Вы находитесь на странице: 1из 15

1. Sebut dan jelaskan klasifikasi-klasifikasi batuan karbonat ?

Jawab.

Berikut klasifikasi-klasifikasi dalam batuan karbonat :

1. Klasifikasi Grabau (1904)

Klasifikasi Grabau didasarkan pada karakteristik sederhana dari suatu

batugamping atau batuan karbonat, yaitu ukuran butir penyusunnya (lihat tabel

dibawah). Konsep dari klasifikasi ini didasarkan pada metode umum seperti yang

digunakan pada klasifikasi batuan sedimen klastik. Konotasi genesa dari metode ini

terkait dengan kemungkinan tingkat energi pengendapan material karbonat (Nichols,

1999).

Gambar 1. Klasifikasi batugamping/batuan karbonat (Grabau, 1904).

2. Klasifikasi Folk (1959)

Dasar klasifikasi Folk (1959) yang dipakai dalam membuat klasifikasi ini

adalah bahwa proses pengendapan pada batuan karbonat sebanding dengan batupasir,

begitu juga dengan komponen-komponen penyusun batuannya, yaitu :


a. Allochem, sama dengan pasir atau gravel pada batupasir. Ada empat macam

allochem yang umum dijumpai yaitu intraklas, oolit, fosil dan pellet
b. Microcrystalline calcite ooze, sana dengan matrik pada batupasir. Disebut juga

micrite (mikrit) yang tersusun oleh butiran berukuran 1- 4 pm.


c. Sparry calcite (sparit), sama sebagai semen. Pada umumnya dibedakan dengan

mikrit karena kenampakannya yang sangat jernih. Merupakan pengisi rongga

antar pori.

Gambar 2. Klasifikasi Folk (1959).

3. Klasifikasi Dunham (1962)

Klasifikasi Dunham (1962) dilasarkan pada tekstur deposisi dari

batugamping. Karena menurut Dunham, dalam sayatan tipis, tekstur deposisional

merupakan aspek yang tetap. Kriteria dasar dari tekstur deposisi yang diambil

Dunham (1962) berbeda dengan Folk (1959).

Dasar yang dipakai Dunham untuk menentukan tingkat energi adalah fabrik

batuan. Bila batuan bertekstur mud supported diinterpretasikan terbentuk pada energi
rendah karena Dunham beranggapan lumpur karbonat hanya terbentuk pada

lingkungan yang berarus tenang. Sebaliknya Dunham berpendapat bahwa batuan

dengan fabrik grain supported terbentuk pada energi gelombang kuat sehingga hanya

komponen butiran yang dapat mengendap.

Batugamping dengan kandungan beberapa butir (< 10 %) di dalam matriks

lumpur karbonat disebut mudstone, dan bila mudstone tersebut mengandung butiran

tidak saling bersinggungan disebut wackestone. Lain halnya bila antar butirannya

saling bersinggungan disebut packstone atau grainstone; packstone mempunyai

tekstur grainsupported dan biasanya memiliki matriks mud. Dunham memakai istilah

boundstone untuk batugamping dengan fabrik yang mengindikasikan asal-usul

komponennya yang direkatkan bersama selama proses deposisi (misalnya

pengendapan lingkungan terumbu). Dalam hal ini boundstone ekuivalen dengan

istilah biolithite dari Folk.


Gambar 3. Klasifikasi Dunham (1962).

4. Klasifikasi Embry & Klovan (1971)

Embry dan Klovan (1971) mengembangkan klasifikasi Dunham (1962 dengan

membagi batugamping menjadi dua kelompok besar yaitu autochtonous limestone

dan allochtonous limestone berupa batugamping yang komponen-komponen

penyusunnya tidak terikat secara organis selama proses deposisi.

Klasifikasi ini didasarkan pada tekstur pengendapan dan merupakan

pengembangan dari klasifikasi Dunham (1962) yaitu dengan menambahkan kolom

khusus pada kolom boundstone, menghapus kolom crystalline carbonate, dan

membedakan % butiran yang berdiameter </= 2 mm dari butiran yang berdiameter

>2m, dengan demikian klasifikasi Embry and Klovan seluruhnya didasarkan pada

tekstur pengendapan dan lebih tegas di dalam ukuran butir yaitu ukuran grain
=/>0,032 mm dan ukuran lumpur karbonat <0,03 mm. Berdasarkan cara terjadinya,

Embry & Klovan membagi batugamping menjadi dua kelompok, yaitu batugamping

allochton dan batugamping autochton. Batugamping autochton adalah batugamping

yang komponen penyusunnya berasal dari organisme yang saling mengikat selama

pengendapannya. Batugamping ini dibagi menjadi 3 yaitu: bafflestone (tersusun oleh

biota berbentuk cabang), bindstone (tersusun oleh biota berbentuk menegrak atau

lempengan) dan framestone (tersusun oleh biota berbentuk kubah atau kobis).

Batugamping allochton adalah batugamping yang komponennya berasal dari

sumbernya oleh fragmentasi mekanik, kemudian mengalami transportasi dan

diendapkan kembali sebagai partikel padat. Nama kelompok batuan yang

mengandung komponen berukuran lebih besar dari 2 cm > 10 % adalah rudstone

dengan component-supported dan floatstone dengan matrix supported. Klasifikasi

Embry & Klovan (1971) dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.

Gambar 4. Klasifikasi Embry dan Klovan (1971).


2. Komponen batuan karbonat menurut Tucker (1991) ?

Jawab.

Penyusun Batugamping Menurut Tucker (1991), komponen penyusun

batugamping dibedakan atas non skeletal grain, skeletal grain, matriks dan semen.

1. Skeletal Grain

Skeletal grain adalah butiran cangkang penyusun batuan karbonat yang terdiri dari

seluruh mikrofosil, butiran fosil, maupun pecahan dari fosil-fosil makro. Cangkang

ini merupakan allochem yang paling umum dijumpai dalam batugamping (Boggs,

1987). Komponen cangkang pada batugamping juga merupakan penunjuk pada

distribusi invertebrata penghasil karbonat sepanjang waktu geologi (Tucker, 1991).

2. Non Skeletal grain, terdiri dari :

a. Ooid dan Pisoid

Ooid adalah butiran karbonat yang berbentuk bulat atau elips yang punya satu atau

lebih struktur lamina yang konsentris dan mengelilingi inti. Inti penyusun biasanya
partikel karbonat atau butiran kuarsa (Tucker, 1991). Ooid memiliki ukuran butir < 2

mm dan apabila memiliki ukuran > 2 mm maka disebut pisoid.

b. Peloid

Peloid adalah butiran karbonat yang

berbentuk bulat, elipsoid atau merincing yang

tersusun oleh mikrit dan tanpa struktur internal. Ukuran peloid antara 0,1 0,5 mm.

Kebanyakan peloid ini berasala dari kotoran (faecal origin) sehingga disebut pellet

(Tucker 1991).

c. Agregat dan Intraklas

Agregat merupakan kumpulan dari beberapa macam butiran karbonat yang

tersemenkan bersama-sama oleh semen mikrokristalin atau tergabung akibat material

organik. Sedangkan intraklas adalah fragmen dari sedimen yang sudah terlitifikasi

atau setengah terlitifikasi yang terjadi akibat pelepasan air lumpur pada daerah pasang

surut atau tidal flat (Tucker,1991).


3. Lumpur Karbonat atau Mikrit

Mikrit merupakan matriks yang biasanyaberwarna gelap. Pada batugamping hadir

sebagai butir yang sangat halus. Mikrit memiliki ukuran butir kurang dari 4

mikrometer. Pada studi mikroskop elektron menunjukkan bahwa mikrit tidak

homogen dan menunjukkan adanya ukuran kasar sampai halus dengan batas antara

kristal yang berbentuk planar, melengkung, bergerigi ataupun tidak teratur. Mikrit

dapat mengalami alterasi dan dapat tergantikan oleh mozaik mikrospar yang kasar

(Tucker, 1991).

4. Semen
Semen terdiri dari material halus yang menjadi pengikat antar butiran dan mengisi

rongga pori yang diendapkan setelah fragmen dan matriks. Semen dapat berupa

kalsit, silika, oksida besi ataupun sulfat.

3. Gambar dan jelaskan petrografi dari weckstone, boundstone, framestone, rudstone

dan kristalin ?

Jawab.

a. Weckstone

Batuan ini merupakan batuan yang komponen aslinya tidak terikat bersama-sama

selama deposisi, disusun oleh lebih dari 10% butiran dan kurang dari 90% lumpur,

butiran tidak saling bersinggungan, dan gambaran tekstur pengendapan masih dapat

dikenali.

b. Boundstone
Batuan ini merupakan batuan yang material-materialnya terikat selama proses

deposisi oleh perilaku organisme, disusun oleh butiran dan juga lumpur atau kadang

tidak terdapat lumpur, biasanya tersusun oleh satu macam organisme dan gambaran

tekstur pengendapan masih dapat dikenali.

c. Crystalline

Batuan ini merupakan batuan yang disusun oleh seluruhnya kristal, tidak terdapat

butiran ataupun lumpur yang menyusun dan gambaran tekstur pengendapan tidak

dapat dikenali.

d. Framestone
Batuan ini merupakan batuan yang material-materialnya terikat selama proses

deposisi oleh perilaku organisme yang membentuk kerangka keras atau rigid

framework. Oleh Embry & Klovan (1971), nama batuan ini adalah Framestone.

Batuan ini tersusun atas organisme-organisme yang hidup pada daerah dengan energi

tinggi sehingga tahan terhadap gelombang dan arus. Penyusun batuan ini adalah

koral, bryozoa, dan ganggang dalam matriks yang kurang dari 10% atau bahkan tanpa

matriks.

e. Rudstone

Rudstone merupakan batuan yang mengandung material-material berukuran lebih

dari 2 mm lebih dari 10% dan bersifat component supported atau antar butiran

fragmennya saling bersinggungan.

4. Jelaskan cara deskripsi petrografi batuan karbonat ?

Jawab.

Mineral utama dalam batugamping dan dolomite adalah aragonit (CaCO 3

ortorombik), klasit (CaCO3 rombohedral) dan dolomit (CaMgCO3 rombohedral).

Aragonit adalah kalsium karbonat murni, sedangkan kalsit biasanya tercampuri

dengan unsur Fe dan Mg sekalipun sedikit.


Aragonit, kalsit dan dolomit biasanya sangat sukar dibedakan dalam sayatan tipis

batuan karena sifat optiknya banyak mempunyai kemiripan dan kembaran tidak akan

tampak dalam rombakan karbonat.

Beberapa mineral selain mineral karbonat terdapat pada batugamping dan

dolomite terutama sekali kuarsa dan lempung, lainnya dapat juga berupa sisa

organism seperti cangkang, pigmen organic dan mineral autentik seperti kalsedon,

glaukonit, pirit, gypsum, anhidrit dan feldspar alkali.

Batuan terdiri dari kalsit dan aragonit seperti ini disebut dengan batugamping,

sedang yang terdiri dari dolomit disebut dolomite atau dolostone. Jika ada campuran

ketiganya dalam suatu batuan disebut batugamping dolomitan. Jika terjadi

peningkatan kandungan ion karbonat, batuan karbonat berangsur menjadi batuan lain

seperti batugamping pasiran berubah menjadi batugamping batupasir gampingan.

Batuan karbonat memiliki tekstur yang beragam, diantaranya memiliki tekstur

klastik dan lainnya hasil dari proses organisme, proses selama diagenesa.

Batugamping klastik kemudian dibagi berdasarkan ukuran butirnya menjadi kalsilutit

(batulumpur karbonatan), kalkarenit (batupasir karbonatan) dan kalsirudit

(konglomerat dan breksi karbonatan).

Sekarang ini klasifikasi deskriptif batugamping didasarkan utamanya pada

tekstur saat terendapkan sebagaimana diperlihatkan oleh jumlah proporsi lumpur

karbonat (karbonat mikrokristalin) dan rombakan (allokem). Komponen yang

terdapat dalam batugamping adalah sebagai berikut :


a. Allochem, sama dengan pasir atau gravel pada batupasir. Ada empat macam

allochem yang umum dijumpai yaitu intraklas, oolit, fosil dan pellet
b. Microcrystalline calcite ooze, sana dengan matrik pada batupasir. Disebut juga

micrite (mikrit) yang tersusun oleh butiran berukuran 1- 4 pm.


c. Sparry calcite (sparit), sama sebagai semen. Pada umumnya dibedakan dengan

mikrit karena kenampakannya yang sangat jernih. Merupakan pengisi rongga

antar pori.

Menurut tucker (1991), komponen penyusun batuan karbonat dibedakan atas :

1. Skeletal Grain

Skeletal grain adalah butiran cangkang penyusun batuan karbonat yang terdiri dari

seluruh mikrofosil, butiran fosil, maupun pecahan dari fosil-fosil makro. Cangkang

ini merupakan allochem yang paling umum dijumpai dalam batugamping (Boggs,

1987). Komponen cangkang pada batugamping juga merupakan penunjuk pada

distribusi invertebrata penghasil karbonat sepanjang waktu geologi (Tucker, 1991).

2. Non Skeletal grain, terdiri dari :

a. Ooid dan Pisoid

Ooid adalah butiran karbonat yang berbentuk bulat atau elips yang punya satu atau

lebih struktur lamina yang konsentris dan mengelilingi inti. Inti penyusun biasanya

partikel karbonat atau butiran kuarsa (Tucker, 1991). Ooid memiliki ukuran butir < 2

mm dan apabila memiliki ukuran > 2 mm maka disebut pisoid.

b. Peloid
Peloid adalah butiran karbonat yang berbentuk bulat, elipsoid atau merincing yang

tersusun oleh mikrit dan tanpa struktur internal. Ukuran peloid antara 0,1 0,5 mm.

Kebanyakan peloid ini berasala dari kotoran (faecal origin) sehingga disebut pellet

(Tucker 1991).

c. Agregat dan Intraklas

Agregat merupakan kumpulan dari beberapa macam butiran karbonat yang

tersemenkan bersama-sama oleh semen mikrokristalin atau tergabung akibat material

organik. Sedangkan intraklas adalah fragmen dari sedimen yang sudah terlitifikasi

atau setengah terlitifikasi yang terjadi akibat pelepasan air lumpur pada daerah pasang

surut atau tidal flat (Tucker,1991).

3. Lumpur Karbonat atau Mikrit

Mikrit merupakan matriks yang biasanyaberwarna gelap. Pada batugamping hadir

sebagai butir yang sangat halus. Mikrit memiliki ukuran butir kurang dari 4

mikrometer. Pada studi mikroskop elektron menunjukkan bahwa mikrit tidak

homogen dan menunjukkan adanya ukuran kasar sampai halus dengan batas antara

kristal yang berbentuk planar, melengkung, bergerigi ataupun tidak teratur. Mikrit

dapat mengalami alterasi dan dapat tergantikan oleh mozaik mikrospar yang kasar

(Tucker, 1991).

4. Semen

Semen terdiri dari material halus yang menjadi pengikat antar butiran dan mengisi

rongga pori yang diendapkan setelah fragmen dan matriks. Semen dapat berupa

kalsit, silika, oksida besi ataupun sulfat.


Secara umum testur batugamping dapat dibedakan menjadi :

1. Tekstur didukung oleh butiran


2. Tekstur didukung oleh lumpur

Tekstur pertama terdapat dalam batugamping yang didominasi oleh alokem yang

proporsinya jauh melebihi lumpur karbonatan sehingga lumpur hanya mengisi ruang-

ruang antar butiran. Sebaliknya tekstur kedua didominasi oleh lumpur sehingga

tampak butiran dilingkupi oleh lumpur. R.F. Folk, 1959 dalam Gilbert, 1982 membagi

batugamping berdasarkan kejadian mikrit dan jenis alokem.

5. Jurnal mengenai batuan karbonat ?

Jawab.

Вам также может понравиться