Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan
Di Sekolah Dasar
ii
KATA PENGANTAR
Merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Pendidikan
Nasional bahwa sekolah mempunyai kewenangan mengembangkan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) dan Silabusnya. Dalam rangka memberikan pedoman dan
fasilitas kepada sekolah, Direktorat Pembinaan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar
menyusun contoh KTSP dan Silabus per kelas di Sekolah Dasar beserta pedomannya.
Buku ini terdiri atas dua bagian, bagian pertama berisi langkah-langkah pengembangan
KTSP, pengembangan Silabus dan penyusunan RPP di sekolah dasar dan bagian kedua
lampiran-lampiran. Pada lampiran pada buku ini disajikan contoh KTSP dan Panduan
Penyusunan KTSP jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Dokumen ini merupakan
contoh dan atau referensi bagi para kepala sekolah, guru, orang tua siswa, komite sekolah
dan pembina pendidikan lainnya dalam memahami dan melaksanakan Standar Nasional
Pendidikan, khususnya tentang Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan. Sekolah
dapat mengembangkan contoh-contoh dalam buku ini sesuai dengan keadaan, potensi,
dan kondisi sekolah pada masing-masing daerah.
Kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
membantu penyusunan buku ini, khususnya kepada para kepala sekolah, guru SD/MI
yang berusaha menyumbangkan segenap tenaga dan pikirannya demi terwujudnya buku
pedoman penyusunan KTSP sekolah dasar ini. Semoga buku ini memberikan inspirasi
kepada sekolah, khususnya para penyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di
Sekolah Dasar.
i
SAMBUTAN
Bagian kedua Panduan penyusunan KTSP terdiri atas contoh atau model KTSP
sebagai hasil pengembangkan SKL dan SI dengan menggunakan Panduan Umum.
Sebagai contoh hendaknya tidak secara utuh digunakan oleh satuan pendidikan, namun
dapat dimanfaatkan sebagai referensi. Satuan pendidikan perlu memperhatikan
kepentingan dan kekhasan daerah, sekolah dan peserta didik dalam mengembangkan
KTSP. Untuk itu dapat menggunakan model KTSP sebagai referensi dengan melakukan
perubahan dan penyesuaian yang diperlukan. Model KTSP terlampir berupa model
silabus setiap mata pelajaran, ditujukan terutama bagi satuan pendidikan yang saat ini
belum mampu mengembangkan kurikulum secara mandiri. Bagi satuan pendidikan ini,
mempunyai waktu sampai dengan tiga tahun untuk mengembangkan kurikulumnya, yaitu
selambat-lambatnya pada tahun ajaran 2009/2010.
DAFTAR ISI
ii
Kata Pengantar ............................................................................................................... i
Sambutan ......................................................................................................................... ii
Daftar Isi ........................................................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
II. KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR...................... 3
A. Pengertian KTSP..................................................................................................... 3
B. Tim Penyusun KTSP ............................................................................................. 3
C. Langkah-langkah Penyusunan KTSP ................................................................... 3
1. Koordinasi .............................................................. .......................................... 3
2. Analisis Konteks ................................................................................................ 4
3. Penyiapan dan Penyusunan Draf KTSP .......................................................... 4
4. Reviu dan Revisi Draf KTSP ............................................................................ 8
5. Finalisasi Draf KTSP ......................................................................................... 8
6. Pemberlakuan KTSP ......................................................................................... 8
LAMPIRAN
1. Contoh KTSP.............................................................................................................. 33
2. Panduan Penyusunan KTSP ...................................................................................... 51
iii
Buku ini merupakan satu kesatuan dengan buku lain, sebagai berikut:
1. Peraturan Mendiknas No. 22, 23, 24 Tahun 2006 dan No. 6 Tahun 2007
2. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI Kelas I
4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI Kelas II
5. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI Kelas III
6. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI Kelas IV
7. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI Kelas V
8. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI Kelas VI
9. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI
Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
10. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI
Mata Pelajaran Bahasa Inggris
11. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI Agama Islam
12. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD Agama Kristen
13. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD Agama Katolik
14. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD Agama Hindu
15. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD Agama Buddha
16. Pedoman Penilaian Hasil Belajar di SD
17. Standar Kompetensi Lulusan SD
18. Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SD
19. Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SD
20. Model Silabus Tematis Kelas 1 SD
21. Model Silabus Tematis Kelas 2 SD
22. Model Silabus Tematis Kelas 3 SD
23. Model Silabus Kelas 4 SD
24. Model Silabus Kelas 5 SD
25. Model Silabus Kelas 6 SD
26. Model Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di SD
iv
I. PENDAHULUAN
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum yang berlaku di
sekolah dasar perlu disempurnakan secara terus-menerus sejalan dengan dinamika
perkembangan masyarakat, kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya.
2
II. KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
DI SEKOLAH DASAR
A. Pengertian KTSP
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang
disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. KTSP
dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan
pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas
pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar
dan provinsi untuk pendidikan menengah. Penyusunan KTSP berpedoman pada
standar isi dan standar kompetensi lulusan serta panduan penyusunan kurikulum yang
disusun oleh BSNP.
1. Koordinasi
Kordinasi perlu dilakukan Tim Penyusun yang akan menyusun KTSP.
Kegiatan koordinasi sekurang-kurangnya menyangkut dua kegiatan sebagai
berikut:
3
2. Analisis Konteks
Analisis konteks merupakan kegiatan yang mengawali penyusunan KTSP. Kegiatan ini
dapat dilakukan dalam rapat kerja atau lokakarya yang diikuti oleh Tim Penyusun
KTSP. Kegiatan menganalisis konteks mencakup dua hal pokok, yaitu sebagai berikut:
peserta didik
sarana prasarana
biaya
b. Analisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar:
komite sekolah
dewan pendidikan
dinas pendidikan
asosiasi profesi
Kegiatan ini dapat juga dilakukan dalam suatu rapat kerja atau lokakarya yang dihadiri
oleh seluruh Tim Penyusun KTSP.
4
Draf KTSP yang disiapkan terdiri atas komponen-kompnen berikut:
Lembar Pengesahan
Tim Penyusun
Kata Pengantar
Daftar Isi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berisi penjelasan tentang apa, mengapa, dan untuk apa KTSP itu.
1. Visi Sekolah
Berupa pernyataan singkat dan mudah diingat. Visi adalah energi atau power
yang mempengaruhi langkah dan pikiran ke depan dalam membangun sekolah.
2. Misi Sekolah
Untuk mewujudkan visi sekolah perlu menetapkan beberapa misi. Sehingga misi
itu merupakan ;langkah-langkah strategis untuk mencapai visi.
3. Tujuan Sekolah
Tujuan sekolah dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan dasar
sebagai berikut: meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
lebih lanjut.
B. Muatan Kurikulum
Muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan meliputi sejumlah mata pelajaran yang
keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada
5
satuan pendidikan. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan
pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.
1. Mata Pelajaran
Menjelaskan tujuan dan ruang lingkup mata pelajaran (1) Pendidikan Agama,
(2) Pendidikan Kewarganegaraan, (3) Bahasa Indonesia, (4) Matematika, (5)
Ilmu Pengetahuan Alam, (6) Ilmu Pengetahuan Sosial, (7) Seni Budaya dan
Ketrampilan, dan (8) Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan.
Kurikulum untuk SD/MI dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup, yang
mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik, dan atau
kecakapan vokasional. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian
dari pendidikan semua mata pelajaran. Pendidikan kecakapan hidup dapat
diperoleh peserta didik dari sekolah yang bersangkutan dan atau dari
sekolahlain dan/atau lembaga pendidikan non frmall yang sudah memperoleh
akreditasi.
Kurikulum untuk SD/MI dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan
lokal dan global. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat
merupakan bagian dari semua mata pelajaran. Pendidikan berbasis keunggulan
lokal dapat diperoleh peserta didik dari sekolah lain dan/atau lembaga
pendidikan non formal yang sudah memperoleh akreditasi.
2. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan
daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran
yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan
3. Kegiatan Pengembangan Diri
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh
guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.
Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru,
atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstra
kurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan
konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial,
belajar, dan pengembangan karier peserta didik.
4. Pengaturan Beban Belajar
Beban belajar yang digunakan pada jenjang SD/MI adalah sistem paket. Jam
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Untuk pembelajaran tematik
kelas 1,2,3 pengalokasian waktu diatur dengan pembobotan, misalnya 50%
untuk membaca, menulis permulaan dan berhitung, 15 % Pendidikan Agama
dan 35 % untuk mata pelajaran lainnya. Sekolah dimungkinkan menambah
maksimum 4 (empat) jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan.
Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan
peserta didik dalam mencapai kompetensi.
Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
dalam sistem paket untuk SD/MI 0% - 40%, dari waktu kegiatan tatap muka
6
mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.
Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan
satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam
tatap muka.
5. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu
kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk
masing-masing indikator 75%. Satuan pendidikan harus menentukan kriteria
ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata
peserta didik, kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya
pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan
diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus
untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal. Pelaporan hasil belajar (raport)
peserta didik diserahkan pada satuan pendidikan dengan memperhatikan
rambu-rambu yang disusun oleh direktorat teknis terkait.
Peserta didik yang belum dapat mencapai ketuntasan belajar, satuan
pendidikan harus melaksanakan program perbaikan (remidial) sampai
mencapai ketuntasan belajar yang dipersyaratkan. Yang telah mencapai
ketuntasan belajar 80% sampai 90% dapat mengikuti program pengayaan
(enrichmen), sedangkan yang mencapai ketuntasan belajar lebih dari 90%
dapat mengikuti program percepatan(accelerated)
6. Kriteria Kenaikan Kelas
Siswa dinyatakan naik kelas apabila;
a. Jumlah mata pelajaran yang
belum tuntas tidak boleh lebih dari 25% dari jumlah mata pelajaran yang
diajarkan di kelasnya masing-masing.
b. Memiliki nilai minimal baik pada
aspek kepribadian
c. Menyelesaikan seluruh program
pembelajaran pada dua semester pada kelas yang diikuti.
Catatan:
Sekolah dapat menetapkan kriteria kenaikan kelas dengan jumlah mata
pelajaran yang belum tuntas lebih dari 25 % atau kurang dari 25%, atas
pertimbangan komite sekolah.
7. Kriteria Kelulusan
Kriteria kelulusan mengacu kepada standar penilaian yang dikembangkan oleh
BSNP dan mengacu pada PP 19/ 2005 pasal 72 ayat 1.
Peserta dinyatakan lulus dari satuan pendidikan setelah;
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
b. Telah mengikuti ujian sekolah dan memiliki rata-rata nilai minimum 6,00
untuk semua mata pelajaran dan nilai minimum untuk setiap mata pelajaran
ditentukan oleh masing-masing satuan pendidikan.
c. Bagi sekolah yang menetapkan kriteria kelulusan lebih dari yang telah
disebutkan di atas, perlu mendapat pertimbangan dari Komite
Sekolah/Madrasah dan melaporkan ke Dinas Pendidikan/Kandepag
Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangannya.
7
d. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh kelompok
mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian.
Catatan:
(1) Penilaian akhlak mulia yang merupakan aspek
afektif dari kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, sebagai
perwujudan sikap dan perilaku beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
dilakukan oleh guru dan sumber lain yang relevan.
(2) Penilaian kepribadian, yang merupakan
perwujudan kesadaran dan tanggung jawab sebagai warga masyarakat dan
warganegara yang baik sesuai dengan norma dan nilai-nilai luhur yang
berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, adalah bagian dari
penilaian kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian oleh
guru dan sumber lain yang relevan.
6. Pemberlakuan KTSP
Setelah KTSP dinyatakan final dan disahkan maka segera diberlakukan dengan
tahapan-tahapan dan prosedur yang disepakati bersama. Meskipun KTSP telah
ditetapkan dan dilaksanakan oleh sekolah masih memungkinkan direviu dan
disempurnakan. Penyempurnaan KTSP dapat dilakukan baik selama tahun berjalan
maupun setiap tahun pelajaran baru sesuai dengan perkembangan. Perubahan dan
penyempurnaan merupakan hasil kesepakatan bersama.
8
III. PENGEMBANGAN SILABUS
A. Pengertian Silabus
1. Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
2. Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus
sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan
spiritual peserta didik.
3. Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam
mencapai kompetensi.
9
4. Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar,
indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian.
5. Memadai
Cakupan indikator, materi pokok, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem
penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
7. Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi variasi peserta didik,
pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
8. Menyeluruh
Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif,
psikomotor).
10
SILABUS
Nama Sekolah : ........................................................................
Mata Pelajaran : ........................................................................
Kelas/Semester : ........................................................................
Format 2
SILABUS
Nama Sekolah : ...............................................................
Mata Pelajaran : ...............................................................
Kelas/Semester : ...............................................................
Sumber
Standar Kompetensi Kompetensi Materi Kegiatan Alokasi
Indikator Penilaian Bahan/
Dasar Pokok Pembelajaran Waktu
Alat
... ...
11
Format 3
SILABUS
Nama Sekolah : ........................................................................
Mata Pelajaran : ........................................................................
Kelas/Semester : ........................................................................
12
dengan non tes dapat dilakukan dengan pengamatan, pengukuran sikap, penilaian
hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk.
f. Alokasi waktu: dihitung termasuk alokasi penilaian yang terintegrasi dengan
pembelajaran (n x 35 menit)
g. Sumber belajar/bahan/alat:
Apa saja yang mendukung pencapaian kompetensi serta memperjelas materi ajar.
Misalnya, buku teks, lingkungan, tempat/obyek kunjungan, alat, bahan, nara
sumber, film, peta, gambar dan sumber lainnya.
SILABUS
Nama Sekolah : SD
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : V/1
Standar Kompetensi : ..................................
13
SILABUS
Contoh:
Sumber/
Kegiatan Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Penilaian Bahan/
Pembelajaran Waktu
Alat
2.1. Menuliskan tanda
waktu dengan
menggunakan
notasi 24 jam
5) struktur keilmuan;
14
b. Tingkat kepentingan (significance): materi yang diajarkan memang benar-benar
diperlukan oleh siswa
c. Kebermanfaatan (utility): materi tersebut memberikan dasar-dasar pengetahuan
dan keterampilan pada jenjang berikutnya
d. Layak dipelajari (learnability): materi layak dipelajari baik dari aspek tingkat
kesulitan maupun aspek pemanfaatan bahan ajar dan kondisi setempat
e. Menarik minat (interest): materinya menarik minat siswa dan memotivasinya
untuk mempelejari lebih lanjut
Contoh:
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : V/1
Standar Kompetensi : 2. Menggunakan pengukuran waktu, sudut, jarak
dan kecepatan dalam pemecahan masalah
15
2) Kegiatan pembelajaran memuat
rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik secara berurutan
untuk mencapai kompetensi dasar.
3) Penentuan urutan kegiatan
pembelajaran harus sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran.
4) Rumusan pernyataan dalam
kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua unsur penciri yang
mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa, yaitu kegiatan siswa dan
materi.
5) Kegiatan pembelajaran disusun
berdasarkan atas satu tuntutan kompetensi dasar secara utuh.
Kriteria indikator:
Sesuai tingkat perkembangan berpikir siswa.
Berkaitan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Memperhatikan aspek manfaat dalam kehidupan sehari-hari (life skills)
Harus dapat menunjukkan pencapaian hasil belajar siswa secara utuh (kognitif,
afektif, dan psikomotor).
Memperhatikan sumber-sumber belajar yang relevan.
Dapat diukur/dapat dikuantifikasi.
Memperhatikan ketercapaian standar lulusan secara nasional.
Menggunakan kata kerja operasional.
Tidak mengandung pengertian ganda (ambigu).
f. Penilaian
16
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan
secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang
bermakna dalam pengambilan keputusan. Penilaian pencapaian kompetensi dasar
peserta didik dilakukan berdasarkan prosentase pemenuhan indikator. Berdasarkan
pada PP Nomor 19 tahun 2005 bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik terdiri
atas ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan
ulangan kenaikan kelas. Penilaian dilakukan dengan menggunakan teknik tes dan
non tes. Penilaian dengan tes dapat berbentuk tertulis, lisan dan perbuatan
(praktik). Adapun penilaian dengan non tes dapat dilakukan dengan pengamatan,
pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk.
Dalam rangka mendukung pelaksanaan penilaian yang bermakna dapat dilengkapi
portofolio untuk masing-masing anak.
17
(keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil
observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.
6) Penilaian dapat dilakukan
secara: tes tertulis, lisan, perbuatan, penugasan, produk, dan pengamatan.
18
No Teknik/jenis Bentuk instrumen
1 Tes Tertulis Tes isian
Tes uraian
Tes Pilihan Ganda
Menjodohkan
Jawaban singkat
Benar-Salah
Dan lain-lain
2 Tes Lisan daftar pertanyaan
3 Tes Perbuatan (Unjuk Kerja) Tes Simulasi
Uji petik kerja produk
Uji petik kerja prosedur
4 Pengamatan/observasi Lembar observasi
Kuesioner
Skala sikap
5 Penugasan Tugas rumah
Tugas proyek
6 Produk Uji petik
7 Portofolio Dokumen pekerjaan, karya,
prestasi siswa
g. Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah
minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan
mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat
kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang
dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai
kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam. Alokasi waktu
termasuk alokasi penilaian yang terintegrasi dalam pembelajaran.
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta
lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.
19
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi
dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi.
2. Silabus Tematik
Dalam pelaksanaan pengembangan silabus tematik, perlu dilakukan beberapa hal
yang meliputi tahap perencanaan yang mencakup pemetaan kompetensi dasar
(KD) dan pengembangan jaringan tema.
a. Pemetaan Kompetensi Dasar
Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara
menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi, dan kompetensi dasar dari
berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Kegiatan
yang dilakukan adalah:
1) Penjabaran Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ke dalam
indikator
Melakukan kegiatan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar
dari setiap mata pelajaran ke dalam indikator. Dalam mengembangkan
indikator perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik
b) Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran
c) Dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat
diamati.
2) Menentukan tema
a) cara penentuan tema
Dalam menentukan tema dapat dilakukan dengan dua cara yakni:
Cara pertama, mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang terdapat dalam masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan
menentukan tema yang sesuai.
Cara kedua, menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat
keterpaduan, untuk menentukan tema tersebut, guru dapat bekerjasama
dengan peserta didik sehingga sesuai dengan minat dan kebutuhan
anak.
20
1) Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa:
2) Dari yang termudah menuju yang sulit
3) Dari yang sederhana menuju yang kompleks
4) Dari yang konkret menuju ke yang abstrak.
5) Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri
siswa
6) Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa,
termasuk minat, kebutuhan, dan kemampuannya.
21
3) Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan, jangan dipaksakan
untuk dipadukan. Kompetensi dasar yang tidak diintegrasikan dibelajarkan
secara tersendiri.
4) Kompetensi dasar yang tidak tercakup pada tema tertentu harus
tetap diajarkan baik melalui tema lain maupun disajikan secara tersendiri.
5) Kegiatan pembelajaran ditekankan pada kemampuan membaca,
menulis, dan berhitung serta penanaman nilai-nilai moral.
6) Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik siswa,
minat, lingkungan, dan daerah setempat.
7) Pengalokasian waktu pada pembelajaran tematik diatur dengan
pembobotan, misalnya 50% untuk membaca, menulis permulaan dan
berhitung, 15 % Pendidikan Agama dan 35 % untuk mata pelajaran lainnya
22
IV. PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
A. Pengertian RPP
Sebagaimana ditegaskan dalam PP nomor 19 tahun 2005 pasal 20 bahwa
perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sekurang-kurangnya
memuat tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan
penilaian hasil belajar. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dijabarkan dari
silabus, dan merupakan skenario proses pembelajaran untuk mengarahkan kegiatan
belajar siswa dalam upaya mencapai KD. Di dalam RPP tercermin kegiatan yang
harus dilakukan guru dan siswa untuk mencapai kompetensi dasar.
Komponen RPP:
1. Kolom Identitas Mata Pelajaran
2. Standar Kompetensi
3. Kompetensi Dasar
4. Indikator pencapaian kompetensi
5. Tujuan Pembelajaran
6. Materi Ajar (Materi Pokok)
7. Metoda Pembelajaran
8. Langkah-langkah Pembelajaran
9. Alat/Bahan/Sumber Belajar
10. Penilaian
23
5. RPP disusun dengan mempertimbangkan kemungkinan penerapan teknologi
informasi dan komunikasi secara terintegrasi dan sistematis dalam pembelajaran.
6. Mendorong adanya pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
7. Proses pembelajaran dirancang dengan berfokus pada siswa untuk mendorong
motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar,
serta budaya membaca, menulis dan berhitung.
8. Dalam penyusunan RPP harus dirancang adanya pemberian penguatan, umpan
balik positif, pengayaan, dan remedial terhadap siswa untuk mengatasi hambatan
belajar siswa.
9. RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK, KD,
materi pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar dalam satu keutuhan
kegiatan.
10. RPP disusun dengan mengakomodasikan keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas
aspek belajar, dan keragaman budaya.
2. Menuliskan SK dan KD dari silabus mata pelajaran yang akan dicapai pada
kegiatan pembelajaran tertentu.
24
setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran yang menjadi satu-kesatuan
kompetensi yang utuh.
7. Langkah pembelajaran
a. Kegiatan Awal
Kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran ditujukan untuk
membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian siswa agar siswa siap
untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Kegiatan awal ini dilakukan
dalam bentuk:
1) Menghubungkan pengalaman belajar atau pengetahuan awal siswa dengan
cakupan materi yang akan dipelajari.
2) Penyampaian cakupan materi, kompetensi, indikator pencapaian
kompetensi, dan relevansinya dengan praktik kehidupan sehari-hari.
b. Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan proses di mana siswa mendapatkan fasilitas atau
bantuan untuk mengembangkan potensi anak secara optimal dengan mencerna
dan mempelajari materi dan atau struktur pembelajaran melalui pengaktifan
respon dan kinerja siswa disertai penguatan dan umpan balik positip. Dalam
merencanakan pelaksanaan proses pembelajaran pada tahapan kegiatan inti,
pendidik perlu:
25
1) Menetapkan model, strategi, metode atau teknik pembelajaran sesuai
dengan pendekatan yang berfokus pada siswa, ranah pembelajaran, serta
karakteristik mata pelajaran.
2) Model, strategi, metode atau teknik yang dipilih harus interaktif, inspiratif,
menantang, menyenangkan, memotivasi, dan mendorong minat siswa untuk
secara mandiri, kritis, kreatif dan berkelanjutan menemukan sendiri
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang harus dikuasai.
c. Kegiatan Akhir
Kegiatan ini dilakukan untuk mengakhiri suatu aktifitas pembelajaran. Kegiatan
akhir yang dapat dilakukan oleh pendidik dan siswa, antara lain:
2) Melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap apa yang sudah dipelajari.
26
CONTOH
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Standar Kompetensi 1.
Memahami dan menggunakan sifat sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan
masalah
Indikator 1.2.1
Mengurutkan dan menyusun bilangan dari yang terkecil atau sebaliknya.
I. Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dapat mengurutkan 10 bilangan cacah dari terkecil ke besar atau sebaliknya.
2. Siswa dapat mengurutkan sekelompok bilangan yang besarnya tidak berurutan.
II Materi Pokok/Pembelajaran:
Operasi hitung bilangan
IV Langkah-Langkah Pembelajaran:
Contoh :
Siswa dalam kelompok menyusun kartu angka membentuk 10 bilangan lima angka
yang berbeda.
Siswa membaca dan mencatat bilangan yang terbentuk.
Siswa mengurutkan 10 bilangan yang terbentuk dari yang terkecil ke yang terbesar.
Siswa meneruskan 8 bilangan selanjutnya dari sebuah bilangan yang dipilihnya
sendiri secara berurutan.
Contoh: 12.543 12.544 . . . . .
27
Permainan antar kelompok:
Satu orang siswa mewakili kelompoknya untuk berlomba menyusun kartu bilangan
di depan kelas
Siswa yang dapat menyelesaikan tugas paling cepat yang dinyatakan menang dan
beri hadiah.
2. Urutan bilangan dari yang terkecil adalah bilangan yang dimulai dari nilai angka
terkecil, diikuti oleh nilai angka terkecil berikutnya dan seterusnya
Kegitan penguatan
VI Penilaian : ( 20 menit )
Tes tertulis:
Soal Tes
__________________, _______________________, .
NIP NIP
28
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
BILANGAN URUTAN
BILANGAN URUTAN
29
Langkah-langkah Penyusunan RPP Tematik
30
g. Langkah pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran tematik setiap hari dilakukan dengan menggunakan tiga
tahapan kegiatan yaitu kegiatan pembukaan/awal/pendahuluan, kegiatan inti, dan
kegiatan penutup. Alokasi waktu untuk setiap tahapan adalah kegiatan
pembukaan kurang lebih satu jam pelajaran (1 x 35 menit), kegiatan inti 3 jam
pelajaran (3 x 35 menit) dan kegiatan penutup satu jam pelajaran (1 x 35 menit)
1) Kegiatan Pendahuluan/awal/pembukaan
Kegiatan ini dilakukan terutama untuk menciptakan suasana awal pembelajaran
untuk mendorong siswa menfokuskan dirinya agar mampu mengikuti proses
pembelajaran dengan baik.
Sifat dari kegiatan pembukaan adalah kegiatan untuk pemanasan. Pada tahap
ini dapat dilakukan penggalian terhadap pengalaman anak tentang tema yang
akan disajikan. Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah
bercerita, kegiatan fisik/jasmani, dan menyanyi
2) Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk
pengembangan kemampuan baca, tulis dan hitung. Penyajian bahan
pembelajaran dilakukan dengan menggunakan berbagai strategi/metode yang
bervariasi dan dapat dilakukan secara klasikal, kelompok kecil, ataupun
perorangan.
(1) Membuat rangkuman tentang apa yang telah dibahas atau dipelajari.
(2) Melakukan penilaian dan atau refleksi terhadap apa yang sudah dipelajari.
31
Contoh jadwal pelaksanaan pembelajaran perhari dapat dijabarkan menjadi:
Contoh 1:
Kegiatan Jenis kegiatan
Kegiatan Anak berkumpul bernyanyi sambil menari mengikluti
pembukaan irama musik
Kegiatan inti - Kegiatan untuk pengembangan membaca
- Kegiatan untuk pengembangan menulis
- Kegitan untuk pengembangan berhitung
Kegiatan - Mendongeng atau membaca cerita dari buku cerita
penutup - mendiskusikan kegiatan 1 hari
Contoh 2:
Kegiatan Jenis kegiatan
Kegiatan Waktu berkumpul (anak m,enceritakan pengalaman,
pembukaan menyanyi, melakukan kegiatan fisik sesuai dengan
tema)
32
2) Menetapkan sarana prasarana yang diperlukan dalam kegiatan belajar
(seperti lapangan olahraga, perpustakaan, kebun sekolah, laboratorium, dan
sarana lainnya).
3) Menentukan sumber belajar, buku teks pelajaran, film, nara sumber, dan
bahan referensi lain yang relevan dengan SK, KD, dan materi pembelajaran.
Dengan demikian penilaian dalam pembelajaran tematik tidak lagi terpadu melalui
tema, melainkan terpisah sesuai dengan KD dan indikator pada setiap mata
pelajaran.
33
Lampiran 1 : Contoh KTSP
LOGO
SEKOLAH /
DAERAH
33
LEMBAR PENGESAHAN
..............., .........................
_______________ _________________
NIP.
Mengetahui:
Kepala Dinas Pendidikan
Kab/Kota ..................
________________
NIP.
34
KATA PENGANTAR
., ..
Kepala SD .
_____________
NIP.
35
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
LAMPIRAN:
Model Silabus Tematis Kelas I
Model Silabus Tematis Kelas II
Model Silabus Tematis Kelas III
Model Silabus Kelas IV
Model Silabus Kelas V
Model Silabus Kelas VI
Model Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Keterangan:
Lampiran tersebut di atas dicetak terpisah dari buku ini.
36
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
SEKOLAH DASAR .........................
JL. ....................................................
KAB/KOTA .........................................................
PROVINSI ...............................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 36 Ayat (2) ditegaskan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan
dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Atas dasar
pemikiran tersebut maka perlu dikembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 tahun 2005 bahwa Kurikulum Satuan Pendidikan pada Jenjang Pendidikan Dasar dan
Menengah mengacu pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada panduan dari
Badan Standar Nasional Pendidikan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar ....... dikembangkan sebagai perwujudan dari
kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Kurikulum ini disusun oleh satu tim penyusun yang terdiri atas
unsur sekolah dan komite sekolah di bawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan Kab/Kota ....., serta
dengan bimbingan nara sumber ahli pendidikan dan pembelajaran dari ...... Pengembangan kurikulum ini
didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya;
2. beragam dan terpadu;
3. tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni;
4. relevan dengan kebutuhan kehidupan;
37
5. menyeluruh dan berkesinambungan;
6. belajar sepanjang hayat; dan
7. seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Pada akhirnya kurikulum ini tetap hanya sebuah dokumen, yang akan menjadi kenyataan apabila
dilaksanakan di lapangan dalam proses pembelajaran yang baik. Pembelajaran, baik di kelas maupun di luar
kelas, hendaknya berlangsung secara efektif yang mampu membangkitkan aktivitas dan kreativitas anak. Dalam
hal ini para pelaksana kurikulum (baca: guru) yang akan membumikan kurikulum ini dalam proses pembelajaran.
Para pendidik juga hendaknya mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan mengasyikkan bagi
anak, sehingga anak betah di sekolah. Atas dasar kenyataan tersebut, maka pembelajaran di sekolah dasar
hendaknya bersifat mendidik, mencerdaskan, membangkitkan aktivitas dan kreativitas anak, efektif, demokratis,
menantang, menyenangkan, dan mengasyikkan. Dengan spirit seperti itulah kurikulum ini akan menjadi pedoman
yang dinamis bagi penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di SD .......
Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak
mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Merujuk pada
tujuan pendidikan dasar tersebut, maka tujuan Sekolah Dasar ...... adalah sebagai berikut.
3.1 Dapat mengamalkan ajaran agama hasil proses pembelajaran dan kegiatan pembiasaan;
3.2. Meraih prestasi akademik maupun nonakademik minimal tingkat Kabupaten/Kota.
3.3. Menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai bekal untuk melanjutkan ke
sekolah yang lebih tinggi;
3.4. Menjadi sekolah pelopor dan penggerak di lingkungan masyarakat sekitar;
3.5. Menjadi sekolah yang diminati di masyarakat.
38
BAB II
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
B. Struktur Kurikulum
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1)
menyatakan bahwa Struktur dan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut:
1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.
2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian.
3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Kelompok mata pelajaran estetika.
5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan.
Cakupan setiap kelompok mata pelajaran untuk jenjang SD/MI/SDLB disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Cakupan Kelompok Mata Pelajaran
3. Ilmu Pengetahuan dan Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SDLB/Paket A
Teknologi dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis,
kreatif dan mandiri.
4. Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas,
kemampuan mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan
harmoni. Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta harmoni
mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual sehingga mampu
menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga
mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis.
5. Jasmani, Olahraga dan Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada SD/MI/SDLB/Paket A
Kesehatan dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan
kesadaran hidup sehat.
Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan perilaku hidup sehat yang bersifat
individual ataupun yang bersifat kolektif kemasyarakatan seperti keterbebasan dari
perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber,
dan penyakit lain yang potensial untuk mewabah.
39
Selanjutnya dalam Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan dijelaskan pula bahwa:
(1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia pada SD/MI/SDLB/Paket A dilaksanakan melalui
muatan dan/atau kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi,
estetika, jasmani, olah raga, dan kesehatan.
(2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian pada SD/MI/SDLB/Paket A, dilaksanakan
melalui muatan dan/atau kegiatan agama, akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya, dan
pendidikan jasmani.
(3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/ SDLB/Paket A dilaksanakan
melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial,
keterampilan/kejuruan, dan muatan lokal yang relevan.
(4) Kelompok mata pelajaran estetika pada SD/MI/SDLB/Paket A dilaksanakan melalui muatan dan/atau
kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan, dan muatan lokal yang relevan.
(5) Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan pada SD/MI/SDLB/ Paket A dilaksanakan
melalui muatan dan/atau kegiatan pendidikan jasmani, olahraga, pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan
alam, dan muatan lokal yang relevan.
Alokasi Waktu
NO Komponen
Kelas
1 2 3 4 5 6
A Mata Pelajaran
1 PAI 3 3 3
2 Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 5 5 5
4 Matematika 5 5 5
5 Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 3 3 3
7 Seni Budaya dan Keterampilan 4 4 4
8 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 4 4 4
B Mulok :
a. B. Sunda 2 2 2
b. B. Asing (Inggris, Arab) 2 2 2
c. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 2
C Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*)
Jumlah 30 31 32 36 36 36
*) Ekuivalen 2 Jam Pembelajaran
Catatan:
alokasi waktu pada tabel di atas sudah ditambahkan 4 jam pembelajaran untuk setiap minggu.
40
Keterangan :
1. 1 (satu) Jam pelajaran alokasi waktu 35 menit.
2. Kelas 1, 2, dan 3 pendekatan Tematik
3. Kelas 4, 5, dan 6 pendekatan Mata Pelajaran
4. Sekolah dapat memasukkan pendidikan yang berbasis keunggulan lokal dan global, yang merupakan bagian dari
mata pelajaran yang diunggulkan.
5. mengenai pembelajaran tematis sekolah dapat menentukan alokasi waktu per mata pelajaran sedangkan dalam
PBM menggunakan pendekatan tematis.
B. Mutan Kurikulum
Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban
belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan
pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menegaskan
bahwa kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi pada
setiap tingkat dan/atau semester sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan. Kompetensi yang dimaksud
terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar.
1. Mata Pelajaran
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dapat dilihat pada
lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006.
b. Pendidikan Kewarganegaraan
Tujuan:
Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan
Berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti korupsi
41
Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter
masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya
Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung
dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dapat dilihat
pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006.
c. Bahasa Indonesia
Tujuan:
Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun
tulis
Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa
negara
Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan
Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan
emosional dan sosial
Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti,
serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa
Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia
Indonesia.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat dilihat pada
lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006.
d. Matematika
Tujuan:
Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep
atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah
Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat
generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika
Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model
matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh
Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas
keadaan atau masalah
42
Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu,
perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Matematika dapat dilihat pada lampiran
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006.
e. IPA
Tujuan:
Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan,
keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya
Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling
mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat
Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan
membuat keputusan
Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan
lingkungan alam
Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu
ciptaan Tuhan
Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan
pendidikan ke SMP/MTs.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPA dapat dilihat pada lampiran Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006.
f. IPS
Tujuan:
Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya
Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan
masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial
Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan
Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang
majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
43
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPS dapat dilihat pada lampiran Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006.
2. Muatan Lokal
a. Bahasa Sunda
Tujuan:
44
Mengembangkan kemampuan dan keterampilan berkomunikasi siswa dengan
menggunakan bahasa Sunda.
Meningkatkan kepekaan dan penghayatan terhadap karya sastra Sunda.
Memupuk tanggungjawab untuk melestarikan hasil kreasi budaya Sunda sebagai salah
satu unsur kebudayaan nasional
b. Bahasa Inggris
Tujuan:
Mengenalkan bahasa inggris sebagai bahasa komunikasi internasional
Membekali siswa untuk menghadapi tuntutan dalam rangka menyongsong era
globalisasi.
c. Bahasa Arab
Tujuan:
Mengenalkan bahasa Arab sebagai bahasa Al-qur-an.
Mengenalkan bahasa Arab sebagai bahasa komunikasi.
d. Keterampilan/ Teknologi Informasi dan Komunikasi
Tujuan:
Memperkenalkan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Membekali siswa dalam penerapan teknologi sebagai media belajar
3. Pengembangan diri
3.1. Meliputi beragam kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan minat dan bakat siswa, yang terdiri atas:
a. Kewiraan
1) Pramuka
2) Pasuspera (Pasukan Khusus Pengibar Bendera)
b. Olahraga
1) Pencak Silat
2) Sepakbola
3) Softball-Baseball
4) Taekwondo
5) Tenis Meja
c. Seni
1) Seni Karawitan ( menganyam,menyulam dll)
2) Seni Lukis
3) Seni Tari
45
4) Seni Musik dan Vokal
5) Perkusi
d. Ilmiah
1) English Club
2) Kelompok Ilmiah Dasar / KID
46
3.4. Kegiatan Nasionalisme dan Patriotisme
1) Peringatan Hari Kemerdekaan RI
2) Peringatan Hari Pahlawan
3) Peringatan Hari Pendidikan Nasional:
a) Seminar Pendidikan
b) Bedah Buku
3.5. Pekan Kreativitas Siswa
1) Lomba Kreativitas dan Karya Cipta
2) Ekskul on the road
3.6. Pembinaan dan Bimbingan bagi Calon Siswa Teladan dan Siswa Peserta Olimpiade MIPA
3.7. Outdoor Learning & Training
1) Kunjungan Belajar
2) Outbound
6. Ketuntasan Belajar *
Standar ketuntasan Belajar Minimal
No Mata Pelajaran (SKBM)
Angka Huruf
1 Pendidikan Agama Islam (PAI) 75 Tujuh puluh lima
2 Pendidikan Kewarganegaraan 70 Tujuh puluh
3 Bahasa Indonesia 75 Tujuh puluh lima
4 Matematika 65 Enam puluh lima
5 Ilmu Pengetahuan Alam 70 Tujuh puluh
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 70 Tujuh puluh
7 Seni Budaya dan Keterampilan 70 Tujuh puluh
8 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 70 Tujuh puluh
B Mulok :
a. Budaya daerah 65 Enam puluh lima
47
b. B. Asing (Inggris/ B.Arab) 65 Enam puluh lima
c. Teknologi Informasi dan Komunikasi 65 Enam puluh lima
b. Kriteria Kelulusan
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
2. Memperoleh nilai minimal Baik untuk seluruh kelompok Mata Pelajaran; agama dan akhlaq
mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, estetika, jasmani olahraga dan kesehatan.
3. Lulus Ujian Sekolah/Ujian Nasional sesuai dengan peraturan Menteri Pendidikan Nasional
yang berlaku.
48
BAB III
KALENDER PENDIDIKAN
Kalender pendidikan SD/MI Tahun Pelajaran 2006-2007
Semester 1
JULI 2006 AGUSTUS 2006 SEPTEMBER 2006
Mingg
Minggu 25 2 9 16 23/30 6 13 20 27 Minggu 27 3 10 17 24
u
Senin 26 3 10 17 24/31 Senin 7 14 21 28 Senin 28 4 11 18 25
Selasa 27 4 11 18 25 Selasa 1 8 15 22 29 Selasa 29 5 12 19 26
Rabu 28 5 12 19 26 Rabu 2 9 16 23 30 Rabu 30 6 13 20 27
Kamis 29 6 13 20 27 Kamis 3 10 17 24 31 Kamis 31 7 14 21 28
Jum'at 30 7 14 21 28 Jum'at 4 11 18 25 1 Jum'at 1 8 15 22 29
Sabtu 1 8 15 22 29 Sabtu 5 12 19 26 2 Sabtu 2 9 16 23 30
13
HE hari HE 24 HE 18
1-15 Libur Kenaikan Kelas 17 Libur HUT RI 25-30 Libur Awal Ramadlan
Pekan
19
Lomba HUT RI 18-20 Kreatifitas
15 Back to School 21 Isro Mi'raj 1427 H
17 Awal KBM 2006-2007
Pekan Orientasi Siswa
49
Semester 2
JANUARI 2007 FEBRUARI 2007 MARET 2007
Catatan
Hari Efektif Semester I (Ganjil) = 95 hari
Hari Efektif Semester II (Genap) = 117 hari
Libur Kenaikan Kelas Tanggal, 02 - 15 Juli 2007
50
Lampiran 2
PANDUAN PENYUSUNAN
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
TAHUN 2006
51
KATA PENGANTAR
Sebagaimana ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, setiap sekolah/madrasah mengembangkan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan
Standar Isi (SI) dan berpedoman kepada panduan yang ditetapkan oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP). Panduan Penyusunan KTSP terdiri atas dua bagian, yaitu
bagian pertama berupa Panduan Umum dan bagian kedua Model KTSP.
Panduan Umum memuat pedoman dan rambu-rambu yang perlu diacu, dijabarkan dari
berbagai ketentuan-ketentuan tentang kurikulum yang terdapat dalam UU No. 20 Tahun
2003 dan PP No. 19 Tahun 2005, serta aturan pada umumnya yang berlaku dalam
mengembangkan kurikulum. Panduan Umum diterbitkan terpisah dari model KTSP.
Satuan Pendidikan yang telah melakukan uji coba Kurikulum 2004 secara menyeluruh
diperkirakan mampu secara mandiri mengembangkan kurikulumnya berdasarkan SKL, SI
dan panduan Umum.
Bagian kedua Panduan Penyusunan KTSP terdiri atas contoh atau model KTSP sebagai
hasil pengembangan SKL dan SI dengan menggunakan Panduan Umum. Sebagai contoh
hendaknya tidak secara utuh digunakan oleh satuan pendidikan, namun dapat
dimanfaatkan sebagai referensi. Satuan pendidikan perlu memperhatikan kepentingan
dan kekhasan daerah, sekolah dan peserta didik dalam mengembangkan KTSP. Untuk itu
dapat menggunakan model KTSP sebagai referensi dengan melakukan perubahan dan
penyesuaian yang diperlukan. Model KTSP terlampir berupa model silabus setiap mata
pelajaran, ditujukan terutama bagi satuan pendidikan yang saat ini belum mampu
mengembangkan kurikulum secara mandiri. Bagi satuan pendidikan ini, mempunyai waktu
sampai dengan tiga tahun untuk mengembangkan kurikulumnya, yaitu selambat-
lambatnya pada tahun ajaran 2009/2010.
BSNP menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada banyak pakar yang
berasal dari berbagai Perguruan Tinggi, Pusat Kurikulum dan Direktorat di lingkungan
Depdiknas, serta Depag. Selain itu terima kasih juga ditujukan kepada para guru bidang
studi di lingkungan SD dan MI yang telah membantu proses validasi dan uji keterbacaan.
Berkat bantuan dan kerjasama yang baik dari mereka, model silabus mata pelajaran untuk
SD/MI ini dapat diselesaikan.
Ketua BSNP
Bambang Soehendro
52
DAFTAR ISI
Daftar Isi 53
I. PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 54
A. Landasan .......................................................................................................................................... 54
B. Tujuan Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ............................................... 55
C. Pengertian .......................................................................................................................................... 55
D. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ............................................. 55
E. Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ........................................... 57
53
I. PENDAHULUAN
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi
tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi
daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh
satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan
kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu
pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan.
Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan
dalam mengembangkan kurikulum.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
(PP 19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan kurikulum pada
KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan
mengacu kepada SI dan SKL serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Selain dari itu, penyusunan KTSP juga harus
mengikuti ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam UU 20/2003 dan PP 19/2005.
Panduan yang disusun BSNP terdiri atas dua bagian. Pertama, Panduan Umum yang
memuat ketentuan umum pengembangan kurikulum yang dapat diterapkan pada satuan
pendidikan dengan mengacu pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang
terdapat dalam SI dan SKL.Termasuk dalam ketentuan umum adalah penjabaran amanat
dalam UU 20/2003 dan ketentuan PP 19/2005 serta prinsip dan langkah yang harus diacu
dalam pengembangan KTSP. Kedua, model KTSP sebagai salah satu contoh hasil akhir
pengembangan KTSP dengan mengacu pada SI dan SKL dengan berpedoman pada
Panduan Umum yang dikembangkan BSNP. Sebagai model KTSP, tentu tidak dapat
mengakomodasi kebutuhan seluruh daerah di wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) dan hendaknya digunakan sebagai referensi.
Panduan pengembangan kurikulum disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan
peserta didik untuk :
(a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
(b) belajar untuk memahami dan menghayati,
(c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,
(d) belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan
(e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif,
kreatif, efektif dan menyenangkan.
A. Landasan
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
Ketentuan dalam UU 20/2003 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (19);
Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal
36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1), (2).
54
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan
Ketentuan di dalam PP 19/2005 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat (5),
(13), (14), (15); Pasal 5 ayat (1), (2); Pasal 6 ayat (6); Pasal 7 ayat (1), (2), (3), (4),
(5), (6), (7), (8); Pasal 8 ayat (1), (2), (3); Pasal 10 ayat (1), (2), (3); Pasal 11 ayat
(1), (2), (3), (4); Pasal 13 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 14 ayat (1), (2), (3); Pasal 16
ayat (1), (2), (3), (4), (5); Pasal 17 ayat (1), (2); Pasal 18 ayat (1), (2), (3); Pasal 20.
3. Standar Isi
SI mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi
lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Termasuk dalam SI adalah:
kerangka dasar dan struktur kurikulum, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi
Dasar (KD) setiap mata pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis dan
jenjang pendidikan dasar dan menengah. SI ditetapkan dengan Kepmendiknas No.
22 Tahun 2006.
4. Standar Kompetensi Lulusan
SKL merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan dan keterampilan sebagaimana yang ditetapkan dengan
Kepmendiknas No. 23 Tahun 2006.
C. Pengertian
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-
masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan
pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender
pendidikan, dan silabus.
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
55
pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas pendidikan provinsi, dan
berpedoman pada SI dan SKL serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun
oleh BSNP.
KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
56
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan peserta didik agar mampu dan mau belajar yang berlangsung
sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur
pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan
tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia
seutuhnya.
57
5. Tuntutan dunia kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi
peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh
sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik
memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi satuan pendidikan
kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
7. Agama
Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan taqwa
serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat
beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran harus ikut
mendukung peningkatan iman, taqwa dan akhlak mulia.
58
12. Karakteristik satuan pendidikan
Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri
khas satuan pendidikan.
59
II. KOMPONEN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya
merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu
materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.
1. Mata pelajaran
Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat satuan
pendidikan berpedoman pada struktur kurikulum yang tercantum dalam SI.
2. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan
daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan
atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Substansi
muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran
keterampilan. Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan
harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap
jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat
menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini berarti
bahwa dalam satu tahun satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata
pelajaran muatan lokal.
60
3. Kegiatan Pengembangan Diri
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai
dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi
sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor,
guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan
ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui
kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan
kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta didik serta kegiatan
keparamukaan, kepemimpinan, dan kelompok ilmiah remaja.
Khusus untuk sekolah menengah kejuruan pengembangan diri terutama ditujukan
untuk pengembangan kreativitas dan bimbingan karier.
Pengembangan diri untuk satuan pendidikan khusus menekankan pada
peningkatan kecakapan hidup dan kemandirian sesuai dengan kebutuhan khusus
peserta didik.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran. Penilaian kegiatan
pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif seperti pada mata
pelajaran.
61
e. Alokasi waktu untuk tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri
tidak terstruktur untuk SMP/MTs dan SMA/MA/SMK/MAK yang menggunakan
sistem SKS mengikuti aturan sebagai berikut.
(1) Satu SKS pada SMP/MTs terdiri atas: 40 menit tatap muka, 20 menit
kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
(2) Satu SKS pada SMA/MA/SMK/MAK terdiri atas: 45 menit tatap muka, 25
menit kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
5. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi
dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing
indikator 75%. Satuan pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan minimal
dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik,
kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung dalam
penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan
kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus untuk mencapai kriteria
ketuntasan ideal.
Pelaporan hasil belajar (raport) peserta didik diserahkan pada satuan pendidikan
dengan memperhatikan rambu-rambu yang disusun oleh direktorat teknis terkait.
7. Penjurusan
Penjurusan dilakukan pada kelas XI dan XII di SMA/MA. Kriteria penjurusan diatur
oleh direktorat teknis terkait.
Penjurusan pada SMK/MAK didasarkan pada spektrum pendidikan kejuruan yang
diatur oleh direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
62
pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik dan/atau kecakapan
vokasional.
b. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari pendidikan
semua mata pelajaran dan/atau berupa paket/modul yang direncanakan secara
khusus.
c. Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan
pendidikan yang bersangkutan dan/atau dari satuan pendidikan formal lain
dan/atau nonformal.
C. Kalender Pendidikan
Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat menyusun kalender pendidikan sesuai
dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan
masyarakat, dengan memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana yang dimuat
dalam Standar Isi.
63
III. PENGEMBANGAN SILABUS
A. Pengertian Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
64
C. Unit Waktu Silabus
1. Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan
untuk mata pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan
pendidikan.
2. Penyusunan silabus memperhatikan alokasi waktu yang disediakan per semester,
per tahun, dan alokasi waktu mata pelajaran lain yang sekelompok.
3. Implementasi pembelajaran per semester menggunakan penggalan silabus sesuai
dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk mata pelajaran dengan
alokasi waktu yang tersedia pada struktur kurikulum. Bagi SMK/MAK menggunakan
penggalan silabus berdasarkan satuan kompetensi.
D. Pengembang Silabus
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau
berkelompok dalam sebuah sekolah/madrasah atau beberapa sekolah, kelompok
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG),
dan Dinas Pendikan.
1. Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan mampu
mengenali karakteristik peserta didik, kondisi sekolah/madrasah dan
lingkungannya.
2. Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan
pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah/madrasah dapat
mengusahakan untuk membentuk kelompok guru mata pelajaran untuk
mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah/madrasah tersebut.
3. Di SD/MI semua guru kelas, dari kelas I sampai dengan kelas VI, menyusun silabus
secara bersama. Di SMP/MTs untuk mata pelajaran IPA dan IPS terpadu disusun
secara bersama oleh guru yang terkait.
4. Sekolah/Madrasah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri,
sebaiknya bergabung dengan sekolah-sekolah/madrasah-madrasah lain melalui
forum MGMP/PKG untuk bersama-sama mengembangkan silabus yang akan
digunakan oleh sekolah-sekolah/madrasah-madrasah dalam lingkup MGMP/PKG
setempat.
5. Dinas Pendidikan/Departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang
agama setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan membentuk
sebuah tim yang terdiri dari para guru berpengalaman di bidangnya masing-masing.
65
c. keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antarmata
pelajaran.
66
5. Penentuan Jenis Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan
indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk
tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya
berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan
secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang
bermakna dalam pengambilan keputusan.
67
F. Contoh Model Silabus
Dalam menyusun silabus dapat menggunakan salah satu format yang sesuai dengan
kebutuhan satuan pendidikan. Pada dasarnya ada dua jenis, yaitu jenis kolom (format
1) dan jenis uraian (format 2). Dalam menyusun format urutan KD, urutan penempatan
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator dan seterusnya dapat
ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan, sejauh tidak mengurangi
komponen-komponen dalam silabus.
68
Format 1
CONTOH SILABUS
Kompetensi Dasar : 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta
pengalaman menggunakannya
Mengenal
bahan baku untuk
produksi barang
69
Materi Pokok/ Kegiatan Alokasi Sumber Belajar
Indikator Penilaian
Pembelajaran Pembelajaran Waktu
dan masa kini pada masa lalu dan masa
sekarang.
Catatan: Pengambilan contoh tahu merupakan karakteristik daerah Kediri yang dapat
dimuat ke dalam kegiatan pembelajaran. Sekolah/madrasah pada daerah lain
harus menyesuaikan dengan karakteristik daerah masing-masing.
70
Format 2
CONTOH SILABUS
Nama Sekolah : SMP ... Padang, Sumatera Barat
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semester : VII/1
I. Standar Kompetensi:
1. Menunjukkan sikap positif terhadap norma-norma yang berlaku dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
71
Narasumber
72
G. Pengembangan Silabus Berkelanjutan
Dalam implementasinya, silabus dijabarkan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran, dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindaklanjuti oleh masing-masing guru.
Silabus harus dikaji dan dikembangkan secara berkelanjutan dengan memperhatikan
masukan hasil evaluasi hasil belajar, evaluasi proses (pelaksanaan pembelajaran),dan
evaluasi rencana pembelajaran.
73
IV. PELAKSANAAN PENYUSUNAN
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
A. Analisis Konteks
1. Mengidentifikasi SI dan SKL sebagai acuan dalam penyusunan KTSP.
2. Menganalisis kondisi yang ada di satuan pendidikan yang meliputi peserta didik,
pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, biaya, dan program-program.
3. Menganalisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan
sekitar: komite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan, asosiasi profesi,
dunia industri dan dunia kerja, sumber daya alam dan sosial budaya.
B. Mekanisme Penyusunan
1. Tim Penyusun
Tim penyusun KTSP pada SD, SMP, SMA dan SMK terdiri atas guru, konselor, dan
kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota. Di dalam kegiatan tim penyusun
melibatkan komite sekolah, dan nara sumber, serta pihak lain yang terkait. di
Supervisi dilakukan oleh dinas yang bertanggung jawab di bidang pendidikan
tingkat kabupaten/kota untuk SD dan SMP dan tingkat provinsi untuk SMA dan
SMK.
Tim penyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan MI, MTs, MA dan MAK terdiri
atas guru, konselor, dan kepala madrasah sebagai ketua merangkap anggota. Di
dalam kegiatan tim penyusun melibatkan komite sekolah, dan nara sumber, serta
pihak lain yang terkait. Supervisi dilakukan oleh departemen yang menangani
urusan pemerintahan di bidang agama.
Tim penyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan khusus (SDLB,SMPLB, dan
SMALB) terdiri atas guru, konselor, kepala sekolah sebagai ketua merangkap
anggota. Di dalam kegiatan tim penyusun melibatkan komite sekolah, dan nara
sumber, serta pihak lain yang terkait. Supervisi dilakukan oleh dinas provinsi yang
bertanggung jawab di bidang pendidikan.
2. Kegiatan
Penyusunan KTSP merupakan bagian dari kegiatan perencanaan
sekolah/madrasah. Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja dan/atau lokakarya
sekolah/madrasah dan/atau kelompok sekolah/madrasah yang diselenggarakan
dalam jangka waktu sebelum tahun pelajaran baru.
Tahap kegiatan penyusunan KTSP secara garis besar meliputi: penyiapan dan
penyusunan draf, reviu dan revisi, serta finalisasi, pemantapan dan penilaian.
Langkah yang lebih rinci dari masing-masing kegiatan diatur dan diselenggarakan
oleh tim penyusun.
3. Pemberlakuan
Dokumen KTSP pada SD, SMP, SMA, dan SMK dinyatakan berlaku oleh kepala
sekolah setelah mendapat pertimbangan dari komite sekolah dan diketahui oleh
dinas tingkat kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk
SD dan SMP, dan tingkat propinsi untuk SMA dan SMK
74
Dokumen KTSP pada MI, MTs, MA, dan MAK dinyatakan berlaku oleh kepala
madrasah setelah mendapat pertimbangan dari komite madrasah dan diketahui
oleh departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama.
Dokumen kurikulum tingkat satuan pendidikan SDLB, SMPLB, dan SMALB
dinyatakan berlaku oleh kepala sekolah serta mendapat pertimbangan dari komite
sekolah dan diketahui dinas provinsi yang bertanggung jawab di bidang pendidikan.
75