Вы находитесь на странице: 1из 10

BAB III

TEORI DASAR

Tingkat produktivitas alat yang tinggi sangat diutamakan dalam kegiatan


pertambangan, karena untuk mencapai besarnya target overburden yang dipindahkan
maupun target batubara yang dieksploitasi sangat dibutuhkan alat yang mampu
berproduksi secara maksimal sehingga kegiatan pertambangan tersebut tetap berjalan.
Tinggi rendahnya produktivitas alat sangat dipengaruhi oleh available time,
down time, operating time, operating delay (delay) dan operating standby (idle) alat
tersebut. Produktivitas suatu alat akan tinggi jika operating time alat tersebut tinggi atau
durasi idle dan delay alat tersebut dapat dapat dibuat seminimal mungkin. Besar kecilnya
idle dan delay yang ditimbulkan sangat mempengaruhi besarnya produksi baik
overburden atau batubara.

3.1 Time Categorization


Time categorization adalah suatu sistem pengelompokkan waktu yang
diterapkan oleh PT. KPC. Time categorization akan mendefinisikan semua
aktivitas dari unit yang berhubungan dengan dispatch di lapangan, sehingga
dapat ditentukan besarnya operating time, usage, dan utilized time alat, serta
lamanya durasi idle dan delay. Time categorization terbagi menjadi dua
kelompok besar yaitu available time dan down time. Available time adalah durasi
yang tersedia untuk beroperasi yaitu durasi kerja nyata (scheduled hours)
dikurangi dengan durasi lamanya unit tersebut mengalami perawatan atau
perbaikan (down time). Available time ditentukan dari physical availability alat.
Available time dapat dipisah menjadi dua kategori yaitu utilized time dan
operating standby. Utilized time pun dapat dipisah menjadi dua yaitu operating
time dan operating delay.
3.1.1 Available Time
Available time adalah durasi waktu yang tersedia bagi alat untuk
beroperasi. Durasi available time ditentukan dari physical availability alat yaitu
suatu cara untuk mengetahui kondisi alat yang sedang digunakan yang
dinyatakan dalam persen. Besarnya physical availability plan suatu unit selalu
berada di bawah 100% karena walaupun tidak mengalami kerusakan, unit
tersebut harus mengalami maintenance dalam interval waktu tertentu. Physical
availability alat sangat mempengaruhi besarnya produktivitas alat tersebut.
Dalam time categorization, available time dibagi menjadi dua, yaitu utilized time
(operating time dan operating delay) dan operating standby.

Available Time (AT) = PA x (scheduled hours)

Operating Time + Delay + Idle


Physical Availability (PA) = x 100
%
scheduled hours

Available Time (AT) = (scheduled hours) - (down time)

a. Operating Time
Operating time adalah lamanya waktu dimana suatu unitvmelakukan
kegiatan penambangan yang produktif. Durasi operating time dapat diperkirakan
dari usage unit tersebut. Usage suatu unit menyatakan berapa persen waktu yang
digunakan alat tersebut untuk berproduksi selama alat tersebut dalam durasi
available time. Besarnya durasi operating time menunjukkan seberapa efektif
alat yang tidak rusak dapat digunakan. Hal ini dapat menjadi ukuran seberapa
baik pengelolaan (management) dari alat yang sedang dipergunakan.

Operating Time (OT) = usage x (available time)

Available Time
Usage = x 100%
Operating Ttime

Operating Time (OT) = (available time) - (delay) - (idle)

b. Operating Delay (Delay)


Operating delay merupakan bagian dari utilized time. Operating delay
menunjukkan waktu yang tertunda dalam pengoperasian suatu unit meskipun dalam
keadaaan siap bekerja atau tidak rusak. Operating delay dapat dimasukkan ke dalam
waktu produksi unit namun tertunda karena pada saat daily fuel, tyre check, training
operator adalah saat dimana alat tersebut tidak bisa melakukan aktifitas produksi.

Delay = (Available Time) - (Operating Time) - (Idle)


Delay = (Utilized Time) - (Operating Time)

c. Operating Standby (Idle)


Operating standby menunjukkan durasi waktu yang hilang saat alat sedang
beroperasi sehingga alat tersebut tidak dapat berproduksi. Operating standby tidak dapat
dimasukkan ke dalam waktu produksi unit karena waktu tersebut hilang akibat faktor
yang berasal dari luar seperti kondisi jalan yang licin, hujan, kabut maupun faktor yang
berasal dari dalam seperti tidak tersedianya operator, operator makan dan beribadah,
operator ke toilet, dll.

Idle = (Available Time) - (Operating time) - (Delay)


Idle = (Available Time) - (Utilized Time)

3.1.2 Down Time


Down time adalah waktu dimana unit tidak dapat beroperasi karena unit tersebut
mengalami perbaikan (service) maupun perawatan (maintenance). Down time dibagi
menjadi dua kategori yaitu scheduled maintenance (perawatan unit yang terjadwal) dan
unscheduled maintenance (perbaikan unit akibat kerusakan). Contoh scheduled
maintenance adalah service overhaul, preventive maintenance check, service rutin unit
setiap 250 jam kerja dan 500 jam kerja. Sedangkan contoh unscheduled maintenance
adalah accident (kecelakaan), ketiadaaan sparepart unit, ketiadaan ban, dan service
kerusakan alat diluar service rutin.

Down Time (DT) = (scheduled hours) (available time)

3.1.3 Meal and Pray Activity


Salah satu operating standby (idle) yang terjadi di wilayah operasional tambang
adalah meal and pray. Meal adalah waktu yang dialokasikan untuk makan bagi operator,
sedangkan pray adalah waktu yang dialokasikan untuk sholat bagi operator muslim.
Aktivitas ini bersifat alamiah dan tidak bisa dihindari karena pada kodratnya manusia
makan tiga kali dalam satu hari, sedangkan yang beragama Islam diharuskan untuk
beribadah lima waktu dalam satu hari. Walaupun sifatnya sangat alamiah, durasi meal
and pray dapat dikondisikan sebaik mungkin agar dampaknya tidak terlalu besar pada
kehilangan waktu produksi.

Tabel 3.1
Time Categorization and Activities Code
Scheduled Hours
Availabe Time Down Time
Utilized Time
Operating Standby Scheduled
Maintenance
Unscheduled
Operating Time Operating Delay Maintenance
Jam kerja efektif
dari unit
Mengisi Bahan Bakar Diminta Untuk Standby Service
Overhaul
Perbaikan
Kerusakan
Mengganti Bit Tidak Ada Operator Service Rutin Kecelakaan
Relokasi Sholat (pray) Lain-lain Lain-lain
Menunggu Alat Mekanis Safety Meeting
Mengantri di Dump Point Hujan
Mengantri di Crusher Jalan Licin
Pengecekan Ban Kabut
Pelumasan Makan (meal)
Training Pergantian Shift
Lain-lain Toilet
Menunggu Peledakan
Hari Libur
Lain-lain

3.2 Produktivitas Alat Angkut


Produktivitas alat angkut didefinisikan sebagai jumlah total material yang dapat
diangkut oleh truk dalam satu satuan jam. Produktivitas truk tiap shiftnya sangat
dipengaruhi oleh cycle time truk tersebut, yaitu durasi waktu satu siklus truk dari load di
loading point, dump di dumping point hingga kembali lagi ke loading point.
Produktivitas truk dapat dihitung dengan cara mengalikan jumlah siklus cycle time truck
tersebut dalam satu jam kerja dengan payload (kapasitas) truk tersebut.

Produksi truk = ( jumlah siklus truk dalam satu jam) ( payload truk)

Produktivitas dari truk didasarkan pada dua faktor utama, yaitu :


1. Banyaknya siklus perputaran truk dalam satu jam kerja, didasarkan pada tiga
parameter, yaitu :
Cycle time (waktu edar)
Cycle time truk adalah waktu dari truk untuk melakukan sekali siklus perjalanan
dari saat pengisian material (loading) di loading point, lalu pembuangan material
(dumping) di dumping point, dan kembali lagi melakukan pengisian di loading
point. Durasi tersebut dikurangi dengan waktu idle dan delay jika ada. Durasi
cycle time setiap waktu dapat berubah karena kondisi tempat kerja yang selalu
berubah-ubah.
Cycle time truk = (waktu loading di loading point + waktu perjalanan dari
loading point ke dumping point + waktu dumping di
dumping point + waktu perjalanan dari dumping point ke
loading point) (delay + idle)

Physical Availability
Physical availability adalah suatu catatan yang menunjukkan keadaan fisik dari
unit yang sedang dipergunakan. Physical availability dinyatakan dalam persen,
namun dapat dikonversikan ke dalam bentuk jam (available time) dengan cara
mengalikan physical availability dengan scheduled hours. Semakin rendah
physical availability alat maka durasi waktu kerja yang tersedia untuk alat
tersebut menjadi semakin kecil sedangkan down time alat tersebut semakin
besar. Umur alat juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi physical
availability, dimana umur alat berbanding terbalik dengan physical availability
alat tersebut.
Usage
Usage alat adalah menunjukkan berapa persen waktu yang dipergunakan oleh
alat untuk beroperasi pada saat alat tersebut dapat dipergunakan (available).
Seperti halnya physical availability, usage pun dapat dikonversikan ke dalam
bentuk jam dengan cara mengalikan usage dengan available time alat. Besarnya
hasil dari perkalian tersebut menunjukkan operating time (ready hours) dari alat
tersebut. Usage alat pada umumnya selalu lebih kecil dibanding dengan
physical availability. Efisiensi dari suatu alat akan naik jika usage actual alat
mendekati nilai physical availability alat tersebut.

2. Banyaknya tonase material dalam satu kali siklus truk, didasarkan pada dua
parameter, yaitu :
Kapasitas dari truck
Densitas material yang diangkut
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam produksi alat angkut antara lain :
Kecakapan operator
Keadaan tempat kerja
Jumlah alat muat dan alat angkut
Kondisi iklim dan drainage.

3.3 Dispatch
Sistem dispatch (dispatch mine management system) merupakan
suatu sistem yang memanfaatkan komputer untuk mengoptimalkan dan
mengendalikan arus lalu lintas peralatan mekanis (terutama alat muat dan
alat angkut) secara otomatis.
Sistem dispatch mengaplikasikan prinsip-prinsip optimisasi dengan
memakai waktu nyata (real time) untuk mengoptimalkan pemuatan dan
pengangkutan material oleh alat gali-muat dan alat angkut. Data alat
mekanis, jalur jalan, jenis material, lokasi, dan tempat pembuangan yang
tersedia terlebih dahulu dimasukkan ke dalam data sistem. Dengan sistem ini
dapat diperoleh informasi seperti jumlah alat muat dan angkut yang
beroperasi serta lalu lintasnya, tingkat kesibukan alat muat melayani alat
angkut yang beroperasi, keberadaan dari suatu alat angkut, tonase pemuatan,
pengangkutan, serta lokasi pemuatan dan pembuangan material. Informasi
ini kemudian diolah dan ditampilkan sebagai laporan untuk memantau dan
mengevaluasi kinerja operasional tambang. Data waktu nyata merupakan
data yang direkam secara kontinu pada saat peralatan mekanis beroperasi
selama satu giliran kerja (shift). Sistem ini akan sangat bermanfaat jika
29
dipakai pada tambang-tambang dengan skala yang besar. Pengaturan arus
lalu lintas ini dilakukan secara otomatis. Petugas pengawas dispatch
(dispatcher) dapat memonitor semua aktivitas alat mekanis pada jangkauan
yang sangat luas. Selain itu sistem dispatch juga merekam semua data dan
informasi actual yang terjadi di pit, mendukung tugas perencanaan dan
selanjutnya akan mengarahkan sistem manajemen dispatch untuk
mengambil keputusan paling akurat.
3.3.1 Komponen Utama dan Konfigurasi Dispatch
Secara umum sistem dispatch terdiri dari empat komponen utama,
yaitu :
a. Central Computer System (CSS)
Central Computer System (CCS) berfungsi untuk merekam, mengolah,
dan memanfaatkan data waktu nyata untuk mengatur lalu lintas truk di
jaringan jalan tambang.
b. Field Computer System (FCS)
Field Computer System (FCS) ditempatkan pada peralatan mekanis
yang bergerak. Sistem ini berfungsi mengumpulkan waktu edar serta
merekam informasi actual keadaan peralatan mekanis seperti posisi,
status, durasi peristiwa, tanggal dan lain-lain. FCS secara selektif
mengirim pesan ke layar Operator Interface Panel (OIP) yang
berfungsi mengirim pesan ke staf pengawas dispatch (dispatcher).
c. Global Positioning System (GPS)
Global Positioning System (GPS) merupakan salah satu sistem
pengoperasian dispatch dengan menggunakan satelit untuk
menampilkan pada layar sistem pusat komputer (CSS) posisi peralatan
mekanis yang sedang beroperasi di pit.
d. Data Radio Communicating System (DCRS)
Data Radio Communicating System (DCRS) menyediakan jalinan
komunikasi yang nyata antara sistem komputer lapangan (FCS) dengan
sistem pusat komputer (CSS).
30
3.3.2 Penerapan Sistem Dispatch di Tambang Terbuka
Keberhasilan penerapan sistem dispatch dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain :
Kelengkapan dan kondisi peralatan FCS di alat mekanis
Kedisiplinan operator menekan nomor kode atau mengubah status
Pengawasan menyeluruh oleh dispatcher
Operasi jaringan informasi yang terjadi antara operator, dispatcher
dan komputer ketika sistem dispatch dioperasikan, berlangsung seperti :
a. Operator memasukkan data dan informasi secara manual dengan
menekan nomor kode tertentu pada layar GOIC (dispatch scereen)
b. Sistem komunikasi data radio (DCRS) menerjemahkan data pesan
berupa nomor kode dan mengirimkannya ke CCS
c. Sistem pusat komputer (CCS) menerima data dari DCRS
d. Dispatcher menerima atau menolak pesan operator. Pada kondisi
operasi normal pesan dispatcher dikirim ke operator melalui DCRS
dan akan dibalas secara manual oleh operator dengan menekan tombol
GOIC.
e. Ketika operator sudah masuk kedalam sistem dengan memasukkan
nomor badge-nya, sistem komputer mengetahui status alat mekanis
setiap saat selama satu shift. Misalnya satu truk yang bermuatan
sedang berhenti, sistem mengetahui jenis material dan berasal dari
mana (lokasi pemuatan terakhir sebelum berhenti). Sistem juga
mengetahui secara akurat tujuan yang tepat untuk truk tersebut
(misalnya dumping point, crusher, dsb), juga mengetahui apabila truk
berhenti tanpa muatan.
3.3.3 Dispatch Data Base
Sistem dispatch menggunakan 3 (tiga) data base yaitu pit, shift,
dan summary database. Selanjutnya data base ini menjadi sumber
31
informasi pada Form Information Manajement System (FIMS) untuk
membuat berbagai macam sistem pelaporan. Beberapa laporan yang
tersedia, antara lain :
1. Laporan produksi
Menyediakan semua informasi yang berkaitan dengan kondisi
peralatan, operator, material, produktivitas dan lain sebagainya.
Laporan ini memberikan informasi yang antara lain berupa :
a. Informasi truk, yaitu material yang diangkut, asal material, tempat
pengangkutan, pengelompokan waktu, nomor truk dan lain
sebagainya.
b. Informasi digger, seperti berapa material yang digali, tempat
penimbunan material, pengelompokan waktu, nomor digger dan
lain sebagainya.
c. Status truk, digger, dan peralatan penunjang yang lainnya.
2. Laporan berupa ringkasan
Menyediakan semua informasi yang berkaitan dengan sistem informasi
penting. Laporan standar terdiri dari :
a. Laporan ringkasan prioritas alat muat
b. Kapasitas penimbunan
c. Jarak tempuh dan waktu tempuh truk.

Вам также может понравиться