Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai ialah unuk mengetahui dan menganalisis hirarki serta
fungsi sistem permukiman di Kabupaten Blora serta untuk mengetahui jumlah ketersediaan
fasilitas yang ada di Kabupaten Blora dengan menggunakan analisis GIS.
Pembahasan
Data fasilitas yang di gunakan dalam analisis skalogram guttman adalah data yang
meliputi fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan dan fasilitas untuk perdagangan. Berikut
merupakan data-data yang digunakan dalam analisis skalogram gutman tersebut:
Tabel 1
Jumlah Sarana Pendidikan Per Kecamatan di Kabupaten Blora
Kecamatan TK SD SMP SMA Akademi/PT
Jati 25 36 8 3 0
Randublatung 46 59 14 9 0
Kradenan 20 33 6 2 0
Kedungtuban 4 51 10 5 0
Cepu 44 44 15 15 3
Sambong 12 26 3 1 0
Jiken 16 30 5 3 0
Bogorejo 12 24 4 0 0
Jepon 42 45 6 1 0
Blora 64 63 14 11 1
Banjarejo 23 45 6 3 0
Tunjungan 28 34 5 7 0
Japah 20 28 4 0 0
Ngawen 45 45 12 5 0
Kunduran 42 48 10 3 0
Todanan 39 55 12 3 0
Jumlah 482 666 134 71 4
Sumber: Blora Dalam Angka 2013
COR =
COR =
COR = 0,93
Selanjutnya untuk menentukan jumlah orde Kabupaten Blora ialah dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
Dimana n = jumlah kecamatan, yaitu 16 kecamatan
Jumlah Orde = 1 + (3,3 x log n)
Jumlah Orde = 1 + (3,3 x log 16)
=
Sehingga jumlah orde Kabupaten Blora ada lima. Untuk mencari range tiap orde
digunakan rumus:
Wilayah kecamatan dengan hirarki terbesar adalah di Kecamatan Blora sebagai pusat
pemerintahan dan perdagangan dengan jumlah penduduk terbesar yaitu mencapai 92.540
jiwa. Disusul Kecamatan Cepu sebagai pusat perdagangan dengan jumlah penduduk besar
urutan nomor 3 setelah Kecamatan Blora dan Kecamatan Randublatung. Sedangkan
wilayah kecamatan dengan hirarki paling rendah terdapat di Kecamatan Bogorejo. Sebagai
kecamatan baru dengan jumlah penduduk terendah, Kecamatan Bogorejo belum memiliki
fasilitas selengkap wilayah kecamatan lainnya di Kabupaten Blora.
Tabel 6
Analisis Orde Skalogram
No. Kecamatan Jumlah Orde
1 Blora 10 I
2 Cepu 10 I
3 Randublatung 8 III
4 Kunduran 8 III
5 Jepon 8 III
6 Todanan 8 III
7 Banjarejo 8 III
8 Ngawen 8 III
9 Jati 8 III
10 Kedungtuban 7 IV
11 Kradenan 7 IV
12 Tunjungan 7 V
13 Jiken 7 V
14 Sambong 7 V
15 Japah 5 V
16 Bogorejo 5 V
Sumber: Hasil Analisis Kelompok, 2014
Berikut adalah langkah kerja untuk melakukan analisis dengan salah satu aplikasi
GIS, yaitu ArcMap, sebagai berikut:
1. Buka aplikasi ArcMap;
2. Kemudian, klik icon Add data, seperti gambar berikut:
9. Setelah langkah-langkah tersebut maka secara otomatis kolom dan baris yang
ada pada excel sudah masuk di attribute table dari shape Kabupaten Blora yang
kami gunakan.
10. Selanjutnya buka properties pada shape file yang sudah di join sebelumnya.
11. Maka akan terbuka layer properties lalu pilih categories unique value, pada
kolom value field pilih opsi orde, karena akan membagi peta berdasarkan jenis
orde.
12. Selanjutnya pilih add all values maka akan muncul pembagian orde.
Simpulan
Berdasarkan analisis Skalogram yang telah dilakukan terhadap kecamatan yang ada
di Kabupaten Blora, maka dapat didapatkan hasil sebagai berikut:
Orde I : Kecamatan Blora dan Kecamatan Cepu.
Orde II :-
Orde III :Kecamatan Randublatung, Kecamatan Kunduran, Kecamatan Jepon,
Kecamatan Todanana, Kecamatan Banjarejo, Kecamatan Ngawen,
dan Kecamatan Jati.
Orde IV :Kecamatan Kedungtuban dan Kradenan.
Orde V : :Kecamatan Tunjungan, Kecamatan Jiken, Kecamatan Sambong,
Kecamatan Japah, dan Kecamatan Bogorejo.
Sumber :
Bappeda Kabupaten Blora. 2013. Batas Wilayah Kabupaten Blora . Dalam blorakab.go.id.
Pemerintah Kabupaten Blora. 2013. Blora Dalam Angka 2013. BPS dan Bappeda Blora.