Вы находитесь на странице: 1из 5

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Identifikasi Kation Fe dengan Reaksi Warna


Adapun hasil identifikasi kation Fe dengan reaksi warna adalah sebagai
berikut:
4.1.1 Sampel Air Parit Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam USU
- Setelah dianalisis dan ditambah K4Fe(CN)6, larutan berubah warna menjadi
biru tua. Hal ini menandakan sampel mengandung kation Fe2+.
- Setelah dianalisis dan ditambah KCNS sampel berubah warna menjadi
coklat kemerahan. Hal ini menandakan sampel mengandung kation Fe3+.
4.1.2 Sampel Air Galon Jamin Ginting
- Setelah dianalisis dan ditambah K4Fe(CN)6, larutan berubah warna menjadi
biru tua. Hal ini menandakan sampel mengandung kation Fe2+.
- Setelah dianalisis dan ditambah KCNS sampel berubah warna menjadi
coklat kemerahan. Hal ini menandakan sampel mengandung kation Fe3+.
4.1.3 Sampel Jus Stroberi
- Setelah dianalisis dan ditambah K4Fe(CN)6, larutan tidak berubah warna
menjadi biru tua. Hal ini menandakan sampel tidak mengandung kation
Fe2+.
- Setelah dianalisis dan setelah ditambahkan KCNS larutan tidak berubah
warna menjadi coklat kemerahan. Hal ini menandakan sampel tidak
mengandung kation Fe3+.
4.1.4 Sampel Minuman Teh Pucuk Harum
- Setelah dianalisis dan ditambah K4Fe(CN)6, larutan berubah warna menjadi
biru tua. Hal ini menandakan sampel mengandung kation Fe2+.
- Setelah dianalisis dan ditambah KCNS sampel berubah warna menjadi
coklat kemerahan. Hal ini menandakan sampel mengandung kation Fe3+.

4.2 Pembahasan Identifikasi Kation Fe dengan Reaksi Warna


Pada percobaan identifikasi kation memberikan warna endapan yang berbeda-
beda sehingga kita dapat mengenali setiap jenis kation yang ada. Semua jenis warna
yang muncul dari reaksi-reaksi yang terjadi pada kation memberitahukan kepada kita
bahwa pada saat kation yang bereaksi dengan cara-cara di atas dapat membentuk
endapan seperti demikian.
Kation yang diidentifikasi keberadaannya dalam sampel adalah kation Fe2+.
Reaksi berlangsung setelah penambahan reagen (pereaksi) tertentu yang akan
memberikan larutan atau endapan berwarna yang merupakan karakteristik untuk ion-
ion yang diidentifikasi dalam sampel. Adapun percobaan yang telah dilakukan
dalam uji kation Fe3+ adalah dengan penambahan reagen KCNS dan uji kation Fe2+
dengan penambahan reagen K4Fe(CN)6.
4.2.1 Sampel Air Parit Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam USU
Pada pengamatan pertama, dengan sampel air parit Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam USU, sampel yang semula berwarna putih bening, setelah
penambahan K4Fe(CN)6 larutan berubah warna menjadi biru tua. Hal ini
menunjukkan bahwa larutan sampel tersebut bereaksi dengan reagen yang
ditambahkan sebab dalam larutan sampel tersebut terdapat kation Fe 2+ yang spesifik
terhadap reagen K4Fe(CN)6. Sedangkan dengan penambahan reagen KCNS, sampel
memberikan perubahan warna menjadi coklat kemerahan sebab dalam larutan sampel
terdapat kation Fe3+ yang spesifik terhadap reagen KCNS.
Air selokan yang datang dari kota dan desa pada umumnya kaya akan bahan
organik yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, dan senyawa-senyawa lain.
Untuk mendapatkan gambaran pencemaran yang berasal dari daerah urban dan
daerah permukiman padat yang terdapat dalam limpasan, Chapman (1992)
memberikan arahan, yaitu : terdapat oksigen terlarut, padatan tersuspensi, daya
hantar listrik, ion NH4+, NO3-, NO2-, PO4-3, BOD, Na+, Cl-, SO4-2, dan berbagai logam
berat, seperti Pb (Sudaryono, 2000).
Berdasarkan teori, identifikasi besi dapat dilakukan dengan beberapa cara
diantaranya:
- Kalium Heksasianferat (II) (K4Fe(CN)6) membentuk endapan biru tua
4Fe3+ + 3Fe(CN)64- Fe4[Fe(CN)6]3
- Kalium Tiosianat (KCNS) larutan berwarna merah
Fe3+ + 3SCN- Fe(SCN)3
(Chemfax, 2009)
4.2.2 Sampel Air Galon Jamin Ginting
Pada pengamatan pertama, dengan sampel air galon jamin ginting, sampel yang
semula berwarna putih bening, setelah penambahan K4Fe(CN)6 larutan berubah
warna menjadi biru tua. Hal ini menunjukkan bahwa larutan sampel tersebut bereaksi
dengan reagen yang ditambahkan sebab dalam larutan sampel tersebut terdapat
kation Fe2+ yang spesifik terhadap reagen K4Fe(CN)6. Sedangkan dengan
penambahan reagen KCNS, sampel memberikan perubahan warna menjadi coklat
kemerahan sebab dalam larutan sampel terdapat kation Fe3+ yang spesifik terhadap
reagen KCNS.
Depot Air Minum Isi Ulang (AMIU) adalah badan usaha yang mengelola air
minum untuk keperluan masyarakat dalam bentuk curah dan tidak dikemas. Ditinjau
dari harganya air minum isi ulang (AMIU) lebih murah dari AMDK, bahkan ada
yang mematok harga hingga 1/4 dari harga AMDK. Namun dari segi kualitasnya,
masyarakat masih meragukan karena belum ada informasi yang jelas dari segi proses
maupun peraturan tentang peredaran dan pengawasannya. Kualitas air produksi
DAMIU akhir-akhir ini ditengarai semakin menurun, dengan permasalahan secara
umum antara lain pada peralatan DAM yang tidak dilengkapi alat sterilisasi, atau
mempunyai daya bunuh rendah terhadap bakteri, atau pengusaha belum mengetahui
peralatan DAM yang baik dan cara pemeliharaannnya. Sampel air minum isi ulang
yang tercemar oleh bakteri koliform dan 18,4% tercemar oleh E. Coli. Keberadaan
bakteri koliform dapat disebabkan oleh pencemaran pada air baku, jenis peralatan
yang digunakan, pemeliharaan peralatan, penganganan air hasil olahan, sistem
transportasi untuk mengangkut air dari sumber air baku ke DAMIU dan lain-lain.
Dapat pula karena bakteri koli berkembang biak karena kurangnya pengetahuan
penjamah dalam hal hygiene dan sanitasi DAMIU (Suprihatin dan Adriyani, 2008).
Berdasarkan teori, identifikasi besi dapat dilakukan dengan beberapa cara
diantaranya:
- Kalium Heksasianferat(II) (K4Fe(CN)6) membentuk endapan biru tua
4Fe3+ + 3Fe(CN)64- Fe4[Fe(CN)6]3
- Kalium Tiosianat (KCNS) larutan berwarna merah
Fe3+ + 3SCN- Fe(SCN)3
(Chemfax, 2009)
4.2.3 Sampel Jus Stroberi
Pada pengamatan pertama, dengan sampel jus stroberi, sampel yang semula
berwarna merah muda, setelah penambahan K4Fe(CN)6 larutan berubah warna
menjadi coklat tua. Hal ini menunjukkan bahwa larutan sampel tersebut tidak
bereaksi dengan reagen yang ditambahkan sebab dalam larutan sampel tersebut tidak
terdapat kation Fe2+ yang spesifik terhadap reagen K4Fe(CN)6. Sedangkan dengan
penambahan reagen KCNS, sampel tidak memberikan perubahan warna menjadi
coklat kemerahan sebab dalam larutan sampel tidak terdapat kation Fe 3+ yang
spesifik terhadap reagen KCNS.
Stroberi (Fragaria sp.) merupakan tanaman buah yang di temukan pertama kali
di Chili yaitu spesies Fragaria chiloensis L. yang menyebar ke berbagai negara
Amerika, Eropa dan Asia, sedangkan Fragaria vesca L. yang berasal dari Amerika
Utara lebih menyebar luas dan jenis stroberi inilah yang pertama kali masuk ke
Indonesia. Stroberi dapat di konsumsi dalam keadaan segar atau menjadi produk
olahan seperti, selai, manisan, sirup, dodol, yogurt, es krim dan sebagai pelengkap
makanan. Dalam dunia medis, stroberi diketahui mampu meningkatkan kesehatan
jantung karena memiliki nilai lemak yang rendah, mengandung vitamin C, asam
folat, kalium dan antioksidan yang tinggi. Biji dan daun stroberi mengandung asam
elegat yang bermanfaat untuk mengurangi resiko terserang kanker (Kesumawati
dkk., 2012).
Secara teoritis sebenarnya cukup besar kemungkinan terdapatnya kation
kation dalam setiap sampel yang diuji sebab sampel tersebut diambil dari derah
terbuka yang berinteraksi langsung dengan berbagai aktivitas lain di alam secara
natural. Jadi tidak mungkin larutan sampel benar benar netral atau tidak
mengandung zat zat kontaminan lain di dalamnya mengingat sifat air sebagai
pelarut murni yang dapat menerima berbagai zat masuk ke dalamnya meskipun
dengan toksitas yang tinggi.
Tidak terbacanya kandungan kation kation lain didalamnya kemungkinan
disebabkan kurangnya kadar kation Ag+, Pb2+, Fe3+dan Sn2+ dalam larutan sampel
sehingga tidak dapat dianalisis dengan metode sederhana yang digunakan dalam
percobaan analisis kuantitatif dan uji spesifik seperti ini (Tim, Konsultan Kimia,
2004).

4.2.4 Sampel Minuman Teh Pucuk Harum


Pada pengamatan pertama, dengan sampel minuman Teh Pucuk Harum,
sampel yang semula berwarna coklat muda, setelah penambahan K4Fe(CN)6 larutan
berubah warna menjadi biru tua. Hal ini menunjukkan bahwa larutan sampel tersebut
bereaksi dengan reagen yang ditambahkan sebab dalam larutan sampel tersebut
terdapat kation Fe2+ yang spesifik terhadap reagen K4Fe(CN)6. Sedangkan dengan
penambahan reagen KCNS, sampel memberikan perubahan warna menjadi coklat
kemerahan sebab dalam larutan sampel terdapat kation Fe3+ yang spesifik terhadap
reagen KCNS.
Teh sebagai minuman kesehatan telah disadari oleh banyak pihak dan hal ini
mendorong para pelaku bisnis untuk me- ngembangkan minuman teh, mulai dari
membuat produk-produk berbasis teh hingga membuat produk teh siap minum dalam
kemasan botol. Kandungan pada teh yang membuat minuman teh menjadi berkhasiat
adalah kandungan poliphenol yang bermanfaat pada kesehatan tubuh. Seiring dengan
perubahan pema- haman akan minuman teh, yang semula hanya sebagai minuman
biasa menjadi mi- numan kesehatan, mendorong para produ- sen untuk memproduksi
produk teh yang memiliki kandungan katekin tinggi (Khomaeni dkk., 2015).
Berdasarkan teori, identifikasi besi dapat dilakukan dengan beberapa cara
diantaranya:
- Kalium Heksasianferat (II) (K4Fe(CN)6) membentuk endapan biru tua
4Fe3+ + 3Fe(CN)64- Fe4[Fe(CN)6]3
- Kalium Tiosianat (KCNS) larutan berwarna merah
Fe3+ + 3SCN- Fe(SCN)3
(Chemfax, 2009)

Вам также может понравиться