FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016 PENDAHULUAN individu tersebut ketika Keterbukaan Dirinya rendah. Pada kenyataannya, manusia dalam kehidupan sehari-harinya dituntut untuk Menurut Hurlock (2005), manusia dapat berperan sebagai makhluk individu dibentuk juga oleh lingkungannya, maka dan sebagai makhluk sosial. Sebagai dalam pembentukan disiplin diri individu makhluk individu dituntut untuk dapat dituntut untuk mengenali setiap unsur yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan demi ada disekelilingnya. Tanpa mengenali kelangsungan hidupnya, sedangkan lingkungan akan mengakibatkan kesulitan sebagai makhluk sosial dituntut untuk dalam Keterbukaan Diri, karena seseorang dapat menyesuaikan diri dengan akan terbuka dengan orang lain ketika ia lingkungannya dan memberi pertolongan dapat menangkap kondisi diri dan pada individu lain yang membutuhkan. lingkungannya. Unsur lingkungan paling Namun dalam kenyataannya, pada masa dekat adalah dirinya sendiri dan keluarga. globalisasi saat ini masyarakat di kota-kota besar sedikit demi sedikit mengalami Terkait dengan lingkungan perubahan sebagai akibat dari modernisasi. keluarga berarti melibatkan pola asuh Jadi, tidaklah mengherankan apabila di orang tua. Orang tua mempunyai kota-kota besar nilai-nilai pengabdian, kewajiban dan tanggung jawab untuk kesetiakawanan dan tolong-menolong merawat anak-anaknya, mengajarkan cara mengalami penurunan sehingga yang berinteraksi dan bersosialisasi, nampak adalah perwujudan kepentingan mengajarkan bagaimana berperilaku yang diri sendiri dan rasa individualis. Hal ini dapat diterima sesuai norma masyarakat. akan mengganggu dalam tugas Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perkembangan dan mengganggu tentang pola asuh merupakan pola interaksi dalam komunikasi yang baik dengan teman pengasuhan orang tua kepada anak sebaya. (Hurlock, 2005)
Pada masa sekarang jalinan Di dalam keluarga, orang tua
pertemanan itu tidak berjalan dengan sebagai penanggung jawab keluarga mulus terkadang ada banyak hal masalah bertugas membentuk sikap kepribadian kecil yang mengganggu seperti: egois, dan perilaku yang baik, salah satunya tidak peduli dengan perasaan temannya, melalui membentuk keterbukaan diri anak terlalu banyak memikirkan diri sendiri. agar dapat menjadi pribadi yang mampu Keterbukaan Diri bermula dari diri sendiri bersosialisasi dan berguna bagi sekitarnya. ketika diri sendiri tidak ingin menceritakan Tujuan penelitian ini yaitu untuk diri terhadap teman-temannya sebagian mengetahui signifikasi pengaruh pola asuh kecil bisa mengganggu kesehatan orang tua terhadap keterbukaan diri mentalnya karena akan menjadi orang remaja. yang introvert, menjadi orang yang tidak LANDASAN TEORI percaya diri, menjadi orang yang tidak bisa percaya dengan temannya dan masih Johnson (dalam Supratiknya, 2016) banyak lagi yang akan mengganggu mengemukakan bahwa pembukaan diri atau self disclosure adalah mengungkapkan reaksi atau tanggapan kita a. MenilaiPesanBerdasarkan Motif- terhadap situasi yang sedang kita hadapi motif pribadi serta memberikan informasi tentang masa b. BerpikirSimplistis, lalu yang relevan atau yang berguna untuk artinyaberpikirhitam-putih memahami tanggapan kita dimasa kini c. Bersandar lebih banyak pada sumber tersebut.Menurut Morton (dalam pesan daripada isi pesan. Dayaksini 2009) mengemukakan bahwa d. MencariInformasitentangkepercayaa keterbukaan diri merupakan kegiatan n orang lain darisumbernyasendiri, membagi perasaan dan informasi yang e. Secarakakumempertahankandanmem akrab dengan orang lain. Informasi dalam egangteguhsistemkepercayaannya. keterbukaan diri bersifat deskriptif dan f. Menolak, mengabaikan, mendistorsi, evaluatif. Deskriptif artinya individu danmenolakpesan yang melukiskan berbagai fakta mengenai diri tidakkonsistendengansistemkepercay sendiri yang mungkin untuk diketahui oleh aannya. orang lain, misalnya seperti pekerjaan, alamat, dan usia. Sedangkan evaluatif Faktor-Faktor yang Mempengaruhi artinya individu mengemukakan perasaan keterbukaandiri pribadinya lebih mendalam kepada orang Menurut Devito (2011), lain, misalnya seperti tipe orang yang mengidentifikasi beberapa faktor yang disukai, hal-hal yang disukai maupun hal- mempengaruhi keterbukaan diri. Ke tujuh hal yang tidak disukainya. faktor tersebut adalah : a. Besar Kelompok Menurut Brooks dan Emmert (dalam Keterbukaan diri lebih banyak terjadi Rakhmat, 2013) sebagai rujukan, dalam kelompok kecil daripada karakteristik orang yang bersikap terbuka kelompok besar. Diad (kelompok dikontraskan dengan karakteristik orang yang terdiri atas dua orang)merupakan bersikap tertutup (dogmatis) yaitu : lingkungan yang paling cocok untuk a. Menilaipesansecaraobjektifdenganm pengungkapan diri. Dengan satu engunakan data danlogika. pendengar, pihak yang melakukan b. MampuMembedakandenganmudahd pengungkapan diri dapat meresapi anmelihatnuansa. tanggapan dengan cepat. Sebaliknya c. Berorientasipadaisi. bila lebih dari satu orang pendengar, d. BerusahamencariInformasidariberba pemantauan seperti ini menjadi sulit, gaisumber. karena tanggapan yang muncul pasti e. Lebihbersifatprofesionaldanbersedia berbeda dari pendengar yang berbeda. mengubahkeyakinan. b. Perasaan Menyukai f. Mencaripengertianpesan yang Menurut Derlega (dalam Devito,2011) tidaksesuaidengankepercayaan. mengatakan kita membuka diri kepada orang-orang yang kita sukai Selanjutnya menurut Brooks dan atau cintai, dan kita tidak akan Emmert (dalam Rakhmat 2013) tentang membuka diri kepada orang yang karakteristik orang yang bersikap tidak kita sukai. John Berg dan tertutup sebagai berikut: Richard Archer (dalam Devito Ed.5th) melaporkan bahwa tidak saja kita membuka diri kepada mereka yang Lebih cenderung membuka topik kita sukai, kita juga tampaknya tertentu daripada topik lain. Dalam menjadi suka kepada mereka terhadap Jourard (1968,1971a) mengemukakan siapa kita membuka diri. kita lebih cenderung mengungkapkan c. Efek Diadik informasi diri tentang pekerjaan atau Keterbukaan diri dilakukan bila orang hobi daripada tentang kehidupan seks yang bersama kita juga melakukan atau situasi keuangan. Lebih cepat keterbukaan diri. Efek diadik ini mengungkapkan informasi yang barangkali membuat kita merasalebih bagus lebih cepat daripada informasi aman dan nyatanya memperkuat yang kurang baik. Umumnya, makin perilaku keterbukaan diri kita sendiri. pribadi dan makin negatif suatu topik, d. Kompetensi makin kecil kemungkinan kita Orang yang kompeten lebih banyak mengungkapkannya. melakukan dalam keterbukaan diri g. Jenis Kelamin daripada orang yang kurang Faktor terpenting dalam keterbukaan kompeten. Sangat mungkin, kata diri adalah jenis kelamin. Umumnya, James McCroskey dan Lawrence pria kurang terbuka daripada wanita. Wheeles (dalam Devito, 2011), h. MitradalamHubungan bahwa mereka yang lebih kompten Denganmeningkatkantingkatkeakraba juga merasa diri mereka memang nsebagaipenentutingkatkedalamankete lebih kompeten dan karenanya rbukaandirimakalawankomunikasiata mempunya rasa percaya diri yang umitradalamhubunganakanmenentuka diperlukan untuk lebih memanfaatkan nketerbukaandiriitu. Kita keterbukaan diri. Atau, lebih melakukanketerbukaandirikepadamer mungkin lagi, orang yang kompeten eka yang kitaanggapsebagai orang barangkali memiliki lebih banyak hal yang dekatmisalnyasuami/istri, positif tentang diri mereka sendiri anggotakeluargadantemandekat. Di untuk diungkapkan daripada orang- sampingitukitajugaakanmemandangba orang yang tidak kompeten. gaimanaresponmereka. e. Kepribadian Apabilakitapandangitu orang yang Orang-orang yang pandai bergaul hangatdanpenuhperhatianmakakitakita (sociable) dan ekstrover melakukan akanmelakukanketerbukaandiri, pengungkapan diri lebih banyak apabilasebaliknya yang daripada mereka yang kurang pandai terjadimakakitaakanmemilihuntukmen bergaul dan lebih introver. Rasa utupdiri. gelisah adakalanya meningkatkan keterbukaan diri kita dan kali lain Menurut Brooks (2008), pola menguranginya sampai batas asuhorang tua adalah sebuah proses yang minimum. Orang yang kurang berani melibatkan aksi dan interaksi antara orang bicara pada umumnya juga kurang tua dan anak, dan dalam proses ini kedua mengungkapkan diri daripada mereka belah pihak berubah satu sama lain, dan yang merasa lebih nyaman dalam hal ini berlangsung hingga anak-anak berkomunikasi. berkembang menjadi dewasa. Proses f. Topik interaksi yang dimaksud yaitu melibatkan proses melahirkan, melindungi, memusatkan perhatian pada memelihara, dan mengarahkan anak. pengendalian secara otoriter yaitu Seluruh proses tersebut pada akhirnya berupa hukuman fisik. Tipe pola asuh bertujuan untuk menjamin kelangsungan otoriter anak mempunyai sifat hidup dan perkembangan seorang anak submitif, anak tidak mempunyai dari kecil hingga dewasa (Brooks, inisiatif karena takut berbuat 2008).Menurut Sumardjono (2013) kesalahan, anak menjadi penurut, tidak mengemukakan pola asuh anak adalah mempunyai kepercayaan diri, dan tidak cara, bentuk, strategi pendidikan keluarga mempunyai tanggung jawab. Pada tipe yang dilakukan orang tua kepada anak. ini kontrol orang tua ketat. Namun Pembentukan pribadi anak yang positif dipihak lain orang tua menuntut agar tidak terlepas dari pola asuh anak yang anak lebih bertanggung jawab sesuai diterapkan orang tua di dalam keluarga. dengan perkembangannya, tetapi anak Orang tua sebagai kepala keluarga merasa terkekang dalam mencari mempunyai peran penuh untuk mengatur kemandirian. dan mendidik anaknya. Diana Baumirnd 2. Pola asuh demokratis (dalam Sumardjono, 2013) mendefinisikan Aturan yang dibuat bersama oleh pola asuh adalah perlakuan orang tua seluruh anggota keluarga, orang tua dalam memenuhi kebutuhan, memberi memperhatikan keinginan dan perlindungan dan mendidik anak dalam pendapat anak, selalu mengadakan kehidupan sehari-hari. Dalam rumah diskusi atau mengambil suatu tangga diperlukan aturan yang dibedakan keputusan, anak mendapat kesempatan sebagai aturan yang tegas dan fleksibel. untuk mengemukakan pendapatnya Aturan yang tegas tidak dapat diuabh dan diberi kepercayaan serta ada meski remaja sependapat atau bimbingan dan kontrol dari orang tua. bersebrangan, sedangkan aturan fleksibel Anak tidak takut akan membuat bersifat terbuka untuk dinegoisasikan, kesalahan, dengan demikian rasa dapat dilonggarkan atau diubah jika ada percaya diri pada anak akan alasan yang mantap. berkembang dengan baik dan anak mempunyai tanggung jawab. Model Pola Asuh Orang Tua 3. Pola asuh permisif Hurlock (2015) menyatakan ada Tidak adanya bimbingan dan aturan tiga macam cara yang digunakan oleh dari orang tua, tidak ada tuntutan orang tua dalam mendidik putra-putrinya kepada anak, tidak ada pengendalian yaitu, atau pengotrolan dari orang tua. Anak yang diasuh dan dididik dengan pola 1. Pola asuh otoriter asuh ini biasanya anak kurang Adanya kontrol yang ketat dari orang mempunyai tanggung jawab dan tua, aturan dan batasan dari orang tua biasanya anak sulit dikendalikan serta harus ditaati oleh anak, anak harus berbuat hal-hal yang sebenarnya tidak bertingkah laku sesuai aturan yang dibenarkan. Perilaku sering melanggar ditetapkan orang tua, orang tua tidak norma-norma masyarakat karena itu mempertimbangkan pandangan atau akan terbentuk sikap penolakan dari pendapat anak dan orang tua lingkungan dan akibatnya kepercayaan diri goyah serta penghargaan diri dependen, bila nilai variabel independen sendiri kurang baik. dimanipulasi / dirubah-rubah atau dinaik turunkan. Analisis yang digunakan pada Penelitian Relevan penelitian ini adalah regresi linier Pada penelitian yang dilakukan J. sederhana didasarkan pada hubungan Elizabeth Norrell (1984) berdasarkan hasil fungsional ataupun kausal satu variabel penelitian tentang Self-Discolsure : independen dengan satu variabel Implications for the study of parent- dependenSugiyono (2014). Pada penelitian adolescent interaction Keterbukaan diri ini, analisi regresi digunakan untuk remaja kepada orangtua dapat berubah mengetahui apakah ada pengaruh yang sebagai akibat dari perkembangan kognitif, signifikan antara pola asuh orang tua fisik dan konsep diri pada remaja tersebut. terhadap keterbukaan diri remaja. Implikasi dari perubahan keterbukaan diri Padapenelitianinimenggunakantek ada kaitannya dengan interaksi antara nikprobability orang tua dan remaja. sampling.DenganmenggunakantabelNomo Pada penelitian yang dilakukan gramHerry King, bilajumlahpopulasi 615 Sweta Pethak (2012) berdasarkan hasil siswa, kesalahan 5% makajumlah sampel penelitian tentang Parental Monitoring yang digunakan dalam penelitian ini and Self-Disclosure of Adolescents adalah seluruh siswa kelas X SMK Negeri menunjukan bahwa remaja yang dimonitor 02 Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016 dengan baik oleh orang tua lebih sedikit yang berjumlah 221siswa. melakukan kenakalan remaja dan perilaku Teknikpengumpulan data melanggar norma. Kemajuan dalam menggunakanskalapolaasuh orang teknologi, media masa, dan internet telah tuadanketerbukaandiri, skalapolaasuh meningkatkan tantangan pemantauan orang tuaberdasarkanteori Hurlock (2015) orangtua yang efektif. Dampak dari sedanganskalaketerbukaandiriberdasarkant keterbukaan diri dapat meningkatkan eoriDevito (2011). bermacam-macam hal. Kerelaan untuk diri anak memungkinkan orang tua untuk tahu lebih banyak tentang anak tersebut dan membantu membangun atmosfir HASIL PENELITIAN kepercayaan dan kejujuran satu sama lain. Hasil penelitian ini dianalisis ini METODE PENELITIAN berdasarkan fakta polaasuh orang Penelitianinimenggunakanpendekat tuadanketerbukaandirikelas X SMK anKuantitatif, mengatakan penelitian Negeri 02, adapun hasilnya adalah sebagai dengan pendekatan kuantitatif berikut : menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistikaAzwar (2010).Analisis KeterbukaanDiri regresi digunakan untuk memprediksikan seberapa jauh perubahan nilai variabel Kategori Interval F (%) SangatT 200 226 27 12.2 inggi terhadap variabel terikat (Keterbukaan Tinggi 173 199 78 35.3 Diri) adalah sebesar 10,7% (dibulatkan 10 menjadi 11%), sedangkan sisanya Sedang 146 172 45.2 0 dipengaruhi oleh variabel yang lain. Rendah 119 145 13 5.9 PEMBAHASAN SangatR 92 118 3 1.4 endah Hasil penelitian menunjukan 22 besarnya pengaruh pola asuh orang tua Total 100 1 terhadap keterbukaan diri remaja. Besar Minimun 92.00 koefesien determinasi R(Square) adalah Maksimum 229.00 0,11 yang artinya pola asuh orang tua Mean 173.6 memiliki kontribusi sebesar 11% terhadap Std. Deviation 22.49 keterbukaan diri remaja sedangkan 89% dipengaruhi factor lain. Menurut teori Devito (2011) factor lain yang PolaAsuh Orang Tua mempengaruhi keterbukaan diri selain pola asuh orang tua ialah faktor besar kelompok JenisPolaAsuh jadi keterbukaan diri lebih banyak terjadi Orang Tua Siswa dalam kelompok kecil daripada kelompok Otoriter 14 besar, dengan satu pendengar, pihak yang Demokratis 195 melakukan pengungkapan diri dapat Permisif 12 meresapi tanggapan dengan cepat. Faktor TOTAL 221 perasaan menyukai menurut Derlega (dalam Devito, 2011) mengatakan kita Model Summary membuka diri kepada orang-orang yang kita sukai atau cintai, dan kita tidak akan Std. Error membuka diri kepada orang yang tidak R Adjusted of the kita sukai. Faktor efek diadik, keterbukaan Model R Square R Square Estimate diri dilakukan bila orang yang bersama kita juga melakukan keterbukaan diri. 1 .326a .107 .102 21.30906 Faktor kompetensi yang dimaksud ketika orang yang kompeten lebih banyak a. Predictors: (Constant), PolaAsuhOrangtua melakukan dalam keterbukaan diri daripada orang yang kurang kompeten. Tabel diatas menjelaskan besarnya Atau lebih mungkin lagi, orang yang nilai korelasi (R) yaitu sebesar 0,326 dan kompeten barangkali memiliki lebih dijelaskan besarnya prosentase pengaruh banyak hal positif tentang diri mereka variabel bebas terhadap variabel terikat sendiri untuk diungkapkan daripada orang- yang disebut koefesien determinasi yang orang yang tidak kompeten. Faktor merupakan hasil dari penguadratan R. Dari kepribadian, orang-orang yang pandai output tersebut diperoleh koefesien bergaul (sociable) dan ekstrovert determinasi (R2) sebesar 0,107 yang melakukan pengungkapan diri lebih mengandung pengertian bahwa pengaruh banyak daripada mereka yang kurang variabel bebas (Pola Asuh Orangtua) pandai bergaul dan lebih introvert. Orang 11%. Hal ini terjadi disebabkan oleh yang kurang berani bicara pada umumnya kesalahan penulis dalam penyusunan juga kurang mengungkapkan diri daripada angket, penentuan indicator, dan analisa mereka yang merasa lebih nyaman dalam data yang kurang baik. berkomunikasi. Faktor topik ini lebih cenderung membuka topik tertentu KESIMPULAN daripada topik lain. Lebih cepat Ada pengaruh yang signifikan antara mengungkapkan informasi yang bagus Pola Asuh Orangtua terhadap keterbukaan lebih cepat daripada informasi yang diri remaja siswa kelas X SMK Negeri 02 kurang baik. Umumnya, makin pribadi dan Salatiga tahun ajaran 2015/2016.Besar makin negatif suatu topik, makin kecil koefesien determinasi R (Square) adalah kemungkinan kita mengungkapkannya. 0,11 yang artinya pola asuh orang tua Selanjutnya faktor jenis kelamin, memiliki kontribusi sebesar 11% terhadap umumnya, pria kurang terbuka daripada keterbukaan diri remaja sehingga masih wanita. Tabel tersebut juga menunjukan terdapat 89% dipengaruhi oleh factor lain nilai Sig = 0,00 0,05 yang berarti data yang dapat mempengaruhi keterbukaan tersebut mempunyai pengaruh yang diri diluar variable pola asuh orang tua signifikan dan uji linearitasnya diterima. yaitu besar kelompok, perasaan menyukai, Dalam penelitian ini efek diadik, kompetensi, kepribadian, Berdasarkan data skala sikap topik dan jenis kelamin. keterbukaan diri remaja dan pola asuh DAFTAR PUSTAKA orang tua. Dari hasil skor keterbukaan diri diperoleh hasil sebesar diperoleh hasil Ali, Mohamad. 1984. Penelitian sebesar 12,2% dengan jumlah 27 siswa Kependidikan: Prosedur dan pada kategori sangat tinggi. Sebesar 35,3% Strategi. Bandung: Angkasa. dengan jumlah 78 siswa pada kategori Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur tinggi. Sebesar 45,2% dengan jumlah 100 Penelitian Suatu Pendekatan siswa pada kategori sedang. Sebesar 5,9% Praktik. Jakarta: Bina Aksara dengan jumlah 13 siswa pada kategori rendah dan sebesar 1,4% dengan jumlah 3 Azwar, Saifuddin. 2010. Metode siswa berada pada kategori sangat rendah. Penelitian. Yogyakarta :Pustaka Pada hasil pola asuh orang tua diperoleh Pelajar hasil sebesar 14 siswa menunjukan jenis pola asuh orang tua otoriter, sebanyak 195 Brooks, J. (2011). The process of siswa menunjukan pola asuh demokratis parenting (7th ed). New York : McGraw- dan sebesar 12 siswa menunjukan pola Hill. asuh permisif. Dayaksini, Tri. 2006. Psikologi Sosial. Penulis mengakui terdapat Malang. UMM Press. kelemahan dalam penelitian ini yang Devito, J.A. 2011. Komunikasi terlihat pada besar pengaruh pola asuh Antarmanusia. Translated by orang tua dengan keterbukaan diri yang Maulana, Agus. Tangerang : sangat kecil, memiliki kontribusi sebesar Karisma Publishing Group Hunter, Sally.B. Barber, Brian.K. Olsen. Diperoleh 02 April 2016, dari Joseph, A. McNeely. Clea.A, Bose. Kompas.com Krishna. (ttt). Adolescents Self- Disclosure to Parents Across Rachma,Elieen. Savitri,Sylvina. 2012. Culture : Who Discloses an Why Menjadi Transparan dengan Elegan. Kompas. Diperoleh 02 April 2016, Hurlock E. B (2015). Perkembangan Anak. dari Kompas.com Jilid 2. Jakarta: Erlangga Rakhmat,Jalaluddin.2013.Psikologi Krisbiantara, W. 2005. Perbedaan Komunikasi.Bandung:Remaja Rosdakarya Kemandirian Ditinjau dari Pola Asuh dan Jenis Kelamin Siswa Kelas XI Shochib,Moh. 2010. Pola Asuh Orang Tua SMA Negeri 1 Pabelan Kabupaten Dalam Membantu Anak Semarang. Skripsi (tidak Mengembangkan Disiplin Diri. diterbitkan). Salatiga: Fakultas Jakarta : Rineka Cipta Keguruan dan Ilmu Pendidikan Soenens,Bart. Vansteenkiste,Maarten. Progdi Bimbingan dan Konseling: Luyckx,Koen.2006. Parenting and Universitas Kristen Satya Wacana Adolescent Problem Behavior: An Salatiga. Integrated Model With Adolescent Nasir, Mohammad. 2003. Metodologi Self-Disclosure and Perceived Penelitian. Cetakan Keempat, Penerbit Parental Knowledge as Intervening Ghalia Variables. Development Psychology, Vol. 42, No. 2, 305-218 Indonesia. Jakarta. Sugiyo. 2005. KomunikasiAntarpribadi. Norrel, J.Elizabeth. 1984. Self-Discolsure : Semarang: UNNES PRESS Implications for the study of parent- adolescent interaction. Sugiyono. 2014. Statistika untuk Penilitian. Bandung : Alfabeta Padmomartono,Sumardjono. 2013. Konseling Remaja. Salatiga: UKSW Sugiono. 2006. Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dan R n D. Papini, Dennis R. Farmern, Frank F. Clark, Bandung:Alfabeta Steven M. Micka, Jill C. Barnett, Jawanda K. 1990. Early Adolescent Slameto. (2003). Metodologi Pendidikan. Age and Gender Differences In Program Studi Bimbingan dan Patterns of Emotional Sel- Konseling, FIP UKSW Salatiga Disclosure to Parents and Friends Supratiknya, A.2016. Komunikasi Pethak, Sweta. 2012. Parental Monitoring Antarpribadi Tinjauan Psikologi. and Self-Disclosure of Adolescents Yogyakarta: Kanisius
Pratiwi, Purwandini.Sakti. 2016.
Pendidikan Seks Cegah Remaja Pacaran Kebablasan. Kompas.
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita
Albert Bandura dan faktor efikasi diri: Sebuah perjalanan ke dalam psikologi potensi manusia melalui pemahaman dan pengembangan efikasi diri dan harga diri