Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut WHO (1993:1), Diare adalah jumlah tinja biasanya berlalu
dalam sehari bervariasi dengan diet dan usia individu. Ketika diare, tinja
mengandung lebih banyak air dari biasanya yang sering disebut mencret atau
berair tinja. Mereka juga mungkin mengandung darah terlihat, dalam hal
penyakit ini disebut disentri. Ibu biasanya tahu ketika anak-anak mereka
mengalami diare. Ketika diare terjadi, ibu mungkin mengatakan bahwa tinja
bau yang kuat atau lulus ribut, serta menjadi mencret dan berair. Untuk tujuan
praktis, diare didefinisikan sebagai tiga atau lebih mencret atau tinja berair
dalam sehari (24 jam).
Berdasarkan penjelasan di atas, diare adalah keadaan dimana
konsentrasi buang air tinja berubah dan frekunsinya pun bertambah, hal
tersebut tentu saja akan menimnbulkan kerugian pada penderita mungkin saja
akan menyebabkan penyakit lain atau bahkan kematian. Seperti yang akan
dijelaskan pada paragraf selanjutnya.
Menurut WHO (1993:1), Dua bahaya utama diare adalah kematian
dan kekurangan gizi. Kematian akibat diare akut paling sering disebabkan
oleh hilangnya sejumlah besar air dan garam dari tubuh. Kerugian ini disebut
dehidrasi. penyebab penting lain kematian adalah disentri. Kematian dari
disentri disebabkan oleh kerusakan usus, infeksi sistemik, dan kekurangan
gizi. diare berat dengan komplikasi yang paling umum pada orang dengan
kekurangan gizi. Diare juga dapat menyebabkan kekurangan gizi dan
membuat ada kekurangan gizi buruk karena: sebuah nutrisi yang hilang dari
tubuh padahal nutrisi digunakan untuk memperbaiki jaringan yang rusak
bukan untuk pertumbuhan, orang dengan menderita penyakit diare mungkin
tidak lapar, ibu biasanya tidak memberi makan anak-anak, sementara mereka
memiliki diare, atau bahkan untuk beberapa hari setelah diare lebih baik.
Dua penyebab utama tersebut menjadi suatu hal yang harus
diperhatikan karena perlu diingatkan kembali bahwa penyakit ini sangat
berbahaya hingga menyebabkan kematian. Penyakit diare hampir terjadi di
seluruh dunia termasuk negara Indonesia. Menyinggung sedikit bahwa
kejadian diare telah menjadi KLB sebanyak 18 kali pada tahun 2015. Hal ini
akan lebih dijelaskan pada paragraf selanjutnya.
Menurut Kementrian Kesehatan RI (2015:179) Penyakit diare
merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan penyakit
potensial KLB yang sering disertai dengan kematian. Pada tahun 2015 terjadi
18 kali KLB Diare yang tersebar di 11 provinsi, 18 kabupaten/kota, dengan
jumlah penderita 1. 213 orang dan kematian 30 orang (CFR 2,47%). Angka
kematian (CFR) saat KLB diare diharapkan 1%) kecuali pada tahun 2011
CFR saat KLB 0,40%, sedangkan tahun 2015 CFR diare saat KLB bahkan
meningkat menjadi 2,47%.Perkiraan jumlah penderita diare yang datang ke
sarana kesehatan dan kader kesehatan sebesar 10% dari angka kesakitan
dikali jumlah penduduk di satu wilayah kerja dalam waktu satu tahun.
Angka kesakitan nasional hasil Survei Morbiditas Diare tahun 2012 yaitu
sebesar 214/1.000 penduduk. Maka diperkirakan jumlah penderita diare di
fasilitas kesehatan sebanyak 5.097.247 orang, sedangkan jumlah penderita
diare yang dilaporkan ditangani di fasilitas kesehatan sebanyak 4.017.861
orang atau 74,33% dan targetnya sebesar 5.405.235 atau 100%.
Berdasarkan penjelasan di atas, tidak menutup kemungkinan data
angka tersebut memperlihatkan penyebaran kasus diare di seluruh provinsi
yang berada di Indonesia, termasuk Provinsi Jawa Barat. Menurut
Kementrian Kesehatan RI, (2015: 375) Jumlah penyakit diare di Jawa Barat
tahun 2015 adalah 78.734 jiwa yang berada di fasilitas kesehatan dari 34
provinsi, jabar menduduki peringkat ke- 21.
Kota Tasikmalaya berada di provinsi Jawa Barat yang terbagi menjadi
10 kecamatan, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya
penyakit diare masuk ke dalam 10 besar penyakit dengan jumlah penderita
14.660 yang berada di urutan ke-8. Hal tersebut tentu saja tidak akan
terlokalilasi pada satu tempat. Jumlah kasus penderita diare yang paling
banyak berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya adalah
berada di wilayah kerja Puskesmas Mangkubumi. Wilayah kerja Puskesmas
Mangkubumi berada di urutan pertama dari 21 Puskesmas, dengan jumlah
target penemuan sebesar 1.737 dari jumlah populasi sebesar 81.148.
Sedangkan jumlah yang baru ditangani oleh petugas kesehatan hanya 175
penderita.
Penyakit diare termasuk dalam 10 penyakit yang sering menimbulkan
kejadian luar biasa. Menurut Permenkes RI, (2010: 4) Kejadian luar biasa
adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan/atau kematian
yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu
tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya wabah.
Mengingat bahwa penyakit diare dapat menyebabkan kematian dan
menyebabkan KLB maka perlu adanya pencegahan terhadap penyakit
tersebut.
Menurut WHO (1993:25) Bagian penting dari pekerjaan petugas
kesehatan adalah untuk membantu mencegah diare dengan meyakinkan dan
membantu anggota masyarakat untuk mengadopsi dan mempertahankan
praktek-praktek pencegahan tertentu. Praktek pencegahan tersebut adalah
menyusui, ditingkatkan penyapihan, Penggunaan banyak air untuk kebersihan
dan air bersih untuk minum, mencuci tangan, penggunaan jamban
pembuangan tinja dari anak-anak dan imunisasi campak. Tenaga kesehatan
dapat mengajarkan, mendorong, dan menetapkan contoh yang baik untuk
mempengaruhi anggota masyarakat untuk mengadopsi praktek-praktek
pencegahan ini.Beberapa fakta sederhana bahwa orang-orang di masyarakat
harus tahu tentang masing-masing preventif.
Berdasarkan penjelesan di atas, jelas sekali untuk mempraktikkan
pencegahan tersebut masyarakat harus mengetahui setiap masing-masing
preventif. Tanpa pengetahuan tentang pencegahan diare, masyarakat tidak
akan bisa mempraktikkannya.
Menurut Bloom dalam Widyaningsih, D. (2015: 1-5). Daerah kognitif
mencapai tujuan-tujuan yang berkenaan dengan kemampuan berpikir, yaitu
berkenaan dengan pengenalan pengetahuan, perkembangan dan keterampilan
intelektual. Daerah koginitif merupakan pusat dan mempunyai peran yang
sangat penting dalam pengembangan kurikulum dan pengembangan
kurikulum dan pengembangan evaluasi berupa tes. sedangkan daerah
Psikomotorik meliputi gerakan sederhana sampai pada gerakan kompleks,
yaitu gerakan refleks, gerakan dasar, gerakan keterampilan dan gerakan
komunikasi. Klasifikasi tersebut tidaklah terpisah satu sama lain, bersamaan
atau berurutan.
Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa seseorang yang memiliki
pengetahuan akan memahami mengenai praktik pencegahan diare, dan di saat
seseorang sudah memiliki pengetahuan akan lebih mudah mempraktikkannya.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti mengambil judul
Hubungan Pengetahuan Masyarakat dengan Upaya Pencegahan Penyakit
Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Mangkubumi Kota Tasikmalaya.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Hubungan Pengetahuan dengan Upaya Pencegahan Penyakit
Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Mangkubumi Kota Tasikmalaya?
C. Tujuan Penelitian
Mengetahui Hubungan Pengetahuan dengan Upaya Pencegahan Penyakit
Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Mangkubumi Kota Tasikmalaya.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti