Вы находитесь на странице: 1из 11

TEKTONIKA 2016

ARUS KONVEKSI

Arus Dinamika oseanografi berkaitan dengan gaya-gaya yang bekerja di lautan dan dengan
pergerakan massa air yang terjadi. Pergerakan massa air di laut merupakan resultan dari gaya-
gaya yang bekerja pada massa air. Gaya-gaya yang bekerja terhadap massa air tersebut dapat
diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu gaya yang menyebabkan massa air bergerak serta
gaya yang terjadi ketika massa air bergerak (Pond dan Pickard, 1983).Gaya yang
menyebabkan massa air bergerak adalah gaya gravitassi, gaya gesekan angin, gaya tektonik,
dan tekanan atmosfer, sedangkan gaya yang terjadi ketika massa air bergerak adalah gaya
coriolis, gaya gesekan dasar, serta gesekan lapisan air (Groen, 1965; Gross, 1972; Pond dan
Pickard, 1983).

Arus adalah gerakan horizontal atau verikal dari suatu massa air sehingga massa air menuju
kestabilan. Gerakan arus laut merupakan resultan dari beberapa gaya yang bekerja padanya
serta pengaruh dari beberapa faktor, ada dua gaya yang bekerja berpengaruh terhadap air laut
sehingga dapat terjadi arus, yaitu gaya eksternal dan gaya internal. Gaya eksternal terdiri dari
angin, perbedaan tekanan udara, daya gravitasi, gaya tektonik, gaya tarik matahari dan bulan
yang dipengaruhi pelh tahanan daasar laut dan gaya coriolis, sedangkan gaya internal dari
perbedaan densitas air laut, gradient tekanan mendatar dan gesekan lapisan air (Gross, 1979).

Purba (1995) menyatakan bahwa pemodelan numerik menggunakan persamaan


hidrodinamika dengan penyelesaian metode beda hingga eksplisit mampu menjelaskan
dengan cukup baik pola arus di teluk pelabuhan ratu.

Purba (1995) melaporkan dari hasil pemodelan pada penelitianya bahwa pola arus hasil
simulasi menunjukan bahwa faktor pasang surut dan faktor angin bersama-sama
mempengaruhi kondisi hidrodinamika di perairan teluk Pelabuhan Ratu. Penelitian tersebut
juga menjelaskan adanya perbedaan pola elevasi saat air pasang dan surut. Saat air pasang,
penumpukan massa air hanya terjadi di titik Ujung Karang Taraje, sedangkan bagian dalam
teluk memperlihatkan nilai elevasi yang lebih rendah dubandingkan elevasi di titik ujung
Karang Taraje. Saat air surut pola elevasi memperlihatkan nilai garis kontur pada bagian

IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS A Page 1
TEKTONIKA 2016

dalam teluk lebih tinggi dibandingkan dengan nilai garis kontur oada bagian mulut teluk. Hal
ini menunjukan massa air pada bagian dalam teluk mengalir keluar menuju mulut teluk.

Pasang Surut Teluk Pelabuhan Ratu

Hasil pengamatan pasang surut pada penelitian terdahulu di Teluk Pelabuhan Ratu
memberikan kesimpulan bahwa tipe pasang surut perairan teluk Pelabuhan Ratu adalah
pasang surut campuran cenderung semi diurnal (Pariwono et al., 1988; Palit 1992).

Pariwono (1985) dalam studinya tentang pasut di perairan Asia Tenggara menyatakan bahwa
di Samudera Hindia komponen pasut M2 dan K1 merambat dari bagian barat menuju timur,
ketika memasuki perairan teluk Pelabuhan Ratu komponen pasut tersebut diduga akan
merambat melalui alur yang dalam karena di kawasan tersebut tahanan dasarnya kecil.
Hatayama et al. (1996) dalam penelitiannya juga mendapatkan hasil yang sama bahwa di
Samudera Hindia, komponen pasut M2 dan K1 merambat dari bagian barat menuju timur.

Garis-garis kontur untuk amplitude (co-range) dan fasa (co-tidal) komponen pasut M2
meningkat secara gradual dari mulut teluk kearah pantai (kepala teluk). Pada daerah kepala
teluk terjadi isohaline amplitude yang rapat yang disebabkan oleh besarnya gradient
kedalaman di daerah pantai, yang mempengaruhi perambatan pasut.

Arus Pasut teluk Pelabuhan Ratu Dinamika pasut akan menimbulkan perbedaan tekanan
hidrostatik pada beberapa tempat sehingga dapat terjadi arus yang dikenal sebagai arus
pasang surut. Arus pasut biasanya dominan terjadi di perairan sempit seperti selat dan pada
perairan dangkal (Gross, 1979). Arus pasut yang dominan terjadi di perairan teluk memiliki
karakteristik pasang (flood) dan surut.

Arus konveksi adalah arus yang terbentuk akibat pemuaian benda cair,padat, atau gas karena
naiknya suhu. Pemuaian menyebabkanberat jenis mengecil atau ringan, sehingga bergerak
naik, sedangkan bagian yang lebih dingin, lebih berat, bergerakturun. Bahan netral yang
mengapung bergerak secaralateral. Arus konveksi dapat terjadi di udara, menghasilkan

IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS A Page 2
TEKTONIKA 2016

angin laut dan darat, juga dapat terjadi di air (laut),bahkan dalam batuan pijar di bawah kulit
bumi. Arus konveksidi dalam mantel bumi dapat menggerakkan lempeng-lempeng
kulit bumi, sehingga mengubah permukaan bumi.

Teori Konveksi Semua zat cair yang dipanaskan dari bawah cenderung untuk menghilangkan
panasnya dengan 2 cara:

Dengan konduksi dan konveksi Dalam jumlah yang besar konduksi tidak efektif karena
jumlah panas yang ditransfer dalam setiap waktu berkurang seiring dengan ketebalan massa
yang harus dilewati. Keefektifan konveksi bergantung kepada perputaran laju konveksi pada
zat cair. Konveksi sangat efektif jika zat cair tersebut memiliki viskositas yang rendah dan
juga jika memiliki kondutivitas yang rendah dan volume yang besar.

Konduktivitas yang rendah dan volume yang tinggi menentukan perbedaan massa jenis dari
bagian bawah ke bagian atas pada fluida, hal ini disebabkan karena panas yang menyebar
pada bagian bawah menyebar. Viskositas yang rendah menyebabkan perputaran yang
membuat panas naik ke permukaan. Hal ini terlihat aneh jika kita berpikir bahwa mantel
bumi seperti zat cair yang mampu melakukan perputaran konveksi.

Dari kecepatan gelombang seismik menunjukkan bahwa bumi itu itu zat padat yang kaku
pada kedalaman 2900 Km mendekati inti bumi. Meskipun kita tahu bahwa lipatan batuan
sedimen pada pegunungan dan dari berbagai macam kontur batuan metamorf bahwa
keduanya itu merupakan bagian yang keras. Dan dari isostasi terlihat bahwa mantel
merupakan fluida kental dimana kerak bumi mengapung di atasnya.

Pada mantel bagian bawah terdapat sejumlah kecil material radioaktif seperti meteorit, dan
jika ada panas yang cukup ,maka akan menyebabkan radioaktif tersebut terintegrasi sehingga
mantel tersebut tidak stabil dan memungkinkan terjadi arus konveksi Teori ini telah dianalisis
oleh fisikawan israel, Pekeris, dan di skemakan pada gambar di bawah untuk perhitungan
konveksi. Pekeris menemukan bahwa arus konveksi bergerak lebih dari 1 inchi pertahun.

IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS A Page 3
TEKTONIKA 2016

TEORI

KONVEKSI

Pada abad 19 lahirlah yang disebut Teori Konveksi. Teori Konveksi mengemukakan bahwa
terjadi aliran konveksi kearah vertikal di dalam lapisan astenosfer yang agak kental. Aliran
tersebut sampai ke kerak bumi yang ada di atasnya. Aliran Konveksi yang merambat ke dalam kerak bumi
menyebabkan batuan kerak bumi menjadi lunak.

Salah seorang pengikut teori konveksi adalah Harry H. Hess dari Princenton University. Pada
tahun 1962 dalam bukunya History of the Ocean Basin, Hess mengemukakan pendapatnya
tentang aliran konveksi yang sampai ke permukaan bumi di mid oceanic ridge (punggung tengah laut).
Di puncak mid oceanic ridge tersebut lava mengalir terus dari dalam kemudian tersebar ke kedua
sisinya dan membeku membentuk kerak baru.

Menurut teori konveksi yang dikemukakan oleh Arthur Holmes dan Harry H. Hess dan
dikembangkan lebih lanjut oleh Robert Diesz, menyatakan bahwa di dalam bumi yang masih
dalam keadaan panas dan berpijar terjadi arus konveksi ke arah lapisan kulit bumi yang berada
di atasnya, sehingga ketika arus konveksi yang membawa materi berupa lava sampai ke permukaan bumi
di mid oceanic ridge (punggung tengah samudera), lava tersebut akan membeku membentuk
lapisan kulit bumi yang baru menggeser dan menggantikan kulit bumi yang lebih tua.

IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS A Page 4
TEKTONIKA 2016

Bukti kebenaran teori konveksi adalah terdapatnya tanggul dasar samudera (Mid Oceanic Ridge), seperti
Mid Atlantic Ridge dan Pasific-Atlantic Ridge. Bukti lainnya didasarkan pada penelitian
umur dasar laut yang membuktikan bahwa semakin jauh dari punggung tengah samudera,
umur batuan semakin tua. Artinya terdapat gerakan yang berasal dari Mid Oceanic Ridge ke
arah berlawanan yang disebabkan oleh adanya arus konveksi dari lapisan di bawah kulit bumi.

Konveksi Pada Mantel

Konveksi adalah istilah dalam fisika yang artinya naik dan turunnya massa fluida
secara spontan karena adanya perbedaan densitas di dua tempat. Konveksi pada fluida
merupakan sarana perpindahan panas, sehingga dapat disebut sebagai konveksi
termal.

Berdasarkan penelitian, didapatkan bahwa konveksi yang kontinu dapat membentuk


sel konveksi yang bentuknya heksagonal dan ukurannya hampersama. fluida yang
dipanaskan itu akan bergerak naik lalu turun pada batas antar setiap sel.

Terdapat " Model Konveksi Mantel. Yang pertama yaitu lapisan konveksi tunggal
yang memengaruhi seluruh mantel. Lalu yang kedua adalah sisyem " lapisan konveksi
dimana mantel bagian atas dan bawah memiliki sistem konveksi sendiri. Batas sistem
konveksi pada keduanya terletak pada bidang diskontinuitas seismic pada kedalaman
660.

Konveksi Pada Astenosfer

Ketika konsep konveksi termal diterapkan pada tektonik litosfer samudra, mesti
diingat bahwa litosfer termasuk sebagai bagian dari sistem konveksi mantel atas.

Konveksi massa mengharuskan perubahan kondisi padat ke cair dan kembali ke


kondisi padat dan kembali ke kondisi padat kembali akibat pendinginan dan
pemansan.

Operasi sel konveksi termal juga mengharuskan adanya fluida yang naik pada batas
divergen dan turun pada batas konvergen.

IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS A Page 5
TEKTONIKA 2016

Jadi, gerakan horizontal dari sumber lalu turun kembali ditentukan oleh naik turunnya
panas. dengan kata lain, energy panas ditransformasikan ke energy gravitasi.

pada sel konveksi, melalui mekanisme yang terjadi pada boundary shear, arus
konveksi menyeret lempeng samudra dan membawa serta shear force yang
menghasilkan penunjaman ke astenosfer.

Arus Konveksi Sebagai Salah Satu Pendukung Teori Pengapungan Benua

Sepeninggal Wegener di tahun 1930, penelitian mengenai continental drift dilanjutkan


oleh Alexander du Toit dan Arthur Holmes, yang mana menggunakan arus konveksi di
bawah kerak sebagai kekuatan pendukung untuk menyebabkan gerakan benua.

Holmes menerangkan pada batas benua, kompresi terhadap kerak samudra akan
menebalkan lapisan basalt, yang menyebabkan tekanan dan temperatur meningkat
sehingga basalt berubah menjadi eklogit yang densitasnya lebih besar dan cenderung
bergerak ke bawah, sehingga mempercepat terjadinya arus konveksi. Gerakan ini
menyebabkan terjadinya palung atau semakin dalamnya samudra. Kompresi pada
batas benua terhadap kerak samudra menyebabkan lapisan granitic menebal dan
menghasilkan pegunungan.

TEKTONIK LEMPENG

Penyebab gempa bumi yang paling sering adalah karena pergeseran lempengan bumi
(tektonik).Gempa tektonik terjadi karena gerakan dari berbagai lempengan bumi baik besar
maupun kecil yang membentuk kerak bumi.Lapisan kerak bumi yang keras menjadi genting
(lunak) dan akhirnya bergerak.

Teori dari tektonik lempeng (plate tectonic) menjelaskan, permukaan bumi ini terbagi atas
kira-kira 20 pecahan besar yang disebut lempeng. Ketebalannya sekitar 70 km. Ketebalan
lempeng kira-kira hampir sama dengan litosfer yang merupakan kulit terluar bumi yang
padat. Litosfer terdiri atas kerak dan selubung atas.Lempengnya kaku dan lempeng-lempeng
itu mengapung dan bergerak di atas astenosfer yang lebih cair.
IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS A Page 6
TEKTONIKA 2016

Gerakan lempeng-lempeng tektonik diduga disebabkan oleh adanya arus konveksi di dalam
lapisan mantel bumi.Arus konveksi yang diduga terbentuk akibat adanya pemanasan yang
bersumber dari inti bumi tersebut, pada tempat-tempat tertentu naik ke permukaan, kemudian
menyebar horisontal meninggalkan tempat naiknya. Di tempat lain arus itu masuk ke dalam
mantel lagi. Arus itulah yang menghanyutkan lempeng-lempeng yang mengapung di
atasnya.Maka, lempeng-lempeng selalu bergerak kadang-kadang gerakannya saling menjauhi
(divergent), saling berbenturan (convergent), dan saling bergesekan.

Daerah tempat lempeng-lempeng itu saling bertemu disebut batas lempeng (plate boundary)
yang dapat dilihat pada gambar 1.Ada tiga macam batas lempeng, yaitu pertama, batas
lempeng divergen yang disebut juga pusat pemekaran (spreading centre).

Pada jalur ini arus konveksi naik ke permukaan kemudian menyebar ke samping, maka kerak
bumi terbelah kemudian terseret ke samping meninggalkan pusat pemekarannya.Arus ke atas
ini membawa serta bahan-bahan dari mantel bumi yang kemudian membeku sesampai di
permukaan membentuk Igir Tengah Samudera (middle oceanic ridge).Kerak yang baru
terbentuk itu adalah kerak samudera.Dengan demikian, berarti kerak samudera selalu
bertambah pada pusat pemekaran kedua, batas lempeng konvergen yang disebut juga zona
penunjaman atau subduksi (subduction zone).Pada zone ini arus konveksi masuk kembali ke
dalam mantel.Maka, lempeng-lempeng yang hanyut di antaranya saling mendekat dan
berbenturan (convergent).Lempeng samudera yang densitasnya lebih besar mengalami
penunjaman (menukik masuk ke dalam mantel bumi), kemudian lebur ditelan oleh cairan
mantel bumi.

Endapan laut asal darat yang menempel di atasnya dibawa masuk ke dalam bumi.Namun,
sebelum sampai ke dalam bumi, lapisan endapan laut yang bersifat granitis itu telah
mengalami peleburan (melting) menjadi magma granitis.Magma cair itu kemudian menyusup
ke dalam lempeng benua yang berada di atasnya menjadi batuan intrusif atau plutonik. Bila
tekannya cukup besar, magma yang terbentuk itu dapat mencapai permukaan bumi sebagai
gunung api.

Lempeng benua karena berat jenisnya lebih rendah daripada lempeng samudera, maka tak
pernah mengalami subduksi melainkan akan naik di atas lempeng samudera sambil terlipat,
tersesar. Dan, tertelankan membentuk pegunungan-pegunungan di permukaan bumi dengan

IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS A Page 7
TEKTONIKA 2016

batuan plutonik-granitik sebagai intinya. Bila yang muncul adalah gejala vulkanisme, maka
terbentuklah sederetan gunung-gunung api seperti di Indonesia.

Pada jalur benturannya ditandai dengan terbentuknya palung laut dalam, semakin ke arah
benua dijumpai berturut-turut igir bawah laut (submarine ridge) nonvulkanis yang berupa
rangkaian pulau-pulau kemudian daerah cekungan belakang yang relatif sudah stabil.

Daerah cekungan belakang ini pada umumnya merupakan zona deposit hidrokarbon yang
sangat potensial, seperti di laut Jawa. Contoh zona subduksi yang sangat besar di Indonesia
adalah subduksi lempeng samudera Hindia-Australia yang menukik di bawah lempeng benua
Eurasia membentuk palung laut selatan P Jawa, rangkaian busur nonvulkanik di pulau-pulau
sebelah barat Sumatera, rantai gunung berapi memanjang dari Pulau Sumatera, Jawa, Nusa
Tenggara, kemudian berbelok ke utara menuju Pulau Maluku, dan berlanjut ke Pulau
Sulawesi. Penunjaman ini pula yang menyebabkan gempa sering terjadi di Indonesia.

Bila yang berkonvergensi dua lempeng benua, maka tidak terjadi subduksi, sebab keduanya
akan terangkat ke atas dan saling bertautan (bersenyawa) bagaikan jahitan pada bekas luka
operasi medis membentuk pegunungan tinggi, seperti pegunungan Himalaya. Dalam
peristiwa ini tak timbul gejala vulkanik, karena tidak ada melting di dalam kerak
bumi.Namun, benturan yang amat dahsyat itu mengakibatkan kerak bumi di sekitarnya retak-
retak dan menjadi daerah yang sangat rawan gempa.

Ketiga, batas lempeng transform (transform bourding) atau patahan transform disebut juga
batas lempeng pasif, karena di sini tidak terjadi konvergensi maupun divergensi.Sebuah
lempeng terbelah kemudian saling bergesekan dengan arah yang berlawanan. Disebut patahan
transform, karena suatu igir tiba-tiba berpasangan dengan lembah atau daratan. Tidak banyak
gejala yang ditimbulkan pada batas lempeng transform ini kecuali sebagai pusat gempa.

Arus konveksi di dalam mantel bumi berjalan terus sepanjang masa.Kecepatan arus konveksi
tak selalu ajeg.Suatu saat arus itu menyentak dengan kecepatan yang tinggi.Dalam
kecepatannya yang wajar sehari-hari, gerakan lempeng sebagai akibat arus konveksi tak
dikirakan manusia, tetapi bila kecepatan mendadak dengan kuat terhadap lempeng benua,
maka bergeraklah kerak bumi di sekitarnya.

Peristiwa subduksi lempeng samudera berakibat banyak sekali, seperti pengangkatan,


pelipatan, dan penyesaran kerak benua di atas zona subduksi.Pada peralihan antara kerak
IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS A Page 8
TEKTONIKA 2016

benua dan kerak samudera terjadi peleburan, penyusupan, penerobosan magma di permukaan
bumi. Zona subduksi ini juga menjadi pusat gempa di samping pusat-pusat gempa yang
terjadi pada kedua batas lempeng yang lain. Zona pusat gempa disebut juga zona
Benioff.Zona Benioff di sebelah selatan P Jawa oleh JA Katili dinamai Benioff-Wadati.

Di samping akibat yang membahayakan, tektonik lempeng merupakan tenaga alam yang
menghasilkan jebakan mineral. Menurut JA Katili, di Indonesia endapan yang berasosiasi
dengan subduksi ini menduduki tempat yang penting. Busur kepulauan Indonesia adalah hasil
interaksi dari benturan 3 blok kerak bumi atau lempeng raksasa, yaitu Hindia-Australia,
lempeng Pasifik, dan lempeng Eurasia. Sebagai contoh, endapan kromit dan nikel di
Indonesia Timur berasosiasi dengan zona benturan Papua dan Sulawesi.

Endapan mineral yang berasosiasi dengan busur magmatik-vulkanik di Indonesia


digolongkan dalam tipe endapan pirosomatik dan hidrotermal, termasuk di dalamnya endapan
tembaga, perak, timah, molibdenum, wolfram, antimon, emas, merkuri, mangan, dan
kromium. Sedangkan, minyak bumi, gas alam, dan batubara ditemukan dalam cekungan
busur belakang yang terletak di belakang busur vulkanik.

Geologi Era Karakteristik Hidup

Kenozoikum ('kehidupan akhir ") Mamalia

Mesozoikum ("kehidupan tengah") Reptil, dinosaurus

Paleozoikum ("awal kehidupan") Kehidupan laut (kerang, dll), amfibi,


tanaman darat pertama

Prakambrium Tidak bercangkang keras fosil

IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS A Page 9
TEKTONIKA 2016

(Waktu sebelum Kambrium, periode geologi pertama dengan bercangkang keras fosil)

Bukti pertama yang diajukan oleh Wegener adalah adanya kesamaan garis pantai
antara Benua Amerika Selatan dengan Benua Afrika. Apabila kedua benua tersebut disatukan,
maka garis pantainya akan serasi satu sama lain. Kemudian ia juga mengajukan bukti
dokumentasi fosil Mesosaurus yang sejenis dan hanya ditemukan di kedua sisi benua
tersebut. Diyakini bahwa Mesosaurus ini ketika hidupnya tidak akan dapat melintasi
samudera yang luas di antara kedua benua ini. Sisa-sisa organisme yang ditemukan
tampaknya menjadi bukti menyatunya dua benua ini selama Masa Paleozoikum dan Awal
Mesozoikum.

Bukti selanjutnya, jajaran pegunungan yang terpotong oleh samudera.Gambar di bawah


menunjukkan jajaran pegunungan pada kedua sisi Samudera Atlantik.Pegunungan Appalachia
yang terpotong oleh pantai Newfoundland serupa dengan jajaran pegunungan di Kepulauan
Inggris dan Scandinavia dalam hal struktur dan juga umurnya.

Bukti terakhir yang diajukan oleh Wegener, untuk mendukung hipotesisnya, adalah iklim
masa lampau (ancient climates).Ketika benua-benua disusun menjadi satu untuk membentuk
Pangaea, sisa dari material glasial menyatu membentuk pola seperti hamparan es yang
menutupi kutub bumi kita hari ini.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/238357588/Arus

http://www.pengertianpengertian.com/2014/08/pengertian-arus-konveksi.html

http://petroleumsystems.blogspot.co.id/2012/04/arus-konveksi-dalam-geologi-
migas.html
IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS A Page 10
TEKTONIKA 2016

http://www.docfoc.com/teori-arus-konveksidocx

http://blogger-duniariska.blogspot.co.id/2013/01/lempeng-tektonik.html

IVAN DHERMAWAN
111.140.081
KELAS A Page 11

Вам также может понравиться