Вы находитесь на странице: 1из 13
KOMPETENS! FISIOTERAPI Kompetensi fisioterapis seperti dirumuskan dalam = SK Menkes No. 276/Menkes/SK/IV2007 tentang Standar Profesi Fisioterapi,” secara garis besar adalah sebagai berikut : SHY ope ona 10, 4: Kemampuan menganalisis ilmu sebagai dasar praktik. Kemampuan menganalisis kebutuhan pasien/klien. Kemampuan merumuskan diagnosis fisioterapi. Kemampuan merencanakan tindakan fisioterapi, Kemampuan melakukan intervenst fisioterapi. Kemampuan melakukan evaluasi dan re-evaluasi Kemampuan berkomunikasi dan berkoordinasi yang efisien dan efektif. Kemampuan mefakukan pendidikan (edukasi pasienvklien), Kemampuan menerapkan prinsip-prinsio rtarajemen dalam praktik fisioterapi. Kemampuan melaksanakan penelitian Kemampuan melakukan tanggung jawab dan tanggung gugat praktik fisioterapi. PERAN DAN FUNGS! FISIOTERAP! Peran dan fungsi umum fisioterapis : Seorang fisioterapis dengan berbekal kemampuan dari berbagai jenjang tingkat Kedalaman kompetensi dapat berperan sebagai pelaksana, pengelola, pendidik, dan penelit fsioterapi. 1. Peran Pelaksana Menjalankan fungsi : Asesmen fisioterapi yang meliputi pemeriksaan dan evaluasi Diagnosa fisioterapi Perencanaan fisioterapi Intervensifisioterapi Evaluasi/te-evaluasi/re-asesmen "ep poeoge Rekam Fisioterapi Peran Pengelola. Menjalankan fungsi ‘a, Menerapkan keterampilan manajemen dalam melakukan pelayanan fisioterapi b. Menunjukkan sikap professional sebagai seorang pengelola fisioterapi. c. Berperan serta dalam merumuskan dan menetapkan kebjjakan, perancanaan dan pelaksanaan upaya kesehatan, sebagai tim tespadu sesual dengan sistem upaya kesehatan. Hal -Eedoman Polayonan Fis sarap ei Sarana Kesehatan 3. Peran Pendidik Menjatankan fungsi: a. Melakukan pendidikan kepada pasiervklien, keluarga dan masyarakat agar berperitaku hidup sehat. b. Memberikan informasi tentang fisioterapi kepada tonaga kesehatan lain. ©. Melakukan pendigikan dalam rangka pengembangan diri dan sejawat. 4, Peran Peneliti. Menjatankan fungsi: a. Merencanakan penelitian b. Melakukan penelitian c. Mepresentasikan dan sosialisasi hasil peneiitian d. Menerapkan hasil penefitian TANGGUNG JAWAB FISIOTERAPIS. Fisioterapis bertanggung jawab sebagai pelaksana, pengelola, pendidik dan peneliti, seperti disebut dalam peran dan fungsi di atas, sesuai jenis dan jenjang upaya fisioterapi. Seorang fisioterapis dalam melakukan interaksi profesi berdasarkan pada standar kompetensi, sumpah profesi, etika profesi, standar praktik (standar asuhan), standar pendidikan dan legislasi fisioterapi, sehingga aktifitas, kegiatan dan perilakunya dapat dipertanggung jawabkan baik secara moral, etik maupun hukum, Hat 3 ‘Pedoman Palayanan Flicterap di Sarana Kesehatan BAB ill. PENATALAKSANAAN PELAYANAN FISIOTERAP! Kebutuhan masyarakat akan pelayanan fisioterapi perlu disediakan dengan jaminan kualitas yang optimal, perlindungan keamanan bagi masyarakat pengguna, penyelenggara dan praktisi pelayanan, serta penyelenggaraan yang efektif dan efisien, Pelayanan fisioterapi harus tersedia secara berkesinambungan, dapat diterima secara wajar, mudah dicapai, mudah djangkau, dan mampu menghadapi tantangan serta pefuang globatisasi Pelayanan fisioterapi dikembangkan dengan pertimbangan sebagai berikut : A. MASUKAN. 1, Perangkat Hukum Profesi Fisioterapi a. Sesuai UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan, Keputusan Menteri PAN No. KEP/04/M1.PAN/1/2004 tentang Jabatan Fungsional Fisoterapi dan Angka Kreditnya, Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1363/MENKES/SK/XII/2001 tentang Registrasi dan \jin Praktik Fisioterapi, Keputusan Menteti Kesehatan RI No. 376/Menkes/Sk/II/2007 tentang Standar Profesi Fisioterapi, maka penyefenggaraan pelayanan fisioterapi diatur sebagai berikut 1) Untuk menujudkan derajat Kesehatan yang optimal bagi masyarakat, diselenggarakan upaya pelayanan fisoterapi dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan, pencegahan _penyakit, Penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan 2) Sebagai tenaga kesehatan, fisioterapis 2) Bertugas menyelenggarakan atau melakukan kegiatan Kesehatan ‘sesuai dengan bidang keahlian dan atau kewenangannya. ») Berhak memperoleh pertindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya. ©) Dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien. 3) Fisioterapis yang melakukan kesalahan dan atau kelalaian dalam melaksanakan profesinya dapat dikenakan tindakan disiplin. Ada tidaknya kesalahan atau kelalalan ditentukan oleh Majlis Disiplin Tenaga Kesehatan, Prioman PeeanenFiaerandiSwanaRascheag 4) Perindungan hukum diberikan kepada a) Fisioterapis yang melakukan upaya Kesehatan setelah memiliki izin dari Menteri Kesehatan. b) Fisioterapis yang dalam melakukan fugasnya _melaksanakan kewajiban mematuhi standar profesi ©) Fisioterapis yang dalam melakukan tugasnya _melaksanakan kewaliban (1) Menghonmati hak pasien; (2) Menjaga kerahasiaan, identitas dan data Kesehatan pribadi pasien; (9) Memberikan informasi yang berkaitan dengan kondisi dan \dakan yang dilakukan; (4) Meminta persetujuan terhadap tindakan yang akan dilakukan; (6) Membuat dan memelihara sekam medis; (6) Melaksanakan tugas sesuei profesinya. 5) Fisioterapis yang dengan sengaja 2) Melakukan upaya kesehatan tanpa izin. b) Melakukan upaya Kesehatan tanpa adaptasi. ©) Melakukan upaya kesehatan tidak sesual standar profesi. d) Tidak metaksanakan kewajiban sebagaimana diatur huruf 4) c) butir (1) sampai dengan (6). Diancam pidana paling banyak Rp. 10.000.000,- 2, Standar Praktik Fisioterapi Standar Praktik Fisioterapi Indonesia mengacu kepada hasil konggres ke 16 World Confederation for Physical Theraphy (WCPT, 2007) memuat secara garis besar sebagai berikut : Administrasi dan manajemen. Komunikasi ‘Tanggungjawab terhadap komunitas okumentasi Perilaku etis. Informed Consent. Hukum. Manajemen pasien/klien Pengembangan personal dan professional Fo7e ange Menjaga mutu k. Tenaga penunjang _ bat oy ‘Pedoman Pelayanan Fisterai dl Serana Kesehatan 3. Ketenagaan Ketenagaan petayanan fisioterapi terdiri dari fisioterapis dan tenaga penunjang pelayanan fisioterapi a. Fisioterapis Fisioterapis terdiri dari fisioterapis lulusan pendidikan fisioterapi jenjang Diploma Ill, Diploma IV, Strata-/Profesi, Strata-2/ Spesialisasi, dan Strata-3. b. Tenaga penunjang pelayanan fisioterapi adalah tenaga administrasi dan tenaga multifungsi (care giver). 4. Pasien dan Klien Pasienvklien adalah individu dan atau populasi yang _membutuhkan untuk mengembangkan, memelinara dan memulinkan kemampuan gerak dan fungsi fisik sepanjang rentang kehidupan. Adanya fenomena transisi epidemologi, transisi demograti, emerging dan re- ‘emerging deseases, kecelakaan lalulintas dan kerja, perilaku hidup nienunjukkan peningkatan kebutuhan pelayanan fisioterapi 5. Sarana, Prasarana dan Alat Fisioterapi Kebutuhan akan sarana, prasarana dan alat dikembangkan menurut jenis dan kelas sarana Kesehatan serta kekhususan pelayanan fisioterapi dengan memperhatixan jenis, jumlah, kwalitas, keamanan dan keakuratan. Peralatan fisiotérapi sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 363/Menkes/PER/IV/1998 harus dikalibrasi. Untuk menjamin kualitas, keamanan dan keakuratan peralatan fisioterapi dilakukan pemelinaraan, perbaikan dan kalibrasi secara berkala. Sarana, prasarana dan alat fisioterapi sesuai jenis, Kelas dan kekhususan pelayanan diatur tersendiri. PROSES FISIOTERAPI Fisioterapis melakukan asuhan fisioterapi dengan pendekatan penyelesaian masalah dan atau pemenuhan kebutuhan, menggunakan metode ilmiah, berpegang teguh pada Sumpah dan Kade Etik Profesi Fisioterapi, mengacu pada standar profesi serta standar pelayanan, sesuai dengan kewenangannya dalam siklus Kegiatan proses fisioterapi. 1. Rujukan Fisioterapi : Sesuai SK Menkes No. 1363/MENKES/SK/XII/2001 tentang Registrasi dan jin Praktek Fisioteapis, pasiervklien bisa mendapatkan pelayanan fisioterapi dengan rujukan dari tenaga medis dan atau tanpa nijukan. Pelayanan fisioterapi. tidak wate ‘Pedoman Pelayanan Pisaerap ai Sarana Kesehatan memerukan rujukan hanya boleh dilaksanakan terhadap pelayanan yang bersifat promotif dan preventif, pelayanan untuk pemeliharaan kebugaran, memperbaiki postur, memefihara sikap fubuh dan mefatih irama pemapasan normal serta pelayanan dengan keadaan aktualisasi rendah bertujuan untuk pemeliharaan. 2. Asesmen Fisioterapi : Asesmen fisioterapi yaitu pemeriksaan pada perorangan atau kelompok untuk merumuskan keadaan nyata atau yang berpotensi untuk terjadi kelemahan keterbatasan fungsi, ketidak mampuan atau kondisi Kesehatan lain dengan cara pengambilan perjatanan penyakit, atau history faking, sceeening, tes khusus, pengukuran dan evaluasi dari hasil pemeriksaan melalui analisis dan sintesis dalam sebuah proses pertimbangan klinik dalam standar asesmen dikembangkan teknis pengukuran yang dilakukan untuk proses pengumpulan data. 3. Diagnosa dan Prognosa Fisioterapi. Diagnosa adalah suatu label yang mengambarkan keadaan multi dimensi pasien atau Klien yang ditasitkan dari pemerikszan dan pertimbangan klinis, yang dapat menunjukan adanya disfungsi gerak mencakup gangguan\kelemahan (impairmen) limitasi fungsi (functional limitation), ketidakmampuan (disabilities) sindroma (syndromes), mulai dar sistem sel dan biasanya pada level sistem gerak dan fungsi Prognosa iiah prediksi perkembangan keadaan diagnostik pasien atau klien dimasa mendatang setelah mendapatkan intevensi fisioterapi. 4. Perencanaan dan Persetujuan Tindakan Fisioterapi. Perencanaan dimulai dengan pertimbangan kebutuhan intervensi dan biasanya menuntun kepada pengembangan intervensi, temasuk hasil sesuai dengan tujuan yang terukur yang disetujui pasien atau klien, keluarga atau petugas kesehatan lainnya dan menjadi pemikiran perencanaan altematif untuk dirujuk kepada pihak lain bila dipandang kasusnya tidak tepat untuk fisioterapi. 5. Intervensi Fisiotarapi. Implementasi dan dimodifikasi perencanaan untuk mencapai tujuan yang disepakati dan dapat termasuk penanganan secara manual, peningkatan gerakan, peralatan fisis, peralatan elektroterapuetis dan peralatan mekanis, pelatihan fungsional, Penentuan bantuan dan peralatan bantu, intruksi dan konseling, dokumentasi, koordinasi dan komunikasi . = Hat 13 ‘Pedoran Pelayanan Fisiterap dl Surana Keschaten 6. Evaluasi Fisioterapi. Keharusan untuk evaluasi atau re-asesmon untuk menetapkan keadaan diagnostik baru pasein atau klien setelah menjalani periode intervensi dan untuk menetapkan kriteria penghentian tindakan. 7. Rekam Fisioterapi Bahwa setiap pemberian dan atau tindakan pelayanan fisioterapi harus disertai dengan alat bukti yang disebut rekam fisioterapi dengan sanksi pelanggaran yang menyertainya sesuai Kepmenkes No, 1363/MENKES/SK/XIV/2001 tentang Registrasi dan lIzin Praktik Fisioterapi dan Permenkes RI No. 269/MENKES/Per/Il/2008 tentang Rekam Medis, Rekam fisioterapi dimulai sejak pasien/kien diterima di sarana pelayanan fisioterapi, hingga berakhimya masa pelayanan, Setiap pemberian pelayanan tersebut di atas wajib disertakan bukti pemberian pelayanan yang tertuang dalam berbagai jenis formulir. Pengisian rekam fisioterapi dilakukan oleh fisioterapis yang melaksanakan pelayanan terhadap pasien/klien, ‘Sebagai acuan disusun formulir-formulir rekam fisioterapi, antara lain Rujukan masuk dan keluer. Persetujuan/penolakan intervensi fisioterapi Catatan proses dan perkembangan Hasil pemeriksaan dan pengukuran khusus Catatan hasil asesmen ulang serta asesmen akhir pada penyelesaian pelayanan. "Spe Pp Rekomendasi tindak tanjut pefayanan untuk pasienvklien. Ringkasan riwayat keluar (discharge summary). © 8, Terminasi Pelayanan Fisioterapi. Terminasi (penghentian petayanan fisioterapi) ditakukan bita : a. Berakhimya proses pelayanan fisioterapi (discharge) yang telah diberikan selama periode tunggal pelayanan fisioterapi atau tujuan yang diharapkan telah tercapai, ». Terjadi diskontinuasi, yaitu penghentian karena : 1) Fisioterapis menentukan bahwa tidak ada manfaat Positip terhadap pasien/klien oleh tindakan pelayanan tersebut. 2) Pasien/klien tidak mau melanjutkan program pelayanan fisioterapi Karena menyangkut permasalahan komplikasi medik atau psikososiat. 3) Pasienvklien keberatan alas pelayanan fisioterapi yang disebabkan oleh permasalahan danalpembiayaan © Fagerny Pa Dy te Pedoman Pelayanan Pisltragi dh Savane Move? 9. Koordianasi, Kemunikasi, Pendidikan dan Instruksi Fisioterapi Koordinasi adalah kerja sama semua bagian yang terkait dengan pasienv/Klien. Komunikasi temmasuk administrasi merupakan pertukaran informasi baik dengan Pasien/klien maupun sesama pemberi pelayanan untuk menjamin pemberian pelayanan yang tepat, aman, komprehensif, efisien dan efektif mulai dari kedatangan sampai selesai. cc Pendidikan pasiervklien adalah proses pemberian informasi, pendidikan atau pelatihan kepada pasien/klienkeluarga. d. Instruksi berkaitan dengan kondisi, rencana, hasil yang diharapkan dan faktor resiko. Fisioterapis bertanggung jawab tas instrukstinstruksi yang diberikan kepada pasien/ilien dan atau keluarganya. 10. Administrasi Biaya Pelayanan Fisioterapi, Pemerintah berlugas menyelenggarakan dan menggerakkan peran masyarakal, dalam upaya kesetatan dengan merata dan terjangkau, serta memperhatikan fungsi sosial bagi masyaraket yang kurang mampu. Dengan serta semangat tersebut diatur pembiayaan pelayanan fisicterapi sebagai berikut : @, Proses pembiayaan (Billing Process) 1) Fee for service. 2) Asuransi 3) Jaminan Kesehatan Masyarakat ®. Sumber biaya : 4) Biaya sendiri 2) Swasta 3) Pemerintah 4) Pemerintah Daerah ©. Pemanfaatan jasa pelayanan fisioterapi diatur sesuai ketentuan yang berlaku dengan memasuikkan jasa pelayanan profesional fisioterapi sebagai komponen jasa pelayanan dengan bobot sesuai kepatutan, KELUARAN PELAYANAN FISIOTERAPI Keluaran pelayanan fisioterapi diindikasikan dengan : 1. Secara umum diukur dari hasil survey kepuasan pasien/klien sedikitnya setahun dua kali, 2. Secara khusus divkur dalam prosentase terhadap pasienvklien yang memperoleh manfaat sebagai berikut al 15 a. Mencapai tuiuan yang diharapkan b, Mengalami statusquo (fat) ©. Mengalami kemunduran kondisi 4. Tidak terindentifikasi D. DAMPAK Pelayanan fisioterapi memberikan konstribusi terhadap peningkatan_kineria pelayanan Kesehatan secara keseluruhan baik bagi pasien/klien, institusi maupun tenaga fisioterapi. 1. Terhadap pasienvklien. 2. Lama (Length of stay) pasien rawat inap b. Menurunkan biaya kesehatan ©. Meningkatkan kemandirian ¢. Lama pasiewktien istirahat kegja ®. Meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan 1. Meningkatkan produktifitas kerja 9. Meningkatkan prestasi olah raga h, Menurunkan angka kesakitan masayarakat i. Meningkatkan usia harapan hidup i. Meningkat Human Development index 2. Terhadap institusi pelayanan 2, Meningkatan jumlah pasienlien (turn aver} b, Meningkatkan pendapatan ©. Mengembangkan organisasi dan meningkatkan citra institusi. 3. Terhadap fisioterapis a. Meningkatkan keterampilan, iimu dan teknologi dan etika, b. Meningkatkan kesejahteraan fisioterapis. ©. Meningkatkan nilai-nilai pengabdian profesional fisioterapi. eee ts ‘Padoman Peltyanan Fiseterapidi Sarane Kesehatan BAB IV PELAPORAN Dalam rangka memenuhi kebutuhan institusi, permerintah, pasien/klien dan fisioterapis keamanan, penelitian dan untuk kepentingan peningkatan mutu, keakurasian, pelayanan Pengembangan, bimbingan dan pengawasan diperlukan laporan berkala fisioterapi oleh sarana kesehatan meliputi unsur masukan, proses, keluaran dan dampak. A. Masukan : 4. Kelengkapan perangkat hukum yaitu izin fisioterapis dan izin sarana pelayanan. Jumiat dan jenis tenaga petayanan Jumiah, jenis dan kualitas sarana, praserana dan peralatart Jenis tindakan dan tart pelayanan Jumlah dan pengelompokan jenis serta usia pasienvilien eaen B. Proses 1. Pengorganisasian tenaga, sarana dan peralatan Prosedur kerja dan SOP profesi Jurigh pasien/klien rujukan dan non rujukan Jumlah pasien/klien berdasarkan pengelompokan diagnosis dan intervensi. Kelengkapan rekam medis aponr C. Keluaran : 1. Hasit analisis survei kepuasan pasien/klien 2. Prosentasi kemajuan kondisi pasien, 3. Pendapatan dan peruntukan keuangan D. Dampak : Parameter manfaat terhadap pasien/klien, institusi dan fisioterapis. ‘Podoman Polayenan Fsioterpl dl Garana Kesehatan — ite BABV PENUTUP Terwujucnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal dapat dicapai melalui peningkatan kualitas pelayanan kesehatan termasuk pelayanan fisioterapi dengan standarisasi dan akreditasi pelayanan fisioterapi di sarana kesehatan. Pedoman pelayanan fisioterapi ini dapat menjadi acuan dalam perencanaan, penyelenggaraan, pengembangan, pembinaan dan pengawasan bagi semua pihak terkait termasuk organisasi profesi di berbagai tingkatan edministrasi untuk mencapai pelayanan fisioterapi yang tepat, aman, akurat, komprehensif, tempadu, merata dan terjangkau. Pedoman pelayanan fisioterapi ini dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan msyarakat dan kemajuan IPTEK. et 18 ‘Padoman Pelayanan Fisetrap i Sarana Kesehatan DAFTAR RUJUKAN 2. 10. "1 12. 13. 14, 18. 16. 7. ‘Azrul Azwar, Pengantar Administrasi Kesehatan, Binarupa Aksara, Jakarta, 1996, Departemen Kesehatan Rl, Undang Undang Nomor 23 Tahun 1992, tentang Kesehatan Departemen Kesehtan RI, Peraturan Pemeriniah Nomor 32 Tahun 1996, tentang Tenaga Kesehtan Departemen Kesehatan RI, Rencana Pembangunan Menyju Indonesia Sehat 2010, Jakarta, 1899, Departemen Kesehatan RI, Kebijakan Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2000- 2010, Jakarta, 2000. Departemen Kesehatan RI, Profil Kesehatan Indonesia 2001 Menuju Indonesia Sehat. 2010, Pusat Data & Informasi, Jakarta, 2002 Departemen Kesehatan RI, Statistik RS di Indonesia Seri 2 Ketenagaan Edisi Tahun 2001, Ditjen Pelayanan Medik, Jakarta, 2001 * Departemen Kesehatan Ri, Investasi Kesehatan Untuk Pembangunan Ekonomi, Jakarta, 2003 Departemen Kesehatan RI, Rencana Strategi Pembangunan Kesehatan 2001-2004, Jakarta, 2001. Departemen Kesehatan RI, Sistem Kesehatan Nasional, Jakarta, 2003. Departemen Kesehatan RI, Studi Morbiditas dan Disabilitas, Laporan CKRT 2001, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta, 2001 Departemen Kesehatan RI, KeputusanMenteti_ Kesehatan Nomor 1277iMenkes/SK/11/2001, tentang Organisasi dan Tata Kerja Departmen Kesehatan, Jakarta, 2004. Departemen Kesehatan RI, Kepmenkes RI No. 134/Menkes/SK/II/2004 tentang ‘Sistem Kesehatan Nasional, Jakarta, 2004. Departemen Kesehatan RI, Kepmenkes 1333/Menkes/SK/XIl/1999, tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit, Jakarta, 1999. Departemen Kesehatan Ri, Keputusan = Menteri Kesehatan nomor 1363/Menkes/SK/XII/2001, tentang Registrasi dan Izin Praktik fisioterapi. Departemen Kesehatan RI, Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara NO 04 /KEP/ M.PAN/ 1/ 2004 tentang Jabatan Fungsional_ Fisioterapi dan Angka Kreditnya, Jakarta, 2004. Departemen Kesehatan RI, Kep. Bersama MENKES dan Ka.Badan Kepeg. Negara No. 209/MENKESISKBMII/2004 dan No. G7 tahun 2004, tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Fisioterapis. _ = $$ tas ‘Pestana Peiayanan Fsoterap di Sarana Kesehatan 18. 21 22. 23. 24, 25, 26, 27. 28, Dien Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI, Rencana Strategis Ditjen Pelayanan Medik 2001— 2004. Donabedian; Hospital Quality Assurance, 1983. Gasperz, Vincent, Manajemen Kualitas dalam Industri Jasa, Strategi untuk Memenangkan Persaingan Global, Cetakan Pertama, Jakarta, 1997. Kementerian Pandayagunaan Aparatur Negara RI, Kepmenpan Ri No. KEP/04/M.PAN/1/2004 tentang Jabatan Fungsional Tenaga Fisioterapis. Lembaga Administrasi Negara, Rencana Strategik, Pusat Diklat SPIMNAS Bidang ‘TMKP, Jakarta, 2001 Lembaga Administrasi Negara-RI, AKIP dan Pengukuran Kineja, Bahan ajar Diklatpim tll, 2004, Lembaga Administrasi Negara, Operasionalisasi Pelayanan Prima, Bahan Ajar DIKLATPIM Tingkat IV, Jakarta, 2001 Ontoseno M. Oepojo, Kepemimpinan Yang Visioner, 1898 ‘Sinar Grafika, PROPENAS 2000-2004 (UU No 25 Tahun 2000), Cetakan Pertama, Januari 2001 ‘Sondang F Siagian, Manajemen Strategik, November 1995 Word Confederation for Physical Therapy, The 16th General Meeting of World Confederation for Physical Therapy 2007. a 20 Pedoman Felsyanae Fisttarapi di Sarena Kesehatan

Вам также может понравиться