Вы находитесь на странице: 1из 4

Fluoroscopy

Pada suatu keadaan tertentu, ibu hamil mungkin mendatangi Unit Gawat Darurat dengan
gejala yang mengindikasikan untuk dilakukan prosedur fluoroskopi, seperti pemasangan
kateter sentral intravena periferal, saluran sebagai jalan input kateter intravena dan
nephrostomy tube.

Contrast Material
Ibu hamil perlu mendapatkan perhatian khusus terhadap paparan benda asing, salah satunya
adalah kontras. Sepengetahuan kami, tidak ada studi yang secara bagus menjelaskan tentang
bahan kontras bagi ibu hamil, baik itu secara oral maupun intravena dengan menggunakan
iodin maupun gadolinium. Kontras yang dimasukkan secara oral tidak mengancam ibu hamil
karena kontras masuk ke intraluminal dan diekskresikan. Pada kenyataannya, barium dapat
menjadi pelapis pada dinding lumen.
Kontras iodin yang dimasukkan secara intravena dalam dosis klinis diketahui dapat
menembus plasenta manusia dan masuk ke fetus. Hal ini dikhawatirkan akan merusak thyroid
fetus karena peningkatan uptake iodin. Tetapi, pada uji in vivo, kontras iodin yang
dimasukkan melalui intravena dengan osmolalitas yang rendah, tidak membuat efek
mutagenik dan teratogenik pada hewan. Kurangnya bukti akan komplikasi dari penggunaan
kontras intravena iodin maka disimpulkan secara umum bahwa iodin aman digunakan
sebagai bahan material kontras intravena bagi ibu hamil. Namun, sebaiknya bayi
diperiksakan akan tyroidnya sesaat setelah dilahirkan apabila terdapat riwayat penggunaan
kontras intravena iodin selama hamil.
Efek toksik dari gadolinium didemostrasikan pada hewan dengan dosis tinggi, namun tidak
ada efek yang merugikan dalam studi manusia. Meskipun gadolinum dapat menembus
plasenta manusia ketka diberikan dalam dosis klinis, namun tidak ada efek toksik yang
nampak secara nyata pada manusia. Menurur teori, resiko dari penggunaan gadolinium
adalah akumulasi gadolinium di cairan amnion dan menghasilakn ion gadolinium bebas yang
toksik meskipun efeknya secara klinis masih belum bisa dimengerti. Adapun gadolinum
merupakan golongan obat kelas C sehingga keamanan bagi ibu hamil belum dapat terbukti.

Informed Consent
Informed consent baik dilakukan kepada ibu hamil yang akan dilakukan pemeriksaan
radiologi diagnostik untuk mendokumentasikan dan memastikan pemahaman pasien tentang
pilihan alternatif yang telah dijelaskan oleh dokter, termasuk juga tentang risiko dan manfaat
dari setiap prosedur pemeriksaan atau tindakan yang dijelaskan utamanya terkait dengan
kehamilan dan kesehatan fetus. Informed consent diperlukan sebelum melakukan
pemeriksaan imaging, baik itu yang menggunakan kontras maupun yang tidak, yang infasif
maupun yang tidak infasif.

Fetal Dosimetry
Pada saat tidak ada dokter, penulis menyarankan untuk menggunakan thermoluminescent
dosimete (TLD) dalam menilai dosis yang diperbolehkan untuk pasien. Penulis
mengestimasikan bahwa dosis fetus kurang lebih sekitar sepertiga dari dosis rata-rata pasien
umum. Apabila estimasi dosis 50mGy atau lebih maka diperlukan konsultas kepada dokter
untuk memeriksa detail laporan dari dosimetri. Penulis merekomendasikan bahwa
pemeriksaan dosimetri harus dilakukan oleh dokter. Adapun proses dosis radiasi fetus
ditunjukkan pada tabel 1.

Tabel 1. Estimasi dosis radiasi pada fetus.

Clinical Skenarios with Algorithms


Pulmonary Embolism
Tromboembolisme vena merupakan penyebab awal dari mortalitas maternal. Kehamilan
meningkat resiko deep venous thrombosis dengan tromboembolismeterjadi pada 0.5-3.0 dari
1000 kehamilan. D-dimer assay digunakan terutama untuk memprediksi nilai negatif dari
pasien ibu hamil.
Diagnosis yang tepat untuk deep venous thrombosis dapat menyingkirkan pemeriksaan lebih
lanjut pada ibu hamil dengan gejala pulmonary embolism. Oleh sebab itu, yang pertama kali
dilakukan adalah foto thorak dengan pelindung abdomen dan vascular US. Jika hasil
pemeriksaan adalah meragukan atau bahkan tidak didapatkan hasil, maka direkomendasikan
dilakukan CT pulmonary angiography dengan pelindung abdomen.
CT pulmonary angiography merupakan pemeriksaan yang pasti dengan menggunakan
paparan radiasi dan manfaatnya sebandng dengan V/Q scannng. Bagamanapun, CT juga
mengidentifikasi penyebab lain dari nyeri thorak ketika didapatkan hasil negatif untuk
pulmonary embolism.selain itu, ketika CT thorak dilakukan saat trimester pertama dan awal
trimester kedua, paparan ke uterus masih mnimal dan paparan radiasi ke fetus dapat dibatasi.
Jika pasien alergi terhadap bahan kontras, maka V/Q scannng dapat dilakukan.
Pada V/Q scanning, karakteristik dari pulmonary embolism adalah ditemukan perfusi
abnormal dengan preserved ventilation (mismatched defects) yang bsa dilihat pada gambar
2. Adapun algoritma radiologi yang digunakan pada pasien hamil dengan suspek pulmonary
embolism dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 2. Pulmonary embolism pada dua pasien hamil. (a) bilateral pulmonary embolism
pada pasien trimester pertama dengan umur 27 tahun dan terdapat sesak nafas. Axial contrast
pada CT menunjukkan adanya bilateral pulmonary emboli (panah). (b) segmental pulmonary
embolus pada pasien trimester pertama dengan umur 34 tahun dan terdapat sesak nafas.
Ditemukan kondisi normal pada foto thorak dan pasien mempunyai alergi terhadap iodin.
Naun, setelah dilakukan ventilation-perfusion (V/Q) scintigraphic maka ditemukan mismatch
di lobus superior dextra (kepala panah) karena terdapat segmental pulmonary embolus.

Gambar 3. Algoritma untuk pemerksaan pasien hamil dengan suspek pulmonary embolism.
DVT = deep Venous Thrombosis, PA = posteroanterior

Вам также может понравиться