Вы находитесь на странице: 1из 26
Facabook Twitter Google Bookmark basi Horhework. Help https://www.homeworkping.com, Research Paper help https://www.homeworkping.com, Online Tutoring https://www.homeworkping.com, click here for freelancing tutoring sites BABI STATUS PASIEN A. ANAMNESIS 1. Identitas pasien a. Nama b. Jenis kelamin Umur d. Alamat : Slahung, Ponorogo fe. Pekerjaan : Swasta # Status perkawinan — : Menikah g Agama Islam. Suku Jawa i. Tanggal masuk RS; 12 Februari 2013 j. Tanggal pemeriksaan : 13 Februari 2013 2, Keluhan Utama Pasien datang dengan keluhan nyeri kepala berputar: 3. Riwayat Penyakit Sekarang Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis tanggal 13 Februari 2013 di Bangsal Mawar RSUD dr. Harjono Ponorogo. Pasien datang ke IGD tanggal 12 Februari 2012 diantar oleh keluarganya dengan keluhan nyeri pada kepalanya yang di rasakan berputar, Keluhan dirasakan sudah 1 minggu sebelum pasien datang ke rumah sakit. Nyeri dirasakan sangat hebat sehingga untuk berdiri saja pasien tidak mampu dan selalu terjatuh, selain itu pasien ‘mengeluhkan badannya terasa sangat lemas dan di sertai dengan mual dan muntah, muntah © 3 kali dalam sehari sebanyak 1 gelas belimbing, berisi makanan yang dimakan dan tidak terdapat darah, Pasien adalah seorang tenaga kerja indonesia di korea, sebelum berangkat ke korea ( 3 bulan yang lalu, pasien sering ‘mengeluhkan sering terasa sakit pada pinggangnya, sakit pinggang dirasakan kumat-kumatan dan tidak menjalar. Di indonesia pasien melalui tes keschatan, menurut petugas kesehatan di indonesia, pasien i beritahu bahwa ada gangguan pada ginjalnya, namun hal tersebut tidak berarti menurut petugas kesehatan tersebut sehingga pasien tetap diperbolehkan berangkat ke korea. Selama di korea pasien bekerja berat selama ( 12 jam setiap harinya, hingga pada suatu saat pasien jatuh sakit dengan keluhan badan yang terasa sangat lemah disertai pusing berputar, mual, dan muntah, Oleh tenaga Kesehatan tempat pasien bekerja di korea, pasien diberitahu bahwa tidak dapat ‘melanjutkan pekerjaannya dan disarankan untuk kembali ke indonesia, Setelah tiba di indonesia, pasien langsung datang ke rumah sakit. pada pasien didapatkan nyeri kepala berputar (+), mual dan muntah (+), muntah C3 kali schari, sebanyak kira-kira 1 gelas belimbing, muntah berupa makanan yang dimakan, darah (-). pada saat anamnesis nyeri pinggang sudah tidak dirasakan, BAK (+) dalam batas normal, BAB (®) dalam batas normal 4, Riwayat Penyakit Dahulu b. Riwayat hipertenst Riwayat maag Riwayat sakit jantung Riwayat diabetes mellitus Riwayat asma Riwayat sakit ginjal Riwayat sakit hepar Riwayat alergi Riwayat opname 5. Riwayat Pribadi Riwayat merokok. Konsumsi minum Kopi Konsumsi konsumsi alkohol selama 2 tahun) Konsumsi obat Konsumsi jamu Konsumsi minuman energi didapatkan (2 tahun ) disangkal mngkal disangkal disangkal didapatkan (4-6 batang per hari) didapatkan (1 gelas per hari) didapatkan (Q 3 tahun yang Tal disangkal didapatkan (Klorofil) Ekstra jos dan kratingdeng (3 sachet + Lbotol setiap hari selama 2 tahun terakhir) 6. Riwayat Keluarga a b. c Riwayat hipertensi Riwayat sakit jantung Riwayat stroke Riwayat diabetes mellitus spatkan disangkal . & Riwayat asma disangkal Riwayat atopi disangkal Riwayat sakit serupa disangkal 7. Riwayat sosial ekonomi dan gizi Pasien adalah mantan tenaga kerja indonesia di korea, Pendapatan pasien cukup untuk makan dan keperluan sehari-hari kelvarganya Pasien berobat dengan fasilitas Jamkesmas. 8. PEMERIKSAAN FISIK 1. Keadaan Umum : Baik Kesadaran_ : Compos Mentis (GCS EAVSM6) b. Vital signs ‘Tekanan darah 150/100 mmig (berbaring, lengan kanan). Nadi ‘$4 -x/ menit, isi & tegangan cukup, irama reguler. Respiratory rate : 20 x/ menit, tipe thoracoabdominal Suhu 36.5° C per aksiler 2. Pemeriksaan fisik : Kulit Ikterik (), petechiae (.), purpura (.), ekimosis (-), acne (-), turgor kulit menurun ©), hiperpigmentasi ©), bekas garukan (), kulit kering (-), kulit hiperemis (-), sikatrik bekas operasi (~), Kepala Bentuk mesocephal, rambut wama hitam, mudah rontok (), Iuka ©. Mata Konjunativa anemis (+/+), sklera ikterik (/-), exoftalmus (/-), perdarahan subkonjungtiva (/-), pupil isokor dengan diameter Anterior G/3) mm, reflek cahaya (1+) normal, oedem palpebra (/-), nistagnuus (+/+) Hidung Nafas cuping hidung (2), deformitas (-), darah (/-), sekret (/). ‘Telinga Deformitas (-/-), darah (-/-), sekret (--), tinitus (+/+). Mulut Sianosis (-), gusi berdarah (-), kering (-), stomatitis (-), pueat (-), lidah tifoid (2), papil lidah atropi (-), Iuka pada sudut bibir (-) Leher IVP R+0 cm, trakea di tengah, simetris, pembesaran tiroid (-), nyeri tekan (-), pembesaran kelenjar getah bening (-) ‘Thorax 1) Pulmo a) Inspeksi > Kelainan bentuk (), simetris, tidak ada ketinggalan gerak kedua sisi paru, retraksi otot-otot nafas tidak ditemmakan, spider nevi ©. b) Palpasi : Ketinggalan gerak’ Posterior : 224544 z Anterior Anterior Fremitus, Zee ewy x Posterior Perkusi Posterior Auskultasi er Vv a y v + Anterior 2) Posterior Suara tambahan : wheezing (-/-), hhonki(/-) Jantung a) _Inspeksi: Ictus cordis tampak b) Palpasi: Fetus cordis kuat angkat co) Perkusi - Batas kiri jantung, ‘+ Atas: SIC IIT sinistra di linea parasternalis sinistra * Bawah: SIC V sinistra 1 cm lateral linea midclavicula sinistra + Batas kanan jantung © Atas: SIC TI dextra di sisi lateral linea parastemalis dextra * Bawah: SIC TV dextra di sisi lateral tinea parastemalis dextra d) Auskultasi: Bunyi janting I-II reguler, intensitas $1 sama dengan $2, bising jantung (~), suara tambahian S3- 84 gallop () i Abdomen a) Inspeksi: dinding perut lebih tinggi dari dinding dada, distended (-), caput medusae (-). venektasi (-). b) Auskultasi: peristaltik (N), metallic sound (-). ©) Perkusi: pekak beralih (-), tes undulasi (-) 4d) Palpasi: nyeri tekan (>), lien tidak teraba, hepar tidak teraba, ren tidak teraba, Pinggang ‘Nyeri ketok costovertebra (+/+). Ekstremitas 1) Ekstremitas superior Akal hangat, edema (-/-), clubbing.finger (.), pitting edema ), palmar eritem (-/-), 2) Bkstremitas inferior Akral hangat, clubbing finger (-) pitting edema (-/-), Cc. PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium darah lengkap tanggal 12 Februari 2013: WBC 123x107 | ub 40-100, Lymph# [16x10 [uk 0.84.0 N Mid 0.9510" [ut 041-40 N Gran # 9.710 [ub 2.07.0 Lymph% [13.4 % | 20,0-40.0 Mid 7.0 % 3,0-15,0 N Gran % 79.6 % 50,0-70.0 HGB 62 wal 11,0160 RBC 257x109 | ul 35-55 HcT 184 % 37,0-54.0 MCV 71,6 FH 80-100 MCH 24.1 Pe 27,0-34.0 MCHC 33.6 ‘dl 32,0-36.0 N RDW-CV [14.6 % 11,0160 N RDW-SD__| 404 Fl 35,0-56.0 N PLT 19x10 | Ul 100-300 N MPV 72 Fl 6,5-12,0 N PDW 18,1 maidt | 9-17 PCT 0,085 mg/dl | 0,108-0,282 2. Pemeriksaan Laboratorium darah lengkap tanggal 16 Februari 2013) WBC 92x) ul N Lymph# [12x10 [ub N Mid 04x 10° | ul N Gran = 76x10" | ul Lymph% [12.5 % Mid 44 % N Gran % 83.1 % HGB 86 ‘al | RBC 3.67x10° | ul 135-55 N HCT. 26.0 % 37,0-54,0 MCV 71.0 FI 30-100 MCH 23.4 pa 27,0-34.0 MCHC 33.0 ‘sid 32,0-36.0 N RDW-CV | 15.3 % 11,0-16,0 N RDWSD | 36,2 FI 35,0:56,0 N PLT 16x10 [UL 100-300 N MPV i) Fl 6,512.0 N PDW 17.0 mg/dl | 9-17 N PCT 0,091 mg/dl | 0,108-0,282 3, Pemeriksaan Laboratorium kimia darah tanggal 12 Februari 2013, GDA 17 mg/dl = 140 T DBIL 0.21 maid 0-035 N TBIL 0,39 maial O212 N SGOT aT uw 038 T SaT 308 ul 040 T ALP 165 wh 98-279 N GAMA GT [25,6 wh 10-54 N 1 68 wid 6683 N ALB 35 gal 3555 N Glob 33 wal 239 N UREA 42504 | wal 10-50 T CREAT 2641 mavdl Ora T UA 107 medi 347 t CHOL 140 me/dl 140-200 N TS 153 meydl 36-165 N HDL Ey mg/dl 35-150 T TDL 80 madi 0-190 N 4, Hasil pemeriksaan EKG . RESUME/ DAFTAR MASALAH Kesimpulan hasil EKG: Irama: Sinus, Reguler HR: 84x/menit Axis: Normal (Lead I (+), AVF (+) Zona transisi: V3-V4 Kesan EKG: dalam batas normal Hasil pemeriksaan USG abdomen Kesan Pyelonefritis kronis bilateral late stage 1. Anamnesis 10 a Nyeri kepala berputar b.-Mual dan muntah © Nyeri pinggang dé. Badan terasa lemah e. — Riwayat hipertensi f — Riwayat konsumsi alkohol 3 tahun yang lal selama 2 g. _ Riwayat minuman berenergi 0 1 tahun terakhir bh. —_Riwayat merokok 2. Pemeriksaan Fisik Mata: a) Konjungtiva anemis (+/+) b) Nistagmus ++) Telinga: Tinitus (+/+) Pinggang : Nyeri ketok kostovertebre (+/+) 3. Laboratorium WBC 12,3510 | ub. 4,0-10.0, Gran # 97x10 ju 2,0-7.0 Lymph% [13.4 % 20,0-40.0 Gran % 79.6 % 50,0-70.0 HGB 62 ‘il 110-160 RBC 257x108 | ub 35-55 HCT 18.4 % 37,0-54.0 MCV 71,6 FL 80-100 MCH 241 pe 270-340 PDW. 18,1 maidl | 9-17 PCT 0,085 mg/dl | 0,108-0,282 Gran it a Tymph9e [13.5 [3% [20,0-40.0 Gran % 83,1 |% _50,0-70,0 HGB 8.6 [g/dl | 11,0-16,0 [% 137,0-54.0 FI [80-10 pe 1 27,0-34.0 sgl 0,108-0.282 GDA 171 ns/dl <140 t SGOT 42,1 wL 0-38 t SGPT 50,8 wh O40 t [UREA 425,04 wdl 10-50 T CREAT 261 mara O7-TA T UA 10,7 mail 347 T HDL 29 mg/dl 35-150 1 - Hasil pemeriksaan USG abdomen Kesan Pyeloneffitis kronis bilateral late stage. £, ASSESMENT/ DIAGNOSIS KERJA 2 ‘Vertigo perifer dan chronic kidney diseases et causa pyelonefiitis kronis & POMR (Problem Oriented Medical Record) Daftar Masalah a. Nyeri kepala berputer, mual dan muntah 0 Swhari, nistagmus (+/+), tinitus (+) 2. Nyeri pinggang 3 bulan yang lal, Badan terasa lemah, riwayat konsumsi alkohol Riwayat konsumsi minuman berenerai, riwayat merokok, - WBC 12,3x10° = Gran % 79,6 - UREA 425.04 - CREAT 26,41 -UA10,7 Cet= 3.21 Problem Assesment Gangguan Vertigo perifer vestibulocohclea ris = Gangguan RET -CKD stage V -Leukositosis _- Pyelonefritis, kronis - Granulositosis Diagnosi s -USG urologi -UL = Cek elektrolit ~ Analisa gas darah Planning, ‘Terapi ‘Monitori ng - Betahistin - Klinis mesylat 3x1 tab - inj. Ondancentron 3x1 ~ konsul THT -Inf Pz + meylon 12 tpm -Ranitidin 21 amp “Ceftriaxone 2x1 ping ioenbamai: Yi Sign dan garam (coraw-urin24 Urine jam+S00ml; diet Len, ‘garam 40-120 ee mEq) Elektrolit - Diet rendah protein, tings kalori (protein 0,6- 08 gram/keBBihari 35kcal/keBB/hari) = Diet rendah kalium (hindari pisang, jeruk, tomat dan sayuran B 3. SGOT=421 SGPT =S08 + Gangguan LFT 4.Hb : 6.2 soiR went mikrositik MCV: 71.6 hipokromik ‘MCH : 24.1 HCT: 184 + Hipertensi RBC : 2,57 s.Tekanan dara 150/100 mmtig Riwayat hipertensi - HBsAg -HIV -HCV -HBV - SITIBC ~ Anemia penyakit “Roto kronis thank: Da :defisiensi cc besi Fundusk opi - Hipertensi stage 1 berlebih) - Persiapan hemodialisis ~Klinis, = Darah Lengkap - Transfusi PRC 2 kolfhari on HD “SF 3x1 tab + Klinis = Captopril 3x12.5 tig vital sign -Klinis ~ Vital sign 4 G. FOLLOW UP ‘Tanggal | Keluhan) Vitalsign | Px. Penunjang ‘Terapl 14-09-12 [Lemes, nyeri | TD:140/90 ~ infus PZ berputar pada | mmbi spine . = Inj, Ceftriaxone 2x1 kepala.sudah | N:80x/menit e berkurang | $:36,5°C RR:24x/me ~ Metil Prednisoton nit 2125 mg -Sulfas ferrosus 2300 mg ~ Vit. Be 3x1 Tanggal | Keluhan Vital sign | Px. Penunjang Terapi 15-09-12 | Lemes, nyeri | TD:140/90_| - Cek elektrolit ~infiis PZ berputar pada | mmEig = Inj, Ceftriaxone 2x1 kepala sudah | N:80x/menit er berkurang | $:36,50C RR:24x/me ~ Metil Prednisolon nit 2125 mg, -Sulfas ferrosus 2300 mg PEMBAHASAN Pasien datang dengan keluhan nyeri berputar pada kepalanya dimana pasien bahkan tidak mampu untuk berdiri, pasien mengalami vertigo dimana vertigo sendiri adalah sensasi rotasi tanpa adanya perputaran yang sebenamya atau rasa berputar yang Khayal dengan disorientasi ruang yang biasanya 15 menimbulkan gangguan keseimbangan. Vertigo yang di alami pasien adalah vertigo perifer dimana pada vertigo perifer di dapatkan tinitus dan nistagmus, sedangkan pada vertigo central gejala tinitus dan nistagmus tidak didapatkan Onset timbulnya vertigo secara mendadak juga mengarah ke vertigo perifer, arena pada vertigo central onset timbulnya gejala terjadi secara perlahan. Penatalaksanaan untuk vertigo sendri adalah sebagai berikut 1, Medikamentosa Umumnya merupakan pengobatan simptomatis. Dalam hal ini ada beberapa obat yang dapat memberikan manfaat lain sebagai berikut a. antikolinersik/parasimpatolitik. b. antihistamin © penenang minor dan mayor 4. simpatomimetik ©. vasodilator 2. Fisioterapi Bertujuan untuk ~—smempercepat_-—tumbuhnya ~——-mekanisme kompensasi/adaptasi atau habituasi system vestibula yang mengalami gangguan tersebut®”, Selain vertigo pasien juga mengeluhikan badan yang terasa lemah dan dari hhasil pemeriksaan laboratorium di dapatkan bahwa pasien menderita anemia, dimana kadar hb yang menurun, kadar hb yang menurun di sertai dengan kadar ‘mev, meh dan mehe yang ikut menurum, hal tersebut yang di namakan dengan anemia mikrositik hipokromik, 16 Pada pemeriksaan laboratorium di dapatkan kadar ureum dan kreatinin yang tinggi, hal tersebut mengarahkan ke arah chronic kidney disease, kriteria penyakit tersebut adalah 1, Kerusakan ginjal (renal damage) yang terjadi lebih dari 3 bulan, berupa kelaian structural atau fingsional, dengan atau tanpa penurunan laju fitrasi glomenutus (LFG) , dengan manifestasi + Kelainan patologis - Terdapat tanda kelainan ginjal, termasuk kelainan dalam komposisi darah atau urin, atau dengan kelainan pada tes pencitraan (imaging test) 2. Laju filtrasi glomerulus (LFG) kurang dari GOml/menit/1,73m2 selama 3 bulan , dengan atau tanpa kerusakan ginjal. Nilai maksimal GER dicapai pada decade ke-3 kehidupan manusia, yaitu sekitar 20 mL/min per 1.73 m? dan akan mengalami penurunan + 1 mL/min per tahun per 1.73 m?; sehingga pada usia 70 tahun didapatkan GFR rata-rata 70 mL/min per 1.73 n?, angka ini lebih rendah pada wanita? Penyakit ainjal kronik (chronic kidney disease/CKD) meliputi suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang beragam yang berhubungan kelainan fungsi ginjal dan penuninan progresif GFR. Klasifikasi berdasarkan National Foundation [Kidney Dialisis Outcomes Quality Initiative (KDOQD], dimana stadium dari penyakit ginjal kronik diklasifikasikan berdasarkan estimasi nilai GFR? Tabel 2. Klasifikasi Penvakit Ginjal Kronik (CKD) Taju Filtrasi Glomerulus Stadium Fungsl Ginjal Perens siko meninekat_[Nonnal 90; tendapatfaktor Fisko aia 1 oral meninakat 90, terdapat Kerusaken ginal oteinuria —menetap, —_-kelaina eimen_urin, Kelainan kimnia_ dart v7 ian urin, Kelainan pada pemeriksaa adiologi. [Btadium 2 enurunan ringan 0) — 89 \Btadium 3 ‘enurunan sedan; 0 — 59 ibtadium 4 enurunan berat 5 —29 [Btadium 5 Gazal ginjal Fis Istilah chronic renal failure menunjukkan proses berlanjut reduksi jumlah nephron yang signifikan, biasanya digunakan pada CKD stadium 3 hingga 5 Istilah end-stage renal disease menunjukkan stadium CKD dimana telah terjadi akumulasi zat toksit air, dan elektrolit yang secara normal diekskresi oleh ginjal schingga terjadi sindrom uremikum. Sindrom uremikum selanjutnya dapat mengakibatkan Kematian sehingga diperlukan pembersihan kelebihan zat-zat tersebut melalui terapi penggantian ginjal, dapat berupa dialisis atau transplantasi ainjal? Klasifikasi penyakit ginjal didasarkan atas 2 aspek , yaitu : atas dasar derajat. (tage) penyakit dan atas dasar etiologi diagnosis. Apapun etiologi yang ‘mendasari, penghancuran massa ginjal dengan sklerosis ireversibel dan hilangnya nefron menyebabkan penuriman progresif GFR. Klasifikasi atas dasar derajat penyé Kockeroft-Gault sebagai berikut dibuat atas dasar LFG, yang dihitung dengan menggumakan ramus LFG (ml/imnt/1,73m2) > (140 - uur) X Berat Badan 72 X Kreatinin Plasma (mg/dl) **perempuan dikalikan 0,85 Pada pasien di diagnosis chronic kidney disease stadium 5 berdasarkan atas nila laju filtrasi gliumerulus yaitu < 15, dimana pada pasien sendiri di dapatkan nilai laju filtrasi glumerutus 3,21 Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik atas Dasar Diagnosis Etiologi Penyakit Tipe Mayor 18 Penyakit Ginjal Diabetes Penyakit Ginjal Non Diabetes Penyakit pada ‘Transplantasi Diabetes tipe 1 dan 2 Penyakit glomerutar (penyakit autoimun, infeksi sistemik, obat neoplasia) Penyakit vascular (penyakit pembuluh darah besar, hipertensi, mikroangiopati) Penyakit tubulointerstisial (pielonefritis kronik, batu, obstruksi, keracunan obat) Penyakit kistik (ginjal polikistik) Rejeksi kronik Keracunan obat (siklosporin/takrolimus) Penyakit recurrent (glomerular) ‘Transplant glomerulopathy Pada penyakit ginjal kronis gambaran Klinis meliputi a), Sesuai dengan penyakit yang mendasari seperti diabetes melitus, infeksi traktus urinarius, batu traktus urinarius, hipertensi, SLE dan sebagainya b), Sindrom uremia, yang terdiri dari lemah, letargi, anoreksia, mual, muntah, nokturia, kelebihan volume cairan, neuropati perifer, pruritus, perikarditis, kejang sampai koma, 19 ©). Gejala komplikasi antara lain : hipertensi, anemia, osteodistrofi renal, payah, Jjantung, asidosis metabolik, gangguan keseimbangan elektrolit Pada hasil usg pasien didapatkan gambaran pyeloneftis kronis bilateral, sehingga pada pasien termasuk penyakit ginjal non diabetik dengan etiologinya Penyakit tubulointerstisial (pielonefritis kronik) dan Penyakit vascular (hipertensi) dimana pada pasien didapatkan riwayat hipertensi Ci 2 tahun terakhir. Sedangkan deri gambaran Klinis pasien didapatkan lemah, mual, muntah dan timbul Komplikasi berupa anemia dan hipertensi. Pada pasien di dapatkan penurunan eritrosit, yaitu nilai RBC (2,57) bisa di sebut juga anemia normokromik mikrositik. Pada CKD anemia normokromik nommositik terutama berkembang dari sintesis penurunan eritropoietin ginjal, hormon yang bertanggung jawab untuk stimulasi sumsum tulang untuk produksi sel darah merah (RBC). Ini dimulai pada awal perjalanan penyakit dan menjadi lebih parah Karena GFR menurun secara progresif dengan ketersediaan massa ginjal yang kurang layak. Tidak ada respon retikulosit terjadi. RBC menurun, dan kecenderngan perdarahan meningkat dari disfimgsi uremia-diinduksi trombosit, Penyebab lain dari anemia pada pasien penyakit ginjal kronis termasuk Kehilangan darah kronis, hiperparatiroidisme sekunder, peradangan, kekurangan izi, dan akumulasi inhibitor eritropoiesis. Anemia berhubungan dengan kelelahan, kapasitas latihan dikurangi, fingsi kognitif dan gangguan kekebalan tubuh, dan mengurangi kualitas hidup. Anemia juga dikaitkan dengan perkembangan penyakit kardiovaskular, onset baru gagal jantung, atau pengembangan gagal jantung yang lebih parah. Anemia dikaitkan dengan kematian kardiovaskular meningkat. Penatalaksanaan penyakit ginjal meliputi = ‘+ Terapi spesifik tethadap penyakit dasamya © Pencegahan dan terapi tethadap Kondisi Komorbid (comorbid condition) 20 ‘+ Memperlambat perburukan (progression) fungsi ginjal + Pencegahan dan terapi terhadap penyakit kardiovaskular ‘+ Pencegahan dan terapi terhadap kompli ‘+ Terapi pengganti ginjal berupa dialysis atau transplantasi ginjal. Rencana Tatalaksana Penyakit Ginjal Kronik Sesuai dengan Derajatnya Derajat_ LEG Rencana penatalaksanaan (ml/mnt/1,73m2) 1 290 = Terapi penyakit dasar , kondis Komorbid, evaluasi perburukan (progression), fangsi ginjal, memperkecil resiko kardiovaskuler 2 60-89 - Menghambat pemburukan (progression) fungsi ginjal 3 30-59 - Evaluasi dan terapi komplikasi 4 15-29 + Persiapan terapi pengganti ginjal 3 <1s + Terapi pengganti ginjal Pengobatan kondisi yang mendasarinya jika mungkin diindikasikan ¥ Kontrol tekanan darah yang agresif untuk target nilai per pedoman saat ini diindikasikan, Gunakan inhibitor ACE atau angiotensin reseptor blocker sebagai ditoleransi, dengan pemantauan dekat untuk kerusakan ginjal dan hiperkalemia (hindari pada gagal ginjal lanjut, stenosis arteri renalis bilateral [RAS], RAS dalam ginjal sotiter). Data yang mendukung pengguinaan ACE inhibitor / angiotensin reseptor blocker pada penyakit ginjal diabetes dengan atau tanpa proteinuria, Namun, dalam penyakit ginjal nondiabetes, ACE inhibitor / angiotensin reseptor blocker efektif’ dalam memperlambat perkembangan penyakit antara pasien dengan proteinuria kurang dari dari 500 mg / d. 2 Kontrol glikemik Agresif per Diabetes Association (ADA) rekomendasi (arget HbALC <76) diindikasikan. Y — Meskipun Modifikasi Diet di Penyakit Ginjal (MDRD) Studi gagal untuk menunjukkan efek —pembatasan protein dalam —_penghambatan perkembangan penyakit ginjal, meta-analisis menunjukkan peran bermanfaat bagi pembatasan protein. National Kidney Foundation (NKE) pedoman menyarankan bahwa jika seorang pasien yang dimulai pada pembatasan protein, dokter peru memonitor status gizi_pasien. pembatasan asupan protein mulai dilakukan pada LFG < 60ml‘mnt, sedangkan diatas nilai tersebut, pembatasan asupan protein tidak selalu dianjurkan, Protein diberikan 0,6 - 0,8 /kgBB/hari , yang 0,35 - or diantaranya merupakan protein nilai biologi tinggi. Jumilsh kalori yang diberikan sebesar 30-35 kkal/kgBB/hari, dibutuhkan pemantauan yang teratur terhadap status nutrisi ditingkatkan. Dengan demikian , pembatasan asupan protein akan mengakibatkan berkurangnya syndrome uremik, Asupan protein berlebihh (protein overload) akan’ mengokibatkan genhemodinamik ginjal berupa peningkatan aliran darah dan tekanan intraglomerulus (intraglomerulus hyperfiltration), yang akan memperburuk fungsi ginjal. Predialysis albumin serum yang rendah juga berkaitan dengan hasil yang buruk di antara pasien dialisis Pembatasan Asupan Protein dan Fosfat pada Penyakit Ginjal Kronik . Fosfat LFGimil/menit — Asupan protein g/kg/hari shkghati >60 Tidak dianjurkan, Tidak dibatasi 25-60 0,6 — 0,8/kg/hari, termasuk 20,35. $10 gr grikghhr nilai biologi tinggi 5.25 0.6 — 0,8/kg/hari, termasuk = 0.35 <10 ar avkg/hr protein nilai biologi tinggi atau tambahan 0.3gr asa 2 amino esensial atau asam keton <60 O8ikgihr C1 gr protein / gr <9 gr Gynirome proteinuria atan—O,3gr/kg nefrotik) tambahan asam maino esensial atau asam keton ¥ Pengobatan hiperlipidemia ke tingkat target per pedoman saat ini diindikasikan. ¥ Menghindari nephrotoxins, termasuk IV radiocontrast, obat anti- inflamasi, dan aminoglikosida ditunjukkan. ¥ Mendorong berhenti merokok, karena perokok cenderung untuk mencapai ESRD lebih awal dibanding bukan perokok. De Brito-Ashurst dkk mempelajari apakah suplementasi bikarbonat ‘menjaga fungsi ginjal pada penyakit ginjal kronis (CKD). “ pasien dewasa (n= 134) dengan penyakit ginjal kronis (yaitu, bersihan kreatinin [CrCl] 15-30 mL. / ‘menit / 1,73 m? dan bikarbonat serum 16-20 mmol / L) secara acak ditugaskan ‘untuk menerima natrium bikarbonat suplementasi oral atau perawatan standar selama 2 tahun. Penurunan lebih lambat dalam CrCi diamati pada kelompok bikarbonat daripada di kelompok kontrol (1.88 vs 5,93 mL/min/1.73 m ® P <0,0001). Pasien dalam kelompok bikarbonat juga kurang kemmungkinan untuk mengalami pengembangan penyakit secara cepat daripada yang anggota dari kelompok kontrol (9% vs 45%; P <0,0001), dan lebih sedikit pasien yang ‘menerima suplemen bikarbonat dikembangkan ESRD (6,5% vs 33%; P <0,001). Selain manfaat yang tercantum di atas, parameter nutrisi yang diperbaiki dengan suplementasi bikarbonat. ‘Tekanan darah pada penderita didapatkan 150/100, dimana hal tersebut ‘merupakan hipertensi stage 2 menurut JNC 7 untuk pasien dewasa (umur = 18 tahun) 23 ‘Riasifikest ekanan Tek darah sistolik, Tek darah diastolic, darah mm Hg sam Hg ‘Normal <120 dan <0 Prehipertensi 120-139 atau 80-89 Hipertensi stage 1 140-159 ‘atau 90-99 Sedangkan penanganan hipertensi pada penderita CKD adalah 24 “Compu ecanon” Taso ‘Cuma Ta ass? tate co] [| acca eat tae seo Mc 99 COPEL CB. SOUD* AIR: ACEO HEF PRALES cane Posto oon | acca pon carne ona Sven Cpr MESS Wi casa ase ok | e || aia norconanepsso ure Conance=rEuROAR INVEST? ‘ate 5 1 “erie ease . Na Gen Canepa Hal FEMAAL ONT REI SID acer ste pation | eons 25

Вам также может понравиться