Вы находитесь на странице: 1из 4

T vs Gamma

1.6

1.55

1.5 T vs Gamma

1.45

1.4

1.35
25 30 35 40 45 50 55

Setelah dilakukan pengujian mesin diesel dengan 1100 rpm


menghasilkan nilai pada setiap throttle berbeda-beda. Semakin tinggi nilai
trottel maka semakin tinggi pula nilai gamma pada mesin tersebut. Hal ini
dapat dilihat, pada bukaan throttle 30% didapatkan hasil 1,43. Setelah
selesai dengan throttle 30%, maka dilanjutkan dengan throttle 40%, dapat
dilihat pada grafik diatas, pada throttle 40% memiliki kenaikan pada nilai
gamma yaitu menjadi 1,51. Kemudian setelah percobaan 40% selesai
maka dilakukan kembali uji coba dengan throttle 50%. Sama seperti
percobaan sebelumnya, pada throttle 50% inimenghasilkan nilai gamma
yang naik dari percobaan sebelumnya yaitu 1,58. Hal ini dapat
menyimpulkan hipotesa bahwa semakin tinggi throttle yang terbuka maka
semakin tinggi pula nilai gamma yang dihasilkan.
T vs Ef
68
66
64
62
60 T vs Ef
58
56
54
52
50
48
25 30 35 40 45 50 55

Setelah dilakukan pengujian mesin diesel dengan rpm 1100 dengan


throttle 30%,40% dan 50%. Terlihat pada grafik diatas menunjukkan
bahwa semakin tinggi throttle yang diberikan maka semakin tinggi pula
nilai dari thermal effisiensi yang dihasilkan. Hal ini disebabkan pada grafik
sebelumnya yaitu, nilai gamma. Pada perhitungan thermal effisiensi, nilai
gamma berpengaruh terhdapa perhitungan. Pada pembahasan
sebelumnya, nilai gamma semakin tinggi seiring dengan nilai throttle. Hal
tersebut menyebabkan nilai effisien yang tinggi, pada throttle 30% mesin
tersebut memiliki nilai efisiensi 55,11. Pada percobaan selanjutnya
dengan throttle 40% akan menghasilakn effisiensi yang lebih tinggi dari
sebelumnya ytiu 61,36. Dan pada percobaan throttle 50% menghasilkan
65,95.
T vs BHP
3.5

2.5

2 T vs BHP

1.5

0.5

0
25 30 35 40 45 50 55

Pada percobaan mesin diesel 1100 rpm ini menghasilkan nilai BHP yang
dipengaruhi oleh nilai throttle. Nilai BHP didapat dari hasil perhitungan
data nilai thermal effisiensi yang dihasilkan dari mesin tersebut. Semakin
tinggi nilai dari effisiensi tersebut maka akan menghasilkan Brake House
Power yang tinggi pula. Dapat dilihat pada grafik diatas, pada throttle 30%
menghasilkan nilai Brake House Power sebanyak 1,722. Kemudian
mengalami kenaikan pada throttle 40% dengan menghasilkan Brake
House Power sebanyak 2,517. Dan mengalami kenaikan pada throttle
50% dengan menghasilkan Brake House Power sebanyak 2,915.
T vs Bsfc
0.1
0.09
0.08
0.07
0.06 T vs Bsfc
0.05
0.04
0.03
0.02
0.01
0
25 30 35 40 45 50 55

Setelah kia mendapatkan nilai BHP maka kita akan melanjutkan


perhitungan untuk mendapatkan nilai BSFC. Nilai dari BSFC ini dapat
menentukkan apak mesin tersebut irit atau tidak. Nilai BSFC ini di dapat
dari mass fuel perunit time dibagi dari hasil BHP mesin tersebut. Semakin
kecil nilai dari BSFC tersebut maka akan semakin baik atau semakin irit
mesin tersebut. Hal ini berbanding terbalik dengan nilai BHP yang telah
dijelaskan pada grafik sebelumnya. Pada grafik BSFC ini, semakin tinggi
nilai throttel maka akan semakin turun nilai dari BSFC. Dapat dilihat pada
grafik diatas bahwa pada throttle 30% menghasilkan BSFC sebanyak
0,087. Pada percobaan selanjutnya pun mengalami penurunan pada nilai
BSFC yaitu 0,0726 pada throttle 40% dan mengalami penurunan kembali
menjadi 0,00714 pada throttle 50%.

Вам также может понравиться