Вы находитесь на странице: 1из 26

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

1.1 Konsep Dasar Keluarga


1.1.1 Pengertian Keluarga
a. Keluarga Adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat di
bawah atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1998).
b. Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup
dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya
masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.(Salvicion G
Bailon Dan Aracelis Maglaya,1989).
Dari kedua definisi diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa keluarga
adalah :

- Unit terkecil masyarakat


- Terdiri atas dua orang atau lebih
- Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah
- Hidup dalam satu rumah tangga
- Dibawah asuhan seorang kepala anggota rumah tangga
- Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga
- Setiap anggota keluarga memunyai peran masing-masing
- Menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan.

1.1.2 Tipe Keluarga


1. Keluarga Inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak.
2. Keluarga Besar (Exstended Family), adalah keluarga inti ditambah dengan
sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman,
bibi dan sebagainya.
3. Keluarga Berantai (Serial Family), adalah keluarga yang terdiri dari wanita.
4. Keluarga Duda/Janda (Single Family), adalah keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
5. Keluarga Berkomposisi (Composite), adalah keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama.
6. Keluarga Kabitas (Cahabitation), adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.

1.1.3 Fungsi Keluarga


Ada beberapa fungsi keluarga yang dapat dijalankan keluarga sebagai
berikut:
1. Fungsi Biologis
a. Untuk meneruskan keturunan.
b. Memelihara dan membesarkan anak.
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
d. Memelihara dan merawat anggota keluarga.

2. Fungsi Psikologis
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
d. Memberika identitas keluarga.

3. Fungsi Sosialisasi
a. Membina sosialisasi pada anak.
b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.

4. Fungsi Ekonomi
a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang
akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan dihari tua dan
sebagainya.

5. Fungsi Pendidikan
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya.
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam
memenuhi perananya sebagai orang dewasa.
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
Ahli lain membagi fungsi keluarga sebagai berikut :
1. Fungsi Pendidikan.
Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak
untuk mempersiapkan kedewaaan dan masa depan anak bila kelak dewasa
nanti.

2. Fungsi Sosialisasi Anak.


Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah begaimana keluarga
mempersiapkan anak menjadi anggota mesyarakat yang baik.

3. Fungsi Perlindungan.
Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan
yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan meraa
aman.

4. Fungsi Perasaan.
Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif, merasakan
perasaan dasn suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan
berinteraksi antar sesama anggota keluarga sehingga saling pengertian satu
sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.

5. Fungsi Religius.
Tugas keluarga dalam hal ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak
dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala
keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada kekuatan lain yang
mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan setelah didunia ini.

6. Fungsi Ekonomis.
Tugas keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber kehidupan
dalam memenuhi fungsi-fungsi kehidupan keluarga yang lain, kepala
keluarga bekerja untuk memperoleh penghasilan, mengatur penghasilan
tersebut sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
keluarga.

7. Fungsi Rekreatif.
Tugas keluarga dalam hal ini adalah tidak selalu harus pergi ketempat
rekreasi, tetapi yang penting bagaimana menciptakan suasana yang
menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat mencapai keseimbangan
kepribadian masing-masing anggotanya. Rekreasi dapat dilakukan dirumah
dengan cara nonton televisi bersama, bercerita tentang pengalaman masing-
masing dan sebagainya.

8. Fungsi Biologis.
Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan
keturunan sebagai generasi penerus.

1.1.4 Tugas Kesehatan Keluarga


1. Mengenal masalah keluarga
2. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
3. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
4. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat
5. Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas kesehatan
masyarakat

1.1.5 Peran Perawat Keluarga


Dalam melakukan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, ada beberapa peranan

yang dapat dilakukan perawat antara lain adalah :

1. Pemberian asuhan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit


2. Pengenal/pengamat masalah dan kebutuhan kesehatan keluarga.
3. Koordinator pelayanan kesehatan dan keperawatan kesehatan keluarga.
4. Fasilitator, menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau dan perawat
dengan mudah dapat menampung permasalahan yang dihadapi keluarga dan
membantu mencarakan jalan keluar.
5. Pendidik kesehatan, perawat dapat berperan sebagai pendidik untuk merubah
perilaku keluarga tidak sehat menjadi perilaku sehat.
6. Penyuluh dan konsultan, perawat dapat berperan dalam memberikan petunjuk
tentang asuhan perawatan dasar terhadap keluarga disamping menjadi
penasehat dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan keluarga.
1.2 Konsep Usia Lanjut
1.2.1 Pengertian
Usia lanjut adalah seseorang laki-laki atau perempuan yang berusia 60 tahun
atau lebih, baik secara fisik masih berkemampuan (potensial) maupun karena sesuatu
hal tidak lagi mampu berperan secara aktif dalam pembangunan (tidak potensial)

1.2.2 Perubahan Kondisi Fisik Usia Lanjut


Masa usia lanjut dimulai sejak seseorang menginjak usia 60 tahun, akan tetapi
proses kelainan fisik sudah dimulai sejak 40 tahun. Perubahan fisiologis yang terjadi
pada usia tersebut adalah :
2) Perubahan warna rambut karena hilangnya pigmen
3) Kelainan gigi geligi yang sering berakibat gangguan mengunyah
4) Gangguan pencernaan dan proses absorbsi makanan di dalam usus yang
menyebabkan lebih sensitif terhadap makanan pedas dan berbumbu
5) Kulit menjadi kering dan terjadi hiperpigmentasi
6) Tonus otot berkurang sehingga wajah menjadi keriput, otot lengan dan kaki
lembek.
Sejak usia tersebut akan dimulai terjadinya kelainan fisik atau gangguan
kesehatan yang merupakan tanda awal dari kelainan degeratif misalnya infeksi
seperti penyakit influenza dan diare. Selain itu sering muncul gejala-gejala penyakit
degeneratif lain seperti kencing manis, darah tinggi, kelainan kardiovaskuler. Untuk
meminimalkan kelainan yang terjadi pada usia lanjut, perlu dilakukan upaya
pencegahan sejak usia dewasa muda agar selalu mengikuti pola hidup sehat

1.2.3 Masalah-Masalah pada Usia Lanjut


1) Osteoporosis
Adalah penyakit tulang yang ditandai dengan berkurangnya masa tulang akibat
proses menua, yang dapat menyebabkan tulang menjadi kropos dan rapuh
sehingga mudah patah, hal ini terjadi karena adanya penyusutan jaringan tulang

2) Penyakit Jantung Koroner


Kelainan jantung yang disebut penyakit jantung koroner merupakan penyakit
yang banyak ditemukan pada usia lanjut. Dan ternyata penyakit jantung koroner
telah banyak ditemukan pada usia 50 tahun. Terjadinya penyakit jantung koroner
ada kaitannya dengan keadaan tekanan darah yang tinggi, tingginya kadar lemak
dalam darah, tingginya kadar gula darah, dan kelebihan berat badan
3) Kelainan Aliran Darah Ke Otak
Adalah gangguan aliran darah pada susunan saraf pusat/otak yang sering terjadi
pada usia lanjut dapat berupa perdarahan atau kekurangan aliran darah yang dapat
mengakibatkan kematian atau gejala sisa yang bersifat menetap seperti
kelumpuhan sebagian atau kedua anggota gerak dan ketidakmampuan bicara,
yang dapat menganggu aktifitas lansia

4) Gangguan Penglihatan
Gangguan penglihatan pada usia lanjut berupa kelainan refraksi disebabkan oleh
prose sdegenratif dan bersifatnya fisiologis. Kelainan ini terjadi karena daya
akomodasi yang menurun dan disebabkan oleh perubahan tonus otot mata

5) Gangguan Fungsi Reproduksi


Gangguan reproduksi yang berkaibat pada gangguan hubungan seksual dapat
terjadi pada usia lanjut baik pada laki-laki maupun perempuan. Pada perempuan
gangguan fungsi reproduksi disebabkan karena berkurangnya hormon estrogen,
sehingga vagina teras kering dan sakit bila bersenggama. Gangguan pada laki-
laki yang sering adalah masalah impotensi, gangguan ereksi dan terjadinya
pembesaran prostrat.

6) Gangguan Kesehatan Lainnya


Kecuali gangguan karena beberapa penyebab diatas, pada usia lanjut dapat terjdi
juga beberapa penyakit lainnya, seperti :
a) Gangguan pencernaan : diare, konstipasi
b) Kelainan endokrin : kecing manis
c) Kelainan tulang : rematoid artritis

1.2.4 Pembinaan Usia Lanjut


Upaya-upaya kesehatan yang dilakukan dalam mencakup upaya preventif,
promotif, kuratif dan rehabilitatif melalui pendekatan yang tepat, koordinasi yang
baik dan terpadu secara teknis dan manajerial dengan tujuan mengusahakan masa tua
yang bahagia dan berguna

1.2.5 Pelayanan Usia Lanjut


A. Upaya memelihara kondisi kesehatan, dengan aktifitas fisik, kemampuan dan
mental yang mendukung antara lain melalui deteksi dini dan pemeriksaan berkala
usia lanjut olahraga dna kegiatan kerohanian serta rekreasi
B. Melakukan diagnosa dini dan pengobatan secara tepat
C. Memelihara kemandirian usia lanjut secara maksimal
D. Memberikan moral dan perhatian yang maksimal agar usia lanjut hidup tenang di
akhir hayat

1.3 Teori Penuaan


Menjadi tua adalah suatu proses natural dan kadang-kadang tidak tampak
mencolok. Meskipun proses menjadi tua merupakan gambaran yang universal, tidak
seorangpun mengetahui penyebab penuaan atau mengapa manusia mejadi tua pada
usia yang berbeda-beda. Secara umum, teori penentuan dibagi menjadi dua kelompok
besar, yaitu teori generic dan teori nongenetik (Pudjiastutik, 2003 : 4-5)

1.3.1 Teori Genetik


Memfokuskan mekanisme penuaan yang terjadi pada nukleus sel

1.3.2 Teori Hayflick


Menurut studi hayflick dan Moorehead (1961), penuaan disebabkan oleh
berbagai faktor, antara lain perubahan fungsi sel, efek kumulatif dari tidak normalnya
sel dan kemunduran sel dalam organ

1.3.3 Teori Rekanaman/Crascription


Merupaan tahap awal dalam pemindahan informasi dari DNA ke sintesis
protein

1.3.4 Teori Non Genetik


Memfokuskan lokasi diluar nukleus sel, seperti organ, jaringan dan sistem

1.3.5 Teori Radikal Bebas


Karena radikal bebas mampu merusak membran sel, lisosom, mitokondria
dan inti melalui reaksi kimia. Hasil reaksi radikal bebas adalah turunnya aktivitas
enzim, kerusakan fungsi membran dan menyebabkan sel sel tidak dapar regenerasi

1.3.6 Teori Autoimun


Diakibatkan oleh antibody yang bereaksi terhadap sel normal dan
merusaknya. Rekasi ini terjadi karena tubuh gagal mengenal sel normal dan
memproduksi antibody yang salah. Akibatnya antibody itu bereaksi terhadap sel
normal, disamping sel abnormal yang menstimulasi pembentukannya

1.3.7 Teori Hormonal


Donner Denkle percaya bahw apusat penuaan terletak pada otak yang
didasarkan pada studi hipotiroidisme. Hipotiroidisme dapat menjadi fatal apabila
tidak diobati dengan tiroksin, sebab seluruh manifestasi dari penuaan akan tampak,
seperti penurunan sistem kekebalan kulit, keriput dan penurunan metabolisme secara
perlahan

1.3.8 Teori Pembatasan Energi


Diet nutrisi tinggi yang rendah kalori berguna untuk meningkatkan fungsi
tubuh agar tidak cepat tua. Tinggi rendahnya diet mempengaruhi perkembangan
umur dan adanya penyakit.

Selain teori genetik dan non genetik, juga terdapat teori kejiwaan sosial yang
dikutip dari keperawatan gerontik karangan Wahyudi Nugroho (2000 : 18)

Membagi teori kejiwaan sosial menjadi :


I. Aktivitas atau kegiatan (activity theory)
a. ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan secara
berlangsung. Teori ini menyatakan bahjwa pada lanjut usia yang sukses
adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam suatu kegiatan sosial
b. Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari lanjut usia
c. Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap
stabil dari usia pertengahan ke lanjut usia

II. Kepribadian berlanjut (continuity theori)


Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori ini
merupakan gabungan dari teori di atas. Pada teori ini menyatakan bahwa yang
terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality
yang dimilikinya

III. Teori Pembebasan (disengagement theori)


Putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat dan kemunduruan
individu dengan lainnya. Pad alanjut usia pertama diajukan oleh Cumming and
Henry 1961. Teori ini menyatakan bahwa bertambahnya usia, seseorang secara
berangsur-angsur mul;ai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik
diri dari pergaulan sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut
usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering terjadi
kehilangan ganda (Triple Loos), yakni :
a. Kehilangan peran (Loos of Role)
b. Hambatan kontak social (Restriction of Contacts and relation Ships)
c. Berkurangnya komitmen (reduced commitment to social mores and values)
1.4 Program Pelayanan Kesehatan Lansia Di Puskesmas
Kebijakan, target/sasaran dan indikator keberhasilan, serta kegiatan program
di Puskesmas tentang masalah kesehatan pada penyakit Hipertenti ditekankan pada
kontrol rutin untuk menjaga tekanan darah dalam ambang yang normal.

1.5 Konsep Penyakit


1.5.1 Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik 90 mmHg, atau bila pasien memakai obat antihipertensi (Mansjoer, dkk.
2001)

1.5.2 Etiologi
Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu :
1) Hipertensu esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya,
disebut juga hipertensi idiopatik. Faktor yang mempengaruhinya seperti genetik,
lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis, sistem renin angientesin, defek
dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca intraseluler, dan faktor-faktor yang
meningkatkan resiko, seperti obesitas, alkohol, merokok, serta polisitemia.

2) Hipertensi sekunder atau hipertensi renal, penyabab seperti penggunaan estrogen,


penyakit ginjal, hipertensi vaskuler renal, hiperaldosteronisme primer, dan
ayndrom cushing, feokromosition, koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan
dengan kehamilan, dll

1.5.3 Manifestasi Klinis


Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala.
Muncul setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak atau jantung. Gejala lain
yang sering timbul adalah sakit kepala, epistaksis, marah, telinga berdengung, rasa
berat di tengkuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang dan pusing

1.5.4 Panatalaksanaan
Tujuan deteksi dan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan risiko
penyakit kardiovaskuler dan moratalitas serta mordibitas yang berkaitan. Tujuan
terapi adalah mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik di bawah 140 mmHg
dan tekanan distolik di bawah 90 mmHg dan mengontrol faktor resiko. Dapat di
capai dengan modifikasi gaya hidup atau dengan obat anti hipertensi.
1.5.5

1.6
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
DENGAN HIPERTENSI
I. Pengkajian
I.1 Data umum
1. Nama KK : Ny. Kaimah
2. Umur : 84 tahun
3. Alamat : Ds. Kembangbilo RT.02 / RW.03 Kec. Tuban
4. Pendidikan KK :-
5. Pekerjaan KK : Tani
6. Komposisi keluarga
7.
Hubungan Pendi- Peker- Status
No Nama Sex Umur
Dengan KK dikan jaan Kesehatan

8. Genogram

Ket : -------- : Satu Rumah


: Klien
: Meninggal

9. Tipe Keluarga : Keluarga kecil


10. Kewarga negaraan/Suku bangsa : Indonesia / jawa
11. Agama : Islam
12. Status sosial ekonomi
Klien menganggur segala kebutuhan hidup ditanggung anak (cucu)
13. Aktivitas Rekreasi keluarga
Keluarga dan Ny. Kaimah tidak pernah melakukan kegiatan diluar rumah
seperti rekreasi, karena tidak ada biaya dan Ny. Kaimah sakit.

I.2 Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga dengan lansia
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tidak ada tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi. Tetapi
tugas kesehatan keluarga yang belum terpenuhi adalah keluargamemberi
perawatan pada anggota keluarga yang sakit, sedangkan saat ini keluarga sibuk
bekerja dan penghasilan keluarga hanya pas-pasan.

3. Riwayat keluarga inti


Ny. Kaimah mengatakan tidak punya penyakit keturunan, Keluarga
mengatakan tidak tahu tentang keadaan penyakit dan cara perawatannya,
selain itu juga jenis makanan yang harus dihindari bagi penderita hipertensi.

4. Riwayat kesehatan keluarga


Ny. Kaimah sering terlihat memegangi kepalanya dan mengkerutkan wajah
saat pusing mulai muncul.

I.3 Keadaan Lingkungan


1. Karakteristik rumah
Luas rumah yang ditempati + lebar 3 m x panjang 6 m terdiri dari 1
kamar tidur, 1 dapur, ruang dapur terbuat dari kayu anyaman dan tidak
terdapat jendela atau cerobong asapnya.
Tipe bangunan adalah non permanen, keadaan lantai tanah, tapi
keadaan lembab, sumber air yang digunakan SG, kebiasaan masak
menggunakan kayu bakar.
Denah rumah :
Ket :
1. Tempat tidur
1 2. Dapur

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Tetangga sekitar tidak memperhatikan keadaan kesehatan Ny. Kaimah.

3. Mobilitas keluarga
Setiap keluarga Ny. Kaimah hanya dirumah saja, tidak pernah mengikuti
kegiatan RT maupun ngobrol-ngobrol dengan tetangga.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Tidak pernah

5. Sistem pendukung keluarga


Bila ada masalah kesehatan dalam keluarga mereka pergi memeriksakan ke
bidan atau mantri terdekat, dibantu RT

IV. STRUKTUR KELUARGA


1. Pola Komunikasi Keluarga
Ny. Kaimah biasa berbincang-bincang dengan keluarga secara bersama-
sama dan terbuka. Dan bila ada masalah dibicarakan atau dibahas dengan
keluarga dan agar dapat mencari penyelesaian bersama-sama, bahasa yang
biasa digunakan bahasa jawa.
2. Nilai dan Norma Keluarga
Nilai dan norma yang berlaku di keluarga menyesuaikan dengan nilai
ajaran yang berlaku di ligkungannya. Terhadap keadaan sakit Ny. Kaimah,
keluarga mengira pusing-pusing dan keluhan-keluhannya itu karena sudah
tua.

3. Struktur Peran Keluarga


Di rumah yang bertanggung jawab terhadap kebutuhan klien adalah Anak
(cucu) dan yang merawat Ny. Kaimah sehari-hari

V. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afeksi
Ny. Kaimah mengatakan sudah tua dan lemah tidak bisa kemana-mana,
sehingga tiap hari hanya di rumah. Namun demikian Ny. Kaimah tetap
dianggap sebagai orang tua yang sering pula menasehati ketiga cucunya
bila ada yang dilakukan kurang benar.
2. Fungsi Sosial
Hubungan dalam keluarga sangat baik mereka saling menghargai satu
sama lain dan seluruh anggota keluarga sehari-hari
3. Fungsi perawatan keluarga
Keluarga selalu memperhatikan dan berupaya selekas mungkin untuk
mencari bantuan pelayanan kesehatan bila ada anggota keluarga sakit.
Yang merawat Ny. Kaimah saat ini.
4. Fungsi Reproduksi
Ny. Kaimah punya satu orang anak laki-laki dan menikah yang sudah
berkeluarga sendiri.
5. Fungsi ekonomi
Seluruh kebutuhan hidup klien dicukupi oleh anak (cucu)

VI. STRESS DAN KOOPING KELUARGA


1. Stressor yang dimiliki
Ny. Kaimah mengalami pusing dan lemah lalu diperiksakan mantri dan
sekarang pusingnya berangsur-angsur pulih, kadang Ny. Kaimah merasa
bingung dengan keadaannya.

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor


Ny. Kaimah pasrah pada yang maha kuasa, tapi juga tetap berusaha
mengobati Ny. Kaimah dan berharap semoga sakitnya cepat sembuh

3. Strategi kooping yang digunakan


Ny. Kaimah menerima keadaan ini apa adanya

VII. AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI UNTUK LANSIA


Indeks katz : A
Pola makan : Sebelum sakit klien biasa makan 3 x sehari dengan
menu seadanya. Sejak sakit klien hanya makan 2-3 x
sehari.
Istirahat Tidur : Tidur bila malam + jam 09 malam.
Aktifitas : Ny. Kaimah tidak pernah ikut memasak, kadang
hanya merebus air
Personal Hygiene : Ny. Kaimah mandi 2x sehari, pakaian ganti sehabis
mandi, tetapi kadang juga sehari sekali.
Psikologis :
- Persepsi : Masih dapat mengenali semua anggota keluarga lain,
karena penglihatan masih normal begitu juga
pendengarannya.
- Konsep diri : Ny. Kaimah mengatakan dirinya sudah tidak bisa
kemana-mana hanya bisa berjalan-jalan di dalam
rumah atau sekitar rumah saja
- Emosi : Ny. Kaimah merasa bingung dengan penyakitnya
terutama pusing yang sering dialaminya.
- Adaptasi : Ny. Kaimah menyadari bila dirinya sudah tua dan
banyak penyakit.
- Mekanisme
pertahanan diri : Bila pusingnya itu tiba-tiba meningkat Ny. Kaimah
memilih untuk tidur agar pusingnya berkurang

VIII. PEMERIKSAAN FISIK


TD : 170/90 mmHg
N : 84x /menit
RR : 20x /menit
Postur Tubuh : kurus
Penglihatan : normal
Pendengaran : normal

IX. HARAPAN KELUARGA


Ny. Kaimah berharap sembuh dari penyakitnya sekalipun usianya sudah tua
X. ANALISA DATA
No Data Masalah Penyebab masalah
1 Data Subyektif : Resiko tinggi Ketidak mampuan
- Klien mengatakan sering serangan berulang keluarga merawat
pusing- pusing kepala dan anggota keluarga
mudah terkejut. yang sakit
- Klien mengatakan tidak tahu
tentang keadaan penyakitnya
dan cara perawatannya
Data Obyektif :
- TD : 170/90 mmHg
- Nadi: 84x /mnt
- Klian terlihat sering memegangi
kepala dan mengkerutkan wajah
Saat pusing mulai muncul
2 Data Subyektif : Kurangnya
- Klien dan keluarga mengatakan pengetahuan Ketidakmampuan
tidak tahu jenis makanan yang keluarga tentang keluarga mengenal
harus dihindari. diet bagi penderita penyakit hipertensi
hipertensi
Data Obyektif :
- Klien sempat bertanya makanan
apa yang harus di hindari

XI. PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Resiko tinggi serangan berulang (hipertensi) berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga.
2. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang diet bagi penderita hipertensi
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal penyakit
hipertensi
PENGHITUNGAN SKOR
Dx: 1
Kriteria Penghitungan Skor Pembenaran
1. Sifat Masalah 3/3 x 1 1 Tidak / kurang sehat karena salah
- tidak/ kurang satu anggota keluarga menderita
sehat hipertensi.
2. Kemungkinan x2 1 Kemungkinan dapat diubah sebagain
masalah dapat karena klien tidak kontrol secara rutin
diubah
- Sebagian

3. Potensial 2/3 x1 2/3 Kemungkinan komplikasi dapat


masalah untuk dicegah apabila peningkatan tekanan
dicegah darah dapat ditangani sedini mungkin
- cukup tetapi hal ini sulit karena tidak
melakukan kontrol secara rutin.

4. Menonjolnya 1/2 x 1 1/2 Keluarga merasakan ada masalah


Masalah tetapi terbatasnya dana yang dimiliki
- ada masalah sehingga perawatan secara maksimal
tetapi tidak perlu tidak dapat diberikan.
ditangani

Total 3 1/6
Dx: 2
Kriteria Penghitungan Skor Pembenaran
1. Sifat Masalah 2/3x1 2/3 Ancaman kesehatan karena klien
- Ancaman kurang tahu diet yang sesuai untuk
kesehatan penyakit hipertensi dan bila salah diet
bisa meningkatkan hipertensi.

2.Kemungkinan 2/2x2 2 Memberikan pengertian pada


masalah keluarga relative mudah bila keluarga
dapat diubah bersifat terbuka
- mudah

3. Potensial 2/3x1 2/3 Masalah dapat dicegah bila keluarga


masalah mau menerima dan malaksanakan
untuk peraturan yang harus ditaati oleh
dicegah penderita hipertensi dalam hal ini diet
- cukup yang harus dijalani.

4. Menonjolnya 0/2x1 0 Masalah tidak dirasakan karena


Masalah keluarga kurang mengerti tentang diet
- ada hipertensi
masalah masalah
tidak dirasakan
Total 3 1/3
PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Tujuan Kriteria evaluasi
No. Diagnosa Rencana Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
1 Resiko tinggi Serangan Keluarga dan klien Verbal Keluarga 1. Lakukan perkenalan dan pendekatan pada keluarga
serangan berulang mengetahui tentang mengetahui apa dan klien.
berulang dapat dicegah perawatan hipertensi yang harus R/ : Membina hububunan saling percaya
berhubungan atau ditangani dilakukan untuk 2. Kaji kesiapan keluarga dan klien menerima penjelasan
dengan ketidak penderita hipertensi R/ : Kesiapan akan memudahkan keluarga menerima
mampuan penjelasan
keluarga merawat 3. Dorong klien dan keluarga untuk menghentikan
anggota keluarga kebiasaan yang dapat memperburuk hipertensi
yang sakit Misalnya mengurangi aktivitas atau keributan
lingkungan, hindari aktivitas yang berlebihan seperti
mengangkat benda-benda berat, berjalan jauh dan
istirahat teratur.
R/ : Mencegah atau mengurangi serangan berulang
4. Anjurkan keluarga untuk memberikan dukungan pada
klien terutama saat pusingnya muncul dengan
memberi kompres dingin pada dahinya, pijat
punggung dan leher, tenang teknik relaksasi.
R/ : Membantu mengurangi keluhan saat pusing
muncul
5. Dorong klien dan keluarga dan keluarga agar klien
menjalani kontrol secara rutin.
R/ : Mengetahui adanya penyakit dan juga bisa
dilakukan penanganan awal
Tujuan Kriteria evaluasi
No. Diagnosa Rencana Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
Psikomotor - Klien dan 1. Kaji kemampuan keluarga untuk menyediakan
keluarga bisa sarana yang dibutuhkan
mem-praktikkan R/: Menyesuaikan dengan kemampuan keluarga
untuk bisa untuk menyediakan sarana
memberi 2. Ajarkan klien dan keluarga untuk memberikan
kompres dingin kompres dingin pada dahi dan juga ajarkan teknik
pada dahi saat relaksasi (distraksi)
pusing Bu R/: Dengan mengajarkan langsung akan
Saridah muncul mempermudah pemahaman
- Klien akan 3. Anjurkan klien untuk mempraktikkan yang telah
mampu diajarkan setiap pusingnya muncul
mempraktikkan R/: Mmebantu mengurangi keluhan pusing yang
teknik relaksasi dirasakan
(distraksi) 4. Anjurkan keluarga untuk membantu klien untuk
menerapkan teknik yang telah diajarkan
R/: Mempermudah klien untuk melakukan tindakan
Tujuan Kriteria evaluasi
No. Diagnosa Rencana Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
2. Kurangnya Mengerti Mampu Verbal - Keluarga dan 1. Menciptakan hubungan saling percaya dengan klien
pengetahuan tentang diet menyebutkan klien mengetahui dan keluarga
keluarga tentang bagi penderita kembali diet yang tentang diet yang R/: Keluarga percaya dan kooperatif terhadap
diet bagi hipertensi harus ditaati harus ditaati petugas
penderita penderita hipertensi penderita 2. Kaji kesiapan klien menerima penjelasan
hipertensi hipertensi R/: Kesiapan akan mempermudah keluarga
berhubungan menerima penjelasan
dengan 3. Beri penjelasan pada klien dan keluarga tentang
ketidakmampuan pentingnya diet rendah garam
keluarga untuk R/: Makanan rendah garam dapat menurunkan
mengenal hipertensi
penyakit 4. Dorong klien dan keluarga untuk menghindari
hipertensi makanan berlemak dan memperbanyak sayur-
sayuran dan bauh-buahan
R/: Mmebantu menurunkan resiko hipertensi
Tujuan Kriteria evaluasi
No. Diagnosa Rencana Intervensi
Umum Khusus Kriteria Standar
Psikomotor - Keluarga dapat 1. Kaji kemampuan keluarga untuk menyediakan
menyediakan sarana yang dibutuhkan
menu yang sesuai R/: Mneyesuaikan dengan keluarga untuk
untuk Ny. menyediakan sarana yang dibutuhkan
Kaimah 2. Ajarkan klien / kleuarga untuk mempraktikkan
- Bu Saridah bisa membuat contoh menu yang sesuai untuk Bu
membiasakan diri Saridah
untuk R/: Klien dan keluarga akan lebih mudah, mengerti
mengkonsumsi dan mengingat
makanan yang 3. Anjurkan bu Saridah untuk mengkonsumsi makanan
sesuai untuk yang sesuai tersebut dalam kehidupan sehari-hari
penyakitnya R/: Mencegah peningkatan hipertensi karena diet
yang salah.
4. Berikan pujian terhadap kemampuan klien / keluarga
R/: Klien dan keluarga merasa dihargai
PRE PLANING SUPERVISI
KELUARGA DENGAN PENDERITA HIPERTENSI

I. Latar Belakang
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan
darah diastolik 90 mmHg, atau bila pasien memakai obat antihipertensi.
Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama,karena angka
prevalensinya tinggi dan akibat jangka panjang yang ditimbulkannya.

II. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga diharapkan mampu
melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang menderita penyakit
hipertensi.

III. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga diharapkan dapat :
- Menyebutkan pengertian hipertensi
- Menyebutkan penyebab hipertensi
- Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
- Menyebutkan jenis makanan yang harus dihindari oleh penderita
hipertensi
- Menjelaskan akibat hipertensi terhadap kesehatan umum

IV. Sasaran
Seluruh anggota keluarga dengan masalah hipertensi

V. Media
Media pengajaran yang akan digunakan :leaflet

VI. Metode
Metode yang digunakan yaitu ceramah, diskusi, dan Tanya jawab

VII. Strategi Pelaksanaan


- Memperkenalkan pembimbing, kontrak waktu dan menyampaikan
tujuan(5 menit)
- Menyampaikan materi hipertensi dan diskusi (15 menit)
- Evaluasi (10 menit)
- Kesimpulan dan tindak lanjut (3 menit)
VIII. Waktu dan Tempat
Hari :
Tempat:

IX. Evaluasi
1. Struktur
- KEluarga sudah siap dirumah saat implementasi penyuluhan dilakukan
- Keluarga dapat bekerja sama dengan mahasiswa
- Keluarga khususnya klien mengerti maksud dan tujuan kunjungan
2. Proses
- Keluarga dapat terlihat aktif dalam diskusi
- Keluarga dapat menunjukkan minat terhadap minat atau tindakan yang
dapat dilakukan
- Keluarga dapat memberikan respon verbal dan non verbal yang baik
- Keluarga kooperatif selama kegiatan berlangsung
- Keluarga memberikan umpan balik dengan bertanya
3. Hasil
- Dapat menjelaskan akiba hpertensi terhadap kesehatannya
- Menyatakan bersedia berobat kembali kepuskesmas
- Dapat menyebutkan upaya untuk mencegah terjadinya komplikasi
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang studi : Keperawatan keluarga


Topik : Penyakit hipertensi
Sasaran : Klien dengan hipertensi
Tempat : Rumah keluarga dengan hipertensi
Hari/tanggal :
Waktu :

1. Tujuan Instruksional umum


Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga diharapkan mampu melakukan
perawatan terhadap anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi.

2. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga diharapkan dapat
- Menyebutkan pengertian hipertensi
- Menyebutkan penyebab hipertensi
- Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
- Menyebutkan jenis makanan yang harus dihindari

3. Sasaran
Seluruh anggota keluarga

4. Materi
1) Pengertian hipertensi
2) Penyebab hipertensi
3) Tanda dan gejala hipertensi
4) Makanan yang harus dihindari
5) Akibat hipertensi terhadap kesehatan umum

5. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi/Tanya jawab

6. Media
Leaflet : hipertensi
KEGIATAN PENYULUHAN

Kegiatan
Tahap Materi Keluarga dan
Penyuluhan
klien
Pembukaan -Perkenalan -Membuka kegiatan -Menyambut
5 menit dengan mengucapkan
salam -Mendengarkan
-Menjelaskan tujuan
dari penyuluhan
-Menyebutkan materi
yang akan diberikan

Pelaksanaan -Pengetahuan -Menjelaskan tentang -mendengarkan


15 menit tentang penyakit pengertian penyakit
-Akibat peenyakit -Menjelaskan tentang -Mendengarkan
-Pencegahan tanda,gejala,dan
pencegahan penyakit
-Memberi kesempatan
kepada peserta untuk
bertanya -Bertanya
-Menanyakan kepada
peserta tentang materi
yang diberikan

Evaluasi -Mengakhiri -Mengucapkan -Menjawab


5 menit pertemuan terimakasih
-Mengucapkan salam

Penutup -Terminasi -Menyambut


3 menit

Вам также может понравиться