Вы находитесь на странице: 1из 5

Penghasilan bruto selain dikurangi dengan biaya untuk mendapatka,

menagih dan memlihara peghasilan (ayat 1), juga boleh dikurangi dengan
kerugian perusahaan yang dikompensasikan dengan penghasilan mulai tahun
pajak berikutnya berturut-turut sampai dengan 5 tahun (ayat 2). Sedangkan
untuk WP orang pribadi dalam negeri diberikan pengurrangan berupa
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) (ayat 3).

Selain itu, beban beban berikut ini juga merupakan beban yang dapat
dikurangkan (deductible expenses) yaitu :

1) Pembentukan Dana Cadangan


Sesuai dengan PMK-81/PMK.03/2009, diatur bahwa besarnya dana
cadangan yang boleh dikurangkan sebagai beban untuk :
Usaha bank dan badan usaha lain yang menyalurkan kredit, SGU
dengan hak opsi, perusahaan pembiayaan konsumen, dan perusahaan
anjak piutang.
Usaha asuransi
Lembaga Penjamin Simpanan
Biaya reklamasi usaha pertambangan
Biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan
Biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan limbah
industri
2) Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang
diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan, seperti penyediaan
makanan dan minuman bagi seluru pegawai, penggantian atau imbalan
dalam bentuk natura dan kenikmatan di daerah tertentu dan yang
berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan dengan PMK-
83/PMK.03/2009 adalah sebagai beikut.

Keterangan Bagi Perusahaan Bagi Pegawai


1. Fasilitas pengobatan
a. Di klinik/rumah sakit Non-deductible Non-taxable
milik perusahaan Expense Income
b. Di klinik/rumah sakit
milik pihak ketiga Deductible Expense Taxable Income
2. Fasilitas mendiami
rumah milik perusahaan
a. Bukan di daerah Non-deductible Non-taxable
terpencil Expense Income
b. Di daerah terpencil Deductible Expense Non-taxable
Income
3. Perlengkapan
keselamatan kerja yang Deductible Expense Non-taxable
diwajibkan oleh Income
peraturan keselamatan
kerja
4. Fasilitas rekreasi dan
olahraga Non-deductible Non-taxable
a. Dekat atau dalam kota Expense Income
b. Jauh dari kota Deductible Expense Non-taxable
Income
5. Biaya perjalanan dalam Deductible Expense Non-taxable
rangka dinas Income

6. Fasilitas pelatihan dan Deductible Expense Non-taxable


pendidikan Income

7. Fasilitas kafetaria Deductible Expense Non-taxable


Income
8. Fasilitas kendaraan dan
telepon genggam
a. Tidak dibawa pulang Deductible Expense Non-taxable
kerumah Deductible Expense Income
b. Dibawa pulang kerumah hanya 50% nya Non-taxable
Income hanya
50% nya
9. Premi asuransi yang Deductible Expense Taxable Income
dibayar oleh pemberi
kerja

3) Harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan yang antara pemberi


dan penerimanya memiliki hubungan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau
kepenguasaan seperti pada tabel berikut.

Hubungan usaha, pekerjaan kepemilikan, atau


penguasaan di antara pemberi dan penerima
Jenis Penghasilan
Ada Hubungan Tidak Ada Hubungan
Pemberi Penerima Pemberi Penerima
Bantuan atau sumbangan, Deductib Objek Non- Bukan
termasuk zakat atau le Pajak deductible Objek Pajak
sumbangan keagamaan Expense Expense
yang sifatnya wajib, (PP-
diterima oleh badan atau 18/2009)
orang pribadi
Harta hibah, bantuan atau Deductib Objek Non- Bukan
sumbangan yang diterima le Pajak deductible Objek Pajak
oleh keluarga, badan Expense Expense
(keagamaan; (PMK-245/
pendidikan;sosial) dan PMK.03/200
orang pribadi yang 8)
menjalankan usaha mikro
dan kecil.
Bantuan atau santunan Non- Objek Pajak
yang diterima WP tertentu ------------ ------------- deductible
(tidak mampu, sedang Expense
mengalami bencana alam,
tertimpa masalah) yang
dibayarkan oleh Badan
Penyelenggara Jaminan
Sosial

4) Bantuan atau sumbangan, termasuk zakat (zakat yang diterima oleh


badan amil atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh
Pemeritah) dan sumbangan keagamaan (sumbangan keagamaan yang
diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk oleh Pemerintah) yang
sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia, dikecualikan
sebagai objek PPh sepanjang tidak ada hubungan usaha, pekerjaan,
kepemilikan, atau penguasaan diantara yang bersangkutan, sesuai PP 18
Tahun 2009 tanggal 9 Februari 2009.
Bantuan atau sumbangan dalam bentuk uang atau barang kepada orang
pribadi atau badan.
Contoh :
PT. Dimdim membayar zakat 2,5% dari hartanya senilai Rp 10.000.000
kepada Lazis Amanah yang pendiriannya telah disetujui oleh
Pemerintah, dan atas zakat tersebut diberikan tanda terima, maka untuk
Lazis Amanah zakat tersebut bukanlah merupakan penghasilan tetapi
untuk PT. Dimdim merupakan beban yang dapat dikurangkan.
5) Biaya berlangganan atau pengisian ulang pulsa dan perbaikan telepon
seluler yang dimiliki dan dipergunakan perusahaan untuk pegawai
tertentu karena jabatan atau pekerjaannya. Pembebanan sebagai biaya
perusahaan hanya sebesar 50% dalam tahun pajak yang bersangkutan
melaui penyusutan aset tetap kelompok 1 dan atas beban berlanggan
atau pengisian ulang pulsa dan peraikan telepon seluler tersebut dapat
dibebankan sebagai beban rutin perusahaan. (KEP-220/PJ./2002 jo. SE-
09/PJ.42/2002).
Contoh :
Atas pembelian handphone oleh PT. Yesia selama tahun 2010 telah dibayar
langganan kartu Halo sebesar Rp 7.000.000 maka biaya yang boleh
dibebankan adalah sebesar 50% x Rp 7.000.000 = Rp 3.500.000.
Perbedaan tersebut antara fiskal dengan akuntansi harus dilakukan
koreksi fiskal positif.
6) Biaya pemeliharaan atau perbaikan rutin kendaraan sedan atau sejenis,
termasuk juga pengeluaran rutin untuk pembelian atau pemakaian bahan
bakar, yang dimiliki dan dipergunakan perusahaan untuk pegawai tertentu
karena jabatan atau pekerjaannya. Pembebanan sebagai biaya
perusahaan hanya sebesar 50% dalam tahun pajak yang bersangkutan
melalui penyusutan aset tetap kelompok 2 dan atas beban pemeliharaan
atau perbaikan rutin kendaraan tersebut dapat dibebankan sebagai beban
rutin perusahaan. (KEP-220/PJ./2002 jo. SE-09/PJ.42/2002)
7) Bunga pinjaman dapat dibebnakan sebagian apabila rata-rata tertimbang
pinjaman per bulan> rata-rata tertimbang deposito atau tabungan per
bulan. Besarnya bunga pinjaman yang dapat dibebannkan tersebut adalah
sebesar jumlah bunga yang terutang atas rata-rata jumlah pinjaman yang
melebihi rata-rata jumlah deposito/tabungan (SE-46/PJ.4/1995 berlaku 5
Oktober 1995).
Bunga pinjaman ang dapat dibebankan
8) Pajak masukan yang tidak dapat dikreditan sesuai dengan Pasal 9 ayat (8)
UU PPN sepanjang dapat dibuktikan pengeluaran yang berhubungan
dengan kegiatan mendapatkan, menagih dan memelihara.

Beban yang Tidak Diperbolehkan Pajak


Berbeda dengan akuntansi komersial, untuk tujuan penghitungan PhKP tidak
semua biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dikurangkan dari penghasilan
bruto. Pasal 9 ayat (1) UU PPh menyebutkan jenis-jenis biaya yang tidak boleh
dikurangkan dari penghasilan adalah sebagai berikut:

a. Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun seperti dividen,
termasuk dividen yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada
pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi.
Dividen dengan segala bentuknya, pada prinsipnya merupakan bagian
laba dari perusahaan tersebut yang akan dikenakan PPh sehingga bukan
merupakan biaya untuk mendapatkan PhKP, demikian juga dengan sisa
hasil usaha pada koperasi, yang pada dasarnya merupakan bagian atas
kelebihan dari pendapatan dikurangi biaya, yang merupakan Objek PPh
sehingga bukan merupakan biaya untuk mendapatkan PhKP.

b. Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi


pemegang saham, sekutu, atau anggota. Hal ini seperti perbaikan rumah
pribadi, perjalanan pribadi, premi asuransi yang dibayarkan oleh
perusahaan untuk kepentingan pribadi para pemegang saham atau
keluarganya.
Contoh :
Perjalanan dinas yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam tahun 2011
sebesar Rp 500.000.000 di mana terdapat perjalanan pemegang saham
beserta keluarganya dalam rangka rekreasi ke Australia. Atas beban
perjalanan tersebut yag dapat menjadi pengurang untuk mendapatkan
PhKP adalah sebesar Rp 200.000.000 sedangkan Rp 300.000.000 harus
dilakukan koreksi fiskal.

Вам также может понравиться