Вы находитесь на странице: 1из 4

Konfirmsai Piutang Usaha

Konfirmasi adalah salah satu bukti audit yang dibutuhkan oleh seorang auditor.
Konfirmasi merupakan respon tertulis secara langsung dari pihak ketiga dalam wujud
fisik/kertas atau secara elektronik dan dianggap sebagai bukti yang yang sangat terpercaya
atau andal karena diterima lansung oleh pihak ketiga. Tujuan utama dalam melakukan
konfirmasi adalah untuk memenuhi tujuan eksistensi, keakuratan serta pisah batas.

Dalam melakukan prosedur konfirmasi, pertama auditor harus memutuskan jenis konfirmasi
apakah yang harus dipilih. Terdapat dua jenis konfirmasi yaitu:

1. Konfirmasi positif
Konfirmasi positif merupakan konfirmasi yang dikirimkan kepada debitur atau pihak
ketiga yang meminta pihak ketiga tersebut membalas secara langsung atas konfirmasi
yang telah dikirimkan oleh auditor. Balasan konfirmasi ini berisi apakah benar atau
salah saldo yang tertera dalam surat konfirmasi. Dalam konfirmasi positif terdapat dua
jenis formulir:
a. Formulir konfirmasi kosong
Formulir kosong ini merupakan jenis konfirmasi yang tidak mencantumkan atau
menyatakan jumlah saldo yang ingin dikonfirmasi kepada pihak ketiga. Jadi,
pihak ketiga dalam membalas konfirmasi harus mengisi saldo atau melengkapi
informasi. Formulir ini lebih dapat diandalkan daripada jenis formulir yang kedua.
Namun dalam praktiknya, jenis formulir ini jarang digunakan karena sering
menghasilkan respon yang rendah.
b. Konfirmasi Faktur
Berbeda dengan konfirmasi yang pertama, formulir yang akanmengkonfirmasi
semua faktur bukan saldo piutang secara keseluruhan. Pengunaan konfirmasi
faktur ini memiliki respon yang lebih tinggi karena kebanyakan pelanggan
melakukan sistem voucher yang memungkinkan untuk mengkonfirmasi setiap
faktur bukan informasi saldo. Konfirmasi faktur juga memiliki kelebihan yaitu
menghasilkan perbedaan waktu yang tidak terlalu banyak dan merekonsiliasi pos-
pos lainnya dibandingkan dengan konfirmasi saldo. Namun, kelemahan dari
konfirmasi ini adalah tidak secara langsung mengkonfirmasi saldo akhir piutang.

2. Konfirmasi Negatif
Konfirmasi negatif adalah jenis konfirmasi yang ditujukan kepada debitur tetapi
hanya akan meminta respon jika debitur tidak setuju dengan jumlah dalam konfirmasi
yang dikirimkan oleh auditor. Dalam konfirmasi negatif terdapat kelemahan yaitu
ketika terjadi kegagalan dalam menjawab konfirmasi maka hal tersebu harus dianggap
sebagai respon yang benar, walaupun debitur mungkin mengabaikan permintaan
konfirmasi. Untuk kelebihannya sendiri adalah konfirmasi negatif lebih mudah untuk
dikirimkan sehingga lebih banyak yang dapat didistribusikan dengan total biaya yang
sama.

Dalam memilih konfirmasi jenis mana yang akan digunakan, auditor harus melihat
beberapa faktor yaitu materialitas piutang usaa, jumlah dan ukuran setiap piutang, risiko
pengendalian, risiko inheren, kefektifan konfirmasi sebagai bukti audit dan ketersediaan bukti
audit lainnya.

Penetapan Waktu

Bukti yang paling dapat diandalkan adalah bukti yang diperoleh lebih dekat dengan
tanggal neraca. Hal ini akan memungkinkan auditor untuk menguji secara langsung saldo
piutang usaha pada laporan keuangan tanpa harus membuat kesimpulan apapun mengenai
transaksi yang terjadi antara tanggal konfirmasi dengan tanggal neraca. Jika untuk
mengkonfirmasi piutang usah sebelum akhir tahun, biasanya auditor akan membuat skedul di
muka yang merekonsiliasi saldo piutang usaha pada tanggal konfirmasi dengan usaha pada
tanggal neraca.

Keputusan Sampling

1. Ukuran Sampel
Dalam melakukan konfirmasi terdapat beberapa faktor yang memperngaruhi:
a. Materialitas kinerja
b. Risiko inheren (ukuran relative total piutang usaha, jumlah akun, hasil tahun
sebelumnya dan salah saji yangn diharapkan)
c. Risiko pengendalian
d. Risiko deteksi yang dicapai dari pengujian substantive lainnya
e. Jenis konfirmasi

2. Pemilihan Item Pengujian


Dalam melakukan audit, auditor harus melakukan stratifikasi untuk konfirmasi yang
akan mereka lakukan. Dalam sebagian audit, penekanan harus lebih diberikan pada
mengkonfirmasi saldo yang lebih besar dan lebih lama karena saldo tersebut
kemungkinan besar mengandung salah saji yang signifikan. Dalam melakukan
konfirmasi, auditor tidak selalu mendapatkan balasan dari debitur untuk konfirmasi
positif. Sehingga auditor memerlukan adanya prosedur alternatife. Tujuannya adalah
untuk menentukan dengan cara selain konfirmasi apakah piutang yang tidak
dikonfirmasi itu memang ada dan telah dinyatakan dengan benar pada saat tanggal
konfirmasi. Berikut dokumen-dokumen yang dapat diperiksi ketika konfirmasi positif
tidak dikemabalikan oleh debitur:
a. Penerimaan Kas Sebelumnya
Dengan dokumen penerimaan kas, dapat diasumsikan bahwa pelanggan tidak akan
melakukan pembayaran kecuali piutang tersebut memang ada. Disis lain,
pembayaran tidak selalu menetapkan apakah kewajiban memang ada pada tanggal
konfirmasi.
b. Salinan Faktur Penjualan
Hal ini bermanfaat dalam memverifikasi penerbitan faktur penjualan aktual dan
tanggal penagihan aktual
c. Dokumen Pengiriman
Untuk memverifikasi apakah pengirima barang memang benar-benar terjadi atau
hanya fiktif
d. Korespondensi dengan Klien

Luas dan sifat dari prosedur alternative tergantung pada materialitas, nonrespon, jenis salah
saji yang ditemukan dalam respon yang dikonfirmasi, penerimaan kas selanjutnya dari
nonrespon, dan kesimpulan auditor mengenai pengendalian internal.

Analisi Perbedaan

Analsis perbedaan dilaksanakan ketika perbedaan antara konfirmasi yang dikirmkan kepada
debitur dengan jawaban debitur mengenai konfirmasi tersebut. Perbedaan disini terkadang
adalah perbedaan waktu antara catatan klien dan pelanggan. Berikut ini ada beberapa jenis
konfirmasi yang paling sering dilaporkan:

a. Pembayaran Telah Dilakukan


Perbedaaan pelaporan ini sering terjadi karena pelanggan melakukan pembayaran
sebelum tanggal konfirmasi sedangkan perusahaan belum menerima pembayaran
sebelum tanggal konfirmasi.
b. Barang Belum Diterma
Perbedaan ini umumnya terjadi karena klien mencatat penjualan pada tanggal
pengiriman dan pelanggan mencatat ketika barang telah diterima.
c. Barang Telah Dikembalikan
Perbedaan ini dikarenakan klien lalai dalam mencatat kredit memo.
d. Kesalahan Klerikal dan Jumlah yang Diperdebatkan
Jenis perbedaan yang paling mungkin dalam hal ini adalah adanya pernyataan
kesalahn harga barang, barang rusak dan kuantitas barang yang tidak sesuai dan
sebagainya.

Jika perbedaan-perbedaan diatas telah terselesaikan, termasuk yang ditemukan dalam


prosedur alternative, auditor harus mengevaluasi ulang pengendalian internal. Setiap salah
saji klien harus dianalisis untuk menentukan apakah hal tersebut konsisten atau tidak dengan
tingkat risiko pengendalian yang dinilai pada awal audit.

Вам также может понравиться