Вы находитесь на странице: 1из 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya ada persamaan jenis bahan kimia yang


digunakan sebagaiantiseptik dan desinfektan. Tetapi tidak semua
bahan desinfektan adalah bahanantiseptik karena adanya
batasan dalam penggunaan antiseptik. Antiseptiktersebut harus
memiliki sifat tidak merusak jaringan tubuh atau tidak
bersifatkeras. Terkadang penambahan bahan desinfektan juga
dijadikan sebagai salah satucara dalam proses sterilisasi, yaitu
proses pembebasan kuman. Tetapi padakenyataannya tidak
semua bahan desinfektan dapat berfungsi sebagai bahandalam
proses sterilisasi.

Bahan kimia tertentu merupakan zat aktif dalam proses


desinfeksi dansangat menentukan efektivitas dan fungsi serta
target mikroorganime yang akandimatikan. Dalam proses
desinfeksi sebenarnya dikenal dua cara, cara fisik(pemanasan)
dan cara kimia (penambahan bahan kimia). Dalam tulisan ini
hanyadifokuskan kepada cara kimia, khususnya jenis-jenis bahan
kimia yang digunakanserta aplikasinya.

Banyak bahan kimia yang dapat berfungsi sebagai


desinfektan, tetapiumumnya dikelompokkan ke dalam golongan
aldehid atau golongan pereduksi,yaitu bahan kimia yang
mengandung gugus -COH; golongan alkohol, yaitusenyawa kimia
yang mengandung gugus -OH; golongan halogen atau
senyawaterhalogenasi, yaitu senyawa kimia golongan halogen
atau yang mengandunggugus -X; golongan fenol dan fenol
terhalogenasi, golongan garam amoniumkuarterner, golongan
pengoksidasi, dan golongan biguanida.

Telah dilakukan perbandingan koefisien fenol turunan aldehid


(formalin dan glutaraldehid) dan halogen (iodium dan hipoklorit)
terhadap mikroorganisme Staphylococcus aureusdan Salmonella
typhi yang resisten terhadap ampisilin dengan tujuan untuk
mengetahui keefektifan dari disinfektan turunan aldehid dan
halogen yang dibandingkan dengan fenol dengan metode uji
koefisien fenol.

B. Rumusan Masalah

Dalam pembahasan latar belakang di atas, maka rumusan


masalah yang ada pada latar belakang yang akan di bahas pada
makalah ini yaitu sebagai berikut:

1. Pengertian Desinfektan?

2. Pengertian Antiseptik?

3. Macam-macam antiseptic dan desinfektan?

C. Tujuan

Dalam makalah ini bertujuan agar lebih mengetahui


pengertian dari
desinfektan dan antiseptic, dan mengetahui macam-macam dari
desinfektan dan
antiseptic

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Desinfektan

Desinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk


mencegahterjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti
bakteri dan virus, jugauntuk membunuh atau menurunkan jumlah
mikroorganisme atau kuman penyakitlainnya. Disinfektan
digunakan untuk membunuh mikroorganisme pada benda mati.

Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab


penyakit denganbahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat
mengurangi kemungkinan terjadiinfeksi dengan jalam membunuh
mikroorganisme patogen. Desinfeksi dilakukanapabila sterilisasi
sudah tidak mungkin dikerjakan, meliputi : penghancuran
danpemusnahan mikroorganisme patogen yang ada tanpa
tindakan khusus untukmencegah kembalinya mikroorganisme
tersebut.

10 Kriteria Suatu Desinfektan Dikatakan Ideal, Yaitu :


1.Bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme
pada suhu kamar

2.Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH,


temperatur dan kelembaban

3.Tidak toksik pada hewan dan manusia

4.Tidak bersifat korosif

5.Tidak berwarna dan meninggalkan noda

6.Tidak berbau/ baunya disenangi

7.Bersifat biodegradable/ mudah diurai

8.Larutan stabil

9.Mudah digunakan dan ekonomis

10.Aktivitas berspektrum luas

B. Variabel dalam desinfektan

1.Konsentrasi (Kadar)

Konsentrasi yang digunakan akan bergantung kepada bahan yang


akan didesinfeksi dan pada organisme yang akan dihancurkan.

2.Waktu

Waktu yang diperlukan mungkin dipengaruhi oleh banyak


variable.

3.Suhu

Peningkatan suhu mempercepat laju reaksi kimia.

4.Keadaan Medium Sekeliling


pH medium dan adanya benda asing mungkin sangat
mempengaruhi proses disinfeksi

C. Anti Septik

Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau


menghancurkan mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang
desinfeksi digunakan pada bendamati. Desinfektan dapat pula
digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknyatergantung dari
toksisitasnya.

Antiseptik adalah substansi kimia yang dipakai pada kulit


atau selaputlendir untuk mencegah pertumbuhan
mikroorganisme dengan menghalangi atau merusakkannya.
Sedangkan desinfektan, pada dasarnya sama, namun istilah ini
disediakan untuk digunakan pada benda-benda mati. Beberapa
antiseptik merupakan germisida, yaitu mampu membunuh
mikroba, dan ada pula yang hanya mencegah atau menunda
pertumbuhan mikroba tersebut. Antibakterial adalah antiseptik
hanya dapat dipakai melawan bakteri.

D.Macam-Macam Desinfektan Dan Antiseptik

1.Garam Logam Berat

Garam dari beberapa logam berat seperti air raksa dan


perak dalam jumlah yangkecil saja dapat membunuh bakteri,
yang disebut oligodinamik. Hal ini mudahsekali ditunjukkan
dengan suatu eksperimen. Namun garam dari logam berat
itumudah merusak kulit, makan alat-alat yang terbuat dari logam
dan lagipula mahalharganya. Meskipun demikian, orang masih
biasa menggunakan merkuroklorida(sublimat) sebagai
desinfektan. Hanya untuk tubuh manusia lazimnya kita
pakaimerkurokrom, metafen atau mertiolat.

2.Zat Perwarna

Zat perwarna tertentu untuk pewarnaan bakteri mempunyai


daya bakteriostatis.Daya kerja ini biasanya selektif terhadap
bakteri gram positif, walaupun beberapakhamir dan jamur telah
dihambat atau dimatikan, bergantung pada konsentrasi
zatpewarna tersebut. Diperkirakan zat pewarna itu berkombinasi
dengan protein ataumengganggu mekanisme reproduksi sel.
Selain violet Kristal (bentuk kasar, violet gentian), zat pewarna
lain yang digunakan sebagai bakteriostatis adalah hijau malakhit
dan hijau cemerlang.

3.Klor dan senyawa klor

Klor banyak digunakan untuk sterilisasi air minum.


persenyawaan klor dengankapur atau dengan natrium merupakan
desinfektan yang banyak dipakai untukmencuci alat-alat makan
dan minum.

4.Fenol dan senyawa-senyawa lain yang sejenis

Larutan fenol 2 4% berguna sebagai desinfektan. Kresol


atau kreolin lebih baikkhasiatnya daripada fenol. Lisol ialah
desinfektan yang berupa campuran sabundengan kresol; lisol
lebih banyak digunakan daripada desinfektan-desinfektanyang
lain. Karbol ialah nama lain untuk fenol. Seringkali orang
mencampurkanbau-bauan yang sedap, sehingga desinfektan
menjadi menarik.

5.Kresol
Destilasi destruktif batu bara berakibat produksi bukan saja
fenol tetapi jugabeberapa senyawa yang dikenal sebagai kresol.
Kresol efektif sebagai bakterisida,dan kerjanya tidak banyak
dirusak oleh adanya bahan organic. Namun, agen inimenimbulkan
iritasi (gangguan) pada jaringan hidup dan oleh karena
itudigunakan terutama sebagai disinfektan untuk benda mati.
Satu persen lisol(kresol dicampur dengan sabun) telah digunakan
pada kulit, tetapi konsentrasiyang lebih tinggi tidak dapat
ditolerir.

6.Alkohol

Sementara etil alcohol mungkin yang paling biasa


digunakan, isoprofil dan benzylalcohol juga antiseptic. Benzyl
alcohol biasa digunakan terutama karena efekpreservatifnya
(sebagai pengawet).

7.Formaldehida

Formaldehida adalah disinfektan yang baik apabila


digunakan sebagai gas. Agenini sangat efektif di daerah tertutup
sebagai bakterisida dan fungisida. Dalamlarutan cair sekitar 37%,
formaldehida dikenal sebgai formalin.

8.Etilen Oksida

Jika digunakan sebagi gas atau cairan, etilen oksida


merupakan agen pembunuhbakteri, spora, jamur dan virus yang
sangat efektif. Sifat penting yang membuatsenyawa ini menjadi
germisida yang berharga adalah kemampuannya
untukmenembus ke dalam dan melalui pada dasarnya substansi
yang manapun yangtidak tertutup rapat-rapat. Misalnya agen ini
telah digunakan secara komersialuntuk mensterilkan tong-tong
rempah- rempah tanpa membuka tong tersebut.Agen ini hanya
ditempatkan dalam aparatup seperti drum dan, setelah
sebagianbesar udaranya dikeluarkan dengan pompa vakum,
dimasukkanlah etilen oksida.
9.Hidogen Peroksida

Agen ini mempunyai sifat antseptiknya yang sedang, karena


kemampuannya mengoksidasi. Agen ini sangat tidak stabil tetapi
sering digunakan dalam pembersihan luka, terutama luka yang
dalam yang di dalamnya kemungkinan dimasuki organisme aerob.

10.Betapropiolakton

Substansi ini mempunyai banyak sifat yang sama dengan


etilen oksida. Agen inimematikan spora dalam konsentrasi yang
tidak jauh lebih besar daripada yangdiperlukan untuk mematikan
bakteri vegetatif. Efeknya cepat, ini diperlukan,karena
betapropiolakton dalam larutan cair mengalami hidrolisis cukup
cepatuntuk menghasilkan asam akrilat, sehingga setelah
beberapa jam tidak terdapatbetapropiolakton yang tersisa.

11.Senyawa Amonium Kuaterner

Kelompok ini terdiri atas sejumlah besar senyawa yang


empat subtituennya mengandung karbon, terikat secara kovalen
pada atom nitrogen. Senyawa senyawa ini bakteriostatis atau
bakteriosida, tergantung pada konsentrasi yang digunakan pada
umumnya, senyawa-senyawa ini jauh lebih efektif terhadap

organisme gram-positif daripada organisme gram-negatif.

12.Sabun dan Detergen

Sabun bertindak terutama sebagai agen akti-


permukaan;yaitu menurunkantegangan permukaan. Efek mekanik
ini penting karena bakteri, bersama minyakdan partikel lain,
menjadi terjaring dalam sabun dan dibuang melalui
prosespencucian.

13.Sulfonamida

Sejak 1937 banyak digunakan persenyawaan-persenyawaan


yang mengandung belerang sebagai penghambat pertumbuhan
bakteri dan lagipula tidak merusak jaringan manusia. Terutama
bangsa kokus seperti Sterptococcus yang mengganggu
tenggorokan, Pneumococcus, Gonococcus, dan Meningococcus
sangat peka terhadap sulfonamide.

14.Antibiotik

Antibiotik ialah zat-zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme,


dan zat-zat itudalam jumlah yang sedikit pun mempunyai daya
penghambat kegiatan mikroorganisme yang lain.
BAB III
KESIMPULAN
Desinfektan didefinisikan sebagai bahan kimia atau
pengaruh fisika yangdigunakan untuk mencegah terjadinya
infeksi atau pencemaran jasad renik sepertibakteri dan virus, juga
untuk membunuh atau menurunkan jumlahmikroorganisme atau
kuman penyakit lainnya. Sedangkan antiseptik didefinisikan

Вам также может понравиться