Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Menurut Heriady (2005), Skin Graft adalah menanam kulit dengan ketebalan tertentu
baik sebagian maupun seluruh kulit yang diambil atau dilepaskan dari satu bagian tubuh
yang sehat (disebut daerah donor) kemudian dipindahkan atau ditanamkan ke daerah
tubuh lain yang membutuhkannya (disebut daerah resipien).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan perumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian Skin Graft?
2. Apa Etiologi Skin Graft?
3. Klasifikasi Skin Graft?
4. Apa yang dimaksud daerah donor dan daerah resipien Skin Graft?
5. Bagaimana proses penyembuhan skin Graft?
6. Bagaimana Komplikasi Skin Graft?
7. Pemeriksaan Diagnostik dari Skin Graft?
8. Bagaimana perawatan Skin Graft?
9. Patway Skin Graft?
10. Asuhan Keperawatan Skin Garft?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan yang dicapai adalah
1. Untuk mengetahui pengertian Skin Graft
2. Untuk mengetahui Etiologi Skin Graft
3. Untuk mengetahui Klasifikasi Skin Graft
4. Untuk mengetahui yang dimaksud daerah donor dan daerah resipien Skin Graft
5. Untuk mengetahui Bagaimana proses penyembuhan skin Graft
6. Untuk mengetahui Bagaimana Komplikasi Skin Graft
7. Untuk mengetahui Pemeriksaan Diagnostik dari Skin Graft
8. Untuk menegetahui Bagaimana perawatan Skin Graft
9. Untuk mengetahui Patway Skin Graft?
10. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Skin Garft
BAB 11
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Skin graft merupakan tehnik untuk melepaskan potongan kulit dari suplai
darahnya sendiri dan memindahkannya sebagai jaringan bebas ke lokasi yang jauh
3
( resipen ). Tehknik skin graft dapat digunakan untuk memperbaiki setiap tipe luka
dan merupakan bentuk pembedahan rekonstruktif yangh lazim digunakan ( Bruner
and Sudrath. 2002: 1898 ).
Menurut Heriady (2005), skin graft adalah menanam kulit dengan ketebalan
tertentu baik sebagian maupun seluruh kulit yang diambil atau dilepaskan dari satu
bagian tubuh yang sehat (disebut daerah donor) kemudian dipindahkan atau
ditanamkan ke daerah tubuh lain yang membutuhkannya (disebut daerah resipien).
Skin graft adalah penempatan lapisan kulit baru yang sehat pada daerah luka
(Blanchard, 2006:1).
Kerusakan kulit yang hebat sehingga terjadi gangguan pada fungsi kulit itu
sendiri, misalnya: luka bakar yang hebat, ulserasi, biopsi, luka karena trauma / area
yan terinfeksi dengan kehilangan kulit yang luas. luka-luka bekas operasi yang luas
sehingga tidak dapat ditutup secra langsung dengan kulit yang ada di skitarnya.
Skin graft dilakukan pada pasien yang mengalami kerusakan kulit yang hehat
sehingga terjadi gangguan pada fungsi kulit itu sendiri, misalnya pada luka bakar
yang hebat, ulserasi, biopsi, luka karena trauma atau area yang terinfeksi dengan
kehilangan kulit yang luas. Penempatan graft pada luka bertujuan untuk mencegah
infeksi, melindungi jaringan yang ada di bawahnya serta mempercepat proses
penyembuhan. Dokter akan mempertimbangkan pelaksanaan prosedur skin graft
berdasarkan pada beberapa faktor yaitu: ukuran luka, tempat luka dan kemampuan
kulit sehat yang ada pada tubuh ( Blanchard, 2006:2).
Daerah resipien diantaranya adalah luka-luka bekas operasi yang luas
sehingga tidak dapat ditutup secara langsung dengan kulit yang ada disekitarnya dan
memerlukan tambahan kulit agar daerah bekas operasi dapat tertutup sehingga proses
penyembuhan dapat berlangsung secara optimal ( Heriady, 2005:2).
2.3 Klasifikasi
2. Klasifikasi skin graft berdasarkan ketebalan kulit yang diambil menurut (Heriady,
2005:2) adalah:
a. Split Thicknes Skin Graft ( STSG )
STSG mengambil epidermis dan sebagian dermis berdasarkan ketebalan kulit yang
dipotong.
STSG dibagi menjadi 3 kategori yaitu :
- Tipis (0,005 - 0,012 inci)
- Menengah (0,012 - 0,018 inci)
- Tebal (0,018 - 0,030 inci)
STSG digunakan untuk melapisi luka yang luas, garis rongga, kekurangan lapisan
mukosa, menutup flap pada daerah donor dan melapisi flap pada otot.
STSG juga dapat digunakan untuk mencapai penutupan yang menetap pada luka
tetapi sebelumnya harus didahului dengan pemeriksaan patologi untuk menentukan
rekonstruksi yang akan dilakukan.
Daerah donor STSG dapat sembuh secara spontan dengan sel yang disediakan oleh
sisa epidermis yang ada pada tubuh dan juga dapat sembuh secara total.
Dampak negatif STSG bagi tubuh:
- Aliran pembuluh darah serta jaringan pada STSG mempunyai sifat mudah
rusak atau pecah terutama bila ditempatkan pada area yang luas dan hanya
ditunjang atau didasari dengan jaringan lunak.
- STSG tidak tahan dengan terapi.
- Pigmennya tidak normal ( berwarna putih atau coklat atau kadang
hiperpigmentasi).
- Kehilangan ketebalan kulit, tekstur lembut yang abnormal, kehilangan
pertumbuhan.
- Luka yang dibuat pada daerah donor dimana graft tersebut dipotong selalu
akan lebih nyeri daripada daerah resipien.
b. Full Thickness Skin Graft ( FTSG )
5
FTSG lebih menjaga karakteristik dari kulit normal termasuk dari segi warna,
tekstur/ susunan, dan ketebalan bila dibandingkan dengan STSG.
FTSG juga mengalami lebih sedikit pengerutan selama penyembuhan.
Keuntungan FTSG: relatif sederhan, tidak terkontaminasi / bersih, pada daerah luka
memiliki vaskularisasi yang baik dan tidak mempunyai tingkat aplikasi yang luas
seperti STSG.
2.4 Daerah Donor dan Daerah Resipien Skin Graft
1. Daerah donor Skin Graft
a. Daerah donor untuk FTSG
- Bagian yang di gunakan untuk menutup luku pada wajah dan leher : di bawah atau
di atas tulang selangka (klavikula), kelopak mata, perut, lipat paha dan lipat siku, kulit
belakang telinga.
- Bagian yang digunakan untuk menutup luka pada bagian kulit yang tidak ditumbuhi
rambut dan berfungsi untuk melapisi tangan : batas tulang hasta, telapak kaki dengan
penyesuaian warna, tekstur dan ketebalan yang tepat.
- Bagian yang digunakan untuk menutup luka pada graft dengan pigmen yang
lebih gelap : triposium (kulup), scrotu , labia minora.
b. Daerah donor untuk STSG
- Dapat di ambil dari mana saja di tubuh seperti perut, dada, punggung, pantat,
anggota gerak lainnya
- Umumnya yang sering dilakukan diambil dari kulit daerah paha.
- Daerah pantat juga digunakan namun akan menimbulkan rasa nyeri setelah operasi.
2. Daerah Resipien Skin Graft
Komponen penting yang menjamin suksesnya skin graft adalah persiapan pada
daerah resipien.
Skin graft tidak akan dapat bertahan hidup pada jaringan yang tidak dialiri darah.
Skin graft akan dapat bertahan hidup pada periosteum, perikondrium, dermis, fasia,
otot, dan jaringan granulasi.
Luka juga harus bebas dari jaringan yang mati dan bersih dari bakteri.
Menurut Rives (2006), masa penyembuhan dan kelangsungan hidup graft terdiri dari
beberapa tahap yaitu:
6
1. Perlekatan dasar.
Setelah graft ditempatkan, perlekatan dasar luka melalui jaringan fibrin yang
tipis merupakan proses sementara hingga sikulasi dan hubungan antar jaringan telah
benar-benar terjadi.
2. Penyerapan Plasma
Periode waktu antara pemindahan kulit dengan revaskularisasi pada graft
merupakan fase penyerapan plasma. Graft akan menyerap eksudat pada luka dengan
aksi kapiler melalui struktur seperti spon pada graft dermis dan melalui pembuluh
darah dermis.Ini berfungsi untuk mencegah pengeringan terutama pada pembuluh
darah graft dan menyediakan makanan bagi graft. Keseluruhan proses ini merupakan
respon terhadap kelangsungan hidup graft selama 23 hari hingga sirkulasi benar-
benar adekuat. Selama tahap ini berlangsung, graft akan mengalami edema dan
beratnya akan meningkat hingga 30-50%.
3. Revaskularisasi
Revaskularisasi pada graft dimulai pada hari ke 2-3 post skin graft dengan
mekanisme yang belum diketahui. Tanpa memperhatikan mekanisme, sirkulasi pada
graft akan benar-benar diperbaiki pada hari ke 6 7 setelah operasi. Tanpa adanya
perlekatan dasar, imbibisi plasma dan revaskularisasi, graft tidak akan mampu
bertahan hidup.
4. Pengerutan luka
Pengerutan pada luka merupakan hal yang serius dan merupakan masalah
yang berhubungan dengan segi kosmetik tergantung pada lokasi dan tingkat
keparahan pada luka. Pengerutan pada wajah mungkin dapat menyebabkan terjadinya
ektropion, serta retraksi pada hidung. Kemampuan skin graft untuk melawan
terjadinya pengerutan berhubungan dengan komponen ketebalan kulit yang digunakan
sebagai graft.
5. Regenerasi
Epitel tubuh perlu untuk beregenerasi setelah proses pencangkokkan kulit
berlangsung. Pada STSG, rambut akan tumbuh lebih jarang atau lebih sedikit pada
daerah graft yang sangat tipis. Graft mungkin akan kering dan sangat gatal pada tahap
ini. Pasien sering mengeluhkan kulit yang tampak kemerahan. Salep yang lembut
mungkin akan diberikan pada pasien untuk membantu dalam menjaga kelembaban
pada daerah graft dan mengurangi gatal.
6. Reinnervasi
7
Reinnervasi pada graft terjadi dari dasar resipien dan sepanjang perifer.
Kembalinya sensibilitas pada graft juga merupakan proses sentral. Proses ini biasanya
akan dimulai pada satu bulan pertama tetapi belum akan sempurna hingga beberapa
tahun.
7. Pigmentasi
Pigmentasi pada FTSG akan berlangsung lebih cepat dengan pigmentasi yang
hampir serupa dengan daerah donor. Pigmentasi pada STSG akan terlihat lebih pucat
atau putih dan akan terjadi hiperpigmentasi dengan kulit tampak bercahaya atau
mengkilat. Untuk mengatasi hal ini biasanya akan dianjurkan untuk melindungi
daerah graft dari sinar matahari secara langsung selama 6 bulan atau lebih.
2.6 Komplikasi
Skin graft banyak membawa resiko dan potensial komplikasi yang beragam
tergantung dari jenis luka dan tempat skin graft pada tubuh.
Komplikasi yang mungkin terjadi antara lain (Blanchard, 2006:2):
1. Kegagalan graft
Adanya hubungan yang kurang baik pada graft atau kurangnya perlekatan
pada dasar daerah resipien. Timbulnya hematom dan seroma dibawah graft akan
mencegah hubungan dan perlekatan pada graft dengan lapisan dasar luka. Pergerakan
pada graft atau pemberian suhu yang tinggi pada graft juga dapat menjadi penyebab
kegagalan graft. Sumber kegagalan yang lain diantaranya adalah daerah resipien yang
buruk. Luka dengan vaskularisasi yang kurang atau permukaan luka yang
terkontaminasi. Teknik yang salah juga dapat menyebabkan kegagalan graft.
Memberikan penekanan yang terlalu kuat, peregangan yang terlalu ketat atau trauma
pada saat melakukan penanganan dapat menyebabkan graft gagal baik sebagian
ataupun seluruhnya.
2. Reaksi penolakan terhadap skin graft.
Diperlihatkan melalui beberapa gejala:
- Hiperpigmentasi.
- Kulit berwarna kemerahan pada sekitar daerah graft.
- Infeksi pada daerah donor atau daerah resipien.
- Cairan yang mengalir keluar dari daerah graft.
3. Infeksi pada daerah donor atau daerah resipien.
Kuman memakan jaringan pada daerah donor / daerah resipien karena :
8
Skin graft harus dirawat dengan baik agar tidak terjadi komplikasi, perawatan
skin graft antara lain:
1) Bagian skin graft tidak boleh dibuka sebelum hari kelima, kecuali ada tanda infeksi
segera buka.
2) Buka balutan harus sangat hati-hati.Kering atau lengket basahi NaCl jangan
dipaksakan, tekan skin graft agar tetap menempel gunakan 2 buah pinset, 1untuk
menekan dan yang lainnya untuk melepaskan.
3) Jika terjadi perdarahan tekan daerah tersebut sampai perdarahan berhenti dan
laporkan jika berlanjut.
4) Bersihkan skin graft dengan savlon 1%.
5) Bila ada tanda infeksi (merah,bengkak,bau,pus).Pus bersihkan dengan bethadine.
6) Jika ncairan terkumpul di bawah graft, buatlah gulungan gaas steril dan gulung
perlahan-lahan gulungan gaas ke arah tepi.
7) Tutup dengan gaas steril dan elastis verban.
8) Ganti verban setiap hari, jika ada stepler dibuka pada hari ketujuh dan buka jahitan
pada hari ke 14.
9) Perhatikan jika terjadi hipertropi jaringan (pemakaian elastis verban).
10) Rehabilitasi/ latihan setelah skin graft benar-benar lengket.
BAB 111
1. Kerusakan Integritas kulit b/d aliran pembuluh darah pada lapisan epidermis mudah
rusak
2. Resiko infeksi b/d Port dientry kuman pada daerah skin graft
3. Nyeri akut b/d diskontinuitas jaringan
4. Ancietas b/d kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit
5. Gangguan citra tubuh b/d respon non verbal pada perubahan yang dirasakan pada
tubuh
6. Harga diri rendah situasional b/d Gangguan citra tubuh
7. Intoleransi aktifitas b/d kurang gerak/ mobilitas karna adanya luka
11
1. Kerusakan Integritas kulit b/d aliran pembuluh darah pada lapisan epidermis mudah
rusak
NOC : Integritas jaringan : Kulit dan membran mukosa
Akses Hemodialis
Kriteria Hasil
- Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan ( sensasi, elastisitas,
temperatur,hidrasi, pigmentasi)
- Tidak ada luka atau lesi pada kulit
- Perfusi jaringan baik
- Menunjukkan pemahaman proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cidera
berulang
- Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembapan kulit
- Kaji secara verbal dan non verbal respon klien terhadap tubuhnya
- Monitor frekuensi mengkritik dirinya
- Jealaskan tentang pengobatan, perawatan, kemajuan, dan prognosis penyakit.
- Dorong klien untuk mengungkapkan perasaanya
- Fasilitasi kontak dengan individu lain dalam kelompok kecil
6. Harga diri rendah situasional b/d Gangguan citra tubuh
14
Kriteria hasil :
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Skin Graft adalah menanam kulit dengan ketebalan tertentu baik sebagian
maupun seluruh kulit yang diambil atau dilepaskan dari satu bagian tubuh yang sehat
( disebut daerah donor ) kemudian dipindahkan atau ditanamkan ke daerah tubuh lain
yang membutuhkannya ( disebut daerah resipien ). Skin graft adalah penempatan
lapisan kulit baru yang sehat pada daerah luka. Tujuan Skin graft adalah adalah
memperbaiki kecacatan atau kelainan yang timbul akibat kecelakaan. Kulit adalah
lapisan luar tubuh kita, yang sangat penting untuk kehidupan, dalam fungsinya untuk
pelindung tubuh terhadap kerusakan fisik dan gesekan, juga menerima rangsang dari
luar. Kulit dibagi menjadi dua lapisan yaitu kulit ( integumen ) lapis luar disebut
epidermis dan lapis dalam yang disebut dermis atau korium.
16
4.2 Saran
Untuk klien sebaiknya melakukan perawatan yang benar agar tidak terjadi
infeksi dan kecacatan pada daersh yang dilakukan skin graft.
Penyusun menyadari bahwa masih terdapat banyak kesalahan dalam
penyusunan makalah ini, oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini, dari penjelasan yang kami uraikan
dapat diambil kesimpilan bahwa kebersihan sangat penting untuk tetap dijaga.
DAFTAR PUSTAKA
Nanda NIC- NOC, 2015-2017. Diagnosis keperawatan definisi dan klasifikasi edisi 10.
Jakarta : EGC
Nanda NIC- NOC, 2015. Aplikasi Asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis jilid 3.
Jakarta : EGC.
Potter, P.A & Perry, G.A. 2006. Fundamental of nursing : conceps, proses, and practice. 4th
ed. Terjemahan oleh monika ester. Jakarta: EGC.
Akatsuki, 2011. Askep klien dengan skin garft. akatsuki-ners.blogspot.co.id diakses tanggal 2
november 2016 jam 18.45 WIB
Bedah umum, 2008. Tandur alih kulit skin graft. Bedah umum. wordpers.com diakses tanggal
2 november 2016 jam 19.00 WIB.