, RR : 23x/
menit, saturasi O2 : 98%
2. S:
O : 1 gr/jam via siring
I 2. Memberikan MgSo4
pump lancer
3. S:
O: Klien mengatakan
3. Memberikan posisi berbaring,
nyaman, bising usus
III Memonitor bising usus
belum terdengar.
4. Mengatur tetesan infuse 4. S:
O : Infuse RL +oxytosin
1 ampul 20 tpm s/d 12 :
I, 5. Memberikan terapi injeksi 00 25/02/14
5. S:
III analgetik,
O: Injeksi ketorolak,
6. Monitor TTV dan kesadaran MPS, alinamin f masuk
6. S:
pasien
O :KU : Lemah,
16 : 00 III
kesadaran somnolen
( pengaruh anestesi ). TD
:127/73 mmHg, RR : 22
19 : 00 I
x/ menit, N : 96 x /menit,
7. Memberikan terapi injeksi
saturasi O2 : 97 %
antibiotic
7. S:
O: Obat injeksi
8. Menghitung balance cairan
cefotaxim, OMZ masuk
per 13 jam
8. S:
O: Intake : parenteral :
700 cc, output : urine :
20 : 00
450 cc, iwl : 325,
balance : - 22
Senin I 1. Memonitor tetesan infuse dan S: Kex
O :RL +oxytosin 1
24/02/14 Mg So4
ampul 20 tpm, MgSo4
malam
via siring pump lancer
20 : 00
I 2. Memonitor TTV, KU dan S : Klien mengatakan
kesadaran klien nyeri luka operasi
seperti di tusuk tusuk,
nyeri hilang timbul, pada
perut bagian bawah
sekala nyeri 7.
O : KU : lemah,
kesadaran
composmentis, TD :
120/ 64 mmHg, RR :23
x/ menit, N : 94 x/ menit,
S : 36,1OC, saturasi O2
96%
S:
24 : 00 III3. Menganjurkan teknik O:Klien
relaksasi mendemonstrasikan
Selasa dengan baik.
S:
25/02/14
O:Obat injeksi
05 : 30 I, 4. Memberikan terapi obat
ketorolak, MPS,
III , injeksi dan Menganjurkan klien
alinamin masuk
IV untuk istirahat
S:-
5. Memontor TTV, KU dan O: KU : sedang,
06. : 30 I
kesadaran klien kesadaran
composmentis, TD :
151 / 93 mmHg, N : 83,
RR : 24 X/ menit S :
36,5 C,
S:
6. Menghitung balance cairan
O :Intake : parenteral :
07 : 00
1600 cc,
output : 1050 cc, IWL :
600 cc,
balance : - 50
Selasa I 1. Memonitor tetesan infuse 1. S: Kex
O : Infus RL + Oxy 1
25/02/14
ampul 20 tpm s/d 12.00
Pagi
2. Memberikan MgSo4 WIB
08 : 00
2. S:
I O: MgSO4 1 gr /jam via
syiring pump
3. Memberikan diit MC 3. Bising usus (+), Diit
Masuk 200 cc
4. Mengkaji tanda tanda infeksi 4. S:
O : Keadaan luka
IV
tertutup, tidak ada
rembesan balutan
terlihat bersih dan
5. Memberikan terapi injeksi
kering.
antibiotic, analgetik 5. S:
O: Obat injeksi MPS,
I
ketorolak, alinamin,
III,
cefotaxim, OMZ, masuk
IV
6. Mengukur TTV, KU dan
6. S:
O:Kesadaran
kesadaran klien
composmentis KU :
Sedang, bising usus (+)
10 : 00 I
TD : 140 / 96 mmHg
N : 86x/menit
RR : 23 x/menit
S : 36,7 oC
kejang (-)
7. S : Klien mengatakan
tidak sesak
O:. Kejang (-)
7. Aff oksigenasi
8. S: -
O:Kesadaran
composmentis, TD :
8. Mengukur TTV dan kesadaran 130/90mmHg, N : 84
12 : 00 I
klien x/menit RR : 21
x/menit,, S :36,4oC
Saturasi O2 96%
I
9. S:-
O :RL 20 tpm lancer
10. S : Klien mengatakan
9. Memonitor tetesan infuse. nyeri berkurang,sudah
mampu miring /
10. Mengukur TTV dan mengkaji
bergerak secara mandiri.
skala nyeri.
nyeri luka operasi,
seperti tertusuk-tusuk,
perut bagian bawah,
skala 4, hilang-timbul.
I,III
O : TD : 130 / 80
mmHg, N : 74 x/ menit,
RR : 24 x / menit, S : 36
C, Saturasi O2 95 %,
luka post op horizontal
diperut bagian bawah
11. Intake : parenteral :
1400 cc, output :1300
cc, IWL : 175 cc,
11. Menghitung balance cairan balance : - 75 cc
13 : 00 I
VII EVALUASI
Hari/Tgl/ Dx Catatan perkembangan Ttd
jam
Senin I S : klien mengatakan pusing, pandangan tidak kabur. Kel x
24/02/14
10 : 00
O : Klien dalam keadaan aman, kejang (-), Kesadaran
composmentis O2 nasal canul 2 liter/ menit, infuse RL
20 tpm, MgSo4 1gr/ jam via siring pump, TD : 162/106
mmHg, N : 93 x/ menit, RR : 26 x/ menit, Seturasi O2
99 %,
6. Plasenta Previa
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.N DENGAN
GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI: PLASENTA PREVIA
a PENGKAJIAN
1) Biodata :
a) Nama Ibu : Ny.N
b) Jenis kelamin : Perempuan
c) Umur : 23 Thn
d) Agama : Islam
e) Pendidikan : SMP
f) Pekerjaan :IRT
g) Tanggal masuk RS : 01-04-2011/09.00 WIB
h) Tanggal pengkajian : 01-04-2011/10.00 WIB
i) No RM : 09.08.08.125
j) Diagnosa medik : plasenta previa
k) Golongan Darah :_
l) Alamat : Jl. Kalijati no.13
PENANGGUNG JAWAB
a) Nama suami : Tn.A
b) Jenis kelamin : laki-laki
c) Umur : 28 Thn
d) Agama :Islam
e) Pendidikan :SMA
f) Pekerjaan :Wiraswasta
g) Golongan Darah :_
h) Alamat :Jl. Kalijati no.13 Antapani Bandung
RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan utama
Keluar cairan disertai Perdarahan
Riwayat penyakit sekarang
Pada saat di kaji pukul 06.00 WIB klien mengeluh nyeri, nyeri yang di akibatkan
oleh adanya perdarahan sejak pukul 05.00 serta ibu merasakan pergerakan janin .
Nyeri dirasakan sangat hebat sekali sampai klien menangis. Skala nyeri 4. Nyeri
dirasakan didaerah abdomen bagian bawah. Nyeri tiba-tiba.
Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat abortus pada kehamilanya yang lalu.
Riwayat Kesehatan Keluarga ;
Ibu mengatakan di keluarganya tidak ada yang mmpunyai penyakit menular atau
pun penyakit keturunan seperti, DM, TBC dan lain-lain.
Riwayat pernikahan :
Ini merupakan pernikahan pertama bagi ibu dan suami. Usia menikah 23 tahun bagi
ibu dan 23 tahun bagi suami, lamanya pernikahan 13 tahun.
Riwayat menstruasi :
Ibu mengatakan pertama kali menstruasi pada usia 12 tahun siklus 28 hari, tidak
teratur lamanya 3 hari, konsistensi darah cair, ibu biasa ganti pembalut biasa 2-3 kali
sehari. Ibu mengatakan tidak ada keluhan selama haid.
Riwayat Kehamilan Sekarang ;
Ibu merasa hamil 9 bulan, ini merupakan kehamilan ke-3 ibu, ibu tidak pernah
keguguran, ibu selalu memeriksakan kehamilan di puskesmas sebanyak 11 kali. Hari
pertama haid terakhir ibu 28-12-2009. Taksiran persalinan 05-10-2010. Ibu
mendapatkan imunisasi TT sebanyak 2 kali. TT1 pada saat usia kehamilan 5 bulan
pada tanggal 10 Mei 2010 dan TT2 pada usia kehamilan 7 bulan pada tanggal 01 Juli
Riwayat Penyakit ;
Ibu menyatakan tidak memiliki penyakit yang dapat memperberat khamilan seprti
hipetensi, jantung, asma, ataupun DM.
Riwayat Kontrasepsi :
Ibu mengatakan menggunakan KB suntik 3 bulan selam 4 tahun tanpa adanya
keluhan kemudian diganti dengan KB pil selama 1 tahun. Setelah melahirkan
rencana menggunakan kembali KB suntik 3 bulan .
Riwayat penggunaan obat- obatan dan bahan lain ( kebiasaan hidup sehat)
Obat yang di konsumsi ibu hanya obat yang di berikan oleh bidan seperti Fe,
vitamin, dan c/kal. Ibu mengatakan tidak pernah merokok, tidak minum minuman
kerasan dan jamu serta obat obatan terlarang. Suami ibu perokok tapi bukan
peminum alkohol dan tidak mengkonsumsi obat- obatan terlarang.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Data Objektif
aKeadaan Umum : lemah
bKesadaran : compos mentis
cTanda-tanda vital
- Tekana darah : 90/80 mmhg
- Respirasi : 28x/mnt
- Nadi : 110x/mnt
- Suhu : 38 0C
d Berat badan
Sebelum hamil : 65 kg
Sekarang : 73,8 kg
Tinggi badan : 158 cm
e Head to toe
Kepala
tidak ada lesi, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan
Rambut
bersih, warna hitam, dan tidak rontok
Muka
tidak ada edema, tidak pucat, tidak ada chausma gravidarum.
Mata
mata simetris, sklera putih jernih, konjungtiva warna merah muda.
Hidung
tidak ada sekret, tidak ada nyeri tekan, tidak ada polip.
Mulut
bibir kering, warna pucat, tidak ada stomatitis, gigi tidak karies
Leher
tidak ada masa, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembengkakan, kelenjar limpe
dan tiroid.
Dada
Paru-paru
pergerakan nafas teratur, bunyi nafas vesikuler, tidak ada ronchi, dan
whizeeng
Jantung
bunyi jantung lup dub, frekunsi teratur
Payudara
bentuk simetris, ukuran normal, puting susu menonjol, kolostrom ada, tidak
ada nyeri tekan, tidak ada retraksi/ dimpling
Abdomen
tidak ada bekas operasi/ sc, ada striae gravidarum, tidak ada lessi.
TFU : 33 cm
Letak bayi : tidak normal ( sungsang )
genital
Pengeluaran pervaginam : lendir dan darah
Vulva dan vagina : adanya pendarahan
Anus : tidak ada hemoroid
Ekstremitas
Ekstermitas atas : tidak ada oedema,kuku tidak pucat, reflek bisep
dan trisep baik
Ekstremitas bawah : tidak ada oedema, tidak ada varises, reflek patella
baik.
POLA AKTIFITAS SEHARI-HARI
No. Pola aktifitas Di rumah Di rumah sakit
1. Nutrisi :
Frekuensi 3x/hari
Jenis Nasi, lauk, sayur,
buah, dan air teh
Porsi 1 porsi habis
Alergi Tidak ada alergi
2. Cairan:
jumlah 8 gelas/hari
3. Personal hygine:
mandi 2x/hari
gosok gigi 2x/hari
4. Eliminasi:
buang air besar
frekuensi Lancar
warna Kuning
kosistensi Padat
DATA PENUNJANG
Leukosit : 20000
Trombosit :
Hemoglobin :11,5
USG :
ANALISA DATA
No. Data Etiologi masalah
1. DS: Plasenta berada Kehilangan sebagian
komponen darah.
Klien mengeluh perdarahan di SBR
terus menerus disertai nyeri
Plasenta tertekan Kecemasan
DO: karenaperdarahan
oleh presentasi janin
- Kesadaran: compos mentis
- tekanan darah: 90/80 mmhg Gangguan
-suhu : 38 0C
jaringan
Perdarahan
Sirkulasi
maternal/kejanin
Risiko/actual distress
janin
Kekurangan volume
cairan
PROSES KEPERAWATAN
No. Diagnosa Perencanaan
keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1 Kekurangan volume Tupan: tidak - Evaluasi, - Perkiraan
terjadi perdarahan
cairan b/d kehilangan laporkan, dan catat kehilangan darah
Tupen: setelah
vaskuler berlebihan. dilakukan jumlah serta jumlah membantu
perawatan selama
kehilangan darah. membedakan
2x/24
jam,diharapkan Lakukan diagnosa, Setiap
tekanan darah
perhitungan gram peningkatan
normal,120/80
mmhg. pembalut Timbang berat pembalut
pembalut pengalas. sama dengan
- Lakukan tirah kehilangan kira-
baring. Instuksikan kira 1 ml darah.
klien untuk - Perdarahan dapat
menghindari berhenti dengan
Valsalva manover reduksi aktivitas.
dan koitus. Peningkatan
tekanan abdomen
atau orgasme
( yang
meningkatkan
aktivitas uterus)
- Posisikan klien dapat meransang
dengan tepat, perdarahan
telentang dengan - Menjamin
panggul ditinggikan keadekuatan darah
atau posisi semi yang tersedia untuk
fowler. Hindari otak; peninggian
posisi panggul
trendelenburg. menghindari
kompresi vena
kava. Posisi semi-
fowler
memungkinkan
Catat tanda tanda janin bertindak
vital Penisian sebagai tanpon.
kapiler pada dasar Membantu
kuku, warna menentukan
menbran mukosa/ beratnya
kulit dan suhu. kehilangan darah,
Ukur tekanan vena meskipun sianosis
sentarl, bila ada dan perubahan
pada tekanan
darah, nadi adalah
tanda-tanda lanjut
dari kehilangan
sirkulasi atau
Hindari terjadinya syok
pemeriksaan rectal Dapat
atau vagina meningkatkan
hemoragi,
khususnya bila
plasenta previa
Diskusikan situasi marginal atau total
dan pemahaman terjadi.
tentang situasi Memberikan
dengan klien dan informasi tentang
pasangan. reaksi individu
Pantau respon terhadap apa yang
Ansietas b/d Tupan: klien verbal dan terjadi.
merasa tenang
2 ancaman kematian nonverbal Menandakan
Tupen:setelah di
(dirasakan atau lakukan intervensi klien/pasangan. tingkat rasa takut
2x24 jam di
actual ) pada diri yang sedang
harapkan
sendiri, janin. kecemasan klien Dengarkan masalah dialami
berkurang.
klien dan dengarkan klien/pasangan.
Dengan kriteria:
-klien tenang secara aktif. Meningkatkan rasa
-klien rilex
control terhadap
situasi dan
memberikan
kesempatan pada
klien untuk
Berikan informasi mengembangkan
dalam bentuk verbal solusi sendiri.
dan tertulis dan beri Pengetahuan akan
kesempatan klien membantu klien
untuk mengajukan mengatasi apa
pertanyaan.Jawab yang sedang terjadi
pertanyaan dengan dengan lebih
jujur. efektif.
Jelaskan prosedur
dan arti gejala-
gejala.
Pengetahuan dapat
membantu
menurunkan rasa
takut dan
meningkatkan rasa
control terhadap
situasi.
7. Solution Plasenta
4 Imunisasi TT
TT I : 20-5-2006
TT II: 20-6-2006 TT III : 23-9-2012
5 Pergeraakan janin selama 24 jam (dalam sehari )
Ibu mengatakan merasakan pergerakan janin 2x/ jam dalam sehari
h Riwayat kesehatan
1 Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular, menurun dan menahun) ibu
mengatakan tidak pernah / tidak sedang menderita penyakit menular
(TBC,hepatitis,HIV) penyakit menurun(hipertensi, asma) dan penyakit menahun
(jantung, paru-paru).
2 Penyakit yang pernah/sedanng diderita keluarga (menular, menurun dan menahun) ibu
mengatakakan keluarga tidak pernah / tidak sedang menderita penyakit
menular(TBC,hepatitis,HIV) penyakit menurun(hipertensi, asma) dan penyakit
menahun (jantung, paru-paru).
i Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan tidak ada riwayat keturan kembar
j Riwayat operasi
Ibu mengatakan belum pernah operasi
k Riwayat alergi obat
Ibu mengatakan tidak ada riwayat alergi obat
Kesimpulan
Saran
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan kita sebagai bagian dari tenaga kesehatan
mampu memahami dari konsep kehamilan dan dapat membantu memberikan sosialisasi
langsung kepada masyarakat mengenai asuhan keperawatan pada ibu hamil, untuk
memberikan wawasan tentang kehamilan sehingga mampu untuk mengerti apa itu arti
kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA
Wiknjosastro,Hanifa, dkk. 2002. Buku Ajar Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC
NANDA Internasional. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta: EGC
Bagian Obstetri & GIinekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung. 1984.
OBSTETRI PATOLOGI. Bandung : Elstat Offset.