Вы находитесь на странице: 1из 7

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA, STRESS

DAN POLA MAKAN DENGAN TINGKAT HIPERTENSI


PADA LANJUT USIA DI POSYANDU LANSIA KELURAHAN GEBANG
PUTIH KECAMATAN SUKOLILO KOTA SURABAYA

Kiki Mellisa Andria


Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airla-ngga Surabaya
e-mail: kikimelisa65@yahoo.com

Abstract: The elderly will be many setbacks organs occurance, therefore elderly susceptible diseases
such as hypertension. Common elderly hypertension is systolic hypertension if the systolic pressure
140 mmHg and diastolic pressure < 90 mmHg. This study uses cross-sectional approach by taken
sample used simple random sampling and got 107 elderly. The independent variable was exercise
behavior, stress and diet while the dependent variable was the rate of hypertension in elderly. The
results showed, the elderly who suffer from hypertension with less exercise as many as 45.79%, and
less resistant to stress as many as 39.25%. Most of elderly consumed foods that cause hypertension
such as salt, sugar, and foods that contain fat. Testing with Chi-square test showed exercise behavior
and stress have significant relationship with the occurrence of hypertension in the elderly, obtained p
= 0.000 (p <0.05) for exercise behavior and p = 0.047 (p <0.05) for stress behavior. The conclusion
is, there is a relationship among exercise behavior, stress and diet with the level of hypertension in the
elderly at posyandu lansia kelurahan gebang putih kecamatan sukolilo Surabaya. Active participation
of the community is expected include volunteers and families to determine the success of the posyandu
lansias program.

Keywords: Exercise, stress, diet, level of hypertension in the erderly

Abstrak: Pada lansia akan terjadi berbagai kemunduran organ tubuh, oleh sebab itu lansia mudah
sekali terkena penyakit seperti hipertensi. Hipertensi yang sering terjadi pada lansia adalah hipertensi
sitolik yaitu jika tekanan sistolik 140 mmHg dan tekanan diastolik < 90 mmHg. Penelitian analitik ini
menggunakan rancangan cross sectional. Populasinya adalah 144 lansia dengan mengambil sampel secara
simple random sampling sehingga didapat sampel sejumlah 107 lansia. Variabel bebas adalah perilaku
olahraga, stres dan pola makan sedangkan variabel tergantung adalah tingkat hipertensi pada lansia. Hasil
penelitian menunjukkan jumlah lansia yang menderita hipertensi dengan tingkat olahraga yang kurang
sebesar 45,79%, dan kurang kebal terhadap stres sebesar 39,25%. Lansia sebagian besar mengonsumsi
makanan yang menyebabkan hipertensi seperti garam, gula, serta makanan yang mengandung lemak.
Pengujian dengan uji Chie-square menunjukkan perilaku olahraga dan stres mempunyai hubungan
bermakna dengan terjadinya hipertensi pada lansia, diperoleh p = 0,000 (p < 0,05) untuk perilaku
olahraga dan p = 0,047 (p < 0,05) untuk perilaku stres. Kesimpulannya adalah ada hubungan antara
perilaku olahraga dan stres dengan tingkat hipertensi pada lansia di posyandu lansia kelurahan Gebang
Putih kecamatan Sukolilo kota Surabaya. Partisipasi aktif masyarakat meliputi kader dan keluarga
diharapkan menentukan keberhasilan program posyandu lansia.

Kata kunci: olahraga, stres, diet, tingkat oleh sebab itu para lansia mudah sekali
hipertensi lanjut usia terkena penyakit seperti hipertensi.
Hipertensi atau penyakit darah tinggi
PENDAHULUAN merupakan kondisi ketika seseorang
mengalami kenaikan tekanan darah baik
Semakin bertambah umur seseorang secara lambat atau mendadak. Diagnosis
semakin banyak pula penyakit yang muncul hipertensi ditegakkan jika tekanan darah
dan sering diderita khususnya pada lansia sistol seseorang menetap pada 140 mmHg
atau lanjut usia. Pada usia lanjut akan terjadi atau lebih. Nilai tekanan darah yang paling
berbagai kemunduran pada organ tubuh, ideal adalah 115/75 mmHg (Agoes , 2011).

111
112 Jurnal Promkes, Vol. 1, No. 2 Desember 2013: 111117

Data WHO tahun 2000 menunjukkan, METODE


di seluruh dunia sekitar 972 juta orang atau Penelitian yang dilaksanakan tergolong
26,4% penghuni bumi mengidap hipertensi penelitian analitik dengan menggunakan
dengan perbandingan 26,6% pria dan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam
26,1% wanita. Angka ini kemungkinan studi ini adalah para lansia di dua posyandu
akan meningkat menjadi 29,2% di tahun lansia dengan besar populasi 144 lansia dan
2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 menggunakan rancangan cross sectional.
juta berada di negara maju dan 639 sisanya Cara pengambilan sampel dengan cara
berada di negara sedang berkembang, Simple Random Sampling sehingga
termasuk Indonesia (Suhadak, 2010). didapatkan sampel sejumlah 107 lansia.
Angka kejadian hipertensi pada lansia Lokasi yang diambil dalam studi ini
di Indonesia dari hasil survei kesehatan adalah di posyandu lansia kelurahan Gebang
rumah tangga tahun 1995 di Jakarta, Putih kecamatan Sukolilo kota Surabaya
menunjukkan tekanan darah tinggi cukup dan waktu penelitian yaitu bulan September
tinggi yaitu 83 per 1000 anggota rumah 2012 sampai Juni 2013.
tangga. Di Poli Geriatri RSU Dr. Soetomo Teknik pengumpulan data menggunakan
pada tahun 2005 jumlah kasus hipertensi data primer yang diperoleh peneliti melalui
pada lansia sebanyak 55,9%. wawancara langsung dengan responden
Banyak faktor yang berperan untuk dengan menggunakan beberapa alat bantu
terjadinya hipertensi meliputi risiko yang antara lain kuesioner, tensimeter, food
tidak dapat dikendalikan (mayor) dan faktor frequency quesionaire, alat ukur kekebalan
risiko yang dapat dikendalikan (minor). stress. Data sekunder diperoleh dari buku
Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan KMS lansia di posyandu lansia kelurahan
(mayor) seperti keturunan, jenis kelamin, ras Gebang Putih kecamatan Sukolilo kota
dan usia. Sedangkan faktor risiko yang dapat Surabaya. Data hasil wawancara diolah
dikendalikan (minor) yaitu obesitas, kurang dengan menggunakan komputer dengan uji
olah raga atau aktivitas, merokok, minum statistik .
kopi, sensitivitas natrium, kadar kalium
rendah, alkoholisme, stress, pekerjaan,
pendidikan dan pola makan (Suhadak, HASIL
2010). Kelurahan Gebang Putih mempunyai
Penyakit hipertensi akan menjadi posyandu lansia sebanyak tiga posyandu
masalah yang serius, karena jika tidak yaitu Posyandu Dewanata 1 terletak di RW 3
ditangani sedini mungkin akan berkembang Asempayun, posyandu Dewanata 2 terletak
dan menimbulkan komplikasi yang di RW 1 dan 2 Gebang dan posyandu
berbahaya seperti terjadinya penyakit Arrohim terletak di RW 4 Kejawen.
jantung, gagal jantung kongestif, stroke, Karakteristik responen berdasarkan
gangguan penglihatan, dan penyakit ginjal. umur, jenis kelamin, pekerjaan, status dalam
Hipertensi dapat dicegah dengan keluarga
menghindari faktor penyebab terjadinya Berdasarkan hasil penelitian dapat
hipertensi dengan pengaturan pola makan, disimpulan bahwa sebagian besar lansia
gaya hidup yang benar, hindari kopi, hipertensi yaitu sebesar 54,2% dan
merokok dan alkohol, mengurangi konsumsi sebagian kecil prahipertensi yaitu 22,42%.
garam yang berlebihan dan aktivitas Untuk distribusi olahraga paling banyak
yang cukup seperti olahraga yang teratur berolahraga kurang yaitu 68,22% dan paling
(Dalimartha, 2008). sedikit berolahraga sedang sebanyak 0,93%.
Studi ini menganalisis hubungan antara Distribusi stres paling banyak kurang kebal
perilaku olahraga, stres dan pola makan terhadap stress yaitu 63,55% dan paling
dengan tingkat hipertensi pada lanjut usia sedikit kebal terhadap stress yaitu 36,44%.
di posyandu lansia kelurahan Gebang Putih Berdasarkan hasil penelitian dapat
kecamatan Sukolilo kota Surabaya. disimpulkan bahwa pola makan yang sering
dikonsumsi harian oleh lansia untuk jenis
Kiki Mellisa Andria, Hubungan antara Perilaku Olahraga, Stress 113

makanan pokok adalah nasi dan jagung. Hasil studi pada Tabel 6 menunjukkan
Lauk pauk paling banyak adalah tahu, bahwa sebagian besar lansia menderita
tempe, telur, ayam, ikan laut, ikan teri/asin hipertensi kurang kebal terhadap stres
dan ikan tawar. Sayuran paling banyak dengan jumlah sebesar 42 lansia. Hasil
adalah bayam, kangkung, daun singkong analisis berikutnya berdasarkan uji
dan kacang panjang. Buah paling banyak Chi-square dengan tingkat signifikasi
adalah pisang dan pepaya. Susu paling 5% terdapat hubungan antara variabel
banyak adalah susu bubuk. Jajanan paling independent dan dependent dengan
banyak adalah kerupuk, gorengan, ubi rebus n = 107 didapatkan X2 = 6,104 dan p value
dan biskuit kemudian yang terakhir untuk = 0,047 di mana p < 0,05. Sehingga dapat
jenis lainnya paling banyak adalah garam, disimpulkan Hi diterima yang artinya ada
gula dan sirup. hubungan antara perilaku stres dengan
tingkat hipertensi pada lansia di Posyandu.
Hubungan antara tingkat olahraga
dengan tingkat hipertensi pada lansia di
posyandu lansia PEMBAHASAN

Hasil studi menunjukkan bahwa Tingkat hipertensi


sebagian besar lansia menderita hipertensi Banyak faktor yang berperan untuk
dan berolahraga kurang dengan jumlah terjadinya hipertensi meliputi risiko yang
sebesar 45 lansia. Hasil analisis berikutnya tidak dapat dikendalikan (mayor) dan faktor
berdasarkan uji Chi-square dengan tingkat risiko yang dapat dikendalikan (minor).
signifikasi 5% terdapat hubungan antara Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan
variabel independent dan dependent dengan (mayor) seperti keturunan, jenis kelamin, ras
n = 107 didapatkan X2 = 21,101 dan p value dan usia. Sedangkan faktor risiko yang dapat
= 0,000 di mana p < 0,05. Sehingga dapat dikendalikan (minor) yaitu obesitas, kurang
disimpulkan Hi diterima yang artinya ada olah raga atau aktivitas, merokok, minum
hubungan antara perilaku olahraga dengan kopi, sensitivitas natrium, kadar kalium
tingkat hipertensi pada lansia di posyandu.

Tabel 1. Tabel Distribusi Silang tentang Hubungan Perilaku Olahraga dengan Tingkat
Hipertensi pada Lansia di Posyandu Lansia
Tingkat Hipertensi
Olahraga
Tidak Hipertensi Pra hipertensi Hipertensi
Kurang 9 15 45
Sedang 1 0 0
Baik 15 9 9
25 15 58
Uji Person Sig 2- sided (p)
Chi-Square(X2): = 0,000
21,101

Tabel 2. Tabel Distribusi Silang tentang Hubungan Perilaku Stres dengan Tingkat Hipertensi
pada Lansia di Posyandu Lansia pada Bulan Mei Tahun 2013
Tingkat Partisipasi
Stres
Tidak Hipertensi Prahipertensi Hipertensi
Kurang Kebal terhadap stres 11 15 42
Kebal terhadap stress 14 9 16
Jumlah 25 24 58
Uji Person: Sig
Chi-Square(X2) 2-sided (p)
6,104 = 0,047
114 Jurnal Promkes, Vol. 1, No. 2 Desember 2013: 111117

rendah, alkohollisme, stres, pekerjaan, pula. Pada usia 4564, baik pria maupun
pendidikan dan pola makan (Suhadak, wanita memiliki tingkat risiko yang sama.
2010). Jenis kelamin sangat erat kaitannya terhadap
Faktor usia sangat berpengaruh terhadap terjadinya hipertensi di mana pada laki-laki
hipertensi karena dengan bertambahnya penyakit hipertensi lebih tinggi sering terjadi
umur maka semakin tinggi mendapat risiko pada masa muda sedangkan pada wanita
hipertensi. Kejadian hipertensi makin lebih tinggi setelah umur 55 tahun, ketika
meningkat dengan bertambahnya usia. seorang wanita mengalami menopause.
Hal ini sering disebabkan oleh perubahan
alamiah di tubuh yang mempengaruhi Hubungan perilaku olahraga dengan
jantung, pembuluh darah dan hormon. tingkat hipertensi lansia
Hipertensi pada usia kurang dari 35 tahun Aktivitas atau olahraga sangat
akan menaikkan insiden penyakit arteri mempengaruhi terjadinya hipertensi, di
koroner dan kematian prematur (Suhadak, mana pada orang yang kurang aktivitas
2010). Hal ini Sesuai dengan data di akan cenderung mempunyai frekuensi
lapangan kebanyakan responden lansia yang denyut jantung lebih tingi sehingga otot
mengalami hipertensi berumur 60 tahun. jantung akan harus bekerja lebih keras
Sebagian besar responden yang pada tiap kontraksi. Makin keras dan sering
mengalami hipertensi yaitu sebesar 54,2% otot jantung memompa maka makin besar
dan sebagian kecil responden prahipertensi tekanan yang dibebankan pada arteri.
yaitu sebesar 22,42%. Kemudian dari Sebagian besar responden berolahraga
54,2% orang yang mengalami hipertensi kurang yaitu sebesar 68,22% dan sebagian
tersebut 35,51% berumur 60 tahun dan kecil responden berolahraga sedang yaitu
semuanya berjenis kelamin perempuan. Hal sebesar 0,93%. Lansia yang kebanyakan
ini sesuai dengan faktor penyebab hipertensi tidak mengikuti olahraga karena keadaan
di antaranya yaitu faktor usia dan jenis fisiknya yang tidak memungkinkan
kelamin. seperti sudah tua dan kesibukan mengurus
bahwa faktor yang mempengaruhi pekerjaan rumah karena sebagian besar
penuaan adalah status kesehatan. Berbagai mereka bekerja sebagai ibu rumah tangga
penyakit menahun pada organ dalam sebesar 39,25%.
sehingga dapat mempercepat proses penuaan Jadi mereka rata-rata tidak mempunyai
pada kulit karena gangguan pada sel alat waktu untuk berolahraga. Sedangkan mereka
tubuh. Misalnya DM (diabetes mellitus), yang ikut olahraga adalah yang fisiknya
arterio sklerosis (dinding pembuluh darah masih kuat. Faktor yang lain karena di salah
yang kaku dan menyebar) dan penyakit satu posyandu tidak mengadakan program
turunan seperti hipertensi (Suhadak, 2010). senam untuk lansia yaitu di Posyandu
Hipertensi ini sering ditemukan pada Arrohim RW 4 Kejawen.
lansia. Sejalan dengan bertambahnya usia, Olahraga teratur bisa membuat jantung
hampir setiap orang mengalami kenaikan kita sehat sehingga terhindar dari hipertensi,
tekanan darah, tekanan sistolik terus karena penyakit hipertensi merupakan
meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan peningkatan tekanan darah yang memberi
diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 gejala yang berlanjut untuk suatu target
tahun, kemudian berkurang secara perlahan organ, seperti strok untuk otak, penyakit
atau bahkan menurun drastis. jantung koroner untuk pembuluh darah
Selain faktor usia, faktor jenis kelamin jantung dan otot jantung (Amir, 2002). .
juga berpengaruh terhadap hipertensi Hasil observasi dan wawancara
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya dengan kader posyandu menunjukkan
dari semua lansia yang terkena hipertensi bahwa ada program senam lansia yang
kebanyakan semuanya berjenis kelamin diadakan di Posyandu Pandu Dewanta 1
perempuan. Laki-laki memiliki peluang RW 3 Asempayung. Program ini diadakan
lebih besar untuk mengembangkan tekanan rutin setiap 1 minggu sekali. Sedangkan di
darah tinggi dari pada wanita. Akan tetapi Posyandu Arrohim RW 4 Kejawen tidak
wanita juga berada pada risiko yang tinggi mengadakan program senam lansia.
Kiki Mellisa Andria, Hubungan antara Perilaku Olahraga, Stress 115

Lansia mengikuti senam dengan menghindari olahraga berat yang bersifat


menggunakan musik dilakukan antara anaerobik. Penderita yang menderita
3060 menit secara berkelompok di penyakit jantung koroner, diperlukan
salah satu posyandu yang mengadakan bimbingan seorang supervisor untuk menilai
olahraga yaitu Posyandu Dewanata 1 RW 3 dampak yang mungkin timbul seperti
Asempayung. Ibu rumah tangga yang paling kelainan irama jantung atau kelainan lain
banyak mengikuti senam lansia tersebut yang mungkin terjadi akibat iskemia atau
dan sedikit para lansia yang sudah tua tapi kekurangan oksigen pada saat berolahraga.
fisiknya masih sehat dan bugar. Pada latihan ringan tidak ada perubahan
Lansia yang tidak ikut serta dalam kadar aktivitas rennin dalam plasma,
olahraga ini mereka datang ke posyandu perubahan konsentrasi aldosteron serum,
untuk periksa kesehatannya ke tenaga maupun perubahan aktivitas angiotensin
kesehatan yang ada di posyandu lansia. converting enzyme yang bermakna,
Setiap posyandu lansia yang ada di sehingga melalui latihan ringan tekanan
kelurahan Gebang putih menyediakan darah dapat menurun. Dengan kata lain,
pemeriksaan tensi darah, timbang badan, tes efek stimulasi sistem rennin angiotensin bisa
glukosa, kolesterol dan uric acid. Jadi untuk diatasi dengan latihan yang ringan.
para lansia yang tidak ikut olahraga mereka Kegagalan latihan untuk menurunkan
datang untuk timbang badan, tensi darah. tekanan darah pada beberapa individu
Selain itu para lansia juga mendapatkan obat mungkin karena perbedaan fungsi
dan juga makanan dari posyandu tersebut. hemodinamik dan neuroendokrin (Kusmana,
Hasil studi dari hubungan perilaku 2009).
olahraga dengan tingkat hipertensi pada
lansia yang menunjukkan bahwa sebagian Hubungan tingkat stress dengan tingkat
besar responden yang mengalami hipertensi, hipertensi lansia
berolahraga kurang sebesar 49 lansia dan Stres juga sangat erat hubungannya
sebagian kecil berolahraga baik sebesar dengan hipertensi. Stres merupakan
9 lansia. masalah yang memicu terjadinya hipertensi
Hal ini sesuai dengan teori yang ada di mana hubungan antara stres dengan
bahwa olahraga mempengaruhi terjadinya hipertensi diduga melalui aktivitas saraf
hipertensi. Manfaat olahraga untuk simpatis peningkatan saraf dapat menaikkan
meningkatkan kerja dan fungsi jantung, paru tekanan darah secara intermiten (tidak
dan pembuluh darah yang ditandai dengan menentu). Stres yang berkepanjangan dapat
denyut nadi istirahat menurun, penumpukan mengakibatkan tekanan darah menetap
asam laktat berkurang, meningkatkan HDL tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti
kolesterol, mengurangi aterosklerosis akan tetapi angka kejadian di masyarakat
(Harianto, 2010). perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan
Bukti epidemiologis menunjukkan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan
bahwa berbagai faktor risiko kardiovaskuler dengan pengaruh stres yang dialami
dapat ditekan dengan melakukan aktivitas kelompok masyarakat yang tinggal di kota
fisik. Hubungan antara latihan fisik dan (Suhadak, 2010).
kesehatan kardiovaskuler ini berlaku untuk Sebagian besar responden kurang kebal
semua usia dan jenis kelamin. Pengaruh terhadap stress yaitu sebesar 63,55% dan
yang sangat baik dari latihan dinamik sebagian kecil responden kebal terhadap
termasuk latihan isometrik dengan beban stress yaitu sebesar 36,44%. Hal ini
ringan dan tepat, latihan umumnya bersifat disebabkan karena beberapa faktor salah
aerobik seperti jalan kaki, jogging maupun satunya adalah sulit untuk tidur.
bersepeda. Penurunan tekanan darah Kebanyakan alasan mereka sulit tertidur
yang bermakna terlihat sesudah latihan adalah adanya permasalahan dalam keluarga
2 minggu dan akan menetap selama individu seperti masalah dengan anaknya, suaminya
meneruskan kebiasaannya. serta anggota keluarga lain dan mereka
Bagi penderita yang telah diketahui kebanyakan setiap ada masalah tidak pernah
menderita hipertensi dianjurkan untuk diutarakan kepada orang lain tapi mereka
116 Jurnal Promkes, Vol. 1, No. 2 Desember 2013: 111117

lebih memilih untuk diam dan memendam Hubungan pola makan dengan tingkat
dalam hati. hipertensi lansia
Status dalam keluarga juga Pola makan dapat diartikan suatu
mempengaruhi terjadinya stres pada lansia. sistem, cara kerja atau usaha untuk
Kebanyakan responden lansia di sini melakukan sesuatu. Dengan demikian, pola
berstatus istri kepala rumah tangga. Masalah makan yang sehat dapat diartikan sebagai
keuangan dan kebutuhan rumah tangga di suatu cara atau usaha untuk melakukan
sini yang menjadi pemicu timbulnya stres kegiatan makan secara sehat. Pola makan
pada ibu rumah tangga. Mereka kebanyakan juga ikut menentukan kesehatan bagi
bingung untuk mengelola keuangan untuk tubuh.
kebutuhan yang semakin meningkat dengan Hasil studi menunjukkan bahwa pola
pendapatan yang tetap. Hal ini membuat makan yang sering dikonsumsi lansia untuk
mereka bingung dan tidak bisa mengelola jenis makanan pokok adalah paling banyak
keuangan dengan baik sehingga hal tersebut nasi dan jagung. Lauk pauk paling banyak
menjadi beban pikiran dan menimbulkan adalah tahu, tempe, telur, ayam, ikan laut,
stres. Faktor-faktor ini sesuai dengan yang ikan teri/asin dan ikan tawar. Sayuran
ada di poin-poin alat ukur kekebalan stres. paling banyak adalah bayam, kangkung,
Hasil studi hubungan antara perilaku daun singkong dan kacang panjang. Buah
stres dengan tingkat hipertensi menunjukkan paling banyak adalah pisang dan pepaya.
bahwa sebagian besar lansia yang hipertensi Susu paling banyak adalah susu bubuk.
termasuk dalam kriterian kurang kebal Jajanan paling banyak adalah kerupuk,
terhadap stres yaitu sebesar 42 lansia dan gorengan, ubi rebus dan biskuit kemudian
sebagian kecil responden masuk dalam yang terakhir untuk jenis lain paling banyak
kriteria kebal terhadap stres yaitu sebesar 16 adalah garam, gula dan sirup.
lansia. Kurang kebal terhadap stres adalah Kebanyakan lansia mengonsumsi daging
jika seseorang dilihat dari kebiasaannya, ayam, susu yang mengandung lemak dan
gaya hidupnya dan lingkungannya rentan gorengan yang banyak mengandung minyak.
terhadap dampak negatif stres. Makin tinggi lemak mengakibatkan kadar
Dampak negatif stres dapat berakibat kolesterol dalam darah meningkat yang
pada kesehatan, adapun dampaknya adalah akan mengendap dan menjadi plak yang
sebagai berikut depresi, obesitas, demensia menempel pada dinding arteri, plak tersebut
(kemerosotan daya ingat), sering infeksi, menyebabkan penyempitan arteri sehingga
kanker payudara, insomnia, penyakit memaksa jantung bekerja lebih berat dan
jantung, alergi, mengurangi kesuburan, tekanan darah menjadi lebih tinggi. Tinggi
darah tinggi dan stoke. lemak dapat menyebabkan obesitas yang
Stres merupakan suatu pengaruh dapat memicu timbulnya hipertensi.
kekuatan yang cukup besar terhadap suatu Kebanyakan lansia mengonsumsi garam
objek atau sistem, baik untuk merusak yang berlebih pada saat memasak yaitu 3/
atau merubah bentuknya. Stres berkaitan hari, ikan laut, ikan tawar dan ikan asin atau
dengan adanya perubahan yang meliputi teri yang asin karena banyak mengandung
perubahan fisiologik, kondisi pisikologik garam. Garam mengandung 40% sodium
maupun tekanan lingkungan Bieliauskas dan 60% klorida. Orang yang peka pada
dalam Ariani (2000). sodium lebih mudah meningkat sodiumnya,
Faktor stres seperti kurang tidur dapat yang menimbulkan retensi cairan dan
memicu masalah hipertensi dan dapat turun peningkatan tekanan darah (Sheps, 2005).
lagi pada saat tidur. Stres tidak menyebabkan Garam berhubungan erat dengan
hipertensi yang menetap, tetapi stress berat terjadinya tekanan darah tinggi gangguan
dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah pembuluh darah ini hampir tidak ditemui
yang bersifat sementara yang sangat tinggi. pada suku pedalaman yang asupan garamnya
Jika periode stress sering terjadi maka akan rendah. Jika asupan garam kurang dari 3
mengalami kerusakan pada pembuluh darah, gram dalam sehari prevalensi hipertensiakan
jantung dan ginjal sama halnya seperti yang menurun, tetapi jika asupan garam 515
menetap (Amir, 2002).
Kiki Mellisa Andria, Hubungan antara Perilaku Olahraga, Stress 117

gram perhari, prevalensinya akan meningkat ubi-ubian rebus dan biskuit kemudian yang
1520% (Wiryowidagdo, 2002). terakhir untuk jenis lain-lain paling banyak
Garam mempunyai sifat menahan air. adalah garam, gula dan sirup.
Mengonsumsi garam yang berlebih atau
makanan yang diasinkan dapat menaikkan
DAFTAR PUSTAKA
tekanan darah. Oleh sebab itu sebaiknya
jumlah garam yang dikonsumsi batasi Agoes, H. A, 2011. Penyakit Diusia Tua.
(Wijayakusuma, 2000). EGC: Jakarta
Kebanyakan lansia mengonsumsi gula Amir. N, 2002. Diagnosis Dan Pelaksanaan
untuk membuat teh atau makan lain. Gula Depresi Pasca Stroke Http:/Www.A:/%20
tersebut jika dikonsumsi berlebih dapat 20 News% 20% Energi% 20 Chi% 20%
meningkatkan berat badan. Kelebihan berat 20 Defenisi% Document?E?. (Sitasi 26
badan memberikan pengaruh buruk pada oktober 2012).
tekanan darah (Barnard, 2002). Penderita Ariani, D., 2000. Hubungan Antara
obesitas berisiko 26 kali lebih besar untuk Religiusitas Dengan Tingkat Stress
terserang hipertensi dibandingkan orang Pada Penyandang Cacat Fisik. Skripsi.
dengan berat badan yang normal (Indriyani, Program Sarjana Fakultas Psikologi
2009). Universitas Airlangga.
Sedangkan kafein banyak terdapat pada Barnad . C, 2002. Kiat Jantung Sehat. Kaifa.
kopi, teh dan minuman bersoda. Kopi dan Bandung. 44218.
teh jika dikonsumsi melebihi batas normal Dalimartha. S, 2008. Care Your Self
dalam penyajian akan mengakibatkan Hipertensi. Jakarta : Penebar Plus.
hipertensi. Harianto. I, 2010. Hubungan Riwayat
Olahraga (Aktivitas) Dengan Kejadian
Hipertensi Pada Lanjut Usia Di Panti
KESIMPULAN
Sosial Lanjut Usia Majapahit Mojokerto.
Ada hubungan antara perilaku olahraga Jombang. BPPM STIKE SPEMKAB
dengan tingkat hipertensi lansia di Posyandu Jombang.
Lansia Kelurahan Gebang Putih Kecamatan Indriyani, W. N., 2009. Deteksi Dini
Sukolilo Surabaya. Kolesterol, Hipertensi Dan Stroke.
Ada hubungan antara tingkat stres Millestone. Jakarta
dengan tingkat hipertensi lansia di Posyandu Sheps, S. G., 2005. Mayo Clinic Hipertensi.
Lansia Kelurahan Gebang Putih Kecamatan Jakarta: PT Intisari Mediatama
Sukolilo Surabaya. Suhadak, 2010. Pengaruh Pemberian Teh
Pola makan lansia yang sering Rosella Terhadap Penurunan Tekanan
dikonsumsi harian untuk jenis makanan Darah Tinggi Pada Lansia Di Desa Windu
pokok adalah paling banyak nasi dan Kecamatan Karangbinangun kabupaten
jagung; lauk pauk paling banyak adalah lamongan?. Lamongan. BPPM stikes
tahu, tempe, telur, ayam, ikan laut, ikan teri/ muhammadiyah lamongan.
asin dan ikan tawar; sayuran paling banyak Wijayakusuma, H.M., 2000. Ramuan
adalah bayam, kangkung, daun singkong tradisional untuk pengobatan darah
dan kacang panjang; buah-buahan paling tinggi. Jakarta: swadaya.
banyak adalah pisang dan pepaya; susu Wiryowidagdo. S, 2002. Obat tradisional
paling banyak adalah susu bubuk; jajanan untuk penyakit jantung, darah tinggi dan
paling banyak adalah kerupuk, gorengan, kolestrol. Jakarta: agromedia Pustaka.

Вам также может понравиться