Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
inflamasi pada kantong-kantong udara di salah satu atau kedua paru-paru. Pada pengidap
pneumonia, sekumpulan kantong-kantong udara kecil di ujung saluran pernapasan dalam
paru-paru akan membengkak dan dipenuhi cairan.
Penyakit ini juga sering disebut bronkopneumonia, pneumonia lobular, dan pneumonia
bilateral. Secara umum, pneumonia dapat ditandai dengan gejala-gejala yang
meliputi batuk, demam, dan kesulitan bernapas.
Pneumonia merupakan salah satu penyebab kematian anak-anak tertinggi di dunia. Badan
Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa penyakit ini memicu 15% dari seluruh
kematian anak-anak di bawah usia 5 tahun. Pada tahun 2015, terdapat lebih dari 900.000
anak-anak yang meninggal akibat pneumonia.
Di Indonesia sendiri, pneumonia diperkirakan telah merenggut sekitar 25.000 jiwa balita pada
tahun 2013.
Semua orang bisa terserang penyakit ini. Tetapi, pneumonia umumnya ditemukan dan
berpotensi untuk bertambah parah pada:
Perokok. Rokok tak hanya meningkatkan risiko pneumonia, tapi juga beragam
penyakit lain.
Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah, misalnya pengidap HIV atau
orang yang sedang menjalani kemoterapi.
Pengidap penyakit kronis, seperti asma atau penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Demam.
Batuk kering atau batuk dengan dahak kental berwarna kuning, hijau, atau disertai
darah.
Diare.
Kelelahan.
Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, periksakanlah diri Anda ke dokter. Segera cari
bantuan medis apabila muncul gejala-gejala yang parah, seperti napas terengah-engah, sakit
dada, atau linglung menyerang Anda.
Pneumonia Akibat Virus. Sebagian virus pemicu flu atau pilek juga bisa
menyebabkan pneumonia. Pneumonia ini paling sering dialami oleh balita.
Pneumonia Akibat Jamur. Pneumonia ini paling sering dialami oleh orang yang
memiliki sistem kekebalan tubuh yang menurun atau penyakit kronis.
Pneumonia Aspirasi. Ini merupakan jenis pneumonia yang dipicu karena pengidap
menghirup objek asing, misalnya makanan atau minuman, muntah, atau ludah.
Lokasi penularan juga bisa memengaruhi jenis kuman penyebab pneumonia. Misalnya,
kuman penyebab pneumonia yang didapat dari lingkungan umum berbeda dengan pneumonia
yang didapat dari rumah sakit.
Diagnosis pneumonia atau paru-paru basah terkadang sulit dilakukan karena gejalanya mirip
dengan penyakit lain. Dokter akan mengajukan pertanyaan mengenai gejala yang dialami
serta riwayat kesehatan pasien dan keluarga.
Dokter juga memeriksa rongga dada Anda dengan stetoskop. Paru-paru yang penuh cairan
memiliki bunyi yang berbeda dengan yang sehat.
Tes darah dan pemeriksaan sampel dahak. Kedua proses ini bisa membantu
pengidentifikasian bakteri atau virus penyebab infeksi.
Untuk pneumonia yang ringan, penanganan dengan antibiotik yang diresepkan oleh dokter,
cukup istirahat, dan banyak minum umumnya sudah cukup. Pengidap juga tidak memerlukan
perawatan di rumah sakit. Di samping itu, langkah-langkah sederhana berikut juga berpotensi
membantu meredakan gejala yang Anda alami:
Orang dengan kondisi fisik yang biasanya sehat akan pulih secara normal setelah 14-21 hari.
Namun, apabila gejala pneumonia sama sekali tidak membaik dalam 48 jam, Anda
disarankan kembali menghubungi dokter. Mungkin saja antibiotik yang Anda konsumsi tidak
efektif untuk membasmi bakteri pemicu pneumonia, atau pnemonia Anda disebabkan oleh
faktor lain, misalnya virus.
Pneumonia biasanya tidak menular, tetapi orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah
sebaiknya menjauh dari penderita pneumonia sampai kondisi si penderita benar-benar pulih.
Penanganan medis dari rumah sakit untuk pneumonia yang parah meliputi pemberian
antibiotik dan cairan tubuh lewat infus, serta oksigen untuk membantu pernapasan. Ventilator
di Ruang Perawatan Intensif (ICU) juga mungkin dibutuhkan untuk membantu sistem
pernapasan yang sedang melemah.
Pneumonia bisa disembuhkan. Namun terdapat beberapa kelompok orang yang lebih berisiko
mengalami komplikasi, seperti lansia dan balita. Sejumlah komplikasi yang mungkin terjadi
adalah:
Infeksi darah. Kondisi ini terjadi akibat adanya bakteri yang masuk ke dalam aliran
darah dan menyebarkan infeksi ke organ-organ lain. Infeksi darah berpotensi
menyebabkan terjadinya gagal organ.
Abses paru atau lubang bernanah yang tumbuh di jaringan paru-paru. Abses
umumnya dapat ditangani dengan antibiotik, namun terkadang juga membutuhkan
prosedur operasi untuk membuang nanahnya.
Efusi pleura, yaitu kondisi di mana cairan memenuhi ruang di sekitar paru-paru.
Menjalani vaksinasi. Vaksin merupakan langkah penting agar kita terhindar dari
pneumonia maupun penyakit lain. Harap diingat bahwa vaksin pencegah pneumonia
bagi orang dewasa berbeda dengan anak-anak.
Menjaga agar sistem kekebalan tubuh tetap kuat. Misalnya dengan teratur
berolahraga, cukup istirahat, serta menerapkan pola makan yang sehat dan seimbang.
Menjaga kebersihan agar terhindari dari penyebaran virus, seperti sering mencuci
tangan.
Jangan merokok karena asap rokok dapat merusak paru-paru sehingga lebih mudah
terinfeksi.