Вы находитесь на странице: 1из 17

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Skin graft merupakan suatu tindakan pembedahan dimana dilakukan pemindahan


sebagian atau seluruh tebalnya kulit dari suatu daerah asal (donor) tanpa disertai
vaskularisasinya kedaerah lainnya (resipien) untuk menutupi suatu defek. Pada umumnya
skin graft digunakan ketika metode tindakan bedah rekonstruksi lainnya tidak sesuai atau
penyembuhan luka tidak menunjukkan keberhasilan. Skin graft biasanya digunakan pada
kasus-kasus seperti luka yang luas, luka bakar derajat tiga, luka yang tidak menunjukkan
penyembuhan seperti ulkus diabetik, ulkus pembuluh darah, yang berfungsi untuk
mencegah kehilangan cairan, mencegah infeksi, mencegah perluasan lebih lanjut dari luka
tersebut.
Secara umum dapat dikatakan bahwa setiap luka yang tidak dapat ditutup primer
mempunyai indikasi untuk dilakukan skin graft. Jaringan yang dapat ditutup dengan skin
graft adalah semua jaringan terbuka yang memiliki permukaan luka dengan vaskularisasi
yang cukup seperti otot, fasia, dermis, perikondrium, periosteum, peritoneum, pleura dan
jaringan granulasi. Luka yang kurang suplai pembuluh darah sulit untuk dapat
menghidupi skin graft, misalnya tulang,tulang rawan, tendon, saraf, maka tidak dapat
dilakukan teknik skin graft. Atau daerah yang seharusnya dilakukan skin graft tetapi
karena mengalami trauma berat menyebabkan vaskularisasi daerah tersebut menjadi
berkurang sehingga tidak baik untuk dilakukan skin graft.
Teknik skin graft pertama kali diperkenalkan sekitar 2500-3000 tahun yang lalu oleh
kasta hindu Tilemaker, dimana skin graft digunakan untuk merekonstruksi hidung setelah
suatu tindakan amputasi sebagai hukuman pengadilan (Hauben,1982), penggunaan
modern selanjutnya yaitu Reverdin pada tahun 1869 melakukan eksisi kulit kecil dan tipis
yang diletakkan pada jaringan granulasi. Kemudian Olliver dan Thiersch
mengembangkan teknik split-thickness graft pada tahun 1872 dan 1886 dan Wolfe dan
Krause menggunakan teknik full- thickness graft pada tahun 1875 dan 1893. (1,5)
Skin graft pada umumnya menggunakan kulit dan individu yang sama sebagai upaya
untuk meningkatkan keberhasilan tindakan. Kulit yang digunakan dapat digunakan dari
bagian tubuh mana saja, namun lazimnya dari daerah paha, pantat, punggung, atau perut.
Keberhasilan skin graft juga ditentukan oleh perawatan pre operatif dan post operatif dari
tindakan skin graft.
2

Menurut Heriady (2005), Skin Graft adalah menanam kulit dengan ketebalan tertentu
baik sebagian maupun seluruh kulit yang diambil atau dilepaskan dari satu bagian tubuh
yang sehat (disebut daerah donor) kemudian dipindahkan atau ditanamkan ke daerah
tubuh lain yang membutuhkannya (disebut daerah resipien).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan perumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian Skin Graft?
2. Apa Etiologi Skin Graft?
3. Klasifikasi Skin Graft?
4. Apa yang dimaksud daerah donor dan daerah resipien Skin Graft?
5. Bagaimana proses penyembuhan skin Graft?
6. Bagaimana Komplikasi Skin Graft?
7. Pemeriksaan Diagnostik dari Skin Graft?
8. Bagaimana perawatan Skin Graft?
9. Patway Skin Graft?
10. Asuhan Keperawatan Skin Garft?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan yang dicapai adalah
1. Untuk mengetahui pengertian Skin Graft
2. Untuk mengetahui Etiologi Skin Graft
3. Untuk mengetahui Klasifikasi Skin Graft
4. Untuk mengetahui yang dimaksud daerah donor dan daerah resipien Skin Graft
5. Untuk mengetahui Bagaimana proses penyembuhan skin Graft
6. Untuk mengetahui Bagaimana Komplikasi Skin Graft
7. Untuk mengetahui Pemeriksaan Diagnostik dari Skin Graft
8. Untuk menegetahui Bagaimana perawatan Skin Graft
9. Untuk mengetahui Patway Skin Graft?
10. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Skin Garft

BAB 11
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Skin graft merupakan tehnik untuk melepaskan potongan kulit dari suplai
darahnya sendiri dan memindahkannya sebagai jaringan bebas ke lokasi yang jauh
3

( resipen ). Tehknik skin graft dapat digunakan untuk memperbaiki setiap tipe luka
dan merupakan bentuk pembedahan rekonstruktif yangh lazim digunakan ( Bruner
and Sudrath. 2002: 1898 ).

Menurut Heriady (2005), skin graft adalah menanam kulit dengan ketebalan
tertentu baik sebagian maupun seluruh kulit yang diambil atau dilepaskan dari satu
bagian tubuh yang sehat (disebut daerah donor) kemudian dipindahkan atau
ditanamkan ke daerah tubuh lain yang membutuhkannya (disebut daerah resipien).
Skin graft adalah penempatan lapisan kulit baru yang sehat pada daerah luka
(Blanchard, 2006:1).

2.2 Etiologi ( Indikasi )

Kerusakan kulit yang hebat sehingga terjadi gangguan pada fungsi kulit itu
sendiri, misalnya: luka bakar yang hebat, ulserasi, biopsi, luka karena trauma / area
yan terinfeksi dengan kehilangan kulit yang luas. luka-luka bekas operasi yang luas
sehingga tidak dapat ditutup secra langsung dengan kulit yang ada di skitarnya.
Skin graft dilakukan pada pasien yang mengalami kerusakan kulit yang hehat
sehingga terjadi gangguan pada fungsi kulit itu sendiri, misalnya pada luka bakar
yang hebat, ulserasi, biopsi, luka karena trauma atau area yang terinfeksi dengan
kehilangan kulit yang luas. Penempatan graft pada luka bertujuan untuk mencegah
infeksi, melindungi jaringan yang ada di bawahnya serta mempercepat proses
penyembuhan. Dokter akan mempertimbangkan pelaksanaan prosedur skin graft
berdasarkan pada beberapa faktor yaitu: ukuran luka, tempat luka dan kemampuan
kulit sehat yang ada pada tubuh ( Blanchard, 2006:2).
Daerah resipien diantaranya adalah luka-luka bekas operasi yang luas
sehingga tidak dapat ditutup secara langsung dengan kulit yang ada disekitarnya dan
memerlukan tambahan kulit agar daerah bekas operasi dapat tertutup sehingga proses
penyembuhan dapat berlangsung secara optimal ( Heriady, 2005:2).
2.3 Klasifikasi

1. Beberapa perbedaan jenis skin graft menurut Blanchard (2006) adalah:


a. Autograft
Pemindahan atau pemotongan kulit dari satu lokasi ke lokasi lain pada orang
yang sama.
b. Allograft
4

Kulit berasal dari individu lain atau dari kulit pengganti.


c. Xenograft
Pencangkokkan dibuat dari kulit binatang atau pencangkokkan antara dua
spesies yang berbeda. Biasanya yang digunakan adalah kulit babi.

2. Klasifikasi skin graft berdasarkan ketebalan kulit yang diambil menurut (Heriady,
2005:2) adalah:
a. Split Thicknes Skin Graft ( STSG )
STSG mengambil epidermis dan sebagian dermis berdasarkan ketebalan kulit yang
dipotong.
STSG dibagi menjadi 3 kategori yaitu :
- Tipis (0,005 - 0,012 inci)
- Menengah (0,012 - 0,018 inci)
- Tebal (0,018 - 0,030 inci)
STSG digunakan untuk melapisi luka yang luas, garis rongga, kekurangan lapisan
mukosa, menutup flap pada daerah donor dan melapisi flap pada otot.
STSG juga dapat digunakan untuk mencapai penutupan yang menetap pada luka
tetapi sebelumnya harus didahului dengan pemeriksaan patologi untuk menentukan
rekonstruksi yang akan dilakukan.
Daerah donor STSG dapat sembuh secara spontan dengan sel yang disediakan oleh
sisa epidermis yang ada pada tubuh dan juga dapat sembuh secara total.
Dampak negatif STSG bagi tubuh:
- Aliran pembuluh darah serta jaringan pada STSG mempunyai sifat mudah
rusak atau pecah terutama bila ditempatkan pada area yang luas dan hanya
ditunjang atau didasari dengan jaringan lunak.
- STSG tidak tahan dengan terapi.
- Pigmennya tidak normal ( berwarna putih atau coklat atau kadang
hiperpigmentasi).
- Kehilangan ketebalan kulit, tekstur lembut yang abnormal, kehilangan
pertumbuhan.
- Luka yang dibuat pada daerah donor dimana graft tersebut dipotong selalu
akan lebih nyeri daripada daerah resipien.
b. Full Thickness Skin Graft ( FTSG )
5

FTSG lebih menjaga karakteristik dari kulit normal termasuk dari segi warna,
tekstur/ susunan, dan ketebalan bila dibandingkan dengan STSG.
FTSG juga mengalami lebih sedikit pengerutan selama penyembuhan.
Keuntungan FTSG: relatif sederhan, tidak terkontaminasi / bersih, pada daerah luka
memiliki vaskularisasi yang baik dan tidak mempunyai tingkat aplikasi yang luas
seperti STSG.
2.4 Daerah Donor dan Daerah Resipien Skin Graft
1. Daerah donor Skin Graft
a. Daerah donor untuk FTSG
- Bagian yang di gunakan untuk menutup luku pada wajah dan leher : di bawah atau
di atas tulang selangka (klavikula), kelopak mata, perut, lipat paha dan lipat siku, kulit
belakang telinga.
- Bagian yang digunakan untuk menutup luka pada bagian kulit yang tidak ditumbuhi
rambut dan berfungsi untuk melapisi tangan : batas tulang hasta, telapak kaki dengan
penyesuaian warna, tekstur dan ketebalan yang tepat.
- Bagian yang digunakan untuk menutup luka pada graft dengan pigmen yang
lebih gelap : triposium (kulup), scrotu , labia minora.
b. Daerah donor untuk STSG
- Dapat di ambil dari mana saja di tubuh seperti perut, dada, punggung, pantat,
anggota gerak lainnya
- Umumnya yang sering dilakukan diambil dari kulit daerah paha.
- Daerah pantat juga digunakan namun akan menimbulkan rasa nyeri setelah operasi.
2. Daerah Resipien Skin Graft
Komponen penting yang menjamin suksesnya skin graft adalah persiapan pada
daerah resipien.
Skin graft tidak akan dapat bertahan hidup pada jaringan yang tidak dialiri darah.
Skin graft akan dapat bertahan hidup pada periosteum, perikondrium, dermis, fasia,
otot, dan jaringan granulasi.
Luka juga harus bebas dari jaringan yang mati dan bersih dari bakteri.

2.5 Proses Penyembuhan

Menurut Rives (2006), masa penyembuhan dan kelangsungan hidup graft terdiri dari
beberapa tahap yaitu:
6

1. Perlekatan dasar.
Setelah graft ditempatkan, perlekatan dasar luka melalui jaringan fibrin yang
tipis merupakan proses sementara hingga sikulasi dan hubungan antar jaringan telah
benar-benar terjadi.
2. Penyerapan Plasma
Periode waktu antara pemindahan kulit dengan revaskularisasi pada graft
merupakan fase penyerapan plasma. Graft akan menyerap eksudat pada luka dengan
aksi kapiler melalui struktur seperti spon pada graft dermis dan melalui pembuluh
darah dermis.Ini berfungsi untuk mencegah pengeringan terutama pada pembuluh
darah graft dan menyediakan makanan bagi graft. Keseluruhan proses ini merupakan
respon terhadap kelangsungan hidup graft selama 23 hari hingga sirkulasi benar-
benar adekuat. Selama tahap ini berlangsung, graft akan mengalami edema dan
beratnya akan meningkat hingga 30-50%.
3. Revaskularisasi
Revaskularisasi pada graft dimulai pada hari ke 2-3 post skin graft dengan
mekanisme yang belum diketahui. Tanpa memperhatikan mekanisme, sirkulasi pada
graft akan benar-benar diperbaiki pada hari ke 6 7 setelah operasi. Tanpa adanya
perlekatan dasar, imbibisi plasma dan revaskularisasi, graft tidak akan mampu
bertahan hidup.
4. Pengerutan luka
Pengerutan pada luka merupakan hal yang serius dan merupakan masalah
yang berhubungan dengan segi kosmetik tergantung pada lokasi dan tingkat
keparahan pada luka. Pengerutan pada wajah mungkin dapat menyebabkan terjadinya
ektropion, serta retraksi pada hidung. Kemampuan skin graft untuk melawan
terjadinya pengerutan berhubungan dengan komponen ketebalan kulit yang digunakan
sebagai graft.
5. Regenerasi
Epitel tubuh perlu untuk beregenerasi setelah proses pencangkokkan kulit
berlangsung. Pada STSG, rambut akan tumbuh lebih jarang atau lebih sedikit pada
daerah graft yang sangat tipis. Graft mungkin akan kering dan sangat gatal pada tahap
ini. Pasien sering mengeluhkan kulit yang tampak kemerahan. Salep yang lembut
mungkin akan diberikan pada pasien untuk membantu dalam menjaga kelembaban
pada daerah graft dan mengurangi gatal.
6. Reinnervasi
7

Reinnervasi pada graft terjadi dari dasar resipien dan sepanjang perifer.
Kembalinya sensibilitas pada graft juga merupakan proses sentral. Proses ini biasanya
akan dimulai pada satu bulan pertama tetapi belum akan sempurna hingga beberapa
tahun.
7. Pigmentasi
Pigmentasi pada FTSG akan berlangsung lebih cepat dengan pigmentasi yang
hampir serupa dengan daerah donor. Pigmentasi pada STSG akan terlihat lebih pucat
atau putih dan akan terjadi hiperpigmentasi dengan kulit tampak bercahaya atau
mengkilat. Untuk mengatasi hal ini biasanya akan dianjurkan untuk melindungi
daerah graft dari sinar matahari secara langsung selama 6 bulan atau lebih.
2.6 Komplikasi

Skin graft banyak membawa resiko dan potensial komplikasi yang beragam
tergantung dari jenis luka dan tempat skin graft pada tubuh.
Komplikasi yang mungkin terjadi antara lain (Blanchard, 2006:2):
1. Kegagalan graft
Adanya hubungan yang kurang baik pada graft atau kurangnya perlekatan
pada dasar daerah resipien. Timbulnya hematom dan seroma dibawah graft akan
mencegah hubungan dan perlekatan pada graft dengan lapisan dasar luka. Pergerakan
pada graft atau pemberian suhu yang tinggi pada graft juga dapat menjadi penyebab
kegagalan graft. Sumber kegagalan yang lain diantaranya adalah daerah resipien yang
buruk. Luka dengan vaskularisasi yang kurang atau permukaan luka yang
terkontaminasi. Teknik yang salah juga dapat menyebabkan kegagalan graft.
Memberikan penekanan yang terlalu kuat, peregangan yang terlalu ketat atau trauma
pada saat melakukan penanganan dapat menyebabkan graft gagal baik sebagian
ataupun seluruhnya.
2. Reaksi penolakan terhadap skin graft.
Diperlihatkan melalui beberapa gejala:
- Hiperpigmentasi.
- Kulit berwarna kemerahan pada sekitar daerah graft.
- Infeksi pada daerah donor atau daerah resipien.
- Cairan yang mengalir keluar dari daerah graft.
3. Infeksi pada daerah donor atau daerah resipien.
Kuman memakan jaringan pada daerah donor / daerah resipien karena :
8

a. daerah resipien tidak bersih saat skin graft


b. gizi OS jelek ( protein rendah sekali ). Protein normal ( albumin ) kurang
lebih 3,5-4 mg%
4. Nyeri
- Nyeri dapat terjadi karena penggunaan staples pada proses perlekatan graft atau juga
karena adanya torehan, tarikan atau manipulasi jaringan atau organ (Long, 1996:60).
- Hal ini diduga bahwa ujung-ujung saraf normal yang tidak menstransmisikan sensasi
nyeri menjadi mampu menstransmisikan sensasi nyeri (Smeltzer, 2002:214).
- Reseptor nyeri yang merupakan serabut saraf mengirimkan cabangnya ke pembuluh
darah lokal, sel mast, folikel rambut, kelenjar keringat dan melepaskan histamin,
bradikinin, prostaglandin dan macam-macam asam yang tergolong stimuli kimiawi
terhadap nyeri. Nosiseptor berespon mengantar impuls ke batang otak untuk
merespon rasa nyeri
5. Hematom
- Hematom atau timbunan darah dapat membuat kulit donor mati. Hematom biasanya
dapat diketahui lima hari setelah operasi. Jika hal ini terjadi maka kulit donor harus
diambil dan diganti dengan yang baru (Perdanakusuma, 2006:1).
- Hematom juga menjadi komplikasi tersering dari pemasangan graft.
2.7 Pemeriksaan Diagnostik

1) LED: Peningkatan mengindikasikan respon inflamasi.


2) Hitung darah lengkap / diferensial: peninggian dan perpindahan kekiri diduha
proses infeksi.
3) Pletismografi: mengukur TD segmental bawah terhadap ekstrimitas bawah
mengevaluasi aliran darah aterial.
4) Ultrasound Dropler: umtuk menngkaji dan mengukur aliran darah.
5) Tekana O2 transkutaneus: memberi peta area perfusi paling besar dan paling kecil
dalam keterlibtan ekstrimitas.
6) SDP: leukositosis dapat terjadi sehubungan dengan kehilangan sel pada sisi luka
dan respon inflamasi terhadap cedera.
7) Elektrolit serum: kalium dapat meningkat pada awal sehubungan dengan cedera
jaringan, kerusakan SDM dan penurunan fungsi ginjal.
8) Glukosa serum: peningkatan menunjukan respon terhadap sterss
9

9) Albumin serum: rasio albumin / globulin mungkin terbalik sehbungan dengan


kehilangan protein pada edema cairan
10) BUN / Kreatin: dapat meningkat akibat cedera jaringan
11) Kultur luka: mengidentifikasikan adanya infeksi, dan organisme penyebab.
12) Fotografi area luka: catatan untuk penyembuhan luka / skin loss
2.8 Perawatan Skin Graft

Skin graft harus dirawat dengan baik agar tidak terjadi komplikasi, perawatan
skin graft antara lain:
1) Bagian skin graft tidak boleh dibuka sebelum hari kelima, kecuali ada tanda infeksi
segera buka.
2) Buka balutan harus sangat hati-hati.Kering atau lengket basahi NaCl jangan
dipaksakan, tekan skin graft agar tetap menempel gunakan 2 buah pinset, 1untuk
menekan dan yang lainnya untuk melepaskan.
3) Jika terjadi perdarahan tekan daerah tersebut sampai perdarahan berhenti dan
laporkan jika berlanjut.
4) Bersihkan skin graft dengan savlon 1%.
5) Bila ada tanda infeksi (merah,bengkak,bau,pus).Pus bersihkan dengan bethadine.
6) Jika ncairan terkumpul di bawah graft, buatlah gulungan gaas steril dan gulung
perlahan-lahan gulungan gaas ke arah tepi.
7) Tutup dengan gaas steril dan elastis verban.
8) Ganti verban setiap hari, jika ada stepler dibuka pada hari ketujuh dan buka jahitan
pada hari ke 14.
9) Perhatikan jika terjadi hipertropi jaringan (pemakaian elastis verban).
10) Rehabilitasi/ latihan setelah skin graft benar-benar lengket.

BAB 111

PATWAY SKIN GARFT

3.1 Patway skin graft ( terlampir )


10

3.2 Diagnosa Keperawatan

1. Kerusakan Integritas kulit b/d aliran pembuluh darah pada lapisan epidermis mudah
rusak
2. Resiko infeksi b/d Port dientry kuman pada daerah skin graft
3. Nyeri akut b/d diskontinuitas jaringan
4. Ancietas b/d kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit
5. Gangguan citra tubuh b/d respon non verbal pada perubahan yang dirasakan pada
tubuh
6. Harga diri rendah situasional b/d Gangguan citra tubuh
7. Intoleransi aktifitas b/d kurang gerak/ mobilitas karna adanya luka
11

3.3 Rencana Asuhan keperawatan

1. Kerusakan Integritas kulit b/d aliran pembuluh darah pada lapisan epidermis mudah
rusak
NOC : Integritas jaringan : Kulit dan membran mukosa
Akses Hemodialis
Kriteria Hasil
- Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan ( sensasi, elastisitas,
temperatur,hidrasi, pigmentasi)
- Tidak ada luka atau lesi pada kulit
- Perfusi jaringan baik
- Menunjukkan pemahaman proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya cidera
berulang
- Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembapan kulit

NIC : Manajemen tekanan

- Anjurkan Pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar


- Hindari kerutan pada tempat tidur
- Mobilisasi pasien
- Monitor kulit adanya kemerahan
- Monitor aktifitas dan mobilisasi pasien

Perawatan tempat sayatan

- Membersihkan, memantau dan meningkatkan proses penyembuhan pada luka


yang ditutup jahitan, klip atau starples
- Monitor tanda dan gejala infeksi pada daerah insisi
- Monitor proses kesembuhan area insisi
- Bersihkan area sekitar jahitan atau staples, menggunakan lidi kapas steril
- Gunakan preparat antiseptik sesuai program
- Ganti balutan pada interval waktu yang sesuai atau biarkan luka tetap terbuka
( tidak dibalut) sesuai program.
2. Resiko infeksi b/d Port dientry kuman pada daerah skin graft
NOC : Status kekebalan
Pengetahuan tentang pengontrolan infeksi
Pengendalian resiko
Kriteria Hasil :
- Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
- mendeskripsikan proses penularan penyakit, faktor yang mempengaruhi penularan
serta penatalaksanaanya
- Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
- Jumlah leukosit dalam batas normal ( 3.500 10.000 gr/dl)
- Menunjukkan prilaku hidup sehat
12

NIC : Kontrol Infeksi

- Pertahankan tehnik isolasi


- Batasi pengunjung bila perlu
- Gunakan sabun antimicroba untuk cuci tangan
- Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
- Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
- Berikan antibiotik bila perlu ( proteksi terhadap infeksi) dan anjurkan pasien
minum antibiotik sesuai resep
- Monitor hitung granulosit dan leukosit
- Pertahankan tehnik asepsis pada pasien yang berisiko
- Dorong masukan nutrisi yang cukup
- Ajarkan kepada pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
3. Nyeri akut b/d diskontinuitas jaringan
NOC : skala nyeri normal (2 5) , nyeri terkontrol, kenyamanan
Dengan kriteria hasil
- Mampu mengontrol nyeri ( tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik non
farmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
- Melaporkan nyeri berkurang dengan menggunakan managemen nyeri
- Mampu mengenali nyeri ( skala nyeri, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri).
- Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

NIC : Managemen nyeri

- Lakukan pengkajian nyeri secara koprehensif termasuk lokasi, karakteristik,


durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi.
- Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan.
- Gunakan tehnik komunikasi terapiutik untuk mengetahui pengalaman nyeri
pasien.
- Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri.
- Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau.
- Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol
nyeri masa lampau.
- Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan.
- Kurangi faktor presipitasi nyeri.
- Pilih dan lakukan penanganan nyeri ( farmakologi, non farmakologi, dan
interpersonal.
- Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi.
- Ajarkan tentang tehnik non farmakologi.
- Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.
- Evaluasi keefektifan kontrol nyeri.
- Tingkatkan istirahat.
- Kolaborasikan dengan dokter.
- Tentukan lokasi karakteristik, kualitas dan derajat nyeri sebelum pemberian obat.
- Cek instruksi dokter tentang jenis obat dosis dan frekuensi.
- Cek riwayat alergi.
13

- Pilih analgesik yang diperlukan atau sebelum makan

4. Ancietas b/d kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit


NOC : Cemas dapat terkontrol, koping diri adaptif
Kriteria hasil:
- Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas.
- Mengidentifiksi, mengungkapkan, dan menunjukkan tehnik untuk mengontrol
cemas.
- Vital sign dalam batas normal (TD 110/70 sd 140/80 mmhg, suhu 36 37 C, nadi
60 80 x/menit).
- Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktifitas menunjukkan
berkurangnya kecemasan.

NIC : Penurunan kecemasan

- Gunakan pendekatan yang menenangkan.


- Nyatakan dengan jelas harpan terhadap prilaku pasien.
- Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur.
- Pahami prespektif pasien.
- Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut.
- Dengarkan dengan penuh perhatian.
- Identifikasi tingkat kecemasan.
- Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, presepsi.
- Instruksikan pasien menggunakan tehnik relaksasi.
- Berikan obat untuk mengurangi kecemasan.
5. Gangguan citra tubuh b/d respon non verbal pada perubahan yang dirasakan pada
tubuh
NOC : Citra tubuh
Harga diri
Kriteria Hasil :
- Citra tubuh positif
- Mampu mengidentifikasi kekuatan personal
- Mendeskripsikan secara factual perubahan fungsi tubuh
- Mempertahankan interaksi sosial

NIC : Peningkatan citra tubuh

- Kaji secara verbal dan non verbal respon klien terhadap tubuhnya
- Monitor frekuensi mengkritik dirinya
- Jealaskan tentang pengobatan, perawatan, kemajuan, dan prognosis penyakit.
- Dorong klien untuk mengungkapkan perasaanya
- Fasilitasi kontak dengan individu lain dalam kelompok kecil
6. Harga diri rendah situasional b/d Gangguan citra tubuh
14

NOC : Koping efektif


Identitas pribadi tidak terganggu
Prilaku kesehatan
Harga diri rendah situasional tidak terjadi

Kriteria hasil :

- Adaptasi terhadap penyesuaian psykososial, perubahan hidup : respon psykososial


adaptiv individu terhadap perubahan bermakna dalam hidup
- Menunjukkan penilaian pribadi tentang harga diri
- Mengungkapkan penerimaan diri komunikasi terbuka
- Mengatakan optimisme tentang masa depan
- Menggunakan strategi koping efektif

NIC : Peningkatan harga diri

- Tunjukkan rasa percaya diri terhadap kemampuan pasien mengatasi situasi


- Dukung peningkatan tanggung jawab diri, jika diperlukan
- Monitor frekuensi komunikasi verbal pasien yang negativ
- kaji alasan alasan untuk mengkritik atau menyalahkan diri sendiri
- Kolaborasi dengan sumber- sumber lain ( perawat spesislis, layanan keagamaan)

Peningkatan Citra Tubuh

- Konseling : menggunakan proses pertolongan interaktif yang berfokus pada


kebutuhan, masalah, atau perasaan pasien dan orang terdekat untuk meningkatkan
atau mendukung koping, pemecahan masalah
- Koping efektif

7. Intoleransi aktifitas b/d kurang gerak/ mobilitas karena adanya luka


NOC : Konservasi energi , Toleransi aktifitas, ADL perawatan diri
Kriteria hasil
- Berpartisipasi dalam aktifitas fisik tanpa disertai peningkatan TD,RR,dan nadi
- Mampu melakukan aktifitas sehari2 secara mandiri
- TTV normal
- Sirkulasi status baik
- level kelemahan

NIC : Terapi aktivitas

- Kolaborasikan dengan tenaga medik dalam merencanakan program yang tepat


- Bantu klien untuk memilih aktifitas konsisten yang sesuai denga kemampuan
- Bantu klien untuk melakukan identifikasi aktifitas yang disukai
- Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual
15

- Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Skin Graft adalah menanam kulit dengan ketebalan tertentu baik sebagian
maupun seluruh kulit yang diambil atau dilepaskan dari satu bagian tubuh yang sehat
( disebut daerah donor ) kemudian dipindahkan atau ditanamkan ke daerah tubuh lain
yang membutuhkannya ( disebut daerah resipien ). Skin graft adalah penempatan
lapisan kulit baru yang sehat pada daerah luka. Tujuan Skin graft adalah adalah
memperbaiki kecacatan atau kelainan yang timbul akibat kecelakaan. Kulit adalah
lapisan luar tubuh kita, yang sangat penting untuk kehidupan, dalam fungsinya untuk
pelindung tubuh terhadap kerusakan fisik dan gesekan, juga menerima rangsang dari
luar. Kulit dibagi menjadi dua lapisan yaitu kulit ( integumen ) lapis luar disebut
epidermis dan lapis dalam yang disebut dermis atau korium.
16

4.2 Saran

Untuk klien sebaiknya melakukan perawatan yang benar agar tidak terjadi
infeksi dan kecacatan pada daersh yang dilakukan skin graft.
Penyusun menyadari bahwa masih terdapat banyak kesalahan dalam
penyusunan makalah ini, oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini, dari penjelasan yang kami uraikan
dapat diambil kesimpilan bahwa kebersihan sangat penting untuk tetap dijaga.

DAFTAR PUSTAKA

Dorland, 1998. Kamus saku kedokteran. Jakarta: EGC.

Nanda NIC- NOC, 2015-2017. Diagnosis keperawatan definisi dan klasifikasi edisi 10.
Jakarta : EGC

Nanda NIC- NOC, 2015. Aplikasi Asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis jilid 3.
Jakarta : EGC.

Potter, P.A & Perry, G.A. 2006. Fundamental of nursing : conceps, proses, and practice. 4th
ed. Terjemahan oleh monika ester. Jakarta: EGC.

Akatsuki, 2011. Askep klien dengan skin garft. akatsuki-ners.blogspot.co.id diakses tanggal 2
november 2016 jam 18.45 WIB

Repostory. usu.ac.id diakses tanggal 2 november 2016 jam 18.00 WIB


17

Bedah umum, 2008. Tandur alih kulit skin graft. Bedah umum. wordpers.com diakses tanggal
2 november 2016 jam 19.00 WIB.

Вам также может понравиться

  • Jurnal Reproduksi
    Jurnal Reproduksi
    Документ11 страниц
    Jurnal Reproduksi
    Heksana Budi Cahyono
    Оценок пока нет
  • Imunisasi
    Imunisasi
    Документ3 страницы
    Imunisasi
    Heksana Budi Cahyono
    Оценок пока нет
  • Makalah Senam Hamil
    Makalah Senam Hamil
    Документ20 страниц
    Makalah Senam Hamil
    Heksana Budi Cahyono
    Оценок пока нет
  • Pathway Pada Diabetes Gestasional
    Pathway Pada Diabetes Gestasional
    Документ1 страница
    Pathway Pada Diabetes Gestasional
    Heksana Budi Cahyono
    Оценок пока нет
  • KOMUNIKASI Kompetensi Dokter
    KOMUNIKASI Kompetensi Dokter
    Документ12 страниц
    KOMUNIKASI Kompetensi Dokter
    Heksana Budi Cahyono
    Оценок пока нет
  • Materi Penyuluhan Sinusitis Maksilaris
    Materi Penyuluhan Sinusitis Maksilaris
    Документ7 страниц
    Materi Penyuluhan Sinusitis Maksilaris
    Heksana Budi Cahyono
    Оценок пока нет
  • Patofis Integumen
    Patofis Integumen
    Документ2 страницы
    Patofis Integumen
    Heksana Budi Cahyono
    Оценок пока нет
  • Makalah Bab 1 Pendahuluan Luka Bakar
    Makalah Bab 1 Pendahuluan Luka Bakar
    Документ2 страницы
    Makalah Bab 1 Pendahuluan Luka Bakar
    Heksana Budi Cahyono
    Оценок пока нет
  • LP Ca NASOFARING
    LP Ca NASOFARING
    Документ6 страниц
    LP Ca NASOFARING
    Mozes Lizlonk
    Оценок пока нет
  • Askep Faringitis
    Askep Faringitis
    Документ8 страниц
    Askep Faringitis
    Salwa Aurelia Firdaus
    Оценок пока нет
  • Asuhan Keperawatan Otitis Media Supuratif Kronik Maligna
    Asuhan Keperawatan Otitis Media Supuratif Kronik Maligna
    Документ6 страниц
    Asuhan Keperawatan Otitis Media Supuratif Kronik Maligna
    Uphie Luthfia Rahmy
    Оценок пока нет
  • ASKEP Presbiakusis
    ASKEP Presbiakusis
    Документ3 страницы
    ASKEP Presbiakusis
    fajrinituirin
    Оценок пока нет
  • LP Diare
    LP Diare
    Документ14 страниц
    LP Diare
    Fathan Rosidi
    Оценок пока нет
  • Askep Angiofibroma Nasofaring Belia
    Askep Angiofibroma Nasofaring Belia
    Документ9 страниц
    Askep Angiofibroma Nasofaring Belia
    Heksana Budi Cahyono
    Оценок пока нет
  • ASERTIF
    ASERTIF
    Документ10 страниц
    ASERTIF
    Quirino Kriegsphilosophie
    Оценок пока нет
  • AGRESIF
    AGRESIF
    Документ6 страниц
    AGRESIF
    Heksana Budi Cahyono
    Оценок пока нет
  • Bab II Respontime
    Bab II Respontime
    Документ16 страниц
    Bab II Respontime
    Heksana Budi Cahyono
    Оценок пока нет
  • ASFIKSIA
    ASFIKSIA
    Документ11 страниц
    ASFIKSIA
    Gunadi Odepuz
    Оценок пока нет
  • Askep Thipoid
    Askep Thipoid
    Документ10 страниц
    Askep Thipoid
    arifin23
    100% (3)
  • Laporan Penyuluhan Gangguan Jiwa
    Laporan Penyuluhan Gangguan Jiwa
    Документ3 страницы
    Laporan Penyuluhan Gangguan Jiwa
    Heksana Budi Cahyono
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Down Syndrome
    Laporan Pendahuluan Down Syndrome
    Документ8 страниц
    Laporan Pendahuluan Down Syndrome
    Fitria Chrusta Karlina
    Оценок пока нет
  • Anti Sosial
    Anti Sosial
    Документ5 страниц
    Anti Sosial
    Heksana Budi Cahyono
    Оценок пока нет
  • Format Renpra Jiwa
    Format Renpra Jiwa
    Документ4 страницы
    Format Renpra Jiwa
    Heksana Budi Cahyono
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Cva
    Laporan Pendahuluan Cva
    Документ18 страниц
    Laporan Pendahuluan Cva
    Heksana Budi Cahyono
    Оценок пока нет
  • Rencana Kegiatan
    Rencana Kegiatan
    Документ10 страниц
    Rencana Kegiatan
    Alice Reis
    Оценок пока нет
  • Waham Curiga
    Waham Curiga
    Документ5 страниц
    Waham Curiga
    Heksana Budi Cahyono
    Оценок пока нет
  • Askep Gerontik TN Sarimun
    Askep Gerontik TN Sarimun
    Документ39 страниц
    Askep Gerontik TN Sarimun
    Heksana Budi Cahyono
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Autisme
    Laporan Pendahuluan Autisme
    Документ20 страниц
    Laporan Pendahuluan Autisme
    Fransisca Dewi Rara Yunita
    Оценок пока нет
  • Bab 1 Pendahuluan
    Bab 1 Pendahuluan
    Документ2 страницы
    Bab 1 Pendahuluan
    Alice Reis
    Оценок пока нет
  • Askep Keluarga Pre Planing.
    Askep Keluarga Pre Planing.
    Документ16 страниц
    Askep Keluarga Pre Planing.
    Heksana Budi Cahyono
    Оценок пока нет