Вы находитесь на странице: 1из 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan logam-logam yang


berkualitas tinggi untuk memenuhi berbagai industri cukup tinggi. Banyak
peralatan yang digunakan manusia dalam kehidupan sehari-hari didominasi oleh
peralatan yang memiliki jenis bahan logam. Industri yang menciptakan alat yang
terbuat dari logam haru memikirkan kualitas dari bahan logam yang akan dipakai.
Oleh karena itu diperlukan proses quality check terhadap logam yang akan
digunakan.

Salah satu proses quality check adalah dengan NDT (Non destructive test).
Pada pengujian NDT benda/logam yang akan diuji tidak akan mengalami
kerusakan. Pengujian NDT ini dimaksudkan untuk memeriksa ada tidaknya cacat
suatu benda dan mengetahui letak catat tersebut pada benda yang akan diuji.

Dalam pengujian sebuah logam kita harus memahami metode-metpde


yang digunakan. Pemeriksaan NDT sendiri memiliki berbagai macam metode,
antara lain yaitu Magnetic Inspection Particle (MPI), Ultrasonic test,Liquid
Penetrant. Dalam pengujian ini, kita akan menggunakan ketiga metode tersebut
yaitu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui cacat pada suatu logam baik di
permukaan, dibawah permukaan maupun pada diskontinuitas yang tak Nampak
pada permukaan benda tersebut tanpa merusak dari benda uji itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara mendeteksi cacat pada benda uji tanpa merusak benda uji
menggunakan metode Magnetic Inspection Particle (MPI), Ultrasonic
test, Liquid Penetrant ?
2. Bagaimana cara mengetahui posisi dan geometri cacat dari benda uji
menggunakan metode Magnetic Inspection Particle (MPI), Ultrasonic
test, Liquid Penetrant ?
1.3 Tujuan Praktikum

1. Mendeteksi kecacatan tanpa merusak benda uji dengan metode Magnetic


Inspection Particle (MPI), Ultrasonic test, Liquid Penetrant.
2. Mengetahui posisi dan geometri cacat dengan Magnetic Inspection
Particle (MPI), Ultrasonic test, Liquid Penetrant

1.3 Batasan malasah


1. Semua percobaan dilakukan pada suhu 27 C.
2. Percobaan dilakukan dalam tiga metode yaitu Magnetic Inspection
Particle (MPI), Ultrasonic test, Liquid Penetrant.

1.4 Sistematika Penulisan Laporan


Adapun sistematika laporan pendahuluan praktikum NDT adalah berikut :
1. BAB I PENDAHULUAN
BAB ini berisi tentang latar belakang praktikum, tujuan praktikum,
basatan masalah dan sistematika penulisan laporan.
2. BAB II LANDASAN TEORI
BAB ini berisi tentang teori umum pengujian NDT dan prinsip kerjanya.
3. BAB III METODOLOGI PERC0BAAN
BAB ini berisi tentang alat dan bahan dan langkah kerja pengujian NDT.

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Magnetic Inspection Particle (MPI)


2.1.1 Prinsip kerja
Pengujian NDT dengan metode Magnetic Inspection Particlehanya
dilakukan pada bahan yang bersifat ferromagnetik. Bahan yang bersifat
nonferromagnetik tidak dapat dilakukan pengujian NDT dengan metode seperti
ini. Prinsip kerja dari pengujian ini adalah berdasarkan kemungkinan terjadinya
medan magnet yang keluar dari benda uji (leakage field) karena garis gaya medan
magnet terpotong oleh diskontinuiti yang terletak di permukaan atau subsurface,
sehingga medan bocoran ini dapat menarik partikel magnetik berkumpul disekitar
medan bocoran tersebut.
Suatu batang magnetik mempunyai kutub-kutub (utara dan selatan) di
ujung-ujungnya. Didalam benda garis gaya medan magnet mengalir dari selatan
ke utara. Jika benda tersebut patah maka diujung patahan tersebut terjadi dua
kutub-kutub yang baru. Bila batang tersebut didekatkan atau ditempelkan, garis
gaya akan tersambung tetapi ada garis gaya yang keluar dari bendanya sehingga
dinamakan medan bocoran (leakage field). Walaupun benda tersebut tidak patah,
hanya retak saja, ditempat retakan benda tersebut juga dapat terjadi leakage field.
Adanya medan bocoran ini menyebabkan terjadinya kutub yang baru sehingga
dapat menarik partikel magnetik.

Gambar 1.1 Medan magnet yang terpotong oleh retakan

2.1.2 Magnetisasi
Memagnetisasi perlu dilakukan agar dapat terjadi medan bocoran bila
terjadi diskontinuitas. Memagnetisasi suatu benda dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Memagnetisasi suatu benda dapat mengunakan medan magnet
permanen, menggunakan elektromagnet, atau dengan menggunakan kumparan
listrik. Ada berbagai perangkat yang digunakan untuk memagnetisiai benda uji,
misalnya menggunakan coil. Coil berupa lilitan kawat/kabel. Arah medan magnet
yang dihasilkan adalah searah sumbu coil. Coil untuk memagnetisasi biasanya
pendek/tipis.
Selain menggunakan coil, kita juga dapat menggunakan yoke untuk
memagnetisasi. Yoke dapat dianggap sebagai modifikasi dari magnet berbentuk
tapal kuda. Yoke ada yang berupa magnet permanen dan ada yang elektromagnet
bentuknya kecil, portabel, dan luasan yang diperiksa juga kecil

Gambar 1.2 Yoke elektromagnetik

Selain coil dan yoke, kita juga dapat menggunakan prod. Prod berupa
batang terbuat dari konduktor yang baik, karena prod bekerja dengan mengalirkan
listrik ke benda uji. pada benda uji timbul medan magnet yang arahnya mengitari
prod.

Gambar 1.3 Magnetisasi menggunakan prod. Medan magnet mengitari prod

2.1.3 Partikel magnetik


Partikel magnetik ditebarkan kepermukaan yang diperiksa agar dapat
ditangkap oleh lekage field yang ditimbulkan oleh diskontinuitas, sehingga akan
memberi indikasi adanya diskontinuitas. Untuk menebarkan partikel magnetik
dapat dilakukan setelah benda uji selesai dimagnetisasi (residual methodjika
benda uji terbuat dari bahan yang mempunyai retentiviti tinggi (dapat menjadi
magnet permanen). Bila tidak, maka penebaran partikel harus dilakukan pada saat
memagnetisasi benda uji (continous method).
Partikel magnetik ada yang dapat ditebarkan dalam keadaan kering (dry
particle method) dan ada pula yang ditebarkan dengan cairan (wet particle
method). Partikel yang kering sangat sensitif digunakan dipermukaan kasar untuk
mendeteksi diskontinuitas subsurface. Partikel akan ditarik olek leakage field pada
saat dalam keadaan melayang, untuk itu permukaan benda uji hendaknya dalam
posisi vertikal. Partikrel basah sangat cocok digunakan untuk mendeteksi
diskontinuitas yang sannagt halus, seperti retakan-retakan kecil. Wet particle
dijual dalam bentuk pasta, konsentrat atau serbuk yang dalam pemakaiannya
disuspensikan dalam cairan. Dalam pemakaiannya suspensi ini dapat
disemprotkan ke permukaan benda uji. Cairan untuk suspensi ini dapat
menggunakan air atau minyak. Dalam menggunakan wet particle harus diingat
bahwa partikel cenderung untuk mengendap sehingga suspensi harus selalu
diagitasi.

2.2 Ultrasonic Test


2.2.1 Prinsip kerja
Pengujian NDT dengan metode ultrasonic test sudah sering
dilakukan.Pada pengujian ini digunakan getaran dengan frekuensi yang sangat
tinggi (ultrasonik), disalurkan ke benda uji, di dalam benda uji getaran ini
dipantulkan dan dibiaskan baik oleh dinding benda uji maupun oleh
diskontinuitas. Getaran ini ditangkap kembali dan dianalisa sehingga disimpulkan
ada tidaknya diskontinuitas pada benda uji. Dari analisa ini dan dengan memindah
titik pemancaran dan/atau penerimaan getaran tersebut ke sejumlah titik lain di
permukaan benda uji dapat disimpulkan ada tidaknya indikasi diskontinuitas,
posisi, juga mungkin bentuk dan ukuran dari diskomtinuitas.
2.2.2 Metode ultrasonic test
Terdapat dua metod yang digunakan dalam NDT ultrasonic test yaitu :

2.2.2.1 Pulse echo


Dalam pemeriksaan ultrasonik sering kali dilakukan dengan teknik pulse
echo dimana getaran ultrasonik dibangkitkan di probe secara berkala dengan
interval yang teratur/tertentu oleh sinyal listrik dan pulser circuit yang dipicu
oleh timer circuit. Getaran ultrasonik dipancarkan dari elemen piezoelekrik
pada probe ke benda uji. Di permukaan benda uji sebagian getaran dipantulkan
dan sebagian lagi dibiaskan atau diteruskan dalam benda uji. Getaran yang
dipantulkan ini akan diterima oleh elemen piezoelektrik lalu getaran diubah
menjadi sinyal listrik dan disalurkan ke receiver dan ditampulkan di layar CRT
berupa pulse
2.2.2.2 Transmisi
Selain Pulse echo terdapat satu cara lagi yaitu metode transmisi. Metode
transmisi menggunakan dua search unit (probe). Satu sebagai pemancar atau
transmitter dan satu lagi sebagai penerima. Sellanjutnya cara menganalisanya
hampir sama dengan pulse echo

2.3 Liquid Penetrant


2.3.1 Prinsip kerja
Untuk pemeriksaan ini digunakan cairan yang dapat membasahi
permukaan benda yang diuji dan kemudian mauk ke celah sempit di permukaan
tersebut (bila ada). Dengan kata lain diperlukan cairan yang mempunyai daya
kapiler tinggi, yaitu cairan dengan tegangan permukaan rendah. Pada pemeriksaan
ini cairan penetran harus dapat masuk ke dalam celah diskontinuitas (misalnya
berupa retak) yang ada dipermukaan, sehingga nantinya dapat memberikan
indikasi adanya diskontinuitas tersebut.

2.3.2 Jenis cairan penetran


Jenis cairan penetran dapat dibedakan menurut cara pengamatan
indikasinya dan menurut cara pembersihannya dari permukaan benda uji. Menurut
indikasi yang dihasilkannua ada penetran yang visible danada yang fluorescent.
Yang visible biasanya berwarna merah mencolok (kontras dengan developer
berwarna putih). Indikasinya dapat diamati tanpa bantuan peralatan khusus. Yang
fluoroscent lebih mudah ditangkap mata, jadi akan lebih peka, tetapi pada
pemeriksaan harus disinari menggunakan lampu ultraviolet dan tidak dapat
digunakan pada tempat yang mendapatkan sinar matahari langsung (kuat)

2.3.3 Developer
Developer digunakan untuk menyerap kembali dan menampilkan
penetrajn yang tadinya masuk ke celah retakan. Developer sebenarnya berupa
serbuk yang mampu menyerap cairan penetran, ada yang beroperasi dalam
keadaan kering dan ada yang basah Developer kering biasanya digunakan untuk
penetran fluorescent. Developer basah ada yang berupa suspensi, water
suspendible, atau solvent suspendible.

2.3.4 Tahapan Liquid Penetrant


Tahap pertama dalam pemeriksaan cacat dengan Liquid Penetrantadalah
permukaan benda uji dibersihkan secara menyeluruh dengan cleaner. Kemudian
cairan penetrant di tuangkan dan diratakan pada luasan permukaan benda uji.
Selanjutnya kain bersih yang sudah direndam dalam pelarut digunakan untuk
menghapus cairan Penetrantdari permukaan. Setelah itu developer diterapkan.
Kemudian permukaan yang cacat dapat terlihat dipermukaan.

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Magnetic Inspection Particle (MPI)

Peralatan dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :

1. Spesimen
2. Magnetic particle 7HF
3. Kain lap
4. Yoke MAGNAFLUX 220V
5. Pylox warna putih
6. Mistar ukur

3.1.2 Ultrasonic Test

Peralatan dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :

1. Spesimen
2. Kain lap
3. Pesawat ultrasonic SIUI CTS-9005
4. Probe SIUI2,5Z20NL00
5. Standard block
6. Gliserin
7. Mistar ukur

3.1.3 Liquid Penetrant

Peralatan dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :

1. Spesimen
2. Kain lap
3. Developer SKD-S2
4. Penetran SKL-SP1
5. Thinner
6. Mistar ukur

3.2 Langkah Percobaan

3.2.1 Magnetic Inspection Particle (MPI)

1. Permukaan spesimen dibersihkan


2. Dimensi spesimen diukur dengan mistatr
3. Semprotkan pilox pada permukaan spesimen, kemudian tunggu hingga
kering
4. Yoke diletakkan pada permukaan spesimen
5. Spesimen diinduksikan dengan listrik
6. Semprotkan magnetic particle pada permukaan spesimen
7. Saat magnetic particle disemprotkan, spesimen diberi induksi listrik
8. Gambar dan ukur bentuk cacat yang timbul pada spesimen

3.2.2 Ultrasonic Test


1. Spesimen dibersihkan dari kotoran
2. Alat ultrasonic inspection dikalibrasi menggunakan standard block
3. Setelah kalibrasi, spesimen mulai diinspeksi
4. Inspeksi dilakukan dengan menaruh probe pada permukaan yang akan
diuji kemudian amati pulse echo pada layar CRT
5. Gambar dan ukur bentuk cacat yang timbul pada spesimen

3.2.3 Liquid Penetrant

1. Permukaan spesimen dibersihkan kemudian dikeringkan


2. Penetrant disemprotkan pada spesimenlalu didiamkan selama 5 menit
3. Spesimen dibersihkan dari penetrant dengan menggunakan tissue
4. Developer disemprotkan pada permukaan spesimen lalu didiamkan.
Apabila ada cacat maka akan timbul bercak merah pada permukan
5. Gambar dan ukur cacat yang timbul pada permukaan spesimen
ABSTRAK

Pengujian tanpa merusak atau Non Destructive Test (NDT) merupakan


pengujian yang ditujukan untuk mengidentifikasi adanya cacat atau kelemahan
pada material tanpa merusak atau menghancurkan benda kerja, dimana cacat
tersebut dapat mengganggu kinerja dari elemen-elemen mesin yang ada pada
industri.
Pada percobaan ini akan dilakukan tiga macam pengujian yaitu dengan
metode Magnetic Particle Inspection, Ultrasonic test dan Liquid Penetrant.
Secara umum pengujian dilaksanakan dengan membersihkan permukaan benda
kerja terlebih dahulu kemudian terdapat perlakuan berbeda pada setiap
metodenya. Pada metode Ultrasonic Inspection spesimen diinspeksi setelah alat
dikalibrasi menggunakan standard blok dan kemudian probe ditaruh pada
permukaan yang diuji, pengamatan dilakukan dengan mengamati re echo pada
layar CRT. Pada metode Liquid Penetrant spesimen akan dicampur dengan
penetrant dan didiamkan selama lima menit. Kemudian dibersihkan dengan tissue
dan disemprotkan kembali developer yang akan menimbulkan bercak berwarna
merah bila terdapat cacat atau retak. Pada metode Magnetic particle spesimen
diukur dimensinya terlebih dahulu, kemudian disemprotkan pylox pada
permukaan spesimen hingga kering. Yoke diletakkan pada permukaan spesimen
kemudian diinduksikan dengan listrik.Magnetic particle tetap disemprotkan pada
permukaan spesimen dengan tetap diberi induksi listrik dan kemudian akan
terlihat bentuk cacat yang timbul pada spesimen.
Dari percobaan ini diharapkan nantinya akan terdapat gambar, ukuran dan
bentuk cacat yang timbul dari setiap spesimen pada setiap metodenya.

Вам также может понравиться