Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
MAKALAH
Oleh:
PROGRAM PASCASARJANA
2015
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................. 2
C. Tujuan.................................................................................... 2
A. Kesimpulan............................................................................ 18
B. Saran...................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan kejahatan bukanlah semata-mata permasalahan
abad teknologi modern dewasa ini. Meskipun manusia sudah demikian
pesat maju dalam ilmu pengetahuan dan teknologi bahkan telah di
lakukan banyak terobosan baru. Permasalahan kejahatan masih tetap
merupakan duri dalam daging dan pasir dalam mata. Tindak Pidana
Korupsi merupakan salah satu masalah nasional yang dikualifikasi
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat ditarik permasalahan
dalam tulisan ini yaitu:
1. Bagaimanakah penggolongan kejahatan korupsi dalam perspektif
kriminologi?
2. Apa sajakah faktor-faktor kejahatan korupsi dalam perspektif
kriminologi?
3. Bagaimanakah upaya penanggulangan kejahatan korupsi?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu untuk
mengetahui mengenai:
1. Penggolongan kejahatan korupsi dalam perspektif kriminologi;
2. Faktor-faktor kejahatan korupsi dalam perspektif kriminologi; dan
3. Upaya penanggulangan kejahatan korupsi
BAB II
PEMBAHASAN
1 Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa, Kriminologi, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada), 2001, hlm. 9.
4 Cesare Beccaria dalam bukunya Dei Delitti e Delle Pene, dalam Ibid.,
hlm. 269.
5 Ibid.
7
2. Golongan Non-Yuridis
Menurut golongan non-yuridis, kejahatan bukanlah
perbuatan yang telah diatur dalam perundang-undangan seperti
yang telah didefinisikan oleh golongan yuridis. Kejahatan
dirumuskan sebagai suatu cap atau label yang dilekatkan pada
perilaku tertentu oleh pihak yang berada dalam suatu posisi utnuk
melaksanakan kekuasaan. Secara sosiologis, hal tersebut
merupakan konsekuensi dari terjadinya proses interaksi sosial,
bahwa orang perorangan dalam pergaulan sehari-hari, secara sadar
maupun tidak sadar mengadakan aktifitas-aktifitas dan pola-pola
perikelakuan yang dikaitkannya dengan kehidupan sehari-hari,
karena kejahatan dianggap sebagai sesuatu perilaku yang dianggap
atau membahayakan masyarakat, maka masyarakat memberikan
cap jahat pada suatu perikelakuan tertentu. 12
Menurut Austin Turk, kejahatan merupakan suatu status
bukanlah perilaku atau perbuatan. Turk menekankan bahwa
14 Ibid., hlm. 9.
13
16 http://hasdiantoanto.blogspot.com/2010/12/beberapa-penyebab-
korupsi-di-indonesia.html diakses pada tanggal 3 Juli 2015.
15
17 http://sideofadriantoni.blogspot.com/2014/03/makalah-kriminologi-
guefakultas-hukum.html diakses pada tanggal 1 Juli 2015.
17
20 Ibid.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, penulis dapat mengambil
kesimpulan, yaitu sebagai berikut:
1. Penggolongan Kejahatan Korupsi dalam Perspektif Kriminologi yaitu
pertama golongan hukum atau yuris yang menyatakan bahwa
korupsi merupakan kejahatan karena perbuatan tersebut telah
diatur dalam peraturan perundang-undangan, kedua golongan non-
yuris menyatakan bahwa korupsi merupakan kejahatan karena
merupakan perbuatan yang dapat menghancurkan tatanan sosial
masyarakat yang telah permanen sehingga pelaku akan
mendapatkan cap atau label sebagai penjahat, dan ketiga yaitu
golongan kriminologi baru atau kritis yaitu menyatakan bahwa
korupsi adalah kejahatan karena dapat menimbulkan kerugian atau
keparahan sosial (social injuries) sehingga mengakibatkan
ketidakmerataan kekuasaan dan kemakmuran dalam masyarakat;
21
B. Saran
Sebaiknya sistem pengawasan sebagai bentuk upaya untuk
menanggulangi kejahatan korupsi dapat diterapkan dengan maksimal
oleh semua pihak, dalam hal ini yaitu pemerintah dan masyarakat
sebagai bentuk keseriusan terhadap pemberantasan tindak pidana
korupsi.
22
DAFTAR PUSTAKA
Topo Santoso dan Eva Achjani Zulfa, Kriminologi, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada), 2001.
http://sideofadriantoni.blogspot.com/2014/03/makalah-
kriminologi-guefakultas-hukum.html diakses pada tanggal
1 Juli 2015.
http://hasdiantoanto.blogspot.com/2010/12/beberapa-penyebab-
korupsi-di-indonesia.html diakses pada tanggal 3 Juli
2015.