Вы находитесь на странице: 1из 115

ANALISIS PENGARUH BEBERAPA VARIABEL MAKRO

TERHADAP LAJU INFLASI (KASUS DI PROPINSI


SUMATERA UTARA TAHUN 1990-2006)

TUGAS AKHIR

AHMAD IQBAL
052407144

PROGRAM STUDI DIPLOMA D-3 STATISTIKA


DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
ANALISIS PENGARUH BEBERAPA VARIABEL MAKRO TERHADAP
LAJU INFLASI (KASUS DI PROPINSI SUMATERA UTARA TAHUN 1990-
2006)

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Ahli
Madya

AHMAD IQBAL
052407144

PROGRAM STUDI DIPLOMA D-3 STATISTIKA


DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
PERSETUJUAN

Judul : ANALISIS PENGARUH BEBERAPA VARIABEL


MAKRO TERHADAP LAJU INFLASI (KASUS DI
PROPINSI SUMATERA UTARA TAHUN 1990-
2006)
Kategori : TUGAS AKHIR
Nama : AHMAD IQBAL
Nomor Induk Mahasiswa : 052407144
Departemen : MATEMATIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA

Disetujui di
Medan, 22 mei 2008-05-21

Diketahui/Disetujui oleh
Departemen Matematika FMIPA USU Pembimbing
Ketua,

Dr. Saib Suwilo, M. Sc Dr. Sutarman, M. Sc


NIP 131796149 NIP 131945359

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
PERNYATAAN

ANALISIS PENGARUH BEBERAPA VARIABEL MAKRO TERHADAP LAJU


INFLASI (KASUS DI PROPINSI SUMATERA UTARA TAHUN 1990-2006)

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, 22 Mei 2008

AHMAD IQBAL
052407144

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha
Penyayang, dengan limpah karunia-Nya Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dalam
waktu yang telah ditetapkan.

Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada Dr. Sutarman, M.Sc selaku


pembimbing pada penyelesaian Tugas Akhir ini yang telah memberikan panduan dan
penuh kepercayaan pada penulis dalam menyelesaikan kajian ini. Panduan ringkas,
padat dan profesional telah diberikan agar penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir
ini. Ucapan terimakasih juga ditujukan kepada Ketua dan Sekretaris Departemen Dr.
Saib Suwilo, M.Sc dan Drs. Henry Rani Sitepu, M.Si, Dekan dan Pembantu Dekan
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara, semua
Dosen Departemen Matematika FMIPA USU, Pegawai di FMIPA USU, dan rekan-
rekan kuliah. Akhirnya, tidak terlupakan kepada orang tua yang saya sayangi dan
semua keluarga yang selama ini memberikan bantuan dan dorongan yang diperlukan.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa akan membalasnya.

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
DAFTAR ISI

Halaman

Persetujuan ii
Pernyataan iii
Penghargaan iv
Daftar Isi v
Daftar Tabel vii
Daftar Gambar viii

Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Identifikasi Masalah 3
1.3 Pembatasan Masalah 3
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 3
1.5 Rumusan Hipotesis 4
1.6 Metodologi Penelitian 5
1.7 Sistematika Penulisan 7

Bab 2 Landasan Teoritis


2.1 Regresi Linier 9
2.2 Regresi Linier Berganda 15
2.3 Analisis Korelasi 24

Bab 3 Gambaran Umum


3.1 variabel ekonomi makro dan fundamental ekonomi makro 28
3.2 inflasi 30
3.3 investasi 34
3.4 jumlah uang beredar 35
3.5 perdagangan luar negeri 36
3.6 laju inflasi di sumatera utara 38

Bab 4 Analisis Data


4.1 Analisis Data 43
4.2 Pengujian Model Terhadap Asumsi Klasik 52

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
4.3 Pengujian Regresi Linier Ganda 57
4.4 Koefisien Determinasi 58
4.5 Perhitungan Korelasi Antara Variabel Y Dengan Xi* 59
4.6 Pengujian Koefisien Regresi Secara Individu 61

Bab 5 Implementasi Sistem


5.1 Pengertian Implementasi Sistem 64
5.2 SPSS 64
5.3 Langkah-Langkah Pengolahan Data dengan SPSS 65

Bab 6 Kesimpulan dan Saran


6.1 Kesimpulan 77
6.2 Saran 78

Daftar Pustaka

Lampiran

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Data Inflasi dan Variabel-Variabel Makro di Propinsi


Sumatera Utara Tahun 1990-2006 39
Tabel 4.1.1 Tabel Untuk Menentukan Nilai F 45
Tabel 4.1.2 Tabel Untuk Uji F dan Kekeliruan Taksiran Baku 50
Tabel 4.2.2.1 Untuk Menghitung Uji Autokorelasi 54
Tabel 4.2.3.1 Residu dan Rank Spearman 55
Tabel 4.3.1 Tabel Untuk Pengujian Regresi Linier Ganda 57

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Pertumbuhan Laju Inflasi Tahun 1990-2006 41


Gambar 4.1.1 Visualisasi Grafik Masing-Masing Variabel
Independen Terhadap Inflasi 47
Gambar 4.2.3.1 Plot Residu 56
Gambar 5.1 Aktifkan Program SPSS 65
Gambar 5.2 Tampilan Data Editor 66
Gambar 5.3 Tampilan Variabel View 67
Gambar 5.4 Pengisian Variabel View dalam SPSS 68
Gambar 5.5 Pengisian Data View Dalam SPSS 69
Gambar 5.6 Tamplan Data 69
Gambar 5.7 Tampilan Jendela Pengisian Pengolahan Data 70
Gambar 5.8 Tampilan Jendela Pengisian Linier Regression 70
Gambar 5.9 Tampilan Jendela Linier Regression Statistics 71
Gambar 5.10 Tampilan Jendela Pengisian Linier Regression Plots 73
Gambar 5.11 Tampilan Regression Linier Save 74

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu permasalahan yang sering terjadi di negara sedang berkembang dalam

melaksanakan pembangunan adalah bagaimana negara tersebut memelihara kestabilan

dan pertumbuhan ekonominya. Kestabilan ekonomi menyangkut segi kestabilan

tingkat harga, tingkat pendapatan nasional, dan pertumbuhan kesempatan kerja.

Serangkaian kebijakan dapat dilakukan oleh pemerintah dalam usaha

stabilisasi. Misalnya kebijakan moneter, kebijakan fiskal, yan bertujuan untuk

mencapai kestabilan tingkat harga atau laju inflasi.

Kestabilan harga sangat dipengaruhi oleh variabel-variabel makro

perekonomian tersebut. Oleh karena itu, biasanya laju inflasi ini sering digunakan

sebagai indikator kestabilan ekonomi. Meskipun demikian, laju inflasi bukan harus

ditekan serendah mungkin. Karena dalam mekanisme ekonomi dalam masyarakat

diperlukan kenaikan harga-harga yang diproduksi oleh masyarakat. Dengan adanya

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
akenaikan harga barang-barang dan jasa akan mendorong masyarakat untuk

melakukan kegiatan produksi. Sehingga dengan cara ini perekonomian dapat dipacu

untuk meningkatkan aktivitas produksi nasional.

Laju inflasi yang terlalu tinggi dapat megganggu usaha pemerintah

meningkatkan taraf hidup masyarakat. Demikian juga jika laju inflasi terlalu rendah,

karena sektor produksi tidak memiliki dorongan untuk memacu produksinya.

Kenyataan ini mendorong pemerintah untuk memperhatikan laju inflasi ini dalam

usaha membangun perekonomiannya. (algifari, 2000)

Sebagaimana diketahui bahwa negara Indonesia pernah dilanda krisis ekonomi

yang berlangsung sejak beberapa tahun yang lalu. Tingginya tingkat krisis yang

dialami negeri kita ini diindikasikan dengan laju inflasi yang cukup tinggi. Sebagai

dampak atas inflasi, terjadi penurunan tabungan, berkurangnya investasi, semakin

banyak modal yang dilarikan ke luar negeri, serta terhambatnya pertumbuhan

ekonomi. Kondisi seperti ini tak bisa dibiarkan untuk terus berlanjut dan

memaksa pemerintah untuk menentukan suatu kebijakan dalam mengatasinya.

Penerapan kebijakan moneter dengan menggunakan target inflasi (inflation targeting)

diharapkan dapat menciptakan fundamental ekonomi makro yang kuat. Karena inflasi

juga dipengaruhi oleh faktor kebijakan ekonomi makro. (algifari, 2000)

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk menganalisis pengaruh

beberapa variabel makro terhadap laju inflasi di Propinsi Sumatera Utara pada periode

tahun 1990 sampai dengan tahun 2006.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Apakah variabel-variabel makro, yaitu jumlah uang beredar, nilai ekspor, nilai

impor, dan tingkat suku bunga berpengaruh terhadap laju Inflasi di Propinsi

Sumatera Utara dalam periode tahun 1990 sampai dengan tahun 2006.

2. Berapa besarnya pengaruh yang dapat disumbangkan oleh keempat variabel

makro tersebut terhadap laju inflasi di Propinsi Sumatera Utara dalam periode

tahun 1990 sampai dengan tahun 2006.

1.3 Pembatasan Masalah

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Sebetulnya terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi besarnya laju inflasi,

baik faktor ekonomi maupun faktor nonekonomi. Dalam penelitian ini, analisis

terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi laju inflasi di Propinsi Sumatera Utara

hanya dibatasi pada faktor-faktor ekonomi makro saja, yaitu jumlah uang beredar,

nilai ekspor, nilai impor, dan investasi.

1.4 Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel ekonomi

makro, yaitu jumlah uang beredar, nilai ekspor, nilai impor, dan investasi terhadap

laju inflasi di propinsi Sumatera Utara pada periode tahun 1990 sampai dengan 2006.

Selain tujuan tersebut, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini dapat memberi gambaran tentang hubungan antara jumlah

uang beredar, nilai ekspor, nilai impor, dan investasi dengan laju inflasi di

Propinsi Sumatera Utara pada tahun 1990 sampai dengan tahun 2006.

2. Hasil penelitian ini dapat memberi informasi yang dapat digunakan sebagai

acuan pemerintah dalam menentukan kebijakan pengendalian laju inflasi.

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
3. Hasil penelitian ini dapat memberikan bahan masukan bagi penelitian-

penelitian selanjutnya yang berkenaan dengan masalah laju inflasi di Propinsi

Sumatera Utara.

1.5 Rumusan Hipotesis

Sesuai dengan latar belakang masalah, pembatasan masalah di atas untuk mencapai

tujuan penelitian ini akan di uji beberapa hipotesis sebagai berikut:

1. Jumlah uang beredar berpengaruh positif terhadap laju inflasi.

2. Nilai ekspor berpengaruh positif terhadap laju inflasi.

3. Nilai impor berpengaruh negatif terhadap laju inflasi.

4. Investasi berpengaruh positif terhadap laju inflasi.

1.6 Metodologi Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan mengenai pengumpulan dan pemilihan data. Kemudian

dilanjutkan dengan uraian mengenai model empiris dan pengukuran variabel yang

digunakan dalam penelitian ini.

1.6.1 Pengumpulan Data dan Pemilihan Data

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh

dari Badan Pusat Statistika, serta sumber-sumber lain yang relevan dalam rentang

waktu dari tahun 1990 sampai dengan tahun 2006.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah uang beredar,

nilai impor, nilai ekspor, dan investasi.

Pemilihan rentang waktu penelitian ini dilakukan atas pertimbangan bahwa

sejak tahun 1990-an Program Pembangunan bidang ekonomi di Indonesia telah

menunjukkan perkembangan yang pesat. Pada masa itu pemerintah memberikan

banyak kemudahan bagi para investor yang akan berinvestasi di bidang keuangan dan

perbankan. Hingga pertengahan tahun 1990-an perekonomian Indonesia umumnya

dan Sumatera Utara khususnya terlihat semakin kuat dan mulai terpandang di dunia

internasional hingga terjadinya krisis moneter pada tahun 1997, inflasi indonesia

mencapai 77% dan 83% di sumatera utara. Diawal tahun 2000-an perekonomian

indonesia berangsur-angsur membaik hingga sekarang.

1.6.2 Model Empiris

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Untuk menguji hubungan antara variabel variabel dependen dengan variabel

independen digunakan model regresi linear sebagai model estimasi. Persamaan umum

dalam model regresi linear:

Y = b0 + b1 X 1 + b2 X 2 + b3 X 3 + + bn X n + e

Keterangan:

Y: Variabel Dependen

X1, X2, X3, ...,Xn : Variabel Independen

e : Kesalahan (error)

b0: Konstanta

b1, b2, b3, ...,bn: Koefisien Variabel Independen

Model regresi digunakan untuk menguji pengaruh variabel-variabel makro

yaitu jumlah uang beredar, nilai ekspor, nilai impor, dan tingkat suku bunga terhadap

laju inflasi sebagai berikut:

I t = b0 + b1 JUBt + b2 X t + b3 M t + b4 INVt + e

Keterangan:

It adalah laju Inflasi pada tahun t

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
JUBt adalah Jumlah Uang Beredar pada tahun t

Xt adalah Nilai Ekspor pada tahun t

Mt adalah Nilai Impor pada tahun t

INVt adalah Investasi pada tahun t

b0 : Konstanta

b1, . . ., b4 : Koefisien Variabel Independen

et : Besarnya pengaruh Variabel selain variabel yang digunakan dalam model

Dalam penelitian ini di duga bahwa beberapa variabel makro, yaitu jumlah

uang beredar, nilai ekspor, nilai impor, dan tingkat suku bunga berpengaruh terhadap

laju inflasi. Untuk menganalisis pengaruh jumlah uang beredar, nilai ekspor, nilai

impor, dan investasi terhadap laju inflasi digunakan model regresi linear berganda. Di

dalam model regresi tersebut, laju inflasi sebagai variabel dependen dan jumlah uang

beredar,nilai ekspor, nilai impor, dan investasi sebagai variabel independen.

Pengujian terhadap laju inflasi dilakukan dengan menguji koefisien regresi

masing-masing variabel. Jika laju inflasi yang diharapkan tidak dipengaruhi oleh

masing-masing variabel makro maka besarnya b0, b1, b2, b3, dan b4 tidak berbeda

dengan nol (tidak signifikan). Nilai R2 (koefisien determinasi) yang diperoleh dapat

digunakan untuk menjelaskan persentase variasi nilai variabel dependen yang dapat

dijelaskan oleh persamaan regresi yang dihasilkan.

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
1.7 Sistematika Penulisan

Laporan hasil penelitian ini di susun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada Bab ini akan di uraikan Latar Belakang, Rumusan Masalah,

Perumusan Hipotsis, Tujuan dan Manfaat Penelitian, dan Metodologi

penelitian.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada Bab ini akan diuraikan beberapa teori yang dapat digunakan

sebagai kerangka landasan penelitian ini.

BAB III : GAMBARAN UMUM

Pada Bab ini akan diuraikan perkembangan variabel-variabel yang

digunakan

BAB IV : ANALISIS DATA

Pada Bab ini akan diuraikan hasil pengujian terhadap hipotesis yang

dibuat dalam penelitian ini.

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
BAB V : IMPLEMENTASI SISTEM

Pada Bab ini akan diperlihatkan hasil dari Analisis variabel - variabel

makro terhadap laju Inflasi (tahun 1990-2006) dengan menggunakan

program SPSS.

BAB VI : KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKSANAAN

Pada Bab ini akan diuraikan kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil

Analisis Data. Kemudian berdasarkan kesimpulan tersebut diuraikan

mengenai implikasi kebijaksanaannya.

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
BAB 2

LANDASAN TEORITIS

2.1 Regresi Linier

Regresi linier digunakan untuk memodelkan hubungan sebab akibat antara variabel

bebas dengan variabel tak bebas. Variabel yang mudah di dapat atau tersedia sering

dapat digolongkan ke dalam variabel bebas sedangkan variabel yang terjadi karena

variabel bebas merupakan variabel tak bebas. Variabel bebas dinyatakan dengan

X 1 , X 2 , , X k (k 1) sedangkan variabel tak bebas akan dinyatakan dengan Y.

Regresi dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana satu variabel

berhubungan dengan lainnya atau dengan beberapa variabel lainnya. Regresi ini dapat

dibagi dua, yaitu:

1. regresi linier

2. regresi non-linier. Regresi non-linier ini dibagi dalam:

a. regresi kuadratik, regresi kubik dsb.

b. Regresi eksponensial

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
c. Regresi pangkat,

d. dan lain-lain

Regresi membicarakan dua variabel, X dan Y , perubahan X menyebabkan

perubahan pada Y, tetapi perubahan pada Y tidak bisa menyebabkan perubahan pada

X. Dalam matematika, hubungan ini dikenal sebagai fungsi

Y = f (X )

Y = variabel dependen atau tergantung atau berubah tak bebas

X = variabel independen atau variabel berubah bebas

Jika variabel dependen dihubungkan dengan satu variabel independen saja,

persamaan regresi yang dihasilkan adalah regresi linear sederhana (linear regression).

Jika variabel independen-nya lebih dari satu, maka persamaan regresinya adalah

persamaan regresi linear berganda (multiple linear regression).

2.1.1 Regresi Linier Sederhana

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Bentuk umum persamaan regresi linear yang menunjukkan hubungan antara dua

variabel, yaitu variabel X sebagai variabel independen dan variabel Y sebagai variabel

dependen adalah:

Y = a + bX (2.1)

dimana: Y = variabel dependen

X = variabel independen

a = nilai konstanta

b = koefisien arah regresi

Persamaan diatas digunakan untuk menaksir nilai Y jika nilai a,b, dan X

diketahui. Nilai nilai a merupakan nilai Y yang dipotong oleh kurva linear pada sumbu

vertikal Y, atau dengan kata lain, a adalah nilai Y jika X = 0. Nilai b adalah kemiringan

(slope) kurva linear yang menunjukkan besarnya nilai perubahan nilai Y sebagai akibat

dari perubahan setiap unit nilai X.

Persamaan di atas merupakan model matematis deterministik, sebab apabila

nilai variabel X diketahui, maka nilai variabel Y dapat ditentukan tanpa mengandung

faktor kesalahan (error). Model matematis probabilistik atau disebut juga dengan

istilah model matematis stochastik adalah:

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Y = a + bX + e (2.2)

jika persamaan di atas, nilai variabel X sudah tertentu, nilai variabel Y masih belum

dapat ditentukan. Ini disebabkan masih terdapatnya faktor kesalahan (e). Besarnya e

(error) dapat ditentukan dengan formulasi sebagai berikut:


e = Y Y (2.3)

pada persamaan regresi dengan model determinisik, nilai e diasumsikan nol


dengan varians sama, sehingga pada persamaan (2.2), nilai Y = Y

2.1.2 Persamaan Estimasi Dengan Metode Kuadrat Terkecil ( Least Square

Method)

Persamaan linear yang baik untuk mengestimasi nilai variabel dependen adalah

persamaan linear yang kurvanya mempunyai kesalahan yang minimum (Minimized

the Error) antara titik estimasi dengan yang sebenarnya.

Metode Kuadrat Terkecil (Least Squares Method) untuk menentukan

persamaan linear estimasi, berarti memilih satu kurva linear dari beberapa

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
kemungkinan kurva linear yang dapat di buat dari data yang ada, yang mempunyai

kesalahan (error) paling kecil dari data aktual dengan data sebenarnya. Kriteria ini

dikenal dengan istilah prinsip kuadrat terkecil (Principle Of Least Square). Prinsip

pemilihan garis regresi ini adalah sebagai berikut:

pilih garis yang mempunyai jumlah kuadrat deviasi nilai observasi Y terhadap nilai

Y prediksinya yang minimum sebagai garis regresi yang paling baik

Prinsip pemilihan garis yang mempunyai nilai a dan b yang dapat

meminimumkan:


SSE = (Yi Yi ) 2

Simbol SSE menunjukkan jumlah kuadrat deviasi, atau sering disebut jumlah

kuadrat untuk kesalahan (Sum Of Square For Error). Prediksi kuadrat terkecil (Least

Squares Prediction Line) sebagai berikut:


Y = a + bX

yang menyatakan bahwa:

Y : taksiran nilai Y

a : taksiran nilai a

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009

b : taksiran nilai b

X : nilai tertentu X

Persamaan estimasi secara umum dapat di tulis sebagai berikut:


Y = a + bX

Y (Y hat) adalah nilai estimasi Y, a intersep kurva estimasi, b adalah slope kurva

estimasi. Nilai a dan b pada persamaan estimasi dapat ditentukan dengan formulasi

sebagai berikut:

nXY X .XY
b=
nX 2 (X ) 2

a = Y bX

Y : nilai rata-rata Y

X : nilai rata-rata X

n : banyaknya data yang digunakan sebagai sampel

2.1.3 Pengujian Terhadap Koefisien Regresi

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen (X)

berpengaruh terhadap variabl dependen (Y). Pengujian hipotesis terhadap koefisien

regresi dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

Langkah 1: perumusan hipotesis

H0 : b = 0

HA :b 0

Jika b = 0 berarti variabel independen (X) tidak berpengaruh terhadap vaiabel

variabel dependen (Y). Sedangkan jika b 0 berarti variabel independen (X)

berpengaruh terhadap variabel dependen (Y).

Langkah 2: menentukan nilai kritis pengujian dengan memperhatikan derajat

kebebasan dan tingkat signifikansi yang digunakan. Jika tingkat signifikansi

yang digunakan 1%, maka nilai kritis pengujian adalah t ( n k ; / 2 ) , dimana

pengujian dilakukan dengan dua sisi, sehingga yang digunakan adalah / 2 .

Nilai kritis dapat ditentukan dengan menggunakan tabel distribusi t.

Langkah 3: menentukan nilai t hitung dengan formulasi sebagai berikut:

b
t hitung = ,
Sb

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
S b adalah kesalahan standar koefisien regresi yang dapat ditentukan dengan

formula sebagai berikut:

S y2.12...k
S bi =
( x )(1 R ) , S
*2
i i
2
y.12....k adalah Kesalahan baku taksiran

(Y )2
Y
S y.12...k =
n ( p + 1)
i

nilai b = 0 , karena pada perumusan hipotesis nol, nilai b = 0

Langkah 4: membuat keputusan terhadap hipotesis dengan membandingkan

nilai t hitung dengan nilai t tabel . Jika nilai t hitung absolut lebih besar dari pada nilai

t tabel , maka keputusannya menolak hipotesis nol (H 0 ) . Demikian sebalikya, jika

nilai t hitung absolut lebih kecil dari pada nilai t tabel , maka keputusannya adalah

menerima hipotesis nol (H 0 ) .

Langkah 5: pembuatan kesimpulan berdasarkan keputusan yang diambil.

Menolak H 0 dan menerima H A , artinya secara statistik nilai b tidak sama

dengan nol. Kesimpulannya berdasarkan statistik variabel independen (X)

berpengaruh terhadap variabel dependen (Y). Demikian juga sebaliknya.

2.2 Regresi Linier Berganda

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Hubungan fungsional antara variabel dependen (Y) dengan variabel independen (X)

adalah:

Y = f ( X 1 , X 2 ,, X n ) (2.4)

Dalam regresi berganda, persamaan regresi mempunyai lebih dari satu variabel
independen. Secara umum, persamaan regresi berganda dapat ditulis sebagai berikut:


Y = a + b1 X 1 + b2 X 2 + ... + bn X n (2.5)

Y : nilai estimasi Y

a : nilai Y pada perpotongan antara garis linear dengan summbu vertikal Y

X 1 , X 2 , , X n : nilai variabel independen X 1 , X 2 sampai X n

b1 , b2 , , bn : slope yang berhubungan dengan variabel X 1 , X 2 sampai X n

besarnya a , b1 , b2 sampai bn dapat ditentukan dengan menggunakan persmaan berikut

ini:

Y = na + b1 X 1 + b2 X 2 + + bn X n

X Y = a X
1 1 + b1 X 12 + b2 X 1 X 2 + + bn X 1 X n

X 2 Y = a X 2 + b1 X 1 X 2 + b2 X 22 + + bn X 2 X n

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
X n Y = a X n + b1 X 1 X n + b2 X 2 X n + + bn X n2

Besarnya a , b1 , b2 sampai bn dapat dicari dengan memanipulasi persaman-persaman

di atas.

2.2.1 Analisis Persamaan Regresi

Persamaan yang diperoleh dalam suatu prosesperhitungan tidak selalu baik untuk

mengestimasi nilai variabel dependen. Untuk mengetahui apakah suatu persamaan

regresi yang dihasilkan baik untuk mengestimasi nilai variabel dependen diperlukan

pengetahuan tentang hal-hal berikut ini:

1. koefisien regresi (uji parsial)

2. persentase pengaruh semua variabel indepnden secara bersama-sama

(simultan) terhadap nilai variabel dependen.

3. pengaruh semua variabel independen secara bersama-sama terhadap nilai

variabel dependen (uji simultan).

Langkah-langkah analisis dalam pengujian hipotesis terhadap koefisien regresi adalah

sebagai berikut:

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
1. Perumusan Hipotesis

H 0 : b1 = b2 = = bn = 0

H A : b1 = b2 = = bn 0

2. Penentuan nilai kritis, dengan meggunakan pengujian tabel distribusi t:

t n ( p +1); / 2

dimana, p adalah jumlah parameter.

3. Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan perbandingan nilai

t hitung masing-masing koefisien regresi dengan nilai t tabel (nilai kritis) sesuai

dengan tingkat signifikansi yang digunakan.

Jika nilai t hitung absolut lebih besar dari pada nilai t tabel , maka keputusannya

menolak hipotesis nol (H 0 ) . Demikian sebalikya, jika nilai t hitung absolut lebih

kecil dari pada nilai t tabel , maka keputusannya adalah menerima hipotesis nol

(H 0 ) .
4. Kesimpulan

menolak (H 0 ) artinya nilai koefisien regresi dari setiap persamaan regresi

berbeda dengan 0, sehingga dapat disimpulkan variabel-variabel independen

berpengaruh terhadap variabel dependen. Terima (H 0 ) artinya nilai koefisien

regresi dari setiap persamaan regresi sama dengan dengan 0, sehingga dapat

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
disimpulkan variabel-variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen.

Persentase pengaruh semua variabel independen terhadap nilai variabel

( )
dependen ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi R 2 . Misalnya diperoleh

nilai koefisien determinasi (R ) adalah


2
0.97 artinya pengaruh semua variabel

independen terhadap perubahan nilai variabel dependen adalah 97% dan sisanya 3%

dipengaruhi oleh variabel lain selain variabel independen yang digunakan.

Uji simultan dilakukan Untuk mengetahui apakah semua variabel independen

bersama-sama (simultan) dapat berpengaruh terhadap variabel dependen.pengujian

terhadap pengaruh variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap

perubahan nilai variabel dependen dilakukan melalui pengujian terhadap perubahan

besarnya perubahan nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan (explained) oleh

perubahan nilai semua variabel independen.

Langkah-langkah analisis dalam pengujian hipotesis terhadap variasi nilai

variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi nilai variabel independen adalah

sebagai berikut:

1. Perumusan Hipotesis

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
(H 0 ) : variasi perubahan nilai variabel independen tidak dapat menjelaskan

variasi perubahan nilai variabel dependen.

H A : variasi perubahan nilai variabel independen dapat menjelaskan variasi

perubahan nilai variabel dependen.

2. Nilai kritis dalam distribusi F dengan tingkat signifikansi ( ) dan degree of

freedom (df) dengan F( p ,( n ( p +1)); ) dimana p adalah jumlah parameter.

3. Tentukan nilai Fhitung

(Y Y )
2
i
p
nilai Fhit =
(Y )
2
i Y
n ( p + 1)

4. Keputusan

Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan perbandingan nilai

Fhitung dengan nilai Ftabel (nilai kritis) sesuai dengan tingkat signifikansi yang

digunakan, jika:

Fhitung < Ftabel maka terima hipotesis H 0 dan

Fhitung > Ftabel maka tolak hipotesis H 0

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
5. Kesimpulan

Terima H 0 artinya semua variabel independen secara bersama-sama (secara

simultan) tidak berpengaruh terhadap perubahan variabel dependen.

Tolak H 0 artinya semua variabel independen secara bersama-sama (secara

simultan) dapat berpengaruh terhadap perubahan variabel dependen.

2.2.2 Penyimpangan Terhadap Asumsi Model Klasik

Model regresi yang diperoleh dari metode Kuadrat Terkecil Biasa (Ordinary Least

Squares/OLS) merupakan model regresi yang menghasilkan estimator linear tidak bias

yang terbaik (Best Lenear Unbias Estimator/BLUE). Kondisi ini akan terjadi jika

dipenuhi beberapa asumsi, yang disebut dengan asumsi klasik, sebagai berikut:

1. Non-Multikolineritas. Artinya, antara variabel dependen yang satu dengan

independen yang lain dalam model regresi tidak saling berhubungan secara

sempurna atau mendekati sempurna.

2. Homoskedastisitas. Artinya, varians variabel independen adalah konstan untuk

setiap nilai tertentu variabel independen.

3. Non-Autokorelasi. Artinya, tidak terdapat pengaruh dari variabel dalam model

melalui tenggang waktu (time lag). Misalnya, nilai suatu variabel saat ini akan

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
berpengaruh terhadap nilai variabel laqin pada masa yang akan datang.

Menurut model klasik ini tidak mungkin terjadi.

4. Nilai rata-rata kesalahan (error) populasi pada model stokastiknya sama

dengan nol.

5. Variabel independen adalah non stokastik (nilai konstan pada setiap kali

percobaan yang dilakukan secara berulang).

6. Distribusi kesalahan (error) adalah normal.

2.2.2.1 Multikolinearitas

Multikolinearitas artinya antarvariabel independen yang terdapat dalam model

memiliki hubungan yang sempurna atau mendekati sempurna (koefisien korelasinya

tinggi atau bahkan1).

Diagnosis adanya multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai

berikut:

1. Melalui nilai R 2 , dan F RATIO. Jika R 2 tinggi, nilai F RATIO tinggi,

sedangkan sebagian besar atau bahkan seluruh koefisien regresi tidak

signifikan (nilai t hitung sangat rendah), maka kemungkinan terdapat

multikolinearitas dalam model tersebut.

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
2. Menentukan koefisien korelasi antara variabel independen yang satu dengan

variabel independen yang lain. Jika antara dua variabel independen memiliki

koefisien korelasi yang tinggi atau tanda koefisien korelasi variabel

independen berbeda dengan tanda koefisien regresinya. Maka, di dalam model

regresi tersebut terdapat multikolinearitas.

3. Membuat persamaan regresi antarvariabel independen. Jika koefisien

regresinya signifikan, maka dalam model terdapat multikolinearitas.

Menghilangkan adanya multikolinearitas pada suatu model regresi terdapat

bermacam-macam cara. Cara yang sering digunakan yaitu dengan mentransformasi

variabel. Nilai variabel yang digunakan mundur satu tahun. Misalnya pada model

regresi:

Y = a + b1 X 1 + b2 X 2 + b3 X 3 + e

terdapat multikoliearitas, maka untuk menghilangkan dapat dilakukan dengan

mentransformasi variabel yang terdapat dalam model menjadi:

Y(t 1) = a + b1 X 1(t 1) + b2 X 2 (t 2 ) + b3 X 3(t 1) + e(t 1)

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
2.2.2.2 Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas artinya varians variabel dalam model tidak sama (konstan).

Konsekuensi adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah penaksir

(estimator) yang diperoleh tidak efisien.

Diagnosis adanya heteroskedastisitas secara kuantitatif di dalam model regresi

dapat dilakukan dengan melakukan pengujian korelasi ranking spearman (rs ) dapat

dihitung dengan formula:

d i2
rs = 1 6
(
N N 2 1
)

yang menyatakan bahwa:


d i : selisih ranking stndar deviasi (S) dan ranking nilai mutlak error (e). e = Y Y

N : banyaknya sampel

Pengujian ini menggunakan disribusi t dengan membandingkan nilai t hitung

dengan t tabel . Jika nilai t hitung > t tabel , maka pengujian menolak hipotesis nol (H 0 ) yang

menyatakan tidak terdapat heteroskedastisitas pada model regresi. Nilai t hitung adalah:

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
rs N 2
t =
1 rs2

dengan df = N-2

salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menghilangkan heteroskedastisitas dalam

model regresi, yaitu dengan mentransformasi variabel menjadi log, menjadi:

ln Y = a + b1 ln X 1 + b2 ln X 2 + b3 ln X 3 + e

di-antilog-kan akan diperoleh model regresi:

Y = aX 1b1 X 2b 2 X 3b 3 e

b1 ,b2 dan b3 menunjukkan elastisitas X 1 , X 2 dan X 3 .

2.2.2.3 Autokorelasi

Autokorelasi artinya adanya korelasi antaranggota sampel yang diurutkan berdasarkan

waktu. Penyimpangan ini biasanya muncul pada observasi yang menggunakan data

time series.

Konsekuensi dari adanya autokorelasi adalah varians sampel tidak dapat

menggambarkan varians populasinya.

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Untuk megdiagnosis adanya autokorelasi dilakukan melalui pengujian

terhadap nilai uji durbin-watson (uji Dw) dengan etentuan sebagai berikut:

Dw Kesimpulan

Kurang dari 1,10 Ada autokorelasi

1,10 dan 1,54 Tanpa ksimpulan

1,55 dan 2,46 Tidak ada autokorelasi

2,46 dan 2,90 Tanpa kesimpilan

lebih dari 2,91 Ada autokorelasi

Salah satu cara untuk menghilangkan pengaruh autokorelasi dapat dilakukan

dengan memasukkan lag variabel Y ke dalam model sehingga model regresinya

menjadi:


Y = a + b1 X 1 + b2 X 2 + b3 X 3 + b4Yt 1

2.3 Analisis Korelasi

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Analisis korelasi adalah alat statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui derajat

hubungan linear antara suatu variabel dengan variabel lain. Biasanya, analisis korelasi

digunakan dalam hubungannya dengan analisis regresi untuk mengukur ketepatan

garis regresi dalam menjelaskan variasi nilai variabel dependen.

Ukuran statistik yang dapat menggambarkan hubungan antara suatu variabel

( )
dengan variabel lain adalah koefisien determinasi r 2 dan koefisien korelasi (r ) .

2.3.1 Koefisien Determinasi r 2 ( )

Koefisien determinasi adalah salah satu nilai statistik yang dapat digunakan untuk

mengetahui apakah ada hubungan pengaruh antara dua variabel. Nilai koefisien

determinasi menunjukkan persentase variasi nilai variabel dependen yang dapat

dijelaskan oleh persamaan regresi yang dihasilkan.

Koefisien determinasi adalah satu dikurangi rasio antara besarnya deviasi nilai

Y observasi dari garis regresi dengan besarnya deviasi nilai Y observasi dari rata-

ratanya. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:

Y Y

r2 = 1
Y Y ( 2
)

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
( )
koefisien determinasi r 2 adalah persentase nilai Y yang dapat dijelaskan oleh garis

regresi. Deviasi total adalah persentase deviasi yang dapat dijelaskan ditambah

persentase deviasi yang tidak dapat dijelaskan. Dengan demikian persentase deviasi

yang dapat dijelaskan ditambah persentase deviasi yang tidak dapat dijelaskan adalah

100% atau 1.

Total Deviasi = Explained Variation + Unexplained Variation

dimana:

(Y )
2
total deviasi dari semua titik (pasangan data) adalah Y


2

explained variation = variasi yang dapat dijelaskan Y Y

2



unexplained variation = variasi yang tidak dapat dijelaskan Y Y


atau dapat juga ditulis besrnya koefisien determinasi deviasi yang tidak dapat

dijelakan dibagi deviasi total. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
2

Y Y
r2 =
Y Y ( 2
)

2.3.2 Koefisien Korelasi (r )

Koefisien korelasi merupakan ukuran yang dapat digunakan untuk mengetahui

bagaimana keeratan hubungan antara suatu variabel dengan variabel lain. Jika

koefisien korelasi berhubungan dengan sampel yang digunakan, maka koefisiean

korelasi besarnya adalah akar koefisien determinasi. Atau secara matematis dapat

ditulis sebagai berikut:

r = r2

Koefisien korelasi (r ) dapat digunakan untuk:

1. mengetahui keeratan hubungan (korelasi linear) antara dua variabel.

2. mengetahui arah hubungan antara dua variabel.

Untuk mengetahui keeratan hubungan antara dua variabel dengan

menggunakan koefisien korelasi adalah dengan menggunakan nilai absolut dari dari

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
koefisien korelasi ersebut. Besarnya koefisien korelasi (r ) antara dua macam variabel

adalah nol sampai dengan 1 . Apabila dua buah variabel mempunyai nilai r = 0,

berarti antara dua variabel tersebut tidak ada hubungan. Sedangkan apabila dua buah

variabel mempunyai r 1 , maka dua buah variabel tersebut mempunyai hubungan

yang sempurna.

Semakin tinggi nilai r (semakin mendekati 1), maka tingkat keeratan

hubungan antara dua variabel tersebut semakin tinggi. Dan sebaliknya semakin rendah

r (semakin mendekati 0), maka tingkat keeratan hubungan antara dua variabel

tersebut semakin lemah.

Koefisien korelasi dapat juga digunakan untuk mengetahui arah hubungan

antara dua variabel. Tanda (+ dan -) yang terdapat pada koefisien korelasi

menunjukkan arah hubungan antara dua variabel tersebut. Tanda minus (-) pada nilai

r menunjukkan hubungan yang berlawanan arah. Artinya, apabila nilai variabel yang

satu naik, maka nilai variabel yang lain turun. Tanda plus (+) pada nilai r

menunjukkan hubungan yang searah. Artinya, apabila nilai variabel yang satu naik,

maka nilai variabel yang lain juga naik.

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
BAB 3

GAMBARAN UMUM

3.1 Variabel Ekonomi Makro Dan Fundamental Ekonomi Makro

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Ekonomi makro adalah merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari

masalah ekonomi secara keseluruhan/totalitas (agregate) atau dapat diartikan sebagai

ilmu ekonomi yang membicarakan perekonomian sebagai suatu keseluruhan yang

mengabaikan unit-unit individu serta masalah-masalah yang dihadapinya. Maksud

digunakannya istilah keseluruhan (agregate) yaitu untuk menonjolkan bahwa yang

menjadi pusat perhatian dari ekonomi makro adalah variabel-variabel ekonomi secara

totalitas, variabel-variabel ekonomi makro yang digunakan oleh penulis adalah inflasi,

jumlah uang beredar, investasi, besarnya nilai ekspor dan impor.

Variabel adalah elemen dasar dari sebuah model dan karenanya perlu

didefinisikan secara jelas dan tepat.

Pengelompokan variabel variabel dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu

variabel eksogen dan variabel endogen. Variabel eksogen yaitu variabel-variabel yang

nlainya ditentukan diluar model atau dengan kata lain nilai variabel ini sudah tertentu.

Sementara variabel endogen merupakan variabel yang nilainya baru dapat ditentukan

bila nilai variabel-variabel eksogen diketahui nilainya.

Untuk membangun ekonomi makro indonesia, salah satunya dapat ditempuh

melalui salah satu pendekatan fundamental ekonomi makro kuat.

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Yang dimaksud dengan fundamental ekonomi makro kuat menurut H.

Soeharsono Sagir, prasyaratnya adalah: "Pertumbuhan ekonomi tinggi/GDP/GNP

yang meningkat signifikan, minimal 3 kali dari pertumbuhan penduduk (6%/tahun);

yang didukung oleh: perluasan kesempatan kerja, tidak terjadi carry over penganggur

yang tidak terserap oleh pasar kerja/kenaikan GDP/GNP."

Yang terjadi sekarang bukan saja carry over tenaga kerja yang tidak terserap,

tetapi justru bertambah karena PHK atau makin meningkatnya angka pengangguran.

Korelasi positif antara pertumbuhan dan perluasan kesempatan kerja, dapat

pula tercermin dari dukungan kemampuan pemerintah (fiskal) yang tidak terus

menerus defisit, hingga makin tergantung pada utang luar negeri (memperbesar utang)

ditambah menutup defisit dengan menjual kekayaan negara (aset negara); kemampuan

sektor moneter (bank) sebagai lembaga intermediasi, memupuk modal (simpanan

masyarakat) untuk disalurkan sebagai kredit meningkatkan taraf hidup rakyat banyak

(perluasan kesempatan kerja artinya peningkatan pendapatan).

Selain sektor fiskal dan moneter yang sehat, fundamental ekonomi makro kuat,

perlu didukung sektor perdagangan luar negeri yang sehat atau neraca pembayaran

yang favorable. Artinya cadangan devisa yang tersedia dan tercatat di Bank Indonesia

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
sebagai manajer cadangan devisa - merupakan hasil dari surplus ekspor, bukan

bersumber dari masuknya modal dari luar negeri, tambahan utang atau arus masuknya

asing (PMA).

Pertumbuhan ekonomi, perluasan kesempatan kerja, fiskal, moneter/bank yang sehat

dan perdagangan luar negeri yang surplus (cadangan devisa naik, bukan karena tambahan

utang), pertumbuhan ekonomi tanpa kerusakan lingkungan (banjir, hutan gundul, polusi air)

merupakan prasyarat untuk fundamental ekonomi makro kuat. Menurut H. Soeharsono Sagir

Fundamental ekonomi kuat, tidak hanya berindikasi inflasi dan nilai tukar terkendali atau stabil.

Ekonomi makro kuat, jika kita bebas dari ekonomi biaya tinggi, dan produk kita memiliki

unggulan daya saing (kompetitif, dengan ekspor lebih besar daripada impor).

3.2 Inflasi (inflation)

Inflasi sendiri didefenisikan sebagai kondisi apabila tingkat harga-harga dan biaya-

biaya umum naik, harga beras, bahan bakar mobil, tingkat upah, harga tanah, sewa

barang-barang modal juga mengalami kenaikan. Kebalikannya adalah deflasi dimana

harga-harga dan biaya-biaya secara umum turun. (Samuelson, 1989:196).

Sedangkan Lerner (Gunawan, 1991:1) mendefenisikan inflasi sebagai suatu

keadaan dimana terjadi kelebihan permintaan (excess demand) terhadap barang-

barang dalam perekonomian, secara keseluruhan dan terus-menerus. Kelebihan

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
permintaan tersebut dapat diartikan ganda yaitu, pengeluaran yang diharapkan terlalu

banyak dibandingkan dengan barang yang tersedia, atau barang yang tersedia terlalu

sedikit bila dibandingkan dengan tingkat pengeluaran yang diharapkan.

Ada beberapa alasan pentingnya laju inflasi diperhatikan dan dipelajari oleh

penentu kebijakan, yaitu:

1. Inflasi yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan distribusi tidak merata.

2. Inflasi yang tinggi dapat menyebabkan berkurangnya tabungan domestik yang

merupakan sumber dana investasi bagi negara sedang berkembang.

3. Inflasi yang tinggi mengakibatkan terjadinya deficit neraca perdagangan dan

meningkatkan utang luar negeri.

4. Inflasi yang tinggi dapat berdampak terhadap ketidakstabilan politik dalam

negeri.

5. Inflasi dapat merangsang pertumbuhan ekonomi melalui transfer sumber-

sumber dari masyarakat (rumah tangga) ke investor.

Inflasi adalah gejala kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan

terus menerus. Dari definisi ini, ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat

dikatakan telah terjadi inflasi:

Kenaikan harga

Bersifat umum

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Berlangsung terus menerus

Harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi dari pada

harga periode sebelumnya. Perbandingan tingkat harga bisa dilakukan dengan jarak

waktu yang lebih panjang: seminggu, sebulan, triwulan dan setahun.

Perbandingan harga juga bisa dilakukan berdasarkan patokan musiman.

Misalnya, pada musim paceklik harga beras bisa mencapai Rp. 5000 per kilogram.

sebab harga gabah telah naik. Tetapi di musim panen, harganya dapat lebih murah,

karena harga gabah juga biasanya lebih murah. Dengan demikian, dapat dikatakan

pada musim paceklik selalu terjadi kenaikan harga beras.

Kenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi jika kenaikan

tersebut menyebabkan harga-harga secara umum naik. Misalnya harga buah mangga

di medan, jika belum musimnya dapat mencapai Rp. 15.000,00 per kilogram. Tetapi

jika sudah musimnya, dpat di beli hanya dengan harga Rp. 5.000,00 Rp. 7.500,00

per kilogram. Jadi harga mangga pada periode-periode tertentu akan mengalami

kenaikan dua sampai tiga kali lipat. Tetapi kenaikan mangga yang sangat tajam

tersebut tidak menimbulkan inflasi, karena komoditas lain tidak naik. Mangga

bukanlah komoditas pokok, sehingga tidak memiliki dampak besar terhadap sabilitas

harga.

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Kenaikan harga yang bersifat umum juga belum akan memunculkan inflasi,

jika terjadinya hanya sesaat. Jika pmerintah melaporkan bahwa inflasi tahun ini adalah

10%, artinya akumulasi inflasi adalah 10% per tahun. Inflasi triwulan rata-rata 2,5%

(10%:4), sedangkan inflasi bulanan sekitar 0,83% (10%:12).

Milton Friedman seorang ekonom besar yang memenangkan hadiah nobel

dalam ilmu ekonomi pada tahun 1976 memandang bahwa inflasi merupakan bagian

dari ekonomi moneter, sebagaimana diungkapkannya dalam sebuah tulisannya, bahwa

Inflasi selalu dan dimana pun merupakan fenomena moneter, (Mankiw, 2000:154)

Analisis ekonomi dan kebijakan ekonomi terhadap inflasi sejak tahun 1970-an

dapat dibedakan menjadi dua kelompok aliran, yakni Keynesian dan Monetaris.

Teori inflasi Keynes mengasumsikan bahwa perekonomian sudah berada pada

tingkat full employment. Menurut Keynes kuantitas uang tidak berpengaruh terhadap

tingkat permintaan total, karena suatu perekonomian dapat mengalami inflasi

walaupun tingkat kuantitas uang tetap konstan. Jika uang beredar bertambah maka

harga akan naik. Kenaikan harga ini akan menyebabkan bertambahnya permintaan

uang untuk transaksi, dengan demikian akan menaikkan suku bunga. Hal ini akan

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
mencegah pertambahan permintaan untuk investasi dan akan melunakkan tekanan

inflasi.

Teori inflasi Moneterisme berpendapat bahwa, inflasi timbul disebabkan oleh

kebijaksanaan moneter dan fiskal yang ekspansif, sehingga jumlah uang beredar di

masyarakat sangat berlebihan. Kelebihan uang beredar di masyarakat akan

menyebabkan terjadinya kelebihan permintaan barang dan jasa di sektor riil. Menurut

golongan moneteris, inflasi dapat diturunkan dengan cara menahan dan

menghilangkan kelebihan permintaan melalui kebijakan moneter dan fiskal yang

bersifat kontraktif, atau melalui kontrol terhadap peningkatan upah serta penghapusan

terhadap subsidi atas nilai tukar valuta asing.

Inflasi sendiri didefenisikan sebagai kondisi apabila tingkat harga-harga dan

biaya-biaya umum naik, harga beras, bahan bakar mobil, tingkat upah, harga tanah,

sewa barang-barang modal juga mengalami kenaikan. Kebalikannya adalah deflasi

dimana harga-harga dan biaya-biaya secara umum turun. (Samuelson, 1989:196).

Sedangkan Lerner (Gunawan, 1991:1) mendefenisikan inflasi sebagai suatu

keadaan dimana terjadi kelebihan permintaan (excess demand) terhadap barang-

barang dalam perekonomian, secara keseluruhan dan terus-menerus. Kelebihan

permintaan tersebut dapat diartikan ganda yaitu, pengeluaran yang diharapkan terlalu

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
banyak dibandingkan dengan barang yang tersedia, atau barang yang tersedia terlalu

sedikit bila dibandingkan dengan tingkat pengeluaran yang diharapkan.

3.3 Investasi

Investasi didefinisikan sebagai semua pengeluaran pada barang-barang kapital riil.

Akan tetapi, dalam investasi juga mencakup pembelian aktiva. Secara umum

pengeluaran invesasi berkaitan dengan pengelolaan sumber daya yang ada saat ini

untuk diperoleh penggunaan atau manfaatnya pada saat yang akan datang.

Dilihat dari jenisnya, investasi dapa di bagimenjadi dua macam yaitu investasi

riil dan investasi finansial. Yang dimaksud dengan investasi riil yaitu investasi

terhadap barang-barang tahan lama (barang-barang modal) ang akan digunakan dalam

proses produksi. sedangkan investasi finansial adalah investasi terhadap surat-surat

berharga, misalnya pembelian saham, obligasi dan surat bukti hutang lainnya. Dari

segi siapa kah yang pada umumnya melakukan investasi dapat dinyatakan sebagai

berikut:

1. pemerintah (public investment)

2. swasta (private investment)

3. pemerinah dan swasta

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Investasi mempunyai peranan yang penting dalam unsur pendapatan nasional,

penurunan investasi akan memberikan dampak penurunan yang lebih besar terhadap

pendapatan nasional. Penurunan investasi akan menyebabkan tingkat tingkat

pendapatan nasional akan menurun karena peranan investasi terhadap kapasitas

produksi sangat besar. Investasi akan memperbesar pengeluaran masyaraka melalui

peningkatan pendapatan masyarakat. Faktor produksi akan mengalami penyusutan,

sehingga akan mengalami produktivitas. Supaya tidak terjadi penurunan produktivitas

harus diimbangi dengan investasi yang lebih besar dari penyusunan faktor-faktor

produksi. Perekonomian masyarakat akan berkembang secara dinamis dengan naiknya

investasi yang lebih besar dari penyusuan faktor produksi. Bila penambahan investasi

lebih kecil, maka terjadi stagnasi perekonomian untuk dapat berkembang.

Ketidakstabilan investasi ini, membuat ahli ekonomi mengikuti pandangan

keynes: agar perekonomian dapat berkembang dan tumbuh, kebijakan moneter

diperlukan untuk mengatur tingkat bunga yang layak untuk mengadakan invstasi,

karena tingkat bunga yang tinggi akan menekan tingkat investasi dalam perekonomia.

Keynes mengatakan, masalah investasi baik diinjau dari penentuan jumlahnya maupun

kesempatan untuk mengadakan investasi itu sendiri, didasarkan pada konsep tingkat

pengembalian modal. Investasi dilakukan, apabila itngkat pengembalian modal lebih

besar dari tingkat bunga yang berlaku.

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
3.4 Jumlah Uang Beredar

Jumlah uang beredar adalah total stok uang dalam perekonomian pada periode tertentu

yang biasanya dalam kurun waktu satu tahun anggran. Jumlah uang beredar bukan

hanya untuk uang yang beredar di tangan masyarakat, melainkan seluruh uang yang

dikeluarkan secara resmi oleh bank sentral maupun bank umum. Jumlah uang beredar

yang dimaksud disini adalah jumlah keseluruhan uang kartal dan uang giral yang

beredar pada periode tahunan.

Uang kartal adalah uang yang dikeluarkan dan diterbitkan oleh pemerintah

melalui bank indonesia (bank sentral). Uang kartal merupakan jenis uang yang di akui

oleh pemerintah sebagai alat pembayaran sah, dan keberadaannya dilindungi oleh

undang-undang. Uang kartal dapat berupa uang kertas maupun uang logam yang

berlaku, tidak termasuk uang kas pada KPKN (kantor perbendaharaan dan kas negara)

dan bank umum. Yang dimaksud uang giral adalah uang yang diterbitkan oleh bank-

bank umum. Sebagai contoh rekening giro, surat hutang, kiriman uang, simpanan

berjangka dan tabungan dalam rupiah yang sudah jatuh waktu, yang seluruhya

merupakan simpanan penduduk dalam rupiah pada sistim moneter.

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
3.6 Perdagangan Luar Negeri

Perdagangan luar negeri adalah perdagangan antar negara yang memiliki kesatuan

hukum dan kedaulatan yang berbeda dengan kesepakatan tertentu dan memenuhi

kaidah-kaidah baku yang telah ditentukan dan diterima secara internasional.

Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perdagangan luar negeri

diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Untuk memperoleh barang atau sumber daya yang tidak dapat dihasilkan di

dalam negeri.

2. Untuk mendapatkan barang yang sebenarnya dapat dihasilkan di dalam negeri

tetapi kualitasnya belum memenuhi syarat.

3. Untuk mendapatkan teknologi yang lebih modern dalam rangka

memberdayakan sumber daya alam di dalam negeri.

4. Untuk memperluas pasaran produk yang dihasilkan di dalam negeri.

5. Mendapatkan keuntungan.

Dalam konteks perdagangan luar negeri terkadang volume perdagangan antara

negara diistilahkan dengan defisit dan surflus. Defisit terjadi bila pembeliannya

(impor) lebih banyak dari pada penjualannya (ekspor), sebaliknya surflus bila

penjualannya (ekspor) lebih besar dari pembeliannya (impor).

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Nilai ekspor mencerminkan permintaan barang dan jasa yang dihasilkan

perekonomian suatu daerah oleh masyarakat luar negeri. Kenaikan nilai ekspor

merupakan indikasi kenaikan permintaan oleh masayarakat luar negeri terhadap

barang dan jasa yang dihasilkan perekonomian daerah tersebut. Oleh karena itu, jika

nilai ekspor suatu daerah meningkat akan mendorong naiknya harga-harga.

Nilai impor menunjukkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa

yang dihasilkan oleh masyarakat luar negeri. Peningkatan nilai impor memberikan

indikasi bahwa permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa yang dihasilkan

masyarakat luar negeri menngkat. Kenaikan nilai impor ini akan menambah barang

dan jasa di dalam perekonomian, sehingga laju inflasi akan menurun

3.7 Laju Inflasi di Sumatera Utara

Inflasi merupakan salah satu indikator dalam perencanaan perekonomian

pembangunan suatu daerah. Tinggi rendahnya angka inflasi akan memberikan dampak

bagi perekonomian. Terlalu tingginya angka inflasi lebih dari 2 digit dapat

menghambat pembangunan, karena dapat memperkecil nilai pendapatan riil.

Inflasi di Sumut adalah gejala inflasi pada umumnya yang merupakan

pergerakan harga-harga umum yang sifatnya stationary. Inflasi bukan merupakan

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
trend melainkan gerakan naik turunnya harga-harga umum sebagai akibat dari

perubahan-perubahan variabel bebas, yang umumnya terkait erat dengan

meningkatnya jumlah uang beredar. Kenaikan jumlah uang beredar dalam

perekonomian Sumut dapat terjadi karena meningkatnya pengeluaran agregat yang

dipicu oleh ekspansi kredit (ekspansi moneter secara umum) dan peningkatan

pengeluaran oleh pemerintah daerah Propinsi, Kabupaten atau Kota.

Berikut data inflasi dan variabel-variabel makro lainnya di propinsi sumatera

utara tahun 1990-2006:

Tabel 3.1 Data Inflasi Dan Variabel-Variabel Makro Lainnya di Propinsi


Sumatera Utara Tahun 1990-2006

Inflasi jumlah Uang


Obs Investasi Ekspor Impor
Beredar
(%) (US. $.000) (ton) (ton)
(miliar rupiah)
1990 7,56% 588.613,83 3.021.622 1.537.463 23.819
1991 8,99% 49.163,59 3.478.838 1.390.363 26.342
1992 4,56% 129.290,00 3.711.046 1.405.989 28.779
1993 9,75% 55.695,33 3.949.725 1.875.391 36.806

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
1994 6,78% 20.255,93 4.083.768 1.727.141 45.374
1995 10,54% 104.843,11 3.633.141 2.128.075 52.677
1996 8,7% 58.222,54 3.920.002 2.302.568 64.089
1997 13,1% 61.406,62 4.886.759 2.139.307 78.343
1998 83,56% 81.419,40 4.401.819 959.311 101.197
1999 1,37% 58.805,03 5.150.993 2.601.042 124.632
2000 5,73% 78.826,00 5.166.654 2.620.166 162.186
2001 14,78% 39.902,11 5.492.341 2.830.242 177.731
2002 9,59% 13.822,57 6.622.573 2.684.055 191.939
2003 4,23% 97.757,97 5.490.113 2343.112 223.799
2004 6,80% 77.672,04 7.512.890 3.221.858 253.818
2005 22,41% 85.834,58 8.174.804 3.717.119 281.905
2006 15,28% 182.038,82 8.704.825 4.404.172 361.073
Sumber: BPS Propinsi Sumatera Utara

Berdasarkan gambar di atas bahwa stabilitas harga di Sumut berada pada laju

inflasi di bawah dua digit untuk waktu yang lama. Kecuali pada tahun 1995, 1997,

1998 dan 2001, 2002 dan 2006. angka inflasi menembus dua digit dan yang terparah

teradi pada tahun 1998 dengan laju inflasi mencapai angka tertinggi, yakni 83,56%.

Tetapi seiring dengan kebijakan-kebijakan stabilisasi yang dilakukan secara nasional,

misalnya pengetatan jumlah uang beredar (tigh money policy), menurunkan suku

bunga SBI, maka inflasi tahun 1999 di Sumut turun drastis hingga hanya 1,37%.

Tetapi perlu diingat bahwa inflasi sebenarnya merupakan gejala lumrah perekonomian

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
yang bergairah dengan naiknya pengeluaran agregat, tetapi inflasi pada tahun 1998

lebih banyak disebabkan oleh imported inflation karena depresiasi nilai rupiah yang

besar selama 1997-1998. Banyak perusahaan industri mengalami kenaikan biaya

produksi akibat naiknya harga bahan baku impor dalam rupiah.

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
83.56%

22.41%

14.78% 15.28%
13.10%
9.75% 10.54%
8.99% 8.70% 9.59%
7.56%
6.78% 6.80%
4.56% 5.73%
4.23%
1.37%

Gambar 3.1 Pertumbuhan Laj u Inflasi untuk Tahun 1990-2006

Dari gambar diatas masa krisis (resesi) inflasi yang tinggi terjadi pada tahun

1998 yang merupakan gejala cost push inflation yang tidak saja karena faktor-faktor

struktural dalam negeri dan di daerah sendiri, tetapi juga karena kenaikan biaya

produksi yang menggunakan bahan baku impor dan barang konsumsi impor.

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Investasi sangat diharapkan sebagai penggerak perekonomian Sumatera Utara,

karena terbatasnya dan yang dimiliki pemerintah Propinsi Sumatera Utara. Untuk

menggerakkan pertumbuhan ekonomi ini, peran investasi oleh swasta sangat

diharapkan, baik investasi dari luar negeri (PMA) maupun investasi dalam negeri

(PMDN).

Dari tabel diatas juga dapat dilihat puncak investasi di sumatera utara terjadi

pada tahun 1990. hal ini bisa dicapai dengan banyaknya bermunculan bank-bank

swasta baru milik konglomerat indonesia. Penurunan tingkat investasi 1991 sangat

besar karena gairah perekonomian mengalami penurunan. Pada tahun 2002 adalah

tingkat investasi terendah di sumatera utara dari tahun 1990-2006.

Perdagangan luar negeri sumatera utara terus mengalami peningkatan pada

tahun 2003 sampai pada tahun 2006. pada tahun 2006 volume ekspor sumatera utara

mencapai nilai tertinggi 8,7 juta ton dan volume impor sebesar 3,4 juta ton Yang juga

merupakan impor tertinggi untuk tahun 1990 sampai tahun 2006. sedangkan jumlah

uang beredar terus mengalami peningkatan mulai dari tahun 1990 sampai tahun 2006.

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
BAB 4

ANALISIS DATA

4.1 Analisis Data

Data Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat

Statistik Sumatera Utara, untuk kemudian di analisis dengan metode Ordinary Least

Square (OLS). Adapun alat bantu dalam mengolah data sekunder ini adalah Program

SPSS.

Dari perhitungan data (Lampiran B) diperoleh suatu persamaan:

x 1 y = b1 x12 + b2 x1 x 2 + b3 x1 x3 + b4 x1 x 4

x 2 y = b1 x1 x 2 + b2 x 22 + b3 x 2 x3 + b4 x 2 x 4

x 3 y = b1 x 1 x3 + b2 x 2 x3 + b3 x32 + b4 x3 x 4

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
x 4 y = b1 x1 x 4 + b2 x 2 x 4 + b3 x3 x 4 + b4 x 42

Dapat disubtitusikan nilai-nilai yang bersesuaian , sehingga di peroleh

persamaan:

4.410.994,81 = 274.319.330.959,49b1 - 742.714.539.580,18b2 -

213.980.930.457,93b3 - 28.747.893.943,23b4

-17.481.589,47 = -742.714.539.580,18 b1 + 46.183.504.627.848 b2 +

21.572.697.318.943b3 + 2.694.143.803.898 b4

-79.853.791,38 = -213.980.930.457,93 b1 + 21.572.697.318.943b2 +

12.444.993.190.197,50b3 + 1.290.194.499.943,76b4

-316.903,04 = -28.747.893.943,23 b1 + 2.694.143.803.898b2 +

1.290.194.499.943,76 b3 + 169.676.229.269,88b4

Setelah persamaan di atas diselesaikan, maka diperoleh koefisien-koefisien

regresi linier ganda sebagai berikut:

b1 = 0,0000023 b2 = 0,0000087 b3 = -0,000033 b4 = 0,000

Unuk mendapatkan b0 :

b0 = Y b1 X 1 b2 X 2 b3 X 3 b4 X 4

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
b0 = 13,75 0,0000023(104.915,61) 0,0000087(5.141.289) +
0,000033(2.346.257,3) - 0,000(131.441,65)

b0 = 30,375

Dengan demikian persamaan regresi linier ganda atas X1, X2, X3, dan X4 adalah

Y = 30,375 + 0,0000023 X 1 + 0,0000087 X 2 0,000033 X 3 + 0,000 X 4

Langkah selanjutnya adalah melakukan uji hipotesis nyata tidaknya model

regresi linier dengan mengambil hipotesa:

H0: b0 = b1 = b2 = b3 = b4 = 0

H1: b0 = b1 = b2 = b3 = b4 0

Atau dengan kata lain

H0 : tidak ada hubungan linier antara variabel bebas dan variabel terikat

H1 : ada hubungan linier antara variabel bebas dan variabel terikat

Uji yang dilakukan untuk menguji hipotesa tersebut adalah dengan

menentukan nilai F. Untuk menentukan nilai F perhatikan tabel berikut:

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Tabel 4.1.1 Tabel Untuk Menentukan Nilai F

Obs Y e = Yi Y (Y Y )
i
2
Y Y (Y Y )2

1 10.16241502 -2.60 6.77 -3.59 13


2 18.09760611 -9.10760611 82.95 4.35 19
3 20.08549995 -15.5254999 241.04 6.34 40
4 7.449429648 2.300570352 5.29 -6.30 40
5 14.46768264 -7.68768264 59.10 0.72 1
6 -1.658680364 12.19868036 148.81 -15.41 237
7 -3.657944955 12.35794496 152.72 -17.41 303
8 11.90600106 1.193998942 1.43 -1.84 3
9 49.48816734 34.07183266 1,160.89 35.74 1,277
10 4.490932229 -3.12093223 9.74 -9.26 86
11 8.538940954 -2.80894095 7.89 -5.21 27
12 6.215403209 8.564596791 73.35 -7.53 57
13 22.57218719 -12.9821872 168.54 8.82 78
14 27.94771443 -23.7177144 562.53 14.20 202
15 20.1349916 -13.3349916 177.82 6.38 41
16 12.93324235 9.476757647 89.81 -0.82 1
17 4.556411577 10.72358842 115.00 -9.19 85
Jlh 3,063.67 -0.020 2,508.223

(Y )
2
i Y
p
Fhit =
(Y )
2
i Y
n ( p + 1)

2.508,2
= 4
3.056,9
12

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
= 2,46

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, dari distribusi Ftabel untuk

dkpembilang = 4, dkpenyebut = 12 dan Ftabel (0,05) = 3,26. sehingga didapat Fhitung lebih

kecil Ftabel maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini berarti tidak ada hubungan linier

antara variabel bebas dan variabel terikat. Dikarenakan tidak terdapat hubungan linier,

maka hubungan antara variabel tersebut adalah non linier. Untuk mendeteksi

hubungan tersebut dapat dilihat melalui pendekatan model dari visualisasi grafik

scatterplot masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.

100% 100%

80%
80%

60%
60%
Inflasi
Inflasi

40%
40%

20%
20%

0%
0%

3000000.000 4000000.000 5000000.000 6000000.000 7000000.000 8000000.000 9000000.000


0.000 100000.000 200000.000 300000.000 400000.000 500000.000 600000.000
Ekspor
Investasi

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
100% 100%

80% 80%

60% 60%

Inflasi
Inflasi

40%
40%

20%
20%

0%
0%

0.000 100000.000 200000.000 300000.000 400000.000


500000.000 1000000.000 1500000.000 2000000.000 2500000.000 3000000.000 3500000.000 4000000.000 4500000.000
Jumlah Uang Beredar
Impor

Gambar 4.1.1 Visualisasi Grafik Masing-Masing Variabel Independen Terhadap

Inflasi

Dari visualisasi grafik scatterplot dapat dilihat bahwa model linier sangat tidak

mungkin terjadi, maka data perlu untuk ditransformasi supaya menjadi linier. Model

diatas linier dalam parameter tetapi tidak dalam variabel. peneliti mencoba dengan

pendekatan model transformasi kebalikan (grafik lebih dekat ke fungsi kebalikan)

1 1 1 1
Yi = a + b1 + b2 + b3 + b4 + e
X1 X2 X3 X4

Atau dapat dituliskan persamaan estimasi Y:

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Yi = a + b1 X 1* + b2 X 2* + b3 X 3* + b4 X 4* + e

Dari persamaan:

x 1
*
( )
y = b1 x1*
2
+ b2 x1 x 2 + b3 x1 x3 + b4 x1 x 4
* * * * * *

x 2
*
y = b1 x1 x 2 + b2 x 2*
* *
( ) 2
+ b3 x 2 x3 + b4 x 2 x 4
* * * *

x 3
*
y = b1 x 1 x3 + b2 x 2 x3 + b3 x3*
* * * *
( ) 2
+ b4 x3 x 4
* *

x 4
*
y = b1 x1 x4 + b2 x2 x4 + b3 x3 x4* + b4 x4*
* * * * *
( ) 2

Dapat disubtitusikan nilai-nilai yang bersesuaian (lampiran C), sehingga di peroleh

persamaan:

- 0.00052953 = 48.10-10 b1 3.10-12 b2 5.10-12 b3 55.10-11 b1

-0.00000087 = -3.10-12 b1 + 65.10-15 b2 + 14.10-14 b3 + 118.10-13 b4

0.00003615 = -5.10-12 b1 + 14.10-14 b2 + 65.10-14 b3 + 25.10-12 b4

-0.00067970 = - 55.10-11 b1 118.10-13 b2 + 25.10-12 b3 + 27.10-10 b4

Setelah persamaan diatas diselesaikan, maka diperoleh koefisien-koefisien

regresi linier berganda setelah parameternya ditransformasi sebagai berikut:

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
b1 = -155978 b2 = -9 x 107 b3 = 108 b4 = -838183

b0 = Y b1 X 1 b2 X 2* b3 X 3* b4 X 4*
*

b0 = 13,75 (-155978x0,000018808) - ( -9 x 107x 0,000000213) (108x0,00000049)

(-838183x0,000015346)

b0 = - 1,87

Sehingga persamaan regresi linier ganda setelah ditransformasi adalah:

Y = 1,87 155978 X 1* 9.10 7 X 2* + 10 8 X 3* 838183 X 4*

Untuk menguji kelineran dilakukan uji hipotesis nyata tidaknya model regresi

linier dengan mengambil hipotesa:

H0: b0 = b1 = b2 = b3 = b4 = 0

H1: b0 = b1 = b2 = b3 = b4 0

Atau dengan kata lain

H0 : tidak ada hubungan linier antara variabel bebas dan variabel terikat

H1 : ada hubungan linier antara variabel bebas dan variabel terikat

Uji yang dilakukan untuk menguji hipotesa tersebut adalah dengan

menentukan nilai F . Untuk menentukan nilai Fhit perhatikan tabel

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Tabel 4.1.2 Tabel Untuk Uji F dan Kekeliruan Taksiran Baku

No Y Y (Y Y )
i (Y Y )
i
2
(Y Y ) (Y Y )2

1 7.56 -0.14049 7.70049 59.29754624 -13.89049 192.9457124


2 8.99 11.56854 -2.57854 6.648868532 -2.18146 4.758767732
3 4.56 17.06856 -12.50856 156.4640733 3.31856 11.01284047
4 9.75 4.72814 5.02186 25.21907786 -9.02186 81.39395786
5 6.78 9.68733 -2.90733 8.452567729 -4.06267 16.50528753
6 10.54 4.22798 6.31202 39.84159648 -9.52202 90.66886488
7 8.70 4.02247 4.67753 21.8792869 -9.72753 94.6248399
8 13.10 14.70667 -1.60667 2.581388489 0.95667 0.915217489
9 83.56 75.88109 7.67891 58.96565879 62.13109 3860.272345
10 1.37 10.86913 -9.49913 90.23347076 -2.88087 8.299411957
11 5.73 12.86145 -7.13145 50.8575791 -0.88855 0.789521103
12 14.78 9.49007 5.28993 27.9833594 -4.25993 18.1470036
13 9.59 7.37 2.22 4.9284 -6.38000 40.7044
14 4.23 20.44807 -16.21807 263.0257945 6.69807 44.86414172
15 6.80 12.87463 -6.07463 36.90112964 -0.87537 0.766272637
16 22.41 10.07432 12.33568 152.1690011 -3.67568 13.51062346
17 15.28 7.99205 7.28795 53.1142152 -5.75795 33.1539882
Jlh 233.73 233.73 0.00 1058.563014 -0.01999 4513.333196

Dimana:

(Y )
2
i Y
p
Fhit =
(Y )
2
i Y
n ( p + 1)

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
4513,333196
= 4
1058,563014
12

= 12,791

Ftab = F(4, 12, 0.05) = 3,26 sehingga di dapat Fhitung lebih besar Ftabel maka H0 ditolak dan

H1 diterima. Hal ini berarti terdapat hubungan linier antara variabel bebas dan variabel

terikat dan variabel independen secara nyata memberi konstribusi secara bersama-sam

a terhadap variabel dependen.

Untuk menghitung kekeliruan baku taksiran diperlukan harga-harga Y yang

diperoleh dari persamaan regresi di atas.

(Y )2
Dengan k = 4, n = 17 dan i Y = 1058.563014, di dapat:

(Y )
2
Y
=
2 i
S y .12... k
n k 1

1058,563014
S 2 y.1.2...k =
17 4 1

= 88,2135845

S y .1.2...k = 9,392208712

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Ini berarti bahwa rata-rata inflasi yang sebenarnya akan menyimpang dari rata-

rata yang diperkirakan sebesar 9,39%.

4.2 Pengujian Model Terhadap Asumsi Klasik

Model regresi yang dihasilkan estimator linear tidak bias yang terbaik (Best Lenear

Unbias Estimator/BLUE) jika dipenuhi beberapa asumsi:

4.2.1 Non Multikolinearitas

Untuk mendeteksi adanya kolinearitas antar variabel bebas adalah dengan melihat

korelasi parsial antara variabel bebas, jika terdapat korelasi yang tinggi antara variabel

bebas (mendekati korelasi ganda) atau dapat juga didteksi dari nilai VIF:

( )
VIF = 1 / 1 R 2 xi dengan R xi2 adalah koefisien determinasi jika peubah Xi diprediksi

dari peubah independen lainnya. (nilai VIF dapat dilihat dilampiran). bila nilai VIF

nya signifikan maka kemungkinan terdapat adanya multikolienaritas.

Multikolienaritas yang tidak serius terjadi jika VIF berada antara satu sampai sepuluh

(Myers, 1995).

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Untuk menghilangkan adanya kolianearitas, salah satunya dengan cara tidak

mengikut sertakan variabel yang mempunyai nilai korelasi yang tinggi (VIF yang

signifikan) ke dalam model yang baru, dalam perhitungan SPSS diperoleh bahwa

variabel ekspor mempunyai VIF yang besar (lihat di lampiran). Sehingga variabel

ekspor tidak diikutsertakan ke dalam model estimasi (jumlah variabel independen

berkurang). Untuk menentukan persamaan model setelah mengalami perlakuan

reduksi adalah meregresilinearkan kembali dengan metode OLS seperti diatas dan

hasilnya diperoleh:

b0 = -16,365 b1 = -143894 b3 = 108 b4 = -1175309

Sehingga diperoleh persamaan untuk estimasinya:

Y = 16,365 143894 X *1 + 10 8 X 3 1175309 X 4


* *

Dimana:

X1 = investasi

X3 = impor

X4 = jumlah uang beredar

Untuk melihat apakah variabel-variabel yang diikutsertakan dalam model

estimasi tersebut masih mempunyai hubungan kolinearitas, dapat dihitung dengan

menentukan nilai VIF nya (lihat di lampiran).

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
X1* nilai VIF = 1,02

X3* nilai VIF = 1,52

X4* nilai VIF = 1,54

Karena nilai VIF tidak begitu besar maka kesimpulannya adalah tidak terdapat

multikolinearitas.

4.2.2 Mendeteksi Adanya Non-Autokorelasi

Untuk mendeteksi adanya autokorelasi adalah dengan cara melihat nilai D-W (Durbin-

watson).

Hipotesis yang digunakan:

H0 : tidak ada autokorelasi antar sisaan

H1 : ada autokorelasi antar sisaan

n 2

(e t et 1 )
Statistik uji: d = t =2
2
, Dengan et = Yt - Yt
t =n

e
t =1
t

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Tabel 4.2.2.1 Untuk Menghitung Uji Autokorelasi

No Y Y (
e = Yi Y ) (
e 2 = Yi Y )2
et et 1 (et e t 1 )2
1 7.56 0.63331 6.92669 47.97903
2 8.99 9.43297 -0.44297 0.19622 -7.36966 54.31188852
3 4.56 14.24025 -9.68025 93.70724 -9.23728 85.3273418
4 9.75 4.19780 5.55220 30.82692 15.23245 232.027533
5 6.78 10.20041 -3.42041 11.69920 -8.97261 80.50773021
6 10.54 8.81474 1.72526 2.97652 5.14567 26.47791975
7 8.70 8.19255 0.50745 0.25751 -1.21781 1.483061196
8 13.10 14.91122 -1.81122 3.28052 -2.31867 5.376230569
9 83.56 75.43113 8.12887 66.07853 9.94009 98.80538921
10 1.37 12.23272 -10.86272 117.99869 -18.99159 360.6804907
11 5.73 14.76229 -9.03229 81.58226 1.83043 3.350473985
12 14.78 10.83419 3.94581 15.56942 12.97810 168.4310796
13 9.59 6.40913 3.18087 10.11793 -0.76494 0.585133204
14 4.23 21.54134 -17.31134 299.68249 -20.49221 419.9306707
15 6.80 10.35373 -3.55373 12.62900 13.75761 189.2718329
16 22.41 6.93122 15.47878 239.59263 19.03251 362.2364369
17 15.28 4.61099 10.66901 113.82777 -4.80977 23.13388745
Jlh 233.73 233.72999 0.0000 1148.00189 3.74232 2111.93710

Berdasarkan tabel diatas, diperoleh:

2111,9371
d= = 1,839
1148,00189

Artinya Dari hasil estimasi pada model diperoleh nilai D-W = 1,839.

berdasarkan tabel pada bab 2.2.2.3 diperoleh kesimpulan bahwa nilai ini terletak

diantara nilai kesimpulan tidak ada autokorelasi.

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
4.2.3 Analisa Residu

Tabel. 4.2.3.1 Residu dan Rank Spearman

rank(Y) rank(e) d
No Y e
(ry) (re) (ry-re)
d2
1 0.63331 6.92669 17 4 13 169
2 9.43297 -0.44297 10 10 0 0
3 14.24025 -9.68025 5 15 -10 100
4 4.19780 5.55220 6 5 1 1
5 10.20041 -3.42041 9 12 -3 9
6 8.81474 1.72526 11 8 3 9
7 8.19255 0.50745 12 9 3 9
8 14.91122 -1.81122 3 11 -8 64
9 75.43113 8.12887 1 3 -2 4
10 12.23272 -10.86272 6 16 -10 100
11 14.76229 -9.03229 4 14 -10 100
12 10.83419 3.94581 7 6 1 1
13 6.40913 3.18087 14 7 7 49
14 21.54134 -17.31134 2 17 -15 225
15 10.35373 -3.55373 8 13 -5 25
16 6.93122 15.47878 13 1 12 144
17 4.61099 10.66901 15 2 13 169
jlh 233.72999 0.0000 1178

Untuk nilai rata-rata residu (e) = 0 dipenuhi

Varian (ej) = varian (ek) = 2

Koefisien korelasi rank spearman:

1178
rs = 1 6 = -0,444
(
15 15 1
2
)

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
0,444 13
t uji = = -1,785
1 (,444 )
2

ttabel = t(13;0.05) = 2,16

kesimpulan:

t uji < ttabel

Berdasarkan kondisi ini maka varian (ej) = varian (ek). Sehingga asumsi ini dipenuhi.

PLOT RESIDU


Unsta ndardized Resid ual

10.00







0.00
Mean = 0.00000



-10.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

Case

Gambar 4.2.3.1 Plot Residu

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Dengan demikian model persamaan yang digunakan sudah memenuhi asumsi-

asumsi regresi, sehingga teknik analisis dengan menggunakan metode kuadrat terkecil

biasa (OLS) menghasilkan penaksir tak bias.

4.3 Pengujian Regresi Linier Ganda

Tabel. 4.3.1 Tabel Untuk Pengujian Regresi Linier Ganda

No Y (Y Y )
i (Y Y )
i
2
(Y Y ) (Y Y )2

1 0.63331 6.92669 47.97903 -13.11669 172.04756


2 9.43297 -0.44297 0.19622 -4.31703 18.63675
3 14.24025 -9.68025 93.70724 0.49025 0.24035
4 4.19780 5.55220 30.82692 -9.55220 91.24452
5 10.20041 -3.42041 11.69920 -3.54959 12.59959
6 8.81474 1.72526 2.97652 -4.93526 24.35679
7 8.19255 0.50745 0.25751 -5.55745 30.88525
8 14.91122 -1.81122 3.28052 1.16122 1.34843
9 75.43113 8.12887 66.07853 61.68113 3804.56180
10 12.23272 -10.86272 117.99869 -1.51728 2.30214
11 14.76229 -9.03229 81.58226 1.01229 1.02473
12 10.83419 3.94581 15.56942 -2.91581 8.50195
13 6.40913 3.18087 10.11793 -7.34087 53.88837
14 21.54134 -17.31134 299.68249 7.79134 60.70498
15 10.35373 -3.55373 12.62900 -3.39627 11.53465
16 6.93122 15.47878 239.59263 -6.81878 46.49576
17 4.61099 10.66901 113.82777 -9.13901 83.52150
Jlh 233.72999 0.0000 1148.00189 -0.02001 4423.89512

Dimana:

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
(Y )2
i Y
p
Fhit =
(Y )
2
i Y
n ( p + 1)

4423,895
= 3
1148,0019
13

= 16,69

Ftab = F(3, 13, 0.05) = 3,41

Sehingga di dapat Fhitung lebih besar Ftabel maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Hal ini berarti terdapat hubungan linier antara variabel bebas dan variabel terikat dan

variabel independen secara nyata memberi konstribusi secara bersama-sama terhadap

variabel dependen.

4.4 Koefisien Determinasi

Untuk menghitung besarya nilai koefisien determinasi:

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
(Y )
n
2
i Y
R2 = i =1

(Y )
n
2
i Y
i =1

4423,895
R2 =
5571,9

= 0,794

Berarti variabel penjelas (independen variable) dapat menjelaskan perubahan

variabel tak bebas (dependen variable) sebesar 79,4%, sedangkan sisanya sebesar

20,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model.

4.5 Perhitungan Korelasi Antara Variabel Y Dengan Xi*

4.5.1 Hubungan Antara Inflasi dengan Investasi

ryx1 =
x y *
1
=
0,00052953
= 0,102
x y ( )
*2
1
2
10

48.10 5571,89

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Nilai negatif menandakan hubungan yang berlawanan antara inflasi dengan

investasi, artinya penambahan nilai investasi akan mengurangi inflasi, dan sebaliknya.

Tetapi hubungan keduanya hampir tidak berarti, ini ditandai dengan nilai r yang

begitu rendah yaitu 0,102

4.5.2 Hubungan Antara Inflasi dengan Impor

ryx 3 =
x y *
3
=
0,00003615
= 0,60
x y
(
)
*2 2
14
65.10 5571,89
3

Nilai positif menandakan hubungan yang searah antara inflasi dengan impor,

artinya penambahan nilai investasi akan meningkatkan inflasi, dan sebaliknya

penurunan nilai impor akan menurunkan inflasi. hubungan keduanya ditandai dengan

nilai r yaitu 0,60.

4.5.3 Hubungan Antara Inflasi dengan Jumlah Uang Beredar

ryx 4 =
x y *
4
=
0,0006797
= 0,175
x y
(
)
*2 2
10
27.10 5571,89
4

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Nilai negatif menandakan hubungan yang berlawanan antara inflasi dengan

jumlah uang beredar, artinya penambahan nilai jumlah uang beredar akan mengurangi

inflasi, dan sebaliknya. Tetapi hubungan keduanya hampir tidak berarti, ini ditandai

dengan nilai r yang begitu rendah yaitu 0,175.

4.6 Perhitungan Korelasi Antar Variabel Bebas

r13 =
x x *
1
*
3
=
52.10 13
= 0,09
x x *2
1
*2
3

48.10
10
65.10
14




r14 =
x x *
1
*
4
=
55.10 11
= 0,153
x x *2
1
*2
4

48.10
10
27.10
10



r34 =
x x *
3
*
4
=
25.10 12
= 0,59
x x *2
3
*2
4

65.10
14
27.10
10



Berdasarkan perhitungan diatas dapat dilihat bahwa yang mempunyai korelasi

yang kuat adalah antara impor dengan jumlah uang beredar.

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
4.6 Pengujian Koefisien Regresi Secara Individu

Untuk melihat apakah secara individu atau parsial msing-masing variabel independen

dalam model berpengaruh nyata terhadap variabel dependennya, dapat dilakukan

dengan uji t.

Hipotesisnya adalah:

H 0 : i = 0 (tidak ada pengaruh dari peubah Xi terhadap Y)

H 1 : i 0 (ada pengaruh dari peubah Xi terhadap Y)

bi
Dimana t hit = ,
S (bi )

S y2.12...k
dimana S bi = ,
*2
xi 1 Ri
2

(Y )2
Y
S y2.1.2...k = i

n k 1

1148.00189 = 88,31
S y2.1.2..k =
13

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Sehingga diperoleh:

88,31
S b1 = = 136191,6
48.10 10 1 0.09 2

88,31
S b3 = = 11794835,96
65.10 14 1 0,153 2

88,31
S b4 = = 223992,03
27.10 10 1 0,59 2

maka nilai untuk:

143894
t1 = = 1,05 3
136191,6

10 8
t3 = = 8,48
11794835,96

1175309
t4 = = 5,25
223992,03

Dengan mengambil = 5% , maka nilai ttab = t(0,05/2;13) = 2,16

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Dari nilai di atas diperoleh untuk nilai t1< ttab maka H0 diterima, artinya

variabel X1 tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas pada tingkat

kepercayaan 95% persen.

Untuk nilai t3 = 8,48 . t3 > tab maka H0 ditolak atau H1 diterima, artinya X3

berpengaruh nyata terhadap variabel dependen (Y) pada tingkat kepercayaan 95%.

Untuk nilai t4 = 5,25. t4 > ttab maka H0 ditolak atau H1 diterima, artinya X4

berpengaruh nyata terhadap variabel dependen (Y) pada tingkat kepercayaan 95% .

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Pengertian Implementasi Sistem

Implementasi sistem adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain

sistem yang ada dalam desain yang disetujui, menginstal, dan memulai sistem baru

atau sistem yang baru.

Tahapan implementasi sistem merupakan tahapan hasil desain tertulis ke

dalam programming. Dalam pengelolaan pada karya tulis ini penulis menggunakan

satu perangkat lunak sebagai implementasi sistem yaitu program SPSS 13.0 for

windows dalam masalah memperoleh hasil perhitungan.

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
5.2 SPSS (Staistical Product For Service Solution) Dan Komputer Statistika

SPSS sebagai software statistik, pertama kali dibuat tahun 1968 oleh tiga mahasiswa

untuk ilmu sosial (SPSS pada saat itu adalah singkatan dari Statistical Package for the

Social Science), sekarang diperluas untuk melayani berbagai jenis user, seperti untuk

riset ilmu-ilmu sains, produksi di pabrik dan lain sebagainya. Sehingga sekarang

kepanjangan SPSS adalah Statistical Package for Service Solution.

SPSS adalah suatu program komputer khusus statistik yang mampu

memproses data statistik secara cepat dan tepat.

5.3 Langkah-Langkah Pengolahan Data dengan SPSS

Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam menyelesaikan regresi linier

berganda dengan SPSS sesuai dengan data dalam penulisan ini:

1. Aktifkan program SPSS pada windows dengan perintah:

start lalu all program dan pilih SPSS for windows tekan SPSS 13.0 for

windows

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Gambar 5.1 Aktifkan Program SPSS

2. Setelah diklik tombol diatas, akan muncul tampilan data editor seperti gambar

berikut:

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Gambar 5.2 Tampilan Data Editor

Menamai variabel dan property yang diperlukan. Buat nama untuk setiap

variabel, jenis atau type, label data dan sebgainya. Untuk membuatnya kliktab

sheet variabel view yang ada di bagian kiri bawah, atau dapat langsung

menekan Ctrl+T. Tmampilannya sebagai berikut:

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Gambar 5.3 Tampilan Variabel View

2.1 Pengisian Variabel

Name, letakkan pointer pada kolom name klik ganda pada sel tersebut

dan ketik nama variabel yang mau dimasukkan (disingkat)

Type, tipe data untuk variabel yang mau dimasukkan (numeric)

Width, ketikkan 8

Decimal, ketikkan 2

Label. Label adalah keterangan untuk nama variabel yang disertakan

atau tidak. Ketikkan nama variabel dengan jelas (tanpa disingkat)

Value dan missing. Abaikan saja

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Column. Ketikkan 10

Align. Pilih left

Measure, Adalah hal yang penting menyangkut tipe variabel yang

nantinya menentukan jenis analisis yang digunakan.

Gambar 5.4 Pengisian Variabel View Dalam SPSS

2.2 Pengisian Data

Letakkan data pada baris pertama variabel inf. Kemudian isi data sesuai

dengan kasus diatas dengan mengetikkan data awal. Demikian pula

untuk pengisian untuk variabel lainnya. Setelah itu disimpan.

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Gambar 5.5 Pengisian Data View dalam SPSS

3. Pengolahan Data

berikut adalah data inflasi, investasi, ekspor, impor dan jumlah uang beredar

dalm SPSS:

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Gambar 5.6 Tampilan Data

Setelah kita mengisikan data pada SPSS Editor, ikuti langkah berikut:

1. Klik pada Analyze pada bagian Menu, lalu pilih Regression dan kemudian

pilih Linear

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Gambar 5.7 Tampilan Jendela Pengisian Pengolahan Data

Klik ekspor (X1), impor (X2), jumlah uang beredar(X3) dan investasi (X4) pada

kotak Independent(s), sedangkan inflasi (Y) pada kotak Dependent.

Gambar 5.8 Tampilan Jendela Pengisian Linier Regression


2. Klik Statistics, pilih Estimates, Model fit, Descriptive dan Durbin-Watson,

kemudian klik Continue.

Pilihan Statistics digunakan untuk menampilkan berbagai nilai statistik yang

diinginkan, antara lain koefisien regresi yang pada pilihannya terdapat taksiran

(estimates), selang kepercayaan (confidence intervals), matriks covarians dan

statistik lainnya, seperti Model fit, R Square change (untuk mengukur

prosentase besarnya pengaruh variabel independent terhadap variabel

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
dependent), Descriptive, Part and partial correlation dan Colinearity

diagnostics.

Pada kotak Residual, terdapat pilihan Durbin-Watson (digunakan untuk

menentukan ada tidaknya korelasi residual atau autokorelasi dari model regresi yang

dihasilkan), Casewise diagnostics dan pilihan Standard Deviations.

Gambar 5.9 Tampilan Jendela Pengisian Linier Regression Statistics

3. Klik Plots, lalu masukkan DEPENDNT ke kotak Y axis dan ADJPRED ke

kotak X axis. Pilih Histogram dan Normal Probability. Lalu, klik Continue.

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Kotak pilihan Y adalah tempat pendaftaran suatu variabel yang akan

difungsikan sebagai Y axis (sumbu Y), begitu pula dengan kotak pilihan X untuk

variabel yang akan difungsikan sebagai sumbu X.

Pada kotak dialog ini terdapat beberapa pilihan yang disediakan, yaitu:

DEPENDNT (the dependent variable).

ZPRED (standardized predicted values). Merupakan nilai-nilai prediksi yang

terstandarisasi.

ZRESID (standardized residual). Merupakan nilai residual yang

terstandarisasi.

DRESID (deleted residual).

ADJPRED (adjusted predicted values). Merupakan harga prediktor yang

disesuaikan.

SRESID (studentized residuals). Merupakan residual student.

SDRESID (studentized deleted residuals). Merupakan residual student yang

dihilangkan.

Pada kotak Standardized Residual Plots terdapat dua pilihan plot, yakni:

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Histogram, berguna untuk menampilkan distribusi dari residual yang

terstandarisasi.

Normal probability plot, berguna untuk membandingkan distribusi residual

yang terstandarisasi dengan distribusi normal.

Kotak cek Produce all partial plots digunakan untuk menghasilkan diagram-

diagram pencar dari residual pada masing-masing variabel independent dengan

residual variabel dependent

Gambar 5.10 Tampilan Jendela Pengisian Linier Regression Plots

4. Klik Save, pilih Unstandardized, lalu klik Continue.

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Pilihan Save digunakan untuk menyimpan dan membuat file baru dari nilai-

nilai prediksi, residual dan statistik lainnya.Pada kotak dialog Save terdapat

banyak pilihan statistik yang dapat disimpan pada file kerja (data editor), yaitu

Predicted values, Residuals, Distances, Influence statistics dan Prediction

intervals. Kita tinggal memilih yang dikehendaki.

Gambar 5.11 Tampilan Regression Linier Save

5. Klik Options, lalu klik saja Continue (berarti memilih setting default).

Pilihan Option berguna untuk menampilkan analisis statistik dengan

menggunakan kriteria metode Stepwise, Backward, and Forward.

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Pada bagian Stepping Method Criteria terdapat dua pilihan yakni:

Use Probability of F. Jika memilih pilihan ini, kita harus memasukkan harga

Entry dan harga Removal pada kotak yang disediakan. Harga Entry selalu

lebih rendah dari harga Removal. Melalui pilihan ini, suatu variabel akan

dimasukkan jika tingkat signifikansi dari F lebih kecil dari harga Entry, dan

akan dikeluarkan jika tingkat signifikansinya lebih besar dari harga Removal.

Use F value. Jika memilih pilihan ini, kita harus memasukkan harga Entry dan

harga Removal. Harga Entry selalu lebih besar dari harga Removal. Melalui

pilihan ini, suatu variabel akan dimasukkan jika tingkat signifikansi dari F

lebih besar dari harga Entry, dan akan dikeluarkan jika tingkat signifikansinya

lebih kecil dari harga Removal.

Pilihan Include constant in equation berfungsi untuk menampilkan nilai

kostanta dalam persamaan regresi. Dalam keadaan default, pilihan ini diaktifkan. Jika

kita tidak mengaktifkan pilihan ini, berarti kita akan mendapatkan regresi orisinil

tanpa konstanta regresi. Namun, R kuadrat yang dihasilkan tidak dapat digunakan

untuk memprediksipengaruh variabel independent terhadap variabel dependent.

Pada kotak Missing Values terdapat tiga pilihan, yakni:

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Exclude cases listwise. Menganalisis case-case yang hanya memiliki harga

valid dari semua variabel.

Exclude cases pairwise. Menganalisis koefisien korelasi dari seluruh cases

yang berharga valid dari dua variabel yang dikorelasikan.

Replace with mean. Menggantikan missing value dengan mean variabel.

Pada keadaan default,yang diaktifkan adalah pilihan Exclude cases listwise.

Gambar 5.12 Tampilan Regression Options

6. Klik OK untuk melihat outputnya.

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hubungan investasi, ekspor, impor dan jumlah uang beredar terhadap inflasi di

propinsi sumatera utara adalah non-linier, untuk melinierkan model parameter-

parameter harus ditransformasi, diperoleh persamaan estimasi Y:

Y = 1,87 155978 X 1* 9.10 7 X 2* + 10 8 X 3* 838,83 X 4*

Model regresi yang dihasilkan mengandung adanya kolinearitas, maka variabel

ekspor direduksi untuk menghilangkan kolineraritas, diperoleh persaman estimasi Y:

Y = 16,365 143894 X 1* + 10 8 X 3* 1175309 X 4*

Dari persamaan estimasi diatas diperoleh:

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
1. Variabel independen investasi, ekspor, impor, dan jumlah uang beredar) dapat

menjelaskan perubahan variasi variabel tak bebas (inflasi) sebesar 79,4 % dan

sisanya 20,6 % dijelaskan oleh variabel lain selain variabel yang masuk dalam

model.

2. Investasi memiliki hubungan negatif dengan inflasi dengan r = -0,102, dan

investasi tidak memberi kontribusi secara nyata terhadap perubahan inflasi di

Sumatera Utara dengan tingkat kepercayaan 95%.

3. Impor berpengaruh positif terhadap inflasi dengan r = 0,60 dan memberi

konstribusi secara nyata terhadap perubahan inflasi di Sumatera Utara dengan

tingkat kepercayaan 95%.

4. Jumlah uang beredar berpengaruh negatif terhadap inflasi dengan r = -0,175

dan jumlah uang beredar memberi kontribusi secara nyata terhadap perubahan

inflasi di Sumatera Utara dengan tingkat kepercayaan 95%.

5.2 Saran

1. Dengan hasil penelitian ini diharapkan pemerintah dapat memperhatikan

indikator-indikator ekonomi makro yang mempengaruhi laju inflasi untuk

menentukan kebijakan-kebijakan ekonomi di Propinsi Sumatera Utara.

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu untuk penelitian selanjtunya

yang berhubungan dengan inflasi di Sumatera Utara khususnya.

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
DAFTAR PUSTAKA

Algifari. 2000. Analisis Regresi, Teori, Kasus dan Solusi.Edisi Kedua. Yogyakarta :
BPFE-Yogyakarta.

Waluyo, Dwi Eko. 2001. Teori Ekonomi Makro. Edisi Kedua. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang.

Algifari. 1997. Analisis Regresi, Teori, Kasus dan Solusi.Edisi Pertama. Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta.

Pengampuh, Team. 2006. Pengantar Ekonomi Makro. Medan : Unversitas Negeri


Medan.

Pracoyo, Antyo dan Tri Kunawangsih Pracoyo. 2005. Aspek Dasar Ekonomi Makro
di Indonesia. Jakarta: PT Grasindo.

Supranto, J. 1995. Ekonometrik. Edisi Revisi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas


Ekonomi Universitas Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara. Indikator Ekonomi.

Gujarati, D. 1978. Ekonometrika Dasar. Alih Bahasa Sumarno Zain. Jakarta: Penerbit
Erlangga.

http://priyadi.net/archives/2005/07/20/inflasi/. Diakses tanggal 2 April, 2008.

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Lampiran A. Data Laju Inflasi, Investasi, Ekspor, Impor dan Jumlah Uang

Beredar di Propinsi Sumatera Utara Tahun 1990-2006

Tahun Y X1 X2 X3 X4
1990 7,56% 588.613,83 3.021.622 1.537.463 23.819
1991 8,99% 49.163,59 3.478.838 1.390.363 26.342
1992 4,56% 129.290,00 3.711.046 1.405.989 28.779
1993 9,75% 55.695,33 3.949.725 1.875.391 36.806
1994 6,78% 20.255,93 4.083.768 1.727.141 45.374
1995 10,54% 104.843,11 3.633.141 2.128.075 52.677
1996 8,7% 58.222,54 3.920.002 2.302.568 64.089
1997 13,1% 61.406,62 4.886.759 2.139.307 78.343
1998 83,56% 81.419,40 4.401.819 959.311 101.197
1999 1,37% 58.805,03 5.150.993 2.601.042 124.632
2000 5,73% 78.826,00 5.166.654 2.620.166 162.186
2001 14,78% 39.902,11 5.492.341 2.830.242 177.731
2002 9,59% 13.822,57 6.622.573 2.684.055 191.939
2003 4,23% 97.757,97 5.490.113 2343.112 223.799
2004 6,80% 77.672,04 7.512.890 3.221.858 253.818
2005 22,41% 85.834,58 8.174.804 3.717.119 281.905
2006 15,28% 182.038,82 8.704.825 4.404.172 361.073
Sumber: BPS Propinsi Sumatera Utara

Dimana: Y = Inflasi X1 = Investasi (US. $.000)

X2 = Ekspor (ton) X3 = Impor (ton)

X4 = Jumlah Uang Beredar(Rp. Milyar)

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Lampiran B. Output SPSS

De scriptive S tatistics

Mean St d. Deviation N
Inflasi 13.74882 18.661284 17
Investasi 104915.6 130938.7574 17
Ek spor 5141289 1698961.165 17
Impor 2346257 881936.5478 17
Jumlah Uang B eredar 131441.6 102979.4364 17

Correlations

Jumlah Uang
Inflasi Investasi Ekspor Impor Beredar
Pearson Correlation Inflasi 1.000 -.057 .023 -.261 .038
Investasi -.057 1.000 -.209 -.116 -.133
Ekspor .023 -.209 1.000 .900 .962
Impor -.261 -.116 .900 1.000 .888
Jumlah Uang Beredar .038 -.133 .962 .888 1.000
Sig. (1-tailed) Inflasi . .414 .465 .156 .443
Investasi .414 . .211 .329 .305
Ekspor .465 .211 . .000 .000
Impor .156 .329 .000 . .000
Jumlah Uang Beredar .443 .305 .000 .000 .
N Inflasi 17 17 17 17 17
Investasi 17 17 17 17 17
Ekspor 17 17 17 17 17
Impor 17 17 17 17 17
Jumlah Uang Beredar 17 17 17 17 17

Variables Entered/Removed b

Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 Jumlah
Uang
Beredar,
. Enter
Investasi,
Im por, a
Ekspor
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Inflasi

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
ANOV Ab

Sum of
Model Squares df Mean S quare F Sig.
1 Regres sion 2508.223 4 627.056 2.456 .102a
Residual 3063.673 12 255.306
Total 5571.897 16
a. Predic tors: (Constant), Jumlah Uang Beredar, Investasi, Impor, Ek spor
b. Dependent Variable: Inflasi

Coefficients a

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients 95% Confidence Interval for B Correlations Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Lower Bound Upper Bound Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) 30.375 29.988 1.013 .331 -34.964 95.713
Investasi 2.27E-006 .000 .016 .070 .945 .000 .000 -.057 .020 .015 .880 1.137
Ekspor 8.74E-006 .000 .796 .891 .391 .000 .000 .023 .249 .191 .057 17.434
Impor -3.3E-005 .000 -1.562 -3.103 .009 .000 .000 -.261 -.667 -.664 .181 5.531
Jumlah Uang Beredar .000 .000 .661 .802 .438 .000 .000 .038 .226 .172 .067 14.827
a. Dependent Variable: Inflasi

De scri ptive S tatistics

Mean St d. Deviat ion N


Inflasi 13.74882 18.661284 17
kbinv ******** .0000172733 17
kbeks ******** .0000000622 17
kbimp ******** .0000002026 17
kbjub ******** .0000130211 17

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Correlations

Inflasi kbinv kbeks kbimp kbjub


Pearson Correlation Inflasi 1.000 -.103 -.047 .597 -.175
kbinv -.103 1.000 -.173 -.090 -.154
kbeks -.047 -.173 1.000 .671 .894
kbimp .597 -.090 .671 1.000 .586
kbjub -.175 -.154 .894 .586 1.000
Sig. (1-tailed) Inflasi . .347 .429 .006 .251
kbinv .347 . .254 .366 .277
kbeks .429 .254 . .002 .000
kbimp .006 .366 .002 . .007
kbjub .251 .277 .000 .007 .
N Inflasi 17 17 17 17 17
kbinv 17 17 17 17 17
kbeks 17 17 17 17 17
kbimp 17 17 17 17 17
kbjub 17 17 17 17 17

Variables Entered/Removed b

Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 kbjub,
kbinv,
. Enter
kbimp,a
kbeks
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Inflasi

Model Summary b

Adjusted Std. Error of Durbin-


Model R R Square R Square the Estimate Watson
1 .900a .810 .747 9.392209 1.946
a. Predictors: (Constant), kbjub, kbinv, kbimp, kbeks
b. Dependent Variable: Inflasi

ANOV Ab

Sum of
Model Squares df Mean S quare F Sig.
1 Regres sion 4513.334 4 1128.333 12.791 .000a
Residual 1058.563 12 88.214
Total 5571.897 16
a. Predic tors: (Constant), kbjub, kbinv, kbimp, k bek s
b. Dependent Variable: Inflasi

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Coefficients a

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -1.872 13.547 -.138 .892
kbinv -155978 138100.6 -.144 -1.129 .281
kbeks -9E+007 9E+007 -.310 -1.007 .334
kbimp 1E+008 2E+007 1.135 6.684 .000
kbjub -838183 403010.3 -.585 -2.080 .060
a. Dependent Variable: Inflasi

Residuals Statistics a,b

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N


Predicted Value -.20494 75.60692 13.80175 16.746006 17
Std. Predicted Value -.836 3.691 .000 1.000 17
Standard Error of
2.026 8.488 4.013 1.810 17
Predicted Value
Adjusted Predicted Value -4.75810 23.17057 10.11355 7.212244 17
Residual -16.2166 11.727261 -.052929 8.140177 17
Std. Residual -1.796 1.299 -.006 .901 17
Stud. Residual -1.941 2.579 .098 1.153 17
Deleted Residual -18.9406 68.210655 3.635272 19.234678 17
Stud. Deleted Residual -2.212 3.546 .132 1.337 17
Mahal. Distance .856 15.018 4.000 3.869 17
Cook's Distance .001 12.599 .793 3.043 17
Centered Leverage Value .050 .883 .235 .228 17
a. Dependent Variable: Inflasi
b. Linear Regress ion through the Origin

Coefficients a,b

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 kbinv -161642 126805.4 -.179 -1.275 .225 .470 2.127
kbeks -1E+008 5E+007 -1.014 -2.313 .038 .048 20.713
kbimp 1E+008 2E+007 2.430 6.954 .000 .076 13.153
kbjub -797580 265208.8 -.697 -3.007 .010 .173 5.792
a. Dependent Variable: Inflasi
b. Linear Regress ion through the Origin

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Scatterplot

Dependent Variable: Inflasi

100%

80%

60%
Inflasi

40%

20%

0%

-5.000 0.000 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000

Regression Adjusted (Press) Predicted Value

Scatterplot

Dependent Variable: Inflasi

100%

80%

60%
Inflasi

40%

20%

0%

-2 -1 0 1 2 3 4

Regression Studentized Residual

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Scatterplot

Dependent Variable: Inflasi

4
Regression Studentized Deleted

2
(Press) Residual

-1

-2

-3

-20 0 20 40 60 80

Regression Deleted (Press) Residual

Scatterplot

Dependent Variable: Inflasi

4
Regression Studentized Deleted

2
(Press) Residual

-1

-2

-3

-2 -1 0 1 2 3

Regression Studentized Residual

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Correlations

Inflasi kbinv kbimp kbjub


Pearson Correlation Inflasi 1.000 -.103 .597 -.175
kbinv -.103 1.000 -.090 -.154
kbimp .597 -.090 1.000 .586
kbjub -.175 -.154 .586 1.000
Sig. (1-tailed) Inflasi . .347 .006 .251
kbinv .347 . .366 .277
kbimp .006 .366 . .007
kbjub .251 .277 .007 .
N Inflasi 17 17 17 17
kbinv 17 17 17 17
kbimp 17 17 17 17
kbjub 17 17 17 17

Variables Entered/Removed b

Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 kbjub,
kbinv, a . Enter
kbimp
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Inflasi

Model Summary b

Adjusted Std. Error of Durbin-


Model R R Square R Square the Estimate Watson
1 .891a .794 .746 9.397225 1.840
a. Predictors: (Constant), kbjub, kbinv, kbimp
b. Dependent Variable: Inflasi

ANOV Ab

Sum of
Model Squares df Mean S quare F Sig.
1 Regres sion 4423.895 3 1474.632 16.699 .000a
Residual 1148.002 13 88.308
Total 5571.897 16
a. Predic tors: (Constant), kbjub, kbinv, kbimp
b. Dependent Variable: Inflasi

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Coefficients a

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Correlations Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Zero-order Partial Part Tolerance VIF
1 (Constant) -13.635 6.862 -1.987 .068
kbinv -143894 137651.6 -.133 -1.045 .315 -.103 -.278 -.132 .976 1.024
kbimp 1E+008 1E+007 1.066 6.862 .000 .597 .885 .864 .657 1.523
kbjub -1175309 224441.5 -.820 -5.237 .000 -.175 -.824 -.659 .646 1.547
a. Dependent Variable: Inflasi

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N


Inflasi 13.74882 18.661284 17
kbinv ******** .0000172733 17
kbimp ******** .0000002026 17
kbjub ******** .0000130211 17

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Coefficients a

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -13.635 6.862 -1.987 .068
kbinv -143894 137651.6 -.133 -1.045 .315 .976 1.024
kbimp 1E+008 1E+007 1.066 6.862 .000 .657 1.523
kbjub -1175309 224441.5 -.820 -5.237 .000 .646 1.547
a. Dependent Variable: Inflasi

Correlations

Inflasi kbinv kbimp kbjub


Pearson Correlation Inflasi 1.000 -.103 .597 -.175
kbinv -.103 1.000 -.090 -.154
kbimp .597 -.090 1.000 .586
kbjub -.175 -.154 .586 1.000
Sig. (1-tailed) Inflasi . .347 .006 .251
kbinv .347 . .366 .277
kbimp .006 .366 . .007
kbjub .251 .277 .007 .
N Inflasi 17 17 17 17
kbinv 17 17 17 17
kbimp 17 17 17 17
kbjub 17 17 17 17

Variables Entered/Removed b

Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 kbjub,
kbinv, a . Enter
kbimp
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Inflasi

Model Summary b

Adjusted Std. Error of Durbin-


Model R R Square R Square the Estimate Watson
1 .891a .794 .746 9.397225 1.840
a. Predictors: (Constant), kbjub, kbinv, kbimp
b. Dependent Variable: Inflasi

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
ANOV Ab

Sum of
Model Squares df Mean S quare F Sig.
1 Regres sion 4423.895 3 1474.632 16.699 .000a
Residual 1148.002 13 88.308
Total 5571.897 16
a. Predic tors: (Constant), kbjub, kbinv, kbimp
b. Dependent Variable: Inflasi

a
Collinearity Diagnostics

Condition Variance Proportions


Model Dimension Eigenvalue Index (Constant) kbinv kbimp kbjub
1 1 3.259 1.000 .01 .03 .01 .02
2 .515 2.516 .00 .54 .01 .16
3 .171 4.359 .21 .39 .06 .62
4 .055 7.685 .78 .04 .92 .20
a. Dependent Variable: Inflasi

Histogram

Dependent Variable: Inflasi

3
Frequency

Mean = 8.88E-16
Std. Dev. = 0.901
0 N = 17
-2 -1 0 1 2

Regression Standardized Residual

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Inflasi


1.0

0.8
Expected Cum Prob

0.6

0.4

0.2

0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

Ahmad Iqbal : Analisis Pengaruh Beberapa Variabel Makro Terhadap Laju Inflasi (Kasus Di Propinsi Sumatera Utara
Tahun 1990-2006), 2008.
USU Repository 2009

Вам также может понравиться