Вы находитесь на странице: 1из 8

Rumus Fisika = koefisien muai panjang ( /C

A. Alat Ukur )
- Jangka Sorong
= koefisien muai luas ( /C ) =
HP = Skala utama (cm) + Skala
2x
Nonius
Skala Nonius = skala bawah x = koefisien muai volume
0,01 cm ( /C )= 3 x
1
- Mikrometer Sekrup gas = 273 / C
HP = Skala utama (mm) +
Skala Nonius T = perubahan suhu
Skala Nonius = skala putar x D. Massa jenis
0,01 mm
m
= V
B. Termometer
- Perbandingan C : R : F : K = 5 :
4:9:5 benda
- K = C + 273 relatif = air
- C = K 27
mA +mB
C. Pemuaian campuran = VA +VB
- Pemuaian Panjang
l = lo . . AT
lt = lo + l = massa jenis (kg / m3)
m = massa (kg)
- Pemuaian Luas
V = volume (m3)
A = Ao . . T
At = Ao + A
E. Kalor
- Pemuaian Volume Kalor untuk perubahan suhu
V = Vo . . T Q = m . c. T
Vt = Vo + V c air = 4.200 J/kg
lo = panjang awal c es = c uap = 2.100 J/kg
l = pertambahan panjang
lt = panjang akhir Kalor lebur
Q=m.L
L es 336.000 J/kg
Ao = luas awal
A = pertambahan luas Kalor uap
At = luas akhir Q=m.U
U air 2.250.000 J/kg
Vo = volume awal
V = pertambahan volume Azas Black
Vt = volume akhir Q lepas = Q terima

Q = kalor (Joule)
m = massa (kg) F = FR = F1 + F2 + + Fn
c = kalor jenis (J/kg)
L = kalor lebur (J/kg) Resultan Gaya Tegak Lurus
U = kalor uap (J/kg) F= F 12+ F22

F. Gerak Lurus Beraturan


Kelajuan I. Usaha
S( jarak) Benda Mengalami Perubahan
v= Kedudukan Karena Gaya
t (waktu) W=F.s

W = usaha (Joule)
Kecepatan
F = gaya (Newton)
S( perpindahan) s = jarak perpindahan benda
v=
t (waktu) (m)

Benda Mengalami Perubahan


Kecepatan Rata-rata Energi
S total W = E = E2 E1
v=
t total
Energi Kinetik
G. Gerak Lurus Berubah Beraturan 1
Vt = Vo + a . t Ek = 2 . m . v2
S = Vo . t + . a . t2
Vt2 = Vo2 + 2 . a . s
Energi Potensial
S = jarak (m) Ep = m . g . h
a = percepatan ( m / s2 )
Vo = kecepatan awal (m/s) Energi Mekanik
Vt = kecepatan akhir (m/s) Em = Ep + Ek
t = waktu / selang waktu (s)
Hukum Kekekalan Mekanik
H. Gaya Em1=Em 2
Hukum 1 Newton
F = FR = 0 (v tetap, a Ep1+ Ek1 =Ep2+ Ek 2
(percepatan) = 0)

Hukum 2 Newton E = perubahan energy (Joule)


F = FR = m . a Ek1 = energy kinetic awal
(Joule)
Hukum 3 Newton Ek2 = energy kinetic akhir
F aksi = - F reaksi (Joule)
Ep1 = energy potensial awal
Resultan Gaya Sejajar (Joule)
Ep2 = energy potensial akhir sm = panjang bidang miring
(Joule) h = tinggi bidang miring
Em1 = energy mekanik awal
(Joule) K. Tekanan
Em2 = energy mekanik akhir F
(Joule) P= A
J. Pesawat Sederhana P = tekanan (Pascal atau N/m2)
Tuas F = gaya (Newton)
w . lb = F . lk A = luas permukaan (m2)
w lk Tekanan Hidrostatis (Ph)
KM =
=
F lb Ph = . g . h
= massa jenis (kg/m3)
h= kedalaman zat cair
w = m x g = berat (Newton) diukur dari permukaan zat
F = gaya / kuasa (Newton) cair (m)
lb = lengan beban
lk = lengan kuasa Hukum Pascal
KM = keuntungan mekanik F1 F2
=
A1 A 2
Katrol Tetap
w
KM = F =1 Hukum Archimedes
Fa = c . g . Vbc

Katrol Bebas c = massa jenis cairan (kg/m3)


w Vbc = volume benda yang
KM =
=2 tercelup dalam cairan
F
Keadaan benda dalam air
Katrol Majemuk - Benda terapung
w benda < cairan
KM =
=n W benda = Fa
F
- Benda melayang
n = jumlah tali katrol yang benda = cairan
menahan beban W benda = Fa
Vbc = Vb
Bidang Miring
- Benda tenggelam
w sm
KM =
= benda > cairan
F h W benda > Fa
Vbc = Vb
L. Getaran dan Gelombang
Getaran memiliki 3 besaran :
amplitudo, frekuensi dan
periode

Getaran pegas yang digantung Amplitudo: A-A , C-C , E-E , G-


beban G , I-I
a = titik seimbang
Cepat rambat gelombang
a-b , a-c =
simpangan
terbesar
(amplitudo)

gerak 1 getaran:
b-a-c-a-b, atau v = cepat rambat gelombang
a-b-a-c-a (m/s)
= panjang gelombang (m)
Getaran bandul ayunan f = frekuensi (Hz)
sederhana
1 1
T= atau
f=
f T
b c
t n
a T = atau f =
a= n t
posisi titik seimbang
s

a-b , a-c = n
(amplitudo)
T = periode (s)
gerak 1 getaran: b-a- S = jarak yang ditempuh
c-a-b n = banyak gelombang yang
terbentuk
Gelombang Longitudinal
M. Bunyi
Cepat rambat bunyi
s
v=
t
Pusat rapatan: A , C
Pusat renggangan: B , D v = cepat rambat bunyi
s = jarak yang ditempuh bunyi
Gelombang Transversal t = waktu tempuh bunyi
Pemantulan bunyi maya,
2s I IV tegak,
v=
t diperbesar
nyata,
s= jarak antara sumber II III terbalik,
bunyi ke bidang pantul diperbesar
nyata,
N. Cahaya
III II terbalik,
Kecepatan cahaya = 3 x 108
m/s diperkecil
Jauh tak
f
Banyak bayangan antara 2 hingga
cermin datar nyata,
Rumus : R R terbalik,
360 sama besar
x= -1 syarat: berupa titik
f
di fokus
0< 90
Cermin Cembung
keterangan : Sifat bayangan: maya, tegak,
x = banyak bayangan diperkecil
= sudut antara 2 cermin Rumus Cermin:
datar 1 1 1 1 1 2
+ = atau + =
s s' f s s' R
2
f=
R

M=
h' s'
h
=
s ||
Cermin Cekung keterangan :
f dan R (+) untuk cermin
cekung
f dan R (-) untuk cermin
cembung

s= jarak benda ke
cermin (+ nyata / - maya)
Sifat bayangan pada cermin s = jarak bayangan ke
cekung cermin (+ nyata / - maya)
Ben Bayang Sifat
da an M = perbesaran bayangan
(M > 1 diperbesar, M = 1 f (+) untuk lensa cembung
sama besar, M < 1 f (-) untuk lensa cekung
diperkecil)
s = jarak benda ke O
h= tinggi benda h = s (+) berarti nyata, di depan
tinggi bayangan lensa
s (-) berarti maya, di belakang
Lensa Cekung lensa

s = jarak bayangan ke O
s (-) berarti maya, di depan
lensa
s (+) berarti nyata, di belakang
lensa
sifat bayangan : maya, tegak,
diperkecil
Kekuatan Lensa (P)
Lensa Cembung 1
P= ( f dalamm )
f
100
a tau P= ( f dalam cm )
f

sifat bayangan:
P = kekuatan lensa (satuan :
- bayangan (nyata, terbalik)
dioptri)
terbentuk dari perpotongan
sinar bias di belakang lensa
O. Alat Optik
- bila sinar bias tidak
Miopi (Rabun Jauh)
berpotongan, maka hasil
Ditolong dengan kacamata
perpotongan dari perpanjangan
lensa cekung
sinar bias di depan lensa
membentuk bayangan (maya,
1
P=
tegak) PR
F1 = fokus depan (maya)
F2 = fokus belakang
(nyata) Hipermitropi (Rabun Dekat)
O= titik pusat optik Ditolong dengan kacamata
lensa cembung
Rumus Lensa: 1 1 1
= +
1 1 1 f 25 PP(cm)
+ =
s s' f
100
P=
f (cm)
f = jarak titik fokus ke O
Keterangan: Untuk mata tidak berakomodasi
P = kekuatan lensa (satuan f ob
dioptri) M=
f ok
PR = titik jauh mata penderita
(m)
PP = titik dekat mata penderita Untuk mata berakomodasi
(m) maksimum
f ob
Titik dekat mata normal = 25 M=
cm
sok
Titik jauh mata normal =
P. Listrik Statis
LUP (Kaca Pembesar) Gaya Coulomb
Perbesarab Lup: Q1 .Q2
Untuk mata tidak berakomodasi F=k . 2
PP r
M=
f F = Gaya Coulomb (Newton
atau dyne)
Untuk mata berakomodasi k = 9 109 Nm2/C2 (1 dyne
maksimum cm /stc2)
2

Q = muatan (Coulomb atau stc)


PP
M= +1 r = jarak antar muatan (m2 atau
f cm 2

Q. Listrik Dinamis
Mikroskop Hukum Ohm
Perbesaran mikroskop: V
M =Mob Mok R=
i

Untuk mata tidak berakomodasi R = hambatan ()


V = tegangan listrik (Volt)
M= | s ' ob PP

sob fok | i = arus listrik (Ampere)

Rangkaian Seri Hambatan


Rs=R 1+ R2 + + Rn
Untuk mata berakomodasi
maksimum
Persamaan arus dan tegangan:
| ( )|
'
s ob PP
M= +1 is=i 1=i 2=i n
sob fok
Vs=V 1+V 2 ++ V n
Teleskop Rangkaian Paralel Hambatan
Perbesaran teleskop:
1 1 1 1 W
= + + + P=
Rp R1 R2 Rn t
P = daya listrik (Watt)
Persamaan arus dan tegangan: V = tegangan listrik (Volt)
ip=i 1+i 2 ++i n R = hambatan listrik ()
W = energy listrik (Joule)
Vp=V 1=V 2 V n t = waktu (sekon)

Energi Listrik
Hukum Kirchoff 1 W =P t
i masuk=i keluar
W =V it
2
R. Daya dan Energi Listrik W =i R t
Daya Listrik 2
V
P=i 2 R W= t
R
V2
P=
R Biaya Pemakaian Listrik
= Jumlah energi (kWh) x
biaya energi /kWh

Вам также может понравиться