Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ADENDUM I
DOKUMEN PENGADAAN
PEKERJAAN KONSTRUKSI
UNTUK
PEKERJAAN :
Pembangunan Pengendalian Banjir dan Perkuatan Tebing Sungai
Cenranae Kab. Wajo
KELOMPOK KERJA (POKJA) BIDANG PELAKSANAAN JARINGAN SUMBER AIR
PEKERJAAN TAHUN TUNGGAL (SYC) SNVT PELAKSANAAN JARINGAN SUMBER AIR
POMPENGAN JENEBERANG PROV. SULAWESI SELATAN
Jalan Batara Bira No. 118 km 16 Baddoka, Makassar
LEMBAR PENGESAHAN
DOKUMEN PENGADAAN
PEKERJAAN KONSTRUKSI
PEKERJAAN :
Paket Pekerjaan
Pembangunan Pengendalian Banjir dan Perkuatan Tebing Sungai
Cenranae Kab. Wajo
1. UMUM
1) Addendum ini berisi tambahan dan atau perubahan ketentuan-
ketentuan terhadap :
a. Dokumenlelang
b. DokumenKualifikasi
c. Penjelasan yang telah diberikan didalam acara penjelasan lelang
2) Pelelangan pekerjaan Pembangunan Pengendalian Banjir dan
Perkuatan Tebing Sungai Cenranae Kab. Wajo
3) Hanya tambahan dan atau perubahan ketentuan yang tercantum
didalam adendum ini adalah mengikat. Apabila tambahan dan
atau perubahan ketentuan tidak tercantum didalam adendum ini
maka tambahan dan atau perubahan ketentuan tersebut tidak
mengikat dan yang berlaku masih ketentuan semula.
4) Addendum ini merupakan bagian tak terpisahkan dari dokumen
lelang.
5) Dengan addendum ini maka ketentuan-ketentuan yang tercantum
dalam dokumen lelang, dan dokumen kualifikasi yang
bertentangan dengan ketentuan dalam addendum ini dinyatakan
tidak berlaku lagi.
2. PERUBAHAN KETENTUAN-KETENTUAN DOKUMEN LELANG
1) Perubahan ketentuan-ketentuan dalam dokumen lelang BAB. I.
UMUM :
TETAP
2) Perubahan ketentuan-ketentuan dalam dokumen lelang BAB. II.
INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP) :
A s/d E Tetap
F. 1 s/d 2 Tetap
3. Sebagai pekerjaan utama adalah:
No Jenis Pekerjaan Utama
.
III PEKERJAAN PENGADAAN DAN
PEMANCANGAN SHEET PILE
3.1 Pengadaan Sheet Pile Type W.325, A.
1000
3.2 Pemancangan Sheet Pile
3.3 Pembuatan Pile Cap K300
IV. PEKERJAAN PENGADAAN DAN
PEMANCANGAN TIANG PANCANG
4.1 Pengadaan Tiang Pancang, Type 500
Middle
4.2 Pemancangan Tiang Pancang Tegak
4.3 Pembuatan Pile Cap K 300
4.4 Pembuatan Balok Spektator K300
4. Tetap
5. Identifikasi bahaya
Jenis/Tipe Identifikasi Jenis Bahaya
No.
Pekerjaan & Risiko K3
1. Pengukuran Terpeleset, Tersandung &
Terjatuh.
2. Mobilisasi & Kecelakaan Lalu lintas
Demobilisasi
3. Kosrekan Terkena Benda
Tumpul/Tajam
4. Galian Tanah Tertimpa Hasil Galian,
Mekanis terperosok
5. Timbunan Tertimbun
Tanah
didatangkan,
dipadatkan
dan dirapikan
6. Pengadaan Tertimpah Sheet Pile
Sheet Pile
7. Pemancangan Terjatuh & Terpeleset,
Sheet Pile Tertimpah Sheet Pile
8. Pembuatan Tertusuk besi, terjatuh,
Pile Cap K300 tertimpah campuran
beton
9. Pengadaan Tertimpah Tiang Pancang
Tiang Pancang
10. Pemancangan Terjatuh & Tertimpah
Tiang Pancang Tiang Pancang
Tegak
11. Pembuatan Tertusuk besi, terjatuh,
Pile Cap K tertimpah campuran
300 beton
12. Pembuatan Tersandung, Terjatuh &
Balok Tertimpah Material
Spektator campuran beton
K300
3) Perubahan ketentuan-ketentuan dalam dokumen lelang BAB. III.
LEMBAR DATA PEMILIHAN (LDP) :
TETAP
4) Perubahan ketentuan-ketentuan dalam dokumen lelang BAB. IV.
LEMBAR DATA KUALIFIKASI (LDK) :
A. Tetap
B. Persyaratan Kualifikasi
1 s/d 6 Tetap
6. memiliki kemampuan untuk menyediakan peralatanuntuk
melaksanakan pekerjaan konstruksi ini, yaitu:
Kepemilikan
No. Jenis Kapasitas Jumlah (Milik/Sewa
Beli/Sewa)
1. Crawleer Crane 2
2. Concrete 1
Vibrator
3. Concrete Mixer 350 Liter 5
4. Diesel Hummer 1
5. Stamper 2
CONTOH
[Kop Surat Badan Usaha/Kemitraan (KSO)]
Kepada Yth.:
Kelompok Kerja (POKJA) Bidang Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Pekerjaan Tahun
Tunggal (SYC) SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Pompengan Jeneberang Prov.
Sulawesi Selatan
di
Jalan Batara Bira No. 118 Km 16 Baddoka, Makassar
PT/CV/Firma/Kemitraan (KSO).........................
[pilih yang sesuai dan cantumkan nama]
..........................
Jabatan
B s/d F TETAP
G. BENTUK RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA KONSTRUKSI(RK3K)
I.A Tetap
B. PERENCANAAN K3
Di dalam membuat rencana K3, PPK memberikan identifikasi
awal dan penyedia jasa harus menyampaikan pengendalian
risiko pada saat penawaran berdasarkan identifikasi awal
tersebut.
B.1.Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek, Pengendalian
Risiko K3, Dan Program K3.
Penyusunan Identifikasi Bahaya, Sasaran K3 Proyek,
Pengendalian Risiko K3, dan Program K3 sesuai dengan
format pada Tabel 1.
TABEL 1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO,PENGENDALIAN RISIKO K3, DAN PROGRAM K3.
[digunakan untuk usulan penawaran]
IDENTIFIKASI SASARAN K3
NO URAIAN PEKERJAAN PENGENDALIAN RISIKO K3 PROGRAM SUMBER DAYA
BAHAYA PROYEK
SPESIFIKASI UMUM
PASAL I
1. Umum
1.1. Letak/Lokasi Pekerjaan Sebagaiman terlihat pada
gambar-gambar adalah Pembangunan Pengendalian
Banjir dan Perkuatan Tebing Sungai Cenranae Kab. Wajo
10
1.2. Pemancangan Tiang Pancang Tegak
1.3. Pembuatan Pile Cap K300
1.4. Pembuatan Balok Spektator K300
2. Ketentuan Umum
Pekerjaan harus dilaksanakan menurut peraturan dan syarat-
syarat serta gambar bestek.Segala perubahan hanya dianggap
sah dan dibenarkan apabila mendapat persetujuan Direksi
secara tertulis.Segala perintah dan petunjuk dari Direksi harus
ditaati dan dilaksanakan dengan baik demi sempurnanya
pekerjaan. Pada akhir pelaksanaan dan setelah berakhirnya
masa pemeliharaan, pekerjaan harus diserahkan kepada Direksi
dalam keadaan baik dan memuaskan, yang disertai Berita Acara
Penyerahan Pekerjaan dalam keadaan baik dan memuaskan.
11
3. Fasilitas Pelaksanaan
Semua fasilitas pelaksanaan (temporary works) harus disimpan,
dilakukan, dioperasikan dan dipelihara oleh Penyedia Jasa,
kecuali yang sudah diatur dalam kontrak.Penyedia Jasa harus
bertanggung jawab dan memelihara semua jalan, jembatan,
saluran, tanggul dan lain-lain yang digunakan pada waktu
pelaksanaan pekerjaan. Sebelum mengangkut, membawa dan
memindahkan peralatan berat, Pnyedia jasa harus
menginspeksi batas-batas beban yang diizinkan pada jalan-
jalan yang akan dilewati. Oleh karena itu Penyedia Jasaharus
membicarakan dengan Direksi atau yang berwenang sebelum
memulai pekerjaan.Penyedia jasa harus memelihara/melindungi
sarana lingkungan dan lain-lain pada waktu dan akibat dari
pelaksanaan pekerjaan. Jika menurut Direksi, Penyedia jasa
beroperasi diluar areal lokasi Pekerjaan dan mengakibatkan
kerusakan alam/lingkungan, maka Direksi berhak untuk
meminta kepada Penyedia jasa untuk melakukan perbaikan
atas beban Penyedia Jasa. Untuk melakukan pemeliharaan,
perbaikan dan modifikasi yang dilakukan Penyedia Jasa
terhadap hal-hal tersebut diatas adalah menjadi tanggung jawab
Penyedia jasa.Penyedia Jasa harus menjaga setiap
kemungkinan bahaya yang akan timbul. Oleh karena itu
Penyedia Jasa harus dapat mengatur peralatan pelaksanaan
maupun bahan di lokasi dengan sebaik-baiknya terhadap
pengangkutan, penempatan material dan pengisian bahan
bakar untuk peralatan dan kendaraan yang dipergunakan
untuk mencegah terjadinya bahaya kebakaran.Semua material,
peralatan untuk keperluan pelaksanaan disiapkan oleh
Penyedia Jasa setiap saat dan Penyedia Jasa harus menyiapkan
fasilitas pengecekan tanpa meminta tambahan biaya untuk
keperluan tersebut.
4. Peralatan
Penyedia Jasa harus menyediakan sendiri semua peralatan
kerja dalam jumlah yang cukup sesuai dengan jenis dan volume
pekerjaan.Disamping peralatan kerja utama, Penyedia Jasa
harus menyediakan peralatan kerja bantu yang cocok dan
lazim digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini serta jumlah
yang cukup.Selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan,
Penyedia Jasa harus menyediakan penerangan pada malam
hari sehingga seluruh lokasi kerja dapat dikontrol pada malam
hari.
12
5. Foto Dokumentasi
Penyedia Jasa harus membuat foto-foto dokumentasi dalam
tahapan pekerjaan sebagai berikut :
* Sebelum pekerjaan dimulai (0 %)
* Pekerjaan mencapai 50 %
* Pekerjaan selesai seluruhnya (100 %)
7. Pengamanan
Penyedia Jasa berkewajiban menjaga keamanan dan tata tertib
ditempat pekerjaan.Penyedia Jasa berkewajiban mengambil
tindakan yang perlu demi keamanan pekerjaan. Tempat
13
pekerjaan harus senantiasa bersih dan teratur rapih.Penyedia
Jasa wajib menolak orang-orang yang dinilai Direksi
mengganggu jalannya pekerjaan. Bila perlu Direksi minta
bantuan penguasa setempat dan Pemborong tidak berhak
menuntut ganti rugi karenanya.
8. Keselamatan Kerja
Penyedia Jasa diwajibkan memberi jaminan kesehatan dan
keamanan serta keselamatan bagi para karyawan dan pekerja-
pekerja, antara lain dengan menyediakan kotak PPPK lengkap
dengan obat kebutuhan sebagai alat penolong jika terjadi
kecelakaan ditempat pekerjaan. Biaya perawatan menjadi
beban Penyedia Jasa.Penyedia Jasa berkewajiban membayar
Asuransi Tenaga Kerja sesuai peraturan yang berlaku.Pengguna
pekerjaan konstruksi dan peyedia bertanggung jawab atas
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) bagi karyawan dan
pekerja di tempat pekerjaannya, masyarakat umum di sekitar
lokasi pekerjaan, kegiatan konstruksi termasuk alat, bahan dan
hasil pekerjaan, dan kondisi lingkungan di sekitar pekerjaan
konstruksi.Peraturan perundangan yang terkait teknologi
konstruksi dan K3 yang berlaku, persyaratan dan standar
mutu, standar teknik, standar K3 dan standar lingkungan yang
mutakhir dan terkait dengan jenis pekerjaan.Pengguna
pekerjaan konstruksi dan Penyedia wajib menyepakati tersusun
dan terlaksananya Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Konstruksi (RK3K). Pembagian tanggung jawab K3 di antara
PPK dan Penyedia diuraikan dalam ketentuan tentang Hak dan
Kewajiban Para Pihak.Penyedia setiap saat harus melakukan
tindakan yang patut diambil untuk menjaga keselamatan dan
kesehatan personil/tenaga kerjanya. Dengan mengusahakan
sendiri atau bekerjasama dengan instansi kesehatan seperti
rumah sakit dan klinik terdekat, penyedia harus memastikan
bahwa dokter/tenaga medis, fasilitas pertolongan pertama pada
kecelakaan (P3K), tandu dan layanan ambulan tersedia pada
setiap saat diperlukan, termasuk akomodasi bagi personil
penyedia dan semua personil dibawah PPk yang cedera, fatal
atau sakit akibat kerja.Penyedia harus merencanakan,
menerapkan dan memelihara tempat kerja yang sesuai dengan
semua persyaratan kesehatan dan kebersihan yang diperlukan,
untuk meningkatkan produktifitas dan untuk mencehag
timbulnya setiap jenis wabah penyakit menular.Penyedia harus
menunjuk Ahli K3 Konstruksi atau Petugas K3 di lapangan
sesuai ketentuan risiko pekerjaan yang dilaksanakan, yang
bertanggung jawab untuk menjaga keselamatan dan mencegah
terjadinya kecelakaan. Petugas yang bersangkutan harus
memenuhi persyaratan untuk melakukan tugas tersebut, dan
harus memiliki wewenang untuk mengeluarkan instruksi dan
mengambil langkah-langkah pengamanan untuk mencegah
terjadinya kecelakaan, Penyedia harus menyiapkan apa saja
14
yang diperlukan oleh Petugas/Ahli K3 tersebut dalam
melaksanakan tanggung jawab dan wewenangnya yang
berhubungan dengan K3.Penyedia harus mengirimkan kepada
Direksi Lapangan, rincian setiap terjadinya kecelakaan kerja
sesegera mungkin setelah terjadinya kecelakaan. Penyedia
harus menyimpan rekaman dan membuat laporan secara
periodic yang terkait dengan keselamatan, kesehatan dan
kesejahteraan, kerusakan terhadap harta milik, sebagaimana
diminta oleh Direksi Lapangan.Penyedia berkewajiban
mematuhi semua peraturan-peraturan dan ketentuan-
ketentuan dalam undang-undang perburuhan dan sosial yang
berlaku di Indonesia
9. Program Pelaksanaan
15
e. Penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan
pekerjaan
f. Pendekatan kepada masyarakat dan Pemerintah Daerah
setempat mengenai rencana kerja.
g. Penyusunan program mutu (program penerapan sistim
jaminan mutu)
16
- Menyusun program pelaksanaan
untuk pekerjaan bulan berikut
13. Laporan Hasil Pekerjaan :
17
baik serta sesuai dengan standar Nasional (SNI) dan
Standar Industri Indonesia (SII), atau sesuai dengan standar
yang diberikan dalam Spesifikasi dan mendapatkan
persetujuan Direksi sebelum bahan tersebut dipakai.Bila
Penyedia jasa dalam mengusulkan penyediaan bahan tidak
sesuai dengan suatu standar dan spesifikasi seperti
tersebut diatas, Penyedia jasa harus segera
memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan secara tertulis
untuk mendapatkan jawaban apakah bahan tersebut dapat
digunakan atau tidak.
14.2. Peralatan
Penyedia jasa harus segera menyediakan semua peralatan
yang diperlukan dalam pelaksanaan dalam jumlah yang
cukup dan jenis alat yang sesuai. Apabila Direksi Pekerjaan
memandang belum sesuai dengan kontrak, maka Penyedia
jasa harus segera memenuhi kekurangannya agar pekerjaan
dapat dikerjakan dengan sempurna.
15. Lain-Lain
Hal-hal yang belum terdapat dalam persyaratan ini yang
diperkirakan akan ber-pengaruh dalam pelaksanaan
pekerjaan, akan di tambahkan di dalam Aanwijzing
(Peninjauan Lapangan).
18
PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Mobilisasi :
Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan dalam
waktu 15 (lima belas) hari sejak diterbitkan SPMK yang meliputi
;
- Mendatangkan peralatn-peralatn terkait yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan.
- Mempersiapkan fasilitas kantor, rumah, gudang dan
sebagainya
- Mendatangkan personil-personil
- Mobilisasi peralatn terkait dan personil Penyedia Jasa dapat
dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.
2. Pembersihan Lapangan
Penyedia jasa harus membersihkan lapangan kerja sebelum
pekerjaan di mulai dari semua tumbuhan, termasuk pohon-
pohon, akar-akaran dan lain-lain pada daerah tertentu ditempat
pekerjaan.Semua hasil pembongkaran/pembersihan tersebut
dibuang ketempat yang telah ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan.
Ukuran-ukuran daerah yang akan dibersihkan tercantum pada
gambar-gambar rencana atau ditentukan oleh Direksi sebelum
pelaksanaan pekerjaan.
3. Pekerjaan Pengukuran
19
pekerjaan, gambar akan disesuaikan dengan keadaan
lapangan.Pengukuran terakhir dilaksanakan setelah
pelaksanaan pekerjaan selesai, yakni pada saat pekerjaan
akan diserah terimahkan.Pengukuran meliputi :
Pengukuran elevasi, panjang dan lebar bangunan.
20
Penyedia jasa harus menyediakan/membuat kantor sementara
dilapangan (Direksi Keet) untuk tempat kegiatan administrasi
lapangan sesuai petunjuk Direksi guna effisiensi dan kelancaran
kerja.
a. Direksi Keet harus dibuat memenuhi syarat kesehatan
dengan ventilasi yang cukup dan dilengkapi lampu
penerangan pada waktu malam hari.
b. Direksi Keet harus dilengkapi dengan keperluan Direksi
sebagai berikut :
- 1 Stel meja kursi tamu
- 1 Stel Meja tulis dengan dua kursi
- 1 Almari kantor
- 1 Kotak PPPK lengkap dengan isinya
- White board, alat tulis, penghapus
- ATK
- dll.
Semua biaya yang timbul akibat pembuatan Direksi Keet ini
menjadi beban Penyedia jasa dan sudah termasuk dalam
harga penawaran.
6. Gudang
Penyedia jasa diharuskan membuat gudang untuk menyimpan
bahan-bahan dan peralatan kerja.Bilamana gudang di
tempatkan diluar lokasi pekerjaan, maka tempat gudang harus
dipilih yang berdekatan dengan lokasi pekerjaan dan mendapat
persetujuan dari Direksi Pekerjaan.Biaya yang timbul akibat hal
ini menjadi tanggungan Pemborong.
7. Papan Nama Pelaksana Kegiatan
Penyedia jasa harus membuat papan nama PPK. Bentuk,
ukuran dan warna akan ditentukan oleh Direksi dan dipasang
ditepi jalan masuk lokasi pekerjaan sesuai petunjuk dari
Direksi.Papan nama Pelaksana Kegiatan harus sudah
terpasang pada saat memulai pekerjaan
PASAL 3
ADMINISTRASI
21
1.3. Dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari, Direksi
menunjuk pembantu- pembantunya sebagai Pengawas
Pekerjaan.
1.4. Semua perintah dan petunjuk dari pengawas,dianggap
sebagai ketentuan dari Direksi, selama tidak
menyimpang dari syarat-syarat pekerjaan ini dan semua
peraturan yang berlaku.
2. Penyedia Jasa dan Kepala Proyek
2.1. Penyedia Jasa ialah orang atau Badan Usaha yang telah
ditunjuk oleh Direksi untuk melaksanakan pekerjaan ini
secara borongan.
22
4.3. Memberi bimbingan kepada Penyedia Jasa agar pekerjaan
dikerjakan sesuai kualitas dan kwantitas yang
disyaratkan (bestek).
4.4. Memberikan persetujuan atau menolak bahan-bahan
bangunan yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan
pekerjaan dan menunjuk tempat buangan bahan-bahan
yang ditolak oleh Direksi.
23
- Buku perintah Direksi
- Kertas gambar secukupnya
- Mesin hitung (calculator Fx 36000P) minimal 2 (dua)
buah.
24
7.4. Untuk perhitungan pekerjaan tambahan atau kurang
digunakan harga-harga satuan yang tercantum dalam
kontrak.
8. Rencana Kerja
25
9.2 Bila hal ini terjadi, maka Direksi akan membatalkan
perjanjian Kontrak pekerjaan ini secara sepihak dan
segala resiko ditanggung oleh pihak Penyedia Jasa.
Selanjutnya Direksi berhak menunjuk pihak lain untuk
melanjutkan pekerjaan ini.
26
11.6. Penyedia jasa wajib segera membongkar pekerjaan-
pekerjaan yang menggunakan bahan-bahan yang ditolak
direksi atas biaya penyedia jasa.
a. Pekerjaan tambah
b. Perubahan desain
c. Perubahan alam
27
d. Keterlambatan yang disebabkan oleh pihak pengguna
jasa
e. Masalah yang timbul diluar kewenangan penyedia jasa
f. Keadaan Kahar (Force Majeur).
28
16. Resiko dan Denda atas Kelambatan Penyerahan
17. Perselisihan
29
18.4. Pembayaran termijn harus dipotong jaminan
pemeliharaan, angsuran uang muka, denda (bila ada) dan
pajak.
30
belas) hari dari hari terjadinya keadaan Kahar dengan
meyertakan pernyataan keadaan Kahar dari Instansi yang
berwenang.
31
disertai bukti-bukti bahwa pekerjaan telah selesai 100 %
(Seratus persen) dan disertai pernyataan bahwa kewajiban
Penyedia jasa terhadap Pihak ke TIGA telah diselesaikan.
32
SPESIFIKASI KHUSUS
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pengukuran dan
Nomor Pembayaran :
Satuan Pekerjaan Penggambaran MC0% & 1.02
MC100%
1.1.1 Umum
Pengukuran dilakukan untuk mengetahui ketinggian dan
keadaan topografi daereah pekerjaan secara memanjang (long
section) dan secara melintang ( cross section) sebelum
pekerjaan dimulai yang disebut MC 0%. Setelah pengukuran
dilaksanakan maka akan dihasilkan gambar yang akan
dilengkapi dengan rencana letak bangunan dan sebagai acuan
pekerjaan di lapangan.
1.1.2 Cara Pelaksanaan
a. Penyedia jasa harus menyiapkan peralatan ukur, termasuk
pekerja, patok-patok, serta peralatan lainnya yang
diperlukan untuk pengukuran. Penyedia jasa harus
menggunakan alat ukur yang mempunyai tingkat ketelitian
yang tinggi untuk pengukuran.
b. Pekerjaan ini dimulai dengan memasang patok yang terbuat
dari balok kayu 4/6 dengan jarak yang telah ditentukan.
c. Patok patok yang telah dipasang tidak bolah goyang dan
berpindah tempat karena telah memiliki elevasi yang
didasarkan pada BM sekitar setelah dilakukan pengukuran.
d. Setelah data pengukuran diperoleh dan diolah maka akan
dihasilkan gambar kerja (working drawing) sebagai panduan
pekerejaan di lapangan yang harus disetujui terlebih dahulu
oleh direksi.
a. Setelah pekerjaan lapngan selesai maka diadakan
pengecekan dan pengukuran ulang di lokasi pekerjaan (MC
100%) untuk membuat gambar purna laksana (asbuilt
drawing) sebagai tanda pekerjaan selesai. Asbuilt drawing
dinyatakan selesai bila direksi telah menyetujui.
b. Penyedia jasa harus segera menyerahkan semua data survai
serta hasil perhitungan dan gambar-gambar dari
pengukuran MC 0% dan MC 100% kepada direksi
secepatnya, dengan rincian sebagai berikut :
Data ukur 1 (satu) asli dan 1 (satu) rekaman
Gambar dengan ukuran A3 sebanyak 3 (satu) asli (kalkir)
dan 1 (satu) rekaman serta ukuran A3 sebanyak 2 (dua)
rekaman.
1.1.3 Cara Pengukuran dan Pembayaran
33
a. Pengukuran pembayaran dilakukan mengikuti prosentase
kumulatif progress pekerjaan dengan ketentuan akan dibayar
100% bilamana keseluruhan laporan yang disyaratkan telah
disahkan dan disetujui oleh direksi.
Pembayaran didasarkan atas lump sum (LS) sesuai yang
tercantum dalam kontrak.
a. Umum
Yang dimaksud dengan mobilisasi dan demobilisasi adalah
semua kegiatan yang berhubungan dengan transportasi
peralatan yang akan dipergunakan dalam melaksanakan paket
pekerjaan. Penyedia jasa harus sudah bisa memperhitungkan
semua biaya yang diperlukan dalam rangkaian kegiatan untuk
mendatangkan peralatan dan mengembalikannya nanti bila
pekerjaan telah selesai ke tempat semula.
b. Cara Pelaksanaan
a. Penyediaan Peralatan dan Personil
Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan dan personil
sesuai dengan kebutuhan seperti yang termuat dalam
kontrak untuk menyelesaikan pekerjaan.
Sebelum mobilisasi dilaksanakan, maka penyedia jasa
harus segera melaporkan kepada direksi untuk
mendapatkan persetujuan, dan bila dipandang perlu,
direksi dapat meminta tambahan peralatan maupun
personil atas tanggungan penyedia jasa.
b. Program dan Pemberitahuan
Penyedia Jasa harus membuat schedule mobilisasi
peralatan dan personil yang dilengkapi dengan
keterangan akan jenis dan kapasitas peralatan yang akan
didatangkan.
Penyedia Jasa harus membuat pemberitahuan tertulis
kepada direksi perihal kedatangan maupun
pengangkutan kembali peralatan dan personil.
Penyedia jasa harus meminta persetujuan direksi atas
setiap perubahan jadwal peralatan dan penyediaan
personil.
Semua peralatan yang telah berada di lokasi pekerjaan,
bila sudah tidak diperlukan, dapat dipindahkan dari
areal pekerjaan dengan seijin direksi.
c. Cara Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran pembayaran dilakukan sebagai berikut :
Dibayar 50% (lima puluh persen) apabila peralatan
dan personil telah berada seluruhnya di lapangan dan
34
diterima baik oleh direksi. Dibayar 50% (lima puluh
persen) sisanya setelah pekerjaan demobilisasi telah
selesai seluruhnya dan diterima baik oleh direksi.
2. PEKERJAAN TANAH
2.1 Kosrekan
Nomor Pembayaran :
Satuan Pekerjaan Kosrekan 2.1
2.1.1. Umum
Pekerjaan kosrekan adalah pekerjaan yang dilaksanakan dengan
menggunakan alat Bulldozer. Dengan membersihkan akar-akar
dan semak belukar termasuk pohon-pohonyang dapat
menghambat pelaksanaan pekerjaan dan juga dengan melakukan
pengerukan atau kosrekan tebal 20 cm
Nomor Pembayaran :
Satuan Pekerjaan Galian Tanah Mekanis 2.2
a. Umum
Galian mekanis adalah penggalian tanah dengan menggunakan
alat berat seperi Excavator PC-100 atau PC-200 (tergantung
kebutuhan). Penyedia jasa harus melakukan penggalian ini dengan
mengikuti gambar rencana. Pekerjaan ini harus mencakup
35
penggalian, penanganan pembuangan dan pembuatan stok tanah
yang ditentukan oleh direksi.
b. Cara Pelaksanaan
a. Galian tanah yang tidak dapat dipakai sebagai bahan timbunan
harus dibuang ke luar areal kerja
b. Material dari hasil galian yang akan digunakan sebagai bahan
timbunan harus mendapat persetujuan dari direksi.
c. Setiap material yang berlebih untuk kebutuhan bahan
timbunan tersebut harus dibuang oleh penyedia jasa ke lokasi
yang ditentukan oleh direksi.
b. Penyedia jasa harus bertanggung jawab untuk seluruh
pengaturan dan biaya pembuangan material yang berlebih
tersebut termasuk biaya pengangkutan dan memperoleh ijin
dari pemilik tanah dimana pembuangan dilakukan.
c. Penyedia jasa dalam melaksanakan pekerjaan galian harus
diusahakan cukup aman dari longsoran terlebih pada tempat
alat berat berpijak.
d. Apabila pekerjaan selesai maka penyedia jasa harus
memberitahukan kepada direksi untuk pemeriksaan.
2.3.1 Umum
Yang dimaksud dengan pekerjaan timbunan tanah hasil galian
adalah pekerjaan menimbun dengan menggunakan bahan
timbunan dari hasil galian pada bagian konstruksi Sheet Pile
dengan tenaga manusia (Manual) kemudian dipadatkan dengan
alat bantu
36
b. Tanah hasil galian dihampar dan dipadatkan dengan
menggunakan alat bantu
d. Ukuran serta ketinggian disesuaikan dengan gambar kerja
dan disetujui oleh pihak direksi
2.3.3 Cara Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran pembayaran pekerjaan timbunan tanah hasil
galian berdasarkan jumlah volume yang tertera pada
gambar atau yang ditentukan oleh direksi.
b. Pembayaran pekerjaan timbunan hasil galian ini
berdasarkan satuan meter kubik (m3) sesuai yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
2.4.1Umum
Yang dimaksud dengan pekerjaan timbunan tanah dari luar
dipadatkan adalah pekerjaan menimbun pada bagian pekerjaan
konstruksi atau tanggul dimana timbunan diambil dari luar
yang kemudian dipadatkan dengan menggunakan alat berat
37
3. PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMANCANGAN SHEETPILE
38
beton sheet pile tersebut mengalami kerusakan yang
nantinya akan mengurangi mutu dari sheet pile tersebut.
5. Pemancangan dilakukan pada titik awal koordinat
kemudian dilanjutkan dengan pemancangan disisinya.
Masing-masing sisi sheet pile dipasang sesuai dengan
knop dan membentuk sudut seperti yang tergambar pada
gambar rencana.
6. Besarnya volume pekerjaan sheet pile dihitung
berdasarkan jumlah sheet pile yang terpasang dilapangan.
Jika volume sheet pile terpasang lebih besar dari volume
sheet pile pada area tersebut, maka kelebihan volume
tersebut akan diadakan peninjauan dan perhitungan
kembali dengan direksi pekerjaan. Jika hal tersebut
dilengkapi dengan alasan-alasan yang kuat dan disertai
dengan bukti perhitungan yang kuat maka akan
dimungkinkan dibuatkan addendum sesuai dengan selisih
volume yang ada.
39
4.1 PEKERJAAN PENGADAAN TIANG PANCANG
4.3 Pembuatan Pile Cap Beton K300 Dan Pembuatan Balok Spektator
Beton K300
Nomor Pembayaran :
Satuan Pekerjaan K 300
3.3, 4.3 dan 4.4
40
Yang dimaksud dalam pekerjaan beton ini ialah semua pekerjaan yang terbuat dari
konstruksi beton mencakup persiapan sampai penyelesaian, dimana ukuran-ukuran
dimensi dan volume dicantumkan pada gambar rencana atau menurut petunjuk direksi.
Semua mutu beton harus disesuaikan dengan persyaratan SNI "Peraturan Beton
Bertulang Indonesia" PBI 1971 N.I.-2. Kelas dari beton yan akan digunakan pada
masing-masing bagian dari pekerjaan haruslah seperti yang ditentukan dalam gambar
atau oleh direksi.
1. Macam-Macam Material
b. Material
Semen
Semen yang digunakan untuk konstruksi beton bertulang pada
umumnya dari jenis semen portland yang memenuhi ketentuan-
ketentuan dalam NI-8 (type A). Penyedia jasa harus mempergunakan
semen portland hanya dalam satu merek. Semen harus dijaga terhadap
pengaruh hujan dan kelembaban serta pengaruh-pengaruh lain yang
dapat menjadikan rusak sebelum dipergunakan. Semen yang digunakan
untuk seluruh pekerjaan harus diproduksi oleh pabrik yang disetujui
oleh direksi secara tertulis. Semen tersebut harus semen Portland biasa
sesuai dengan ketentuan dan harus kering serta tidak ada yang
menggumpal dan mengeras.
Semen harus dikemas dalam kantong. Kantong semen harus cukup kuat
untuk menerima perlakuan kasar dalam pengakutan oleh tenaga
manusia. Nama dan cap pabrik, tipe semen, tahun dan bulan pembuatan,
serta berat bersih harus tertera dengan jelas pada setiap kantong.
Air
Air yang digunakan untuk campuran beton tidak boleh mengandung
minyak, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan
lain yang dapat merusak beton, baja tulangan atau jaringan kawat baja
untuk itu sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu
beton kecuali dengan petunjuk-petunjuk dari Lembaga Pemeriksaan
Bahan-Bahan yang diakui.
41
Agregat kasar yang digunakan untuk pekerjaan beton adalah berupa
kerikil atau batu pecah dari butir-butir keras, runcing tidak berpori,
bersih dan tidak mengandung zat-zat aktif yang dapat merusak beton
atau baja tulangan.
Bahan Pembantu
Untuk memperbaiki mutu beton, sifat-sifat pengerjaan, waktu
pengikatan, dan pengerasan, atau maksud-maksud lain dapat dipakai
bahan-bahan pembantu, jenis dan jumlah bahan pembantu yang dipakai
harus atas persetujuan direksi.
Perancah
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton muda
yaitu sebelum beton mengeras mencapai kekuatan yang diisyaratkan
dan sebelum beton mendapat bentuknya yang permanen.
Bekisting
Bekisting beton adalah konstruksi cetakan terbuat dari kayu (papan,
triplek), baja atau beton precast yang digunakan untuk membentuk
beton muda agar bila telah mengeras mencapai dimensi dan kedudukan
seperti yang telah tercantum dalam gambar. Acuan beton harus
direncanakan sedemikian sehingga pada waktu pembongkarannya tidak
akan menimbulkan kerusakan pada beton atau perancah.
c. Pencampuran Beton
Perbandingan Campuran
Beton harus terdiri dari semen, bahan pengisi (agregat), air dan bahan
tambahan, bila diijinkan, diaduk dengan sempurna, untuk mendapatkan
kekuatan yang ditentukan. Beton diklasifikasikan berdasarkan kekuatan
tekan pada 28 (dua puluh delapan) hari dengan penggunaan ukuran
agregat maksimum.
42
Slump adukan beton harus serendah mungkin yang akan menghasilkan
pemadatan sempurna dengan peralatan yang diijinkan untuk pekerjaan
tersebut, tetapi dalam beberapa hal harus terletak diantara nilai-nilai
batas seperti terlihat dibawah ini, setelah beton dituang.
Tipe Batas-batas
Tipe Konstruksi Terbesar
Campuran slump (cm)
LTipe A Bagian-bagian beton pracetak 12,5 5,0
Tipe A Plat dan balok beton jembatan klas I 15 7,5
dan klas II
Tipe B Plat, dinding, balok dan pondasi 12,5 5,0
dinding dan pilar
Tipe B Bagian lereng peralihan 5,0 2,5
Tipe C Konstruksi besar 7,5 2,5
Tipe D Perkerasan pada gorong-gorong, dsb 7,5 5,0
Tipe D Pondasi 9,0 2,5
Semua alat pencampur yang digunakan untuk beton harus dari tipe
mekanis dengan kapasitas yang disetujui oleh direksi.
43
d. Pembesian
Umum
Baja tulangan harus terdiri dari besi beton bulat berulir atau besi beton
bulat sesuai ketentuan-ketentuan berikut ini:
44
e. Cara Pelaksanaan
Jika tulangan beton telah dipasang dan telah siap untuk dilakukan
pengecoran, maka harus diperiksa dulu oleh direksi dan tidak boleh
dilakukan pengecoran sampai tulangan beton telah disetujui. Penyedia jasa
harus melaporkan kepada direksi selambat-lambatnya 24 (dua puluh empat)
jam sebelumnya, tentang maksudnya untuk meminta dilakukan pemeriksaan
atas penulangan yang telah disiapkan.
45
Diameter tulangan (mm) 10 12 16 19 22 25 28
32
Panjang sambungan lewatan
minimum (cm) 43 43 45 65 84 109 136
177
2. Selimut Beton
Selimut beton minimum diukur dari sisi luar batang tulangan harus sesuai
dengan gambar atau daftar dibawah ini:
Selimut Beton
Jenis Pekerjaan Minimum
(cm)
1. Balok.. 2,5
2. Pelat... 1,5
3. Dinding.. 2,5
4. Kolom 3,0
5. Bangunan yang masuk dalam tanah atau nampak dan 5,0
terpengaruh cuaca atau kena gerusan..
Selimut beton dalam semua hal, paling tidak harus sama dengan diameter
batang tulangan.
3. Cara Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran atas pengadaan dan pemasangan
tulangan beton harus dibuat sesuai dengan rencana batang tulangan
yang terpasang di dalam beton menurut gambar atau sesuai dengan
petunjuk direksi. Satuan berat batang tulangan harus seperti berikut,
kecuali ada ketentuan lain.
46
dinyatakan pada gambar atau dianggap perlu oleh direksi harus
dimasukkan dalam pengukuran untuk pembayaran.
Pembayaran untuk penyempurnaan dan pemasangan tulangan beton
harus dibuat dalam harga satuan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas
dan Harga dan sudah termasuk dalam pembayaran beton . Harga satuan
tersebut harus meliputi biaya-biaya upah kerja, bahan-bahan, instalasi
kerja, dan lain-lain termasuk biaya pengadaan tulangan beton,
pengadaan dan pengerjaan penjepit, pengikat dan penyangga besi, jika
dianggap perlu, dan pengiriman, pemuatan, pengangkutan,
penyimpanan, pemotongan, pengikatan, pembersihan, pemasangan dan
pengamanan serta pemeliharaan dalam posisinya semua tulangan beton
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk
direksi dan pekerjaan-pekerjaan lainnya yang dianggap perlu dan ada
hubungannya.
47
4. Pengecoran
Pengecoran tidak boleh dilakukan sebelum pekerjaan perancah dan
pekerjaan persiapan, telah sempurna dikerjakan dan disetujui oleh direksi.
Persiapan
Sebelum pengecoran dimulai, semua peralatan penunjang siap dipakai,
material dan pekerja-pekerja harus sudah berada di tempat pengecoran.
Permukaan sebelah dalam dari acuan harus sudah dibersihkan dari
bahan-bahan lepas, kotoran-kotoran maupun potongan kawat/besi.
Acuan yang terbuat dari kayu dan dimana dikhawatirkan adanya
pengisapan air oleh kayu, maka kayu tersebut harus terlebih dahulu
dibasahi dengan air hingga jenuh.
Pelaksanaan Pengecoran
Sebelum pengecoran beton, harus dilakukan persiapan sedemikian rupa
sehingga dalam semua keadaan adukan beton dapat diangkat dengan
lancar dan ditempatkan pada posisi yang diperlukan tanpa perlu adanya
pengakutan lebih lanjut serta tidak terjadi pemisahan bahan-bahan.
Beton tidak boleh diangkut dengan talang miring atau dijatuhkan dari
tempat pengadukan atau dengan cara lain dengan ketinggian lebih dari
1,5 m kecuali dengan persetujuan direksi yang dapat memerintahkan
adukan beton dijatuhkan ke atas bak penampung dan harus diaduk lagi
dengan tangan sebelum ditempat/dicor.
Tinggi pengangkutan harus lebih kecil dari 1,5 m, kecuali ada ketentuan
lain atas ijin direksi.
Tempat dimana beton akan dituang harus dijaga agar bebas dari
genangan air selama pelaksanaan pengecoran, kecuali ada persetujuan
lain dari direksi. Aliran air yang melintas atau masuk ketempat
pekerjaan tersebut harus diamankan sebelum proses pengecoran beton
dimulai. Jika pengecoran dalam genangan air tidak dapat dihindari dan
telah didapat persetujuan khusus dari direksi, adukan beton harus
dituangkan melalui pipa. Ketentuan khusus tentang bagian-bagian
campuran dan tata cara pengecoran dapat ditentukan oleh direksi dan
penyedia jasa tidak berhak atas kompensasi biaya yang diakibatkannya.
48
Pengecoran beton dalam bagian-bagian tersendiri harus dilaksanakan
terus menerus tanpa berhenti sampai batas sambungan yang disetujui
sebelumnya, atau sampai bagian tersebut selesai dan harus diselesaikan
dengan cara sedemikian rupa sehingga bagian-bagian sambungan harus
monolit, kecuali ada ketentuan lain.
5. Pemadatan
Selama pengecoran beton harus dipadatkan dengan alat pemadat. (concrete
vibrator) Ketelitian dalam hal pemadatan perlu diperhatikan agar supaya
sudut-sudut, sela-sela diantara terisi dan disekeliling terpenuhi. Semua
rongga-rongga/gelembung udara tidak boleh terjadi pada pemadatan. Harus
diperhatikan agar penggetaran/pemadatan tidak terlalu lama yang dapat
mengakibatkan pemisahan bahan-bahan ( segregation ).
49
7. Perawatan
Beton yang baru selesai dicor harus dilindungi terhadap hujan dan panas
matahari serta kerusakan-kerusakan lainnya yang disebabkan oleh
gaya-gaya sentuhan sampai beton telah menjadi keras.
50
PaketPekerjaan : Pembangunan Pengendalian Banjir dan Perkuatan
Tebing Sungai Cenranae Kab. Wajo
Lokasi : Kab. Wajo
Tahun Anggaran : 2017
II PEKERJAAN TANAH
m2 450,00
2.1 Kosrekan
m3 1.687,50
2.2 Galian Tanah Mekanis
m3 1.265,63
2.3 Timbunan Tanah Hasil Galian
Timbunan Tanah didatangkan, m3 631,35
2.4
dipadatkan dan dirapikan
PEKERJAAN PENGADAAN DAN
III
PEMANCANGAN SHEET PILE
Pengadaan Sheet Pile m' 1.800,00
3.1
Type W 325, A 1000
3.2 Pemancangan Sheet Pile m' 1.500,00
...................................2016
PT/CV.............................................
51
Daftar 1: Mata Pembayaran Umum1 CONTOH
Total Daftar 1
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)
1 Mata Pembayaran Umum memuat rincian komponen pekerjaan yang bersifat umum.
i
Daftar 2: Mata Pembayaran Pekerjaan Utama: Pekerjaan Tanah1
CONTOH
m3 1.687,50
2.2 Galian Tanah Mekanis
m3 1.265,63
2.3 Timbunan Tanah Hasil Galian
m3 631,35
Timbunan Tanah didatangkan,
2.4
dipadatkan dan dirapikan
Total Daftar 2
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)
1 Cantumkan Mata Pembayaran Pekerjaan Utama yang menjadi pokok dari paket Pekerjaan Konstruksi ini di
antara bagian-bagian pekerjaan lain.
ii
Daftar 3: Mata Pembayaran Pekerjaan Utama: Pekerjaan Pengadaan dan
Pemancangan Sheet Pile1
CONTOH
Total Daftar 3
(pindahkan nilai total ke Daftar Rekapitulasi)
1 Cantumkan Mata Pembayaran Pekerjaan Utama yang menjadi pokok dari paket Pekerjaan Konstruksi ini di
antara bagian-bagian pekerjaan lain.
iii
Daftar 4: Mata Pembayaran Pekerjaan Utama: Pekerjaan Pengadaan dan
Pemancangan tiang pancang1
CONTOH
1 Cantumkan Mata Pembayaran Pekerjaan Utama yang menjadi pokok dari paket Pekerjaan Konstruksi ini di
antara bagian-bagian pekerjaan lain.
iv
Daftar Rekapitulasi CONTOH
KETENTUAN-KETENTUAN TAMBAHAN :
Hal-hal yang menggugurkan penawaran :
A. EVALUASI ADMINISTRASI
a. Evaluasi terhadap data administrasi hanya dilakukan terhadap
hal-hal yang tidak dinilai pada saat penilaian kualifikasi.
b. Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi apabila
:
1) Syarat-syarat substansial yang diminta berdasarkan Dokumen
Pengadaan ini dipenuhi/dilengkapi:
1) Surat Penawaran;
2) Surat Kuasa dari Direktur Utama/Pimpinan perusahaan
kepada penerima kuasa (apabila dikuasakan);
3) Jaminan Penawaran Asli;
4) Daftar Kuntitas dan Harga;
5) Surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi [apabila
bermitra];
6) Rekapitulasi Perhitungan TKDN (khusus untuk peserta
yang tidak menyampaikan TKDN, penawarannya tidak
digugurkan dan nilai TKDNnya dianggap nol;
7) Formulir RK3K
8) Data Kualifikasi;
9) Dokumen penawaran teknis, terdiri atas:
v
- Metoda Pelaksanaan;
- Jangka Waktu Pelaksanaan dibuat dalam bentuk
kurva S Mingguan ;
- Bagian Pekerjaan yang disubkontrakkan;
10) Hasil Pemindaian (Scan) Sertifikat Badan Usaha
(SBU) Asli
2) Surat Penawaran memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Jangka waktu berlakuya surat penawaran tidak kurang dari
waktu sebagaimana tercantum Dalam Dokumen Pengadaan,
dengan Pengadaan,
(1) Apabila ada perbedaan nilai penulisan antara angka dan
huruf, maka yang diakui adalah tulisan huruf.
(2) Apabila nilai yang tertulis dalam angka jelas sedangkan
nilai dalam huruf tidak jelas, maka nilai yang diakui
adalah nilai yang tertulis dalam angka atau
(3) Apabila nilai dalam angka dan nilai yang tertulis dalam
huruf tidak jelas, maka penawaran dinyatakan gugur.
b. Bertanggal
3) Jaminan penawaran asli memenuhi ketentuan sebagai berikut
:
a. Diterbitkan oleh Bank Umum, perusahaan penjaminan
atau perusahaan asuransi yang mempunyai program
asuransi kerugian (suretyship) sebagaimana ditetapkan
oleh Menteri Keuangan, atau telah mendapat
rekomendasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) apabila
berbentuk konsorsium;
b. Jaminan Penawaran dimulai sejak tanggal terakhir
pemasukan penawaran dan masa berlakunya tidak kurang
dari waktu sebagaimana tercantum dalam LDP;.
c. Nama peserta sama dengan nama yang tercantum dalam
Jaminan Penawaran;
d. Besaran nilai Jaminan Penawaran tidak kurang dari nilai
sebagaimana tercantum dalam LDP;
e. Besaran nilai Jaminan Penawaran dicantumkan dalam
angka dan huruf;
f. Nama POKJA yang menerima Jaminan Penawaran sama
dengan nama POKJA ULP yang mengadakan pelelangan,
yaitu Kelompok Kerja (POKJA) Bidang Pelaksanaan
Jaringan Sumber Air Pekerjaan Tahun Tunggal (SYC)
SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Pompengan
Jeneberang Prov. Sulawesi Selatan ;
g. Paket pekerjaan yang dijamin sama dengan paket
pekerjaan yang dilelangkan;
vi
h. Jaminan Penawaran harus dapat dicairkan tanpa syarat
[unconditional] sebesar nilai jaminan dalam waktu paling
lambat 14 [empat belas] hari kerja, setelah surat
pernyataan wanprestasi dari POKJA diterima oleh penerbit
jaminan;
i. Jaminan Penawaran atas nama perusahaan kemitraan
[Kerja Sama Operasi/KSO] harus ditulis atau nama
perusahaan kemitraan / KSO;
j. Kriteria pencairan jaminan penawaran sesuai dengan
persayaratn yaitu :
(a) peserta terlibat KKN (yang dilakukan oleh badan usaha
non kecil);
(b) peserta menarik kembali penawarannya selama
dilaksanakannya pelelangan;
(c) tidak bersedia menambah nilai Jaminan Pelaksanaan
dalam hal sebagai calon pemenang dan calon
pemenang cadangan 1 dan 2 harga penawarannya di
bawah 80% HPS;
(d) tidak hadir dalam klarifikasi dan/atau verifikasi
kualifikasi dalam hal sebagai calon pemenang dan
calon pemenang cadangan 1 dan 2dengan alasan yang
tidak dapat diterima; atau
(e) mengundurkan diri atau gagal tanda tangan kontrak.
k. Substansi dan keabsahan/keaslian Jaminan Penawaran
telah diklarifikasi dan dikonfirmasi tertulis oleh POKJA ULP
kepada penerbit jaminan;
4) Surat Kuasa (apabila dikuasakan):
a) Harus ditandatangani oleh direktur utama/pimpinan
perusahaan.
b) Nama penerima kuasa tercantum dalam akte pendirian
/anggaran dasar;
c) Dalam hal kemitraan, surat kuasa ditandatangani oleh
anggota kemitraan yang diwakili menurut perjanjian kerja
sama.
5) Surat perjanjian kemitraan/kerja sama operasi (apabila
bermitra) memenuhi persyaratan antara lain sebagai berikut:
a) mencantumkan nama kemitraan sesuai dengan dokumen
isian kualifikasi
b) mencantumkan lead firm dan mitra/anggota;
c) mencantumkan modal (sharing) dari setiap perusahaan;
d) mencantumkan nama pihak yang mewakili kemitraan/KSO;
e) ditandatangani para calon peserta kemitraan/KSO.
vii
6) Dokumen penawaran teknis (akan dievaluasi lebih lanjut sesuai
dengan kriteria persyaratan teknis pada tahap evaluasi teknis).
c. POKJA ULP dapat melakukan klarifikasi secara tertulis terhadap
hal-hal yang kurang jelas dan meragukan namun tidak boleh
mengubah substansi.
d. Peserta yang memenuhi persyaratan administrasi dilanjutkan
dengan evaluasi teknis.
e. apabila dari 3 (tiga) penawaran terendah ada yang tidak memenuhi
persyaratan administrasi, Kelompok Kerja ULP melakukan evaluasi
administrasi terhadap penawar terendah berikutnya (apabila ada);
f. apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta yang memenuhi
persyaratan administrasi, maka evaluasi tetap dilanjutkan dengan
evaluasi teknis; dan
g. apabila tidak ada peserta yang memenuhi persyaratan
administrasi, maka pelelangan dinyatakan gagal.
B. EVALUASI TEKNIS
a. Evaluasi teknis dilakukan terhadap peserta yang memenuhi
persyaratan administrasi;
b. Unsur-unsur yang dievaluasi teknis sesuai dengan yang
ditetapkan.
c. Evaluasi teknis dilakukan dengan sistem gugur dengan
ketentuan :
1. Pokja ULP menilai persyaratan teknis minimal yang harus
dipenuhi dengan membandingkan pemenuhan persyaratan
teknis sebagaimana tercantum dalam LDP dan khusus personil
inti serta peralatan utama minimal tercantum dalam LDK;
2. penilaian persyaratan teknis, minimal dilakukan terhadap:
a. metode pelaksanaan pekerjaan memenuhi persyaratan
substantif yang meliputi tahapan/urutan pekerjaan dari awal
sampai akhir secara garis besar dan uraian/cara kerja dari
masing-masing jenis pekerjaan utama dan pekerjaan
penunjang/sementara yang ikut menentukan keberhasilan
pelaksanaan pekerjaan utama yang dapat dipertanggung
jawabkan secara teknis dan diyakini menggambarkan
penguasaan dalam penyelesaian pekerjaan. Penilaian metode
pelaksanaan tidak mengevaluasi job-mix/rincian/
campuran/komposisi material dari jenis pekerjaan;
Jenis-jenis pekerjaan utama dan pekerjaan penunjang/
sementara yang ikut menentukan keberhasilan pelaksanaan
pekerjaan utama ditetapkan dalam LDP. Pekerjaan
penunjang/sementara dimaksud, misalnya:
Pengukuran dan Penggambaran MC-0% dan MC-100%
viii
Mobilisasi dan Demobilisasi
b. jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan tidak
melampaui batas waktu (yaitu sampai dengan serah terima
pertama/Provision Hand Over (PHO)) sebagaimana tercantum
dalam LDP.
c. Peralatan utama minimal: jenis, kapasitas, komposisi dan
jumlah yang disediakan untuk pelaksanaan pekerjaan
menggunakan data peralatan yang tercantum pada isian
kualifikasi, sebagai berikut :
Kepemilikan
No. Jenis Kapasitas Jumlah (Milik/Sewa
Beli/Sewa)
1. Crawleer Crane 2
2. Concrete 1
Vibrator
3. Concrete Mixer 350 Liter 5
4. Diesel Hummer 1
5. Stamper 2
Sertifikat K3
7. S1 Petugas K3 4
konstruksi
ix
subkontrak dipersyaratkan untuk nilai penawaran harga di
atas Rp 25.000.000.000,00);
f. RK3K memenuhi persyaratanyaitu adanya sasaran dan
program K3 yang secara umum menggambarkan penguasaan
dalam mengendalikan risiko bahaya K3.
3. Pokja ULP dapat meminta uji mutu/teknis/fungsi untuk
bahan/alat tertentu sebagaimana tercantum dalam LDP;
d. apabila dalam evaluasi teknis terdapat hal-hal yang kurang jelas
atau meragukan, Pokja ULP melakukan klarifikasi dengan peserta.
Hasil klarifikasi dapat menggugurkan penawaran;
e. peserta yang dinyatakan lulus evaluasi teknis dilanjutkan ke tahap
evaluasi harga;
f. apabila dari 3 (tiga) penawaran terendah setelah koreksi aritmatik
ada yang tidak memenuhi persyaratan teknis, Pokja ULP dapat
melakukan evaluasi penawaran terhadap penawar terendah
berikutnya (apabila ada);
g. apabila hanya ada 1 (satu) atau 2 (dua) peserta yang lulus evaluasi
teknis, maka evaluasi tetap dilanjutkan dengan evaluasi harga;
apabila tidak ada peserta yang lulus evaluasi teknis maka pelelangan
dinyatakan gagal;
C. EVALUASI HARGA
a. Unsur-unsur yang perlu dievaluasi adalah hal-hal yang pokok atau
penting, denganketentuan :
1) total harga penawaran terkoreksi dibandingkan nilai total HPS:
a) apabila total harga penawaran terkoreksi melebihi nilai total
HPS, dinyatakan gugur; dan
b) apabila semua harga penawaran terkoreksi di atas nilai
total HPS, pelelangan dinyatakan gagal;
2) harga satuan penawaran yang nilainya lebih besar dari 110%
(seratus sepuluh perseratus) dari harga satuan yang tercantum
dalam HPS, dilakukan klarifikasi. Apabila setelah dilakukan
klarifikasi ternyata harga satuan penawaran tersebut timpang,
maka harga satuan penawaran timpang hanya berlaku untuk
volume sesuai dengan Daftar Kuantitas dan Harga. Selanjutnya
daftar jenis/item pekerjaan timpang tersebut dimasukkan ke
dalam Kontrak
3) mata pembayaran yang harga satuannya nol atau tidak ditulis
dilakukan klarifikasi dan kegiatan tersebut harus tetap
dilaksanakan. Harganya dianggap termasuk dalam harga satuan
pekerjaan lainnya;
b. Dilakukan klarifikasi kewajaran harga dengan ketentuan sebagai
berikut :
x
1) Klarifikasi dalam hal penawaran Tingkat Komponen Dalam
Negeri (TKDN) berbeda dibandingkan dengan perkiraan Pokja
ULP;
2) Klarifikasi/Evaluasi kewajaran harga dalam hal harga
penawaran nilainya di bawah 80% (delapan puluh perseratus)
HPS, dengan ketentuan:
a) Meneliti dan menilai kewajaran harga satuan dasar meliputi
harga upah, bahan, dan peralatan dari harga satuan
penawaran, sekurang-kurangnya pada setiap mata
pembayaran utama;
b) Meneliti dan menilai kewajaran kuantitas/koefisien dari
unsur upah, bahan, dan peralatan dalam Analisa Harga
Satuan;
c) Hasil penelitian butir a) dan butir b) digunakan untuk
menghitung harga satuan yang dinilai wajar tanpa
memperhitungkan keuntungan yang ditawarkan; dan
d) Harga satuan yang dinilai wajar digunakan untuk
menghitung total harga penawaran yang dinilai wajar dan
dapat dipertanggungjawabkan.
e) Total harga sebagaimana dimaksud pada huruf d. dihitung
berdasarkan volume yang ada dalam daftar kuantitas dan
harga.
Apabila total harga penawaran yang diusulkan lebih kecil dari
hasil evaluasi sebagaimana tersebut diatas, maka harga
penawaran dinyatakan tidak wajar dan gugur harga.
Apabila total harga penawaran lebih besar dari hasil evaluasi
sebagaimana tersebut diatas, maka harga penawaran
dinyatakan wajar dan apabila peserta tersebut ditunjuk sebagai
pemenang pelelangan, harus bersedia untuk menaikkan
Jaminan Pelaksanaan menjadi 5% (lima perseratus) dari nilai
total HPS.
Apabila peserta yang bersangkutan tidak bersedia menaikkan
nilai Jaminan Pelaksanaan menjadi sebesar 5% HPS,
penawarannya digugurkan dan Jaminan Penawaran dicairkan
dan disetorkan ke kas Negara/Daerah, serta dimasukkan dalam
Daftar Hitam.
c. Memperhitungkan preferensi harga atas penggunaan produksi
dalam negeri (apabila memenuhi persyaratan diberlakukannya
preferensi harga) dengan ketentuan Perhitungan Tingkat Komponen
Dalam Negeri (TKDN) yang disampaikan oleh peserta berdasarkan
penilaian sendiri (self assessment), digunakan dalam evaluasi
penawaran harga apabila pelelangan pekerjaan tersebut
diberlakukan preferensi harga yaitu apabila memenuhi ketentuan:
xi
1) Preferensi Harga untuk Barang/Jasa dalam negeri diberlakukan
pada Pengadaan Barang/ Jasa yang dibiayai rupiah murni
tetapi hanya berlaku untuk Pengadaan Barang/ Jasa bernilai
diatas Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah); dan
2) Preferensi Harga hanya diberikan kepada Barang/Jasa dalam
negeri dengan TKDN lebih besar atau sama dengan 25% (dua
puluh lima perseratus).
Apabila peserta tidak menyampaikan formulir perhitungan
TKDN maka peserta dianggap tidak menginginkan diberlakukan
preferensi harga bagi penawarannya dan tidak menggugurkan.
Ketentuan dan tata cara penghitungan TKDN merujuk pada
ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri yang membidangi
urusan perindustrian dengan tetap berpedoman pada tata nilai
Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana diatur dalam Peraturan
Presiden Nomor 54 Tahun 2010 yang terakhir diubah dengan
Peraturan Presiden No. 04 Tahun 2015 beserta petunjuk
teknisnya.
3) rumus penghitungan sebagai berikut:
1
HEA HP
1 KP
HEA = Harga Evaluasi Akhir.
KP = Koefisien Preferensi (Tingkat Komponen Dalam
Negeri (TKDN) dikali Preferensi tertinggi
Barang/Jasa).
HP =Harga Penawaran (HargaPenawaran/ terkoreksi
yangmemenuhipersyaratan lelang dan telah
dievaluasi).
4) dalam hal terdapat 2 (dua) atau lebih penawaran dengan HEA
yang sama, penawar dengan TKDN terbesar adalah sebagai
pemenang;
5) pemberian Preferensi Harga tidak mengubah Harga Penawaran
dan hanya digunakan oleh Pokja ULP untuk keperluan
perhitungan HEA guna menetapkan peringkat pemenang.
d. Apabila terdapat 2 (dua) calon pemenang memiliki harga penawaran
yang sama dalam hal tidak diperhitungkan TKDN, maka Pokja ULP
memilih peserta yang mempunyai kemampuan teknis lebih besar
dan hal ini dicatat dalam Berita Acara Hasil Pelelangan.
e. Apabila dalam evaluasi ditemukan bukti harga tidak wajar akibat
terjadinya persaingan usaha tidak sehat dan/atau terjadi
pengaturan bersama (kolusi/persekongkolan) sebagaimana
ketentuan peraturan dan perundang-undangan, maka pelelangan
dinyatakan gagal dan peserta yang terlibat dimasukkan dalam
Daftar Hitam.
xii
Pokja ULP menyusun urutan 3 (tiga) penawaran sebagai calon
pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada).
D. EVALUASI KUALIFIKASI
a. Evaluasi dilakukan terhadap calon pemenang lelang dan calon
pemenang cadangan 1 dan 2 (apabila ada).
b. Evaluasi kualifikasi dilakukan dengan menggunakan metode
penilaian sistem gugur.
c. Pakta Integritas telah diisi dan ditandatangani oleh peserta sebelum
pemasukan penawaran, apabila tidak ditandatangani maka tidak
dievaluasi lebih lanjut.
d. Tata cara evaluasi kualifikasi dilakukan sesuai dengan ketentuan
dalam Dokumen Kualifikasi.
e. Apabila tidak ada calon pemenang yang lulus evaluasi kualifikasi,
maka lelang dinyatakan gagal
f. Dokumen kualifikasi yang akan dievaluasi harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
1. formulir isian kualifikasi ditandatangani oleh:
2. memiliki izin usaha sesuai dengan peraturan perundang-
undangan, seperti Izin Usaha Jasa Konstruksi;
3. menyampaikan pernyataan/pengakuan tertulis bahwa
perusahaan yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam
pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak
sedang dihentikan dan/atau direksi yang bertindak untuk dan
atas nama perusahaan, tidak sedang dalam menjalani sanksi
pidana;
4. salah satu dan/atau semua pengurus dan badan usahanya
tidak masuk dalam Daftar Hitam;
5. memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan
tahun pajak terakhir (SPT Tahunan 2015)
6. memperoleh paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai penyedia
dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di
lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk pengalaman
subkontrak, kecuali bagi Penyedia Usaha Kecil yang baru berdiri
kurang dari 3 (tiga) tahun;
7. Memiliki kemampuan pada klasifikasi (SI001) Jasa Pelaksana
untuk Konstruksi Saluran Air, Pelabuhan, Dam, dan Prasarana
Sumber Daya Air Lainnya dan kemampuan pada sub klasifikasi
M untuk pekerjaan yang sejenis bagi badan usaha non kecil,
8. memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta
personil yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan;
xiii
9. menyampaikan/mengisi daftar perolehan pekerjaan yang sedang
dikerjakan;
10. memiliki surat keterangan dukungan keuangan dari bank
pemerintah/swasta untuk mengikuti pengadaan pekerjaan
konstruksi paling kurang 10% (sepuluh perseratus) dari nilai
total HPS, yaitu 10% x Rp.6.900.000.000 = Rp. 690.000.000,-
(Enam Ratus Sembilan Puluh Juta Rupiah). Dalam hal kemitraan
yang menyampaikan surat dukungan keuangan hanya lead
firm;
11. untuk usaha non-kecil (paket di atas Rp 2.500.000.000,00)
memiliki Kemampuan Dasar (KD) padasub klasifikasi pekerjaan
yang sejenis/kompleksitas yang setara, dengan ketentuan :
a. KD = 3 NPt
NPt = Nilai pengalaman tertinggi pada sub klasifikasi
pekerjaan yang sesuai dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir;
b. dalam hal kemitraan/KSO yang diperhitungkan adalah KD
dari perusahaan yang mewakili kemitraan/KSO;
c. KD sekurang-kurangnya sama dengan nilai total HPS;
d. pengalaman perusahaan dinilai dari sub klasifikasi
pekerjaan, nilai kontrak dan status peserta pada saat
menyelesaikan kontrak sebelumnya;
e. nilai pengalaman pekerjaan dapat dikonversi menjadi nilai
pekerjaan sekarang (present value) menggunakan
perhitungan sebagai berikut:
xiv
Kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir;
b. dalam hal kemitraan/KSO, yang diperhitungkan adalah SKP
dari masing-masing perusahaan yang bermitra/KSO;
c. untuk paket pekerjaan non kecil perhitungan SKP dipilih
yang nilainya terbesar dari cara sesuai butir a.
13. dalam hal peserta akan melakukan kemitraan/KSO:
1) peserta wajib mempunyai perjanjian Kerja Sama
Operasi/kemitraan yang memuat persentase kemitraan/KSO
dan perusahaan yang mewakili kemitraan/KSO tersebut;
2) evaluasi persyaratan pada angka 1 sampai dengan angka 7,
9, dan 12dilakukan untuk setiap perusahaan yang
melakukan kemitraan/KSO. Khusus untuk angka 8 evaluasi
persyaratan digabungkan sebagai evaluasi kemitraan/KSO,
sedangkan dukungan keuangan (angka 10) hanya atas nama
kemitraan/KSO;
g. Evaluasi kualifikasi dilakukan dengan menggunakan metode
penilaian sistem gugur. Pokja ULP memeriksa dan membandingkan
persyaratan dan data isian peserta dalam Dokumen Isian Kualifikasi
dalam hal :
1. kelengkapan Dokumen Isian Kualifikasi; dan
2. pemenuhan persyaratan kualifikasi.
h. Formulir Isian Kualifikasi yang tidak dibubuhi materai tidak
digugurkan, peserta diminta untuk membubuhi materai senilai
Rp.12.000,00 (dua belas ribu rupiah).
i. Apabila ditemukan hal-hal dan/atau data yang kurang jelas maka
Pokja ULP dapat meminta peserta untuk menyampaikan klarifikasi
secara tertulis namun tidak boleh mengubah substansi formulir
isian kualifikasi termasuk dapat melakukan peninjauan lapangan
pada pihak-pihak/instansi terkait.
j. Pakta Integritas telah diisi dan ditandatangani oleh peserta sebelum
pemasukan penawaran.
k. Evaluasi kualifikasi (pascakualifikasi) sudah merupakan kompetisi,
maka data yang kurang tidak dapat dilengkapi.
xv
PENJELASAN LELANG
Paket Pekerjaan
Pembangunan Pengendalian Banjir dan Perkuatan Tebing Sungai Cenranae
Kab. Wajo
1) METODA PEMILIHAN
Metoda pengadaan untuk paket pekerjaan ini dilakukan dengan Pelelangan Umum
Pascakualifikasi, dan sesuai dengan Ketentuan-Ketentuan yang berlaku :
1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang : Jasa Konstruksi.
2. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang : Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah, beserta perubahannya
3. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 Tentang : Usaha dan Peran Masyarakat
Jasa Konstruksi.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 Tentang : Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000 Tentang : Penyelenggaraan Pembinaan
Jasa Konstruksi.
6. Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012 Tentang : Penerapan SMK3
7. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2004 Tentang :
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi dalam Wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.
8. Peraturan Menteri Nomor 9/PRT/M/2008 Tentang : Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
9. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum RI Nomor : IK.0201.Kk/978, tanggal 30
Desember 2013, Tentang : Pemberlakuan Klasifikasi dan Kualifikasi pada Pelaksanaan
Pengadaan Pekerjaan Jasa Konstruksi untuk tahun anggaran 2014.
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor : 31/PRT/M/2015
Tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa
Konsultansi, beserta perubahannya.
1
- Surat Kuasa (bila diperlukan)
- Surat Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi (apabila ada)
- Dokumen Penawaran Teknis, terdiri dari :
a. Metoda Pelaksanaan;
b. Jadwal Waktu Pelaksanaan dibuat dalam bentuk kurva S Mingguan ;
- Rekapitulasi Perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN);
- RK3K ;
- Dokumen Isian Kualifikasi;
- Sertifikat Badan Usaha (scan)
5) METODA EVALUASI
a. Evaluasi dilakukan dengan SISTEM GUGUR
b. Evaluasi penawaran dilakukaan sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Nomor : 31/PRT/M/2015 Tentang Standar dan Pedoman
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi, beserta perubahannya.
c. Aturan-Aturan lain yang digunakan.
2
Preferensi harga atas penggunaan produksi dalam negeri untuk paket pekerjaan ini
diberlakukan, yaitu diatas Rp. 1 milyar rupiah.
10) RISIKO K3 YANG MUNGKIN TIMBUL AKIBAT PEKERJAAN TERMASUK KONDISI DAN
BAHAYA.
11) KETENTUAN DAN CARA SUB-KONTRAK SEBAGIAN PEKERJAAN KEPADA USAHA KECIL
TERMASUK KOPERASI KECIL.
a. Apabila penyedia jasa yang ditunjuk adalah penyedia jasa usaha kecil , maka
pekerjaan harus dilaksanakan sendiri oleh penyedia jasa yang ditunjuk dan dilarang
diserahkan atau disubkontrakkan kepada pihak lain.
b. Apabila penyedia jasa yang ditunjuk adalah penyedia jasa yang mempunyai harga
kontrak diatas Rp.25.000.000.000,- (Dua puluh lima milyar) maka :
(1) Penyedia jasa wajib bekerja sama dengan penyedia jasa usaha mikro/usaha
kecil/koperasi kecil, dengan mensubkontrakkan sebagian pekerjaan diluar
pekerjaan utama.
(2) Bentuk kerja sama tersebut hanya untuk sebagian pekerjaan, dilarang
mensubkontrakkan seluruh pekerjaan.
(3) Penyedia jasa yang ditunjuk tetap bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan
keseluruhan pekerjaan.
c. Apabila ketentuan tersebut diatas dilanggar, maka kontrak akan batal dan penyedia
jasa dikenakan sanksi yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor : 31/PRT/M/2015 Tentang Standar dan Pedoman
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi, beserta perubahannya.
3
12) BESARAN, MASA BERLAKU DAN PENJAMIN YANG DAPAT MENGELUARKAN JAMINAN
a. Surat penawaran harus dilampiri jaminan penawaran.
b. Jaminan Penawaran diterbitkan oleh Bank Umum (tidak termasuk Bank Perkreditan
Rakyat)/Perusahaan Penjaminan/Perusahaan Asuransi, bersifat mudah dicairkan dan
tidak bersyarat (unconditional) yang mempunyai program asuransi kerugian (surety
bond).
c. Syarat Jaminan, berupa Garansi Bank/Perusahaan Penjaminan/Perusahaan
Asuransi, bersifat mudah dicairkan dan tidak bersyarat (unconditional) adalah yang
mempunyai ijin Depkeu/Bapepam-LK untuk menjual produk jaminan (surety ship).
d. Nilai jaminan penawaran sebesar 2 % HPS atau senilai Rp. 138.000.000,- (seratus
tiga puluh delapan juta rupiah).
e. Nilai jaminan penawaran harus dinyatakan dalam angka dan huruf.
f. Masa berlakunya jaminan penawaran 90 (sembilan puluh) hari kalender.
g. Jaminan Penawaran ditujukan kepada Kelompok Kerja (POKJA) Bidang Pelaksanaan
Jaringan Sumber Air Pekerjaan Tahun Tunggal (SYC) SNVT Pelaksanaan Jaringan
Sumber Air Pompengan Jeneberang Provinsi Sulawesi Selatan, Jalan Batara Bira No.
118 Km. 16 Baddoka, Makassar.
h. Jaminan Penawaran diserahkan kepada Kelompok Kerja (POKJA) Bidang Pelaksanaan
Jaringan Sumber Air Pekerjaan Tahun Tunggal (SYC) SNVT Pelaksanaan Jaringan
Sumber Air Pompengan Jeneberang Provinsi Sulawesi Selatan, Jalan Batara Bira No.
118 Km. 16 Baddoka, Makassar. Seperti yang tercantum dalam dokumen lelang.
i.
j. Jaminan penawaran harus memenuhi ketentuan lainnya dalam dokumen lelang dan
atau addendumnya.
13) DOKUMEN LAIN YANG DIPERSYARATKAN SEPERTI PRA RENCANA KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRA RK3K), TINGKAT RISIKO PEKERJAAN (TINGGI,
SEDANG, KECIL), DAN BARANG YANG DIIMPOR [apabila ada],
14) LAIN-LAIN :
MATA PEMBAYARAN UTAMA
Didalam pelelangan ini mata pembayaran ditetapkan sebagai berikut :
a. Mata pembayaran utama adalah mata pembayaran pokok dan penting yang nilai bobot
kumulatifnya minimal 80% (delapan puluh persen) dari nilai penawaran diluar PPN
dihitung mulai dari mata pembayaran yang nilai bobotnya terbesar.
b. Analisa harga satuan pekerjaan untuk seluruh mata pembayaran utama harus dibuat
harus dilampirkan dalam Dokumen Penawaran.
JAMINAN PELAKSANAAN
Nilai jaminan pelaksanaan ditentukan sebagai berikut :
a. Nilai jaminan pelaksanaan sebesar 5% dari nilai kontrak apabila nilai penawaran
terkoreksi lebih besar atau sama dengan 80% dari HPS.
4
b. Besarnya jaminan pelaksanaan bagi penawaran yang dinilai terlalu rendah (lebih kecil
dari 80% HPS), dinaikkan menjadi sekurang-kurangnya 5% (lima perseratus) dari nilai
total HPS.
c. Masa berlakunya jaminan pelaksanaan sekurang-kurangnya sejak tanggal
penandatanganan kontrak sampai dengan serah terima pertama Pekerjaan Konstruksi.
LAIN-LAIN
a. Apabila penjelasan ini menimbulkan tambahan dan atau perubahan ketentuan
dokumen lelang atau dokumen kulafikasi maka penambahan dan atau perubahan
tersebut akan dituangkan didalam addendum dokumen lelang dan menjadi bagian tak
terpisahkan dari dokumen lelang.
b. Hanya tambahan dan atau perubahan ketentuan dokumen lelang / dokumen
kualifikasi yang tertuang didalam Addendum adalah mengikat. Bila tambahan dan
atau perubahan ketentuan tidak tercantum didalam addendum maka bukan
merupakan bagian dari dokumen pengadaan dan yang berlaku adalah dokumen
pengadaan yang awal.
c. Koefisien Analisa Harga Satuan Untuk Pekerjaan Utama dapat dipertanggungjawabkan
oleh Penyedia Jasa sebagai bahan klarifikasi apabila penawaran kurang dari 80% dari
nilai HPS.
d. Untuk setiap item pekerjaan persiapan/pendahuluan tidak diperkenankan
menambahkan biaya overhead/keuntungan.
e. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan adalah 240 (Dua Ratus Empat Puluh) hari
kalender.
f. Jangka Waktu Pemeliharaan adalah 180 (Seratus delapan puluh) hari kalender.
g. Harga Jual unuk Bahan Bakar Minyak Solar/Bio Solar menggunakan Harga Industri
BBM PERTAMINA (Surat terlampir.)
h. Upah kerja berdasarkan wilayah kerja yang memiliki dasar yang dapat dipertanggung
jawabkan.