Вы находитесь на странице: 1из 44
Til SISTEM PERSAMAAN LINIER s III. SISTEM PERSAMAAN LINIER, Pendabuluan Penyelesaian suatu sistem n persamaan dengan n bilangan tak diketa- hui banyak dijumpai dalam permasalahan ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti penyelesaian numeris persamaan diferensial biasa dan diferensial parsil, analisis struktur, anali- sis jaringan, dan sebagainya. Di dalam penyelesaian sistem persamaan akan dicari X18 + ++ + sip Yang mememnld sistem persamaan berikut fileia2,. -« - 6%n) foltix2, «+ + + a) = faba, ta) = 0 ‘Sistem persamaan di atas dapat linier atau tak linier. Penvelesaian sis- tem persamaan tak linier adalah sulit. Untungnya, sebagian besar permasalah- aan yang ada merupakan persamaan linier. Di dalam bab ini akan dipelajari sistem persamaaa linier, yang mempunyai bentuk umum berikut ini “ METODE NUMERIK aux + ayaa +... Fate Xy = BL ayn + an232 +... Fae = Ga) agi x1 + g2t2 + oo. + Onn ta = bp dengan a adalah koefisien Konstan, b adalah konstan, n adalah jumlah persa- miaan, dan x,22,.....,.q adalah bilangan tak diketahui 3.2. Notasi Matriks Di dalam sub bab ini akan dipelajari beberapa konsep dan notasi alia- bar matriks. Matriks adalah suata larikan bilangan-bilangan yang berbentuk empat persegi panjang. Matriks tersebut mempunyai bentuk sebagai berikut ini a1 a as a an ars cy 22m m1 Om2 Gm3 » +» ama Di dalam bentuk di tas, A adalah notasi matriks sedang ay adalah clemen matriks, Deretan horisontal elemen-clemen disebut baris dan deretan vertikal disebut kolo, Subskrip pertama i menuajukkan nomor baris dimana clemen berada. Subskrip kedua j meaunjukkan kolom, Misalkan elemen 4g adalah elemen yang terletak pada baris 2dan kolom 3. Mattiks di atas mempunyai m baris dan n kolom, dan disebut mempu- nyai dimensi m kali (rax71). Matriks dengan dimensi baris m=1,, seperti: B= [bi be... ba] disebut vektor baris. Untuk menyederhanakan penulisan, subskrip pertama dari Gap elemen dibilangkan, Matriks dengan dimensi kolomn=1,, seperti: IIL SISTEM PERSAMAAN LINER 45 fl disebut vektor kolom. Untuk menyederhanakan penulisan, subskrip kedua sihilangkan. Matriks dimana m=n disebut matriks bujur sangkar. Misalaya matriks 4x4 adalah: 21 a1 a3 ay a1 422 023 024 231 32 a33 a4) a1 42 a43 aaa) Diagonal yang terdiri dari clemen x1, 072, 35 dan aes adalah diagonal uta- sma matriks, 3.21, Beberapa tipe matriks bujur sangkar Matriks bujur sangkar banyak digunaken di dalam peayclesaian sistem persamaan linier. Di dalam sistem tersebut, jumla persamaan (baris) dan Jumlah bilangan tak diketabui (kolom) harus sama nntuk mendapatkan penye- lesaian tunggal. Ada beberapa bentuk khusus dari miatriks bujur sangkar, seperti dibe- rikan berikut ini 1. Matsiks simetrs, apabila aj = aj. Misalnya matrk simetris 3x3: 512 A=|137 278 2. Matriks diagonal adalah matriks bujur sangkar di mana semua elemen kecuali diagonal utama adalah aol, dan berbentuk : 46 METODENUMERIK 3. Matriks identitas, adalah matriks diagonal di mana semua elemen pada diagonal utama adalah 1, seperti bentuk berikut : 1000 A= oor ene 0 0 1 4, Mauriks segitiga atas, adalah matriks di mana semua elemen di bawah dia- ‘gona tama adalah nol, seperti bentuk berikut en an a au 0 ax 23 am 0 0 ass a3 0 0 0 am 5. Matriks segitiga bawah adalah matriks di mana semua elemen di atas dia- gonal utama adalah nol, seperti bentuk berikut A= a 0 0 © an an 0 Oo Jax as 033 0 441 aap 043 aa 6. Matriks pita, adalah matrik yang mempuayai clemen sama dengan nol, kecuali pada satu jalur yang berpusat pada diagonal utama. an ap 0 0} Joao ex a 0 0 azz 233 a34 0 0 243 a44 A= Matriks di atas mempunyai tiga jalur, yang biasa disebut dengan matriks tridiagonal, 3.2.2. Operasi matriks Matriks dengan bentuk tertentu (matriks bujur sangkax) dapat dikena- kan suatu operator, seperti penjumlahan, pengurangan, dan perkalian. 1. Kesamaan dua matriks Dua matriks dan B dikatakan sama apabila elemen-clemen matriks A sama dengan elemen-elemen matriks B dan ukuran keduanya adalab sama, 2 = bj untuk semua i danj. 1, SISTEM PERSAMAAN LINIER a 2. Penjurtahan matriks ‘Apabila A = [ay dan B = fbi) adalah dua matciks m>n, penjumlaban (pengurangan) dari kedua matriks tersebut 4+ B,adalah sama dengan matriks C= (cj) dengan dimensi mxn, dimana tiap elemen matriks C adalah jumlah (selisih) dari elemen-elemen yang berkaitan dari 4 dan B. _fie2 243 340] _[ 353 Aree [2 142 a 5 [2 3 3] 1-2 2-3 3-0] _[-1 -1 3 lo-(-1) 1-2 4-5 1-1-1 123), {12 3),]r23)_]36 9 avasael Ta} BT +S opps a] Hitungan tangan (dengan kalkulator) dalam operasi matriks seperti pa- da Contob 1 masih bisa dilakukan Karena ukuran matriks kecil. Apabila ukur- ap matriks besar, hitungan harus dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer, Program 3.1, adalah program untuk menghitung penjumlahan ‘matriks dan perkalian matriks dengan skalar. Penjelasan perkalian matriks dengan skalar diberikan pada bagian berikutnya tentang perkalian matriks. Program tersebut digunakan untuk operasi matriks seperti dalam Contoh 1. Pembaca bisa mencobanya untuk hitungan matziks yang lebih besar, Dalam program tersebut matriks C adalah jumlah dari matriks 4 dan B, sedang matriks D adalah jumlah dari perkalian antara skalar P=2 dengan matriks A dan skalar Q= 4 dengan matriks B. A-B 3. Perkalian matriks Perkalian matriks A dengan skalat g diperoleh dengan mengalikan ‘semua elemen dari A dengan skalar g. Jika ga =C, maka cj = gai ano & 24 25 100 METODE NUMBRIK PROGRAM 3.1 PROGRAM UNTUK MENGHITUNG PENIUMLAHAN DAN PERKALIAN MATRIK DENGAN SRALAR PARAMETER (M1=2,N1=3) DIMENSION A(M1,N1) ,B(M2,N1) ,C(M1,N1),D(MI,N1) OPEN( 1, FILE='MATRIK1 .DAT’) OPEN(S, FILE="MATRIK1 -HAS'} Qa-4 READ(1, *)M/ RBAD(1;) ((A(Z,J) ,901/N) pT=1/M) READ(1; #) ((B(T,3)/J=1,N),T=1,M) WRITE(5, 110)H,N WRITE (5,101) WRETE (5,100) ((A(T,J) ,J#L,N) , 21,4) WRITE(5,102) WREPE(5,100) ((B(T,I) ,I=L,N) ,T=1/M) Do 25 Do 24 J=1,N (2,9) "A(T, 9)+B(, 3) D(T,3)=PaA(T, T}+9*B (I,J) CONDINUE, CONTINUE WRITE (5, 103) WRITE (5,100) ( (I,J) ,T=1,N) - 71,4) warzE (5,104) WRITE (5,100) ( (D(I,J) ,JeL/N) ,T=1,8) FORMAT (3F10.4) FORMAT(2X, 'MATRIK A(I,J)") FORMAT(2X, 'MATRIK B(I,J)") FORMAT (2X, ‘MATRIK C(I,J}"] PORMAT(2X, "MATRIX D(I,J)") FORMAT( 274) STOP END 3 MATRIK A(I,J) 1.0000 "2.0000 3.0000 0.0000 10000 4.0000 IL SISTEM PERSAMAAN LINIER ® MATRIK (I,J) 2.0000 ' 3.0000 0.0000 -1,0000 2.0000 5.0000 MATRIK C(I, J) 3.0000" 5.0000 3.0000 -1.0000 3.0000 9.0000 MATRIK D(I,J) ~6.0000 '=8.0000 6.0000 4.0000 -6.0000 -12.0000 Contoh 2 ani] a as eetes |? -2] 2 f10 -10 Cagaqs he 3] 20 "| Perkalian dua matriks A dan B dapat dilakukan apabila cacah kolo A. sama dengan cacah baris 8, dan kedua matriks disebut dengan conformable Perkalian suat matriks 1Xm, yaituA =[an1 a12 . . . am] dengan smatriks m x1 yaitu : on ba B=| * | adalah matriks C berakuran 1x1, yang berbentuk [bo C=[audu tanba +....+a1m bmi) atan bu ba lana... aim) | * | =[andn+ arb +... + 61m dat] boas Operasi perkalian adalah baris dengan kolom; tiap elemen dari baris 0 an ay | ba jaa 32 433 | ba, 0 0 ass | bs xy ably¥a"a > n=O2-dan)/e'n 41 = Oi are ~ a1333)/an ‘Gambar 3.1. Gambaran prosedur hitungan metode eliminasi Gauss IL SISTEM PERSAMAAN LINIER ss Untuk memudahkan penjelasan, dipandang suatu sistem dari 3 persa- maan dengan 3 bilangan tak dikctakui berikot isi ann + ane +4373 = br (3a) aan + arom + 02385 = ba Gab) asim + asex + 03833 = bs G30 Persamaan pertama dari sistem dibagi kocfisien pertama dari persama- an pertama, yaitu ais, sebingga menjadi a by wt Bey May an? ay? ou (3.4) Persamaan (3.4,) dikalikan dengan koefisien pertama dari persamaan kedua, a3, 23 an lt ani tan Slag + an Ss = aan @» Persaraaan (3.3.b) dikurangi Persamaan (3.5) sehingga didapat : by (@2-an a+ (eas ~ a2) 29 = 2 ~ an atau "2 ann taney= Langkah berikutnya, persamaan yang telah dinormatkan (Persamaan 34) dikalikan dengan koefisien pertama dari persamaan ketiga, dan hasiinya ikuraagkan dari persamaan ketiga dari sistem perstmaan asli (Persamaan @3.0)). Hasilnya adalah: a'xnm + a'n%3 + alg =b's Dengan melakukan prosedur hitungan tersebut di atas, akbiraya dida- pat sistem persamaan berikut ini, ana + a12a2 + ar3x3 = br G6a) o'nam ta'nm= br (8.6) a'gx +a'maa= b's G60) 7 METODE NUMBRIK Persamaan (3.6) ekivaten dengan persamaan aslinya, tetapi variabel x1 hanya muncu! pada persamaan pertama. Dua persamaan terakhit hanya mengandung dua bilangan tak diketahui. Apabila kedua persamaan terakhir dapat diselesaikan untuk nilai x9 dan.x3, maka hasilaya dapat disubstitusikan ke dalam persamaan pertama untuk mendapatkan nilai x1. Pormasalahan ‘menjadi lebih sederhana, dari menyelesaikan 3 persamaan dengan 3 bilangan tak diketabui menjadi penyelesaian 2 persamaan dengan 2 bilangan tak dike- tahui, Prosedur berikutnya adalah mengeliminasi <2 dari salah satu dari dua persaman terakbir. Untuk ita Persamaan (3.6.b) dibagi dengan koefisien pertama dari Persamaan (3.6.b), yaitu a'zz scbiagga menjadi : G7) Persamaan (3.7) dikalikan dengan koefisien pertama dari Persamaan (3.6.c) : “ 91a = ay PE ; dantang Baan Ba Persamaan (3.6.) dikurangi Persamaan (38), schingga menjadi : an, 1 (a's3 — a! FO) x3 = (b's — a'e ¢ an)? 4 a atau "3583 =" dengan demikian sistem persamaan menjadi: aun tenn +4323 =b) Gea) a'nxn + a'nx3 = b'2 Gb) a''33%3 = "5 G9) Sistem persamaan di atas mempunyai koefisien matriks yang berbentuk segitiga atas (@\j=0 untuk i>). Dari sistem persamaan tersebut akan dapat dihitung nilaix,,.12 danxs, yaitu: ML SISTEM PERSAMAAN LINIER 7 b's =e 3.10.) aoa 108) by = a'ngx3 al 3.106 oy it G.10b) bi ane ae, aS 3.209 a au 106) Dengan demikian sistema persamaaa telah dapat diselesaikan. Contoh 5 Selesaikan sistem persamaan berikut ini: Beh yo 2a (a) dct y— 3 =20 (1b) de -2y 452 =10 (e) Penyelesaian Langkah pertama adalah menormalkan Persamaan (1.2) dengan ‘membagi persamaan tersebut deagan koefisien pertama Persamaan (J.a) yaitu 3, sebingga : & + 0,3333y — 0,33332 = 1,6666 @ Persamean (2) dikalikan dengan elemen pestama dari Persamaan (Lb) : Axe 1,3833y ~ 133332 = 66666 @ Persamaan (1) dikurang Prsamaan (3) menjadi: 5,6667 y — 1,66662 = 13,3334 @ Kalikan Persamaan (2) dengan elemen pertama dari Persamaan (I.c) yaitu 2, sehingga menjadi: © Persamaan (1.¢) dikurangi Persamaan (5) monjadi: ~2,6666 y + 5,66662 = 6,6667 © 38 METODE NUMERIK Bx yo 5 (a) 5,667 — 1,666 2 = 13,3334 (7) 2,666 y + 5.66662 = 6,6667 (0) Langkah selanjutaya adalah mengelimisasi variabel x2 dari Persamaan (7.0). Untuk itu Persamaan (7.b) dinormalkan dengan membagiaya dengan clemen pertama dari persamaan tersebut yaitu 5,6667 schingga menjadi : y= 029412 = 2,3529 ® Persamaan (8) dikalikan dengan clomen pertama dari Persamaan (7.0), yaitu -2,6666 sehinaga menjadi : —2,66566 y + 078422 = ~6,2742 ® Pessamaan (7.c) dikurangi Persamaan (9) menjadi : 4,8824 2 = 12,9409 Setelab dilakukas tiga kali manipulasi sistem persamaan menjadi art ye (0a) 5,667» ~ 1,6666 2 = 13,3334 (aob) 488242 = 12,9409 (oe) Dari Persamaan (10.c), dapat dihitung nila, yaitu: 12,9409 48824 Dari Persamaan (10.b) dan nilai z yang diperoleh dapat dihitung nilaiy 6505 13,3334 + 1,6666%2,6505 = 133354 + 1,6666%2,6505 y 5.6667 3.1325 Dengan Persamaan (10.a) dan nilai y dan di atas, didapat nilaix : = SHEE, S= MBS + 26505 6 sug IL SISTEM PERSAMAAN LINIER, 2 Jadi hasil penyetesaian sistem persamaan adalah : = 1,505 y = 31325 6505 Untuk mengetahui benas tidaknya basil yang didapat, nilai x, y dan z yang diperoleh disubstitusikan ke sistem persamatn esli: 3 (1,506) + 3,1325 — 2,6505 = 5 (9 4 (1,506) + 7 (3,1325) ~ 3(2,6505) = 20 (20) 2.(1,506) — 2 (3,4325) + 5 (2,6505) = 9,995 (=10) Untuk mempercepat dan memudabkan hitungan, terutama apabila sis- tem persamaan besar, telah dibuat Program 33. untuk menghitung sistem per- samaan linier dengan menggunakan metode eliminasi Gauss. Program terse- buf digunakan untuk menyelesaikan sistem persamaan berikut ini. 2x + 3x2 + Axy ~ Sq t+ 7x5 = —35 Bx) — 22-343 + 9x4+3x5= 53 4x2 + 6x5 — 3x — 2x5 = 33 Sxy— Tan + 8x5 + 324-925 = 19 3a, + 5xg— 2x3 +424 +6x3= 27 ‘Sistem persamaan di atas dapat ditulis dalam bentuk matriks berikut : R 304-5 7] fal [-as 8-2-3 9 3) Jn 3 fo 4 6-3-2 | || =] 33 5-7 8 3-9] lu} )-19 3B 5-2 4 6} bs a Fie data berisi elemen-clemen matriks dari sistem di atas, Dalam pro- gram tersebut, apabila komentar C dalam perintah program dihilangkan, akan itulis hasil dari setiap tabap hiungan. asi hitungan adalah x1 =2,0;x2 33> ~5,0,14 730; dan.xs=-10. 0 METODE NUMERIK © PROGRAM 3.3. © PROGRAM MENGHTTUNG AKAR SISTEM PERSAMAAN LINIER © DENGAN METODE ELIMINASI GAUSS 100 101 102 103 10 40 35 5 PARAMETER (NN=5) DIMENSION A(NN,NN+1) ,X(NN) FORMAT (6F10.4) FORMAT (5X,/X(" ,12,' ) = 1, F8.4) FORMAT (2X, /TAHAP KE", 13) FORMAT (2X, /HATRIKS DATA’) OPEN (1, FILE="GAUSS.DAT’ ) OPEN(5,FILE=‘GAUSS.HAS ) READ (1,*)N/M po 10 I41,N READ (1,*) (A(I,3),J=1,N#1) CONTINUE NleN-1 DO 20 K=1,N1 IF (A(K,K) -EQ-0)GOTO 20 KKSK+1 DO 30 J=KK,N PACT#A(I/R) /A(K, K) DO 25 I=K,N+1 A(J,1)*A(J,I)-FACT*A(K, I) CONTINUE CONTINUE CONTINUE X(N)RA (NM) (N,N) Do 38 I=i,nl K=N-I SUN=0.0 JeN=K Do 40 L=1,o LisH-L SUN=SUMAA(K, LL) #X (LL) CONTINUE (R= (A(K, N41) SUM) /A(K, 8 CONTINUE Do 50 I=1,N WRITE(5,101)2,X(I) CONTINUE END File Data: GAUSS.DAT 6 3 4a 5 4-5 7 =35 =2.-3.9 3 53 6-3 -2 -33 -7.8 3-9 -19 -2:46 27 ‘i. SISTEM PERSAMAAN LINIER, a Fille Hasil : GAUSS.HAS xt 2.0000 x( 2 120000 x3 ~5.0000 x4 3.0000 KC 1.0000 34, Metode Ganss-Jordan Metode Gauss Jordan adalah mirip dengan metode eliminasi Gauss. Metode ini sclain untuk menyelesaikan sistem persamaan linier, juga dapat digunakan untuk menghitung mattiks inversi, Dalam metode Gauss-Jordan, bilangan tak diketahui dicliminasi dari semua persamaan, yang dalam metode Gauss bilangan terscbut dicliminasi dari persamaan berikumya, Dengan domikian langkob-langkeh climinasi menghasilkan matriks identitas, seperti ditunjukkan dalam Gambar 32. fan az ars |b 100 | bi a az, azz as | bz] > O10 | 3) > 2 Jas. ax ay | bs oor | 8 1 Gambar 3.2. Gambaran prosedur hitungart metode Gauss-Jordan Penjelasan metode ini dilakukan dengan menggunakan contoh suatu. sistem dari 4 persamaan dengan 4 bilangan tak diketahui, anny bane + aiss tb auta = 81 Gala) arias tama + 07533 + a4 24 = be (3.11.b) yyy + agp x2 + 395 + 034.24 = D3 GLe) agi 84 + agn.ta + 44323 + asa xg = De (Gand) Persamaan tersebut dapat ditulis dalam bentuk matriks: jan az aig ars] fn] [on aay azz as opal fra] _ |bo Jas) @32 @33 a3] |x3| ~ |b3 G2) a a3, asp ayy cea ba e METODE NUMARIK Di dalam metode Gauss Jordan, diplih secara berurutan elemen per- tama tidak nol dari setiap baris matriks. 1. Pertama kali baris pertama dari Persamaan (3.12) dibagi dengan elemen pertama dari persamaan pertama, yaitu a1, sehingga didapat : ta'ne'na'y] fm] for lan on ana axt| |x| _ | be am ax a3 ac| faa] ~ | ba aq, aan 243 ane) [ral | ba Elemen pertama dari semua baris lainaya diilangkan dengan cara berikut ini. a. Persamaan pertama dikalikan elemen pertama dari persamaan kedua (@21) dan kermudian dikurangkan terhadap persamaan kedua. b, Persamaan pertama dikalikan elemen pertama dari persamaan ketiga (c51) dan kemudian dikurangkan terhadap persamaan ketiga, . Persamaan pertama dikalikan clemen pertama dari persamaan keem- pat (a4:) dan kermudian diurangkan terhadap persamaan keempat, Operas ini mengbasilkan sistem persamaan berikut La'2 a'y3 ava) faz] fo’, 0 a'z a'z3 a’m4| |x2 b'2| 3 aay py a |PY a3 0 a's a's a'x| fs) ~ [o5 cae lo alag a'ag aiag| | x4 bia 2. Kemudian dipilih elemen pertama tidak nol dari baris kedua yaitu a'z., ddan prosedur di atas diulangi lagi untuk baris kedua, Baris kedua dari persamaan di atas dibagi dengan clemen a'22, sebingga didapat : Tan a'n a'x] fal for 0 4 a3 a4) x2] _ |b" 0 a's a’33 a’) |x| [d's 0 a's: a'43 a'aq| | x4 bis Elemen kedua dari semua bari lainnya dibilangkan dengan cara {ML SISTEM PERSAMAAN LINER ® a. Persamaan kedua dikalikan elemen kedua dari persamaan pertama (o'12) dan keonudian dikurangkan terhadap persamaan pertama, b. Persamaan kedua dikalikan clemen kedua dari persamaan ketiga (2's2) dan kemudian dikurangkan terhadap persamaan ketiga, ©. Persamaan kedua dikalikan elemen kedua dari persamaan keempat (a2) dan kemudian dikurangkan terhadap petsamaan ke empl ‘Operasi ini menghasilkan sistem persamaan berikut : 10 a%43 a) fa] fo" 01 a5 a"24] xo] _ [b"2| 00 a's5 a”%55[ xs ~ [b's ow) 00 " ass aval |xa) [be] 3, Langkah selanjutaya dipilih elemen pertam tidak nol dari baris ketiga yaitu a’’s3, dan prosedur di atas divlangi lagi untuk baris ketiga. Dengan prosedur seperti diberikan sebelumnya, akhirnya didapat sistem persama- an berikut : 1000) Ja ey 10.1 0 OF Jx2] Uae e010) bel Zoe Gas) 0004) fal lors Dari sistem Persamaan (3.15) dapat dihitung alla... daa Xa: nso, sb" abs abs Contoh 6 Selesaikan sistem persamaan berikut dengan metode Gauss-Jordan : Rt yo 225 (1a) 4c+ 3 = 20 (1b) 2 I+ 5e=10 (10) Penyelesaian ‘Sistem persamaan di atas dapat ditulis dalam bentuk matriks berikut: METODE NUMERIK 1-1) fal fs 7-3) |e] = |20 @ -2 5] fs} [10 Baris pertama dari persamaan (2) dibagi dengan elemen pertama dari Dao persamaan pertama, yaitu 3, sehingya pe:samaan menjadi 1 03333 03333] fz] [1.6666] 4 7 =3| lyf =} 20 20-2 5} fz 0 Persamaan pertama dikalikan clemen pertama dari persamasn kedua, yaitu 4, dan kemudian dikurangkan terhadap persamaan kedua, Dengan cara Yang sama untuk persamaan ketiga, schingga didapat : 1 05,6668 —1,6668] |y| = |13,3336 jo 0,333. ~0,3333] [x] | 1,6666 -2,6666 5,666) |Z 66668 Baris kedua dari persamaan di atas dibagi dengan elemen pertama tidak not dari baris kedua, yaitu 5,668, sehingga sistem persamaan menjadi : 1 03333 ~03333] fx] [1.6666] jo 1 02941] |y| = |2,3529] lo -2,6666 5.6666] [2] — |6,6068) Persamaan kedua dikalikan dengan elemen kedua deri persamaan pertama (0,3333) dan kemudian dikurangkan terhadap persamiaan pertama. ‘Kemudian dengan cara yang sama uatuk persamaan ketiga, sehingga didapat : 00 4.8824 12,9410] Persamaan Ketiga dibagi dengan clemen pertama tidak nol dari baris 1 0 -0,2353] x] [0.8824 0 1 -0,2041| |y] = | 23529 z ketiga yaitu 4,8824 sehingga persamaan menjadi: 1 0 ~0,2383] [x] [0,824] 0 1 02941) |y| = |2,3529 ao 3) [2] [2.6505 11], SISTEM PERSAMAAN LINIER 6 Persamaan ketiga dikalikan elemen ketiga dari persamaan pertama dan kemudian dikurangkan terhadap persamaan pertama. Kemudian dengan cara yang sama untuk persamaan kedua, selingga didapat : bE BES Dari sistem persamaaa di atas, didapat nilai x,y danz berikut ini. «= 15061 y = 3,324 2 = 2,6505 ‘Untuk mempercepat dan memudabkan hitungan, dibuat Program 3.4. untuk menghitung sistem persamaan linier dengan menggunakan metode Gauss-Jordan, Program tersebut digunakan untuk menyelesaikan sistem persamaan dalam Contoh 6. Dalam program tersebut, ditulis hasil dari setiap tabap hitungan, Hasit bitungan adalah x; = 1,5060; x = 3,13255 x5 =2,6506. 3.6, Matriks Tridiagonal (Metode Sapuan Ganda Choleski) Dalam penyelesaian sistem persamaan yang berbentuk matriks tridia- gonal, metode penyelesaian langsung serimg disebut metode sapuan ganda atau metode Choleski. Metode ini diberikan dalam buku ini Karena pemakai- annya mudab dan matriks tridiagonal banyak dijumpai dalam banyak perma- selahan, terutama dalam penyelesaian persamaan diferensial order dua. Dipandang sistem persamaan berikut : bi texe Jaze tba teas ax, +3 +034 G16) a1 tba temiei @aXn—1 +beXn “ METODENUMERIK ¢ PROGRAM 3.4. ¢ PROGRAM MENGHITUNG AKAR SISTEM PERSAMAAN LINIER © DENGAN METODE GAUSS-JORDAN 100 1oL 102 103 10 15 20 30 28 40 35 22 60 PARAMETER (NN=5, MM=6 } DIMENSION A(HN, MM) ,X(NN) FORMAT (6F10.4) FORMAT (5X,/X(',12," ) = ',F8.4) FORMAT (2X, ‘PAHAP KE‘, 13) FORMAT (2X, 'MATRIXS DATA’) OPEN (1, FILE="JORDAN.DAT" ) OPEN(5, FILE="JORDAN. HAS’ ) READ (1,#} (A(I,3),J21,M) CONTINUE WRITE (5,103) po 15 Tel,w WRITE (5,100) (A(X,J) ,J=1,M) conriNue D0 35 TP(AGK,R)-EQ-0)G070 50 AL-A(K,) Do 20 S=1,m A(K)J)=A(K, J) /AL ‘CONTINUE Do 25 FAC! (2,8) IF(I-EQ.K)GoTO 25 A(z,3 CONTINUE CONTINUE WRITE (5, 102)x bo 40 T41,6) WRITE (5, 100) (A(T, 3) ,J=2,M} CONTINUE CONTINUE waxTE(S, 102) bo 22 WRITE (5, 160) (A(Z12) CONTINUE, Do 60 IF wRITE(5,101)2,A(7,M) CONTINUE STOP END (2,3) -FACTAA(K,J) ML SISTEM PERSAMAAN LINIER o File Data 34 31415 4730 2.2510 File Hasil MATRIKS DATA 3.0000 1.0000 -1.0800 5.000 4.9000 70000. 3.0000 20.9000 2.0000 2.0000 $0000 10.0000 ‘TAHAPKE 1 109000 03333 03333 16667 0.0000 5.6667 1.6667 13.3538, 0.0000 2.6567 5.6667 6.5657 ‘TAHAP KE 2 110000 0.0060 02353. axB24 0.9000 1.0000 02841 2529 ‘2.0000 000K 48824 12.9812 TAHAPKE 3 119900 0.0900 .0c00 1.5060 0.9000 1.0000 9.9600 3.1325, ‘0.0000 0.0000 1.9000 2.6506 TAHAPKE 4 110900 c.0000 9C00 1.5060 ‘0.6000 1.0900 9.9000 3.325, ‘0.6000 0.0000 1.9000 2.4506 X(1) = 15060 X(2) = 3am X(3) = 2.6506 Persamaan pertama dari Sistem (3.16) memungkinkan untuk menulis bilangan tak diketahui x, sebagai fuogsi bilangan tak diketahui x5 dalam bbentuk a4 HE BF by atau n=PintQ Gy) dengan a a Aa-2 an Qe F Apubila nilai xy tersebut disubstitusikan ke dalam persamaan kedua dari Sistem (3.16), diperoleh : e METODE NUMERIK an(~ fin + Ft r) + bam + eax =e amet 4 Coop t badaa — cnaa + (~ aa) atau = Pax + Q2 dengan ad @ by eet da al Slt bn) (FS +e) Persamaan di alas menunjukkan bahwa x merupakan fungsi dati x3 Prosedur di atas dapat diulangi untuk persamaan-persamaan berikutnya, Dengan demikian setiap bilangan tak diketahui dapat dinyatakan sebagai ingan tak diketabui berikutnya Misalkan telah diperoleh persamaan bericat: 18+ Qint Apabila nilai x.-1 disubstitusikan ke dalam persamaan ke i dari Sistem (3.16), maka : 4 (P)-1xi + Oi-1) + Di tH = (Gi Pina + i) Ft CH = ~ 4 Qi-1 aoe a Qi-1 SS aR eh oP +b, Persamaan tersebut dapat ditulis dalam bentuk = Fixit +O G.18.2) (3.18b) 0 G86) GiPin-1 +B; Untuk i=1, make Persamaan (3.18.2) menjadi: =Pimt+Qi G19.) 11, SISTEM PERSAMAAN LINIER 6 dengan aI G19) Pot by _ d= 2120 7 Oe Fete @30) Perbandingan Persamaan (3.19) dan (3.17) menunjukkan bahwa : Po=0 20a) Qo=0 G20) Versamaan (3.19) dau (3.20) memungkinkan untuk menghitung koeli- sion P; dan Q; dari /=1 sampali=n, Langkab ini merupakan sapuan pertama, Setelah sampai titik ke n hitungan dilakukan dalam arab kebalikannya, yaitu asin ke 1, untuk menghitung bilangan tak diketabui x, Untuk iu persamaan terakhir dari Sistem (3.16) Siculis dalam bentuk : anXp—1 + ban = dp 2) Pada Sistem (3.18) apabila i=n—1, maka : noi = Panay + On-1 (622) Substitusi Persamaan (3.22) ke dalam Persamaan (3.21) akan membe- rikan | Gp (Pa-1%n + Qn-1) + baka = da, (@nPa-i + ba).ta = dp ~ On Ont ty ~ an Ont 70 GyPa-t + On Sesuai dengan Persamaan (3.18.a), maka : 20 Dengan demikian rilai xp dapat diperoleb. Berdasarkan nilai xq terse- but akan dapat dibitung nilaix,—1 dengan persamaan berikut : Tani = Panty + Qn-1 Dari nilai sa—1 kemudian dihitung nilai xp~2, %a-3, dan seterusnya sampai ke nila n METODE NUMERIK Contoh 7 Selesaikan sistem persamaan berikut ini dengan menggunakan metode sapuan ganda Qe + x nt m-3x5 ~10 @ 6x 2x3 +xq =7 2x3 — 3x4 13 Penyelesaian Sistem persamaan di atas dapat ditulis dalam bentuk matriks tridiago- nal, yang penyelesaiannya dapat dilakukan dengan menggunekan persamaan berikue : xi = Pixisr + Qi @ dengan: Re- @ a o © GP t bi Gambar 33. adalah skema ponyslestian sistem persamaan dengan metode sapuan ganda. Langkah pertama dibitung nilai P; dan Q; (@ = 1, 2, 3, 4) dari iti ke kanan. Setelah sampai ke titiki =n = 4, dihitung nilai xy = Qy. Berdasarkan nilai xq tersebut, kemudian bitungan dilanjutkan dari kanan ke kiri untuk mendapatkan nilai x (i = 4,3, 2,1). P3Q3 a 2 3 4 x a x 432.0 Gambar 33. Skema metode sapuan ganda IL, SISTEM PERSAMAAN LINIER a a. Menghitung koefisien P; dan Q; (= 1,2,3, 4) Koefisien P, dan Qi dibitung dengan menggunakan Persamaan (3) dan (4), berdasar sistem persamaan (1). Untuk i = 1, Po =O dan Qo a fee a Poth, dan 7 Or Poth: 2 ~ > Untuki = 2 a P ay Py + by; ~ =m Oe Pit be ‘Untuk i = 3, a L Pee aces eee 3" asP2 +3 6(6) + (-2) p= B22 _ 7-6-2 _ gyros “asP2+b3 6(6) +(-2) Pano da = an Qn-t On = GPa * Bn dg — a4 03 13 — 2x4,97059 yn gan BEM _ = 2x49) — GaP + bg 2(— 02941) + (—3) Setelah koefisien Pi dan Qi (i= 1,2,3,4) didapat, kemudian dibitung, nilai.« @ = 4, 3, 2, 1) dengan persamaan berikut. b. Menghitung.x, @ Variabel 2 (i as = 4,321) 4,3,2,1) dihitung dengan menggunakan Persamaan (2): rit + OF 7 METODE NUMERIK Untuk i = aa = Qa = -1,00 Untuki = 3 x3 = P34 + Os = -0,02941 (-1,0) + 4.97059 = 5,00 ‘Untuki = 2: 32 = Pra3 + On = 6(5) + (-27) =3 Untuki = 1: m= Pima +01 = 05 @) 435-2 Dengan demikian basil yang diperolch adalah = 50 ‘Untuk mengetahui benar tdaknya hasil yang diperolch, maka ailsi-nilai tersebut dimasukkan ke dalam persamaan yang telah diselesaikan. “2@)+3 =7 (=7) 20+3~-3(50) =-10 (=-10) 6@)-20+CD =7 ©) 2(50)-3(-1) =B (=B) Program 3.5. dapat digunakan untuk menyclesaikan soal terscbut. 3.7. Matriks Inversi Telah dijelaskan di depan bahwa apabila matriks A adalah bujur sang- kar, maka terdapat matriks lain yaitu A’, yang disebut matriks inversi dari A, sedemikian hingga 7 AA” Vast deagan J adalah matriks identitas. Selain itu juga telah ditunjukkan babwa metriks inversi dapat diguna- kan untuk menyelesaikan sistem yang berbentuk: IIL SISTEM PERSAMAAN LINER ¢ ¢ 25 21 PROGRAM 3.5. PENYELESATAN MATRIKS DRIDIAGONAL DENGAN METODE CHOLESKT PARAMETER (NN=4) DIMENSION A(NN/NN+1) , (NN) ,P(NN) , Q(NN) OPEN (1,EYLE='CHOLES -DAT’ ) READ (1, *)N Do 10 291," READ (1,4) (A(I,3),J=1,N#1) 10 conTINUE WRITE (5,103) bo 15 2,8 WRITE (5,100) (A(I,J) J=1,N+1) 18 CONTINUE P(1)=-A(1,2)/A(,2) Q(2)=a 1,841) /A(L,1) DO 25,1=2,N PEMB=A(1,1-1)*P(I-1)+A(I,IZj P(r)=-A(E, 241) /PEMS (2) = (A(T, N41) -A(E, 2-1) #O( 1-1) ) /PEMB ConziNvE P(N) X(N) =Q(N) DO 40 L=1,N-1 Ese x{E (1)#X(141)4Q(L) 40° Conrrnve WRITE (5,104) Do 21,151, WRITE’ (5,101),X(1) CONTINUE 100 FORMAT (510.4) 101 FORMAT (5x, /X(7,12," ) 103 FORMAT (2x, ‘MATRIKS DATA’) + 810.4) 104 FORMAT (2X, /AKAR PERSAMAAN’ ) END 1007 1-3 0 -10 _File Data File Hasil 6-217 9 2-3 13 Eee MATRIKS DATA 2.0000 1.0000 0.0000 0.0000 7.0000 1.0000 1.0000 -370000 99000 -10: 0000 0.0000 6.0000 -2.0000 1.0000 7.0000 0.0000 0.0000 2.0000 -310000 13.0000 AKAR PERSANAAN x1) 2.0000 x(2) 320000 x(3)= 520000 X( 4) = 1.0000 1 METODE NUMERIK AX =C (3.24) atau x=Aa'c 3.25) Persamaan di atas menunjukkan behwa X dapat dihitung dengan ‘mengalikan matriks inversi dari koefisien matriks A dengan ruas kanan dari sistem Persamaan (3.24), yaitu C. Metode Gauss-Jordan dapat digunakan untuk mencari matriks inversi. Untuk itu koefisien matriks ditingkatkan dengan matriks identitas. Metode Gauss-Jordan digunakan untuk mereduksi koefisien matriks menjadi matriks identitas. Setelah sclesai, sisi kanan dari matriks yang ditingkatkan merupakan mattiks inversi. Gambar 33. adalah gambaran prosedur hitungan matriks inversi. Penjelasan matriks inversi dilakukan dengan contoh berikut ini. an anay | 100 100| anagen | 010/ > |010 | ait a ea! ax, a2 a3 | 001 9011 Go gst gat A T T at Gambar 3.3. Gambaran prosedur hitungan matriks inversi Contoh 8 Cari matsiks inversi dari matriks : 3 1-1 Anl4 7-3 2-2 5 Penyelesaian Peuyelesaian matriks inversi dilakukan dengan menggunakan metode Gauso-Jordan, dengan (erlebih dahula dilakukan peningkatan matriks dengan smatriks identitas. Program 3.6. dapat digunakan untuk menyelesaikan soal tersebut. Dalam program tersebut diberikan tahapan dari hitungan matriks inversi. UL SISTEM PERSAMAAN UNTER © PROGRAM 3.6 C PROGRAM UNTUK MENGHITUNG MATRIXS INVERST PARAMETER (NN=5) DIMENSTON A(NN, 2*NN) , AT(N, 2¥NN) 100 FORMAT (8F10.4) 101 FORMAT (5X, 'X(",22," ) =", F@.4) 102 FORMAT (2X, (TABAP REY, 13) 103 FORMAT (2X, 'MATRIKS DATA’) 304 FORMAT (2X, ‘MATRIKS INVER’) 105 FORMAT (2x, 'MATRIFS DITINGKATKAN’ ) OPEN (1, PILE+’ INVERS.DAT' ) OPEN (5, PILE=" INVERS. AAS") READ (1,*)N DO 10 161,8 READ (1,*)(A(1,J),J=2,N) 10 CONTINUE WRITE (5,103) DO 15 Tei,w wRITE (5,100) (A(Z,3), 15 CONTINUE WRITE (5,105) bo 1s 41,6 AD(L/J)=A( 1,9) IF(I-NE.J)GOTO 16 AN(T;N+)=1. Goro'17 18 AT(I, Nts 17 conrrNuE WRITE (5,100) (AT(I,J) ,J=1,2%N) 16 coNTINUE Do 35 K=1,n IF(A(K,K) -EQ.0)GOTO 50 AL=AT(K,K) Do 20 J=1,2*N AT(K,3)=A2(K,J)/AL 20 © CONTINUE DO 25 I=1,N FACT=AT(I,K) IF(Z.EQ.R)GOTO 25 DO 30 J=1,2*" AT(1,3)=AT(1,J)-FACT*AT(K,J) 30 CONTINUE 25 CONTINUE WRITE (5, 102)K Do 40 1-1, WRITE (5, 100) (AT(I, 3) ,J=1,24N) 40 CONTINUE 35 CONTINUE % METODE NUMBRIK WRITE(5, 104) po 22 141," WRITE (5, 100) (AT(T,N4J) -TA1,N) 22 _ CONTINUE 50. STOP END File Data 3 31-2 47-3 2-25 File Hasil MATRIKS DATA, 30000 1.0000 1.0000, 4.0000 7.0000 3.0000 2.0000 2.0000 5.0000 MATRIKS DITINGKATKAN '300¢0 1.0000 -1.0000 1.0000 0.0000 0.0000, ‘0060 7.0000 3.0000 0.c000 1.0000 0.0000 29000 -20000 5.0000 0.c000 0.0000 1.0000 ‘TAHAP KE 1 ‘L.90c0 0.3353 03583 03333 0.0000 0.0000, (0.0000 5.9667 1.6667 -1.3333 1.0000 90000 .00c0 -2:6567 5.5667 2.6667 0.0000 1.0000 TAHAP KE 2 1.0000 00000 02653 0.4118 -0.0588 0.0000 0.0000 1.0800 -0.2941 02353. 0.1765 0.0000 0.0095 0.0000 4.8824 1.2081 0.4706 1.0000 TAHAP KE 3 110000 0.0000 0000 03494-0361 aoKs? (0.0000 1.9900 0.0000 -0:3133 0.2018 9602 (2.0000 0.0000 1.0000 0.2651 0364 02048 MATRIKS INVERS. 03494 00361 0.0482 03133 O20 on62 02681 00964 0.2088 1M}. SISTEM FERSAMAAN LINIER ” 3.8. Metode iterast Beberapa metode yang telah dipelajari di depan termasuk dalam ‘metode langsting. Dalam sub bab ini akan dipelajari metode lain, yaitu mretode iterasi, Dalam hal tertentv metode ini lebih baik dibanding dengan metode langeung, misalnya votuk matriks yang tersebar yaitu matriks dengan banyak clemen nol. Metode ini juga dapat digunakan untuk menyelesaikan sistem persaenaan tidak linier Datem sub bab ini akan dipelajati dua metode iteratif, yaitu metode Jacobi dan Gauss-Seidel. 1. Metode Jacobi Dipandang sistem 3 persamaan dengan 3 bilangan tak diketahui ania + ayax2 $ ais5 = 1 agin + ayx7 + ary = 2 3.26) ain + axa + 03373 = by Persamaan porlama dari sistem di atas dapat digunakan untuk mmenghitung x sebagai fungsi dari x2 dan 13. Demian juga persamaan Kedua dao ketiga untuk menghitung x2 dan x3, sebingga didapat (bi = a1232 ~ 4133) a (br = aaa ~ 035%) a (3.27) Hicungan dimulai dengan nilai perkiraan aval sebarang untuk variabel yang dicari (biasanya semua variabel dismbil sama dengan nol). Nilai perki- ‘aan awal tersebut disubstitusikan ke dalam ruas kanan dari sistem Persamaan (3.21), Selanjutnya nilai variabel yang didapat tersebut disubstitusikan ke rvas Kanan dari sistem (3.27) lagi untuk mendapatkan nilai perkiraan kedua. Prosedur tersebut diulangi lagi sampai nilai setiap variabel pada iterasi ke mendekatinilai pada iterasi ke n-1. Apabila superskripn mennnjulkkan jumlah iterasi, maka Persamaan (3.27) dapat ditulis menjadi oe METODE NUMERIK, 1 st end? - and") a $1 anh bo — ana! ~ a8) ob a a a G28) ge @ransi! -onst) a Iteras kitungan berathirsetelah got PT aexd xdt=x8, dan 37 =x atau telah dipenuhi kriteria berikut [BS —| 100% < es dengan ¢g adalab batasan ketelitian yang dikeliendaki, Contoh 9 ‘Selesaikan sistem persamaan berikut dengan metode iterasi Jacobi. e Bx+ yo 2e54r 4x+7y-32=2 @ 2x-2y +5210 Penyelesaian Sistem persamaan (1) dapat ditulis dalam bentuk 2 Langkah pertama dicoba nilai z= 0 dan dihitung nilai x',y’, danz’. 1. SISTEM PERSAMAAN LINIER, ” x= DOL 155667 y maoeo 285714 w-0+0 5 Nilai x',y ‘,danz’ yang diperoleh tidak sama dengan silai pesis:lan, Tte- rasi dilanjutkan dengan memasubkan lai x’,y',danz' ke dalam persamaan (2) untuk menghitung ,y", dan” dan kesalahan yang terjadi. = 2asris +2 _ ssa095 ee 338095 — 1.66667 sopop, & TOS 100% = 9% yi = = MGIC + 3A) 70190 2.76190 ~ 285714 9 6 Tey 100% #345 2 = W=2OKEN 220) 595 = B= 2 7 218333 Hitungan dilanjutkan dengan prosedur di atas, sampai akbiraya dliperoleh kesalahan yang relatf Kecil (terhadap ketelitian yang dibarapkan), ‘Untuk mempercepat dan memudabkan hitungan, dibuat Program 3.7. untuk menghiturg sistem persamaan finier dengan menggunckan metode Jacobi. Program tersebut digunakan untuk menyelesaikan sistem persamaan dalam Contoh 9. Dengan tingkat ketelitian sebesar 0,1%; hasil hitungan diperoleh pada iterasi ke 10, Dalam program tersebut, ditulis hasil dari setiap tahap hitungan. Hasil hitungan adalah «1 = 1,5063;x2=3,1328; x3 = 2,6504. 2. Metode Gauss Seidel 100% = 6,25 Di dalam metode Jacob, silaixy yang dihitung dari persamaan pertama tidak digunakan untuk menghituag nilai x, dengan persamaan kedlua, Demikian juga nilaix tidak digunakan untuk mencari.x, schingga nilsi-nilai 0 METODE NUMERIK © PROGRAM 3.7. ¢ MENCART AKAR SISTEM PERSAMAAN LINIER ¢ DENGAN METODE ITERASI JACOBI 10 15 ar 40 35, 45 50 51 55 PARAMETER (NN=3) DIMENSTON A(NN, NN-+1) ,XA(NN) , XB (NN) ,ERR(NN) ,C(NN) OPEN (1,FILE='JACOBI-DAT’) OPEN (5,FILE=JACOBI-HAS‘) READ (1,#)N Do 10 TH1,n READ (1,*)(A(I,J),Je1,Ntl) CONTINUE WRITE (5,103) WRITE (5, *)N po 15 141,N WRITE (5,100) (A(Z,J),J=1,N+1) CONTINUE WRITE(S, 102) CONTINUE bo 35 I= continue Do. 45 ERR (I) =ABS (XB ()-XA(I))/XB(I)) #100. conrrnuE Do50-T=1,6 IF (ERR(T) .GT.0.1)G070 51 continvE oto 52 Do 55 Iai," xA(T) =xB (I) CONTINUE IL SISTEM PERSAMAAN LINIER WRITE (5,100) (XB(Z) ,-T=1,N) , (ERR(I), FORMAT (2X, 'HASIL HITUNGAN') coro 26 52. WRITE(5, 104 bo 60 I41,N WRITE(5, 101 60 _ CONTINUE 300 FORMAT (3F8. 101 FORMAT (5x,/ 102 103 loa ‘STOP END FILE DATA 3 31-15 47-3 20 2-25 10 FILE HASIL MATRIKS DATA, 3 ) )2,XB(T) 4,3F8.2 KC p12," 3.0000 1.0000 -1.0000 4.0000. 70000 -3:0000 2.0000 2.0000 ITERASI HITUNGAN 1.6667 2.8571 123810 2.7619 155714 311293 124744 3.0531 425234 3.1388 114975 3214s 175106 321355 4.5038 3.1283 115072 311336 1.5054 3.1315 HASIL HITUNGAN K(1) = RC 2) = KCB) = 510000 2.0000 2.4762 2.8524 2.6231 2.6315 2.6462 2.6468 2.6500 2.6498 2.6505 1.5063 3.1328 2.6504 ) = APLO.G FORMAT (2X, !ITERASI HITUNGAN’) FORMAT (2X,'MATRIKS DATA) 5.00 20.00 10.00 100.00 20.69 12:12 6.58 3.22 1272 0.86 0145 0.23 0.12 100.00 3:45 ill74 2.50 2.73 0:78 0.67 0:23 0.17 0.07 100,00 19.23 2.99 2.70 0232 0.56 0.02 0.12 0201 0.03 8 82 METODE NUMERIK tersebut tidak dimanfaatkan, Sebenarnya nilai-nilai baru tersebut lebih baik dari nilai-nilai yang lama. Di dalam metode Gauss-Seidel nilai-nilai tersebut dimanfaatkan untuk menghitung variabel berikutaya. Seperti dalam metode Facobi sistem Persamaan (3.26) diubah menjadi sistem Persamaan (3.27). Kemudian ke dalam persamaan pertama dari Sistem (2) disubstitusikan nilai sembarang 22,x3 (biasanya diambil nol), sehingga : 3.29.) Nilai baru dari x} tersebut kemudian disubstitusikan ke dalam persa- maan kedua dari Sister (3.27), sehingga: ants onal ja (@2zenal~ ans) a oz Demikian juga ke dalam persamaan ketiga dari Sistem (3.27) disubst- tusikan nilai baru} dan 2x}, schingga didapat : (b3 = am 2: 33 3 3234) ae 29.6) Dengan cara seperti ini nilaix,,22,23 akan diperoleh lebih copat dati pada metode Jacobi. Contoh 10 Selesaikan soal dalam contoh 9 dengan metode iterasi Gauss-Seidel, Penyelesaian Langkah pertama dicoba ailai y = 2 = 0 dan dibitung x’ dengan meng- gunakan Persamaan (3.29.2). p57 O40 3 Persamaan (3.29.b) digunakan untuk menghitung nilai y = = MKD +390) «9976 = 1,66667 » Nilaiz ‘ dibitung dengan dari Persamaan (3.29.c) : 10 24, seesn) + 20 90476) _ > 99504 IIL SISTEM PERSAMAAN LINIER 83 Nilai x’,y',danz'' yang diperoteh tidak sama dengan nilai pemisalan, Iterasi dilanjutkan dengan prosedur di atas untuk menghitung x", danz'* ddan kesalahan yang terjadi. S= 1,90476 + 2,09524 0 = SSAA = 1.73016 = 13016 ~ 1,66667 _ ea ros OT 1-20 = 4(,73016) + 3(,09524) _ 9 0 7 9+ 304 24) = 2 76544 _ 2.76644 = 1,90476 _ 0 = aa 31,15% 10 = 2(1, 73016) + 22,76544) _ > as g54 5 21451 — 2,0952. e 241451 13.22% Hitungan dilanjutkan dengan prosedur di atas, sampai akhirnya diperoleh kesalahan yang reletif kecil (terhadap ketelitian yang diharapkan), Untuk mempercepat dan memudahken hitungan, dibuat Program 3.8. uatuk menghitung sistem persamaan linier dengan mengguaakan metode Jacobi. Program tersebut diguaakan untuk menyelesaikan sistem persamaan dalam Contch 10. Dengan soal dan tingkat ketelitian yang sama desgan metode Jacobi, yaitu sebesar 0,19; hasil hitungan diperoleh pada iterasi kc 6, Dalam program tersebut, ditulis hasil dari setiap tabap hitungan, Hasil hitungan adalah xy = 1,5066; x2 =3,13115.x3 =2,6498. a METODE NUMERIK © PROGRAM 3.8 © MENCART AKAR SISTEM PERSAMAAN LINIER ¢ DENGAN METODE ITERAST GAUSS-SEIDEL, 10 18 22 40 35 45 91 55 PARANETER (M=3) DIMENSION A(M, M41) XA(M) ,XB(M) ,XC(M) -E(M) , CUM) OPEN (1,FILE=' JACOBY .DAT") OPEN (5, PILE='SEIDEL.BAS’) READ (1,4) Do 10 r41,N READ (1,*) (A(Z,) ,J=1,N41) cOnrINUE WRITE (5,103) WRITE(5,*)N po 15 141, WRITE (5,100) (A(T,J),Jo1,NH1) CONTINUE WRITE(5, 102) po 21 251," A(T)=0. xB(I}=<0. CONTINUE Do 25 I=1," BB=1./A(Z,I) bo 30 3: ALJ. CONTINUE, ACT C(2)=A(1, N+1) *BB. conrzNue| Do 35 T=1,N SUM=0. Bo 40 J=1," SUMSSUMHA(T, T}*XA(J) CONTINUE XB(I)=-SUM+C(T) iN (2,3) *BB contiNvE Do 45 1 ERR(1)=ABS ( (XC(I) “KA (2) )/XA(T) }*100. conTINUE Do 50 T=1,8 IE (ERR(Z) .G?.0.1)60T0 51 ContINUE, Goro 52 Do 55 I=1,0 xa(1)=xA(T) ‘conpinun UL SISTEM PERSAMAAN LINIER, 52 60 100 101 102 103 Loa WRITE (5,100) (XB(I),I=1,N), (ERR(Z) /T=1,N) Goro 26 WRITE(5,104) Do 60 In1,N WRITE (5,101)1,XB(I) CONTINUE FORMAT (3F8.4,3F8.2) FORMAT (5%,'K(",12;' ) = ',4F10.4) FORMAT (2X, 'ITERASI HITUNGAN' ) FORMAT (2X, /MATRIKS DATA’) FORMAT (2X, "HASIL HITUNGAN’) ‘STOP END MATRIKS DATA 3 3.0000 1.0000 -1-0000 5.00 4:0000 7.0000 -3.0000 20.00 2.0000 -2:0000 5.0000 10.00 ITERASI HITUNGAN 1.6667 1.9048 2.0952 100.00 100.00 100.00 127302 217664 2.4145 3.67 31:15 13.22 1is494 310066 2.5829 11:67 7.99 6.52 125254 3.0924 2.6268 1:57 2.78 = 1.67 415115 311192 2.6431 01920186 = 0.62. 1.5080. 3.1282 2.6481 0.23 0.29 0.19 HASIL HITUNGAN xC 1) 1.5066 KO2) = 3.1311 x3) 2.6498 3.9. Soal Latihan 1, Tolis bentuk persamaari matriks berikut menjadi suatw sistem persamaan Linier. t fea lee xs bea . Selesaian Soal No. 1 dengan metode eliminasi Gaus. . Selesaian Soal No. 1 dengan metode Jacobi, 2. 3, Selesaian Soal No.1 dengan metode Gauss-Jordan. 4. 5s, . Selesaian Soal No, 1 dengan metode Gauss-Seidel % METODE NUMERIK 6. Buallah program komputer untuk menyelesaikan Soal 1 dengan metode climinasi Gauss, Gauss-Jordan, Jacobi, dan Gauss-Seidel, 7. Selesaikan sistem persamaan tridiagonal berikut ini. Sn + 4x 25 . 4n- 3+ 7 =3 22 ~ 6x3 + 44 = 17 xg + 244 = 36 & Buatlah program komputer untuk menyelesaikan Soal 7. 9. Selesaian sistem persamaan berikut dengan metode Gauss-Jordan. 10x) — 3x2 + 623 = 45 9 In+8n-25 “21 +4x—935 = 50 10. Tentukan motriks iaversi dari sistem persamaan pada Soal 9. Gunakan matriks inversi tersebut untuk menyelesaikan Soal 9. 11, Selesaian Soal No. 9 dengan metode climinasi Gauss. 32, Selesaian Soal No, 9 dengan metode Jacobi. 13, Sclesaian Soal No. 9 dengan metode Gauss-Seidel. 14. Gunakan program komputer yang telah dibuat dalam Soal 6 untuk meaye- lesaikan Soal 9

Вам также может понравиться