Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Griseofulvin Obat mudah larut dalam lemak, Diberikan dengan makanan tinggi le-
meningkatkan absorbsi. mak atau disuspensi minyak jagung
ren-dah kontraindikasi.
Hidroklortiazid (HCT) Menunda pengosongan lambung, Diberikan bersama makanan.
meningkatkan absorbsi usus halus.
Fenitoin Menunda pengosongan lambung, Diberikan pada saat makan pagi,
Meningkatkan produksi empedu, siang dan malam.
meningkatkan disolusi & absorbsi.
OBAT ANTIHIPERTENSI
No Golongan Mekanisme Kerja Nama Obat
1. Diuretika Diuretika golongan tiazid, menghambat Hidroklorothiazida
reabsorpsi sodium pada daerah awal tubulus Klorothiazida
distal ginjal, meningkatkan ekskresi sodium Klortalidon
dan volume urin. Indapamida
Diuretika hemat kalium, meretensi kalium. Polithiazida
Kombinasi ini dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah yang berarti. Gejala yang
dilaporkan antara lain denyut jantung tak teratur, demam, sakit kepala, gangguan
penglihatan. Antidepresan IMAO yang berguna untuk mengurangi depresi mental dan
memperbaiki suasana hati tak banyak digunakan lagi sejak dikembangkan antidepresan
jenis siklik seperti Elavil dan Sinequan (Taliana, 2009).
Kombinasi ini dapat menyebabkan tekanan darah turun terlalu rendah dan efek pemblok
beta dapat meningkat. Gejala tekanan darah rendah yang dilaporkan antara lain pusing,
lemah, pingsan. Gejala yang dilaporkan akibat pemblok beta yang terlalu banyak:
bradikardia, lelah, aritmia jantung, napas berdengik seperti pada asma atau sulit
bernapas. Antipsikotika adalah trankulansia mayor yang digunakan untuk mengobati
kelainan mental yang parah seperti skizofrenia. Umumnya antipsikotika merupakan
golongan fenotiazin (Taliana, 2009).
Efek pemblok beta dapat berkurang. Akibatnya: kondisi yang ditangani oleh pemblok
beta tak dapat dikendalikan dengan baik (Taliana, 2009).
Efek pemblok beta mungkin dilawan. Akibatnya: kondisi yang ditangani oleh pemblok
beta tak dapat dikendalikan dengan baik. Sediaan obat hidung yang mengandung pelega
idung dapat diserap ke dalam aliran darah dan dapat menyebabkan interaksi (Taliana,
2009).
10. Beta bloker dengan Pil pelangsing (obat bebas) yang mengandung
fenilpropanolamin
Efek pemblok beta mungkin dilawan. Akibatnya : kondisi yang ditangani oleh pemblok
beta tk dapat dikendalikan dengan baik. Fenilpropanolamin adalah pelega hidung yang
merupakan komponen utama dalam pil pelangsing yang dijual bebas karena efek
sampingnya yang dapat menekan nafsu makan (Taliana, 2009).
Efek pemblok beta dapat berkurang. Akibatnya : kondisi yang ditangani tak dapat
dikendalikan dengan baik (Taliana, 2009).
Kombinasi ini dapat menyebabkan tekanan darah turun terlalu rendah. Akibatnya :
hipotensi postural dengan gejala : pusing, lemah, pingsan, penurunan tekanan darah yang
hebat dapat menyebabkan kejang atau syok. Obat pemblok beta diberikan pada angina,
untuk menormalkan kembali denyut jantung dan untuk menurunkan tekanan darah tinggi
(Taliana, 2009).
Kombinasi ini dapat menyebabkan tekanan darah turun terlalu rendah. Akibatnya :
pusing, lemah, pingsan, penurunan tekanan darah yang hebat dapat menyebabkan kejang
atau syok. Diuretika menghilangkan kelebihan cairan dari tubuh dan digunakan untuk
mengobati tekanan darah tinggi dan layu jantung (Taliana, 2009).
17. Beta-bloker dengan Methyldopa.
Penggunaan kombinasi dari methyldopa dan beta-bloker ternyata lebih aman
dibandingkan dengan pemakaiannya secara tunggal. Effek samping dari methyldopa
berupa postural hipotensi akan hilang bila diberikan bersamasama dengan beta-blocker
(Gapar, 2003).
22. Kayu manis (Licorice) dengan Obat tekanan darah tinggi (semua).
Efek obat tekanan darah tinggi mungkin dilawan. Akibatnya : tekanan darah mungkin
tidak terkendali dengan baik. Jangan makan kayu manis alam kayu manis buatan boleh
saja (Samanoe, 2009).
23. Alkohol dengan Guenetidin (Esimil, Ismelin)
Kombinasi ini dapat menyebabkan tekanan darah turun terlalu rendah. Akibatnya :
hipotensi postural disertai gejala pusing, lemah, pingsan; penurunan tekanan darah yang
hebat dapat menyebabkan kejang atau syok. Membatasi minum alkohol mengurangi
kemungkinan resiko ini (Samanoe, 2009).
5 Antidiabetes oral Obat asma (golongan Golongan obat epinefrim Efek obat antidiabetes
dan insulin epinefrin) meningkatkan glikogenolisis, dilawan
kadar glukosa dan asam
lemak dinaikkan, sekresi
insulin dihambat
Aminoglikosida
Aminoglikosida diketahui memiliki efek nefrotoksik dan banyak interaksi yang terjadi
sebagai hasil dari efek tersebut. Sesuai dengan interaksi yang telah diketahui dengan obat
nefrotoksik lainnya (seperti amfoterisin, siklosporin), banyak produsen obat dengan efek
nefrotoksik yang memberikan peringatan pada penggunaan obat lain secara bersamaan.
Sangat dianjurkan untuk pemantauan fungsi renal pada pasien yang mengonsumsi
aminoglikosida, dan sangat dianjurkan untuk meningkatkan frekuensi pemantauan pada
pasien yang mengkonsumsi obat nefrotoksik lainnya.
Aminoglikosida Pil KB
Efek pil KB dapat berkurang. Akibatnya : risiko hamil meningkat, kecuali jika digunakan
bentuk kontrasepsi lain. Perdarahan sekonyong-konyong adalah gejala yang menunjukkan
kemungkinan terjadinya interaksi.
Aminoglikosida Takrolimus
Meningkatkan resiko nefrotoksik. Penanganannya adalah memantau fungsi renal pasien
secara berkesinambungan.
Aminoglikosida Penisilin
Inaktivasi aminoglikosida. Penanganannya adalah jangan campurkan obat pada larutan yang
sama. Jarak penggunaan minimal 2 jam.
Aminoglikosida Amfoterisin B
Amfoterisin B menurunkan clearance dari amikasin dan gentamisin. Penggunaan dari
aminoglikosida dan amfoterisin B bisa menimbulkan efek nefrotoksik. Aminoglikosida
memiliki efek nefrotoksik, penggunaan dengan obat lain dengan efek nefrotoksik seperti
amfoterisin B harus dihindari. Jika harus digunakan bersamaan, fungsi renal dan level obat
harus dimonitor secara rutin selama terapi oleh aminoglikosida dan penting untuk
meningkatkan frekuensi dari pemeriksaan jika dilakukan terapi bersamaan dengan
amfoterisin B.
Sefalosporin
Sefalosporin Kloramfenikol
Kombinasi ini dapat menekan sumsum tulang belakang secara berlebihan. Gejala yang
dilaporkan : sakit tenggorokan, demam, kedinginan, tukak mulut, perdarahan atau memar di
seluruh tubuh, tinja hitam pekat, dan kehilangan tenaga yang tidak lazim.
Sefalosporin Probenesid
Efek antibiotika sefalosporin dapat meningkat. Akibatnya : risiko kerusakan ginjal
meningkat. Gejala yang dilaporkan : pengeluaran air kemih berkurang, nafsu makan hilang,
lemah, pusing, mengantuk, dan mual. Probenesid digunakan untuk mengobati pirai.
Mekanisme yang terjadi adalah sebagai berikut: Probenecid menghambat ekskresi
paling cephalosporins oleh tubulus ginjal dengan berhasil bersaing untuk mekanisme
ekskretoris. Jadi, cephalosporin masih dipertahankan dalam tubuh dan kadar serum
meningkat. Besarnya kenaikan tidak selalu dapat sepenuhnya dijelaskan oleh mekanisme ini
sendirian dan disarankan agar beberapa perubahan dalam distribusi jaringan mungkin
kadang-kadang memiliki peran.
Sefalosporin Alkohol
Beberapa obat memperlihatkan reaksi disulfiram bila digunakan bersama alkohol,
yakni sefamandol dan sefoperazon.
Disulfiram (Antabuse) adalah obat yang diberikan agar pasien berhenti minum
alkohol. Maksudnya supaya pada saat pasien minum alkohol, ia merasakan hal yang tidak
menyenangkan sehingga selanjutnya ia menjauhi minuman alkohol tersebut. Kombinasi
antara disulfiram dan alkohol dapat menyebabkan reaksi disulfiram. Akibatnya: mual,
muntah, pusing, muka merah, napas pendek, sakit kepala hebat, gangguan penglihatan,
palpitasi jantung, dan mungkin juga pingsan. Catatan:sifup obat batuk dan tonikum bitamin,
dan bahkan sedianan topikal yang mengandung alkohol juga dapat menyebabkan reaksi ini.
Disulfiram-seperti reaksi dapat terjadi pada mereka yang memakai sefamandol,
cefmenoxime, cefoperazone, cefotetan, latamoxef (moxalactam) dan mungkin cefonicid
setelah minum alkohol atau mengikuti suntikan alkohol. Ini bukan reaksi umum dari
sefalosporin, tetapi terbatas pada mereka yang memiliki struktur kimia tertentu.
Mekanisme yang terjadi adalah sebagai berikut: Reaksi-reaksi ini tampaknya
memiliki dasar farmakologi yang sama sebagai disulfiram / alkohol reaksi (lihat 'Alkohol +
Disulfiram'). Tiga sefalosporin ini (latamoxef, sefamandol dan cefoperazone) dapat
meningkatkan kadar asetaldehida darah pada tikus ketika alkohol diberikan, tetapi untuk
tingkat yang lebih rendah daripada disulfiram. Tampaknya biasanya hanya terjadi dengan
sefalosporin yang memiliki kelompok methyltetrazolethiol dalam 3-posisi pada molekul
cephalosporin, tetapi juga telah terlihat dengan cefonicid, yang memiliki sebuah kelompok
methylsulfonthiotetrazole sebagai gantinya.
Kloramfenikol
Kloramfenikol Antikoagulan (Dikumarol)
Efek antikoagulan dapat meningkat. Antikoagulan digunakan untuk mengencerkan darah dan
mencegah pembekuan. Akibatnya : risiko perdarahan meningkat. Gejala yang dilaporkan :
memar dan perdarahan di seluruh tubuh.
Kloramfenikol Pil KB
Efek pil KB dapat berkurang. Akibatnya : risiko hamil meningkat, kecuali jika digunakan
bentuk kontrasepsi lain. Perdarahan sekonyong-konyong adalah gejala yang menunjukkan
kemungkinan terjadinya interaksi.
Kloramfenikol Estrogen
Efek estrogen dapat berkurang. Estrogen diberikan pada wanita yang kekurangan estrogen
selama mati haid dan sesudah histerektomi, untuk mencegah rasa nyeri karena pembengkakan
payudara sesudah melahirkan karena ibu tidak menyusui bayinya, dan untuk mengobati
amenore. Akibatnya : gangguan yang diobati mungkin tidak terkendali dengan baik.
Kloramfenikol Griseofulvin
Kombinasi ini dapat menekan sumsum tulang belakang secara berlebihan. Gejala yang
dilaporkan : sakit tenggorokan, demam, kedinginan, tukak mulut, perdarahan atau memar di
seluruh tubuh, tinja hitam pekat, dan kehilangan tenaga yang tidak lazim.
Klindamisin/Linkomisin
Klindamisin/Linkomisin Adsorben (yang digunakan dalam obat diare)
Efek klindamisin dan linkomisin dapat berkurang. Akibatnya : infeksi yang diobati mungkin
tidak sembuh seperti yang diharapkan. Adsorben digunakan dalam obat diare.
Klindamisin/Linkomisin Makanan
Serum level dari linkomisin menurun (sampai 2/3) jika dikonsumsi dengan makanan, tetapi
klindamisin tidak terpengaruh secara signifikan. Pemanis siklamat juga bias menurunkan
absorpsi dari linkomisin. Linkomisin seharusnya tidak dipakai bersamaan dengan makanan
atau beberapa jam setelah mengkonsumsi makanan jika ingin dicapai serum level linkomisin
yang diinginkan. Alternative lain yaitu klindamisin, turunan sintetik dari linkomisin, yang
memiliki spectrum antibakteri yang sama tetapi tidak dipengaruhi oleh keberadaan makanan.
Klindamisin/Linkomisin Kaolin/Pektin
Kaolin-pectin bisa menurunkan absorpsi lincomycin. Penanganannya adalah dengan
mengkonsumsi linkomisin dua jam setelah konsumsi kaolin
Eritromisin
Eritromisin Obat Asma
Efek obat asma dapat meningkat. Obat asma digunakan untuk membuka jalan udara paru-
paru dan untuk mempermudah pernapasan penderita asma. Akibatnya : terjadi efek samping
merugikan karena terlalu banyak obat asma. Gejala yang dilaporkan : mual, sakit kepala,
pusing, mudah terangsang, tremor, insomnia, aritmia jantung, takhikardia, dan kemungkinan
kejang.
Eritromisin Klindamisin/Linkomisin
Efek klindamisin dan linkomisin dapat berkurang. Akibatnya : infeksi yang diobati mungkin
tidak sembuh seperti yang diharapkan.
Griseofulvin
Griseofulvin Antikoagulan
Efek antikogulan dapat berkurang. Antikoagulan digunakan untuk mengencerkan darah dan
mencegah pembekuan darah. Akibatnya : darah dapat tetap membeku meski pun pasien diberi
antikoagulan.
Griseofulvin Barbiturat
Efek griseofulvin dapat berkurang. Akibatnya : infeksi fungi yang diobati mungkin tidak
sembuh seperti yang diharapkan. Barbiturat digunakan sebagai sedative atau sebagai pil tidur.
Griseofulvin Primidon
Efek griseofulvin dapat berkurang. Akibatnya : infeksi fungi yang diobati mungkin tidak
sembuh seperti yang diharapkan. Primidon adalah obat antikonvulsan yang digunakan untuk
mengobati gangguan kejang seperti pada ayan.
Ketokonazol
Ketokonazol Antasida
Efek ketokonazol dapat berkurang. Akibatnya : infeksi fungi yang diobati mungkin tidak
sembuh seperti yang diharapkan. Interaksi ini dicegah dengan menggunakan obat
ketokonazol sekurang-kurangnya dua jam sebelum menggunakan antasida.
Metronidazol
Metronidazol Alkohol (bir, minuman keras, anggur, dll)
Kombinasi ini dapat menyebabkan reaksi yang sama seperti yang disebabkan oleh disulfiran.
Disulfiram (Antabuse) menekan keinginan pecandu alkohol untuk minum alcohol karena
terjadi reaksi dengan alcohol yang menyebabkan efek samping yang merugikan.
Metronidazol menunjukkan interaksi yang sama, hanya tidak sekuat disulfiram. Gejala
meliputi pusing, wajah merah, sakit kepala, dan sesak napas.
Metronidazol Antikoagulan
Efek kogulan dapat meningkat. Antikoagulan digunakan untuk mengencerkan darah dan
mencegah pembekuan. Akibatnya : risiko perdarahan meningkat. Gejala yang dilaporkan :
memar dan perdarahan di seluruh tubuh, dan tinja hitam pekat.
Metronidazol Kloramfenikol
Kombinasi ini dapat menekan sumsum tulang belakang secara berlebihan. Gejala yang
dilaporkan : sakit tenggorokan, demam, kedinginan, tukak mulut, perdarahan atau memar di
seluruh tubuh, tinja hitam pekat, dan kehilangan tenaga yang tidak lazim.
Metronidazol Disulfiram
Kombinasi ini dapat menimbulkan rasa bingung dan perilaku psikotik atau perilaku yang
menyimpang. Disulfiram digunakan untuk menanggulangi kecanduan alcohol.
Penisilin
Penisilin (hanya Ampisilin, Bakampisilin) Alopurinol (Zyloprim)
Risiko bengkak-bengkak pada kulit akibat penggunaan antibiotika, meningkat. Alopurinol
digunakan untuk mengobati pirai.
Penisilin Pil KB
Efek pil KB dapat berkurang. Akibatnya : risiko hamil meningkat, kecuali jika digunakan
bentuk kontrasepsi lain. Perdarahan sekonyong-konyong adalah gejala yang menunjukkan
kemungkinan terjadinya interaksi.
Penisilin Estrogen
Efek estrogen dapat berkurang. Estrogen diberikan pada wanita yang kekurangan estrogen
selama mati haid dan sesudah histerektomi, untuk mencegah rasa nyeri karena pembengkakan
payudara sesudah melahirkan karena ibu tidak menyusui bayinya, dan untuk mengobati
amenore. Akibatnya : gangguan yang diobati mungkin tidak terkendali dengan baik.
Penisilin Tetrasiklin
Efek penisilin dapat berkurang. Akibatnya : infeksi yang diobati mungkin tidak sembuh
seperti yang diharapkan.
Penisilin Klorokuin
Klorokuin menurunkan absorpsi dari ampisilin. Tetapi bacampisilin tidak dipengaruhi.
Penanganannya adalah memisahkan penggunaan dalam interval tidak kurang dari 2 jam.
Alternative lain yaitu dengan menggunakan bacampisilin, yang tidak berinteraksi dengan
klorokuin.
Sulfonamida
Sulfonamida dapat berinteraksi dengan antikoagulan oral, antidiabetik sulfonylurea,
dan fenitoin. Dalam hal tersebut sulfa dapat memperkuat efek obat lain dengan cara hambatan
metabolisme atau pergeseran ikatan denga albumin. Pada pemberian bersama sulfonamide
dosis obat-obat tersebut harus disesuaikan (Setiabudy dan Mariana, 2007).
Anestetika local yang mengandung gugus p-aminobenzoat misalnya benzokain atau
prokain, memperkecil kerja sulfonamide (pembentukan asam p-aminobenzoat melalui
biotransformasi). Sulfonamida memperkuat kerja hipoglikemik dari senyawa sulfonylurea
dan meningkatkan tosisitas metotreksat (Mutschler, 1991).
Sulfonamida Pil KB
Efek pil KB dapat berkurang. Akibatnya : risiko hamil meningkat, kecuali jika digunakan
bentuk kontrasepsi lain. Perdarahan sekonyong-konyong adalah gejala yang menunjukkan
kemungkinan terjadinya interaksi.
Sulfonamida Kloramfenikol
Kombinasi ini dapat menekan sumsum tulang belakang secara berlebihan. Gejala yang
dilaporkan : sakit tenggorokan, demam, kedinginan, tukak mulut, perdarahan atau memar di
seluruh tubuh, tinja hitam pekat, dan kehilangan tenaga yang tidak lazim.
Sulfonamida Estrogen
Efek estrogen dapat berkurang. Estrogen diberikan pada wanita yang kekurangan estrogen
selama mati haid dan sesudah histerektomi, untuk mencegah rasa nyeri karena pembengkakan
payudara sesudah melahirkan karena ibu tidak menyusui bayinya, dan untuk mengobati
amenore. Akibatnya : gangguan yang diobati mungkin tidak terkendali dengan baik.
Tetrasiklin
Tetrasiklin Antasida
Efek tetrasiklin dapat berkurang. Akibatnya : infeksi mungkin tidak dapat disembuhkan
dengan pengobatan tetrasiklin. Untuk mencegah interaksi ini, penggunaan masing-masing
obat supaya diselangi waktu dua jam.
Tetrasiklin Antikoagulan
Efek antikogulan dapat meningkat. Antikoagulan digunakan untuk mengencerkan darah dan
mencegah pembekuan. Akibatnya : risiko perdarahan meningkat. Gejala yang dilaporkan :
memar dan perdarahan di seluruh tubuh, dan tinja hitam pekat.
Tetrasiklin Pil KB
Efek pil KB dapat berkurang. Akibatnya : risiko hamil meningkat, kecuali jika digunakan
bentuk kontrasepsi lain. Perdarahan sekonyong-konyong adalah gejala yang menunjukkan
kemungkinan terjadinya interaksi.
Tetrasiklin Estrogen
Efek estrogen dapat berkurang. Estrogen diberikan pada wanita yang kekurangan estrogen
selama mati haid dan sesudah histerektomi, untuk mencegah rasa nyeri karena pembengkakan
payudara sesudah melahirkan karena ibu tidak menyusui bayinya, dan untuk mengobati
amenore. Akibatnya : gangguan yang diobati mungkin tidak terkendali dengan baik selama
pengobatan dengan antibiotika.
Tetrasiklin Besi
Efek tetrasiklin dapat berkurang. Akibatnya : infeksi mungkin tidak dapat disembuhkan
dengan tetrasiklin. Untuk mencegah interaksi ini, penggunaan masing-masing obat supaya
diselangi waktu dua jam. Besi biasanya diberikan dalam campuran vitamin-mineral sebagai
tambahan, umumnya sebagai besi sulfat atau besi glukonat.
Tetrasiklin Vitamin A
Kombinasi ini dapat menyebabkan tekanan di dalam tengkorak dengan gejala seperti sakit
kepala berat, mual, dan gangguan penglihatan. Hindari penggunaan vitamin tambahan yang
mengandung vitamin A selama perpanjangan pengobatan dengan tetrasiklin.
Troleandomisin
Troleandomisin Obat Asma (golongan teofilin)
Efek obat asma dapat meningkat. Obat asma digunakan untuk membuka jalan udara paru-
paru dan untuk mempermudah pernapasan penderita asma. Akibatnya : terjadi efek samping
merugikan karena terlalu banyak obat asma. Gejala yang dilaporkan : mual, sakit kepala,
pusing, mudah terangsang, tremor, insomnia, aritmia jantung, takhikardia, dan kemungkinan
kejang.
Troleandomisin Pil KB
Kombinasi ini dapat menyebabkan penyakit kuning kolestatik. Gejala penyakit kuning
meliputi menguningnya kulit dan mata. Dokter harus menghindari pemberian antibiotika ini
pada wanita yang menggunakan pil KB.
Troleandomisin Karbamazepin (Tegretol)
Efek karbamazepin dapat meningkat. Karbamazepin adalah antikonvulsan yang digunakan
untuk kejang dalam gangguan seperti ayan. Akibatnya : dapat timbul efek samping
merugikan karena terlalu banyak karbamazepin. Gejala yang dilaporkan : pusing, mual, nyeri
perut, dan nanar.
Troleandomisin Estrogen
Kombinasi ini dapat menyebabkan penyakit kuning kolestatik. Gejala penyakit kuning
meliputi menguningnya kulit dan mata. Estrogen diberikan pada wanita yang kekurangan
estrogen selama mati haid dan sesudah histerektomi, untuk mencegah rasa nyeri karena
pembengkakan payudara sesudah melahirkan karena ibu tidak menyusui bayinya, dan untuk
mengobati amenore. Dokter supaya tidak memberikan antibiotika ini kepada wanita yang
sedang diobati dengan estrogen.
Kuinolon
Siprofloksasin
1) Obat-obat yang mempengaruhi keasaman lambung (antasida) yang mengandung
aluminium atau magnesium hidroksida akan mengurangi absorpsi siprofloksasin.
Karena itu siprofloksasin harus ditelan 1 2 jam sebelum atau minimal 4 jam sesudah
minum antasida. Pembatasan ini tidak berlaku pada antasida yang tidak mengandung
aluminium atau magnesium hidroksida.
2) Pemberian siprofloksasin bersama teofilin dapat meningkatkan kadar teofilin dalam
plasma sehingga dapat menimbulkan efek samping teofilin. Apabila kombinasi ini
tidak dapat dihindarkan, kadar teofilin dalam plasma harus dimonitor dan dosis
teofilin harus dikurangi. Jika kadar teofilin tidak dapat dimonitor, pemberian
siprofloksasin harus dihindari.
3) Kenaikan kadar kreatinin serum untuk sementara terlihat pada pemberian
siprofloksasin bersama cyclosporin. Dalam hal ini, kadar kreatinin serum harus sering
dipantau (dua kali seminggu).
4) Harus dipertimbangkan kemungkinan terjadinya interaksi pada pemberian
siprofloksasin bersama probenesid.
5) Pemberian bersama siprofloksasin dan anti-koagulan oral dapat memperpanjang
waktu pendarahan.
6) Pemberian bersama metoklopramid mempercepat absorpsi siprofloksasin.
7) Ada interaksi obat bermakna antara sipfofloksasin dan metadon. Siprofloksasin dapat
menghambat cytochrome P450 3A4 sampai sebesar 65%. Karena ini merupakan
enzim primer yang berperan untuk memetabolisme metadon, sipro bisa meninggikan
kadar metadon secara bermakna.
Ofloksasin
1) Absorpsi Ofloksasin di lambung-usus mengalami penurunan yang nyata jika
diberikan bersamaan dengan antasida yang mengandung Aluminium atau Magnesium
Hidroksida, sehingga Ofloksasin diberikan 1-2 jam sebelum atau sesudah antasida
2) Ada kemungkinan terjadi penurunan ambang serangan serebral jika Quinolon
diberikan bersamaan dengan obat-obat yang menurunkan ambang serangan.
3) Ofloksasin mungkin dapat menyebabkan sedikit peningkatan kadar Glibenklamid
dalam serum jika diberikan bersamaan; penderita dengan pengobatan ini harus selalu
diawasi.
4) Tidak seperti Siprofloksasin, Pefloksasin, dan Enoksasin, Ofloksasin, tidak
mempengaruhi kadar Teofilin dalam plasma.
5) Penggunaan bersama dengan anti inflamasi non-steroid bisa menimbulkan kejang.
6) Mengintensifkan efek Warfarin.
Levofloksasin
Dengan Obat Lain :
Dengan Makanan :
Tablet dapat digunakan tanpa ada perhatian terhadap makanan. Sediaan suspensi oral
sebaiknya digunakan dalam keadaan perut kosong (1 satu jam sebelum makan atau 2 jam
setelah makan).
Rifampisin Buspiron
Rifampisin menurunkan konsentrasi buspiron dalam serum sehingga dapat menurunkan efikasi
terapi. Untuk menghindarinya, dapat dipakai antianxiety alternatif yang tidak dimetabolisme
oleh CYP3A4, misalnya lorazepam atau temazepam (ISO farmakoterapi).
Rifampisin Kontrasepsi oral
Rifampisin mengurangi efikasi kontrasepsi oral dan dapat menyebabkan kejadian abnormal
pada menstruasi dan ovulasi sehingga terjadi kegagalan obat kontrasepsi oral (ISO
farmakoterapi).
Pirazinamid Makanan
Makanan sedikit mempengaruhi absorpsi pirazinamid. Dosis tunggal 30 mg/kg pirazinamid
yang diberikan dengan makanan tinggi lemak dapat meningkatkan waktu puncak absorpsi
hingga 80%, tetapi tidak berpengaruh pada parameter farmakokinetik lain (Stockley, 2008).