Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB III
ANALISIS ABUTMEN JEMBATAN BETON
3.1 IDENTIFIKASI PROGRAM
Tipe dinding
Tipe Peralihan Tipe Balok Kepala
Program/software ini dibuat khusus untuk tanah timbunan berupa tanah non-kohesif.
Tekanan tanah ke dinding dihitung dengan menggunakan pendekatan dari Coulomb.
Analisa abutmen jembatan beton dengan menggunakan program/software ini
memungkinkan untuk memperhitungkan gaya-gaya tambahan akibat gempa.
Untuk tanah timbunan non-kohesif, tekanan air tanah yang menuju dinding tidak ikut
diperhitungkan dalam program/software ini. Diasumsikan bahwa sistem drainase yang baik
akan dibangun/disediakan untuk menjamin tidak ada tekanan hidrostatis tambahan ke
dinding.
Keluaran dari program/software ini adalah gaya gaya yang berkerja pada dasar abutmen
yang akan digunakan untuk melakukan analisa pondasi. Juga dapat diketahui gaya dalam
pada beberapa potongan kritis yang berguna untuk menghitung penulangan dari abutment
beton tersebut. Program/software ini juga telah dilengkapi dengan kombinasi pembebanan
sehingga out-put gaya dalam dari program/software ini tersedia untuk setiap kombinasi
pembebanan.
Perlu ditegaskan bahwa program ini dibuat untuk tujuan pendidikan dan pelatihan SRRP
(Sumatera Region Road Project) IBRD Loan No. 4307-IND. Tanggung jawab terhadap
pengunaan hasil keluaran program ini 100 % ada di pengguna. Pengguna wajib melakukan
Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer III - 1
Survey dan Disain Jembatan
pengecekan terhadap kesahihan hasil keluaran program ini. Karena program ini tidak
mencakup semua aspek disain, sebaiknya penggunaannya dibatasi untuk proses pra-disain.
Sama dengan Teori Dasar Perencanaan Dinding Penahan Tanah (Bab 1.2)
Berdasarkan Kombinasi Beban untuk Perencanaan Tegangan Kerja sesuai dengan Tabel
2.2.1 Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan, kombinasi yang digunakan dalam
program/software ini adalah sebagai berikut.
b. Dimensi (panjang tumpuan dan tinggi) dari Balok Girder Struktur Atas (m).
Panjang
Dimensi dari struktur atastumpuan
ini akan digunakan untuk menentukan bentuk dan ukuran
minimum
bagian atas dari abutmen. Tinggi balok girder akan menentukan tingginya tembok
kepala. Panjang tumpuan akan digunakan untuk menentukan lebar dari dudukan
tersebut. Semakin panjang bentang jembatan, maka
balok girder panjang
Tinggi baloktumpuan akan semakin
besar, sehingga bagian atas dari abutmen juga akan semakin
girder lebar.
Tebal dudukan girder
Abutmen girder
Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer III - 2
Survey dan Disain Jembatan
Lebar
Lampiran : Pedoman Penggunaan Software Komputer pile cap III - 3
h. Koefisien Gempa
Untuk analisis yang memperhitungkan pengaruh gempa diperlukan C h1 (koefisien
gempa untuk inersia struktur), Ch2 (koefisien gempa untuk tekanan tanah dinamis) dan
Faktor Keutamaan (I). Nilai Ch1 dapat ditentukan berdasarkan Gambar 1.8, Nilai
koefisien Ch2 ditentukan dengan menggunakan Tabel 1.4, sedangkan Faktor Keutamaan
I ditentukan berdasarkan Tabel 1.2
Tanda positif menunjukkan arah gaya tersebut ke atas atau kekanan. Karena
program/software ini menggunakan kombinasi pembebanan berdasarkan Kombinasi
Beban untuk Perencanaan Tegangan Kerja sesuai dengan Tabel 2.2.1 Peraturan
Perencanaan Teknik Jembatan, maka beban vertikal dan horisontal dari struktur atas di
uraikan sesuai dengan tipe beban yang bekerja. Tipe beban/aksi tersebut adalah
a. Aksi tetap
b. Beban Lalu lintas
c. Pengaruh temperatur
d. Arus/Hanyutan/Hidrolika/Daya Apung
e. Beban Angin
f. Pengaruh gempa
g. Beban Tumbukan
h. Beban Pelaksanaan
V15 Yh
H16
bearin
g
Abutmen
b. Pada Form Input Data masukkan parameter-parameter Input Data. Jika analisis
tidak memperhitungkan kondisi gempa, maka nilai Koefisien Gempa dan Faktor
Keutamaan dibuat sama dengan 0. Jika ingin menganalisis data yang sudah pernah
disimpan, gunakan tombol BUKA FILE
c. Pada Form Input Data, jika ingin menyimpan data kasus yang sedang dianalisis,
klik tombol SIMPAN FILE dan tuliskan nama file yang akan digunakan.
d. Pada Form Input Data untuk melakukan analisis perhitungan gaya-gaya klik
tombol HITUNG. Sehingga akan berada pada Lembar Analisis dan Output.
e. Pada Lembar Analisis dan Output ini ditampilkan gaya-gaya yang bekerja pada
dasar abutmen jembatan untuk setiap kombinasi pembebanan yang akan digunakan
untuk melakukan perencanaan pondasi.
f. Pada Lembar Analisis dan Output juga ditampilkan gaya-gaya dalam pada
beberapa potongan kritis untuk setiap kombinasi pembebanan yang akan berguna untuk
menentukan kebutuhan penulangan.
g. Pada Lembar Analisis dan Output, jika ingin memodifikasi data input dapat
menggunakan tombol KEMBALI untuk menuju ke Form Input Data, sedangkan jika
ingin melihat Gambar dan Dimensi keseluruhan dari abutmen jembatan gunakan
tombol GAMBAR.
h. Pada Lembar Analisis dan Output, jika ingin menyimpan file laporan
perhitungan gunakan tombol LAPORAN dan masukkan nama file yang akan
digunakan untuk menyimpan data laporan yang berbentuk file dengan extension TXT.
V15 H
V27 dan H28
16 GD Yh
akibat gempa H17
Xv
GW
el. 2
H18 V11
el. 3 V2 GD Yh
H12
H19
V3 H17
V1 el. 1
el. 9 el. 10 H26
H25 0.25 m
V9 V10
el. 8
TW
el. 8
Tanda positif untuk gaya menunjukkan arah gaya tersebut ke atas atau ke kanan. Tanda
menunjukkan bahwa elemen tersebut aktif/digunakan dalam analisis, sedangkan tanda
menunjukkan elemen tersebut tidak digunakan/tidak aktif dalam analisis.
Setelah didapat hasil analisa gaya-gaya pada dasar dan pada potongan kritis, maka dapat di
tentukan kebutuhan pondasi dan juga tulangan abutmen tersebut.
Jika dari hasil analisa pondasi, lebar pile cap tidak mencukupi, maka untuk hasil yang lebih
akurat sebaiknya analisa dilakukan sekali lagi menggunakan kebutuhan lebar pile cap yang
baru. Hal yang sama untuk dimensi abutmen lainnya jika ternyata dari hasil penulangan
tidak mencukupi.
Suatu abutmen jembatan beton setinggi 5 meter dengan lebar 9.7 meter direncanakan untuk
dibangun dengan data-data perencanaan sebagai berikut
a. Tanah urugan non-kohesif = 1.8 t/m3 = 18 kN/m3, dan = 35
b. Tanah dasar = 1.7 t/m3 = 17 kN/m3, dan = 35 , c = 5 t/m2 = 50 kPa
c. Beban merata pada permukaan tanah = beban lalu lintas = 0.6*1.8 = 0.48 t/m2 = 4.8 kPa
d. Perencanaan abutmen beton tersebut terletak di wilayah gempa/zona 6 dengan Koefisien
Gempa Ch untuk bangunan penahan = 0.06, Ch untuk tekanan tanah = 0.06, dan Faktor
Keutamaan I = 1.0
e. Beban dari struktur atas adalah sebagai berikut (+ = keatas/ke kanan , - = kebawah/ke
kiri)
Beban lalu lintas arah horizontal mempunyai arah ke luar dari pangkal, sehingga
diambil = 0
f. Data Tumpuan Struktur Atas
Panjang tumpuan minimum 1.1 meter, tinggi balok girder 1.6 meter, posisi gaya dari
struktur atas Xv = 0.3 meter, Yh = 1.5 m. Tebal dudukan balok girder = 1.0 meter.
1.1 meter
0.3 m
V11 1.5 m
balok girder 1.6 meter H12
Abutmen Abutmen
g. Pondasi direncanankan menggunakan tiang pancang dengan lebar pile cap = 3.5
meter dan tebal 1.0 meter.
1.0 m V3 H17
V1 el. 1
el. 10 TW
el. 9 H26
H25 0.25 m
V9 V10
el. 8 el. 8
Besarnya gaya luar vertikal (V15) dan Horisontal (H16) yang bekerja pada abutmen sesuai
dengan Kombinasi Pembebanan tersebut diatas adalah sebagai berikut
Nomor elemen Lebar (m) Tinggi (meter) Berat=W (kN) Gaya Gempa (kN)
1 1.500 1.000 -363.75 21.83
2 0.200 1.600 -77.60 4.66
3 0.200 1.000 -48.50 2.91
4 3.500 1.000 -848.75 50.93
5 0.500 0.250 -30.31 1.82
6 1.500 0.250 -45.47 2.73
7 1.500 0.250 -45.47 2.73
8 0.500 1.150 -139.44 8.37
9 0.700 0.250 -21.22 1.27
10 0.300 0.250 -9.09 0.55
Gaya Gempa = W*Ch*I, gaya gempa hanya bekerja pada kombinasi beban yang
memperhitungkan pengaruh gempa atau kombinasi beban 5.
cos 2 ( )
Ka 2
sin( ) sin( )
cos cos( ) 1
2
cos( ) cos( )
cos 2 ( )
K aG 2
sin( ) sin( )
cos cos( ) 1
2
cos( ) cos( )
KaG = 0.304
Beban merata merupakan beban lalu lintas yang bekerja pada permukaan tanah. Pada
kombinasi beban dimana tidak memperhitungkan beban lalu lintas, besarnya tekanan tanah
akibat beban merata = 0. Resultante tekanan tanah akibat beban merata bekerja pada
elevasi H dari dasar dengan kemiringan 35
Pq qK a H * Lebar = 58.2 kN
Resultante tekanan tanah aktif Coulomb bekerja pada elevasi 1/3 H dari dasar dengan
kemiringan = 35 (pada saat tidak terjadi gempa) dan 0 (pada saat terjadi gempa).
Resultante tekanan tanah tambahan akibat gempa bekerja pada elevasi 2/3 H dari dasar
dengan kemiringan 0
Pa = (KaG-Ka)H2*Lebar = 71.75 kN
Komponen arah vertical = V4 = -71.75*sin 0 = 0 kN (ke bawah)
Komponen arah horisontal = H5 = 71.75*cos 0 = 71.75 kN (ke kanan)
Potongan 1 mempunyai dimensi potongan 0.4 m x 9.7 meter. Dengan cara yang sama
seperti diatas dapat ditentukan tekanan tanah yang terjadi sehingga dapat dihitung besarnya
gaya-gaya yang bekerja pada potongan 1. Gaya-gaya yang terjadi ditabelkan sebagai
berikut
Potongan 2 mempunyai dimensi potongan 0.5 m x 9.7 meter. Dengan cara yang sama
seperti diatas dapat ditentukan tekanan tanah yang terjadi sehingga dapat dihitung besarnya
gaya-gaya yang bekerja pada potongan 2. Gaya-gaya yang terjadi ditabelkan sebagai
berikut.