Вы находитесь на странице: 1из 6

agaimanakah menggunakan obat?

Published : 06.48 Author : pkmgunungmegang.blogspot.com


Obat dapat digunakan dengan banyak cara, tetapi yang layak untuk swamedikasi adalah:
melalui mulut, melalui dubur dan melalui kulit/selaput lendir (salep, krem, tetes
mata/hidung/kuping). Obat yang digunakan melalui mulut dinamakan obat dalam, sedangkan
semua obat lainnya, termasuk yang digunakan melalui dubur dan kulit disebut obat luar. Juga
tetes mata, hidung dan kuping, obat injeksi dan inhalasi termasuk obat luar.
a. Melalui mulut.

Cara ini paling banyak digunakan dan meliputi obat dalam bentuk sirup, suspensi dan obat
tetes, tablet, tablet bersalut, kapsul dan serbuk. Cara ini disebut per oral.

Obat mengikuti jalan makanan di saluran cerna dan pada umumnya mulai diserap di usus
kecil. Setelah masuk ke dalam darah, terlebih dahulu obat harus melewati hati, dimana
sebagian di inaktifkan oleh enzim. Sisanya obat baru mencapai sirkulasi darah besar untuk
didistribusikan ke organ-organ untuk melakukan kerjanya.

Pengecualian adalah misalnya tablet hisap terhadap nyeri tenggorokan, yang harus bekerja
setempat di tenggorokan, tablet (jantung) yang harus dilarutkan dibawah lidah demi efek
segera dan juga tablet untuk usus yang tidak diserap kedalam darah karena harus bekerja
setempat dalam usus. Pada umumnya obat yang dilarutkan dalam cairan (larutan, sirop) lebih
cepat diserapnya ke dalam darah dan juga lebih cepat mulai kerjanya, daripada obat dalam
bentuk padat (tablet, kapsul dan serbuk). Untuk menghindari diuraikannya obat aktif oleh
asam lambung, maka untuk tablet-tablet tertentu tersedia bentuk dimana zat aktif baru
terlepas di usus kecil (tablet enteric coated). Untuk memperpanjang lama kerja obat terdapat
tablet retard, yang dibuat secara khas agar obat dilepaskan secara berangsur-angsur di saluran
cerna.

b. Melalui dubur.

Cara ini biasanya digunakan untuk supositoria. Metode ini dinamakam penggunaan rektal,
karena obat dimasukkan melalui dubur ke bagian terakhir dari usus (rectum). Keuntungan
cara ini adalah obat tidak usah melewati hati, dimana dapat terjadi penguraian sebelum
sampai di peredaran darah besar. Juga cocok digunakan bagi orang yang sedang mual atau
sukar menelan, atau pada orang yang tidak mau "bekerjasama", mis. bayi, pasien penyakit
jiwa, orang pingsan, dsb. Seringkali obat yang bersifat merangsang lambung atau terurai oleh
getah lambung diberikan dalam bentuk supositoria.

Kerugiannya adalah penyerapan obat dari selaput lendir poros usus tidak konstan dan sangat
berubah-ubah, sedangkan mulai efeknya seringkali lebih lambat. Selain itu banyak orang
menganggap cara penggunaan ini sebagai kurang praktis dan agak sulit.

Supositoria berbentuk peluru, dimana obat terlarut atau terbagi secara halus dalam suatu
lemak padat. Pada suhu tubuh (+ 36,8 C) lemak melumer dan obat dibebaskan.

c. Melalui kulit.

Pada umumnya obat dalam salep atau krem ditujukan untuk bekerja setempat di kulit tanpa
diserap kedalam darah. Pada tetes mata, telinga dan hidung obat diserap melalui selaput
lendir. Karena semua obat itu bekerja setempat (di kulit, mata, hidung atau telinga) dan jarang
sekali diserap kedalam darah, maka resiko akan efek sampingnya pada umumnya ringan
sekali.

SWAMEDIKASI

Dewasa ini masyarakat sudah bertanggungjawab atas kesehatan diri dan keluarga. Dimana-
mana dibutuhkan penyuluhan yang jelas dan tepat mengenai penggunaan secara aman dari
obat-obatan yang dapat dibeli secara bebas di apotik guna swamedikasi. Swamedikasi berarti
mengobati segala keluhan pada diri sendiri dengan obat-obat yang dibeli bebas di apotik atau
toko obat atas inisiatif sendiri tanpa petunjuk dokter. Salah satu keuntungan swamedikasi
yang dapat disebut adalah bahwa seringkali obat-obat untuk itu memang sudah tersedia di
lemari obat pada rumah tangga.

Lagipula bagi orang yang tinggal di desa terpencil, dimana belum ada praktek dokter,
swamedikasi akan menghemat banyak waktu yang diperlukan untuk pergi ke kota
mengunjungi seorang dokter.

Resiko Swamedikasi

1. Tidak mengenali keseriusan gangguan. Keseriusan keluhan-keluhan dapat dinilai secara


salah atau mungkin tidak dikenali, sehingga pengobatan sendiri bisa dilakukan terlalu lama.
Keluhan-keluhan itu dapat semakin parah, sehingga dokter perlu menggunakan obat-obat
yang keras atau bahkan karena tidak ditanggapi secara serius, dapat datang terlambat pada
dokter.

2. Penggunaan kurang tepat, resiko lain adalah bahwa obat bisa digunakan secara salah,
terlalu lama atau dalam takaran yang terlalu besar. Contoh2 terkenal adalah tetes2 hidung dan
obat sembelit (laksansia), yang bila digunakan terlampau/lama, malah dapat memperburuk
keluhan. Begitupula dengan obat-obat alamiah, yang mencakup ramuan jamu dan tumbuhan
yang dikeringkan, seringkali dianggap lebih baik dan lebih aman. Ini adalah suatu
kesalahpahaman, karena juga jamu kadangkala dapat mengandung zat aktif dengan khasiat
keras yang dapat menimbulkan efek samping berbahaya.

Guna mengatasi resiko tersebut, maka perlu sekali untuk dapat mengenali gangguan -
gangguan. Selain itu bacalah aturan pakai atau peringatan yang selalu diikutsertakan secara
seksama dan ditaati dengan baik.

penyakit-penyakit yang lebih serius tidak boleh dicoba diobati sendiri, antara lain gangguan
jantung dan pembuluh, kencing manis, penyakit infeksi, gangguan jiwa dan kanker. Untuk
penyakit tersebut penting sekali untuk pergi ke dokter sedini mungkin.

Di bawah ini disebutkan sejumlah gejala berbahaya, yang tidak boleh diobati sendiri
karena menunjukkan suatu penyakit serius:

- kebanyakan keluhan pada mata

- batuk dan serak yang bertahan lebih lama dari 1-2 minggu dan tidak mau sembuh, juga
batuk darah

- terjadinya setiap perubahan pada tahi lalat atau kutil

- rasa nyeri atau sulit menelan yang tidak mau sembuh

- borok yang tidak mau sembuh

- buang air besar/kecil dengan darah, atau adanya perubahan menetap dari pola pembuangan
air atau konsistensi tinja (diare atau sembelit)

- rasa nyeri atau sulit buang air kecil

- keluarnya lendir/darah yang luar biasa dari vagina

- timbulnya benjolan kecil pada buah dada atau di tempat lain dari tubuh

- demam diatas 40 C yang bertahan lebih lama dari 2-3 hari, yang disertai gejala2 lain, seperti
nyeri tenggorok (dengan bintik2 putih), ruamkulit yang hebat atau lepuh

- diare atau muntah2 yang hebat.

Keluhan yang dapat diobati sendiri

Penting untuk dapat mengenali gangguan-gangguan serius. Dari apa yang diuraikan diatas,
penting sekali untuk mengetahui, keluhan2 mana yang dapat kita obati sendiri dan mana yang
tidak. Dalam praktek, batasnya ditentukan oleh obat2 yang dapat dibeli di apotik secara bebas
atau hanya atas resep dokter.

Keluhan2 ringan. Pada umumnya boleh dikatakan, bahwa gangguan2 agak ringan yang
biasanya sembuh dengan sendirinya (tanpa obat) seperti selesma, flu,nyeri kepala dan
tenggorok, se-kali2 nyeri lambung, punggung atau nyeri otot yang tidak terus-menerus layak
bagi swamedikasi.

Bagaimana mengobati Flu dan Salesma dengan Swamedikasi?

Semua gejala dari selesma dan flu layak untuk diobati sendiri karena tersedia banyak sekali
sediaan bebas. Bila keluhan-keluhan terutama demam tinggi diatas 39-40C, bertahan lebih
lama dari 3-4hari, sebaiknya jangan meneruskan pengobatan sendiri tetapi segera
mengkonsultasi dokter.

Vitamin C.
Sejak tahun-tahun lima puluhan, vitamin C dalam dosis tinggi seringkali dianjurkan untuk
menghindarkan dan terutama flu. Diperkirakan, bahwa dengan dosis tinggi itu Sel-sel daya
tahan tertentu (limfosit) dirangsang jumlah dan aktivitasnya, hingga dapat membunuh virus
dengan lebih cepat. Namun, penyelidikan lain tidak berhasil membuktikan secara ilmiah
kesimpulan mengenai efektivitas vitamin C dalam mengurangi gejala-gejala dan
mempersingkat lamanya serangan influenza.

Dosisnya :
vitamin C dosis tinggi yakni 3x sehari. Penggunaan ini tidak ada salahnya, bila dosis itu
hanya digunakan selama maksimal 3-4 hari.

Hanya orang yang sedang menderita penyakit ginjal atau hati sebaiknya jangan menggunakan
dosis tinggi ini, karena akan memperberat kerja organ-organ tersebut. Yang penting adalah
larutkan terlebih dahulu vitamin C yang bersifat asam dalam air untuk menghindari
rangsangan terhadap selaput lendir lambung dan kemudian minum larutan ini, disusul dengan
segelas air.

Hidung mampet dan pilek, bagaimana swamedikasinya?

Menghirup uap panas adalah suatu cara yang sederhana tetapi efektif untuk meringankan
hidung mampet dan peradangan rongga dahi. Caranya adalah menghirup (inhalasi) uap air
panas 2-3 kali sehari. Caranya ialah menuangkan l-1,5 liter air mendidih ke dalam sebuah
bejana, lalu muka ditundukkan 15 cm diatas air dan kepala serta bejana diselubungi dengan
sehelai handuk. Kemudian uap disedot, pelan-pelan dengan hati-hati agar muka tidak
"terbakar", lalu secara lebih mendalam selama lO menit.

Obat-obat yang mudah menguap. Pada air panas ini dapat pula dibubuhi sedikit zat terbang
seperti mentol, kamfer, eukaliptol, minyak kayu putih atau azulen. Juga dapat dalam bentuk
salep (Vicks, dsb). Zat atsiri ini berfungsi melebarkan pembuluh kecil di mukosa
(vasodilatasi) dan membantu melegakan dan meringankan rasa sesak di dada dan
penyumbatan hidung.

Untuk anak di bawah 3 tahun sebaiknya jangan digunakan mentol atau salep yang
mengandung zat ini, karena justru dapat menimbulkan sesak dan kejang di bagian tenggorok
(larynx). Lebih baik digosok bagian dada, leher dan punggungnya dengan minyak kayu putih,
atau meneteskannya di atas bantal atau bajunya.

Penelitian menunjukkan, bahwa panas uap diatas 42C dapat mematikan virus di rongga
hidung dan rongga sampingnya. Diperkirakan pula, bahwa pada suhu tinggi itu aktivitas
limfosit2 dan fagisitosis sangat meningkat. Sifat ini mungkin dapat membantu
mempersingkat waktu penyembuhan selesma dan flu.

Obat tetes hidung.

Untuk memperkecil selaput lendir yang bengkak seringkali digunakan tetes hidung atau
spray, yang mengandung suatu zat yang memperkecil pembuluh darah. Dapat dianjurkan
obat-obat bebas oksimetazolin (Afrin, Iliadin dan Otrivin), nafazolin (Denastin, Ha Ifazolin )
dan fenilefrin (komb. Vibrocil). Efedrin (Osavin) sebaiknya jangan digunakan berhubung
lebih sering timbulnya efek samping.

Dosis untuk dewasa adalah 3x sehari 2-3 tetes. anak2 dari 2-6 tahun: 2-3x sehari tetes dari
larutan untuk anak2.

Cara pakainya :

Mula-mula hidung dibersihkan dahulu tiap lubang bergantian, lalu dengan kepala diarahkan
ke belakang, masukkan 1-2 tetes kedalam setiap lubang hidung. Lalu kedua lubang ditutup
dengan jari-jari dan kepala ditundukkan ke bawah. Setelah beberapa menit hidung dapat
dilepas lagi. Mengingat kemungkinan penularan melalui pipet, maka sebaiknya sesudah
meneteskan obat, pipet dibilas dengan air panas.Dianjurkan untuk menggunakan satu botol
obat untuk hanya satu pasien. Dilihat dari sudut hygiene, semprotan (spray) hidung dianggap
lebih baik.

Tetes hidung setelah dibuka hendaknya jangan disimpan lebih lama dari 2-3 bulan. Obat tetes
hidung dan inhalasi uap panas juga berguna untuk membantu menghindari menjalarnya
infeksi ke rongga samping dan telinga tengah. Juga untuk mengatasi nyeri telinga dengan
jalan mencegah mampatnya tabung Eustachius.

Tablet dan sirup Efedrin, fenilefrin dan juga turunannya fenilpropanolamin banyak digunakan
dalam sediaan2 flu bersama parasetamol dan/atau obat batuk (Nalgestan, New Coldin,
Paranomin). Efek samping yang adakalanya terjadi adalah peningkatan tekanan darah akibat
penciutan pembuluh dan debar jantung. Maka dari itu pasien2 jantung dan tekanan darah
tinggi harus berhati-hati, jangan terlalu sering atau terlalu lama menggunakannya. Pada anak
kecil juga harus diperhatikan penggunaanya agar dosisnya jangan sampai terlampau besar.
Karena pada anak-anak permukaan mukosa yang tersedia untuk menyerap obat adalah 3 kali
lebih luas daripada orang dewasa.

Obat tetes hidung hendaknya jangan digunakan secara sembarangan dan untuk waktu terlalu
lama, maksimal hanya 4-5 hari. Lagipula setelah masa ini biasanya infeksi memang sudah
sembuh. Efek sampingnya adalah timbulnya bahaya kebiasaan karena akhirnya obat-obat
tersebut dapat mengakibatkan hidung tersumbat. Dengan demikian akan terjadi penyumbatan
kronis. Disamping itu pada penggunaan lama fungsi bulu-bulu getar akan menurun dan
mukosa dapat dirusak .

Larutan garam dapur 0,9% dianggap lebih aman bagi bayi dan anak kecil karena tidak
memperlihatkan efek samping. Larutan ini juga dapat mengencerkan ingus yang kental dan
juga melegakan hidung yang mampat. Lagipula dalam keadaan darurat mudah dibuatnya
sendiri dengan jalan melarutkan 1 sendok teh garam dapur dalam segelas air hangat (1,8g
dalam 200ml air). Dosisnya 3-6 x sehari 10-20 tetes di setiap lubang hidung setelah terlebih
dahulu dibersihkan dari ingus. Orang dewasa dapat menghirup larutan ini 3 x sehari sebanyak
5-10 ml sekalinya untuk ""membilas" rongga hidung.

Obat rumah tangga.

Sebuah bawang merah yang dibelah dua diletakkan disisi bantal kepala atau setelah dipotong
halus2, dibungkus dalam sehelai sapu tangan dan diikatpada leher anak. Meski baunya
kurang sedap, namun ternyata zat-zat yang menguap dari bawang berfungsi melebarkan
pembuluh di selaput lendir, sehingga melegakan hidung yang mampat.

Batuk kering bagaimana swamedikasinya?

Untuk batuk kering yang gatal tanpa dahak, tersedia sejumlah obat bebas/ bebas terbatas (W),
yaitu zat peredam gatal, noskapin (Longatin dan Neocodin) serta dekstrometorfan (Romilar
dan Siladex strop). Obat-obat ini menekan diteruskannya rangsangan batuk ke pusat batuk di
sumsum lanjutan.
Noskapin adalah suatu alkaloida dari candu, dengan daya meredakan gatal batuk yang lebih
lemah dari kodein), tetapi tanpa sifat efek samping yang di timbulkan codein (ketagihan,
sesak nafas dan sembelit). Sebaiknya wanita hamil jangan menggunakan obat ini. Dosisnya
adalah dewasa 3-4 kali sehari 30-50 mg, maksimal 250 mg sehari.

Dekstrometorfan adalah turunan buatan dari kodein dengan efek menekan batuk yang hampir
sama kuatnya dengan codein, tetapi juga tanpa sifat2 buruknya. Efek sampingnya hanya
berupa rasa kantuk ringan dan perasaan mual. Dosisnya adalah 3-4 kali sehari 15 mg.

Selain itu juga seringkali digunakan suatu antihistamin dengan efek meredakan pula terhadap
rangsangan batuk. Sangat terkenal adalah difenhidramin (Benadryl sirop) dan prometazin
(Phenergan sirop). Sirup dengan prometazin sebaiknya jangan diberikan pada anak2 dengan
usia dibawah 1 tahun. Klorfeniramin (Chlorphenon) memerlukan resep, begitupula ketotifen
(Zaditen)dan oksatomid (Tinset), yang sering diberikan oleh dokter berhubung dengan
khasiatnya yang dapat mencegah serangan asma.

Tablet hisap. Pada keadaan darurat, gula-gula (drop, permen) atau tablet hisap (yang
digunakan pada nyeri tenggorok) juga dapat meringankan batuk, karena pada hakekatnya
gerakan menelan sudah memberikan efek menekan rangsangan batuk.

Semua obat yang meredam rangsangan batuk, sebaiknya jangan digunakan pada batuk basah
yang menghasilkan banyak dahak. Hanya dalam keadaan2 tertentu penggunaannya dapat
dibenarkan dan juga hanya untuk jangka waktu yang singkat, misalnya bila batuk hebat
mengganggu tidur atau setelah pembedahan.

Вам также может понравиться