Вы находитесь на странице: 1из 16

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/290946327

PENGARUH DESENTRALISASI FISKAL


TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
DAERAH DAN...

Conference Paper October 2015


DOI: 10.13140/RG.2.1.3357.2881

CITATIONS READS

0 962

3 authors, including:

Euphrasia Susy Suhendra Rowland Pasaribu


Universitas Gunadarma Universitas Gunadarma
7 PUBLICATIONS 12 CITATIONS 57 PUBLICATIONS 21 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Rowland Pasaribu on 18 January 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PROSIDING PESAT 2015
(Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil)
Volume 6 Oktober 2015

PENINGKATAN DAYA SAING BANGSA


MELALUI REVITALISASI PERADABAN

ISSN : 1858 2559

PENERBIT
Lembaga Penelitian Universitas Gunadarma

Alamat Redaksi
Lembaga Penelitian Universitas Gunadarma
Jl. Margonda Raya 100 Pondok Cina
Depok, Jawa Barat 16424
Telp: +62-21-78881112 ext. 455
Fax: +62-21-7872829
Email: pesat@gunadarma.ac.id
Laman: http://penelitian.gunadarma.ac.id/pesat
http://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/pesat
PESAT
Seminar Ilmiah Nasional Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil
Volume 6 Oktober 2015
956 hal + xv

Editor:
Tri Wahyu Retno Ningsih, Vega Valentine, Indah Mulyani, Risnawati

Desain sampul: Tim Prosiding

Penerbit: Lembaga Penelitian Universitas Gunadarma

2015. Hak cipta Lembaga Penelitian Universitas Gunadarma. Dilarang


memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi prosiding ini dalam
bentuk apapun, baik secara elektronis maupun mekanis, termasuk fotocopy,
memindai atau dengan sistem penyimpanan lainnya tanpa izin dari penerbit.

ISSN : 1858 2559

ii
DEWAN REDAKSI

Penanggung Jawab:
Prof. Dr. Yuhara Sukra, MSc.
Prof. Dr. Didin Mukodim MM.
Dr. Ir. Hotniar Siringoringo, MSc.

Ketua Dewan Redaksi:


Dr. Bertalya, SKom., DEA

Komite Ilmiah:
Prof. Dr. Didin Mukodim (Universitas Gunadarma)
Prof. Dr. Dharma Tintri Ediraras SE. Ak. MBA. (Universitas Gunadarma)
Prof. Sahat Sahala Pandjaitan (Universitas Lampung)
Prof. Dr. Waridin, MS. (Universitas Diponegoro)
Prof. Dr. Indah Susilowati, MSc. (Universitas Diponegoro)
Prof. Jamaluddin Ancok (Universitas Gunadarma)
Dr. M.M. Nilam Widyarini, MPsi., Psikolog (Universitas Gunadarma)
Dr. Raziq Hasan, Ir. MTArs. (Universitas Gunadarma)
Dr. Heri Suprapto (Universitas Gunadarma)
Dr. Totok Suhardiyanto, MHum. (Universitas Indonesia)
Dr. Ir. Budi Hermana, M.M. (Universitas Gunadarma)
Prof. Antariksa Sudikno, MEng., PhD. (Universitas Brawijaya)

Editor Pelaksana:
Tri Wahyu Retno Ningsih, SS, MM
Dr. Jacobus Belida Blikololong
Indah Mulyani, SPsi., MSi
Vega Valentine, ST, MMSI, MSc.
Nurlalila, SS, MHum.
Risnawati, SP, MSi.
Sandhi Prajaka, SKom., MMSI

Sampul:
Tim Prosiding

Penerbit:
Lembaga Penelitian Universitas Gunadarma

iii
PANITIA PELAKSANA SEMINAR

Penasehat:
Prof. Dr. E.S. Margianti, SE., MM.
Prof. Suryadi Harmanto, SSi., MMSI.
Agus Sumin, SSi., MM

Penanggung Jawab:
Prof. Dr. Yuhara Sukra, MSc.
Prof. Dr. Didin Mukodim MM.
Dr. Ir. Hotniar Siringoringo, MSc.

Ketua Panitia:
Dr. Sri Hermawati, SE., MM.

Sekretaris:
Dr. Bertalya, SKom., DEA

Bendahara:
M.S. Harlina, S.Kom., MMSI

Sekretariat:
Ida Ayu Ari Angreni, ST, MMT
Lilis Setyowati, ST
Riyanto Wibowo, ST

Sarana dan Prasarana:


Dr. Harjanto Sutedjo, MM
Remi Senjaya, SKom. MMSI
Edy Prihantoro, SS, MMSI

iv
Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur&Sipil) Vol. 6, Oktober 2015
Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559

PENGARUH DESENTRALISASI FISKAL TERHADAP


PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH DAN KETIMPANGAN
PENDAPATAN DI PULAU JAWA TAHUN 2009-2013
Dewi Rosdyana1
E. Susy Suhendra2
Rowland Bismark Fernando Pasaribu
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma
1
dewiirosdyana@yahoo.co.id
2 3
susys, rowland_pasaribu{@staff.gunadarma.ac.id, @staff.gunadarma.ac.id}

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pengaruh desentralisasi fiskal terhadap
pertumbuhan ekonomi daerah dan ketimpangan pendapatan di Pulau Jawa Tahun 2009-2013.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber yang
mempublikasikan data yang diperlukan. Metode analisisi yang digunakan yaitu analisis regresi
linier dengan bantuan program SPSS22. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan
desentralisasi fiskal berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan
pendapatan. Sedangkan secara parsial desentralisasi fiskal berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pendapatan. Nilai adjusted R square
menunjukkan bahwa kemampuan variabel desentralisasi fiskal dalam menjelaskan variabel
pertumbuhan ekonomi sebesar 30,2% sedangkan sisanya sebesar 69,8% dijelaskan oleh variabel
lain yang tidak dimasukkan kedalam penelitian ini. Sedangkan kemampuan variabel desentralisasi
fiskal dalam menjelaskan variabel ketimpangan pendapatan sebesar 79% sedangkan sisanya
sebesar 21% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukan kedalam penelitian ini.

Kata Kunci: Desesntralisasi Fiskal, Pertumbuhan Ekonomi, Ketimpangan Pendapatan

PENDAHULUAN Melalui desentralisasi fiskal diharapkan


Sejak pemerintahan orde baru pemerintah daerah dapat mengembangkan
Indonesia berhasil membangun potensi daerah melalui pertumbuhan
pemerintahan nasional yang kuat. Banyak ekonomi daerah. Pembangunan ekonomi
prestasi yang telah dicapai selama menjadi penting karena sebagai tolok ukur
pemerintahan orde baru terutama dalam keberhasilan penerapan desentralisasi
bidang ekonomi dengan sistem fiskal, semakin tinggi pertumbuhan
pemerintahan terpusat. Pemerintah ekonomi ekonomi daerah biasanya
Indonesia kini telah merubah sistem semakin maju daerah tersebut. Setiap
pemerintahan sentralisasi menjadi sistem daerah memiliki potensi dan karakteristik
pemerintahan desentralisasi melalui yang berbeda-beda, ada daerah dengan
otonomi daerah. Karena pada masa kekayaan alam melimpah dan ada juga
pemerintahan terpusat, pemerintah daerah daerah yang tidak memiliki kekayaan
dipandang belum mampu untuk alam sama sekali. Pembangunan ekonomi
mengurusi urusan yang ada pada daerah. suatu daerah berkaitan erat dengan potensi
Mengacu pada Undang-Undang No.5 ekonomi dan karakteristik yang dimiliki
Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok oleh daerah serta adanya keterkaitan
Pemerintahan Daerah. Otonomi daerah kegiatan ekonomi antar daerah sekitarnya.
adalah hak, wewenang, dan kewajiban Potensi ekonomi maupun karakteristik
daerah untuk mengatur dan mengurus yang dimiliki suatu daerah pada umumnya
rumah tangganya sendiri sesuai dengan berbeda-beda antara yang satu dengan
peraturan perundangan yang berlaku.

Rosdyana dan Suhendra, Pengaruh Desentralisasi Fiskal... E-123


Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur&Sipil) Vol. 6, Oktober 2015
Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559
yang lainnya (Glasson, 1977; dalam desentralisasi fiskal yang sudah berjalan
Suparta, 2010). kurang lebih empat belas tahun, masih
Desentralisasi fiskal merupakan mengalami berbagai permasalahan.
peluang bagi daerah untuk mengurus dan Desentralisasi fiskal memang berpengaruh
mengembangkan potensi yang ada di terhadap pertumbuhan ekonomi, namun
daerah nya demi kemajuan pembangunan seiring dengan meningkatnya
dan menciptakan pertumbuhan ekonomi pertumbuhan ekonomi daerah juga diikuti
yang berkesinambungan agar terwujud dengan meningkatnya ketimpangan
kemakmuran dan kesejahteraan pendapatan di berbagai daerah.
masyarakat. Kebijakan desentralisasi Berdasarkan tabel 1, derajat
fiskal ini dimaksudkan agar pemerintah desentralisasi fiskal Pulau Jawa terus
daerah mampu menjalankan fungsinya berfluktuasi dari tahun 2009-2013. Nilai
dengan baik serta dapat mendukung dan derajat desentralisasi fiskal di seluruh
meningkatkan keuangan pemerintah provinsi di Pulau Jawa berada diatas 50
daerah dalam melaksanakan otonomi persen. hal ini menunjukkan bahwa
(Saragih, 2003; dalam Nurana, 2013). kemampuan daerah dalam mengelola
Desentralisasi fiskal dapat membawa keuangan daerah sangat baik. Apabila
dampak negatif bagi pertumbuhan dibandingkan provinsi-provinsi di Pulau
ekonomi. Desentralisasi fiskal dapat Jawa, Jawa Timur memiliki kemampuan
mendorong ke arah ketidakstabilan keuangan daerah yang sangat baik
ekonomi makro, yang pada gilirannya dibandingkan dengan 5 provinsi di Pulau
akan menghambat pertumbuhan ekonomi, Jawa lainnya dengan rata-rata derajat
sebab desentralisasi fiskal dapat desentralisasi fiskal sebesar 70,70 persen.
mengurangi pengeluaran pemerintah dan Pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa
pajak yang berbasis pada pemerintah dalam kurun waktu 2009-2013 terus
pusat yang dapat digunakan untuk mengalami peningkatan setiap tahunnya.
melakukan fungsi stabilitasi (World Bank, Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai
1997; dalam Saputra, 2013). oleh Provinsi Jawa Timur dengan rata-rata
Desentralisasi fiskal juga dapat pertumbuhan ekonomi sebesar 6,21
menyebabkan ketimpangan pendapatan persen. apabila dilihat ketimpangan
karena tidak meratanya pertumbuhan pendapatan dengan Indeks Williamson
ekonomi di setiap daerah. keseluruhan provinsi di Pulau Jawa masih
Dampak penerapan desentralisasi diatas 0,5 hal ini menunjukkan bahwa
fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi ketimpangan pendapatan di Pulau Jawa
daerah dan ketimpangan pendapatn juga cukup tinggi.
dirasakan di Pulau Jawa. Pelaksanaan

Tabel 1
Perkembangan Desentralisasi Fiskal, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Wilayah di Pulau
Jawa Tahun 2009-2013

Derajat Desentralisasi Fiskal Pertumbuhan ekonomi


Provinsi
2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013
DKI Jakarta 55,03 55,99 63,00 62,30 67,95 5,02 6,50 6,73 6,53 6,11
Jawa Barat 70,90 74,44 76,92 59,15 64,25 4,19 6,20 6,48 6,21 6,06
Jawa Tengah 70,23 72,21 73,72 56,69 61,55 5,14 5,84 6,03 6,34 5,81
D.I Yogyakarta 50,17 53,86 54,03 46,23 47,08 4,43 4,88 5,17 5,32 5,40
Jawa Timur 72,92 74,41 77,42 62,23 66,50 5,01 5,01 7,22 7,27 6,55
Banten 68,52 73,95 77,10 62,73 66,11 4,71 6,11 6,39 6,15 5,86

E-124 Rosdyana dan Suhendra, Pengaruh Desentralisasi Fiskal...


Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur&Sipil) Vol. 6, Oktober 2015
Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559

Ketimpangan Pendapatan (Indeks Willamson)


Provinsi
2009 2010 2011 2012 2013
DKI Jakarta 0,53 0,53 0,53 0,53 0,53
Jawa Barat 0,56 0,56 0,60 0,60 0,60
Jawa Tengah 1,07 1,05 1,05 1,05 1,05
D.I Yogyakarta 0,48 0,49 0,49 0,49 0,49
Jawa Timur 1,10 1,10 1,11 1,11 1,11
Banten 0,72 0,65 0,64 0,64 0,64
Sumber: BPS 2009-2013 (diolah)

Dapat terlihat jelas bawa seiring akan menurunkan ketimpangan


peningkatan pertumbuhan ekonomi juga pendapatan antar daerah. Desentralisasi
di ikuti dengan peningkatan ketimpangan fiskal merupakan pelimpahan wewenang
pendapatan. Hal tersebut dapat disebabkan dari pemerintah pusat ke pemerintah
karena pertumbuhan ekonomi yang tidak daerah untuk mengurus sendiri rumah
merata di setiap daerah. tangganya. Karena pemerintah daerah
Pertumbuhan ekonomi dan lebih mengetahui daerahnya masing-
desentralisasi fiskal mempunyai hubungan masing, sehingga dengan adanya
secara bersamaan karena adanya beberapa desentralisasi fiskal pemerintah daerah
penyebab yaitu pertumbuhan terlihat dapat meningkatkan pertumbuhan
obyek dari desentralisasi fiskal yaitu ekonomi yang merata.
efisiensi alokasi sumber daya pada sektor Berdasarkan latar belakang yang
public, kemudian secara tegas tujuan dari telah dirumuskan diatas ada dua hal pokok
pemerintah dalam mengadopsi kebijakan yang menjadi permasalahan dalam studi
ini adalah untuk menunjang kenaikan ini yang perlu dikaji untuk mengetahui
pendapatan perkapita dan yang terakhir lebih jauh tentang pelaksanaan
pendapatan perkapita merupakan suatu desentralisasi fiskal di Pulau Jawa.
ukuran yang lebih mudah dan dapat Pertama, desentralisasi fiskal merupakan
menjelaskan keadaan ekonomi produk kebijakan pemerintah berupa
dibandingkan dengan indikator yang lain pelimpahan wewenang kepada pemerintah
(Zhang dan Zou, 2001; dalam Apriesa dan daerah untuk mengurus rumah tangganya
Miyasto, 2013). Selain desentralisasi sendiri dengan tujuan meningkatkan
fiskal pertumbuhan ekonomi juga pertumbuhan ekonomi daerah.
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti Pelaksanaan desentralisasi fiskal selama
pajak daerah, tenaga kerja, jumlah kurang lebih empat belas tahun nyatanya
penduduk, dll. Menurut Todaro, 2000 belum secara signifikan memberikan
(dalam Pujiati, 2008) terdapat tiga faktor dampak bagi pertumbuhan ekonomi
komponen utama dalam pertumbuhan daerah, sumber-sumber penerimaan
ekonomi dari setiap bangsa, ketiganya daerah belum mampu memberikan
adalah: Akumulasi modal yang meliputi dampak yang signifikan bagi peningkatan
semua bentuk atau jenis investasi baru pertumbuhan ekonomi daerah. Terkait hal
yang ditanamkan pada tanah, peralatan tersebut timbul pertanyaan apakah
fisik dan modal atau sumber daya pelaksanaan desentralisasi fiskal
manusia, pertumbuhan penduduk berpengaruh signifikan terhadap
beberapa tahun selanjutnya yang akan pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa pada
memperbanyak jumlah akumulasi kapital, tahun 2009-2013?. Kedua, terkait dengan
kemjuan teknologi. pelaksanaan desentralisasi fiskal di Pulau
Penelitian Siagian (2010) Jawa, muncul fenomena bahwa seiring
menunjukan hasil yang negatif dan dengan meningkatnya pertumbuhan
signifikan desentralisasi fiskal terhadap ekonomi pada era desentralisasi fiskal
ketimpangan pendapatan, secara umum juga diikuti dengan meningkatnya
peningkatan derajat desentralisasi fiskal ketimpangan pendapatan di Pulau Jawa.

Rosdyana dan Suhendra, Pengaruh Desentralisasi Fiskal... E-125


Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur&Sipil) Vol. 6, Oktober 2015
Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559

Penerapan desentralisasi fiskal tidak digunakan untuk mengukur tingkat


hanya membawa dampak positif namun ketimpangan antar wilayah.
membawa dapak negatif juga. Terkait hal Variabel Independent dan Variabel
tersebut timbul pertanyaan apakah Kontrol
pelaksanaan desentralisasi fiskal Variabel independent dalam
berpengaruh signifikan terhadap penelitian ini adalah desentralisasi fiskal
ketimpangan pendapatan di Pulau Jawa (X1) diambil sesuai dengan penelitian
pada tahun 2009-2013 ?. Jaime Bonet (2006) dengan menggunakan
Penelitian ini bertujuan untuk pengukuran derajat desentralisasi fiskal
menganalisis secara empiris mengenai yaitu berupa rasio dari pendapatan asli
dampak pelaksanaan desentralisasi fiskal daerah terhdap total penerimaan daerah.
terhadap pertumbuhan ekonomi dan dan tambahan variabel kontrol yaitu:
ketimpangan pendapatan di Pulau Jawa 1. Pajak Daerah (X2)
Tahun 2009-2013. 2. Tenaga Kerja (X3)
3. Jumlah Penduduk (X4)
METODE PENELITIAN Variabel-variabel tersebut dipilih
Jenis dan Sumber Data berdasarkan penelitian-penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah terdahulu yang sudah pernah dilakukan.
Pulau Jawa. Jumlah sample dalam
penelitian ini ada 6 Provinsi di Pulau Jawa Definisi Oprasional Variabel
yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, D.I Variabel yang digunakan dalam
Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur penelitian ini adalah:
dan Banten, dengan periode penelitian 1. Desentralisasi fiskal, dengan
tahun 2009-2013. Jenis data yang pengukuran derajat desentralisasi
digunakan dalam penelitian ini adalah fiskal dimana merupakan besaran dari
data sekunder yang berupa data APBD, bagian pendapatan asli daerah dari
tenaga kerja, jumlah penduduk, pajak semua total pendapaatan daerah
daerah dan pertumbuhan ekonomi yang dalam satuan persen.
diperoleh dari Badan Pusat Statistik 2. Pertumbuhan ekonomi, dengan
(www.bps.go.id), Direktorat Jenderal menggunakan laju pertumbuhan
Perimbangan Keuangan Kementrian PDRB Atas Dasar Harga Konstan
Keuangan RI 2000 dalam satuan persen
(www.djpk.kemenkeu.go.id). 3. Ketimpangan pendapatan,
Variabel Penelitian dan Definisi menggambarkan distribusi
Operasional Variabel pendapatan masyarakat disuatu
Berdasarkan hasil yang ditemukan daerah, diukur dengan menggunakan
dalam penelitian-penelitian sebelumnya, indeks Williamson.
maka penelitian ini akan menggunakan 3 4. Pajak daerah, dengan menggunakan
jenis variabel penelitian, yaitu: rasio pajak daerah terhadap total
Variabel Dependent PDRB pada masing-masing Provinsi
Variabel dependent dalam penelitian di Pulau Jawa dalam satuan persen.
ini adalah pertumbuhan ekonomi (Y1), 5. Tenaga kerja, dengan menggunakan
variabel pertumbuhan ekonomi diambil tingkat partisipasi angkatan kerja
sesuai dengan penelitian Siagian (2010) dalam satuan persen.
dan Apriesa dan Miyasto (2013). 6. Jumlah penduduk, semua orang yang
Ketimpangan pendapatan (Y2) diambil berdomisili di Provinsi Pulau Jawa
sesuai dengan indeks williamson yang dalam satuan jiwa.

YPE = + 1 DF + 2 PD + 3 TK + 4 JP + ................................(1)

E-126 Rosdyana dan Suhendra, Pengaruh Desentralisasi Fiskal...


Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur&Sipil) Vol. 6, Oktober 2015
Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559

YKP = + 1 DF + 2 PD + 3 TK + 4 JP + ................................(2)

YPE = Pertumbuhan Ekonomi


YKP = Ketimpangan Pendapatan
1- 4 = Koefisiensi Regresi
DF = Desentralisasi Fiskal
PD = Pajak Daerah
TK = Tenaga Kerja
JP = Jumlah Penduduk

Teknik Analisis Data Desentralisasi fiskal terhadap


Teknik analisis data pada penelitian pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan tabel
ini menggunakan teknik analisis regresi 1 diperoleh koefisiensi B desentralisasi
linier berganda dan pengujian hipotesis fiskal sebesar positif 0,023. Artinya
dengan menggunakan bantuan softwere bahawa setiap kenaikan 1% desentralisasi
SPSS22. Analisis regresi linier berganda fiskal maka akan menaikkan pertumbuhan
bertujuan untuk mengetahui bagaimana ekonomi sebesar 0,023. Nilai Sig.t
pengaruh variabel independent terhadap desentralisasi fiskal sebesar positif 1,222
variabel dependent. Adapun persamaan dengan signifikansi 0,233 > 0,05 Ho
analisis regresi dalam model diterima, artinya bahwa desentralisasi
ekonometrika akan terbentuk sebagai fiskal berpengaruh positif dan tidak
berikut: signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
daerah. Peningkatan derajat desentralisasi
PEMBAHASAN fiskal dapat meningkatkan pertumbuhan
Pengujian Hipotesis ekonomi daerah. Apabila terjadi kenaikan
Pengujian hipotesis dilakukan pendapatan pada masyarakat maka
dengan analisis regresi berganda dengan konsumsi masyarakat juga akan
bantuan software SPSS22. meningkat. Meningkatnya konsumsi
Desentralisasi Fiskal dengan masyarakat menyebabkan bertambahnya
Pertumbuhan Ekonomi pembayaran pajak, retribusi, dll, secara
Tujuan dari pemberlakuan langsung PAD pasti akan meningkat. PAD
desentralisasi fiskal adalah untuk merupakan indikator dari desentralisasi
meningkatkan pertumbuhan ekonomi fiskal, dengan meningkatnya PAD maka
daerah. Berdasarkan tabel 2 diperoleh pertumbuhan ekonomi pun juga akan ikut
hasil Uji F dengan signifikansi 0,011 < meningkat, tetapi tidak secara signifikan.
0,05 Ho ditolak. Artinya bahwa terdapat Pajak daerah terhadap
pengaruh signifikan antara variabel pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan tabel
desentralisasi fiskal, pajak daerah, tenaga 2 diperoleh koefisiensi B pajak daerah
kerja dan jumlah penduduk terhadap sebesar positif 51,756. Artinya bahwa
pertumbuhan ekonomi. Nilai adjusted R setiap kenaikkan 1% pajak daerah maka
square menunjukkan bahwa variabel akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi
desentralisasi fiskal, pajak daerah, tenaga sebesar 51,756. Nilai Sig.t pajak daerah
kerja dan jumlah penduduk dalam sebesar positif 2,724 dengan signifikansi
menjelaskan variabel pertumbuhan 0,012 < 0,05 Ho ditolak. Artinya bahwa
ekonomi sebesar 30,2% sisanya sebesar pajak daerah berpengaruh positif dan
69,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
tidak dimasukkan kedalam penelitian ini. daerah.

Rosdyana dan Suhendra, Pengaruh Desentralisasi Fiskal... E-127


Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur&Sipil) Vol. 6, Oktober 2015
Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559

Tabel 2
Hasil Analisis Regresi Berganda Variabel Pertumbuhan Ekonomi
Standardized
Unstandardized Coefficients
Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig
1 (Constant) -10,105 4,559 -2,216 0,036
DesentralisasiFiskal 0,023 0,019 0,263 1,222 0,233
PajakDaerah 51,756 19,001 0,551 2,724 0,012
TenagaKerja 0,063 0,042 0,241 1,478 0,152
JumlahPenduduk 0,533 0,201 0,625 2,657 0,014
Uji F (Anova) 0,011b
Adjusted R Square 0,302
Sumber: Data Sekunder Diolah SPSS22

Hasil penelitian ini bertentangan D (2011) hasil penelitiannya menunjukkan


dengan teori Peacock dan Wiseman bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
(dalam Siagian, 2010) yang memandang antara variabel tenaga kerja terhadap
bahwa pertumbuhan ekonomi akan pertumbuhan ekonomi. Semakin
terganggu karena pemungutan pajak yang meningkatnya jumlah tenaga kerja yang
semakin meningkat walaupun tarif pajak berkualitas, maka akan mendorong
tidak berubah tetap sudah melebihi batas percepatan pembangunan. Keberhasilan
toleransi membayar pajak dari pembangunan khususnya dibidang
masyarakat. Keadaan ini akan ekonomi akan menyebabkan
mengganggu penerimaan daerah, yang meningkatnya pertumbuhan ekonomi.
menjadi indikator peningkatan Meningkatnya pertumbuhan ekonomi
pertumbuhan ekonomi. Dari hasil akan menyebabkan meningkatnya jumlah
penelitian yang dilakukan pada 6 provinsi tenaga kerja yang terserap untuk bekerja
di Pulau Jawa mengenai rasio pajak di berbagai sektor. Meningkatnya
daerah terhadap pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan ekonomi juga harus diikuti
dapat disimpulkan bahwa peningkatan dengan pertambahan jumlah penyediaan
pajak daerah akan meningkatkan lapangan kerja. Bertambahnya jumlah
pertumbuhan ekonomi. Hal ini disebabkan lapangan kerja akan menyebabkan
karena pemungutan pajak daerah yang bertambahnya jumlah tenaga kerja yang
dilakukan oleh pemerintah masih dalam terserap. Dari hasil penelitian yang
batas toleransi masyarakat dan juga dilakukan pada enam provinsi di Pulau
program-program pemerintah yang di Jawa mengenai tenaga kerja terhadap
danai oleh pajak dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dapat disimpulkan
kepuasan masyarakat. Walaupun bahwa meningkatnya jumlah tenaga kerja
masyarakat tidak ingin membayar pajak akan meningkatkan pertumbuhan
tetapi pajak merupakan suatu kewajiban ekonomi, tetapi tidak secara signifikan.
karena pajak digunakan untuk pembiayaan Jumlah penduduk terhadap
daerah untuk mewujudkan pertumbuhan pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan tabel
ekonomi daerah. 2 diperoleh koefisiensi B jumlah
Tenaga kerja terhadap pertumbuhan penduduk sebesar positif 0,533. Artinya
ekonomi. Berdasarkan tabel 2 diperoleh bahwa setiap kenaikkan 1 jiwa jumlah
koefisiensi B tenaga kerja sebesar positif penduduk maka akan menaikkan
0,063. Artinya bahwa setiap kenaikkan pertumbuhan ekonomi sebesar 0,533.
1% tenaga kerja maka akan meningkatkan Nilai Sig.t jumlah penduduk sebesar 2,657
pertumbuhan ekonomi sebesar 0,063. dengan signifikansi 0,014 < 0,05 Ho
Nilai Sig.t tenaga kerja sebesar 1,478 ditolak. Artinya bahwa jumlah penduduk
dengan signifikansi 0,152 > 0,05 Ho berpengaruh positif dan signifikan
diterima. Artinya bahwa tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi.
berpengaruh positif dan tidak signifikan Meningkatnya jumlah penduduk akan
terhadap pertumbuhan ekonomi. Suindyah meningkatkan pertumbuhan ekonomi

E-128 Rosdyana dan Suhendra, Pengaruh Desentralisasi Fiskal...


Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur&Sipil) Vol. 6, Oktober 2015
Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559

yang diukur berdasarkan pendapatan pendapatan daerah. Penelitian Apriesta


perkapita. Menurut Sukirno, 1985 (dalam dan Miyasto (2013) menunjukkan bahwa
Apriesa dan Miyasto, 2013) para ekonom terdapat hubungan positif desentralisasi
klasik dan ekonom neoklasik fiskal dengan ketimpangan pendapatan,
mengemukakan bahwa terdapat 4 faktor artinya desentralisasi fiskal meningkatkan
yang mempengaruhi pertumbuhan ketimpangan pendapatan. Pada tahap awal
ekonomi yaitu: 1) jumlah penduduk; 2) pembangunan ekonomi belum sepenuhnya
jumlah stok barang modal; 3) luas tanah merata namun pada tahap tertentu
dan kekayaan alam; 4) tingkat teknologi ketimpangan pendapatan akan menurun.
yang digunakan. Akai dan Sakata (dalam Apriesta dan
Dari hasil penelitian yang dilakukan Miyasto, 2013) menjelaskan pada sistem
pada enam provinsi di Pulau Jawa sentralistik pelaksanaan untuk
mengenai jumlah penduduk terhadap mendistribusikan sumber daya daerah
pertumbuhan ekonomi, dapat disimpulkan yang kaya ke daerah yang miskin dan
bahwa meningkatnya jumlah penduduk dapat mengurangi kesenjangan, tetapi
akan mengakibatkan meningkatnya pada sistem otonomi daerah bukan berarti
jumlah PDRB perkapita yang artinya dampak kesenjangan sosial lebih besar
pertumbuhan ekonomi meningkat. dibanding sistem sentralistik, dalam siste
otonomi diharapkan daerah akan lebih
Desentralisasi Fiskal dengan intensif untuk memajukan daerahnya
Ketimpangan Pendapatan dengan melakukan kebijakan-kebijakan
Hubungan desentralisasi fiskal untuk pembangunan ekonomi. Dari hasil
dengan ketimpangan pendapatan penelitian yang dilakukan pada 6 provinsi
merupakan persamaan kedua dalam di Pulau Jawa mengenai desentralisasi
penelitian ini. Berdasarkan tabel 3 fiskal terhadap ketimpangan pendapatan,
diperoleh hasil Uji F dengan signifikansi dapat disimpulkan bahwa meningkatnya
0,000 < 0,05 Ho ditolak. Artinya bahwa desentralisasi fiskal akan meningkatkan
terdapat pengaruh signifikan natara ketimpangan pendapatan, tetapi tidak
variabel desentralisasi fiskal, pajak secara signifikan.
daerah, tenaga kerja dan jumlah penduduk Pajak daerah dengan ketimpangan
terhadap pertumbuhan ekonomi. Nilai pendapatan. Berdasarkan tabel 3
adjusted R square menunjukkan bahwa diperoleh nilai koefisiensi B pajak daerah
variabel desentralisasi fiskal, pajak sebesar negatif 7,461. Artinya bahwa
daerah, tenaga kerja dan jumlah penduduk setiap kenaikan 1% pajak daerah akan
dalam menjelaskan variabel pertumbuhan menurunkan ketimpangan pendapatan
ekonomi sebesar 79% sisanya sebesar sebesar 7,461. Nilai Sig.t ketimpangan
21% dipengaruhi oleh variabel lain yang pendapatan sebesar negatif 2,228 dengan
tidak dimasukkan kedalam penelitian ini. signifikansi 0,035 < 0,05 Ho ditolak.
Desentralisasi fiskal dengan Artinya bahwa pajak daerah berpengaruh
ketimpangan pendapatan. Berdasarkan negatif dan signifikan terhadap
tabel 3 diperoleh koefisiensi B ketimpangan pendapatan.
desentralisasi fiskal sebesar positif 0,004. Pajak digunakan untuk mengurangi
Artinya bahawa setiap kenaikan 1% ketimpangan pendapatan, karena setiap
desentralisasi fiskal maka akan menaikkan orang membayar pajak penghasilan
ketimpangan pendapatan sebesar 0,004. berdasarkan besar kecilnya. Seseorang
Nilai Sig.t desentralisasi fiskal sebesar yang memperoleh penghasilan besar akan
positif 1,329 dengan signifikansi 0,196 > membayar pajak penghasilan yang besar
0,05 Ho diterima, artinya bahwa juga, sedangkan yang berpenghasilan
desentralisasi fiskal berpengaruh positif rendah akan mendapatkan subsidi dari
dan tidak signifikan terhadap ketimpangan pemerintah.

Rosdyana dan Suhendra, Pengaruh Desentralisasi Fiskal... E-129


Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur&Sipil) Vol. 6, Oktober 2015
Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559

Tabel 3
Hasil Analisis Regresi Berganda Variabel Ketimpangan Pendapatan
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
Model
B Std. Error Beta T Sig
(Constant) -5,301 0,804 -6,596 0,000
DesentralisasiFiskal 0,004 0,003 0,157 1,329 0,196
PajakDaerah -7,461 3,349 -0,247 -2,228 0,035
TenagaKerja 0,051 0,007 0,614 6,867 0,000
JumlahPenduduk 0,149 0,035 0,544 4,214 0,000
Uji F (Anova) 0,000b
Adjusted R Square 0,790
Sumber: Data Sekunder Diolah SPSS22

Hal tersebut akan mengurangi pendapatan per kapita, sehingga akan


ketimpangan pendapatan disetiap daerah. mendorong penurunan tingkat
Penelitian Apriesta dan Miyasto (2013) ketimpangan antar wilayah karena tingkat
hasil penelitiannya juga menunjukkan pendapatan perkapita secara bertahap akan
bahwa pajak daerah berpengaruh negatif merata di setiap daerah dengan asumsi full
dan signifikan terhadap ketimpangan of employment. Dari hasil penelitian pada
pendapatan. Penelitian Siagian (2013) 6 provinsi di Pulau Jawa mengenai tenaga
hasil penelitiannya juga menunjukkan kerja terhadap ketimpangan pendapatan,
pengaruh yang negatif dan signifikan dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja
pajak daerah terhadap ketimpangan berpengaruh positif dan signifikan
pendapatan. Dari hasil penelitian yang terhadap ketimpangan pendapatan.
dilakukan pada 6 provinsi di Pulau Jawa Jumlah penduduk terhadap
mengenai pajak daerah terhadap ketimpangan pendapatan. Berdasarkan
ketimpangan pendapatan, dapat tabel 3 diperoleh nilai koefisiensi B
disimpulkan bahwa meningkatnya pajak sebesar positif 0,149. Artinya bahwa
daerah akan menurunkan ketimpangan setiap kenaikkan 1 jiwa jumlah penduduk
pendapatan dan berpengaruh secara akan meningkatkan ketimpangan
signifikan. pendapatan sebesar 0,149. Nilai Sig.t
Tenaga kerja dengan ketimpangan jumlah penduduk sebesar positif 4,214
pendapatan. Berdasarkan tabel 3 dengan signifikansi 0,000 < 0,05 Ho
diperoleh nilai koefisiensi B tenaga kerja ditolak. Artinya bahwa terdapat pengaruh
sebesar positif 0,051. Artinya bahwa positif dan signifikan jumlah penduduk
setiap kenaikkan 1% tenaga kerja akan terhadap ketimpangan pendapatan. Jumlah
meningkatkan ketimpangan pendapatan penduduk berdampak langsung terhadap
sebesar 0,051. Nilai Sig.t tenaga kerja ketimpangan pendapatan. Hal tersebut
sebesar positif 6,867 dengan signifikansi dapat disebabkan karena jumlah penduduk
0,000 < 0,05 Ho ditolak. Artinya bahwa yang bekerja masih belum merata
tenaga kerja berpengaruh positif dan disejumlah daerah, dan juga terjadi
signifikan terhadap ketimpangan perbedaan penghasilan antara penduduk
pendapatan. Hasil penelitian tersebut yang bekerja di desa dan penduduk yang
bertentangan dengan teori yang ada bekerja di kota. Penduduk yang bekerja di
seperti teori fungsi produksi Neo-Klasik kota memiliki penghasilan yang lebih
(Sukirno, 2004) tenaga kerja akan tinggi dibandingkan dengan penduduk
mempengaruhi pertumbuhan produksi, yang bekerja di desa. Hal tersebut yang
diaman peningkatan marginal jumlah berdampak terhadap peningkatan
tenaga kerja akan meningkatkan marjinal ketimpangan pendapatan. Hasil tersebut
produksi. Peningkatan marginal produksi bertentangan dengan penelitian Apriesta
akan terus bertambah jika jumlah tenaga dan Miyasto (2013) hasil penelitiannya
kerja terus ditambah hingga mencapai menunjukkan bahwa jumlah penduduk
jumlah produksi maksimal. Peningkatan berpengaruh negatif terhadap
jumlah tenaga kerja akan meningkatkan ketimpangan pendapatan artinya

E-130 Rosdyana dan Suhendra, Pengaruh Desentralisasi Fiskal...


Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur&Sipil) Vol. 6, Oktober 2015
Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559

pertumbuhan jumlah penduduk akan menurunkan ketimpangan pendapatan.


mengurangi ketimpangan pendapatan. Pertumbuhan ekonomi harus merata
Dari hasil penelitian pada 6 provinsi di disemua wilayah di Pulau Jawa. Untuk itu
Pulau Jawa mengenai jumlah penduduk pemerintah daerah harus dapat mengelola
terhadap ketimpangan pendapatan, dapat sumber daya yang ada di daerahnya sesuai
disimpulkan bahwa jumlah penduduk dengan kepentingan masyarakat.
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap ketimpangan pendapatan. DAFTAR PUSTAKA
Apriesa, Lintantia Fajar dan Miyasto.
SIMPULAN DAN SARAN 2013. Pengaruh Desentralisasi
Simpulan Fiskal Terhadap Pertumbuhan
Desentralisasi fiskal di Pulau Jawa Ekonomi Daerah dan Ketimpangan
berpengaruh positif dan tidak signifikan Pendapatan (Studi Kasus:
terhadap pertumbuhan ekonomi. Kabupaten/Kota di Jawa Tengah).
Sedangkan pajak daerah berpengaruh Diponegoro Journal of Economics,
positif dan signifikan terhadap 2(1).
pertumbuhan ekonomi. Tenaga kerja Bonet, Jaime. 2006. Fiscal
berpengaruh positif dan tidak signifikan Decentralization and Regional
terhadap pertumbuhan ekonomi dan Income Disparities: envidence from
jumlah penduduk berpengaruh positif dan the colombian experience.
signifikan terhadap pertumbuhan Kementrian Perencanaan Pembangunan
ekonomi, karena penduduk menghasilkan Nasional/Badan Perencanaan
pendapatan perkapita yang akan Pembangunan Nasional. 2013.
meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Analisis Kesenjangan Antarwilayah
Desentralisasi fiskal di Pulau Jawa 2013.
berpengaruh positif dan tidak signifikan Nurana, Anggun Ciptasari dan Mutaali.
terhadap ketimpangan pendapatan. 2010. Analisi Dampak Kebijakan
Sedangkan pajak daerah berpengaruh Otonomi Daerah terhadap
negatif dan signifikan terhadap Ketimpangan Perkembangan
ketimpangan pendapatan, pajak daerah Wilayah di Kawasan
dapat mengurangi ketimpangan Ciayumajakuning.
pendapatan karena menyebar ke rakyat Pujiati, Amin. 2008. Analisis
miskin. Tenaga kerja berpengaruh positif Pertumbuhan Ekonomi Di
dan signifikan terhadap ketimpangan Karesidenan Semarang Era
pendapatan dan jumlah penduduk juga Desentralisasi Fiskal. Jurnal
berpengaruh positif dan signifikan Ekonomi Pembangunan, Hal: 61-70.
terhadap ketimpangan pendapatan. Saputra, Bambang. 2013. Pengaruh
Saran Desentralisasi Fiskal Terhadap
Tenaga kerja merupakan salah satu Pertumbuhan Ekonomi dan
faktor pendorong pertumbuhan ekonomi. Kesejahteraan Masyarakat. Jurnal
Untuk itu pemerintah diharapkan dapat Borneo Administrator, 9(1).
meningkatkan keterampilan tenaga kerja Siagian, Altito R. 2010. Dampak
melalui pelatihan serta memperluas Desentralisasi Fiskal Terhadap
kesempatan kerja, agar banyak tenaga Pertumbuhan Ekonomi Daerah dan
kerja yang terserap dan dapat Ketimpangan Wilayah (Studi Kasus
meningkatkan output dan pada akhirnya Propinsi Jawa Barat). Skripsi.
dapat memacu pertumbuhan ekonomi. Semarang: Fakultas Ekonomi,
Penerapan kebijakan desentralisasi Universitas Diponegoro.
fiskal harus telaksana dengan baik agar Suindyah D, Sayekti. 2011. Pengaruh
dapat tercapai tujuan utama yaitu Investasi, Tenaga Kerja dan
peningkatan pertumbuhan ekonomi dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap

Rosdyana dan Suhendra, Pengaruh Desentralisasi Fiskal... E-131


Prosiding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur&Sipil) Vol. 6, Oktober 2015
Universitas Gunadarma - Depok - 20-21 Oktober 2015 ISSN: 1858-2559

Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi


Jawa Timur. EKUITAS, 15(4)
Sukirno, Sadono. 2004. Pengantar Teori
Makroekonomi. Edisi Pertama,
Cetakan Keempat. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Suparta, I Wayan dan Imam Awaludin.
2010. Aplikasi Desentralisasi Fiskal
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Kota Bandar Lampung. Universitas
Lampung.
www.bps.go.id
www.djpk.kemkeu.go.id
www.simreg.bappenas.go.id

E-132 Rosdyana dan Suhendra, Pengaruh Desentralisasi Fiskal...

View publication stats

Вам также может понравиться