Вы находитесь на странице: 1из 3

Komplikasi Combustio/ Luka Bakar

1. Syok Hipovolemik
Pembuluh darah yang terpajan suhu tinggi akan rusak dna permeabilitas
meninggi. Sel darah yang ada didalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi
anemia. Meningkatnya permeabilitas menyebabkan oedem dan
menimbulkan bula dengan membawa serta elektrolit. Hal ini menyebabkan
berkurangnya volume cairan intravaskular.
2. Oedem Laring
3. Keracunan Gas CO
4. SIRS (Systemic Inflammatory Response Syndrome)
5. MOF (Multi Organ Failure)
6. Kontraktur
Gagal jantung kongestif dan edema pulmonal
2. Sindrom kompartemen
Sindrom kompartemen merupakan proses terjadinya pemulihan integritas kapiler,
syok luka bakar akan menghilang dan cairan mengalir kembali ke dalam
kompartemen vaskuler, volume darah akan meningkat. Karena edema akan
bertambah berat pada luka bakar yang melingkar. Tekanan terhadap pembuluh
darah kecil dan saraf pada ekstremitas distal menyebabkan obstruksi aliran darah
sehingga terjadi iskemia.
3. Adult Respiratory Distress Syndrome
Akibat kegagalan respirasi terjadi jika derajat gangguan ventilasi dan pertukaran
gas sudah mengancam jiwa pasien.
4. Ileus Paralitik dan Ulkus Curling
Berkurangnya peristaltic usus dan bising usus merupakan tanda-tanda ileus
paralitik akibat luka bakar. Distensi lambung dan nausea dapat mengakibatnause.
Perdarahan lambung yang terjadi sekunder akibat stress fisiologik yang massif
(hipersekresi asam lambung) dapat ditandai oleh darah okulta dalam feces,
regurgitasi muntahan atau vomitus yang berdarha, ini merupakan tanda-tanda
ulkus curling.
5. Syok sirkulasi terjadi akibat kelebihan muatan cairan atau bahkan hipovolemik
yang terjadi sekunder akibat resusitasi cairan yang adekuat. Tandanya biasanya
pasien menunjukkan mental berubah, perubahan status respirasi, penurunan
haluaran urine, perubahan pada tekanan darah, curah janutng, tekanan cena sentral
dan peningkatan frekuensi denyut nadi.
6. Gagal ginjal akut
Haluran urine yang tidak memadai dapat menunjukkan resusiratsi cairan yang
tidak adekuat khususnya hemoglobin atau mioglobin terdektis dalam urine.

Prognosis Luka Bakar


Prognosis pada luka bakar ditentukan oleh beberapa faktor. Beberapa
faktor yang berperan antara lain faktor penderita (usia, gizi, jenis kelamin, dan
kelainan sistemik), faktor trauma (jenis, luas, kedalaman luka bakar, dan trauma
penyerta), dan faktor penatalaksanaan (pre-hospital and in-hospital treatment).
(Nugroho, 2012). Pada luka bakar superfisial (derajat 1 dan derajat 2 superfisial),
lapisan kulit yang mati akan mengelupas dan lapisan kulit luar akan tumbuh
menutupi lapisan di bawahnya. Luka bakar superfisial tidak menyebabkan
kerusakan pada lapisan kulit yang lebih dalam (dermis). (Majid & Prayogi, 2013).
Prognosis luka bakar umumnya jelek pada usia yang sangat muda dan usia
lanjut. Pada usia sangat muda (terutama bayi), sistem regulasi tubuh yang belum
berkembang sempurna; komposisi cairan intravaskuler dibandingkan cairan
ekstravaskuler, interstitial, dan intraselular berbeda dengan komposisi manusia
dewasa menyebabkan rentan terhadap trauma. Sistem imunologi yang belum
berkembang sempurna pada usia muda (terutama bayi) perlu diperhitungkan
karena luka bakar merupakan suatu bentuk trauma yang bersifat imunosupresi.
(Nugroho, 2012).

Indikasi Penderita Luka Bakar di Rawat di Rumah Sakit


Indikasi penderita luka bakar di rawat di rumah sakit adalah (Majid & Prayogi,
2013) :
1. Luka bakar yang mengenai wajah, tangan, alat kelamin dan kaki
2. Penderita yang mengalami kesulitan dalam merawat lukanya secara baik dan
benar di rumah
3. Penderita berumur kurang dari 2 tahun atau lebih dari 70 tahun
4. Luka bakar derajat 2, dengan kriteria :
a. Dewasa, dengan luas luka bakar > 20%
b. Anak/orang tua, dengan luas luka bakar > 15%
5. Luka bakar derajat 3
6. Luka bakar pada organ dalam atau luka bakar dengan komplikasi jantung,
otak, dan lain-lain.

Bibliography
Majid, A., & Prayogi, A. S. (2013). Perawatan Pasien Luka Bakar. Yogyakarta:
Gosyen Publishing.
Nugroho, T. (2012). Luka Bakar dan Artritis Reumatoid. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Sabiston, D. C. (1995). Buku Ajar Bedah= (Sabiston's essentials surgery)/ oleh
David C. Sabiston; alih bahasa Petrus Adrianto, Timan I.S.; Editor,
Jonatan Oswari. Jakarta: EGC.

Вам также может понравиться