Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Kingdom : Mycetae
Divisio : Eumycota
Class : Oomycetes
Ordo : Peronosporales
Famili : Pythiaceae
Genus : Phytophthora
Miselium pada jamur parasit tanaman ini dapat tumbuh di dalam sel (intracelluler)
atau antar sel (intercelluler). Sporangiofor biasanya bercabangcabangdan biasanya dibentuk
di permukaan tanah, pada tanaman, dan dapat muncul dari inang melalui efidermis atau
stomata. Hifa dari species Phytophthora tidak mempunyai sekat dan mempunyai banyak
cabang. Miselium biasanya tidak bersepta, hyaline, diameter berubah-ubah, bercabang dan
sangat berkembang dibawah epidermis.
Sporangium (zoosporangium) berbentuk bulat
Gambar 1. Phytophthora sp. A :
telur Sporangia.
seperti buahB :per
Zoospora. C:
(pyriform) yang
Chlamidospora. D.Oospora
mempunyai sebuah tonjolan (papil). Sporangium
mempunyai ukuran (32 52) x (29 41) m.
Sporangium dapat berkecambah secara tidak
langsung membentuk spora kembara (zoospora)
yang keluar satu persatu dari dalam sporangium.
Disamping itu sporangium berkecambah secara
langsung
dengan membentuk hifa atau pembuluh
kecambah. Oleh karena itu sporangium
Phytophthora disebut konidium. Seperti yang
tertera pada gambar 1.
Zoospora yang dihasilkan sporangia berjumlah 5-30 zoospora yang berukuran 7 x 11 m dan
mempunyai dua flagel. Klamidospora sphaerical menuju oval dengan diameter 25 m.
Daun daun yang sakit mempunyai bercak berrcak nekrotis pada tepid an ujungnya. Kalau
suhu tidak terlalu rendah dan kelembaban cukup tinggi, bercak bercak akan meluasdengan
cepat dan mematikan seluruh daun. Bahkan kalau cuaca demikian berlangsung lama, seluruh
bagian tanaman di atas tanah akan mati. Dalam cuaca kering jumlah bercak terbatas, segera
mengering dan tidak meluas. Umumnya gejala baru tampak bila tanaman sudaah berumur
lebih dari 1 bulan, meskipun Kadang kadang sudah terlihat pada tanaman yang berumur 21
hari. Dalam cuaca yang lembab pada sisi bawah bagian daun yang sakit terdapat lapisan
kelabu tipis, yang terdiri darri konidiofor dan konidium jamur. Seperti yang tertera pada
gambar 2.
Gambar 3. Gejala
serangan Phytophthora
Daur Penyakit infestans pada umbi
Jamur ini dapat mempertahankan diri dari musim ke musim dalam umbi umbi yang sakit.
Kalau umbi yang sakit ditanam, jamur dapat naik ke tunas muda yang baru saja tumbuh dan
membentuk banyak konidium atau sporangium di sini. Konidium dapat dipencarkan oleh
angin dari sumber infeksi ke tanaman atau pertanaman di sekitarnya.
Faktor Faktor Yang Menyebabkan Penyakit
Gambar 4. Daur hidup
Pembentukan dan perkecambahan konidium P. infestans
Phytophthora sangat dipengaruhi oleh kelembaban
infestans
dan suhu, terutama kelembaban. Pada udara yang kering konidium sudah mati dalam waktu 1
2 Jam, sedangkan pada kelembaban 50 80 % dalam waktu 3 6 jam. Pada suhu 10 25 0
C, kalau ada air, konidium membentuk spora kembara dalam waktu - 2 jam, dan spora
kembara ini akan membentuk pembuluh kecambah dalam waktu 2 2 jam. Perkembangan
bercak pada daun paling cepat terjadi pada suhu 18 20 0 C. pada suhu 30 0 C
perkembangan bercak akan terhambat. Oleh karena itu pada tanaman kentang dataran rendah
(kurang dari 500 meter di atas permukaan laut) P. infestans bukan merupakan masalah.
Epidemik penyakit ini biasanya terjadi pada suhu 16 24 0 C, dan biasanya pada bulan
Desember dan Februari.
Pengendalian Penyakit
Penyakit dapat dikendalikan dengan melakukan beberapa usaha dibawah ini secara
terpadu : 1. Hanya menanam umbi umbi (bibit) yang sehat 2. Penanaman jenis kentang
yang tahan 3. Penyemprotan dengan fungisida, dengan menggunakan Dithane M-45
(Mankozeb) dengan kadar 0,2 0,3 % atau 2 3 kg/ha. Pengendalian penyakit hawar daun
juga dapat dilakukan dengan menggunakan ekstrak tumbuh-tumbuhan yang biasa disebut
fungisida botani contohnya adalah minyak atsiri dari daun sirih, ekstrak cengkeh. Eksudat
tanaman lainnya seperti tanaman paku ekor kuda/ horsetail Equisetum sp. Yang mengandung
silika untuk menekan pertumbuhan pathogen Phytophthora infestans.
Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20296/4/Chapter%20II.pdf
Pythopthora Infestans merupakan jamur yang menyebabkan penyakit busuk daun dan
umbi kentang. Miselium pada jamur parasit tanaman ini dapat tumbuh di dalam sel dan di
luar sel. Hifa dari species Phytophthora tidak mempunyai sekat dan mempunyai banyak
cabang. Sporangium (zoosporangium) berbentuk bulat telur seperti buah peer (pyriform)
yang mempunyai sebuah tonjolan (papil) dengan ukuran (32 52) x (29 41) m.
Gejala yang ditimbulkan dari jamur ini pada daun tanaman kentang adalah bercak
berwarna abu abu yang berukuran besar dan bagian tengahnya agak gelap dan basah. Jika
pada umbi kentang yaitu adanya bercak yang meluas di permukaan kulit umbi, selain itu pada
permukaan kulit umbi terlihat miselium miselium jamur berwarna putih keabu abuan
seperti benang benang halus.
Jamur ini dapat mempertahankan diri dari musim ke musim dalam umbi umbi yang
sakit. Kalau umbi yang sakit ditanam, jamur dapat naik ke tunas muda yang baru saja tumbuh
dan membentuk banyak konidium atau sporangium di sini. Selain itu penyebaran spora
patogen Phytophthora infestans dipicu oleh keadaan lingkungan udara yang relatif lembab.
Patogen tersebut juga dapat bertahan hidup di dalam umbi dan batang tanaman kentang
sehingga infeksi pada umbi dapat terbawa sampai ke gudang penyimpanan.
Penyakit dapat dikendalikan dengan melakukan beberapa usaha dibawah ini secara
terpadu : 1. Hanya menanam umbi umbi (bibit) yang sehat 2. Penanaman jenis kentang
yang tahan 3. Penyemprotan dengan fungisida. Pengendalian penyakit hawar daun juga dapat
dilakukan dengan menggunakan ekstrak tumbuh-tumbuhan yang biasa disebut fungisida
botani contohnya adalah minyak atsiri dari daun sirih, ekstrak cengkeh