Вы находитесь на странице: 1из 10

Latar Belakang

Analisis skalogram adalah analisis yang digunakan untuk menganalisis pusat-pusat


permukiman khususnya hirarki atau orde pusat-pusat permukiman. Adapun yang menjadi
subyek di dalam analisis ini diganti dengan permukiman (settelment) sedangkan obyek
diganti dengan fungsi atau kegiatan. Pada akhirnya analisis skalogram dapat memberi
gambaran terkait adanya pengelompokan permukiman sebagai pusat pelayanan dengan
mendasarkan pada kelengkapan fungsi pelayanannya. Pada pembahasan kali ini, fasilitas
yang digunakan di dalam penilaian adalah fasilitas yang mencirikan fungsi pelayanan sosial
dan ekonomi dengan kriteria obyek tunggal dan terukur serta sedapatnya memiliki
karakteristik hirarki atau berjenjang. Metode skalogram digunakan untuk menganalisis hirarki
pusat-pusat permukiman atau orde-orde pusat permukiman yang ada di Kabupaten Blora.
Kabupaten Blora merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Jawa Tengah
dengan luas wilayah 1820,59 Km terdiri dari 16 kecamatan, yaitu Jati, Randublatung
Kradenan, Kedungtuban, Cepu, Sambong, Jiken, Bogorejo, Jepon, Blora, Banjarejo,
Tunjungan, Japah, Ngawen, Kunduran, dan Tondanan. Kabupaten Blora secara
administratif terletak di wilayah paling ujung (bersama Kabupaten Rembang) di sisi timur
Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis Kabupaten Blora terletak di antara 111016' s/d
111338' Bujur Timur dan diantara 6528' s/d 7248' Lintang Selatan. Jarak terjauh dari
barat ke timur adalah 57 km dan jarak terjauh dari utara ke selatan 58 km. Berikut ini adalah
batas-batas administrasi Kabuapeten Blora:
Sebelah Utara : Kabupaten Rembang dan Kabupaten Pati
Sebelah Timur : Kabupaten Bojonegoro Propinsi Jawa Timur
Sebelah Selatan : Kabupaten Ngawi Propinsi Jawa Timur
Sebelah Barat : Kabupaten Grobogan
Kabupaten Blora termasuk kabupaten dengan fasilitas-fasilitas yang memadai untuk
pemenuhan kebutuhan penduduknya. Laporan ini akan menganalisis fasilitas-fasilitas yang
ada untuk dan menentukan hierarki tiap kecamatan dengan menggunakan analisis
Skalogram (Skala Guttman).
Kabupaten Blora dengan luas wilayah administrasi 1820,59 km (182058,797 ha)
memiliki ketinggian 96,00-280 m diatas permukaan laut, Wilayah Kecamatan terluas
terdapat di Kecamatan Randublatung dengan luas 211,13 km sedangkan tiga kecamatan
terluas selanjutnya yaitu Kecamatan Jati, Jiken dan Todanan yang masing-masing
mempunyai luas 183,62 km, 168,17 km dan 128,74 km. untuk ketinggian tanah
kecamatan Japah relatif lebih tinggi dibanding kecamatan yang lain yaitu mencapai 280
meter dpl. Kabupaten Blora dengan luas wilayah 1820,59 Km, terbesar penggunaan
arealnya adalah sebagai hutan yang meliputi hutan negara dan hutan rakyat, yakni 49,66 %,
tanah sawah 25,38 % dan sisanya digunakan sebagai pekarangan, tegalan, waduk,

Analisis Skalogram Guttman Kabupaten Blora Page 1


perkebunan rakyat dan lain-lain yakni 24,96 % dari seluruh penggunaan lahan. Luas
penggunaan tanah sawah terbesar adalah Kecamatan Kunduran (5559,2174 Ha) dan
Kecamatan Kedungtuban (4676,7590 Ha) yang selama ini memang dikenal sebagai
lumbung padinya Kabupaten Blora.
Sedangkan kecamatan dengan areal hutan luas adalah Kecamatan Randublatung,
Jiken dan Jati, masing-masing melebihi 13 ribu Ha. Untuk jenis pengairan di Kabupaten
Blora, 12 kecamatan telah memiliki saluran irigasi teknis, kecuali Kecamatan Jati,
Randublatung, Kradenan, dan Kecamatan Japah yang masing-masing memiliki saluran
irigasi setengah teknis dan tradisional. Waduk sebagai sumber pengairan baru terdapat di
tiga Kecamatan Tunjungan, Blora, dan Todanan disamping dam-dam penampungan air di
Kecamatan Ngawen, Randublatung, Banjarejo, Jati, Jiken.

Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai ialah unuk mengetahui dan menganalisis hirarki serta
fungsi sistem permukiman di Kabupaten Blora serta untuk mengetahui jumlah ketersediaan
fasilitas yang ada di Kabupaten Blora dengan menggunakan analisis GIS.

Pembahasan
Data fasilitas yang di gunakan dalam analisis skalogram guttman adalah data yang
meliputi fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan dan fasilitas untuk perdagangan. Berikut
merupakan data-data yang digunakan dalam analisis skalogram gutman tersebut:
Tabel 1
Jumlah Sarana Pendidikan Per Kecamatan di Kabupaten Blora
Kecamatan TK SD SMP SMA Akademi/PT
Jati 25 36 8 3 0
Randublatung 46 59 14 9 0
Kradenan 20 33 6 2 0
Kedungtuban 4 51 10 5 0
Cepu 44 44 15 15 3
Sambong 12 26 3 1 0
Jiken 16 30 5 3 0
Bogorejo 12 24 4 0 0
Jepon 42 45 6 1 0
Blora 64 63 14 11 1
Banjarejo 23 45 6 3 0
Tunjungan 28 34 5 7 0
Japah 20 28 4 0 0
Ngawen 45 45 12 5 0
Kunduran 42 48 10 3 0
Todanan 39 55 12 3 0
Jumlah 482 666 134 71 4
Sumber: Blora Dalam Angka 2013

Analisis Skalogram Guttman Kabupaten Blora Page 2


Tabel 2
Jumlah Sarana Kesehatan Per Kecamatan di Kabupaten Blora
Balai Rumah Puskesmas Rumah
Kecamatan Puskesmas
Pengobatan Bersalin Pembantu Sakit
Jati 0 0 4 2 0
Randublatung 0 0 6 2 0
Kradenan 0 0 3 1 0
Kedungtuban 0 0 3 2 0
Cepu 0 0 2 3 1
Sambong 0 0 2 1 0
Jiken 0 0 3 1 0
Bogorejo 0 0 3 1 0
Jepon 0 0 3 2 0
Blora 0 0 5 2 2
Banjarejo 0 0 3 1 0
Tunjungan 0 0 3 1 0
Japah 0 0 4 1 0
Ngawen 0 0 4 2 0
Kunduran 0 0 4 2 0
Todanan 0 0 5 2 0
Jumlah 0 0 57 26 3
Sumber: Blora Dalam Angka 2013
Tabel 3
Jumlah Sarana Perdagangan Per Kecamatan di Kabupaten Blora
Pasar Pasar
Kecamatan
Desa Umum
Jati 1 1
Randublatung 3 2
Kradenan 3 0
Kedungtuban 3 0
Cepu 3 2
Sambong 4 0
Jiken 3 0
Bogorejo 2 0
Jepon 3 1
Blora 2 3
Banjarejo 3 1
Tunjungan 2 0
Japah 2 0
Ngawen 4 1
Kunduran 1 1
Todanan 4 1
Jumlah 43 13
Sumber: Blora Dalam Angka 2013
Untuk membuat tabel analisis Skalogram Guttman, data jumlah fasilitas tersebut
digabung menjadi satu tabel, kemudian diurutkan dari jumlah penduduk di kecamatan yang

Analisis Skalogram Guttman Kabupaten Blora Page 3


paling banyak hingga yang paling sedikit. Dari hasil analisis Skalogram, setelah datanya
diurutkan sesuai dengan kelengkapan fasilitasnya didapatkan jumlah eror totalnya sebanyak
10, dan jumlah total fasilitas yang tersedia adalah sebanyak 134, dengan jumlah terbesar
adalah 11 dan jumlah terkecil 6 fasilitas. Dari data-data tersebut, dapat dilakukan analisis
skalogram berdasarkan teori Guttman. Setelah melakukan perhitungan jumlah error data
dan mendapatkan jumlah total fasilitas yang ada, langkah selanjutnya yang dilakukan
adalah melakukan uji kelayakan skalogram dengan menghitung coeffisien of reproducibility
(COR). Koefisien dianggap layak apabila nilainya 0,9 1. Berikut ini adalah nilai COR dari
data fasilitas di Kabupaten Blora:

COR =
COR =
COR = 0,93
Selanjutnya untuk menentukan jumlah orde Kabupaten Blora ialah dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
Dimana n = jumlah kecamatan, yaitu 16 kecamatan
Jumlah Orde = 1 + (3,3 x log n)
Jumlah Orde = 1 + (3,3 x log 16)
=
Sehingga jumlah orde Kabupaten Blora ada lima. Untuk mencari range tiap orde
digunakan rumus:

Jadi, interval Orde Kabupaten Blora terdiri dari:


Orde I = >10,0212
Orde II = 9,0159 10,0212
Orde III = 8,0106 9,0159
Orde IV = 7,0053 8,0106
Orde V = 67,0053

Analisis Skalogram Guttman Kabupaten Blora Page 4


Tabel IV. 4
Analisis Skalogram Guttman
Puskes
Jumlah
Luas Area T SM mas Pasar Pasar Rumah Balai Rumah
No. Kecamatan 2 Pendudu SD SMA Puskesmas PT Jumlah Error
Km K P Pemban Desa Umum Sakit Pengobatan Bersalin
k
tu
1 Blora 79.79 92,540 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 10 0
2 Cepu 49.15 73,598 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 10 0
3 Randublatung 211.13 75,458 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 8 0
4 Kunduran 127.98 63,218 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 8 0
5 Jepon 107.72 60,127 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 8 0
6 Todanan 128.74 58,161 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 8 0
7 Banjarejo 103.05 58,055 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 8 0
8 Ngawen 100.98 57,076 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 8 0
9 Jati 138.62 46,089 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 8 0
10 Kedungtuban 106.86 55,311 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 7 0
11 Kradenan 109.51 39,500 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 7 0
12 Tunjungan 101.82 45,732 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 7 0
13 Jiken 168.17 38,121 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 7 0
14 Sambong 88,750.00 26,971 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 7 0
15 Japah 103.05 33,992 1 1 1 0* 1 1 1* 0 0 0 0 0 5 2
16 Bogorejo 49.81 24,022 1 1 1 0* 1 1 1* 0 0 0 0 0 5 2
1
90,436.37 847971 16 16 14 16 16 14 9 2 2 0 0 121 4
Total 6
Sumber: Analisis Kelompok, 2014

Analisis Skalogram Guttman Kabupaten Blora Page 5


Berdasarkan hasil perhitungan orde yaitu terdapat 5 orde. Akan tetapi wilayah dengan
orde ke II tidak ada karena jumlah fasilitas 10 tidak masuk ke dalam wilayah kecamatan
manapun. Sehingga hanya terdapat wilayah dengan tingkat orde I, III, IV, dan V saja.
Tabel 5
Pembagian Orde di Kabupaten Blora
Orde I >10,0212
Orde II 8,01594 9,02124
Orde III 7,01063 8,01593
Orde IV 6,00532 7,01062
Orde V 5 6,00531
Sumber : Hasil Analisis Kelompok, 2014

Wilayah kecamatan dengan hirarki terbesar adalah di Kecamatan Blora sebagai pusat
pemerintahan dan perdagangan dengan jumlah penduduk terbesar yaitu mencapai 92.540
jiwa. Disusul Kecamatan Cepu sebagai pusat perdagangan dengan jumlah penduduk besar
urutan nomor 3 setelah Kecamatan Blora dan Kecamatan Randublatung. Sedangkan
wilayah kecamatan dengan hirarki paling rendah terdapat di Kecamatan Bogorejo. Sebagai
kecamatan baru dengan jumlah penduduk terendah, Kecamatan Bogorejo belum memiliki
fasilitas selengkap wilayah kecamatan lainnya di Kabupaten Blora.
Tabel 6
Analisis Orde Skalogram
No. Kecamatan Jumlah Orde
1 Blora 10 I
2 Cepu 10 I
3 Randublatung 8 III
4 Kunduran 8 III
5 Jepon 8 III
6 Todanan 8 III
7 Banjarejo 8 III
8 Ngawen 8 III
9 Jati 8 III
10 Kedungtuban 7 IV
11 Kradenan 7 IV
12 Tunjungan 7 V
13 Jiken 7 V
14 Sambong 7 V
15 Japah 5 V
16 Bogorejo 5 V
Sumber: Hasil Analisis Kelompok, 2014
Berikut adalah langkah kerja untuk melakukan analisis dengan salah satu aplikasi
GIS, yaitu ArcMap, sebagai berikut:
1. Buka aplikasi ArcMap;
2. Kemudian, klik icon Add data, seperti gambar berikut:

Analisis Skalogram Guttman Kabupaten Blora Page 6


3. Pilih shape file yang akan di gunakan yaitu Kabupaten Blora pilih add,
tambahkan shape file Provinsi Jawa Tengah agar peta tak terlihat seperti pulau,

sehingga akan muncul tampilan sebagai berikut:


4. Selanjutnya memasukan data excel pada attribute table shape file yang akan
digunakan, dengan cara klik kanan pada shape file yang dipilih Join and
Relates join.
5. Kemudian, akan muncul kotak jendela join data, terdapat 3 kolom dialog pada
jendela tersebut. Isi kan ketiga kota dialog tersebut seperti gambar berikut:

Analisis Skalogram Guttman Kabupaten Blora Page 7


6. Pada isian pertama pilih kolom pada attribute table yang akan kita samakan
dengan kolom pada table di Microsoft excel, dalam kasus ini kelompok kami
menyamakan urutan kecamatan.
7. Kolom kedua adalah memasukan data excel yang telah kita buat, yaitu dengan
cara mengklik icon open folder yang dilingkari hitam pada gambar, lalu pilih file
excel yang akan kita join dengan attribute table di pada Arc Gis dan pilih sheet
pada file tersebut.
8. Kemudian langkah terakhir mengisi kolom ketiga yaitu memilih basis data yang
akan di-join.

9. Setelah langkah-langkah tersebut maka secara otomatis kolom dan baris yang
ada pada excel sudah masuk di attribute table dari shape Kabupaten Blora yang
kami gunakan.
10. Selanjutnya buka properties pada shape file yang sudah di join sebelumnya.

11. Maka akan terbuka layer properties lalu pilih categories unique value, pada
kolom value field pilih opsi orde, karena akan membagi peta berdasarkan jenis
orde.
12. Selanjutnya pilih add all values maka akan muncul pembagian orde.

Analisis Skalogram Guttman Kabupaten Blora Page 8


13. Maka pembagian ordenya akan tampak seperti pada peta.

Simpulan
Berdasarkan analisis Skalogram yang telah dilakukan terhadap kecamatan yang ada
di Kabupaten Blora, maka dapat didapatkan hasil sebagai berikut:
Orde I : Kecamatan Blora dan Kecamatan Cepu.
Orde II :-
Orde III :Kecamatan Randublatung, Kecamatan Kunduran, Kecamatan Jepon,
Kecamatan Todanana, Kecamatan Banjarejo, Kecamatan Ngawen,
dan Kecamatan Jati.
Orde IV :Kecamatan Kedungtuban dan Kradenan.
Orde V : :Kecamatan Tunjungan, Kecamatan Jiken, Kecamatan Sambong,
Kecamatan Japah, dan Kecamatan Bogorejo.

Analisis Skalogram Guttman Kabupaten Blora Page 9


Kabupaten Blora berdasarkan analisis Skala Skalogram ini tidak memiliki Orde II diakibatkan
tidak ada kecamatan yang memiliki jumlah fasilitas yang masuk ke dalam orde tersebut,
sehingga dapat disimpulkan bahwa pesebaran fasilitas pendidikan, kesehatan, dan
perdagangan belum tersebar secara merata.

Sumber :
Bappeda Kabupaten Blora. 2013. Batas Wilayah Kabupaten Blora . Dalam blorakab.go.id.
Pemerintah Kabupaten Blora. 2013. Blora Dalam Angka 2013. BPS dan Bappeda Blora.

Analisis Skalogram Guttman Kabupaten Blora Page 10

Вам также может понравиться