Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAHAN PADAT
MAKALAH
Disusun Oleh
Kelompok 6:
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.1.1. Crystallizer
2
tenaga manusia baik itu berupa kapasitas bahan yang akan diangkut maupun
keselamatan kerja dari karyawan.
Salah satu jenis alat pengangkut yang sering digunakan adalah conveyor yang
berfungsi untuk mengangkut bahan -bahan industri yang berbentuk padat. Pemilihan
alat transportasi (conveying equipment) material padatan antara lain tergantung pada :
Kapasitas material yang ditangani
Jarak perpindahan material
Kondisi pengangkutan : horizontal, vertikal atau inklinasi
Ukuran, bentuk dan sifat material
Harga peralatan tersebut.
3
BAB II
2.1. Jenis jenis dari Crystallizer dan alat transportasi bahan padat
2.1.1. Crystallizer
Alat-alat kristalisasi disebut juga Crystallizer atau Kristallisator. Alat-alat ini
digunakan dalam proses kristalisasi terutama dalam skala industri, alat-alat yang
digunakan dalam proses kristalisasi sangat beragam. Hal ini disebabkan oleh sifat-sifat
bahan dan kondisi pertumbuhan kristal yang sangat bervariasi. Disamping itu juga
karena kristallisasi dilaksanakan untuk tujuan yang berbeda-beda (pemisahan bahan,
pemurnian bahan, pemberian bentuk).
Umpan berupa larutan induk terlebih dahulu dilewatkan melalui sebuah Heat
Exchangers untuk dipanaskan. Heat exchangers berada didalam evaporator. Didalam
evaporator terjadi flash evaporation yaitu: terjadi pengurangan jumlah atau kandungan
pelarut dan terjadi peningkatan kosentrasi zat terlarut. Dimana pada saat itu juga,
keadaan zat terlarut sudah lewat jenuh atau supersaturasi. Larutan yang sudah berada
pada keadaan lewat jenuh tersebut dialirkan menuju badan crystallizer untuk diperoleh
padatan berupa kristal. Dimana pada badan crystallizer terdapat mekanisme kristalisasi
yaitu nukleasi dan pertumbuhan kristal. Produk kristal dapat diambil sebagai hasil
pada bagian bawah crystallizer, namun tidak semua proses berjalan sempurna atau
dengan kata lain tidak semua cairan induk berubah menjadi padatan kristal. Karena itu
ada proses pengembalian kembali hasil pipa sirkulasi (circulating pipe) atau
proses recycle hasil kristaliasi. Terlihat bahwa umpan dan campuran umpan dengan
4
hasil yang masih belum padatan, dialirkan dengan paksa atau forced circulation, serta
adanya Heat Exchangers dapat membuat kenaikan titik didih yang sempurna.
Kenaikan titik didih pada Heat Exchangers pada Evaporator untuk dapat membuat
larutan menjadi lewat jenuh berkisar antara 3 100F untuk sekali lewat. Bila kenaikan
titid didih yang diharapkan untuk mendapatkan kristal yang baik tidak sesuai, maka
dapat digunakan beberapa evaporator untuk menaikan titik didih, dimana kosentrasi
zat terlarut akan meningkat juga. Karena mengalir secara paksa menggunakan pompa,
maka kecepatan aliran cukup tinggi, sehingga akan mengakibatkan ketinggian
permukaan larutan pada crystallizer tidak tetap atau naik turun. Umumnya crystallizer
jenis ini dibangun dengan diameter 2 feet atau pada skala industri sekitar 4 feet atau
lebih.
Proses kerja Draft Tube Baffle (DTB) Crystallizers dapat dibedakan menjadi
dua bagian. Bagian pertama adalah proses kristalisasi dan bagian kedua adalah proses
klarifikasi. Pada bagian kristalisasi, bahan sample dan cairan induk (mother liquid)
dimasukkan kedalam tangki DTB Crystallizers melalui sebuah pipa Superheated
Solution From Hearter and Recirculation Pump, komponen ini akan mendorong bahan
naik ke atas dalam Draft Tube (suatu tabung isap). Didalam tabung isap bahan akan
tercampur dan mengalami sirkulasi dengan bantuan Agitator (pemutar/pengaduk) yang
berada di dalam tangki bagian bawah, Kedua bahan ini akan membentuk magma
melalui fase lewat-jenuh yang ditingkatkan. Magma yang terbentuk akan mengalami
perubahan density sehingga uap yang terkandung di dalamnya akan terlepas
kepermukaan magma menuju ke Vapors Separation (pemisahan uap). Magma yang
mengalami perubahan density akan mengalami proses nukleasi (pembentukan inti
5
kristal), kristal yang terbentuk akibat proses nukleasi akan mengendap ke dasar larutan
dan sebagian akan naik ke permukaan. Kristal yang mengendap akan mengalami
pemisahan antara kristal halus dan kristal kasar pada settling zone (zona penyelesaian),
dimana sebagian Kristal akan dikeluarkan dari dasar tangki dan selebihnya dijadikan
umpan bersama cairan induk untuk melakukan proses sirkulasi guna melarutkan
partikel-partikel halus yang masih mengendap. Pada bagian klarifikasi akan terjadi
pemisahan pada bentuk kristal, Kristal yang sesuai dengan keinginan akan diambil dan
kristal yang belum sesuai (ukurannya besar/kasar) akan dikembalikan ke zona
kristalisasi untuk proses lebih lanjut.
6
Crystallizer jenis ini menggunakan prinsip sirkulasi cairan atau larutan induk,
dimana umpan maupun hasil kristaliasi akan masuk kedalam Sheell and Tube Heat
Exchangers untuk didinginkan. Perbedaan dengan jenis crystallizer lainnya ialah
karena pada saat dibadan crystallizer terbentuk campuran kristal dan cairan induk,
maka akan terjadi tumbukan antara cairan dengan kristal sehingga suhu campuran
akan meningkat, untuk mendinginkannya diperlukan medium pendingin. Crystallizer
ini menggunakan prinsip pendinginan, karena kristalisasi dapat terjadi melalui
pembekuan (solidification).
Umpan masuk pada G, karena dipompa umpan akan bergerak secara paksa,
masuk kedalam evaporator yang terdapat HE, cairan umpan tersebut masuk kedalam
B. Sebelum masuk ke B, pada bagian A cairan induk yang panas akan bercampur
dengan panas penguapan pada bagian B. Laju penguapan tersebut harus dikontrol
7
antara kerja pompa untuk mengalirkan cairan induk dengan perubahan panas
campuran tersebut. Pada bagian B terjadi proses pencampuran antara keadaan
supersaturasi dengan kedaan penguapan, maka sering timbul scale atau kerak garam,
sehingga akan mengganggu proses sirkulasi dari aliran tersebut. Sering kali diberikan
bibit kristal pada bibit kristal untuk mempercepat pembentukan kristal-kristal yang
kita harapkan.
Tidak jauh berbeda dengan OSLO Evaporative Crystallizer, hanya saja cairan
induk didinginkan terlebih dahulu sebelum masuk kedalam crystallizer. Lainnya sama
dengan jenis crystallizer OSLO EC.
8
Crystallizer jenis ini berbentuk balok yang panjang, dimana didalamnya
terdapat piringan yang berlekuk-lekuk yang dapat berputar karena adanya poros pada
ujungnya. Alat ini umumnya dibuat dari dengan pipa dalam 6 12 inchi sebagai
diameter dan panjangnya sekitar 20 40 feet, yang disusun seri dalam sambungan
dengan 3 buah atau lebih. Piringan yang berlekuk tersebut dinamakan dengan Scraper
Blades yang berputar dengan kecepatan 15 sampai 30 rpm. Suhu operasi yang dapat
dijalankan sekitar -75 sampai 1000F dan dapat juga digunakan pada cairan yang
memiliki viskositas lebih dari 10000 cp.
Prinsip kerjanya ialah plug flow, dimana cairan induk masuk dari bagian atas
samping kanan, lama kelamaan akan membentuk kristal didalam pipa tersebut dan
kristal akan mengendap dibawah dan menempel didinding pipa, yang nantinya scaper
blades akan mengambil kristal-kristal tersebut. Ukuran kristal yang dihasilkan akan
seragam, umumnya besar-besar.
9
digunakan pengaduk pembentuk kristal terutama pada secondary nucleation akan lebih
besar bila dibandingkan dengan tanpa pengaduk.
3. Direct Contact Refrigeration Crystallizer
Umunya bila kita ingin menciptakan permukaan yang dingin atau cukup dingin
pada sebuah HE agak sulit karena perbedaan temperaturnya harus sangat kecil
(dibawah 30F), sehingga HE didesain dengan sebaik-baiknya terutama luas
permukaannya yang dapat memindahkan sejumlah panas yang kita inginkan. Apalagi
bila cairannya cukup kental, agak sulit untuk menciptakan perbedaan suhu yang sangat
kecil tersebut. Untuk mengatasinya dapat digunakan bahan pendingin yaitu
zat refrigerant seperti pada beberapa aplikasi pendinginan air laut menjadi es pada
suhu yang rendah yang menggunakan refrigerant.
Prinsip kerja dari crystallizer jenis ini ialah dengan adanya pendinginan
dari refrigerantyang digunakan. Dimana umpan berupa cairan induk dimasukkan
kebadan crystallizer dengan suhu yang lebih tinggi dari suhu yang refrigerant (suhu
cair refrigerant minus). Karena titik didih dari refrigerant sangat kecil atau jauh
dibawah suhu cairan induk, maka ada perpindahan panas dari cairan induk
menuju refrigerant, dimana akan mengakibatkan suhu refrigerant akan naik dan
menguap untuk mendinginkan cairan induk, sampai cairan induk berada pada keadaan
lewat jenuhnya. Penggunaan refrigerant ini medium pendingin sangatlah efektif,
karena apabila digunakan HE dengan media refrigerant sebagai pendingin, perbedaan
suhu yang dihasilkan akan sangat kecil. Contoh dari jenis crystallizer ini pada proses
pembuatan kristal Calcium Chloride dengan refrigerant freon atau propane dan
pembuatan kristal p-xylene dengan refrigerant propane.
4. Twinned Crystallizer
Jenis crystallizer ini sebenarnya berbentuk tangki yang didalamnya terdapat
dua pengaduk yang dipisahkan oleh sekat atau baffle. Pada tiap pengaduk terdapat
medium pemanas dimana yang salah satunya berkerja pada suhu saturasi, sedangkan
satunya bekerja pada suhu supersaturasi atau lewat jenuh. Namun bila suhu operasi
pada crystallizer ini sama pada kedua medium pemanas, umumnya akan didapatkan
10
keseragaman ukuran. Tetapi waktu yang diperlukan akan lebih lama, walaupun
terdapat dua pengaduk dalam satu tangki tersebut.
Sesuai dengan namanya bahwa seolah-olah terdapat dua macam
jenis crystallizer yang beroperasi pada suhu yang berbeda namun dalam satu
tangki crystallizer . Terlihat bahwa umpan masuk, karena adanya pergerakan
pengaduk, cairan induk bersikulasi dan juga disebabkan karena adanya sekat antara
kedua pengaduk tersebut. Bila kita melihat jenis alirannya, sudah pasti cukup turbulen,
sebab cairan bersikulasi cukup panjang didalam crystallizer tersebut. Semakin cepat
gerakan pengaduk dan semakin tinggi perbedaan suhu yang ditukarkan, maka semakin
cepat dan baik kristal yang didapatkan. Produk berupa kristal dapat diambil pada
bagian bawah crystallizer, karena kristal akan jatuh atau mengendap dibawah
adanya gaya gravitasi dan perbedaan massa jenis.
1. BeltConveyor
Beltconveyor pada dasarnya merupakan peralatan yang terdiri dari
sabuk yang tahan terhadap pengangkutan benda padat. Sabuk yang digunakan
pada beltconveyor ini dapat dibuat dari berbagai jenis bahan misalnya dari
karet, plastik, kulit ataupun logam yang tergantung dari jenis dan sifat bahan
11
yang akan diangkut. Untuk mengangkut bahan -bahan yang panas, sabuk yang
digunakan terbuat dari logam yang tahan terhadap panas.
2. ChainConveyor
Chain conveyor pada dasarnya adalah alat yang menggunakan rantai
sebagai alat bantu untuk menggerakkan material. Chain conveyor dapat dibagi
atas beberapa jenis conveyor, yaitu :
Scraper Conveyor
Apron Conveyor
Bucket Conveyor
Bucket Elevator
12
3. Scraper Conveyor
Scraper conveyor merupakan konveyor yang sederhana dan paling murah
diantara jenis-jenis conveyor lainnya. Conveyor jenis ini dapat digunakan dengan
kemiringan yang besar. Conveyor jenis ini digunakan untuk mengangkut material-
material ringan yang tidak mudah rusak, seperti : abu, kayu dan kepingan.
4. Apron Conveyor
ApronConveyor digunakan untuk variasi yang lebih luas dan untuk beban yang
lebih berat dengan jarak yang pendek. ApronConveyor yang sederhana terdiri dari
dua rantai yang dibuat dari mata rantai yang dapat ditempa dan ditanggalkan
dengan alat tambahan A. Palang kayu dipasang pada alat tambahan A diantara
rantai dengan seluruh tumpuan dari tarikan conveyor. Untuk bahan yang berat dan
pengangkutan yang lama dapat ditambahkan roda (roller) pada alat tambahan A.
Selain digunakan roller, palang kayu dapat juga digantikan dengan plat baja untuk
mengangkut bahan yang berat.
Karakteristik dan apron conveyor:
Dapat beroperasi dengan kemiringan hingga 25.
Kapasitas pcngangkutan hingga 100 ton/jam.
Kecepatan maksimum 100 ft/m.
Dapat digunakan untuk bahan yang kasar, berminyak maupun yang besar.
13
Perawatan murah.
5. Bucket Conveyor
BucketConveyor sebenarnya merupakan bentuk yang menyerupai conveyor apron
yang dalam.
6. Bucket Elevator
Secara umum bucketelevator terdiri dari timba-timba (bucket) yang dibawa
oleh rantai atau sabuk yang bergerak. Timba-timba yang digunakan memiliki
beberapa bentuk sesuai dengan fungsinya masing-masing. Bentuk - bentuk dari
timba-timba dapat dibagi atas :
a. Minneapolis Type
Bentuk ini hampir dipakai di seluruh dunia. Dipergunakan untuk mengangkut
butiran dan material kering yang sudah lumat.
b. Buckets for Wet or Sticky Materials
Bucket yang lebih datar dan dipergunakan untuk mengangkut material yang
cenderung lengket.
c. Stamped Steel Bucket for Crushed Rock
Dipergunakan untuk mengangkut bongkahan -bongkahan besar dan material
yang berat.
14
Gambar 2.4 Jenis Bucket Elevator
15
Flight khusus digunakan dimana suhu dan tingkat kerusakan tinggi
adalah flight cast iron. Flight-flight ini disusun sehingga membentuk sebuah
konveyor (Gambar 2.6-c).
Untuk bahan yang lengket, digunakan ribbon flight (Gambar 2.6-d).
Untuk mengaduk digunakan cut flight (Gambar 2.6-e). Flight pengaduk ini
dibuat dari flight biasa, yaitu dengan cara memotong-motong flight biasa lalu
membelokkan potongannya ke berbagai arah.
Untuk mendapatkan konveyor panjang yang lebih sederhana dan murah,
biasanya konveyor tersebut itu disusun dari konveyor-konveyor pendek.
Sepasang konveyor pendek disatukan dengan sebuah penahan yang disebut
hanger dan disesuaikan pasangan pilinannya.
Tiap konveyor pendek mempunyai standar tertentu sehingga dapat
dipasang dengan konveyor pendek lainnya, yaitu dengan cara memasukkan salah
satu poros sebuah konveyor ke lubang yang terdapat pada poros konveyor yang
satunya lagi (Gambar 2.7).
16
Gambar 2.7 Screw Conveyor Coupling
8. Pneumatic Conveyor
Konveyor yang digunakan unluk mengangkut bahan yang ringan atau
berbentuk bongkahan kecil adalah konvenyor aliran udara (pneumatic
conveyor). Pada jenis konveyor ini bahan dalam bentuk suspensi diangkut oleh
aliran udara.
Pada konveyor ini banyak alat dipakai, antara lain:
Sebuah pompa atau kipas angin untuk menghasilkan aliran udara.
Sebuah cyclone untuk memisahkan partikel-partikel besar.
Sebuah kotak penyaring (bag filter) untuk menyaring debu.
Pada tipe yang sederhana, sebuah pompa cycloida akan menghasilkan
kehampaan yang sedang dan sedotannya dihubungkan dengan sistem
pengangkulan. Bahan -bahan akan terhisap naik melalui selang yang dapat
dipindah-pindahkan ujungnya. Kemudian, aliran udara yang mengangkut
bahan padat dalam bentuk suspensi akan menuju siklon dan selanjutnya
menuju ke pompa.
17
bahan berkelok-kelok atau jika bahan harus diangkat dan lain-lain hal yang
pada tipe konveyor lainnya menyebabkan biaya pengoperasian lebih tinggi.
Kecepatan aliran udara pada kecepatan rendah adalah 3000-7500 fpm
( feet per minute ) dan pada kecepatan tinggi adalah 10000-20000 fpm.
Sedangkan jumlah udara yang digunakan untuk mengangkut tiap ton bahan per
jam adalah 50-200 cfm (cubic feet per minute ), tergantung pada keadaan dan
berat bahan,jarak dan kemiringan pengangkutan, dan lain-lain.
18
penguapan tanpa pendinginan
kombinasi penguapan dan pendinginan (adiabatic)
19
jika mengandung kadar NaCl >95%, baik kadar NaCl 90-95%, dan sedang kadar NaCl
antara 8090% tetapi yang diutamakan adalahyang kandungan garamnya di atas 95%.
Proses pembuatan garam yang sederhana adalah menguapkan air laut sehingga
mineral-mineral yang ada di dalamnya mengendap. Hanya saja mineral-mineral yang
kurang diinginkansedapat mungkin hanya sedikit yang dikandung oleh garam yang
diproduksi. Lahan pembuatan garam dibuat berpetak-petak secara bertingkat, sehingga
dengan gaya gravitasi air dapat mengalir ke hilir kapan saja dikehendaki. Dalam
tulisan ini diberikan dua model peningkatan mutu garam, yaitu mengendapkan Ca dan
Mg dengan menggunakan Natrium Karbonat atau Natrium Oksalat yang
dikombinasikan dengan cara pengendapan bertingkat. Kalsium dan magnesium
sebagai unsur yang cukup banyak dikandung dalam air laut selain NaCl perlu
diendapkan agar kadar NaCl yang diperoleh meningkat. Kalsium dan magnesium
dapat terendapkan dalam bentuk garam sulfat, karbonat dan oksalat.Dalam proses
pengendapan atau kristalisasi garam karbonat dan oksalat mengendap dahulu,
menyusul garam sulfat, terakhir bentuk garam kloridanya. Prinsip dasar dari proses
pembuatan garam yang dilakukan adalah menghasilkan garam yang kualitasnya lebih
baik. Untuk itu, diperlukan studi lapangan yang menunjang kualitas garam antara lain
kondisi lahan yang digunakan, kemiringan, uji laboratorium, termasuk kondisi iklim
dan sebagainya, sehingga dihasilkan garam sesuai kualitas yang diharapkan.
Proses Pembuatan Garam
Ada bermacam-macam cara pembuatan garam yang telah dikenal manusia,
tetapi dalam tulisan ini hanya akan diuraikan secara singkat cara pembuatan garam
yang proses penguapannya menggunakan tenaga matahari (solar evaporation),
mengingat cara ini dinilai masih tepat untuk diterapkan perkembangan teknologi dan
ekonomi di Indonesia pada waktu sekarang.
Pada dasarnya pembuatan garam dari air laut terdiri dari langkah-langkah
proses pemekatan (dengan menguapkan airnya) dan pemisahan garamnya (dengan
kristalisasi). Bila seluruh zat yang terkandung diendapkan/dikristalkan akan terdiri
dari campuran bermacam-macam zat yang terkandung, tidak hanya Natrium Klorida
yang terbentuk tetapi juga beberapa zat yang tidak diinginkan ikut terbawa
(impurities). Proses kristalisasi yang demikian disebut kristalisasi total.
20
2.3.1.2. Di Industri Pupuk
Seksi ini bertujuan untuk mengkristalisasi cairan Urea dan membuat butiran urea
untuk dipasarkan. Urea hasil dari oxidizing column memiliki konsentrasi urea 73,9%
yang kemudian dipompakan memasuki kristalisaser bagian bawah. Kristalisasi ini
terdiri dari dua bagian, yaitu kristalisasi bagian atas yang disebut Vacuum Concentrator
yang bekerja pada tekanan 102 mmHg absolut dan temperatur operasi 72C serta
kristalisasi bagian bawah yang bekerja pada tekanan vakum. Kedua bagian crystallizer
tersebut dihubungkan oleh barometric leg. Pada vacuum concentrator, terjadi proses
penguapan air dan larutan Urea yang supersaturated turun ke bawah melalui
barometricleg dan masuk ke kristalisasi.
Pada kristalisasi bagian bawah, air akan menguap pada temperatur rendah
karena tekanan yang digunakan ialah tekanan vakum. Larutan Urea pada kristalisasi
bagian bawah akan bercampur dengan larutan Urea jenuh yang turun dari barometric
leg (seperti pipa) dan berasal dari kristalisasi bagian atas. Slurry Urea yang keluar dari
kristalisasi bagian bawah akan dipompa oleh slurry feed pump sebagian ke prethickener
21
dan sisanya masuk ke bagian atas ke kristalisasi di bagian bawah . Dari bagian tengah
kristalisasi, slurry Urea dipompa oleh sirkulasi pompa untuk kristalisasike bagian tube
side dari HPAC untuk menjaga temperatur HPAC. Kemudian dari HPAC, slurry Urea
akan bergabung dengan larutan induk slurry Urea dari oxidizing column dan masuk
kembali ke bagian atas dari kristalisasi bagian tengah dengan dipompa oleh pompa
larutan Urea (GA-205). Pada kristalisasi bagian atas atau pada vacuumconcentrator, air
dapat teruapkan akibat panas yang didapat dari panas sensibel Urea yang masuk dari
oxidizing column (DA-203), panas kristalisasi Urea, panas air di dalam jaket , dan panas
yang didapat oleh Urea yang disirkulasi ke HPAC. Tekanan vakum dan temperatur
untuk kristalisasi Urea pada vacuumconcentrator diatur agar Urea yang keluar
mengandung kristal Urea.
2.3.2. Aplikasi dari Crystallizer
2.3.2.1. Di Industri Pupuk
Dari accoustic granular, butiran Urea akan turun akibat gaya gravitasi dan mulai
memadat hingga didinginkan lagi menjadi 40C pada Fluidizing Cooler oleh hembusan udara
22
dari Fan. Butir Urea yang turun dari Fluidizing Coolerkemudian jatuh ke Belt Conveyoryang
mengantarkan butir Urea masuk ke Trommol Screen. Trommol Screen ini berfungsi untuk
memisahkan produk Urea yang terlalu besar. Butiran Urea yang terlalu besar akan menuju ke
Dissolving Tankkedua yang kemudian akan dialirkan Dissolving Tank pertama lalu masuk ke
mother liquor tank. Produk Urea dengan ukuran yang sesuai kemudian diitimbang dengan
Belt Scale,lalu diantarkan ke bagian pengemasan.
23
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
1. Crystallizer adalah alat yang digunakan untuk memperoleh atau membuat
kristal dari larutan.
2. Alat transportasi bahan padat atau Conveyor mempunyai fungsi
memindahkan barang dari satu tempat ke tempat yang lain.
3. Jenis Crystallizer
a. Dengan Circulating Magma
- Forced Circulating Liquid Evaporator Crystallizer
- Draft Tube Baffle (DTB) Cyrstallizer
- Forced Circulation Baffle Surface Cooled Crystallizer
- OSLO Evaporative Crystallizer
- OSLO Surface Cooled Crystallizer
- Crystal Vacum Crystallizer
- Circulating Magma Vacuum Crystallizer
b. Tanpa Circulating Magma
- Jacketed Pipe Scraped Crystallizer
- Batch Stirred Tank With Internal Cooling Coil
- Direct Contact Refrigeration Crystallizer
- Twinned Crystallizer
- APV-Kestner Long Tube Vertical Evaporative Crystallizer
24
DAFTAR PUSTAKA
Jayanti,Nyoman. 2009. Perancangan PabrikK Mata-Aminohenol dari Resorcinoldan
Ammonia dengan Katalis Ammonium Klorida Kapasitas 50.000 Ton/Tahun
(Perancangan Crystallizer (CR-301)). Bandar Lampung
Julaiha,Titin. 2003. Laporan Kerja Praktek di PT Gunung Madu Plantations Gunung Batin.
Bandar Lampung
http://novhan-natanagara.blogspot.co.id/2011/03/alat-transportasi-benda-padat.html
http://www.academia.edu/11350669/Crystallizer
http://domas09.blogspot.co.id/2013/02/alat-kristalisasi.html
Warren L, McCabe Julian C, Peter H, 1993. Operasi Teknik Kimia jilid kedua edisi
keempat, Jakarta: Penerbit Erlangga
Ken Toyokura et all : Crystallization Volume I & II , JACE Design Manual Series, Tokyo
1982.
Ken Toyokura, R.C. Bennett & G.H. Dale : Crystallization in Encyclopedia of Chemical
Processing and Design editor : Mc. Ketta & Cunningham, Marcel Dekker Inc. New York,
1981.
25
P.A. Schweitzer (ed.) : Handbook of Separation Techniques for Chemical Enginers;
McGraw Hill Book, New York, 1979.
R.W. Rousseau (ed.) : Handbook of Separation Process Technology John Wiley & Sons,
New York, 1987.
Suluhito, Suselo. 2012. Anatomi Sistem Roller Conveyor, (online),
https://suluhmania.wordpress.com. Diakses 22 April 2016.
26
Pertanyaan
3. Apa saja aplikasi kristalizer selain pada industry pupuk dan garam
Jawab:
Aplikasi kristalizer selain pada indusrti pupuk dan garam juga terdapat pada industri
permen, industry gula, dan insdutri plastik.
5. Jelaskan proses yang terjadi pada industry garam, sebutkan bahan kimia yang
ditambahkan pada proses pembuatannya ?
Jawab: Proses pembuatan garam yang sederhana adalah menguapkan air laut sehingga
mineral-mineral yang ada di dalamnya mengendap. Hanya saja mineral-mineral yang
kurang diinginkansedapat mungkin hanya sedikit yang dikandung oleh garam yang
diproduksi. Lahan pembuatan garam dibuat berpetak-petak secara bertingkat, sehingga
dengan gaya gravitasi air dapat mengalir ke hilir kapan saja dikehendaki. Dalam tulisan
ini diberikan dua model peningkatan mutu garam, yaitu mengendapkan Ca dan Mg
dengan menggunakan Natrium Karbonat atau Natrium Oksalat yang dikombinasikan
dengan cara pengendapan bertingkat. Kalsium dan magnesium sebagai unsur yang cukup
banyak dikandung dalam air laut selain NaCl perlu diendapkan agar kadar NaCl yang
diperoleh meningkat. Kalsium dan magnesium dapat terendapkan dalam bentuk garam
sulfat, karbonat dan oksalat.Dalam proses pengendapan atau kristalisasi garam karbonat
dan oksalat mengendap dahulu, menyusul garam sulfat, terakhir bentuk garam
kloridanya. Prinsip dasar dari proses pembuatan garam yang dilakukan adalah
menghasilkan garam yang kualitasnya lebih baik. Untuk itu, diperlukan studi lapangan
yang menunjang kualitas garam antara lain kondisi lahan yang digunakan, kemiringan, uji
laboratorium, termasuk kondisi iklim dan sebagainya, sehingga dihasilkan garam sesuai
kualitas yang diharapkan.