Вы находитесь на странице: 1из 29

REFERAT

ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL


KEMATIAN AKIBAT KERACUNAN METHANOL

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian kepaniteraan klinik
di bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

Disusun Oleh:
Kelompok 2
Olifia Stemia, S.Ked G1A216023
Nadya Fitrianafani, S.Ked G1A216058
Yoga Zunandy Pratama, S.Ked G1A216068
Rizki Febriyani, S.Ked G1A216070
Sarah Humaira, S.Ked G1A216073

Dosen Ketua : dr. Shalahudden Syah, M.Sc


Dosen Sekretaris : dr. Zakaria

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER JAMBI
PERIODE 13 MARET 15 APRIL 2017

HALAMAN PENGESAHAN
REFERAT
ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
KEMATIAN AKIBAT KERACUNAN METHANOL

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti ujian kepaniteraan klinik pada
bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi
Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi

Disusun Oleh:
Kelompok 2
Olifia Stemia G1A216023
Nadya Fitrianafani G1A216058
Yoga Zunandy Pratama G1A216068
Rizki Febriyani G1A216070
Sarah Humaira G1A216073

Telah dipresentasikan dan disetujui oleh:


Jambi, Maret 2017

Dosen Ketua Dosen Sekretaris

dr. Shalahudden Syah, M.Sc dr. Zakaria


NIP: 197011082002121004 NIP: 1972071620021002

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
Kematian Akibat Keracunan Methanol dengan baik.
Adapun tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk memperdalam pengetahuan
tentang Kematian Akibat Keracunan Methanol khususnya bagi dokter muda yang sedang
menjalankan kepaniteraan klinik dan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian
kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal di Rumah Sakit
Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.
Selama proses penulisan referat ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, baik berupa saran, bimbingan, informasi, data serta dukungan moril maupun
materil. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. dr. Shalahudden Syah, M.Sc selaku dosen ketua.
2. dr. Zakaria selaku dosen sekretaris.
3. Segenap staf di Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi Rumah Sakit Umum Daerah
Raden Mattaher Jambi.
4. Rekan-rekan yang telah memberikan bantuan dalam penulisan referat ini.
Penulis menyadari bahwa referat ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun bagi penyempurnaan
penulisan referat ini.

Jambi, Maret 2017

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................................................i
Halama Pengesahan...............................................................................................................ii
Kata Pengantar.......................................................................................................................iii
Daftar Isi................................................................................................................................iv
Daftar Lampiran.....................................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................1
1.3 TujuanPenulisan..............................................................................................................2
1.2.1 Tujuan Umum........................................................................................................2
1.2.2 Tujuan Khusus.......................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan............................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Definisi Toksikologi.........................................................................................................3
2.2 Penggolongan Toksikologi...............................................................................................3
2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Keracunan..........................................................................4
2.4 Diagnosa Kasus Keracunan Methanol.............................................................................4
2.5 Manifestasi Klinis Keracunan Methanol.........................................................................5
2.6 Penatalaksanaan Keracunan Methanol............................................................................6
2.7 Pemeriksaan Jenazah Kasus Keracunan Methanol..........................................................7
2.8 Pemeriksaan Toksikologi Kasus Keracunan Methanol....................................................8
2.9 Aspek Medikolegal Pada Kasus Keracunan Methanol....................................................8

BAB III ILUSTRASI KASUS


Ilustrasi Kasus........................................................................................................................10

BAB IV PEMBAHASAN
Pembahasan............................................................................................................................11

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan......................................................................................................................12
5.2 Saran................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................13
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.............................................................................................................................
BAB I
PEBDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keracunan Methanol merupakan masalah di bidang medis, sosial dan ekonomi yang
terjadi di negara berkembang maupun negara yang sedang berkembang. Metanol (CH 3OH;
metyl alkohol; karbinol; alkohol kayu) merupakan alkohol yang paling sederhana, bersifat
ringan, mudah menguap, tak berwarna, beracun, mudah terbakar dan berbau khas. Methanol
termasuk golongan bahan toksik karena dapat merusak jaringan terutama jaringan saraf pusat.
Penggunaan metanol banyak digunakan untuk cat, pelarut dalam industri, pembuatan
formaldehid, asam asetat, derivat metil, sebagai penguat bahan bakar (fuel octane booster)
dan bahan bakar pada kompor portable.1,2
Bahaya methanol terhadap kesehatan tergantung dari organ sasaran, rute paparan dan
lamanya paparan. Methanol dapat diabsorbsi ke dalam kulit melalui saluran pernafasan atau
pencernaan, didistribusikan ke dalam cairan tubuh dan dalam jumlah kecil diekskresikan
melalui pernafasan, keringat dan urin. Methanol memiliki toksisitas yang relatif rendah tetapi
karena adanya proses metabolisme akan mengubah metanol menjadi metabolit beracun,
terutama asam format.3,4
Dosis mematikan methanol sampai sekarang belum diketahui dengan pasti. Beberapa
orang setelah mengkonsumsi sebanyak 15 mL 40% metanol dapat menyebabkan kematian,
sedangkan beberapa orang lainnya mengkonsumsi sebanyak 500 mL methhanol tidak
menyebabkan kematian. Hal ini dimungkinkan karena perbedaan frekuensi konsumsi,
kandungan folat atau aktivitas sistem metabolisme.5
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, alkohol membunuh 3,3 juta orang di
seluruh dunia setiap tahun. Menurut catatan Gerakan Nasional Anti Miras (Genam) di
Indonesia setiap tahun jumlah korban meninggal akibat minuman keras mencapai 18.000
orang.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa definisi dari keracunan?
2. Apa saja penggolongan racun?
3. Apa faktor yang mempengaruhi keracunan?
4. Bagaimana cara mendiagnosa kasus keracunan methanol?
5. Apa manifestasi klinis keracunan methanol?
6. Bagaimana penatalaksanaan keracunan methanol?
7. Apa yang ditemukan pada jenazah dengan keracunan methanol?
8. Bagaimana pemeriksaan toksikologi kasus keracunan methanol?
9. Bagaimana aspek medikolegal pada kasus keracunan?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui penegakan diagnosis kematian akibat keracunan methanol.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui apa yang ditemukan pada pemeriksaan luar jenazah dengan
keracunan methanol.
2. Untuk mengetahui apa yang ditemukan pada pemeriksaan dalam jenazah
dengan keracunan methanol.

1.4 Manfaat Penulisan


Penulisan referat ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan kepada
mahasiswa/i yang sedang menjalani stase forensik dan medikolegal mengenai keracunan
methanol.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Toksikologi


Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari sumber, sifat, serta khasiat racun,
gejala-gejala dan pengobatan pada keracunan, serta kelainan yang didapatkan pada
korban yang meninggal. Racun adalah zat yang bekerja pada tubuh secara kimiawi
dan fisiologik yang dalam dosis toksik akan menyebabkan gangguan kesehatan atau
mengakibatkan kematian.6

2.2 Penggolongan Toksikologi6


Berdasarkan sumber, dapat dibagi menjadi racun yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan: opium, kokain, kurare, aflaktosin; yang berasal dari hewan: bisa atau
toksin ular/laba-laba/hewan laut; yang berasal dari mineral: arsen, timah hitam; dan
yang berasal dari sintetik yaitu heroin.
Berdasarkan tempat dimana racun berada, dapat dibagi menjadi racun yang berada
di alam bebas, di rumah tangga, digunakan dalam pertanian, digunakan dalam
laboratorium, digunakan dalam industri, dalam makanan, dan dalam bentuk obat.
Racun yang berada di alam bebas yaitu gas alam beracun, sedangkan racun yang
terdapat dalam rumah tangga yaitu deterjen, disinfektan, insektisida, dan pembersih.
Racun yang digunakan dalam pertanian yaitu insektisida, herbisida, dan pestisida.
Racun yang digunakan dalam laboratorium dan industri misalnya asam dan basa kuat.
Sedangkan racun yang terdapat dalam makanan yaitu sianida dalam singkong, toksin
botulinus, bahan pengawet, zat adiktif, serta racun dalam bentuk obat misalnya
hipnotik dan sedatif.
Pembagian racun juga berdasarkan organ tubuh yang dipengaruhi misalnya racun
yang bersifat hepatotoksik dan nefrotoksik. Berdasarkan mekanisme kerja, dikenal
racun yang mengikat gugus sulfhidril misalnya Pb, yang berpengaruh pada ATPase,
yang membentuk methemoglobin misalnya nitrat dan nitrit. Pembagian lain
didasarkan atas kerja atau efek yang ditimbulkan racun. Ada racun yang bekerja lokal
dan menimbulkan beberapa reaksi misalnya perangsangan, peradangan atau korosif.
Contoh racun korosif adalah asam kuat da basa kuat, golongan halogen seperti fenol,
lisol dan senyawa logam.
Racun yang bekerja sistemik dan mempunyai afinitas terhadap salah satu sistem
adalah alcohol, barbiturate dan morfin. Terdapat pula racun yang mempunyai efek
lokal dan sistemik sekaligus seperti asam karbol.

2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Keracunan6


Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya keracunan, yaitu:
1. Cara masuk. Keracunan paling cepat terjadi melalui inhalasi. Cara masuk lain
berturut-turut ialah intravena, intramuskular, intraperitoneal, subkutan, peroral, dan
paling lambat adalah melalui kulit yang sehat.
2. Umur. Anak-anak dan orang tua lebih sensitif. Bayi prematur lebih rentan terhadap
obat karena ekskresi melalui ginjal belum sempurna dan aktifitas mikrosom dalam
hati belum cukup.
3. Kondisi tubuh. Penderita penyakit ginjal umumnya lebih mudah mengalami
keracunan. Pada penderita demam dan penyakit lambung, absorpsi dapat terjadi
dengan lambat.
4. Kebiasaan. Kebiasaan sangat berpengaruh pada racun golongan alkohol dan
morfin, sebab dapat terjadi toleransi, tetapi toleransi tidak menetap, jika pada suatu
ketika dihentikan, maka toleransi akan menurun lagi.
5. Idiosinkrasi dan alergi.
6. Waktu pemberian. Untuk racun yang ditelan, jika ditelan sebelum makan, absorpsi
terjadi lebih baik sehingga efek akan timbul lebih cepat.

2.4 Diagnosa Kasus Keracunan Methanol6


Untuk menentukan diagnose kasus keracunan methanol diperlukan:
1. Anamnesa kontak antara korban dengan methanol atau yang dicurigai sebagai
sumber methanol.
2. Ada gejala dan tanda keracunan methanol.
3. Dari benda bukti harus dapat dibuktikan bahwa benda tersebut memang
mengandung racun methanol.
4. Dari bedah mayat dapat ditemukan adanya perubahan atau kelainan yang sesuai
dengan keracunan methanol dan tidak ditemukan adanya penyebab kematian lain.
5. Analisa kimia atau pemeriksaan toksikologi harus dapat dibuktikan adanya racun
methanol dan atau metabolitnya di dalam tubuh atau cairan tubuh korban.

2.5 Manifestasi Klinis Keracunan Methanol6,7,8


Gejala awal yang timbul setelah keracunan methanol adalah gejala yang terjadi
karena depresi sistem saraf pusat seperti sakit kepala, pusing, mual, koordinasi
terganggu, kebingungan dan pada dosis yang tinggi tidak sadarkan diri dan kematian.
Gejala awal ini lebih ringan dari yang terjadi pada keracunan etanol.
Bila gejala awal telah dilalui maka rangkaian kedua dari gejala terjadi 10-30 jam
setelah paparan awal terhadap methanol. Akumulasi asam formiat pada saraf optik
dapat menyebabkan penglihatan kabur. Hilangnya penglihatan secara total dapat
disebabkan oleh berhentinya fungsi mitokondria pada saraf optik dimana terjadi
hiperemi, edema dan atropi saraf optik. .Demielinisasi saraf optik juga dapat terjadi
karena penghancuran mielin oleh asam format.
Akumulasi asam formiat di dalam darah dapat menyebabkan asidosis metabolik.
Interval antara masuknya racun sampai timbulnya gejala berhubungan dengan volume
methanol yang tertelan. Kadar methanol dalam darah mencapai puncaknya setelah 30-
90 menit. Dosis letal minimal adalah 1 mg/kg bb.
Asidosis merupakan faktor primer dari keracunan methanol dan depresi dari sistem
saraf pusat adalah faktor yang minor. Ketika metabolime methanol telah berlangsung,
asidosis metabolik dengan anion gap yang berat akan terjadi. Asidosis metabolik yang
berat yang berhubungan dengan gangguan penglihatan adalah tanda dari keracunan
methanol. Pasien biasanya mengalami penglihatan kabur, penglihatan ganda, atau
perubahan dari persepsi warna. Bisa juga terjadi pengecilan lapangan pandang dan
terkadang kehilangan penglihatan secara total. Tanda khas dari disfungsi penglihatan
termasuk dilatasi pupil dan hilangnya reflek pupil.
Tanda dan gejala lebih lanjut dapat terjadi pernafasan dangkal, sianosis, takipneu,
kejang, gangguan elektrolit dan perubahan hemodinamik yang bervariasi termasuk
hipertensi dan cardiac arrest. Dapat juga terjadi gangguan memori yang ringan sampai
berat, agitasi yang dapat berlanjut menjadi stupor dan koma sejalan dengan
memberatnya asidosis. Pada kasus yang berat dapat terjadi kematian. Prognosis pasien
yang mengalami intoksikasi methanol buruk bila pasien mengalami gejala kebutaan
yang permanen atau defisit neurologis yang lain.

2.6 Penatalaksanaan Keracunan Methanol


Keracunan methanol berat biasanya dijumpai pada pecandu alcohol kronis dan
mungkin tidak dapat dikenal kecuali dijumpai gejala-gejala yang khas pada sejumlah
pasien. Karena methanol dan bentuk metabolitnya merupakan toksin yang lebih kuat
dari etanol, maka penting bahwa pasien yang keracunan methanol dikenali dan diobati
secepat mungkin.
Gejala awal yang penting dari keracunan methanol ialah gangguan visual
Keluhan penglihatan kabur dengan kesadaran relatif baik merupakan suatu petunjuk
kuat untuk keracunan methanol. Dalam kasus-kasus berat, bau formaldehid tercium
melalui pernafasan dan urin. Timbul bradikardia,koma yang lama, kejang, dan
asidosis yang menetap.
Hasil pemeriksaan fisik pada keracunan methanol biasanya tidak spesifik.
Midriasis yang menetap merupakan tanda keracunan berat. Atropi saraf optik
merupakan tanda lanjut. Penyebab kematian dalam kasus fatal ialah berhentinya
pernafasan secara mendadak. Merupakan hal yang sangat perlu untuk menentukan
kadar methanol dalam darah secepat mungkin bila diduga suatu keracunan methanol.
Bila dugaan klinik keracunan methanol cukup kuat, pengobatan tidak boleh terlambat.
Kadar methanol lebih dari 50 mg/dL, merupakan indikasi mutlak untuk hemodialisa
dan pengobatan dengan etanol meskipun kadar formiat dalam darah merupakan
indikasi yang lebih baik.
Hasil laboratorium tambahan termasuk asidosis metabolik dengan peningkatan
anion gap dan osmolar gap. Etilen glikol, paraldehid, dan salisilat juga dapat
menyebabkan anion gap. Penurunan serum bilirubin merupakan gambaran yang
seragam dari keracunan methanol berat. Toksisitas etilen glikol biasanya
menyebabkan eksitasi susunan saraf pusat, peningkatan enzim-enzim otot, dan
hipokalsemia tetapi tidak ada gejala visual. Keracunan salisilat dapat segera
ditentukan dari kadar salisilat dalam darah.
Pengobatan pertama untuk keracunan methanol, seperti pada keadaan kritis
keracunan, ialah menjaga jalan pernafasan, dengan melakukan trakeotomi bila perlu.
Muntah dapat dimanipulasi pada pasien yang tidak koma, tidak mengalami kejang,
dan tidak kehilangan refleks muntah. Bila salah satu dari kontraindikasi ini ada, maka
harus dilakukan intubasi endotrakeal dan bilasan lambung dengan selang berdiameter
besar setelah saluran nafas terlindungi.
Ada tiga cara yang spesifik untuk mengobati keracunan methanol berat;
penekanan metabolisme oleh alkohol dehidrogenase untuk pembentukan produk-
produk toksiknya, dialisis untuk meningkatkan bersihan methanol dan produk
toksiknya, serta alkalinasi untuk menetralkan asidosis metabolik.
Karena etanol berkompetisi untuk alkohol dehidrogenase, yang bertanggung
jawab untuk melakukan metabolisme methanol menjadi asam format, perlu untuk
menjenuhkan enzim ini dengan etanol yang kurang toksik.
Metabolisme etanol yang dicirikan tergantung pada dosis dan variabilitas yang
disebabkan oleh asupan etanol kronis memerlukan pemantauan yang berulang-ulang
untuk meyakinkan konsentrasi yang alcohol yang tepat. Etanol diberikan secara
intravena sebagai larutan 10%. Senyawa 4-Metilpirazol, suatu penghambat alkohol
dehydrogenase yang kuat, dapat berguna sebagai penunjang dalam keracunan
methanol bila tersedia penuh untuk digunakan manusia.
Dengan dimulainya prosedur dialisis, maka etanol akan hilang dalam dialisat.
Dialisis direkomendasikan untuk pasien yang mengalami gangguan penglihatan,
kadar methanol dalam darah 50 mg % atau lebih, menelan lebih dari 60 ml methanol
dan asidosis berat yang tidak dapat dikoreksi dengan bikarbonat.
Alkalinisasi adalah terapi yang paling lama dipakai bertujuan untuk mengatasi
asidosis dan diperlukan dosis yang sangat besar dari sodium bikarbonat. Karena
sistem-sistem yang bergantung pada folat bertanggung jawab dalam oksidasi
pembentukan asam format menjadi CO2 pada manusia, maka mungkin berguna untuk
memberikan asam folat kepada pasien-pasien yang keracunan methanol, meskipun
belum pernah diuji secara lengkap dalam uji klinik.

2.7 Pemeriksaan Jenazah Kasus Keracunan Methanol6,8,9


Dari pemeriksaan luar tidak ditemukan tanda yang khas pada jenazah selain
ditemukannya bau alkohol dan tanda-tanda asfiksia. Pada pemeriksaan dalam akan
ditemukan pembendungan alat-alat dalam perdarahan pada permukaan paru dan
mukosa alat dalam, perdarahan pada selaput otak (meningen).
Pada keracunan methanol dapat terjadi perubahan akut sekunder akibat hipoksia
atau iskemia pada substansia grisea berupa edema serebri dan kerusakan neuronal
akut. Pada seseorang yang mengalami keracunan metil alkohol selama beberapa hari
atau beberapa minggu akan menunjukkan pola kerusakan otak yang khas yaitu
nekrosis putamen bilateral, terutama mengenai bagian lateral dari nuclei. Pada
beberapa kasus dapat juga ditemukan nekrosis hemoragik yang melibatkan centrum
semiovale, khususnya bagian subkortikal. Selain itu dapat juga terjadi kerusakan pada
substansia alba dan putamen.
Penampakan klasik dari perdarahan dan nekrosis putamen akut adalah khas pada
keracunan methanol.perdarahan yang banyak sampai meluas ke sistem ventrikel
berkorelasi dengan heparinisasi sistemik selama dialisis. Jika pasien dapat bertahan
selama fase akut dari penyakit ini akan terjadi resorpsi jaringan putamen yang
mengalami infark selama perdarahan menjadi suatu rongga kistik di dalam nuclei dari
putamen, beberapa dari pasien ini dapat mengalami sindrom Parkinson.
Kelainan lain yang mungkin terjadi pada keracunan methanol adalah nekrosis dan
perdarahan pada substansia alba. Lesi pada substansia alba ini kurang spesifik pada
keracunan methanol. Penampakan postmortem pada keracunan methanol yang kronis
yaitu perubahan morfologik otak yang menyeluruh yaitu atropi kortikal dan
subkortikal. Lobus frontal adalah bagian otak yang paling peka, disini akan terjadi
kerusakan dan penyusutan bagian otak tersebut,gejala yang timbul yaitu berupa
gangguan eksekutif seperti kemampuan untuk merencanakan dan menyelesaikan
masalah.

2.8 Pemeriksaan Toksikologi Kasus Keracunan Methanol


Pemeriksaan laboratorium untuk kasus toksikologi membutuhkan bahan-bahan
berupa darah, otak, hati, ginjal dan urin. Dalam urin dapat ditemukan methanol dan
asam formiat sampai 12 hari setelah keracunan.8

2.9 Aspek Medikolegal Pada Kasus Keracunan Methanol


Kata Racun pada hukum mempunyai definisi yang tidak jelas. Racun
merupakan suatu zat yang bekerja pada tubuh secara kimiawi maupun faal yang
dalam dosis toksik selalu menyebabkan gangguan fungsi tubuh, yang dapat
menyebabkn penyakit bahkan kematian. Keterlibatan kasus racun dalam suatu
peristiwa secara spesifik harus dibuktikan keberadaan racun tersebut dalam tubuh dan
efeknya pada tubuh. Untuk itu diperlukan seorang ahli yang dapat mengidentifikasi
jenis nracun dan perkiraan cara masuknya dalam tubuh. Pada KUHAP Pasal 131
diatur bahwa Dalam hal penyidikan untuk kepentingan peradilan menangani seorang
korban baik luka keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang
merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli
kepada ahli kedokteran kehamikan atau dokter atau ahli lainnya.
Keracunan methanol dapat terjadi karena kecelakaan misalnya pada kasus orang
yang tidak sengaja meminum minuman yang megandung methanol dosis tinggi
(minuman keras oplosan). Methanol dapat pula dipakai sebagai sarana bunuh diri
(meracuni diri sendiri). Dalam hal perisiwa bunuh diri dan melibatkan orang lain
maka orang tersebut dapat dikenai sanksi hukum sesuai dengan Pasal 345 yang
menyatakan bahwa Barang siapa sengaja mendorong orang lain untuk bunuh diri,
menolongnya dalam perbuatan itu atau memberi saran kepadanya untuk itu, diancam
dengan pidana penjara paling lama 4 tahun kalau orang itu jadi bunuh diri.
Pada Pasal 204 KUHP disebutkan bahwa Barang siapa menjual, menawarkan,
menyerahkan atau membagi-bagikan barang yang diketahuinya dapat membahayakan
nyawa atau kesehatan orang, sedangkan sifat berbahaya itu tidak diberitahukannya,
diancam dengan pidana penjara paling lama 15 tahun. Sedangkan pada Pasal 359
KUHP yang berbunyi bahwa Barang siapa karena kesalahannya menyebabkan orang
lain mati, diancam dnegan pidana penjara paling lama 5 tahun.
BAB III
ILUSTRASI KASUS

Tn. S meninggal dunia setelah menurut keterangan kepolisian minum minuman


keras di warung kaki lima. Ditemukan dua botol miras oplosan di dekat warung
tempat Tn. S membeli miras. Tn. S sebelumnya sempat mual dan muntah muntah
sebelum akhirnya meninggal. Pekerjaan Tn. S sebelum meninggal adalah kuli pekerja
gorong gorong.
BAB IV
PEMBAHASAN

Keracunan metanol merupakan suatu keracunan yang menimbulkan kegawatan medis


yang akut, dan sering terjadi di negara kita yang dapat menyebabkan morbiditas dan bahkan
kematian. Metanol mempengaruhi berbagai sistem organ di dalam tubuh. Metanol dapat
diabsorpsi ke dalam kulit, saluran pernafasan atau pencernaan dan didistribusikan ke dalam
cairan tubuh. Mekanisme utama metanol di dalam tubuh manusia adalah dengan oksidasi
menjadi formaldehid, asam format, dan CO2.
Metanol mempengaruhi berbagai sistem organ di dalam tubuh. Gejala awal berupa
depresi sistem saraf pusat seperti sakit kepala, pusing, mual, koordinasi terganggu,
kebingungan dan pada dosis yang tinggi tidak sadarkan diri dan kematian. Gejala lebih lanjut
berupa gangguan penglihatan, asidosis sampai dapat terjadi pernafasan dangkal, sianosis,
takipneu, koma, kejang, gangguan elektrolit dan perubahan hemodinamik yang bervariasi
termasuk hipertensi dan cardiac arrest.
Ada tiga cara yang spesifik untuk keracunan metanol berat; penekanan metabolism oleh
alkohol dehidrogenase untuk pembentukan produk-produk toksiknya, dialisis untuk
meningkatkan bersihan metanol dan produk toksiknya, serta alkalinasi untuk menetralkan
asidosis metabolik
Pada keracunan metanol dapat terjadi perubahan akut sekunder akibat hipoksia/iskemia
pada substansia grisea berupa edema serebri dan injuri neuronal akut. Pada seseorang yang
mengalami keracunan metil alkohol selama beberapa hari atau beberapa minggu akan
menunjukkan pola kerusakan otak yang khas yaitu nekrosis putamen bilateral, terutama
mengenai bagian lateral dari nuclei. Pada beberapa kasus dapat juga ditemukan nekrosis
hemoragik yang melibatkan centrum semiovale, khususnya bagian subkortikal. Selain itu
dapat juga terjadi kerusakan pada substansia alba dan putamen.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Methyl alcohol atau yang sering disebut methanol adalah alkohol yang paling
simpel yang berupa cairan yang ringan, volatil, tidak berwarna, dan mudah
terbakar. Gejala awal yang timbul setelah keracunan methanol adalah gejala yang
terjadi karena depresi sistem saraf pusat seperti sakit kepala, pusing, mual,
koordinasi terganggu, kebingungan dan pada dosis yang tinggi tidak sadarkan diri
dan kematian. Dari pemeriksaan luar tidak ditemukan tanda yang khas pada
jenazah selain ditemukannya bau alkohol dan tanda-tanda asfiksia. Pada
pemeriksaan dalam akan ditemukan pembendungan alat-alat dalam perdarahan
pada permukaan paru dan mukosa alat dalam, perdarahan pada selaput otak
(meningen).

5.2 Saran
1. Bagi pendidikan diharapkan mahasiswa/i kepaniteraan klinik yang sedang
menjalani masa klinik di bagian forensik dan medikolegal agar dapat
memahami ilmu kedokteran forensik dan juga ilmu hukum kesehatan yang
berkaitan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Paasma R, Hovda KE, Jacobsen D. Methanol Poisoning and Long Term Sequelae - a
Six Years Follow-up after a Large Methanol Outbreak. BMC Clinical Pharmacology
2009;9:5. doi:10.1186/1472- 6904-9-5
2. Andersen H, Schmoldt H, Matschke J, Flachskampf FA, and Turk EE (2008) Fatal
methanol intoxication with different survival times-morphological findings and
postmortem methanol distribution. Forensic Science International 179(23): 206210.
3. Bertram G Katzung (2007), Alkohol. Farmakologi Dasar dan Klinik edisi VI, EGC,
PP.369-379
4. Barceloux DG, Bond GR, Krenzelok EP, Cooper H, Vale JA. American Academy of
Clinical Toxicology Ad Hoc Committee on the Treatment Guidelines for Methanol
Poisoning. American Academy of Clinical Toxicology Practice Guidelines on the
Treatment of Methanol Poisoning Journal of Toxicology. Clinical Toxicology
2002;40:415-46.

5. Salek T, Humpolicek P, Ponizil P. Metabolic Disorders due to Methanol Poisoning.


Biomed Pap Med Fa Univ Palacktu Olomouc Czezh Repub. 2014 Dec; 158(4):635-
640
6. Budiyanto, A., Widiatmaka, W., Sudiono, S., Sidhi, H. S., & Sampurna, B. (1997).
Ilmu kedokteran forensik. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
7. Halisa, Syahira, and Seskoati Prayitnaningsih. "Perbandingan Efek Ranitidin,
Dexametason dan Kombinasinya terhadap Kadar Asam Format Darah dan Pelepasan
Sitokrom C Retina pada Model Tikus Intoksikasi Metanol Akut." Jurnal Kedokteran
Brawijaya 26.3 (2013): pp-171.
8. Final Diagnosis-Methanol Poisoning Available:
http://path.upmc.edu/divisions/neuropath/bpath/cases/case53/dx.html
9. Methanol Intoxication with Putaminal and White Matter Necrosis: MR and
CTfindings. Available: http://www.ajnr.org/cgi/reprint/16/7/1492.pdf
PEMERINTAH PROVINSI JAMBI
RUMAH SAKIT UMUM RADEN MATTAHER JAMBI
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
Jl. Let. Jend. Suprapto No. 31 Telanai Pura JAMBI 36122
Telp. (0741) 61692 61694Fax. (0741) 60014

PRO JUSTITIA

VISUM ET REPERTUM
NO: 23/VER-J/VD/III/2017

Atas permintaan tertulis dari KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH


JAMBI RESOR KOTA JAMBI SEKTOR TELANAI PURA, melalui suratnya tanggal 18
Maret 2017 Nomor Polisi VER/11/III/2017/RESKRIM yang ditandatangani oleh Rianto
Rahmat, SH, NRP 79071512 pangkat Ajun Komisaris Besar Polisi dan diterima tanggal 18
Maret 2017, Pukul 14.30 WIB, maka dengan ini saya, dr. Yoga Zunandy Pratama, sebagai
dokter yang bekerja pada Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi, menerangkan
bahwa pada tanggal 18 Maret 2017 Pukul 17.00 WIB, di Instalasi Kedokteran Forensik dan
Medikolegal Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi, telah memeriksa jenazah
yang berdasarkan surat permintaan tersebut di atas bernama Tn. Abdullah , umur 35 tahun,
jenis kelamin laki-laki, agama islam, warga negara Indonesia, pekerjaan swasta, alamat
Perum Griya Kenali Jaya RT 59 Kenali Besar, jenazah tersebut ditemukan di tepian Jl.Capt.
Cizi Piere Tandean, Telanai Pura, Jambi, hari sabtu tanggal 18 Maret 2017 sekitar pukul
07.00 WIB dan diduga meninggal karena keracunan
oplosan.----------------------------------------------------------

HASIL PEMERIKSAAN:-------------------------------------------------------------------------------

Dari hasil pemeriksaan luar dan dalam yang telah kami lakukan atas tubuh jenazah tersebut
diatas ditemukan fakta-fakta sebagai berikut:----------------------------------------------------------

A. FAKTA YANG BERKAITAN DENGAN IDENTITAS JENAZAH------------------------


1. Identitas Umum Jenazah :----------------------------------------------------------------------------
a. Jenis Kelamin :Laki-laki. ---------------------------------------------------------------
b. Umur :Kurang lebih tiga puluh lima tahun. --------------------------------
c. Panjang Badan :Seratus tujuh puluh satu sentimeter. --------------------------------
d. Berat Badan :Kurang Lebih Tujuh puluh kilogram. ------------------------------
e. Warna Kulit :Sawo matang-----------------------------------------------------------
f. Warna Pelangi Mata :Hitam, tidak ada kelainan. -------------------------------------------
g. Ciri Rambut :Warna hitam, ukuran panjang dua sentimeter, bentuk lurus,
tidak mudah dicabut, tidak ada kelainan. ------------------------------------------------------
h. Kesan Gizi :Cukup. ------------------------------------------------------------------
i. Ciri-ciri lain :Tidak ada. --------------------------------------------------------------

2. Identitas Khusus Jenazah :---------------------------------------------------------------------------


a. Tato :Terdapat sebuah tato pada lengan kanan atas bagian luar, titik
pusat tato terletak tujuh sentimeter diatas siku, berbentuk
gambar tengkorak, ukuran panjang sepuluh sentimeter, lebar
enam sentimeter, pada perabaan sama dengan kulit sekitar,
warna tato hitam, daerah sekitar tato tidak ada
kelainan.------------------------
b. Jaringan Parut :Tidak ada----------------------------------------------------------------
c. Tanda lahir :Tidak ada----------------------------------------------------------------
d. Cacat lahir :Tidak ada----------------------------------------------------------------
e. Pakaian : ---------------------------------------------------------------------------
- Terdapat Sebuah baju kemeja lengan pendek berkerah, bahan katun, warna putih,
motif polos, merek CROCODILE, ukuran L. ------------------------------------------
- Terdapat sebuah celana panjang, bahan jeans, warna biru, motif polos, merek
LEVIS, ukuran 34, terdapat dua buah kantong di sisi kanan dan kiri, isi masing
masing kantong kosong.----------------------------------------------------------------------
- Terdapat sebuah celana dalam, warna hitam, bahan katun, motif polos, merek GT
Man ukuran L.--------------------------------------------------------------------------------
f. Kantong jenazah :Terdapat sebuah kantong mayat, bahan plastik, warna kuning,
tidak bermotif, ukuran panjang seratus delapan puluh
sentimeter, lebar delapan puluh sentimeter.------------------------
g. Penutup Jenazah :Tidak ada.---------------------------------------------------------------
h. Alas Jenazah :Tidak ada. --------------------------------------------------------------
i. Label jenazah :Tidak ada. --------------------------------------------------------------
j. Benda disekitar jenazah : ---------------------------------------------------------------------------
Terdapat dua botol minuman :------------------------------------------------------------------
- Botol pertama tanpa tutup botol, botol berdiameter delapan sentimeter, panjang dua
puluh lima sentimeter. Disekeliling botol terdapat tulisan Cap Jenggot, terdapat
cairan berwarna jernih dalam botol, sebanyak tiga puluh milliliter, berbau spritus------
- Botol kedua masih tertutup dan sudah tidak bersegel, berdiameter delapan sentimeter,
panjang dua puluh sentimeter, disekeliling botol terdapat tulisan Cap Jenggot,
terdapat cairan dalam botol berwarna jernih, berbau spiritus--------------------------------

k. Perhiasan :Tidak ada----------------------------------------------------------------


l. Lain Lain :Tidak ada----------------------------------------------------------------

B. FAKTA YANG BERKAITAN DENGAN WAKTU TERJADINYA KEMATIAN----------


a. Suhu rektal mayat :Tidak diperiksa------------------------------------------------------------------
b. Lebam Mayat :Terdapat lebam mayat pada bagian punggung, pinggang, bokong, paha
atas bagian belakang, tungkai atas bagian belakang, warna merah keunguan, tidak hilang
dengan penekanan --------------------------------------------------------------------------------------
c. Kaku Mayat :Terdapat kaku mayat di kelopak mata atas, rahang atas, rahang bawah,
jari-jari kedua tangan, lengan kanan dan kiri, tungkai kanan dan kiri sukar dilawan
----------
d. Pembusukan :Tidak ada. -----------------------------------------------------------------------

C. FAKTA DARI PEMERIKSAAN TUBUH BAGIAN LUAR---------------------------------


1. Permukaan Kulit Tubuh :----------------------------------------------------------------------------
a. Kepala :------------------------------------------------------------------------------------

- Daerah Berambut:Tidak ada kelainan--------------------------------------------------------

- Bentuk Kepala :Simetris, tidak ada kelainan----------------------------------------------

- Wajah :Tampak kebiruan. ---------------------------------------------------------

b. Leher :Tidak ada kelainan--------------------------------------------------------------

c. Bahu :------------------------------------------------------------------------------------

a - Kanan :Tidak ada kelainan.-------------------------------------------------------------


b - Kiri :Tidak ada kelainan.-------------------------------------------------------------
d. Dada :------------------------------------------------------------------------------------
c - Dada :Simetris,Tidak ada kelainan.--------------------------------------------------
d - Puting susu :Tidak ada kelainan--------------------------------------------------------------
e - Tulang Iga :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------
e. Punggung :Tidak ada kelainan--------------------------------------------------------------
f. Perut :Tidak ada kelainan--------------------------------------------------------------
g. Bokong :------------------------------------------------------------------------------------
- Bokong kanan :Tidak ada kelainan--------------------------------------------------------------
- Bokong kiri :Tidak ada kelainan--------------------------------------------------------------
h. Dubur :------------------------------------------------------------------------------------
- Lingkar dubur :Ukuran diameter dua sentimeter, tidak ada kelainan-----------------------
- Liang dubur :Tidak ada kelainan--------------------------------------------------------------
i. Anggota gerak :------------------------------------------------------------------------------------
Anggota gerak atas :---------------------------------------------------------------------------
-Kanan :Tidak ada kelainan, ujung jari dan jaringan dibawah kuku tampak kebiruan.
-------------------------------------------------------------------------------------------------
-Kiri :Tidak ada kelainan, ujung jari dan jaringan dibawah kuku tampak
kebiruan.----------------------------------------------------------------------------------------
Anggota gerak bawah :---------------------------------------------------------------------------------
- Kanan :Tidak ada kelainan, ujung jari dan jaringan dibawah kuku tampak
kebiruan. -----------------------------------------------------------------------------------------------
- Kiri :Tidak ada kelainan, ujung jari dan jaringan dibawah kuku
tampak kebiruan.--------------------------------------------------------------------------------------

2. Bagian Tubuh Tertentu :------------------------------------------------------------------------------

a. Mata
:------------------------------------------------------------------------------------
Alis mata :---------------------------------------------------------------------------
- Kanan :Hitam, tebal, ukuran panjang enam sentimeter, tidak ada kelainan---------------
- Kiri :Hitam, tebal, ukuran panjang enam sentimeter, tidak ada kelainan---------------
Bulu mata :---------------------------------------------------------------------------
- Kanan :Hitam, lurus,ukuran panjang nol koma lima sentimeter tidak ada
kelainan------
- Kiri :Hitam, lurus,ukuran panjang nol koma lima sentimeter tidak ada
kelainan------
Kelopak mata :---------------------------------------------------------------------------
- Kanan :Pucat, tidak ada kelainan----------------------------------------------------------------
- Kiri :Pucat, tidak ada kelainan----------------------------------------------------------------
Selaput kelopak mata : ---------------------------------------------------------------------------
- Kanan :Terdapat bintik perdarahan, tidak ada kelainan. ------------------------------------
- Kiri :Terdapat bintik perdarahan, tidak ada kelainan. ------------------------------------
Selaput biji mata :---------------------------------------------------------------------------
- Kanan :Terdapat bintik
perdarahan.-------------------------------------------------------------
- Kiri :Terdapat bintik perdarahan. ------------------------------------------------------------
Selaput bening mata :---------------------------------------------------------------------------
- Kanan :Tampak keruh, tidak ada kelainan.
----------------------------------------------------
- Kiri :Tampak keruh, tidak ada kelainan.
----------------------------------------------------
Pupil mata :---------------------------------------------------------------------------
- Kanan :Ukuran diameter satu milimeter, tidak ada kelainan--------------------------------
- Kiri :Ukuran diameter satu milimeter, tidak ada kelainan--------------------------------
Pelangi mata :---------------------------------------------------------------------------
- Kanan :Warna hitam, tidak ada kelainan. -----------------------------------------------------
- Kiri :Warna hitam, tidak ada kelainan. -----------------------------------------------------
b. Hidung :------------------------------------------------------------------------------------
- Bentuk hidung :Pesek, tidak ada kelainan---------------------------------------------
- Permukaan kulit hidung :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------
- Lubang hidung :Tidak ada kelainan.----------------------------------------------------
c. Telinga :------------------------------------------------------------------------------------
- Bentuk telinga :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------
- Permukaan daun telinga :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------
- Lubang telinga :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------
d. Mulut :------------------------------------------------------------------------------------
- Bibir atas :Berwarna kebiruan, tidak ada kelainan. ----------------------------
- Bibir bawah :Berwarna kebiruan, tidak ada kelainan. ----------------------------
- Selaput lendir mulut :Tampak pucat, tidak ada kelainan. ----------------------------------
- Lidah :Tampak pucat, tidak ada kelainan-----------------------------------
- Rongga mulut :Mengeluarkan cairan berwarna putih berbau spritus. ------------
- Gigi geligi :---------------------------------------------------------------------------
Gigi rahang atas :Jumlah enam belas, geraham belakang ketiga kanan dan kiri
sudah tumbuh.--------------------------------------------------------------------------------------
Gigi rahang bawah :Jumlah enam belas, geraham belakang pertama kanan tidak
ada dan geraham belakang pertama dan kedua kiri tidak
ada-------------------------------------
e. Alat Kelamin :------------------------------------------------------------------------------------
- Pelir :Sudah disunat, tidak ada
kelainan------------------------------------
- Kantung buah pelir :Teraba dua buah biji pelir, tidak ada kelainan---------------------
- Rambut kelamin :Warna hitam, ukuran panjang empat sentimeter, bentuk
keriting, tidak mudah dicabut, tidak ada
kelainan.------------------------------------------------
- Lubang kelamin :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------
3. Tulang Tulang :------------------------------------------------------------------------------------
a.Tulang tengkorak :---------------------------------------------------------------------------
- Tulang atap tengkorak :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------
- Tulang dasar tengkorak :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------
b. Tulang wajah :---------------------------------------------------------------------------
- Tulang dahi :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------
- Tulang pipi :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------
- Tulang dagu :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------
c.Tulang pangkal lidah :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------
d. Tulang rawan gondok :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------
e.Tulang rawan cincin :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------
f. Tulang hidung :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------
g. Tulang belakang :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------
h. Tulang-tulang dada :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------
i. Tulang-tulang punggung :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------
j. Tulang-tulang panggul :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------
k. Tulang anggota gerak :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------

D. FAKTA DARI PEMERIKSAAN TUBUH BAGIAN DALAM-------------------------------


1. Rongga kepala :---------------------------------------------------------------------------
a. Kulit kepala bagian dalam :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------
b. Selaput otak :---------------------------------------------------------------------------
- Selaput keras otak :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------
- Selaput lunak otak :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------
c. Otak :---------------------------------------------------------------------------
- Otak besar :Permukaan datar, perabaan lunak, berat seribu enam ratus
gram, ukuran panjang sembilan belas sentimeter, lebar tujuh sentimeter, tebal tiga
sentimeter, berbau spritus, terdapat resapan darah dan pelebaran pembuluh darah pada
otak kanan. Terdapat gambaran berkabut pada otak kanan dan kiri bagian
frontal--------------------------
- Otak kecil :Permukaan datar, perabaan lunak, berat seratus gram, ukuran
panjang tiga belas sentimeter, lebar enam sentimeter, tebal tiga sentimeter, pada
pengirisan terdapat bintik perdarahan dan pelebaran pembuluh
darah---------------------------------------

- Batang otak :Permukaan datar, berat lima puluh gram, panjang delapan
koma lima sentimeter, lebar empat koma lima sentimeter, tebal dua sentimeter, pada
pengirisan tidak terdapat
kelainan.--------------------------------------------------------------------------------

2. Leher dan lidah Bagian Dalam :------------------------------------------------------------------


a. Lidah :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------
b. Kulit leher bagian dalam :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------
c. Otot leher bagian dalam :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------
d. Tenggorokan :Terdapat buih halus, tidak ada kelainan-----------------------------
e. Kerongkongan :Tampak kemerahan pada ujung bawah dan bagian luar
kerongkongan--------------------------------------------------------------------------------------------
f. Tulang Rawan lidah :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------
g. Tulang Rawan Gondok :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------
h. Kelenjar Gondok :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------
i. Tulang Rawan Cincin :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------

3. Rongga
dada :-------------------------------------------------------------------------------------------
a. Rongga dada :Tidak ada perlekatan antara dinding dada dengan organ---------
b. Kulit bagian dalam :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------
c. Otot dinding dada :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------
d. Tulang-tulang iga :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------
e. Paru :---------------------------------------------------------------------------
- Selaput pembungkus paru :Ada bintik-bintik perdarahan, tidak ada
kelainan---------
- Paru kanan :Terdiri dari tiga bagian, berat empat ratus lima puluh
gram, panjang dua puluh dua sentimeter, lebar dua belas sentimeter, tebal lima
sentimeter, terdapat bercak berwarna kehitaman pada permukaan bagian bawah,
terdapat perlengketan paru kanan dengan dinding dada kanan bagian atas. Pada
pengirisan tampak buih halus berwarna merah gelap.----------------------------------------
- Paru kiri :Terdiri dari dua bagian, berat empat ratus empat puluh
gram, panjang sembilan belas sentimeter, lebar sebelas sentimeter, tebal lima
sentimeter, permukaan licin, dengan tepi tumpul, tidak terdapat perlengketan. Pada
pengirisan tampak busa halus dan bintik-bintik
kemerahan.---------------------------------
f. Jantung :Jantung terletak diantara kedua paru-paru, ukuran jantung
sebesar kepalan tangan kanan jenazah, berat tiga ratus delapan puluh gram, panjang lima
belas sentimeter, lebar tujuh sentimeter, tebal lima sentimeter, permukaan berwarna
kemerahan, ditutupi lemak, perabaan kenyal, terdapat penyumbatan pembuluh darah pada
beberapa
tempat.----------------------------------------------------------------------------------------
- Kandung jantung :Ukuran panjang sepuluh sentimeter, lebar tujuh sentimeter,
didalam kandung jantung terdapat cairan berwarna kuning sebanyak lima belas
milliliter, tidak ada kelainan---------------------------------------------------------------------
- Jantung kanan :Katup antara serambi dan bilik kanan terdiri dari tiga katup,
ukuran panjang lingkar ketiga katup sebelas sentimeter. Bilik kanan, tebal otot
jantung kanan satu koma delapan sentimeter. Pembuluh nadi paru terdiri dari tiga
katup, ukuran panjang lingkar ketiga katup lima sentimeter, katup tidak ada
kelainan---------
- Jantung kiri :Katup antara serambi dan bilik kiri terdiri dari dua katup,
ukuran panjang lingkar kedua katup dua belas sentimeter. Bilik kiri, tebal otot
jantung kiri dua koma lima sentimeter. Pembuluh nadi utama terdiri dari tiga katup,
ukuran panjang lingkar ketiga katup tujuh sentimeter, katup tidak ada
kelainan----------------------------

4. Rongga Perut-------------------------------------------------------------------------------------------
a. Kulit perut bagian dalam :Tidak ada kelainan-----------------------------------------------------
b. Rongga perut :Tidak ada perlekatan antara dinding perut dengan organ, tidak
ada kelainan.-------------------------------------------------------------
c. Tirai usus :Tampak menutupi sebagian besar usus, tidak ada kelainan------
d. Lambung :Berat seratus tujuh puluh gram, panjang lengkung besar enam
belas sentimeter dan lengkung kecil lima sentimeter, lebar
sepuluh sentimeter, tebal dua sentimeter, isi lambung kosong,
pada pengirisan dinding lambung bagian dalam tampak
kemerahan dan berbau spritus.----------------------------------------
e. Usus kecil dan usus besar :Warna tampak pucat, pada pengirisan tampak bintik bintik
perdarahan. --------------------------------------------------------------
f. Hati :Permukaan licin, tepi tajam, warna merah kecoklatan, teraba
kenyal, berat seribu gram, panjang dua puluh enam sentimeter,
lebar empat belas sentimeter, tebal enam sentimeter, pada
pengirisan tidak ada
kelainan------------------------------------------
g. Limpa :Permukaan licin, teraba kenyal, berat lima puluh gram,
panjang delapan sentimeter, lebar empat sentimeter, tebal satu
koma lima sentimeter, warna merah kecoklatan, pada
pengirisan tidak terdapat
kelainan---------------------------------------------------
h. Kandung empedu :Panjang sepuluh sentimeter, lebar empat sentimeter, tebal nol
koma lima sentimeter, terdapat cairan empedu berwarna hijau
kurang lebih tiga milliliter, tidak ada kelainan ---------------------
i. Ginjal :---------------------------------------------------------------------------
Selaput pembungkus ginjal kanan dan kiri :Tidak mudah dilepaskan, tidak ada
kelainan-------------------------------------------------------------------------------------------------
Ginjal kanan :Ukuran panjang dua belas sentimeter,
lebar tujuh sentimeter, tebal empat sentimeter, berat seratus sembilan puluh gram, warna
merah kehitaman, pada pengirisan tidak ada kelainan. Saluran kencing kanan tidak ada
kelainan-------------------------------------------------------------------------------------------------
Ginjal kiri: Ukuran panjang empat belas sentimeter, lebar delapan sentimeter, tebal lima
sentimeter, berat dua ratus gram, warna merah kehitaman, pada pengirisan tidak ada
kelainan. Saluran kencing kiri tidak ada kelainan------------------------------------------------

5. Rongga Panggul:---------------------------------------------------------------------------------------
Kandung kencing :Berisi cairan berwarna kuning, bau pesing, sebanyak empat
puluh mililiter, pada pengirisan tidak ada kelainan-----------------------------------------------

Prostat :Terdiri dari lima bagian, ukuran panjang lima sentimeter, lebar
empat sentimeter, tebal dua sentimeter,berat dua puluh tujuh gram, warna merah
kehitaman, permukaan rata, perabaan kenyal, pada pengirisan tidak ada kelainan
----------

E. FAKTA DARI PEMERIKSAAN PENUNJANG------------------------------------------


Selain fakta-fakta diatas, kami mengambil sampel dari tubuh jenazah untuk dilakukan
pemeriksaan toksikologi dan NAPZA:---------------------------------------------------------
Pemeriksaan toksikologi-----------------------------------------------------------------------------------
Sampel yang diambil berupa:-----------------------------------------------------------------------------
1.
Otak--------------------------------------------------------------------------------------------------------
2. Jantung----------------------------------------------------------------------------------------------------
3. Lambung--------------------------------------------------------------------------------------------------
4. Darah------------------------------------------------------------------------------------------------------
5. Kandung kemih------------------------------------------------------------------------------------------
Sampel tersebut telah saya serahkan kepada pihak penyidik, yang diwakili oleh Rianto
Rahmat, SH, NRP 79071512 untuk dimintakan pemeriksaan kepada laboratorium forensik
lain.----------
Fakta dari hasil pemeriksaan penunjang adalah-------------------------------------------------------------
Pemeriksaan toksikologi----------------------------------------------------------------------------------------
Pemeriksaan toksikologi dan sampel darah, otak, jantung, kandung kemih dan lambung
memberikan hasil positif ditandai dengan perubahan warna hijau kekuningan yang menunjukkan
kadar methanol sekitar tujuh puluh milligram persen.pemeriksaan NAPZA hasilnya negatif.
----

KESIMPULAN ------------------------------------------------------------------------------------------------
Dari fakta-fakta yang kami temukan dari pemeriksaan atas jenazah tersebut maka kami simpulkan
bahwa telah diperiksa seorang jenazah laki-laki,umur lebih kurang tiga puluh lima tahun, warna
kulit sawo matang, kesan gizi cukup. Pada pemeriksaan luar dan dalam tidak ditemukan tanda-
tanda kekerasan tumpul maupun tajam. Didapatlan darah kehitaman encer yang keluar dari mulut.
Ditemukan adanya buih halus ditenggorokan dan didapatkan resapan darah dan pelebaran
pembuluh darah pada otak kanan serta gambaran berkabut pada otak kanan dan kiri bagian
frontal. Sebab kematian adalah mati lemas akibat keracunan
methanol.------------------------------------------

PENUTUP:------------------------------------------------------------------------------------------------------
Demikianlah keterangan tertulis ini saya buat dengan sesungguhnya, dengan mengingat sumpah
sewaktu menerima jabatan sebagai
dokter.-------------------------------------------------------------------

Jambi, 18 Maret 2017


Dokter Yang Memeriksa

dr. Yoga Zunandy

Вам также может понравиться