Вы находитесь на странице: 1из 26

Abdomen, Genealia dan Anus, Exstermitas

MAKALAH
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS KDDK 1
PENYUSUN
1. Dea Yuniarti
2. Devitri Amalia
3. Nurkhazaini Sivas
4. Rina Yulianingsih
5. Siti Aminah

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MH. THAMRIN

JAKARTA

OKTOBER, 2016

Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya makalah ini dapat terselesaikan. Melalui makalah ini, kita dapat
mengetahui tentang pemeriksaan fisik (Abdomen, Genetalia dan Anus, Exstermitas). Pembuatan
makalah ini menggunakan data-data yang diperoleh dari beberapa sumber dan pemikiran yang
digabungkan sehingga menjadi sebuah makalah yang semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis menyadari akan kelemahan dan kekurangan dari makalah ini.Oleh sebab
itu, kami membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, agar makalah ini
semakin baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

Jakarta, Oktober 2016

Penulis

Daftar Isi
Halaman Judul .......................................................................................................
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
1.2Rumusan Masalah
1.3Tujuan
1.4Manfaat Makalah
1.5Metode Penulisan Makalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1
2.2
2.3
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
1.2Rumusan Masalah
a. Pengertian Pemeriksaan Fisik

b. Prosedur pemeriksaan fisik dari kepala sampai ujung kaki (HEAD TO TOE)
c.
1.3Tujuan
1.4Manfaat Makalah
1.5Metode Penulisan Makalah

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Abdomen


Abdomen adalah istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan
bagian diantara dada (bagian paling bawah tulang rusuk) dan pelvis atau bagian
paling atas dari paha. Pada manusia abdomen identik dengan kata perut.

Abdomen adalah rongga terbesar dalam tubuh. Bentuknya lonjong dan


meluas dari atas dari diafragma sampai pelvis di bawah.
Rongga abdomen dilukiskan menjadi dua bagian, abdomen yang
sebenarnya yaitu rongga sebelah atas dan yang lebih besar dari pelvis yaitu
rongga sebelah bawah dan lebih kecil.Batas-batas rongga abdomen adalah
di bagian atas diafragma, di bagian bawah pintu masuk panggul dari
panggul besar, di depan dan di kedua sisi otot-otot abdominal, tulang-tulang
illiaka dan iga-iga sebelah bawah, di bagian belakang tulang punggung dan
otot psoas danquadratus lumborum (Pearce, 1999).
Abdomen adalah suatu rongga yang dilapisi oleh lapisan peritoneum baik
organ maupun dindingnya. Lapisan peritoneum yang melapisi rongga
abdomen disebut peritoneum parietal dan yang melapisi semua organ dalam
abdomen di sebut peritoneum visceral. Adapun organ-organ yang terdapat
dalam rongga abdomen di golongkan sebagai berikut :

Organ-organ yang terdapat dalam abdomen adalah sebagai berikut :

a. Gaster (lambung)
Bagian dari saluran yang dapat mengembang paling banyak terutama di
daerah epigaster. Lambung biasanya memiliki bentuk J dan terletak di
kuadran kiri atas abdomen.

Lambung terdiri dari bagian-bagian yaitu :

1) Fundus Ventrikuli
Bagian yang menonjol ke atas terletak di sebelah kiri osteum kardium dan
biasanya penuh berisi gas.

2) Korpu Ventrikuli
Letaknya setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada bagian bawah
kurvatura minor.

3) Antrum Pylorus
Bagian lambung berbentuk tabung mempunyai otot yang tebal membentuk
sfingter pylorus.

4) Kurvatura Minor
Terdapat di sebelah kanan lambung terbentang dari osteum kardiak sampai
ke pylorus.

5) Kurvatura Mayor
Terbentang dari sisi kiri osteum kardiakum melalui fundus ventrikuli menuju ke
kanan sampai ke pylorus inferior.

6) Osteum Kardium
Merupakan tempat di mana oesophagus bagian abdomen masuk ke lambung.
Pada bagian ini terdapat orifisium pilorik.

Fungsi lambung adalah sebagai berikut :


1) Menampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan makanan oleh
peristaltic lambung dan getah lambung.

2) Menghasilkan getah cerna lambung, diantaranya pepsin, asam garam


( HCL ) renin, dan lapisan lambung.

b. Usus Halus

Intestinal minor adalah bagian dari sistem pencernaan makanan yang


berpangkal pada pylorus serta berakhir pada seikum dan panjangnya 6 meter,
merupakan saluran paling panjang tempat proses pencernaan dan absorpsi
hasil pencernaan.

Usus halus terdiri dari :

1) Duodenum

Panjang 25 cm berebntuk sepatu kuda melengkung ke kiri dan pada


lengkungan ini terdapat pankreas.

2) Jejunum dan Ileum


Panjang 6 meter, 2/5 bagian atas jejunum dengan panjang 2-3 meter dan 3/5
nya adalah ileum dengan panjang 4-5 meter. Ujung bawah ileum berhubungan
dengan seikum dengan perantara lubang yang bernama orifisium ileoseikalis

Fungsi usus halus adalah :

1) Menerima zat-zat makanan yang sudah dicerna untuk diserap melalui


kapiler darah dan saluran limfe.

2) Menyerap protein dalam bentuk asam amino.

3) Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida.

c. Usus Besar

Usus besar mempunyai panjang 1,5 meter dan lebar 5-6 cm.

Usus besar terdiri dari :

1) Sekum
Di bawah seikum terdapat appendiks vemivormis yang berbentuk seperti
cacing sehingga disebut juga umbai cacing dengan panjang 6 cm.

2) Kolon Ascenden
Panjangnya 13 cm terletak di bawah abdomen sebelah kanan membujur ke
atas dari osteum ke bawah hati. Di bawah hati melengkung ke kiri, lengkungan
ini disebut fleksura hepatica dilanjutkan sebagai kolon transversum.

3) Appendiks
Bagian dari usus besar yang muncul seperti corong dari akhir seikum dan
mempunyai pintu keluar yang sempit tapi masih memungkinkan dilewati oleh
beberapa isi usus. Appendiks tergantung menyilang pada linea terminalis
masuk ke dalam rongga pelvis minor terletak horizontal di belakang seikum.
Sebagai suatu organ pertahanan terhadap infeksi kadang appendiks bereaksi
secara hebat dan hiperaktif yang bisa menimbulkan perforasi dindingnya ke
dalam rongga abdomen.
4) Kolon Transversum
Panjangnya 38 cm, membujur dari kolon ascendens sampai kolon
descendens, berada di bawah abdomen; sebelah kanan terdapat fleksura
hepatica dan sebelah kiri terdapat fleksura lienalis.

5) Kolon Descendens
Panjangnya 25 cm, terletak di bawah abdomen bagian kiri, membujur dari
atas ke bawah dari fleksura lienalis sampai ke depan ileum kiri, bersambung
dengan rectum.

6) Rectum
Terletak di bawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor
dengan anus, terletak dalam rongga pelvis di depan os sacrumdan os
coxygeus.

7) Anus
Bagian dari sistem pencernaan yang menghubungkan rectum dengan dunia
luar (udara luar). Terletak di dasar pelvis dan diperkuat oleh sfingter ani
internus (bagian atas), sfingter levatorani (bagian tengah) dan sfingter ani
eksternus (bagian bawah).

Gambar 1 : Rongga Abdomen Bagian Depan.


Keterangan :
A. Diafragma J. Kandung Kencing
B. Esofagus K. Apendiks

C. Lambung L. Sekum

D. Kaliks kiri M. Illium

E. Pankreas N. Kolon Ascendens

F. Kolon Descenden O. Kandung Empedu

G. Kolon Transversum P. Liver

H. Usus Halus Q. Lobus Kanan

I. Kolon Sigmoid R. Lobus Kiri

1. Pelengkap Organ Digestivus (Syaifuddin, 1997)

Ada tiga organ yang melengkapi organ digestivus, yaitu :

a. Pankreas
Pankreas merupakan sekumpulan kelenjar yang strukturnya sangat mirip
dengan kelenjar ludah, panjangnya 15 cm, lebar 5 cm mulai dari duodenum
sampai ke limpa dan beratnya 60-90 gram. Terbentang dari vertebra lumbal I
dan II di belakang lambung. Pankreas terdiri dari tiga bagian, yaitu kepala
pancreas, badan pancreas dan ekor pancreas.

Fungsi pankreas adalah :


1) Fungsi eksokrin, yaitu membentuk getah pankreas yang berisi enzim dan
elektrolit.

2) Fungsi endokrin, sekelompok epitelium berbentuk pulau-pulau langerhans,


bersama membentuk organ endokrin yang mensekresikan insulin.

3) Fungsi sekresi eksternal, yaitu cairan pankreas yang dialirkan ke duodenum


yang berguna untuk proses pencernaan makanan di intestinum.
4) Fungsi sekresi internal, yaitu sekresi yang dihasilkan oleh pulau langerhans
sendiri dan langsung dialirkan ke dalam peredaran darah. Sekresinya disebut
hormon insulin dan hormon glikogen, hormon tersebut dibawa ke jaringan
untuk membantu metabolisme karbohidrat.

b. Hati
Hati terletak pada bagian atas dalam rongga abdomen, di sebelah kanan
bawah diafragma dan beratnya 1,5 kg. Hati terbagi atas dua lapisan, yaitu
permukaaan atas berbentuk cembung terletak di bawah diafragma dan
permukaan bawah tidak rata serta memperlihatkan fisura transversus.

Hati mempunyai dua jenis peredaran darah, yaitu arteri hepatica dan vena
porta. Arteri hepatica merupakan cabang arteri coeliaka yang merupakan
cabang aorta abdominalis bagian atas dan 20% darah menuju hepar melalui
arteri ini. Vena porta membawa darah dari lambung, usus, limpa, dan
pankreas secara langsung untuk hepar; 80% darah untuk hepar melalui vena
ini.

Hati memiliki fungsi sebagai berikut :


1) Mengubah zat makanan yang diabsorbsi dari usus dan yang disimpan di
sutau tempat dalm tubuh.

2) Mengubah zat buang dan bahan racun untuk diekskresikan dalam empedu
dan urine.

3) Menghasilkan enzim glikogenik glikosa menjadi glikogen.

4) Sekresi empedu.

5) Pembentuk urine.

6) Menyiapkan lemak untuk pemecahan terakhir karbohidrat.

c. Kandung empedu
Merupakan suatu kantong berbentuk terang dan merupakan membran
berotot, letaknya dalam sebuah lobus di sebelah permukaaan bawah hati
sampai pinggir depannya, dengan panjang 812 cm berisi 60 cm.

Fungsi kandung empedu adalah :


1) Sebagai persediaan getah empedu, membuat getah empedu menjadi
kental.

2) Sekresi getah empedu yang digunakan untuk mencerna lemak.

2. Sistem Urinaria (Syaifuddin, 1997)

Sistem urinaria terdiri dari organ-organ sebagai berikut :


a. Ginjal
Ginjal terletak di bagian belakang dari kavum abdominalis, di belakang
peritoneum pada kedua sisi vertebra lumbaris III dan melekat pada dinding
belakang abdomen. Bentuknya seperti biji kacang, jumlahnya ada dua yaitu
kiri dan kanan. Pada keadaan normal, letak ginjal kiri lebih tinggi dari ginjal
kanan.

Ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula renalis yang terdiri
dari jaringan fibrous berwarna ungu tua, lapisan luar terdapat lapisan korteks
(subtantia kortekalis) dan lapisan sebelah dalam bagian medula (subtantia
medularis) berbentuk kerucut yang disebut renal piramid. Puncak kerucut tadi
menghadap kaliks terdiri dari lubang kecil yang disebut papila renalis. Ginjal
terdiri dari dua kaliks, yaitu kaliks minor dan kaliks mayor. Kaliks minor akan
berkumpul menjadi kaliks mayor dan kemudian berkumpul membentuk kaliks
renalis.

Secara fisiologi ginjal memiliki fungsi sebagai berikut :


1) Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun.

2) Mempertahankan keseimbangan cairan.

3) Menyeimbangkan kadar asam dan basa dari cairan tubuh.


4) Mempertahankan keseimbangan garam dan zat-zat lain dalam tubuh.

5) Mengeluarkan sisa metabolisme hasil akhir dari protein ureum, kreatinin


dan amoniak.

b. Ureter
Ureter terdiri dari dua saluran pipih, masing-masing bersambung dari ginjal ke
kandung kemih (vesika urinaria) dengan panjang 25-30 cm, penampang 0,5
cm. Letak ureter sebagian di dalam rongga abdomen dan sebagian terletak di
rongga pelvis.

Lapisan dinding ureter terdiri dari dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa),
lapisan tengah lapisan otot polos dan lapisan sebelah dalam lapisan mukosa.
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan peristaltik setiap 5 menit sekali
yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika
urinaria).

Ureter berjalan vertikal ke bawah sepanjang fasia muskularis psoas dan


dilapisi peritoneum. Ada tiga tempat penyempitan ureter, yaitu : pelvco uretro
juntio, vesico uretro juntion, dan pelvic brim.

c. Vesika Urinaria (Kandung Kemih)


Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet,
terletak di belakang simphisis pubis dalam rongga panggul. Bentuknya seperti
kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan dengan ligamentum
vesika umbilikalis medius.

Kandung kemih berfungsi sebagai kantong penampung urine. Kandung kemih


memiliki selaput mukosa berbentuk lipatan yang disebut rugae (kerutan) dan
dinding otot elastis dengan kandung kemih yang dapat membesar dan
mengecil. Hal ini dimaksudkan untuk menampung jumlah urine yang banyak.
Kandung kemih mempunyai tiga bagian, yaitu : fundus, korpus dan vertek.

d. Uretra
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih dan
berfungsi untuk menyalurkan air kemih keluar. Pada laki-laki, uretra berjalan
berkelok-kelok melalui tengah-tengah prostat kemudian menembus lapisan
fibrosa yang menembus tulang pubis bagian bawah, panjangnya 20 cm.
Uretra laki-laki terdiri dari uretra prostatika, membranosa dan kavernosa.
Uretra pada laki-laki berfungsi sebagai saluran ekskresi dan saluran
pengeluaran sperma.

Pada wanita uretra terletak di belakang simphisis pubis berjalan miring sedikit
kearah atas, panjangnya 3-4 cm. Muara uretra wanita terletak di sebelah atas
vagina (antara klitoris dan vagina) dan hanya berfungsi sebagai saluran
ekskresi.

Organ genetalia interna Pada abdomen wanita terdapat organ genitalia


wanita yang meliputi :
a. Vagina
Vagina merupakan saluran yang menghubungkan uterus dengan vulva dan
merupakan tabung berotot yang dilapisi membran dari jenis epitelium bergaris
khusus dan dialiri banyak pembuluh darah serta serabut saraf secara
melimpah. Panjang Vagina kurang lebih 10 12 cm dari vestibula ke uterus,
dan letaknya di antara kandung kemih dan rektum. Vagina mempunyai fungsi
yaitu : sebagai saluran keluar dari uterus yang dapat mengalirkan darah
menstruasi, sebagai jalan lahir pada waktu partus.

b. Uterus

Ilustrasi. Struktur Bagian Dalam Uterus


Uterus merupakan alat yang berongga dan berbentuk sebagai bola lampu
yang gepeng dan terdiri dari 2 bagian : korpus uteri yang berbentuk segitiga
dan servix uteri yang berbentuk silindris. Bagian dari korpus uteri antara
kedua pangkal tuba disebut fundus uteri (dasar rahim).

Bentuk dan ukuran uterus sangat berbeda-beda tergantung dari usia, dan
pernah melahirkan anak atau belum. Cavum uteri (rongga rahim) berbentuk
segitiga, melebar di daerah fundus dan menyempit kearah cervix. Sebelah
atas rongga rahim brhubungan dengan saluran indung telur (tuba follopi) dan
sebelah bawah dengan saluran leher rahim (kanalis cervikalis). Hubungan
antara kavum uteri dengan kanalis cervikalis disebut ostium uteri internum,
sedangkan muara kanalis cervikalis kedalam vagina disebut ostium uteri
eksternum. Dinding rahim terdiri dari 3 lapisan : Perimetrium (lapisan
peritoneum) yang meliputi dinding uterus bagian luar, myometrium (lapisan
otot) merupakan lapisan yang paling tebal, Endometrium (selaput lendir)
merupakan lapisan bagian dalam dari korpus uteri yang membatasi kavum
uteri.

a. Tuba Fallopi
Tuba Fallopi terdapat pada tepi atas ligamentum latum, berjalan kearah
lateral, mulia dari kornu uteri kanan kiri yang panjangnya kurang lebih 12 cm
dan diameternya 3- 8 mm. Fungsi tuba yang utama adalah untk membawa
ovum yang dilapaskan ovarium ke kavum uteri.
Pada tuba ini dapat dibedakan menjadi 4 bagian, sebagai
berikut :
1) Pars interstitialis (intramularis), bagian tuba yang berjalan dalam dinding
uterus mulai pada ostium internum tubae.

2) Pars Ampullaris, bagian tuba antara pars isthmixca dan infundibulum dan
merupakan bagian tuba yang paling lebar dan berbentuk huruf S.

3) Pars Isthmica, bagian tuba sebelahkeluar dari dinding uerus dan


merupakan bagian tuba yang lurus dan sempit.

4) Pars Infundibulum, bagian yang berbentuk corong dan lubangnya


menghadap ke rongga perut, Bagian ini mempunyai fimbria yang berguna
sebagai alat penangkap ovum.
b. Ovarium
Ovarium terdapat di dalam rongga panggul di sebelah kanan maupun sebelah
kiri dan berbentuk seperti buah kenari. Ovarium berfungsi memproduksi sel
telur, hormon esterogen dan hormon progesteron. Darah yang mensuplai yang
penting berasal dari arteri ovarium yang merupakan cabang dari aorta
abdomen. Darah mengalir dari ovarium melalui vena ovarium.

A. Patologi kista ovarium


kista adalah pertumbuhan abnormal berupa kantung (pocket, pouch) yang
tumbuh abnormal dibagian tubuh tertentu. Kista ada yang berisi udara, cairan,
nanah, atau bahan-bahan lain. Sedangkan Kista Ovarium adalah suatu
kantung yang berisi cairan atau materi semisolid yang tumbuh pada atau
sekitar ovarium (medlinux.blogspot.com, 2008).

Jenis-jenis kista ovarium (Bunda Labibahs, 2008) :

1. Kista fungsional
Kista yang terbentuk dari jaringan yang berubah pada saat fungsi normal haid.
Kista normal ini akan mengecil dan menghilang dengan sendirinya dalam
kurun 2-3 siklus haid. Terdapat 2 macam kista fungsional: kista folikular dan
kista korpus luteum.

2. Kista dermoid
Kista ovarium yang berisi ragam jenis jaringan misal rambut, kuku, kulit, gigi
dan lainnya. Kista ini dapat terjadi sejak masih kecil, bahkan mungkin sudah
dibawa dalam kandungan ibunya. Kista ini biasanya kering dan tidak
menimbulkan gejala, tetapi dapat menjadi besar dan menimbulkan nyeri.

3. Kista endometriosis
Kista yang terbentuk dari jaringan endometriosis (jaringan mirip dengan
selaput dinding rahim yang tumbuh di luar rahim) menempel di ovarium dan
berkembang menjadi kista. Kista ini sering disebut juga sebagai kista coklat
endometriosis karena berisi darah coklat-kemerahan. Kista ini berhubungan
dengan penyakit endometriosis yang menimbulkan nyeri haid dan nyeri
sanggama.
4. Kistadenoma
Kista yang berkembang dari sel-sel pada lapisan luar permukaan ovarium,
biasanya bersifat jinak. Kistadenoma dapat tumbuh menjadi besar dan
mengganggu organ perut lainnya dan menimbulkan nyeri.

5. Polikistik ovarium
Ovarium berisi banyak kista yang terbentuk dari bangunan kista folikel yang
menyebabkan ovarium menebal. Ini berhubungan dengan penyakit sindrom
polikistik ovarium yang disebabkan oleh gangguan hormonal, terutama
hormon androgen yang berlebihan. Kista ini membuat ovarium membesar dan
menciptakan lapisan luar tebal yang dapat menghalangi terjadinya ovulasi,
sehingga sering menimbulkan masalah infertilitas.

1. Kista endometriosis
Kista yang terbentuk dari jaringan endometriosis (jaringan mirip dengan
selaput dinding rahim yang tumbuh di luar rahim) menempel di ovarium dan
berkembang menjadi kista. Kista ini sering disebut juga sebagai kista coklat
endometriosis karena berisi darah coklat-kemerahan. Kista ini berhubungan
dengan penyakit endometriosis yang menimbulkan nyeri haid dan nyeri
sanggama.

2. Kistadenoma
Kista yang berkembang dari sel-sel pada lapisan luar permukaan ovarium,
biasanya bersifat jinak. Kistadenoma dapat tumbuh menjadi besar dan
mengganggu organ perut lainnya dan menimbulkan nyeri.

3. Polikistik ovarium
Ovarium berisi banyak kista yang terbentuk dari bangunan kista folikel yang
menyebabkan ovarium menebal. Ini berhubungan dengan penyakit sindrom
polikistik ovarium yang disebabkan oleh gangguan hormonal, terutama
hormon androgen yang berlebihan. Kista ini membuat ovarium membesar dan
menciptakan lapisan luar tebal yang dapat menghalangi terjadinya ovulasi,
sehingga sering menimbulkan masalah infertilitas.
INSPEKSI Mulailah menginspeksi dinding abdomen dari posisi Anda berdiri di sebelah kanan
penderita. Apabila anda akan memeriksa gerakan peristaltik sebaiknya dilakukan dengan duduk,
atau agak membungkuk, sehingga Anda dapat melihat dinding abdomen secara tangensial.
Perhatikanlah : 1. Kulit : apakah ada sikatriks, striae atau vena yang melebar. Secara normal,
mungkin terlihat vena-vena kecil. Striae yang berwarna ungu terdapat pada sindroma Cushing
dan vena yang melebar dapat terlihat pada cirrhosis hepatic atau bendungan vena cava inferior.
Perhatikan pula apakah ada rash atau lesi-lesi kulit lainnya. 2. Umbillikus: perhatikan bentuk dan
lokasinya, apakah ada tanda-tanda inflamasi atau hernia. 3. Perhatikan bentuk permukaan
(countour) abdomen termasuk daerah inguinal dan femoral : datar, bulat, protuberant, atau
scaphoid. Bentuk yang melendung mungkin disebabkan oleh asites, penonjolan suprapubik
karena kehamilan atau kandung kencing yang penuh. Tonjolan asimetri mungkin terjadi karena
pembesaran organ setempat atau massa. 4. Simetri dinding abdomen. 5. Pembesaran organ :
mintalah penderita untuk bernapas, perhatikan apakah nampak adanya hepar atau lien yang
menonjol di bawah arcus costa. 6. Apakah ada massa abnormal, bagaimana letak, konsistensi,
mobilitasnya. Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed Modul SkillabA-JILID I 5 7. Peristaltik.
Apabila Anda merasa mencurigai adanya obstruksi usus,amatilah peristaltik selama beberapa
menit. Pada orang yang kurus, kadang-kadang peristaltik normal dapat terlihat. 8. Pulsasi :
Pulsasi aorta yang normal kadang-kadang dapat terlihat di daerah epigastrium. AUSKULTASI
Perannya relatif kecil. Dengan mempergunakan diafragma stetoskop didengarkan 15 atau 20
detik pada seluruh abdomen seperti pada gambar.3. Gambar.3. Auskultasi Abdomen Ada 3 hal
yang harus diperhatikan yaitu : Apakah suara usus ada ? Bila ada apakah meningkat atau
melemah (kuantitas)? Perkiraan asal dari suara (kualitas)? Gerakan peristaltik disebut bunyi
usus, yang muncul setiap 2-5 detik. Pada proses radang serosa seperti pada peritonitis bunyi usus
jarang bahkan hilang sama sekali. Bila terjadi obstruksi intestin maka intestin berusaha untuk
mengeluarkan isinya melalui lubang yang mengalami obstruksi dan saat itu muncul bunyi usus
yang sering disebut "rushes". Kemudian diikuti dengan penurunan bunyi usus gemerincing yang
disebut "tinkles," dan kemudian menghilang. Pada pasca operasi didapatkan periode bunyi usus
menghilang. Kemudian dengarkan bising arteri renalis pada beberapa sentimeter diatas
umbilikus sepenjang tepi lateral otot rektus dan bila ada penyempitan akan terdengar murmur
misalnya insufiensi renal atau pada hipertensi akibat stenosis arteri renalis. Untuk mendengarkan
bising arteri masing-masing sesuai dengan tempatnya seperti pada gambar.4. Lab. Ketrampilan
Medik PPD Unsoed Modul SkillabA-JILID I 6 Gambar.4. Lokasi masing-masing arteri
PERKUSI Perkusi berguna untuk orientasi abdomen, untuk memperkirakan ukuran hepar, lien,
menemukan asites, mengetahui apakah suatu masa padat atau kistik, dan untuk mengetahui
adanya udara pada lambung dan usus. Orientasi Tehnik perkusi yaitu pertama kali yakinkan
tangan pemeriksa hangat sebelum menyentuh perut pasien Kemudian tempatkan tangan kiri
dimana hanya jari tengah yang melekat erat dengan dinding perut. Selanjutnya diketok 2-3 kali
dengan ujung jari tengah tangan kanan seperti pada gambar. 5. Gambar.5. Perkusi Abdomen.
Lakukanlah perkusi pada keempat kuadran untuk memperkirakan distribusi suara timpani dan
redup. Biasanya suara timpanilah yang dominan Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed Modul
SkillabA-JILID I 7 karena adanya gas pada saluran gastrointestinal, tetapi cairan dan faeces
menghasilkan suara redup. Pada sisi abdomen perhatikanlah daerah dimana suara timpani
berubah menjadi redup. Periksalah daerah suprapublik untuk mengetahui adanya kandung
kencing yang teregang atau uterus yang membesar. Perkusilah dada bagian bawah, antara paru
dan arkus costa, Anda akan mendengar suara redup hepar disebelah kanan, dan suara timpani di
sebelah kiri karena gelembung udara pada lambung dan fleksura splenikus kolon. Suara redup
pada kedua sisi abdomen mungkin menunjukkan adanya asites. Hepar Untuk menentukan ukuran
hati, dikerjakan sebagai berikut: Mulai perkusi dibawah payudara kanan pada LMC kanan dan
merupakan daerah paru kanan, hasilnya suara sonor dari paru. Kemudian perkusi beberapa
sentimeter kebawah sampai suara perkusi lebih pekak dan perhitungan mulai dari titik ini.
Teruskan kebawah sampai ada perubahan suara perkusi. Titik ini merupakan titik akhir dan
kemudian diukur dari titik awal sampai titik akhir. Panjang ukuran disebut liver span yang
mempunyai angka normal 6-12 cm. Lien Lien yang normal terletak pada lengkung diafragma,
disebelah posterior garis midaxiler. Suatu daerah kecil suara redup dapat ditemukan di antara
suara sonor paru dan suara timpani, tetapi mencari suara redup lien ini tidak banyak gunanya.
Perkusi lien hanya berguna kalau dicurigai atau didapatkan splenomegali. Apabila membesar,
lien akan membesar ke arah depan, ke bawah dan ke medial, mengganti suara timpani dari
lambung dan kolon, menjadi suara redup. Apabila Anda mencurigai splenomegali, cobalah
pemeriksaan-pemeriksaan berikut : 1. Perkusilah daerah spatium intercosta terbawah di garis
axilaris anterior kiri(gambar 7). Daerah ini biasanya timpanik. Kemudian mintalah penderita
untuk menarik napas panjang, dan lakukan perkusi lagi. Apabila lien tidak membesar,suara
perkusi tetap timpani. Apabila suara menjadi redup pada inspirasi, berarti ada pembesran lien.
Walaupun demikian kadang-kadang terdapat juga suara redup pada lien normal (falsely positive
splenic percuission sign) 2. Perkusilah daerah redup lien dari berbagai arah. Apabila ditemukan
daerah redup yang luas, berarti terdapat pembesaran lien Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed
Modul SkillabA-JILID I 8 Gambar.7. Perkusi limpa Pemeriksaan perkusi untuk mengetahui
adanya pembesaran lien, dapat terganggu oleh berbagai isi lambung dan kolon, tetapi
pemeriksaan ini dapat menunjukkan adanya pembesaran lien sebelum teraba pada palpasi.
PALPASI Palpasi ringan (superficial) berguna untuk mengetahui adanya ketegangan otot, nyeri
tekan abdomen, dan beberapa organ dan masa superficial. Dengan posisi tangan dan lengan
bawah horizontal, dengan menggunakan telapak ujung jari-jari secara bersama-sama, lakukanlah
gerakan menekan yang lembut, dan ringan. Hindarkan suatu gerakan yang mengentak. Dengan
perlahan, rasakan semua kuadran. Carilah adanya masa atau organ, daerah nyeri tekan atau
daerah yang tegangan ototnya lebih tinggi (spasme). Apabila terdapat tegangan, carilah apakah
ini disadari atau tidak, dengan cara mencoba merelakskan penderita, dan melakukan palpasi pada
waktu ekspirasi. Palpasi dalam biasanya diperlukan untuk memeriksa masa abdomen. Dengan
menggunakan permukaan pallar dari ujung jari, lakukan palpasi dalm untuk mengetahui adanya
masa. Tentukanlah lokasinya, ukurannya, bentuknya, konsitensinya, mobilitasnya, apakah terasa
nyeri pada tekanan. Apabila palpasi dalam sulit dilakukan (misalnya pada obesitas atau otot yang
tegang), gunakan dua tangan, satu di atas yang lain. Masa di abdomen dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa jenis : fisiologi (uterus dalam kehamilan); inflamasi (diverticulitis colon atau
pesudocyst pancreas); vaskuler (aneurisma aorta); neoplastik (uterus miomatosa, karsinoma
kolon, atau ovarium); atau obstruktif (kandung kencing yang teregang).

Genitalia
Genitalia pada wanita adalah bagian-bagian tubuh seksual eksternal pada wanita mereka
termasuk labia majora (bibir luar), labia minora (bibir dalam), kelitoris, mons pubis (gundukan
lembu yang ditutupi dengan rambut kemaluan) dan vestibula (dimana pembukaan kemih dan
vagina ditemukan). Genetalia pada laki-laki adalah genitalia penis dan skrotum.

GENITALIA EKSTERNAL
Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons pubis, labia mayora,
labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae externum, kelenjar-kelenjar pada dinding
vagina.

Mons pubis / mons veneris


Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis.Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi
rambut pubis.

Labia mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis ke arah bawah dan belakang, banyak mengandung pleksus
vena.Homolog embriologik dengan skrotum pada pria.Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas
atas labia mayora.Di bagian bawah perineum, labia mayora menyatu (pada commisura posterior).

Labia minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak terdapat pembuluh
darah, otot polos dan ujung serabut saraf.

Clitoris
Terdiri dari caput/glans clitoridis yang terletak di bagian superior vulva, dan corpus clitoridis yang
tertanam di dalam dinding anterior vagina.Homolog embriologik dengan penis pada pria.Terdapat juga
reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung serabut saraf, sangat sensitif.

Vestibulum
Daerah dengan batas atas clitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora. Berasal dari sinus
urogenital.Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae externum, introitus vaginae, ductus
glandulae Bartholinii kanan-kiri dan duktus Skene kanan-kiri. Antara fourchet dan vagina terdapat fossa
navicularis.

Introitus / orificium vagina


Terletak di bagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa yaitu selaput
dara / hymen, utuh tanpa robekan.Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi,
dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain,
hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk
fimbriae). Bentuk himen postpartum disebut parous.Corrunculae myrtiformis adalah sisa2 selaput dara
yang robek yang tampak pada wanita pernah melahirkan / para.Hymen yang abnormal, misalnya primer
tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi
terkumpul di rongga genitalia interna.

Vagina
Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di bagian kranial dorsal
sampai ke vulva di bagian kaudal ventral. Daerah di sekitar cervix disebut fornix, dibagi dalam 4 kuadran :
fornix anterior, fornix posterior, dan fornix lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan
dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus haid.

Fungsi vagina : untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid, untuk jalan lahir dan untuk kopulasi
(persetubuhan).

Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam secara klinis
yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri.
Titik Grayenbergh (G-spot), merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior dinding vagina, sangat
sensitif terhadap stimulasi orgasmus vaginal.

Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma pelvis (m.levator ani,
m.coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m.perinealis transversus profunda, m.constrictor
urethra).Perineal body adalah raphe median m.levator ani, antara anus dan vagina.Perineum meregang
pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur.

GENITALIA INTERNAL
Uterus
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa).
Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus.
Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi
konsepsi dikeluarkan.Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan serviks uteri.

Serviks uteri
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis (berbatasan / menembus dinding dalam vagina) dan
pars supravaginalis. Terdiri dari 3 komponen utama: otot polos, jalinan jaringan ikat (kolagen dan
glikosamin) dan elastin. Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio cervicis uteri (dinding) dengan
lubang ostium uteri externum (luar, arah vagina) dilapisi epitel skuamokolumnar mukosa serviks, dan
ostium uteri internum (dalam, arah cavum). Sebelum melahirkan (nullipara/primigravida) lubang ostium
externum bulat kecil, setelah pernah/riwayat melahirkan (primipara/ multigravida) berbentuk garis
melintang. Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior, setinggi spina ischiadica. Kelenjar mukosa
serviks menghasilkan lendir getah serviks yang mengandung glikoprotein kaya karbohidrat (musin) dan
larutan berbagai garam, peptida dan air. Ketebalan mukosa dan viskositas lendir serviks dipengaruhi
siklus haid.

Corpus uteri
Terdiri dari : paling luar lapisan serosa/peritoneum yang melekat pada ligamentum latum uteri di
intraabdomen, tengah lapisan muskular/miometrium berupa otot polos tiga lapis (dari luar ke dalam arah
serabut otot longitudinal, anyaman dan sirkular), serta dalam lapisan endometrium yang melapisi dinding
cavum uteri, menebal dan runtuh sesuai siklus haid akibat pengaruh hormon-hormon ovarium. Posisi
corpus intraabdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas vesica urinaria.
Proporsi ukuran corpus terhadap isthmus dan serviks uterus bervariasi selama pertumbuhan dan
perkembangan wanita.

Ligamenta penyangga uterus


Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundum uteri, ligamentum cardinale, ligamentum ovarii,
ligamentum sacrouterina propium, ligamentum infundibulopelvicum, ligamentum vesicouterina,
ligamentum rectouterina.

Vaskularisasi uterus
Terutama dari arteri uterina cabang arteri hypogastrica/illiaca interna, serta arteri ovarica cabang aorta
abdominalis.

Salping / Tuba Falopii


Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan, panjang 8-14 cm,
berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri.
Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa dengan epitel
bersilia. Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars infundibulum dengan
fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap bagiannya
(gambar).

Pars isthmica (proksimal/isthmus)


Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingter uterotuba pengendali transfer gamet.

Pars ampularis (medial/ampula)


Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula / infundibulum, dan pada hamil ektopik
(patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.

Pars infundibulum (distal)


Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tubae abdominale pada ujungnya, melekat dengan permukaan
ovarium. Fimbriae berfungsi menangkap ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan ovarium, dan
membawanya ke dalam tuba.

Mesosalping
Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).

Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, sepasang kiri-kanan. Dilapisi
mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari korteks dan medula.
Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum (dari sel epitel germinal
primordial di lapisan terluar epital ovarium di korteks), ovulasi (pengeluaran ovum), sintesis dan sekresi
hormon-hormon steroid (estrogen oleh teka interna folikel, progesteron oleh korpus luteum pascaovulasi).
Berhubungan dengan pars infundibulum tuba Falopii melalui perlekatan fimbriae. Fimbriae menangkap
ovum yang dilepaskan pada saat ovulasi. Ovarium terfiksasi oleh ligamentum ovarii proprium, ligamentum
infundibulopelvicum dan jaringan ikat mesovarium. Vaskularisasi dari cabang aorta abdominalis inferior
terhadap arteri renalis.
Genetalia laki-laki
Struktur luar terdiri dari penis dan skrotum

Struktur dalamnya terdiri dari testis, epididimis, vas deferens, uretra, kelenjar prostat dan
vesikula seminalis.

Traktus genitalia dan traktus urinary menjadi satu.

1. Testicles
2. Epididymis
3. Corpus cavernosa
4. Foreskin
5. Frenulum
6. Urethral opening
7. Glans penis
8. Corpus spongiosum
9. Penis
10. Scrotum
TESTIS
Testis berbentuk oval dengan ukuran sebesar buah zaitun (panjang 4 cm, lebar 2,5 cm dan
kedalaman 3 cm)
Terletak di dalam skrotum

Ada 2 buah testis dan biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan

Testis memiliki 2 fungsi, yaitu menghasilkan sperma dan membuat testosteron (hormon
seks pria yang utama).
Epididimis
Merupakan saluran yang menghubungkan testis dengan vesikula seminalis

Epididimis terletak di atas testis dan merupakan saluran sepanjang 6 meter.

Epididimis mengumpulkan sperma dari testis dan menyediakan ruang serta lingkungan
untuk proses pematangan sperma.

Vas Deferens
Vas deferens saluran yang membawa sperma dari epididimis menuju duktus ejakulator

Saluran ini berjalan ke bagian belakang prostat lalu masuk ke dalam uretra membentuk
duktus ejakulatorius (Saluran uretra dengan vesikula seminalis).
Struktur lainnya (misalnya pembuluh darah dan saraf) berjalan bersama-sama vas
deferens membentuk korda spermatika

Kelenjar Prostat
Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih di dalam pinggul dan mengelilingi
bagian tengah dari uretra.
Ukurannya sebesar walnut dan akan membesar sejalan dengan pertambahan usia.

Prostat dan vesikula seminalis menghasilkan cairan yang merupakan sumber makanan
bagi sperma.

Cairan ini merupakan bagian terbesar dari semen. Cairan lainnya yang membentuk semen
berasal dari vas deferens dan dari kelenjar lendir di dalam kepala penis.
Uretra
Uretra mempunyai 2 fungsi:
Bagian dari sistem kemih yang

mengalirkan air kemih dari kandung kemih

Bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen

Scrotum
Scrotum merupakan kantung berkulit tipis tanpa lemak dengan sedikit jaringan otot dan
mengelilingi dan melindungi testis yang dibungkus oleh tunika vaginalis.
Bertindak sebagai sistem pengontrol suhu untuk testis, agar sperma terbentuk secara
normal testis harus memiliki suhu yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan suhu
tubuh.

Otot kremaster pada dinding scrotum akan mengendur atau mengencang sehingga testis
menggantung lebih jauh dari tubuh (dan suhunya menjadi lebih dingin) atau lebih dekat ke tubuh
(dan suhunya menjadi lebih hangat).

Penis
Penis terdiri dari:
- akar (menempel pada dinding perut)
- badan (merupakan bagian tengah dari penis)
- glans penis (ujung penis yang berbentuk

seperti kerucut).

- dibentuk oleh jaringan seperti busa dan

dibungkus oleh preputum


Lubang uretra (saluran tempat keluarnya semen dan air kemih) terdapat di umung glans
penis.
Dasar glans penis disebut korona.

Pada pria yang tidak disunat (sirkumsisi), kulit depan (preputium) membentang mulai dari
korona menutupi glans penis.
Badan penis terdiri dari 3 rongga silindris (sinus) jaringan erektil :
- 2 rongga yang berukuran lebih besar disebut

korpus kavernosus, terletak bersebelahan


- rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum,

mengelilingi uretra.
Penis memiliki otot ischiocavernocus yang berjalan dari ischium ke cavernocus

Pembuluh darah dalam penis adalah internal prudental arteri dan vena dorsal

Jika rongga tersebut terisi darah, maka penis menjadi lebih besar, kaku dan tegak
(mengalami ereksi).

Ereksi dan ejakulasi dikontrol oleh saraf otonom


Sperma (pembawa gen pria) dibuat di testis dan disimpan di dalam vesikula seminalis
(Dua buah kelenjar tubuler yang terletak kanan dan kiri dibelakang leher kandung
kencing).
Ketika melakukan hubungan seksual, sperma yang terdapat di dalam cairan yang disebut
semen dikeluarkan melalui vas deferens dan penis yang mengalami ereksi.

Ekstermitas

Ekstermitas adalah kerangka anggota gerak badan seperti lengan dan tungkai. Ekstermitas terdiri
dari tulang dan otot.

Вам также может понравиться