Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
2.1 Pendahuluan
Sumber daya alam minyak bumi dan gas alam merupakan bahan baku
yang universal dan sangat penting apabila dilakukan lebih lanjut. Dari hasil
pengolahan minyak bumi dan gas alam dapat dihasilkan bermacam macam
barang yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Indonesia merupakan
salah satu negara yang kaya akan sumber daya alam minyak bumi dan gas,
sehingga sumber daya tersebut merupakan penopang utama pembangunan di
Indonesia dengan memberikan kontribusi sangat besar bagi pemasukan devisa
negara. Pemanfaatan minyak bumi dan gas tersebut yang sebagian besar di ekspor
dalam bentuk mentah, sehingga masih terbuka lebar untuk meningkatkan nilai
tambahnya dengan mengolah menjadi barang jadi maupun setengah jadi. Salah
satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan mengolah sumber daya alam
minyak dan gas bumi menjadi produk produk petrokimia.
Industri petrokimia saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat
baik dari perkembangan teknologi maupun dari permintaan konsumen yang
semakin hari terus meningkat. Pembangunan industri industri petrokimia baru
terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar, tidak hanya pasar dalam negeri
tapi juga luar negeri.
Salah satu industri petrokimia yang sedang dikembangkan saat ini adalah
industri polietilena yang menggunakan bahan baku dari etilen yang merupakan
produk olahan dari minyak bumi. Etilen akan diolah menjadi bijih plastik yang
banyak dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Plastik bersifat mudah dibentuk,
kuat dan murah, karena sifatnya ini sehingga plastik banyak digunakan oleh
manusia. Banyak barang peralatan rumah tangga seperti karpet, box makanan,
kantong plastik, gelas, benang, alat alat teknik, karung serta kantong pengepakan
terbuat dari plastik.
Kebutuhan bahan baku plastik semakin meningkat dengan semakin banyaknya plastik
digunakan dalam berbagai kebutuhan. Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku
plastik, maka didirikan pabrik bahan baku plastik yaitu PT. Lotte Chemical Titan
Nusantara yang memproduksi polietilen. Pendirian industri polietilena di Indonesia
merupakan terobosan baru yang diharapkan dapat menghemat devisa akibat besarnya
impor bijih plastik serta untuk memenuhi kebutuhan bijih plastik di dalam negeri
2. Bagian Selatan pabrik berbatasan dengan tanah kosong milik PT. Lotte
Chemical Titan Nusantara Bagian Timur pabrik berbatasan dengan PT. Amoco
Mitsui PTA.
3. Bagian Barat pabrik berbatasan dengan Selat Sunda.
Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut :
1. Lokasi di pinggir pantai sehingga memudahkan transport bahan baku (Ethylene
dan Butene) yang diimport dari luar negeri dan dapat membangun pelabuhan
kecil (Jetty) untuk sarana bongkar bahan baku tersebut.
2. Lokasi yang berdekatan dengan Selat Sunda memudahkan penyediaan sumber
air yang banyak dibutuhkan untuk sistem utilitas, misalnya untuk Treated
Cooling Water, Cooling Water Storage, Sea Water Intake, Steam water dan air
untuk pemadam kebakaran. Selain itu lokasi PT. Lotte Chemical Titan
Nusantara berdekatan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Suralaya sehingga mudah dalam penyaluran tenaga listriknya.
3. Lokasi PT. Lotte Chemical Titan Nusantara terletak di pinggir selat sunda dan
dekat dengan sarana dan prasarana transportasi laut, sehingga mempermudah
dalam transportasi produk yang akan diekspor ke luar negeri lewat jalan laut
4. Lokasi PT. Lotte Chemical Titan Nusantara dekat dengan sarana dan prasarana
transportasi darat sehingga memudahkan pemasaran produk dalam negeri.
Area pabrik PT. Lotte Chemical Titan Nusantara dibagi menjadi dua area,
yaitu sebagai berikut:
1. Area 1
Area ini terdiri dari unit utilitas dan unit core common yang berfungsi
sebagai unit pendukung proses utama atau proses polimerisasi sampai finishing.
Unit Utilitas meliputi beberapa bagian seperti Jetty, Sea Water Intake
(SWI), Ethylene Storage Unit (ESU), Butene Sphere, Treated Cooling Water
(TCW), Potable Unit, Waste Water Treatment, Instrument and Plant Air, Steam
Generation, Fuel Oil Storage, Plant Flare and Vent, LPG Storage, Nitrogen
Supply, Hydrogen
Supply.
Unit Core Common meliputi Reagent Storage Unit (RSU), Solvent
Recovery Unit (SRU), Feed Purification Unit (FPU), Catalyst Preparation Unit
(CPU), Catalyst Activation Unit (CAU).
2. Area 2
Area 2 ini terdiri dari Train 1, Train 2, dan Train 3 yang merupakan area
proses utama untuk menghasilkan polyethylene. Train 1 dan Train 2
meliputi Prepolymerization Unit (PPU), Polymerization Unit (PU), Additive and
Pelletizing Unit (APU), Product Store and Bagging Unit (PBU). Sedangkan pada
Train#3 tidak dilakukan proses Prepolymerization Unit (PPU) karena katalis yang
digunakan langsung di injeksikan ke dalam reaktor utama. Train 1 menghasilkan
produk polyethylene berupa high density polyethylene (HDPE) dengan
menggunakan katalis Ziegler, Train 2 menghasilkan produk polyethylene jenis
HDPE dengan menggunakan katalis Kromium, dan Train 3 memproduksi Linear
Low Density Polyethylene (LLDPE) dengan katalis Sylopole.
Pabrik PT. Lotte Chemical Titan Nusantara dilengkapi dengan bangunan
bangunan pendukung kegiatan pabrik seperti Operation Unit, Bangunan
Kantor (Administrasi), Control Room, Training Center, Workshop, Engineering
dan Maintenance, Technical Servis dan Quality Control dan lain-lain. Bangunan
satu dengan yang lain terpisah oleh jalan membentuk blok-blok sehingga
letaknya cukup teratur dan rapi. Untuk sistem pemipaannya disusun di pipe rack,
demikian juga untuk kabel-kabel disusun dalam cable rack. Bangunan selain area
produksi terletak dibagian depan, sedangkan unit produksi terbagi atas blok
blok sesuai dengan pembagian area proses dan utilitas. Denah lokasi dapat dilihat
pada Gambar 1.1, sedangkan tata letak pabrik dapat dilihat pada Gambar 1.2.
Kantor pusat PT. Lotte Chemical Titan Nusantara berada di Gedung
Setiabudi 2 Lantai 3 deretan 306 307, Jl. H.R Rasuna Said Kav. 62 Jakarta
12920.
Secara umum struktur organisasi PT. Lotte Chemical Titan Nusantara pada Gambar
1.3 berikut.
President
Director
Internal Auditor
AffairsGovernment
General & Public Company Secretary
Legal Advisor /
Manager
Finance
Director
Corporate Affairs Operation Director Commercial
Director
Director Technical &
Manager Logistic
Planning and Banking
relationship
Personal
PersonalAffairs General
General
AffairsManager
Manager
Information
Production
Manager Manager Quality
Assurance Control &
Technology Financial
Planning and Control Manager
Services Manager
HR Admin &
Maintenance
Manager HSE Manager Procurement
Manager Senior Tax
Manager
1. Ethylene
Ethylene dalam fase uap di suplai langsung dari Cina dan ethylene tersebut
tidak disimpan terlebih dahulu tetapi langsung mengalami proses pemurnian yang
selanjutnya digunakan dalam proses. Spesifikasi Ethylene :
Alkohol = 360 cc
2. Butene-1
3. Hidrogen
Kebutuhan gas hidrogen dipasok oleh PT United Air Product (UAP)
51,48 m3/jam dan PT Air Liquid Indonesia (ALINDO) 72,548 m3/jam
melalui pipa dengan diameter 6 inci. Untuk kebutuhan proses, gas hidrogen
langsung ditransfer tanpa di simpan terlebih dahulu dalam tangki
penyimpanan. Spesifikasi Hidrogen :
1) Rumus molekul : H2
b. Reaksi reduksi :
O2 r eduk tor Cu CuO
1. Unit Prepolimerisasi
Unit prepolimerisasi bertujuan untuk membentuk sejumlah kecil polimer
di sekitar katalis, hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa partikel katalis
dengan aktivasi tinggi tidak masuk ke reaktor utama, karena dapat mengakibatkan
local hot spot, pembentukan gel dan untuk mengatur distribusi penyebaran katalis
dalam reaktor fluidised bed. Efek yang lain adalah untuk membatasi kecepatan
akses monomer ke katalis selama polimerisasi di reaktor. Hasil akhir dari
reaktor prepolimerisasi adalah powder prepoli yang akan digunakan dalam
pembuatan polietilen di reaktor polimerisasi. Tahap-tahap proses pembuatan
prepolimer menggunakan katalis Ziegler-natta adalah sebagai berikut:
2. Unit Polimerisasi
Proses polimerisasi dilakukan dalam Fluidized Bed Reactor (R-400) yang
mereaksikan etilena, hidrogen, nitrogen, butena dan prepolimer powder.
Etilena, hidrogen, nitrogen, dan butena diinjeksikan oleh kompresor utama
(C-
400) dengan tekanan 20 barg dari bawah Fluidised Bed Reactor (R-400),
sedangkan prepolimer powder diinjeksikan secara bertahap dari Secondary
Feed Hopper (D-350) dengan bantuan Nitrogen High Pressure (NHP)
dengan tekanan 30 barg yang berfungsi sebagai gas Carrier. Selama proses
injeksi bahan perlu di jaga flow rate dan tekanan parsial dari tiap bahan reaksi
yang masuk dalam reaktor sehingga dapat menghasilkan rate produk yang
baik dan kualitas produk sesuai dengan grade yang diinginkan. Tekanan
injeksi bahan kedalam reaktor ini minimal lebih besar 5 barg dari tekanan
reaktor, untuk mencegah terjadinya feed back dari reaktor.
4. Unit Bagging
Pellet dari unit additive dan pelletisasi (APU) di transfer ke Homogenisasi
Silo (H-101) dengan menggunakan Blower (C-101) dengan tekanan 0,5 bar.
Dalam Homogenasasi Silo (H-101) pellet diblending selama 3 jam dengan
menggunakan Blower (C-102) dengan tekanan 1 bar yang bertujuan untuk
mencampur grade dari pellet. Pellet yang telah dihomogenisasi kemudian
ditransfer ke Bagging Silo (H-103) dengan menggunakan Blower (C-104)
dengan tekanan 0,5 bar. Selanjutnya pellet ditransfer ke Bagging machine
package dengan Rotary Valve (V-107). Bagging machine akan mengepak
pellet dalam kantong-kantong plastik yang setiap kantongnya berisi 25 kg
polyethylene sesuai dengan jenisnya masing-masing. Polyethylene yang over
grade juga akan di bag off tiap 25 kg dan dijual dalam harga dibawah
polyethylene yang on grade. Normalnya satu batch menghasilkan produk
sebanyak 190 ton. Setelah proses bagging selesai, kantong-kantong yang
berisi polyethylene tersebut diangkut dengan menggunakan belt conveyor
menuju warehouse. Untuk selanjutnya polyethylene ini siap dipasarkan atau
dikirim ke konsumen dengan menggunakan truk.
3. Kualitas Produk
Tabel 2.1 Spesifikasi dan aplikasi utama produk PT. Lotte Chemical Titan
Nusantar
a
Melt
Aplikasi Kode produk Density Deskripsi
Index
Wadah yang dibuat untuk
2.2.4 Utilitas
PT. Lotte Chemical Titan Nusantara memiliki Area 1 yang meliputi unit
utilitas (Internal Battery Limits) dan core common. Unit utilitas merupakan unit
yang menunjang kelangsungan proses di dalam suatu pabrik. Keberadaan unit ini
sangat berpengaruh karena unit ini akan menyuplai kebutuhan pokok dari suatu
proses seperti listrik, air, bahan baku dan lainnya. Sedangkan core common
merupakan unit pembuatan katalis dan pemurnian bahan baku. Unit utilitas di PT.
Lotte Chemical Titan Nusantara meliputi :
1. Jetty
9. Instrument Air
1. Jetty
5. Jetty head control cabin, sebagai pusat pengontrolan selama off loading.
Sea water intake adalah unit yang akan menyuplai air laut untuk memenuhi
kebutuhan beberapa proses, diantaranya:
1. Media pendingin Cooling Water Return (CWR) pada Treated Cooling
Water (TCW)
2. Untuk air pemadam (fire water)
Proses pada unit ini dimulai dengan air laut masuk ke area SWI melalui
suction yang terletak 300-400 m dari pantai untuk mencegah pasir masuk dalam
suction, sebelum dipompa masuk ke dalam area pengolahan air laut disaring
terlebih dahulu dengan Bar Screen (7-S-101) untuk menghilangkan sampah
dengan ukuran > 10 cm. Kemudian dilanjutkan Travelling Screen (7-S-102) untuk
menyaring sampah yang lolos dari Bar Screen. Untuk menghilangkan sampah di
Travelling Screen menggunakan menggunakan prinsip back wash.
Air laut yang telah disaring di pompa oleh Sea Water Pump (7-P-101) yang
didesain vertikal dengan kapasitas laju alir 8000 10.000 m3/jam. Ada 2 buah
pompa centrifugal lift pump yang tersedia tapi hanya satu yang dioperasikan
sementara yang satu stand by. Air laut sebelum masuk ke Sea Water Intake System
diinjeksikan dengan Sodium Hipoclorid (NaOCl) sebanyak 3 ppm dengan flow
sekitar 10 m3/ jam dengan untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme dalam
Sea Water Intake Line. Air Laut kemudian digunakan sebagai pendingin TCW di
Heat Exchanger dan umpan pada Unit desalinasi yang selanjutnya digunakan
sebagai umpan boiler dan sebagian lagi untuk make up di TCW tank. Bagian-
bagian pelengkap dari SWI meliputi :
1. Stop log, sebagai penahan ombak
Etilene cair yang dialirkan dari kapal, disimpan di ethylene storage unit (7-
T-350) dengan kondisi temperatur -103 oC dan tekanan 40 80 mbarg dan
kapasitas dari tangki penyimpan ini adalah 12.000 ton. Tangki penyimpan ini
dilengkapi dengan fasilitas fire water spray yang berfungsi untuk mendinginkan
tangki tersebut bila terjadi kebakaran dan ethylene vaporizer (7-E-350) yang
berfungsi untuk merubah fasa ethylene menjadi gas yang siap dipindahkan ke area
proses. Tekanan dalam tangki etilene selalu mengalami fluktuasi, hal ini
disebabkan :
1. Temperatur udara luar.
Untuk mengatasi fluktuasi tersebut, maka pada tangki diberikan fasilitas Boil off
Gas Compressor.
4. Butene Sphere
TCW adalah unit untuk mendinginkan kembali cooling water return yaitu
air pendingin yang telah dipakai dalam proses. Fungsi air pendingin adalah
sebagai pendingin pada system di plant.
Air laut setelah melewati sea water intake dipompa oleh Sea Water Pump
(7-P-101) disaring oleh Sea Water Filter (8-S-101) dan Sea Water Basket Filter
(8- S-110) untuk menyaring partikel kecil yang terikut dari air laut. Air laut yang
telah disaring dimasukkan ke TCW Cooler (8-E-101 A - E) bersama dengan
Cooling Water Return dari proses. Tekanan dari TCW dijaga 1,2 bar dengan laju
alir 2400 m3/jam per unit.
Dari TCW Cooler (8-E- 101 A - E) air kemudian disimpan di Cooling
Water
Storage Tank (8-T-101) dengan kapasitas 4400 m3. Namun sebelum air
dimasukkan ke Cooling Water Storage Tank ditambahkan bahan kimia NALCO
untuk mengontrol kualitas dair sistem Circuit Coling Water dan mencegah
pembentukan scale, corosi dan fouling serta pertumbuhan mikroba dalam CW
system. PT. Lotte Chemical Titan Nusantara mengunakan produk dari
NALCO untuk Chemical Treatment. Chemical Treatment yang digunakan yaitu
:
N-90 = melindungi TCW line dari korosi .
TCW line.
1. Sebagai pendingin pada primary gas cooler, final cooler, dan reactor loop
- Safety shower
- Eye washer
- House keeping
Pada saat ini, kebutuhan potable water PT. Lotte Chemical Titan
Nusantara, disuplai dengan cara membeli dari luar. Air yang dibeli, dimasukkan
ke potable water storage tank dengan kapasitas 190 m3 melalui stone filter dengan
cone screen untuk mencegah benda asing masuk ke dalam tangki.
Steam generation adalah unit penghasil kukus yang akan digunakan dalam
proses. Alat yang digunakan adalah boiler. Prinsip kerja dari boiler yang
digunakan di PT. Lotte Chemical Titan Nusantara adalah fire tube dengan air yang
akan dipanaskan berada di luar tube (di dalam shell boiler) dan gas pemanas ada di
dalam
tube.
Air umpan boiler dipompa ke boiler melalui Boiler Feed Water Pump. Air
umpan di injeksi dengan dua chemical agent, yaitu :
1. Phosphate sebagai inibitor korosi, diinjeksikan pada Section Line Boiler Feed
Water Pump.
2. Sulfite sebagai pengikat oksigen, diinjeksikan pada dischange line Boiler Feed
Water Pump.
9. Instrument Air
Fungsi dari Instrument Air adalah menyuplai kebutuhan udara bertekanan
Kebutuhan udara instrument setiap jam sekitar 17.490 Nm3. Di PT. Lotte
Chemical Titan Nusantara, kebutuhan udara dapat dipenuhi oleh empat buah
kompresor yang mempunyai tipe screw compressor. Kompresor dengan tipe
screw tersebut mempunyai keuntungan dapat menghasilkan pressure yang lebih
tinggi dan kandungan compressed air yang lebih banyak, dengan cara
memberikan pelumasan pada bagian screw yang berputar dengan oli atau minyak
pelumas sehingga screw tersebut berjalan dengan cepat. Screw compressor
tersebut digerakkan oleh motor dengan daya 175 kW. Udara yang terkompresi
kemudian disimpan di tempat penampungan sementara yaitu surge drum. Dalam
surge drum ini terdapat tiga tahap pemurnian udara dari kandungan minyak, debu
dan air.
Udara bertekanan ini dipakai sebagai penggerak utama equipment
instrument seperti ROV dan PV, aktivasi katalis, regenerasi FPU.
Peralatan utama untuk instrument air:
1. Instrument air pre filter jenis catridge untuk menyaring udara dari debu.
2. Instrument air after filter untuk menyaring udara dari kandungan air.
4. Instrument air surge drum untuk menampung udara tekan sebelum ke area
proses.
Kapasitas dari kompresor yang dihasilkan adalah 21.400 Nm3/jam pada
tekanan 7 barg, temperatur ambient dan kandungan minyak 1 ppm (maximal).
Compressed air (udara tekan) ini didistribusikan sebagai penggerak instrumentasi,
oksidator di catalist Activtion Unit, dan regenerasi katalis di Feed Purification
Unit.
Fuel oil adalah sarana untuk menyuplai bahan bakar solar. Fuel oil ini
dialirkan ke fuel oil storage menggunakan pompa. Fuel oil storage mempunyai
kapasitas 684 m3. Fungsi dari fuel oil adalah sebagai bahan bakar boiler, steam
generation, incenerator dan fire water diesel pump.
LPG storage adalah sarana untuk menyimpan LPG cair yang dibeli dari
Pertamina/Petronas LPG storage memiliki kapasitas 96,5 m3 yang terdiri dari LPG
cair dan uap. LPG cair didistribusikan ke API dengan menggunakan LPG transfer
pump untuk dijadikan sebagai bahan baku pembuatan gas hidrogen, sedangkan
LPG uap didistribusikan sebagai pilot burner di boiler, flare, dan incenerator.
11. Nitrogen Supply
Nitrogen disuplai dari PT Air Product Indonesia (API) dan PT. Alindo.
Nitrogen disuplai dari PT Alindo, dipergunakan untuk keperluan proses di train 3.
Sedangkan nitrogen yang disuplai dari PT Air Product Indonesia dipergunakan
untuk keperluan proses di train 1 dan train 2, dan dalam bentuk high dan medium
pressure.
1. High Pressure Nitrogen (NH)
NM yang berasal dari PT API mempunyai tekanan 7 barg dan laju alir 7,42
Terdapat tiga bentuk limbah yang dihasilkan PT. Lotte Chemical Titan
Nusantara yaitu limbah cair, limbah padat dan limbah gas. Limbah cair akan
diolah secara standar sebelum dibuang bersama air yang berasal dari cooling
water return yang digunakan di heat exchanger. Limbah padat yang dihasilkan
proses, termasuk sampah-sampah umum, akan dibakar di unit incenerator dengan
menggunakan bahan bakar solar. Sedangkan limbah gas yang mengandung
senyawa hidrokarbon di atas 2 ppm akan dibakar di flare sedangkan yang
mengandung kurang dari 2 ppm akan dibuang melalui unit cold vent.
Flare stack yaitu sarana untuk membakar limbah gas hidrokarbon dengan
konsentrasi lebih dari 2 ppm. Inlet dari hidrokarbon yang akan dibakar terdiri dari
high pressure dan low pressure. Pada flare juga terdapat seal water yang berfungsi
sebagai pengabsorpsi dari partikel yang terbawa oleh hidrokarbon. Pada flare juga
terdapat jalur steam medium yaitu sebagai cooling down tip temperatur agar tidak
terjadinya pelelehan pada flare, menjaga agar temperatur > 150 oC, dan menjaga
agar asap pembakaran tidak terlalu pekat atau hitam.
Cold vent stack adalah sarana untuk mengolah atau membuang limbah gas
hidrokarbon yang mempunyai kadar hidrokarbon kurang dari 2 ppm. Cold vent
dilengkapi dengan drain line valve dan seal water. Drain line valve berfungsi
untuk mengeluarkan air hujan yang masuk dari bagian atas cold vent. Sedangkan
seal water berfungsi untuk mencegah uap keluar dari cold vent
a. Neutralization Unit
Unit ini digunakan untuk menetralkan catalyst residu slurry yang
berasal dari unit persiapan katalis dan mengurangi kandungan COD/BOD,
n-propanol dan hexane. Catalyst residu slurry ini mengandung BOD/COD
sebesar 11.200 ppm selanjutnya dimasukkan ke neutralization pit, diaduk
dengan agigator supaya tercampur dan ditambah NaOH 50 % berat untuk
mengatur pH 6,5-8.
Setelah pHnya mencapai 6,5-8, catalyst residu slurry kemudian
ditransfer ke dewatering area dengan menggunakan pompa. Dewatering
area ini berfungsi untuk menghilangkan kandungan air yang tercampur
dengan catalyst residu slurry. Setelah kering catalyst residu slurry akan
berubah menjadi powder yang kemudian di pak dalam drum dan dikirim ke
Pusat Pengendaliaan Limbah Industri (PPLI).
b. CPI (Cornugated Plate Interceptor)
Separator
CPI Separator merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan
oli dengan air dari oily water yang berasal dari central oily water pit, yaitu
tempat penampungan oily water sebelum masuk ke separator. Oli yang
terpisah dari oily water ditampung dalam slop on tank. Di slop on tank
terjadi pemisahan air dengan oli berdasarkan pebedaan berat jenis
karena oli yang masuk ke tangki masih mengandung sedikit air. Oli
yang terpisah dalam slop on tank akan ditransfer ke inecerator untuk
dibakar, sedangkan airnya dipompa kembali ke central oily water pit. Air
dari CPI separator akan ditransfer ke aerated lagoon sebelum dibuang ke
laut.
c. Aerated Lagoon
Aerated lagoon adalah tempat pengolahan limbah cair yang
terakhir sebelum dibuang ke laut bersama dengan sea water return. Air
limbah di aerated lagoon ini berasal dari CPI Separator dan foul water
treatment. Pada aerated lagoon terjadi proses aerasi dengan menggunakan
bantuan 2 buah lagoon aerator berfungsi untuk mengambil oksigen dari
udara luar sebagai makanan bakteri aerob, sehingga dengan banyaknya
oksigen yang disuplai oleh aerator maka bakteri aerob akan berkembang
lebih banyak dan menjadi lebih efektif untuk menguraikan kandungan
BOD/COD serta bahan berbahaya lainnya sehingga air yang dibuang
ke laut memenuhi kualitas standart air limbah yang tidak mencemari laut.
Setelah melalui proses aerasi, air akan dipompa ke outfall oleh Sludge
Circulating Pump.
Sebelum menuju ke outfall air akan melewati disinfektor yang
berfungsi untuk membunuh mikroorganisme yang terbawa, sehingga air
yang dibuang ke laut benar-benar aman untuk lingkungan. Air olahan dari
aerated lagoon dibuang ke laut dengan kapasitas 51,7 m3/hari pada musim
kemarau dan 121,6 m3/hari pada musim hujan. Karakteristik air limbah
yang memenuhi standart kualitas adalah seperti pada tabel berikut :
Tabel Karakteristik Air Limbah yang aman bagi Lingkungan.
Parameter Kualitas
PH 6-8
BOD 30 ppm
COD 60 ppm
Solid Suspension 100 ppm
Oil 5 ppm
Mg 200 ppm
Ti < 0,1 ppm
Al < 0,1 ppm
Total Logam < 1 ppm
(Material Training PT. TITAN ,2007)
2. Pengolahan Limbah Padat
a. Incinerator Unit
Incinerator adalah alat yang berfungsi sebagai tempat pengolahan atau
pembakaran limbah padat. Inecerator di desain untuk membakar 125 kg/jam
material padat dan biasanya dioperasikan 8 jam/hari. Umpan yang masuk ke
inecerator adalah sebagai berikut :
Oil separator sludge 30 ton/tahun
Waste polyethylene 20 ton/tahun
Biogical Treatment sludge 50 ton/tahun
General garbage 300 ton/tahun
Waste Solvent 400 ton/tahun
Jenis lain dari limbah radioaktif tingkat rendah adalah alat-alat, pakaian
pelindung, kain mengelap, dan item sekali pakai lainnya yang bisa
terkontaminasi oleh sejumlah kecil debu atau partikel radioaktif di fasilitas
pemrosesan bahan bakar nuklir dan pembangkit listrik. Bahan-bahan ini
tunduk pada peraturan khusus yang mengatur penanganan, penyimpanan, dan
pembuangan mereka, sehingga mereka tidak akan kontak dengan lingkungan
luar.
Limbah radioaktif tingkat tinggi terdiri dari "iradiasi" atau bahan bakar
reaktor nuklir bekas-pakai (yaitu, bahan bakar yang telah digunakan dalam
reaktor untuk menghasilkan listrik). Bahan bakar reaktor yang digunakan
adalah dalam bentuk padat yang terdiri dari pelet bahan bakar kecil dalam
tabung logam panjang.