Вы находитесь на странице: 1из 8

BAB 1

PENDAHULUAN
MATA KULIAH : METODE
PENELITIAN
OLEH :
RAYI MAHARDHIKA FUSILA

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2016
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sekolah Menengah Kejuruan adalah sekolah dimana diperuntukan
khususnya untuk mempersiapkan lulusan siswa siswa nya untuk dapat siap
dalam dunia kerja. Mengacu pada isi Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 3 mengenai tujuan pendidikan nasional dan
penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan
pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja
di bidang tertentu.
Sekolah Menengah Kejuruan lebih diperuntukan siswa yang cukup baik sisi
ketrampilannya ( psikomotorik ) sehingga siswa SMK sangat cocok apabila
setelah lulus langsung dapat bekerja sesuai bidang keahliannya. Untuk dapat
mencapai hal tersebut tentu adanya upaya kerjasama antara pihak sekolah,
pemerintah, dan lingkunagn keluarga. Terutama pihak sekolah paling berperan
dalam pembentukan karakter, ilmu, dan ketrampilan yang mumpuni untuk dapat
mengikuti tuntutan dunia kerja.
Upaya pemerintah untuk dapat mewujudkannya juga tertuang dalam
Depdikbud, 1995 yang bunyinya yaitu pendidikan kejuruan adalah pendidikan
yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu.
Pengertian ini mengandung pesan bahwa setiap institusi yang menyelenggarakan
pendidikan keJuruan harus berkomitmen menjadikan tamatannya mampu bekerja
dalam bidang tertentu. Menurut Evans dalam Djojonegoro (1999) mendefinisikan
bahwa pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang
mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada suatu kelompok
pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya.
Dengan pengertian bahwa setiap bidang studi adalah pendidikan kejuruan
sepanjang bidang studi tersebut dipelajari lebih mendalam dan kedalaman tersebut
dimaksudkan sebagai bekal memasuki dunia kerja.
Masalah umum yang terjadi pada sekarang ini adalah cukup banyak nya
siswa siswa lulusan Sekolah Menengah Kejuruan yang memilih untuk
menlanjutkan ke Perguruan Tinggi dari pada terjun ke dunia kerja yang tentunya
berlawanan dengan tujuan dari Sekolah Menengah kejuruan itu sendiri adalah
menciptakan lulusan yang dapat langsung bekerja. Faktor faktor yang
mempengaruhi cukup banyaknya minat siswa SMK yang memilih untuk
melanjutkan di Perguruan Tinggi adalah : (1) Siswa merasa kurang mantap dalam
mendapatkan ilmu di masa SMK, (2) Siswa merasa tidak terlalu dihargai dalam
dunia kerja, (3) Penghasilan lulusan anak SMK yang kurang dihargai
dibandingkan dengan lulusan Sarjana, (4) Kurangnya pengetahuan tentang etos
kerja yang baik dalam dunia kerja dibanding dengan lulusan Sarjana, (5) umur
yang terlalu muda untuk dapat bekerja.
Langkah langkah yang dapat dijalankan dalam pemecahan masalah diatas
adalah dengan mengadakan kerjasama antara pihak sekolah, pemerintah, keluarga,
dan lingkungan dalam dunia kerja khususnya dunia kesipilan. Sekolah harus
mampu mengatur segala sistem pendidikan untuk dapat meningkatkan mutu
lulusan Sekolah Menengah Kejuruan yang tidak kalah saing dengan lulusan
Sarjana karena secara faktanya bahwa siswa lulusan SMK lebih baik aspek
Psikomotorik nya sehingga juga dapat mendukung aspek Afektif nya dalam dunia
kerja. Perlunya adanya kerja sama antara sekolah dengan suatu perusahan pada
bidang tertentu yang dapat memberikan arahan kepada sekolah mengenai apa saja
kebutuhan kebutuhan yang sedang dibutuhkan dalam dunia kerja sekarang ini,
sehingga lulusan Sekolah Menengah Kejuruan dapat bersaing, perkembangan
yang sesuai dengan kebutuhan pada dunia kerja yang berubah ubah sesuai
tuntutan zaman.
Berdasarkan pada uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul Minat Siswa SMK Melanjutkan Studi ke Perguruan
Tinggi pada Siswa Jurusan Bangunan SMK Negeri 7 Semarang Tahun Ajaran
2016/2017.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang ada di atas, maka peneliti mengidentifikasi
permasalahan sebagai berikut :

- Pengaturan dan perencanaan mutu pendidikan di SMK yang masih kurang


bila dibandingkan dengan SMA yang berorientasi pada keberhasilan
lulusannya untuk dapat bersaing dalam memasuki Perguruan Tinggi.

- Kurangnya kerja sama antara pihak sekolah SMK dengan Perguruan


Tinggi yang ada.

- Kurangnya kerja sama antara pihak perusahan perusahaan dalam dunia


kerja dalam bidang tertentu.

- Kurangnya wawasan siswa SMK mengenai ilmu ilmu umum yang


berkaitan dengan pengetahuan dalam memasuki Perguruan Tinggi.

- Adanya kebimbangan terhadap jurusan yang telah diambil selama


menempuh pendidikan di jenjang SMK, sehingga lebih memilih untuk
memasuki Perguruan Tinggi dari pada dunia kerja.

C. BATASAN MASALAH
Dengan mempertimbangkan luasnya ruang lingkup dalam penelitian ini,
maka peneliti memberikan batasan masalah penelitian yang dibatasi pada
hal hal berikut ini :

- Penelitian ini dilakukan pada siswa Jurusan Bangunan yang terdapat 2


progam studi yaitu Teknik Gambar Bangunan dan Teknik Konstruksi Batu
Beton di SMK N 7 Semarang.

- Pelaksanaan tujuan, misi, dan visi Jurusan Bangunan di SMK N 7


Semarang.

- Perencanaan pengajaran yang dilakukan oleh guru mata pelajaran


produktif dan guru mata pelajaran kompetensi keahlian.

- Data banyaknya peminatan lulusan atau alumni yang ada dalam dunia
kerja ataupun Perguruan Tinggi
D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan apa yang diuraikan pada latar belakang mengenai Minat Siswa
SMK Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi pada Siswa Jurusan Bangunan SMK
Negeri 7 Semarang Tahun Ajaran 2016/2017, maka rumusan masalah dirincikan
sebagai berikut:
- Bagaimana penyusunan tujuan, misi dan visi Jurusan Bangunan di SMK N
7 Semarang ?
- Bagaimana perencanaan pengajaran dan proses pembelajaran yang
dilakukan oleh guru mata pelajaran produktif dan guru mata pelajaran
kompetensi keahlian di Jurusan Bangunan di SMK N 7 Semarang ?
- Bagaimana track record lulusan atau alumni yang ada di Jurusan Banguna
di SMK N 7 Semarang ?

E. TUJUAN MASALAH
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
- Mengetahui tujuan, misi dan visi Jurusan bangunan di SMK N 7 Semarang
- Mengetahui perencanaan pengajaran dan proses pembelajaran yang
dilakukan oleh guru mata pelajaran produktif dan guru pelajaran kompetensi
keahlian di Jurusan Bangunan SMK N 7 Semarang
- Mengetahui track record lulusan atau alumni yang ada di Jurusan
Bangunan di SMK N 7 Semarang

F. MANFAAT / SIGNIFIKASI PENELITIAN


1. Manfaat Praktis
a. Bagi Ketua Jurusan Bangunan
Memberikan masukan mengenai minat minat siswa Jurusan bangunan
mengenai melanjutkan ke dunia kerja ataupun ke Perguruan Tinggi,
sehingga jurusan dapat terus mengawasi dan membimbing siswa untuk
tepat dalam memilih keputusan.
b. Bagi Peneliti
Dapat memberikan wawasan, pengetahuan dan gambaran mengenai
tujuan, misi, visi, perencanaan dan prosses pembelajaran di Jurusan
Bangunan SMK N 7 Semarang sehingga peneliti mendapatkan
gambaran dalam mengajara di kemudian hari.

2. Manfaat Teoritis
a. Sebagai masukan untuk mendukung dasar teori penelitian sejenis yang
relevan
b. Sebagai bahan pustaka bagi mahasiswa Program Strudi Pendidikan
Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 telah mengatakan bahwa


Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab (Pasal 3 UU RI No 20/ 2003).
Sekolah Menengah Kejuruan adalah salah satu jenjang pendidikan
menengah dengan kekhususan mempersiapkan lulusannya untuk siap
bekerja. Pendidikan kejuruan mempunyai arti yang bervariasi namun dapat
dilihat suatu benang merahnya. Menurut Evans dalam Djojonegoro (1999)
mendefinisikan bahwa pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem
pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada
suatu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang-
bidang pekerjaan lainnya. Dengan pengertian bahwa setiap bidang studi
adalah pendidikan kejuruan sepanjang bidang studi tersebut dipelajari lebih
mendalam dan kedalaman tersebut dimaksudkan sebagai bekal memasuki
dunia kerja.
Mengacu pada pada isi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.
20 Tahun 2003 pasal 3 mengenai tujuan pendidikan nasional dan penjelasan
pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan
pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk
bekerja di bidang tertentu.
Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta
didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. Pengertian ini mengandung
pesan bahwa setiap institusi yang menyelenggarakan pendidikan keJuruan
harus berkomitmen menjadikan tamatannya mampu bekerja dalam bidang
tertentu (Depdikbud, 1995).
Berdasarkan definisi di atas, maka sekolah menengah kejuruan sebagai
sub sistim pendidikan nasional seyogyanya mengutamakan mempersiapkan
peserta didiknya untuk mampu memilih karir, memasuki lapangan kerja,
berkompetisi, dan mengembangkan dirinya dengan sukses di lapangan kerja
yang cepat berubah dan berkembang.
Tercapai tidaknya tujuan di atas sangat tergantung pada masukan
dan sejumlah variabel dalam proses pendidikan. Salah satu variabel dalam
proses pendidikan yang menentukan ketercapaian tujuan SMK adalah kerja
sama antara SMK dengan dunia usaha dan dunia pendidikan tinggi
(Depdikbud, 1995). Semakin erat hubungan antara SMK dengan dunia
pendidikan tinggi, logikanya semakin baik kualitas tamatannya, yang berarti
kualitas tamatan dapat ditingkatkan karena di dunia pendidikan tinggi, ilmu
dan teknologi akan berkembang.

Meningkatkan Peran dan Fungsi Guru


Kebutuhan warga SMK harus diperhatikan termasuk juga kesejahteraan
guru dan tenaga tata usaha. Apabila kesejahteraan guru terjamin, guru dapat
memberi perhatian yang lebih kepada pengajaran.
Dalam dunia pendidikan, peran dan fungsi guru merupakan salah satu
faktor yang sangat signifikan. Guru merupakan bagian terpenting dalam
proses belajar mengajar, baik di jalur pendidikan formal, informal maupun
nonformal. Oleh sebab itu, dalam setiap upaya peningkatan kualitas
pendidikan di tanah air, guru tidak dapat dilepaskan dari berbagai hal yang
berkaitan dengan eksistensi mereka. Guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
Untuk meningkatkan mutu siswa, tenaga guru pun harus yang
profesional. Tujuannya, untuk meningkatkan lingkungan hidup dan kaitan
dalam ilmu pendidikan. Peningkatan kualifikasi guru sampai ke jenjang
pendidikan S1 hingga S3. Kualifikasi guru yang diprioritaskan untuk
ditingkatkan, terutama di daerah terpencil, tertinggal dan sulit dijangkau yang
belum mencapai kualifikasi pendidikan S1. Tujuannya memperkecil
kesenjangan mutu guru antardaerah, memenuhi persyaratan minimal
profesionalisme tenaga pendidik dalam program sertifikasi guru. Serta
memperluas pemerataan pendidikan bagi guru.
http://ayoraihsemua.blogspot.co.id/2015/08/pengertian-smk.html

Вам также может понравиться