Вы находитесь на странице: 1из 6

ANALISIS JURNAL FENOMENA BULLYING DI SEKOLAH

DASAR NEGERI DI SEMARANG: SEBUAH STUDI


DESKRIPTIF
Tugas Ini Disusun Guna Memenuhi Mata Kuliah Keperawatan
Jiwa
Dosen Pengampu : Ns.Zumrotul Choiriyah,M.Kes

Oleh :
Tri Mukti Setyoningsih
010115A129

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


UNIVERSITAS NGUDI WALUYO UNGARAN
2017
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat (1)
menyebutkan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Guna mencapai tujuan tersebut, diperlukan kondisi belajar
yang kondusif dan jauh dari kekerasan. Penelitian dari Yayasan Sejiwa
menunjukkan bahwa tidak ada satupun sekolah di Indonesia yang bebas dari
tindakan kekerasan.

Rangkuman Jurnal
Judul Jurnal : FENOMENA BULLYING DI SEKOLAH DASAR
NEGERI DI SEMARANG: SEBUAH STUDI DESKRIPTIF.
Peneliti : Siswati Costrie Ganes Widayanti
Tahun Peelitian : 2009
Tujuan : Mengetahui bentuk-bentuk perilaku bullying di sekolah
dasar dan mengetahui seberapa banyak siswa sekolah dasar yang mengalami
bullying
Metode Penelitian : Metode penelitian survei dengan alat kuesioner yang
dikonstruk berdasarkan hasil telaah teori.
Hasil Penelitian : Hasil penelitian pada siswa siswi Sekolah Dasar Negeri
menunjukkan bahwa ada perbedaan perilaku bullying yang terjadi pada siswa
laki-laki dan siswa perempuan.

BAB II
ANALISA JURNAL

Kriteria
Interprestasi
Yang dikemukakan di jurnal ini untuk memberikan pengetahuan dan
gambaran berdasarkan hasil penelitian pada siswa siswi Sekolah Dasar
Negeri yang menunjukkan bahwa ada perbedaan perilaku bullying yang
terjadi pada siswa laki-laki dan siswa perempuan.

Analisis
Metode penelitian survei dengan alat kuesioner yang dikonstruk berdasarkan
hasil telaah teori. Dimana sampel dikumpulkan secara proportional cluster
sampling metode survey research yang menggali data dari lapangan
menggenai fenomena Bullying di lingkungan Sekolah Dasar dengan jumlah
78 siswa, 31 perempuan dan 47 laki-laki. Dengan menggunakan metode
pertanyaan terbuka yaitu menuliskan pengalaman mmengenai bullying yang
dialami dilingkungan sekolah, dimana didapatkan 37 dari siswa laki-laki
dengan perincian 9 dari kelas III, 13 dari kelas IV, 8 dari kelas V, dan 7 dari
siswa kelas VI. Sedangkan dari siswi perempuan, kuesioner yang
dikumpulkan berjumlah 30 dengan perincian 2 dari kelas III, 11 dari kelas IV,
8 dari kelas V, dan 9 dari kelas VI. Sejumlah 11 data tidak valid karena
terdapat pernyataan yang tidak diisi lengkap oleh subyek.
Bentuk Perilaku Bullying Fisik :
Dipukul dan dicubitt teman.
Diejek teman.
Didorong saat bertengkar.
Dilempar kapur oleh guru.
Dimana dari hasil presentase ini siswa laki-laki memiliki
presentase yang lebih banyak dibanding dengan perempuan.
Bentuk Perilaku Bullying Non Fisik :
Dipaksa memberi / membawa sesuatu (misal : uang, makanan, alat
tulis).
Dihina guru.
Name calling.
Diancam.
Dimana dari hasil presentase ini siswa laki-laki memiliki presentase
yang lebih banyak dibanding dengan perempuan.
Reaksi Korban Bullying :
Menolak
Menuruti permintaan pelaku.
Melaporkan kepada guru.
Dimana dari hasil presentase ini siswa laki-laki memiliki presentase
yang lebih banyak dibanding dengan perempuan.
Reaksi Pelaku Bullying :
Menunjukkan perilaku mengancam.
Perilaku memaksa.
Memberikan ancaman.
Memukul.
Dimana dari hasil presentase ini siswa laki-laki memiliki presentase
yang lebih banyak dibanding dengan laki-laki.

Simpulan
Dari hasil penelitian perilaku bullying pada laki-laki lebih sering berupa fisik
dan verbal, misalnya : memukul, mendorong, dan dipaksa dengan ancaman.
Jika perilaku bullying pada perempuan lebih sering berupa verbal dan bersifat
relasi dan diejek sesuai dengan penelitian Nansel et al 2001 (dalam Milsom
and Gallo, 2006) dimana terdapat perbedaan perilaku bullying yang
ditunjukkan siswa laki-laki dan perempuan di SD. Respon ini dipengaruhi
oleh pengalaman dan proses belajar subjek akan bereaksi pada perilaku
bullying yang dilakukan oleh teman.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Bullying merupakan suatu bentuk penindasan yang terjdi di sekolah serta


merupakan bentuk arogansi yang terekspresikan melalui tindakan. Diimana orang
yang lebih tua merasa memiliki kekuasaan untuk berbuat semena-semena
terhadap orang lain yang merasa dirinya lemah dari si pelaku bullying.
Pengetahuan dan pemahaman pihak sekolah mengenai bullying masih relatif
terbatas, terutama mengenai bentuk-bentuk bullying. Program penanganan
preventif secara terpadu merupakan langkah yang efektif dilakukan untuk
mengatasi
bullying. Dimana guru mempunyai peranan yang sangat penting untuk
mengembangkan kebijakan yang tegas untuk mencapai lingkungan yang aman
bagi para siswa.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan di atas,dapat direkomendasikan beberapa saran sebagai


berikut:

1. Bagi Sekolah

Meningkatkan pemahaman mengenai bullying, sehingga dapat mencegah


perilaku tersebut terjadi pada siswa didik.

Mengumpulkan informasi mengenai bullying di sekolah secara langsung


dari para siswa.

Keterlibatan guru Bimbingan Konseling (BK) sangat penting untuk


memperoleh informasi yang akurat mengenai bullying sehingga dapat
ditindaklanjuti dengan tepat. Hal ini bertujuan untuk memutus rantai
kekerasan.

Menetapkan aturan-aturan yang jelas mengenai bullying diruang kelas dan


di lingkungan sekolah secara menyeluruh.

Guru mengajarkan toleransi dan kesadaran akan keberagaman serta


mencontohkan perilaku yang positif, menghargai, dan mendukung kepada
para siswa.

2. Bagi Orang tua Orang tua dapat mencontohkan perilaku yang positif, seperti
menghargai, mendukung, mengajari cara berteman kepada anak-anak.

DAFTAR PUSTAKA

https://scholar.google.co.id/scholar?q=jurnal+bullying
http://eprints.undip.ac.id/8336/

Вам также может понравиться