Вы находитесь на странице: 1из 19

1.

Rumus Barisan dan Deret (Aritmatika dan


Geometri) serta Pembahasan dan
Perbedaannya
Barisan adalah himpunan yang anggotanya merupakan hasil pemetaan
dari bilangan asli.

Contoh barisan :

1. 1, 2, 3, 4, 5

2. 2, 5, 8, 11, 14

Deret adalah penjumlahan dari anggota-anggota suatu barisan.

Contoh deret :

1. 1 + 2 + 3 + 4

2. 2 + 5 + 8 + 11

Format Barisan

format barisan

Format Deret

format deret

Rumus Deret Aritmatika

Rumus Deret Aritmatika

Contoh Soal :

Soal 1 dan Pembahasan


Diketahui barisan aritmatika dengan U2 + U5 + U20 = 54. Suku ke-9
barisan tersebut adalah

1. 16

2. 17

3. 18 D. 19

4. 20

Pembahasan

Pada dasarnya, untuk mengerjakan soal seperti ini yang perlu kita lakukan
adalah mencari nilai suku pertama (a) dan beda barisan (b). Akan tetapi,
pada sebagian soal kita tidak dapat menentukan nilai a dan b sehingga
yang harus kita lakukan adalah melihat hubungan antara persamaan yang
ditanya dengan persamaan yang diketahui. Dari soal diperoleh
persamaan :

U2 + U5 + U20 = 54

(a + b) + (a + 4b) + (a + 19b) = 54

3a + 24b = 54

a + 8b = 18

Rumus untuk menghitung suku ke-9 adalah sebagai berikut :

U9 = a + 8b

U9 = a + 8b = 18 (opsi C)

Soal 2 dan Pembahasan

Dalam suatu barisan aritmatika, jika U3 + U7 = 56 dan U6 + U10 = 86 ,


maka suku ke-2 barisan aritmatika tersebut sama dengan

1. 13

2. 16

3. 20 D. 24

4. 28

Pembahasan

Dari soal diperoleh dua persamaan sebagai berikut :

U3 + U7 = 56

(a + 2b) + (a + 6b) = 56
2a + 8b = 56

a + 4b = 28.

U6 + U10 = 86

(a + 5b) + (a + 9b) = 86

2a + 14b = 86

a + 7b = 43.

Dari dua persamaan di atas, nilai a dan b dapat dihitung dengan


menggunakan metode substitusi sebagai berikut :

a + 4b = 28 a = 28 4b substitusi ke persamaan (2).

a + 7b = 43

28 4b + 7b = 43

28 + 3b = 43

3b = 15

b=5

Karena b = 5, maka a = 28 4(5) = 28 20 = 8.

Jadi, suku ke-2 barisan aritmatika tersebut adalah :

U2 = a + b

U2 = 8 + 5

U2 = 13 (Opsi A)

Soal 3 dan Pembahasan

Diketahui U2 + U4 = 12 dan U3 + U5 = 16, maka suku ke-7 barisan itu


adalah

1. 30

2. 28

3. 22 D. 18

4. 14

Pembahasan

Dari soal diperoleh dua persamaan sebagai berikut :

(1) U2 + U4 = 12
(a + b) + (a + 3b) = 12

2 a + 4b = 12

a + 2b = 6.

(2) U3 + U5 = 16

(a + 2b) + (a + 4b) = 16

2a + 6b = 16

a + 3b = 8.

Dari dua persamaan di atas, nilai a dan b dapat dihitung dengan


menggunakan metode substitusi sebagai berikut :

a + 2b = 6 a = 6 2b substitusi ke persamaan (2).

a + 3b = 8

6 2b + 3b = 8

6+b=8

b=2

Karena b = 2, maka a = 6 2(2) = 6 4 = 2.

Jadi, suku pertama barisan itu adalah 2 dan suku ke-7 barisan aritmatika
tersebut adalah :

U7 = a + 6b

U7 = 2 + 6(2)

U7 = 14 (Opsi E)

Soal 4 dan Pembahasan

Diketahui barisan aritmatika dengan U1 + U10 + U19 = 96. Suku ke-10


barisan tersebut sama dengan

1. 22

2. 27

3. 32 D. 37

4. 42

Pembahasan

Dari soal diperoleh persamaan sebagai berikut :

U1 + U10 + U19 = 96
a + a + 9b + a + 18b = 96

3a + 27b = 96

a + 9b = 32

Suku ke-10 barisan aritmatika tersebut adalah :

U10 = a + 9b

U10 = a + 9b = 32 (Opsi C)

Jika U2 + U15 + U40 = 165, maka suku ke-19 barisan aritmatika tersebut
adalah

1. 10

2. 19

3. 28,5 D. 55

4. 82,5

Pembahasan

Dari soal diperoleh persamaan sebagai berikut :

U2 + U15 + U40 = 165

a + b + a + 14b + a + 39 b = 165

3a + 54b = 165

a + 18b = 55

Suku ke-19 barisan aritmatika tersebut adalah :

U19 = a + 18b

U19 = 55 (opsi D).

Deret Geometri

Jumlah dari n suku pertama suatu barisan geometri disebut sebagai deret
geometri. Jika suku ke-n dari barisan geometri dirumuskan: an = a1rn 1,
maka deret geometri dapat dituliskan sebagai,
rumus deret geometri

Soal No. 1 dan Pembahasan


Diberikan sebuah deret geometri sebagai berikut.
3 + 6 + 12 + .
Tentukan suku ke-5 dari deret tersebut!
Pembahasan
Rumus suku ke-n deret geometri
Un = arn 1

dimana
a = suku pertama
r = rasio

Dari soal
a=3
r = 6/3 = 2

sehingga
Un = arn1
U5 = 3 (2)5 1 = 3 (2)4 = 3(16) = 48

Soal No. 2 dan Pembahasan


Diketahui suku pertama suatu deret geometri adalah 4 dengan suku ke-5
adalah 324. Tentukan rasio dari deret tersebut!

Pembahasan
Data dari soal di atas
U5 = 324
a=4

Dari Un = arn 1

contoh soal 2 deret geometri

Soal No. 3 dan Pembahasan


Deret geometri 12 + 6 + 3 + .
Tentukan U3 + U5
Pembahasan
U3 = 3
a = 12
r = 6/12 = 1/2

Un = arn 1
U5 = 12(1/2)5 1 = 12(1/2)4 = 12(1/16) = 12/16 = 3/4

Sehingga
U3 + U5 = 3 + 3/4 = 3 3/4

Soal No. 4
Diberikan sebuah deret geometri sebagai berikut.
3 + 6 + 12 + .
Tentukan jumlah 7 suku pertama dari deret tersebut!

Pembahasan
Data:
a=3
r = 6/3 = 2
S7 =.

Rumus mencari jumlah n suku pertama deret geometri untuk rasio


lebih besar dari satu r > 1

soal dan pembahasan 4 deret

geometri

Soal No. 5 dan Pembahasan


Diberikan sebuah deret geometri sebagai berikut.
24 + 12 + 6 +
Tentukan jumlah 7 suku pertama dari deret tersebut!

Pembahasan
Data:
a = 24
r = 12/24 = 1/2
S7 =.

Rumus mencari jumlah n suku pertama deret geometri untuk rasio


lebih kecil dari satu r < 1
soal dan pembahasan 5 deret geometri

2.GEOMETRI DUA DIMENSI

Geometri dimensi dua adalah salah satu materi yang menjadi bagian dari
pembelajaran geometri. Pada materi ini, kamu akan mempelajari mengenai
garis, sudut, dan juga pembelajaran mengenai bangun datar. Oleh karena
itu, geometri dimensi dua disebut juga dengan geometri bidang datar.

Di materi ini, kamu tentu akan menghadapi beberapa materi pokok, seperti
macam macam bangun datar, sifat sifat bangun datar, dan rumus bangun
datar. Keterampilan kamu untuk memasukkan ukuran yang ada pada
bangun ke dalam rumus bangun datar juga akan diuji di sini.

Jadi, tidak ada lagi hambatan untuk kamu menguasai seluk-beluk geometri
dimensi dua. Mengerti sifat sifat bangun datar dan perbanyak latihan rumus
bangun datar akan membantu kamu untuk semakin terampil dalam materi
ini. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, langsung belajar geometri dimensi dua!

1. Sudut & Garis


Untuk menguasai materi ini, pertama-tama, kamu perlu menguasai konsep
dari sudut & garis. Secara konsep, garis adalah gabungan titik-titik yang
membentuk sebuah bentuk geometri yang nyata, sedangkan sudut adalah
suatu bidang yang terbentuk dari hasil pertemuan antara 2 garis. Setiap
bangun datar akan memiliki garis sebagai sisinya dan beberapa sudut di
dalamnya.

Dalam materi ini, kamu akan mengenal berbagai macam garis, seperti
garis horizontal, garis vertikal, garis lurus, garis lengkung, ataupun garis
singgung. Kemudian, kamu juga akan diperkenalkan dengan jenis jenis
sudut, antara lain sudut lancip, sudut siku-siku, ataupun sudut tumpul.
Materi ini memang terkesan mudah dan sepele, namun materi ini
merupakan dasar dari pembelajaran geometri dimensi dua. Jika kamu
sudah memahami mengenai konsep garis dan sudut, pelajaran geometri
dimensi dua tidak akan jadi masalah untuk kamu. Sebagai bahan belajar,
Wardaya College menyediakan video pembelajaran dan kuis interaktif
untuk menguji kemampuan kamu dalam hal garis dan sudut.

2. Geometri Bidang Datar


Di materi ini, kamu akan mempelajari mengenai macam macam bangun
datar (persegi, persegi panjang, jajar genjang, belah ketupat, layang
layang, dan trapesium) dan sifat sifat bangun datar. Mengenal bangun
datar dan sifat sifatnya menjadi faktor penting untuk kamu bertahan di
materi ini.

Pertama-tama, kamu akan diajarkan mengenai sifat-sifat bangun (sisi,


sudut, titik sudut, sumbu simetri, dan titik putar). Setelah mengerti
mengenai sifat bangun, kamu akan mulai menerapkan rumus rumus
bangun datar untuk menghitung luas dan keliling.

Bingung soal pelajaran ini? Wardaya College akan membantu kamu untuk
memahami pelajaran ini dengan lebih cepat. Ada video pembelajaran
interaktif, dimana kamu bisa mendapatkan cara mengaplikasikan rumus
dengan cepat dan tepat. Setelahnya, kamu bisa mengerjakan kuis interaktif
yang disediakan.

3. Segitiga & Phytagoras


Kamu pasti sudah mengenal segitiga, bukan? Ya, segitiga adalah satu
bangun yang terbentuk atas 3 buah garis dan 3 buah sudut. Sebelum
masuk ke rumus, kamu perlu mengerti jenis jenis segitga, antara lain:
menurut panjang sisinya (sama sisi, sama kaki, dan sembarang) dan
menurut besar sudut (lancip, siku-siku, tumpul).

Selain rumus luas dan keliling segitiga, rumus phytagoras merupakan


rumus yang harus kamu pahami dalam segitiga. Rumus phytagoras
ditemukan oleh ilmuwan dan filsuf Yunani, Phytagoras pada abad ke 6.
Rumus phytagoras digunakan untuk menghitung sisi-sisi pada segitiga
siku-siku secara tepat.

Pemahaman geometri lengkap mengenai segitiga & phytagoras akan


membantu kamu untuk survive di materi matematika lainnya, semisal
trigonometri. Oleh karena itu, Wardaya College memberikan kamu media
untuk memperdalam pengetahuan mengenai segitiga dan phytagoras
melalui video pembelajaran dan kuis-kuis interaktif.

4. Lingkaran
Satu lagi bangun yang sudah kamu ketahui secara umum, yaitu lingkaran.
Lingkaran merupakan sebuah bangun yang terbentuk dari himpunan titik-
titik yang jaraknya selalu sama dengan sebuah titik. Lingkaran dipelajari
karena faktanya, banyak hal di dunia ini berbentuk menyerupai lingkaran,
seperti cincin, orbit bumi dan bulan, ataupun bentuk planet di tata surya.

Pelajaran mengenai lingkaran tidak hanya terpaku pada penghitungan luas


ataupun keliling lingkaran, melainkan ada beberapa hal yang akan dihitung,
seperti:

Jari-jari (jarak dari titik pusat ke sisi lingkaran)

Diameter (jarak dari sisi ke sisi yang melewati titik pusat)

Tali busur (garis yang memotong lingkaran)

Busur (garis lengkung yang dibatasi tali busur)

Apotema (jarak terdekat dari ririk pusat ke tali busur)

Juring (daerah yang bentuk oleh busur dan 2 jari-jari)

Tembereng (daerah yang dibatasi oleh busur dan tali busur)

Semua hal tersebut bisa kamu kuasai jika kamu rajin berlatih
mengaplikasikan rumus-rumus yang dipakai. Kamu bisa mempelajari
semua hal itu di Wardaya College. Dengan video pembelajaran dan kuis
interaktif, kamu akan cepat terampil dalam mengerjakan soal-soal
lingkaran di sekolah ataupun dimanapun.

Belajar Geometri Dimensi Dua di Wardaya College


Geometri dimensi dua merupakan materi matematika yang menyenangkan
karena rumus bangun datar yang digunakan bisa kamu aplikasikan di
kehidupan sehari-hari. Pembelajaran mengenai pengukuran juga membuat
kamu lebih terampil dalam mengukur benda-benda di sekitar kamu.

Untuk kamu yang masih kebingungan dalam geometri dimensi dua, yuk
belajar bersama-sama di Wardaya College. Kamu hanya perlu menonton
dan memperhatikan instruksi penyelesaian rumus di setiap videonya. Plus,
ada soal-soal yang bisa kamu kerjakan di rumah sebagai bahan latihan
kamu.

3. PELUANG

Materi Pengertian dan Rumus Peluang Matematika SMP


Terlengkap
Pengertian dan Rumus Peluang Matematika - Apakah kalian pernah
bermain ular tangga? Di dalam permainan ular tangga tentu kalian akan
menggunakan dadu untuk menentukan jumlah langkah yang harus kalian
ambil. Pada proses pelemparan dadu, hasil atau angka yang mungkin
muncil adalah 1,2,3,4,5, atau 6. Nah kemungkinan munculnya angka pada
saat melempar dadu adalah salah satu contoh Peluang Matematika.

Contoh lain dari peluang matematika adalah pelemparan koin. Pada saat
melempar koin ada dua buah kemungkinan sisi yang muncul. Sisi yang
pertama adalah angka (A) dan sisi yang kedua adalah gambar (A). Nah,
pada materi kali ini, rumus matematika dasar akan memberikan
rangkuman materi mengenai pengertian dan rumus peluang dalam
matematika. Mari kita simak rangkuman materinya sebagai berikut:
Memahami Definisi dan Rumus Peluang dalam Matematika

Definisi Peluang

Peluang dapat didefinisikan sebagai sebuah cara yang dilakukan untuk


mengetahui kemungkinan terjadinya sebuah peristiwa.

Di dalam materi mengenai peluang, dikenal beberapa istilah yang sering


digunakan, seperti:

Ruang Sampel

Merupakan himpunan dari semua hasil percobaan yang mungkin terjadi.

Titik Sampel

Merupakan anggota yang ada di dalam ruang sampel

Kejadian

Merupakan himpunan bagian dari ruang sampel.

RUMUS PELUANG MATEMATIKA


Frekuensi merupakan perbandingan antara banyaknya percobaan yang
dilakukan dengan banyaknya kejadian yang diamati. Frekuensi dapat
diketahui dengan menggunakan rumus:

Apabila setiap titik sampel dari anggota ruang sampel S mempunyai


peluang yang sama, maka peluang kejadian K yang jumlah anggotanya
dinyatakan dalam n(K) dapat diketahui dengan rumus :
Peluang munculnya kejadian dapat diperkirakan melalui notasi di bawah
ini:

Apabila nilai P(K) = 0 maka kejadian K tersebut sangat mustahil untuk


terjadi

Apabila nilai P(K) = 1 maka kejadian K tersebut pasti akan terjadi

Amatilah contoh soal di bawah ini:

Contoh Soal 1

Pada proses pelemparan sebuah dadu, tentukanlah peluang munculnya


mata dadu yang berangka ganjil

Jawab:

Ruang sampel S = {1,2,3,4,5,6}

n(S) = 6

Mata dadu ganjil = {1,3,5}

n(S) = 3
maka P(K) = 3/6 = 1/2

Kejadian Majemuk
Kejadian majemuk adalah dua atau lebih kejadian yang dioperasikan
sehingga terbentuklah sebuah kejadian yang baru

Suatu kejadian K dan kejadian komplemen berupa K' memenuhi


persamaan:

P(K) + P(K') = 1 atau P(K') = 1 - P(K)

Contoh Soal 2

dari seperangkat kartu bridge, diambillah satu buah kartu secara acak.
tentukan peluang terambilnya kartu yang bukan As.

Jawab:

jumlah kartu bridge = n(S) = 52

jumlah kartu As = n(K) = 4

P(K) = 4/52 = 1/13

peluang yang terambil bukan kartu As = P(K') = 1-P(K) = 1 - 1/13 = 12/13

PENJUMLAHAN PELUANG

Kejadian Saling Lepas

dua buah kejadian A dan B dikatakan saling lepas apabila tak ada satupun
elemen pada kejadian A yang sama dengan elemen yang ada pada
kejadian B. untuk dua buah kejadian yang saling lepas, maka peluang
salah satu A atau B mungkin terjadi, rumusnya adalah:
P(A u B) = P(A) + P(B)

Contoh Soal 3

Dua buah dadu masing-masing berwarna merah dan putih dilempar secara
bersamaan sebanyak satu kali, tentukanlah peluang munculnya mata dadu
yang berjumlah 3 atau 10!

Jawab:

Hasil pelemparan dadu tersebut dapat digambarkan dengan tabel ini:

Kejadian mata dadu berjumlah 3 ditandai dengan warna kuning.

A = {(1,2), (2,1)}

n(A) = 2

Kejadian mata dadu berjumlah 10 ditandai dengan warna biru

B = {(4,6), (5,5), (6,4)}

Karena tidak ada elemen yang sama pada A dan B digunakan rumus:

P(A u B) = P(A) + P(B)


P(A u B) = 2/36 + 3/36

P(A u B) = 5/36
Kejadian Tidak Saling Lepas

Artinya ada elemen A yang sama dengan elemen B, rumusnya dapat dituliskan menjadi:

P(A u B) = P(A) + P(B) - P(A n B)

Contoh Soal 4
Sebuah kartu diambil dari tumpukkan kartu bridge secara acak. coba kalian tentukan peluang
dari kartu yang terambil adalah kartu hati dan kartu bergambar (K,Q,J)!

Jawab:
Jumlah kartu bridge = n(S) = 52
jumlah kartu hati = n(A) = 13
jumlah kartu bergambar = n(B) = 12

karena ada kartu bergambar yang merupakan kelompok kartu hati (J hati, Q hati, dan K hati)
maka A dan B tidak saling lepas sehingga digunakanlah rumus:

P(A u B) = P(A) + P(B) - P(A n B)


= 13/52 + 12/52 - 3/52

= 22/52 = 11/26

Kejadian Saling Bebas


Dua buah kejadian dapat disebut saling bebas bila munculnya kejadian A tidak berpengaruh
pada munculnya kejadian B sehingga peluang kejadian A dan B terjadi bersamaan dapat
dituliskan menjadi:

P(A n B) = P(A) x P(B)

Contoh Soal 5

Pada percobaan pelemparan dua buah dadu, coba tentukan peluang munculnya angka genap
pada dau pertama dan angka ganjil prima pada dadu kedua!

Jawab:

misalkan A = kejadian munculnya mata dadu genap pada dadu pertama = {2,4,6} maka P(A) =
3/6

misalkan B = kejadian munculnya mata dadu ganjil prima pada dadu kedua = {3,5} maka P(B) =
2/6
karena kejadian A tidak berpengaruh pada kejadian B maka digunakan rumus:

P(A n B) = P(A) x P(B)

P(A n B) = 3/6 x 2/6 = 1/6

Kejadian Bersyarat

kejadian bersyarat terjaid apabila kejadian A mempengaruhi munculnya kejadian B atau


sebaliknya. maka dapat dituliskan seperti ini:

P(A n B) = P(A) x P(B/A)

atau

P(A n B) = P(B) x P(A/B)

Contoh Soal 6

ada sebuah kotak yang berisi 5 bola merah dan 4 bola hijau. bila diambil dua buah bola satu
persatu tanpa adanya pengembalian, tentukanlah peluang bola yang terambil adalah bola
merah pada pengambilan pertama dan bola hijau pada pengambilan kedua!

Jawab:

Pada pengambilan pertama tersedia 5 bola merah dari 9 bola yang ada.

maka P(M) = 5/9

Pada pengambilan kedua ada 4 bola hijau dari 8 bola yang tersisa (dengan syarat bola merah
telah terambil).

maka P(H/M) = 4/8

karena kejadiannya saling berpengaruh, digunakanlah rumus:

P(M n H) = P(M) x P(H/M)

P(M n H) = 5/9 x 4/8 = 5/18


TUGAS MATEMATIKA
Nama : Kurnia Fatma
Kelas : XI AK 2

SMK Negeri 1 Kamal


Tahun Ajaran 2016-2017

Вам также может понравиться