Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
b. Prinsip Fleksibilitas
Artinya bahwa kurikulum itu harus lentur tidak kaku, terutama dalam hal
pelaksanaannya. Pada dasarnya kurikulumm di desain untuk mencapai tujuan tertentu
sesuai dengan jenis dan jenjang pendidkan tertentu. Akan tetapi, meskipun demikian
dalam
5 hal strategi yang di dalamnya tercakup metode atau teknik, kurikulum harus
fleksibel.
c. Prinsip kontinuitas
Artinya kurikulum ini di kembangkan secara berkesinambungan.
Berkesinambungan ini meliputi sinambung antar kelas maupun sinambung antar
jenjang pendidikan. Hal ini di maksudkan agar proses pendidikan atau belajar siswa
bisa maju secara sistematis, pendidikan pada kelas dalam jenjang yang lebih rendah
harus menjadi dasar dan dilanjutkan pada kelas yang ada di atasnya.
e. Prinsip efektifitas
Prinsip ini merujuk pada pengertian bahwa kurikulum itu selalu berorientasi
pada tujuan tertentu yang ingin dicapai. Kurikulum bisa dikatakan sebagai instrument
untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, jenis dan karakteristik tujuan apa yang ingin
dicapai harus jelas. Kejelasan tujuan akan mengarahkan dalam pemilihan dan
penentuan isi, metode dan system evaluasi, serta model konsep kurikulum apa yang
digunakan.
Tugas dan tanggung jawab dari para pengembang kurikulum tersebut akan
6
dipermudah jika mengikuti prinsip-prinsip pengembangan kurikulum. Dalam hal ini
olive mengajukan 10 prinsip pengembangan kurikulum, yaitu :
1. Perubahan kurikulum adalah sesuatu yang tidak dapat dihindarkan dan bahkan
diperlukan.
2. Kurikulum merupakan produk dari masa yang bersangkutan.
3. Perubahan kurikulum masa lalu sering terdapat secara bersamaan bahkan
tumpang tindih dengan perubahan kurikulum yang terjadi masa kini.
4. Perubahan kurikulum akan terjadi ndan berhasil sebagai akibat dan jika ada
perubahan pada orang-orang dan masyarakat.
5. Pengembangan kurikulum adalah kegiatan kerja sama kelompok.
6. Pengembangan kurikulum pada dasarnya adalah proses menentukan pilihan dari
sekian alternatif yang ada.
7. Pengembangan kurikulum adalah kegiatan yang tidak akan pernah berakhir.
8. Pengembangan kurikulum akan berhasil jika dilakukan secara komprehensif,
bukan aktifitas bagian perbagian yang terpisah.
9. Pengembangan kurikulum akan lebih efektif jika dilakukan dengan mengikuti
suatu proses yang sistematis.
10. Pengembangan kurikulum dilakukan berangkat dari kurikulum yang ada.
2. Prinsip Khusus
7
Prinsip khusus berkenaan dengan prinsip yang hanya berlaku di tempat tertentu
dan situsi tertentu. Prinsip khusus ini juga merujuk pada prinsip-prinsip yang
digunakan dalam pengembangan komponen-komponen kurikulum secara khusus
(tujuan, isi, metode, dan evaluasi). satu wilayah dengan wilayah lainnya, satu jenis
dan jenjang pendidikan dengan jenis dan jenjang pendidikan lainnya memiliki
karakteristik yang berbeda dalam beberapa aspek.
Perbedaan ini tentu bisa mengakibatkan adanya penggunaan prinsip-prinsip yang
khas sesuai dengan situasi dan kondisi setempat dan karakteristik jenis dan jenjang
pendidikan tersebut.
Sukmadinata menjelaskan beberapa prinsip pengembangan khusus sebagai
berikut :
a. Prinsip yang berkenaan dengan tujuan pendidikan.
Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum atau jangka panjang,
jangka menengah, dan jangka pendek (khusus). perumusan tujuan pendidikan
bersumber pada :
Ketentuan dan kebijakan pemerintah, yang dapat ditemukan dalam dokumen-
dokumen lembaga negara mengenai tujuan, dan strategi pembangunan termasuk
di dalamnya pendidikan.
Survei mengenai persepsi orang tua/ masyarakat tentang kebutuhan mereka yang
dikirimkan melalui angket atau wawancara.
Survei tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu, di himpun
melalui angket, wawncara, observasi, dan dari berbagai media massa.
Survei tentang manpower (sumber daya manusia/ tenaga kerja).
Pengalaman negara-negara lain dalam masalah yang sama.
Penelitian.
Beberapa prinsip yang harus di perhatikan dalam pengelolaan hasil penilaian sebagai
berikut :
Norma penilaian apa yang akan di gunakan dalam pengelolaan hasil tes ?
Apakah di gunakan formula guessing ?
Bagaimana pengubahan skor kedalam skor masak ?
Skor standar apa yang akan di gunakan ?
Untuk apakah hasil tes digunakan ?
10
2.2 Model Pengembangan Kurikulum
A. Model-Model Konsep Kurikulum
Yang dimaksud dengan model konsep kurikulum itu sendiri yaitu suatu model
kurikulum tertentu yang dilahirkan disuatu faham filsafat, psikologi, sosiologi
(termasuk didalamnya sistem politik) serta ipteks tertentu. Dimana perbedaan
pandangan atas hakikat kehidupan dan manusia yang baik serta bagaimana
mewujudkannya akan melahirkan pendidikan atau kurikulum yang berbeda pula.
Setidaknya, dikenal 4 model konsep kurikulum yaitu model kurikulum subjek
akademik, model kurikulum pribadi, model kurikulum rekonstruksi sosial, dan model
kurikulum teknologis. Secara garis besarnya karakterisktik dari masing masing model
konsep kurikulum tersebut diuraikan dibawah ini
Kurikulum subjek akademik adalah model kurikulum yang bertujuan untuk
mewariskan nilai-nilai dan ajaran ajaran yang sudah dikembangkan oleh para ahli
dimasa lampau kepada generasi muda dimasa kini. Oleh karna itu materi pelajaran
dan kurikulum ini adalah apa apa yang terdapat dalam buku buku tua besar termasuk
didalamnya kitab-kitab suci. Peserta didik diharapkan dapat menguasai isi dari buku
-buku atau kitab-kitab itu.
Kurikulum pribadi adalah model kurikulum yang didesain dikembangkan untuk
mengembangkan priadi peserta didik secara optimal. Materi ajar tidak terpaku pada
suau bidang study tertentu, akan tetapi disesuaikan dengan minat dan bakat peserta
didik. Peserta didik diberi keleluasan untuk mempelajari segala sesuatunya, sedang
guru bertugas memberikan layanan yang baik atas kebutuhan peserta didik.
Kurikulum rekonstruksi sosial adalah model kurikulum yang menekankan
pentingnya pengembangan individu sebagai pribadi dan sebagai anggota masyarakat.
Oleh karna iut, pendidikan adalah proses dan upaya memperbaiki situasi dan kondisi
masyarakat dimana individu tersebut berada. Isi pendidikan diupayakan seoptimal
mungkin dikaitkan dengan keadaan dan kebutuhan masyarakat sehingga siswa dapat
mengenal keadaan masyarakat dan berkonstribui rehadap masyarakat.
11 Selanjutnya model kurikulum teknologis. Kurikulum ini dikembangkan
b. Model Zais
Dalam model Zais lebih menekankan kepada darimana inisiatif bermula, siapa
personil yang terlibat, bagaimana kedudukan personil serta keputusan apa yang
diambil oleh personal tesebut. Berdasrkan kepada pemikiran tersebut, dengan
merujuk pada pembagian model pengembangan kurikulum dari stanley, smith, dan
shores, Zais menjelaskan tiga model pengembangan kurikulum yaitu model
administratif, model akar rumput (grass root), dalam model model demonstrasi.
1. Model administratif
Dalam model administratif atau top down model, inisiatif pengembangan
kurikulum datang dari pihak pejabat (administrator) pendidikan. Begitu pula dalam
kegiatan penunjukan orang orang yang terlibat didalamnya beserta tugas tugasnya
dalam pengembangan kurikulum ditentukan oleh administrator. Dengan
menggunakan sistem garis komando selanjutnya hasil pengembangan kurikulum
disebar luaskan untuk diterapkan disekolah sekolah. Prosedur kerja model ini yaitu :
Membentuk tim atau panitia pengarah (steering committee) anggota dari tim ini
ditentukan oleh pejabat pendidikan yang berwenang. Tugas dari tim pengarah ini
yaitu merumuskan konsep dasar kurikulum, menetapkan garis garis besar
kebijakan, menyiapkan rumusan filsafat serta mentapkan tujuan umum
pendidikan. Anggota dari tim pengarah ini terdiri para pengawas pendidikan, ahli
kurikulum, ahli bidang study serta dari tokoh dunia kerja lainnya.
Membentuk tim atau panitia kerja (worker committee) untuk menjabarkan
kebijakan umum yang telah disusun oleh panitia pengarah yaitu untuk
merumuskan tujuan tujuan pendidikan menjadi tujuan tujuan yang lebih
operasional, memilih dan menyusun urutan bahan pelajaran, memilih strategi
pembelajaran serta alat evaluasi yang harus digunakan serta menyusun pedoman
15 pelaksanaan kurikulum bagi guru. Anggota dari panitia kerja ini yaitu para ahli
kurikulum, ahli disiplin ilmu dari perguruan tinggi, ditabah guru guru yang
pengalaman dan memiliki reputasi dan prestasi baik
Hasil kerja dari tim atau panitia kerja ini selanjutnya diserahkan kepada panitia
diatasnya, yaitu panitia pengarah atau perumus bahkan pihak pejabat bisa
membentuk panitia penilai khusus untuk mempertimbangkan dan menilai hasil
kerja tim kerja. Setelah kegiatan ini selesai, jika dianggap perlu kurikulum yang
telah dinilai itu diuji cobakan terlebih dahulu. Hasil dari ujicoba ini bisa
dijadikan masukan bagi perbaikan dan revisi revisi tertentu.
Penyebar luasan dan penerapan kurikulum disekolah sekolah dengan memakai
kebijakan dari pihak berwenang agar kurikulum bisa digunakan.
3. Model demonstrasi
Pengembangan kurikulum ini pada dasarnya datang dari bawah (grass roots),
semula merupakan suatu upaya inovasi kurikulum dalam skala kecil yang selanjutnya
digunakan dalam skala yang lebih luas tetapi dalam prosesnya sering mendapatkan
tantangan atau ketidak setujuan dari pihak pihak tertentu.
16
Ada beberapa dalam penerapan model pengembangan ini, diantaranya adalah
Kurikulum ini akan lebih nyata dan praktis karna dihasilkan melalui proses yang
telah diuji serta diteliti secara ilmiah
Perubahan kurikulum dalam skala kecil atau pada aspek yang lebih khusus
kemungkinan kecil akan ditolak oleh pihak administrator, akan berbeda dengan
perubahan kurikulum yang sangat luas dan komplek
Hakekat model demonstrasi berskala kecil akan terhindar dari kesenjangan
dokumen dan pelaksanaan dilapangan.
Model ini akan menggerakkan inisiatif, krativitas guru guru serta
memberdayakan sumber sumber administrasi untuk memenuhi kebutuhan dan
minat guru dalam mengembangkan program baru.
c. Model Beauchamp
Menetapkan 5 langkah dalam pengembangan kurikulum yaitu :
1. Menetapkan arena atau wilayah dimana kurikulum itu diperuntukkan.
Wilayah ini bisa mencakup satu sekolah, kecamatan, kabupaten, provinsi,
atau negara.
2. Menetapkan orang orang yang akan terlibat dalam pengembangan
kurikulum, serta tugas tugas dan peran yang akan dilakukan.
Dalam hal ini dianjurkan melibatkan masyarakat profesional dan masyarakat
biasa yang dianggap akan memberikan kontribusi dalam pengembangan krikulum.
Para profesional meliputi pengembangan kurikulum, guru, ahli bidang study pihak
pusat pengembang kurikulum dan sebagainya. Sedang masyarakat bisa meliputi para
usahawan, tokoh masyarakat, orangtua
3. Menetapkan prosedur yang akan ditempuh.
Yaitu dalam penetapan dan perumusan tujuan umum dan khusus, memilih isi dan
pengalaman belajar, serta menetapkan jenis dan alat evaluasi. Keseluruhan prosedur
tersebut dibagi kedalam 5 langkah :
Membentuk tim pengembang kurikulum (curriculum council)
Melakukan penilaian terhadap kurikulum yang sedang berjalan
Study tentang alternatif isi kurikulum baru
Merumuskan dan menetapkan kriteria yang akan digunakan untuk menentukan
apa saja yang akan tercakup dalam kurikulum baru
Perancangan dan penulisan kurikulum baru dalam kelima kegiatan diatas pihak
17
administrator memegang peranan yang sangat besar bagi kesuksesan proses
tersebut.
4. Implementasi kurikulum.
Untuk suksenya penerapan kurikulum baru perlu adanya dukungan sumber daya
yang memadai diantaranya pemahaman guru yang baik terhadap kurikulum baru, sara
dan prasarana, anggaran keuangan yang memadai, menejemen sekolah dan
sebagainya.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam proses pengembangan kurikulum terdapat dua prinsip yang berlaku
yaitu prinsip umum dan prinsip khusus. Prinsip umum biasanya digunakan hampir
dalam setiap pengembangan kurikulum dimanapun. Disamping itu, prinisip umum ini
merujuk pada prinsip yang harus diperhatikan untuk dimiliki oleh kurikulum sebagai
totalitas dari gabungan komponen-komponen yang membangunnya.
Prinsip khusus artinya prinsip yang hanya berlaku ditempat tertentu dan
situasi tertentu. Prinsip khusus ini juga merujuk pada prinsip-prinsip yang digunakan
dalam pengembangan komponen-komponen kurikulum secara tersendiri, misalnya
prinsip yang digunakan untuk mengembangkan komponen tujuan, prinsip untuk
mengembangkan komponen isi kurikulum, dan prinsip-prinsip untuk
mengembangkan komponen-komponen kurikulum lainnya. Dimana prinsip
pengembangan satu komponen dengan komponen lainnya berbeda.
Model pengembangan kurikulum yaitu model Ralph Tyler, model Zais,
model Beaucahamp, model Tabas, dan model Miller-Siller.
3.2 Saran
Kritik dan saran yang membangun sangat di harapkan oleh penulis karena masih
banyak terdapat banyak kesalahan dalam penulisan makalah ini. Semoga dengan
adanya kritik dan saran yang membangun dari pembaca, diharapkan penulisan
makalah yang selanjutnya akan lebih baik lagi.
20