Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
dan penyayang yang telah memberikan rahmat, hidayah dan inayahnya kepada kami, sehingga
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tentang PERENCANAAN MANAJERIAL DAN
PENETAPAN TUJUAN DANPERUMUSAN DAN PELAKSANAAN STRATEGIS.
Makalah ini merupakan salah satu tugas yang di berikan kepada kami dalam rangka
pengembangan dasar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang berkaitan dengan kalimat
efektif. Selain itu tujuan dari penyusunan makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang
pengetahuan identitas nasional secara meluas. Sehingga besar harapan kami, makalah yang kami
sajikan dapat menjadi konstribusi positif bagi pengembang wawasan pembaca.
Akhirnya kami menyadari dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati kami menerima kritik dan saran agar penyusunan
makalah selanjutnya menjadi lebih. Semoga laporan ini memberi manfaat bagi banyak pihak.
Amiin.
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................
BAB I
PERENCANAAN MANAJERIAL DAN PENETAPAN TUJUAN.
BAB II
PERUMUSAN DAN PELAKSANAAN STRATEGI ........................
BAB III
KASUS...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................
BAB I
TUJUAN PERUSAHAAN
Misi Perusahaan
Misi (mission), yang berarti dasar keberadaan perusahaan, berada dipuncak hierarki tujuan. Misi
menjabarkan nilai-nilai, cita-cita, dan dasar keberadaan perusahaan.
Pernyataan misi (mission statement) formal adalah gambaran umum tujuan yang
membedakan suatu perusahaan dari perusahaan lain yang sejenis.Isi pernyataan misi biasanya
berfokus pada pasar dan pelanggan serta menyebutkan upaya yang dikehendaki. Beberapa
pernyataan misi menggambarkan karakteristik perusahaan, seperti nilai-nilai perusahaan, kualitas
produk, lokasi perusahaan dan sikap terhadap pegawai.
Tujuan dan Rencana
Tujuan strategis (strategic goal), yang disebut juga tujuan resmi, adalah pernyataan umum
mengenai masa depan yang ingin dicapai perusahaan.
Rencana strategis (strategic plans) menentukan langkah-langkah dan tindakan-tindakan
yang akan diambil perusahaan untuk mencapai tujuan strategis. Tujuan rencana strategis adalah
untuk mewujudkan tujuan perusahaan dalam periode yang telah ditetapkan. Setelah menetapka
tujuan strategis, langkah berikutnya adalah menentukan tujuan strategis (tactical goals), yaitu
hasil-hasil yang hendak dicapai oleh divisi-divisi dan departemen-departemen utama
diperusahaan.
Rencana taktis (tactical plans) dibuat untuk membantu melaksanakan rencana strategis
utama dan mencapai bagian tertentu dari strategi perusahaan. Rencana talkis biasanya memiliki
jangka waktu lebih pendek daripada rencana strategis. Istilah taktis diadopsi dari bidang militer.
Pada perusahaan bisnis maupun nonprofit, rencana taktis menentukan langkah-langkah yang
dilakukan oleeh berbagai departeman dan subunit utama perusahaan dalam menerapkan rencana
strategis perusahaan.
Tujuan operasional (oprational goals) adalah hasil yang diharapkan dari departemen,
kelompok kerja, dan individu pegawai. Tujuan operasional bersifat pasti dan terukur. Rencana
operasioanal (operational plans) disusun di tingkat yang lebih rendah untuk menentukan
langkah-langkah dan tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan opersional dan untuk mendukung
rencana taktis. Rencana operasional merupakan sarana bagi manajer departemen untuk
melakukan pekerjaan harian dan mingguan. Jadwal merupakan bagian penring dari rencana
operasional, karena menentukan kerangka waktu yang pasti untuk menyelesaikan setiap tujuan
operasional yang dijelaskan oleh tujuan taktis dan strategi perusahaan.
PERENCANAAN OPERASIONAL
Kriteria Tujuan Efektif
Pertama dan terpenting tujuan harus bersifat spesifik dan terukur. Hal terpenting, tujuan harus
ditetapkan dengan jelas dan dapat diukur kemajuannya. Dampak akhir tujuan bergantung kepada
sejauh mana kenaikan gaji, promosi, dan penghargaan dikaitkan dengan pencapaian tujuan.
Manajemen Bersasaran
Manajemen bersasaran (management by objective) adalah sistem yang digunakan oleh manajer
dan pegawai untuk menentukan tujuan bagi setiap departemen, proyek, maupun personel, serta
menggunakan mereka untuk memonitor kinerja selanjutnya. Empat kegiatan utama untuk
menyukseskan manajemen bersasaran adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan tujuan
Menetapkan tujuan melibatkan pegawai disemua tingkat, kesepakatan antara pegawai dan
pengawas akan menciptakan komitmen terkuat untuk mencapai tujuan.
2. Membuat rencana tindakan
Rencana tindakan memberi arah bagi tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan, serta dibuat untuk para individu maupun departeman.
3. Mengevaluasi kamajuan
Evaluasi kemajuan secara rutin penting dilakukan untuk memastikan bahwa rencana tindakan
berjalan. Konsep penting manajemen bersasaran adalah mencapai tujuan. Rencana tindakan
dapat diubah jika tujuan tidak dicapai.
4. Menilai kinerja secara keseluruhan
Langkah terakhir manajemen bersasaran adalah mengevaluasi secara seksama pencapaian tujuan
oleh individu dan departemen. Keberhasilan dan kegagalan dalam mencapai tujuan dapat
menjadi bagian dari sistem penilaian kerja, termasuk pemberian kenaikan gaji maupun imbalan
lainnya.
2. Pembuatan Skenario
Pembuatan skenario melibatkan langkah-langkah untuk mengamati tren dan
ketidaksinambungan yang sedang terjadi, serta memvisulisasikan kemungkinan-kemungkinan
yang lebih baik di masa depan. Alih-alih hanya mengamati sejarah dan memikirkan hal-hal yang
telah terjadi, para manajer memikirkan apa yang kemungkinan terjadi.
3. Perencanaan Krisis
Perencanaan krisis memungkinkan mereka menghadapi kejadian-kejadian merugikan tak
terduga yang dapat berpotensi merugikan perusahaan jika para manajer tidak siap untuk
merespons dengan cepat dan tepat. Dua tahapan penting dalam perencanaan krisis.
(1) Pencegahan Krisis. Tahap pencegahan krisis melibatkan berbagai aktivitas yang dilakukan oleh
para manajer untuk mencegah krisis dan mendeteksi tanda-tanda peringatan potensi krisis. Aspek
penting dalam tahap pencegahan adalah membangun hubungan yang terbuka dan saling percaya
dengan pihak-pihak berkepentingan seperti pegawai, pelanggan, pemasok, pemerintah,
perserikatan, dan masyarakat.
(2) Persiapan krisis. Tahap persiapan krisis mencakup semua perencanaan terperinci untuk
menangani krisis yang terjadi. Tiga langkah yang di lakukan pada tahap ini adalah : (1)
membentuk tim manajemen krisis dan juru bicara perusahaan,
(2) membuat rencana manajemen krisis secara terperinci, dan
(3) membangun sistem komunikasi yang efektif.
Tujuan perencanaan penetapan tujuan adalah untuk membantu perusahaan mencapai kinerja
tinggi. Proses perencanaan kini berubah agar lebih selaras dengan lingkungan dan pergeseran
prilaku pegawai.
BAB II
Berfikir strategis beaarti menggunakan perspektif jangka panjang dan melihat gambaran besar
dari perusahaan dan lingkungan kompetitif, serta memikirkan keselarasan antara keduannya.
Pemikiran strategis penting bagi perusahaan bisnis maupun nonprofit. Pada organisasi bisnis,
perencanaan strategis biasanya berkaitan dengan tindakan-tindakan kompetitif di pasar. Pada
organisasi nonprofit seperti palang merah atau bala keselamatan, perencanaan strategis berkaitan
dengan peristiwa-peristiwa di lingkungan eksternal.
Menejemen strategis (strategic management) adalah serangkaian keputusan dan tindakan yang
digunakan untuk merumuskan dan melaksanakan strategis yang memungkinkan kesesuaian
sangat kompetitif antara perusahaan dan lingkung sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan.
a) Tujuan Strategi
Yakni rencana tindakan yang menerangkan tentang alokasi sumberdaya serta berbagai aktivitas
untuk menghadapi lingkungan, memperoleh keunggulan beraing, mencapai tujuan perusahaan.
Keunggulan bersaing (competitive advantage) adalah hal yang membedakan perusahaan dari
perusahaan lain dan memberi ciri khas bagi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan pasar
konsumen.
Memenfaatkan kompetensi dasar, kompetisi dasar perusahaan (core competence) adalah
sesuatu yang dilakukan perusahaan dengan sangat baik dibanding dengan pesaingnya.
Membangun sinergi, kondisi yang timbul ketika bagian bagian perusahaan berinteraksi untuk
menghasilkan dampak bersama yang lebih besar dari pada jumlah semua bagian yang bertindak
sendiri-sendiri.
Memberi nilai, memberi nilai pada pelanggan merupaka inti strategi. Nilai dapat didefinisikan
sebagai gabungan keuntungan yang diperoleh dan dibiaya yang dikeluarkan. Para menejer
membantu perusahaan mereka untuk memberikan nilai dengan menyusun strategi yang
memanfaatkan kompetisi dasar dan mencapai sinergi.
b) Tingkat Strategi
Para menejer strategis biasanya berfikir dalam kerangka tiga tingkatan strategi. Strategi tingkat
perusahaan (corporate-level strategi) berkaitan dengan perusahaan secara keseluruhan dan
gabungan unit bisnis dan lini produk yang menyusun perusahaan. Tindakan-tindakan strategis di
tingkat ini biasanya berhubungan dengan perolehan usaha baru; penambahan atau pengurangan
unit bisnis, pabrik atau lini produk; dan usaha patungan dengan perusahaan-perusahaan lain di
bidang usaha baru.
Strategi tingkat usaha (business level strategy) keputusan keputusan strategis ditingkat ini
berhubungan dengan pengiklanan, arah dan tingkat penelitian dan pengenbangan, perubahn
produk, pengembangan produk, pengembangan produk baru, peralatan dan fasilitas, dan
penambahan atau pengurangan lini produk dan layanan.
Strategi tingkat fungsi (functional-level strategy), terkait dengan departemen-departemen
fungsional utama di unit usaha. Strategi fungsional mencakup semua fungsi utama, termaksud
keuangan, penelitian dan pengembangan, pemasaran, dan produksi.
Cara yang paling popular dan efektif unutuk merumuskan strategi adalah jumlah kekuatan dan
strategi kompertitif porter.
Kebutuhan modal dan penghematan ekonomi merupakan contoh dari potensi yang dapat
mencegah munculnya pesaing baru.
pelanggan yang cerdas menjadi pelanggan yang terberdayakan internet, untuk mengakses
beragam informasi mengenai barang jasa dan pesaing sehingga meningkatkan daya tawar mereka
pemusatan pemasok dan ketersediaan pemasok pengganti, merupakan factor-faktor penting yang
menentukan daya tawar pemasok
persaingan antar competitor di pengaruhi oleh keempat factor sebelumnya di samping oleh biaya
dan diferensiasi produk
STRATEGI KOMPETITIF
diferensiasi
strategi diferensiasi melibatkan upaya untuk membedakan produk atau layanan dengan produk
atau layanan perusahaan lain.
Kepemimpinan biaya
Dengan strategi kepemimpinan biaya, perusahaan berusaha keras mencari fasilitas yang efesien,
mengurangi biaya, dan mengontrol produksi dengan ketat agar lebih efisien dari pesaingnya
Focus
Melalui strategi focus perusahaan berkonsentrasi untuk pasar wilayah atau kelompok pembeli
tertentu
Pendekatan strategis yang di sebut dengan kemampuan dinamis berarti bahwa para manager
berfokus pada melakukan lebih banyak upaya peningkatan dan pengembangan dan
memanfaatkan asset, kemampuan, dan kopertisi yang sudah di miliki perusahaan guna
memperoleh keunggulan bersaing yang terjaga
Kemitraan strategis
Inovasi internal tidak berarti bahwa perusahaan selalu berusaha sendiri. Kerjasama dengan
perusahaan lain akan terkadang dengan pesaing merupakanm unsur penting dari cara perusahaan
sukses memasuki bidang baru.
STRATEGI GLOBAL
Globalisasi
Ketika suatu perusahaan memiliki strategi globalisasi berarti desain produk dan strategi
pengiklanan di seluruh dunia di lakukan secara standarisasi
Ketika suatu perusahaan memilih strategi domestic berarti pesaing di setiap Negara di tangani
secara terpisah dengan Negara lain
Strategi transnasional
Strategi transnasional bertujuan mencapai integrasi global sekaligus daya respon nasional.
PENERAPAN STRATEGI
Kepemimpinan
Kunci penting penerapan strategi yang berhasil adalah kepemimpinan. Kepemimpinan adalah
kemampuan untuk memengaruhi orang lain agar menunjukan perilaku baru yang di perlukan
dalam penerapan strategi
Rancangan structural
Rancangan structural terkait dengan tanggung jawab para manager tingkat kewenangan mereka
serta konsolidasi dari berbagai fasilitas departemen dan divisi
System informasi dan kendali mencakup system imbalan, gaji, anggaran untuk alokasi
sumberdaya, system teknologi informasi, serta peraturan, kebijakan, dan prosedur perusahaan.
BAB III
KASUS
Beberapa karyawan PT Pos Indonesia (Persero) Medan belum efektif dalam mencapai
sasaran kinerja. Fenomena pada PT Pos Indonesia (Persero) Medan tersebut disebabkan karena
pergerakan rotasi yang lama sehingga menyebabkan kebosanan dan kinerja yang menurun,
beberapa diantaranya terjadi duplikasi fungsional dalam pembagian kerja. PT Pos Indonesia
(Persero) Medan memiliki rentang kendali luas dan akibatnya efektivitas pekerja tidak terlalu
baik karena seorang manajer tidak memiliki banyak waktu untuk mengarahkan karyawan yang
jumlahnya banyak. Terutama Dibagian Delivery karena memiliki jumlah pekerja yang besar
yang hanya dipimpin oleh satu orang manajer. PT Pos Indonesia (Persero) Medan memiliki
formalisasi yang rendah. Formalisasi kurang diterapkan pada bagian Delivery. Sehingga dalam
beberapa kasus terjadi komplain mengenai masalah pengiriman seperti waktu yang lama untuk
sampai ketangan konsumen, kehilangan barang dan kerusakan paket. Tiap divisi PT Pos
Indonesia (Persero) Medan memiliki manejer yang memiliki wewenang terhadap membuat
keputusan, mengeluarkan perintah dan pengalokasian sumberdaya manusia. Manajer terlalu
memberikan keleluasaan kepada karyawan terhadap keputusan yang diambil mengenai
penyelesaian tenggat waktu kerja dan keterlambatan.
Dalam kasus di atas, pimpinan harus mulai bertindak tegas dengan mulai mendiagnosis
dan analisis sebab- akibat yaitu tentang kebosanan dan kinerja pegawai yang menurun, yang
dapat mempengaruhi masalah pada sektor lainnya. Setelah itu pemilihan dan penerapan alternatif
pemecahan masalah dengan cara meningkatkan efektifitas kerja yaitu keseimbangan atau
pendekatan optimal pada pencapaian tujuan, kemampuan, dan pemantapan tenaga manusia.
Meliputi indikator berikut :
1. Kuantitas Kerja
Kuantitas kerja merupakan volume kerja yang dihasilkan pada saat kondisi normal. hal
ini didapat dari banyaknya beban kerja dan keadaan yang didapat atau dialaminya selama
bekerja.
2. Kualitas kerja
Kualitas kerja merupakan sikap yang ditunjukkan oleh karyawan berupa hasil kerja
dalam bentuk kerapian, ketelitian, dan keterkaitan hasil dengan tidak mengabaikan volume
pekerjaan.
3. Ketepatan Waktu
Ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan serta mencapai sasaran yang telah
dicapai dalam tenggat waktu yang telah ditentukan.
4. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja adalah tingkat kesenangan yang dirasakan seseorang atas peranan atau
pekerjaan dalam organisasi. Tingkat rasa puas individu, bahwa mereka dapat imbalan yang
setimpal, dari bermacam macam aspek situasi pekerjaan dan organisasi tempat mereka berada.
5.Pencapaian Tujuan
Kemampuan perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Disamping itu pimpinan PT. Pos Indonesia harus sering berkoordinasi dan membentuk
kelompok yang selalu berinovasi dengan para manajer pada setiap divisi agar kinerja dari
keseluruhan pegawai disetiap divisi menjadi lebih baik dan dapat memberikan pelayanan yang
terbaik pula kepada pelanggan.
DAFTAR PUSTAKA
Daft .Richard L 2010, Era Baru Manajemen Stiven Robin, Salemba empat.Jakarta
http://blog.ub.ac.id/devipusfita/files/.../MAKALAH-MANAJEMEN-benar
Legitimasi
Panduan tindakan
Standar kinerja
B. TUJUAN PERUSAHAAN
a) Misi Perusahaan
Misi yang berarti dasar keberadaan perusahaan, berada di puncak hierarki tujuan. Pernyataan
misi formal adalah gambaran umum tujuan yang membedakan suatu perusahaan dari perusahhan
lain yang sejenis.
C. PERENCANAAN OPERASIONAL
b) Manajemen Bersasaran
Rencana sekali tetap dibuat untuk mencapai sejumlah tujuan yang kemungkinan tidak berulang
dimasa depan. Rencana tetap adalah rencana berkelanjutan yang memberi panduan melakukan
dan mangatasi tugas atau situasi yang terjadi secara berulang di perusahaan.
a) Perencanaan Kontingensi
Mengalami kondisi darurat, kemerosotan, maupun situasi tak terduga.
b) Pembuatan Skenario
Memvisualisasikan kemungkinankemungkinan yang lebih baik di masa depan.
c) Perencanaan Krisis
Menghadapi kejadiankejadian merugikan tak terduga.