Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
RESPONSI KASUS
A. Identitas
1. Identitas pasien
Nama : Ny F
Umur : 33 Tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Alamat : Jalan Ikan Hiu 3 B, RT 01/02, Mayangan
2. Identitas suami
Nama : Tn. U
Umur : 30 Tahun
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Alamat : Jalan Ikan Hiu 3 B, RT 01/02, Mayangan
B. Subyektif
Autoanamnesis dan Heteroanamnesis dilakukan pada tanggal 11-13 Maret 2017.
1. Keluhan Utama
Nyeri perut kenceng-kenceng
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien merasakan nyeri perut kenceng-kenceng pada tanggal 11 Maret 2017
mulai pukul 05.30 WIB. Nyeri perut dirasakan hilang timbul dan merasa seperti ingin
BAB, kemudian pasien BAB, setelah BAB nyeri perutnya dirasakan makin sering dan
disertai keluar flek darah warna coklat. Kemudian pasien memeriksakan diri ke bidan
pukul 07.30 WIB. Dibidan diberi resep obat penghilang rasa sakit (nama obatnya lupa)
dan bidan melakukan pemeriksaan auskultasi, DJJ janin satunya tidak terdengar dan DJJ
janin satunya terdengar 125 kali per menit. Setelah melakukan pemeriksaan pasien
diperbolehkan pulang dengan dibekali obar anti nyeri.
Pasien pun pulang ke rumah, belum sempat minum obat yang diberikan oleh
bidan, nyeri perut semakin sering, nyeri yang dirasakan seperti diremas-remas dan
disertai keluar darah berwarna agak kecoklatan, encer, keluarnya banyak dan becampur
39
lendir. Kemudian suaminya membawa pasien ke IGD RSUD Dr. Moh. Saleh pukul
09.30 WIB. Di IGD, dilakukan pemeriksaan dalam dan sudah pembukaan sudah 8 cm,
effisment 80%, ketuban (+), teraba bagian selaput ketuban dan kepala janin hodge III.
His 310 55. TFU 2 jari setinggi pusat, namun DJJ tidak terdengar.
Pada umur kehamilan 2-4 bulan pasien mengeluh mual muntah setiap makan,
nafsu makan menurun, dalam sehari makan hanya satu kali. Pameriksaan ANC (Ante
Natal Care) mulai kehamilan 1.5 bulan, ke bidan, pemerikasaan ANC dilakukan setiap
bulan sekali. Pasien pernah USG 2 kali selama kehamilannya. USG pertama saat umur
kehamilan 5 bulan, ke dr Sp.OG dan dinyatakan bahwa hasil USG nya janinnya kembar,
satu janin sehat, tetapi janin satunya kecil. USG ke dua tangal 6 Maret 2017, ada USG
gratis dari puskesmas dan hasilnya menyatakan bahwa plasenta bagus, janin satunya
sehat, tetapi janin satunya kecil.
Pasien mengatakan sempat minum jamu beras kencur 2 hari yang lalu. Jamu
dibeli pada pedagang keliling di depan rumahnya. Riwayat minum alcohol dan merokok
disangkal pasien. Riwayat minum obat-obatan dalam jangka waktu lama disangkal
pasien.
.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Diabetes mellitus (-), Hipertensi (-), Asma (-), Penyakit Menular Seksual (-), Tumor (-), Operasi
(-), Merokok (-), Alkohol (-).
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Diabetes mellitus (+), Hipertensi (+), Asma (-), Penyakit Menular Seksual (-), Tumor (-),
Operasi (-), Merokok (+), Alkohol (-), Gemeli (+)
5. Riwayat Alergi
Alergi obat (-), Alergi makanan (-)
6. Riwayat Psiko-Sosial
Pasien tinggal serumah dengan suami
Pada 2 hari yang lalu pasien sempat minum jamu beras kencur sebanyak 1 kali, yang dibeli pada
pedagang keliling.
7. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 13 tahun
b. Haid teratur/tidak : teratur
c. Siklus : 28 hari
d. Selama : 7 hari
e. Banyak : 3 hari sampai 4 hari 1-3x ganti pembalut
40
f. Konsistensi : cair.
g. Dismenorrhea : (+)
h. Flour albus : -
8. HPHT : pasien lupa HPHT, bulan Oktober pasien periksa ke bidan, sudah hamil 1,5
bulan
9. Usia Kehamilan: sekitar 23-24 minggu
10. Riwayat Obstetri
GII P1001 Abo x
Riwayat Pernikahan
Menikah 1 kali, lama menikah 5 tahun
Goyang anak terasa terasa pada umur kehamilan 4 bulan.
Jumlah anak: 1
Anak ke Jenis Berat Tahun Umur Tempat Jenis
kelamin kehamilan bersalin persalinan
1 Laki-laki 2,800g 2013 9 bulan Bidan Spt B
2 Hamil ini - - - - -
C. Kelainan Lain:
Nafsu makan : baik
Berat badan : sebelum hamil 50 kg, setelah hamil 56 kg
Tinggi badan : 165 cm
BAB : 1 hari 1 kali
BAK : lebih sering
Batuk-batuk : tidak pernah
Sesak : tidak pernah
Berdebar-debar: tidak ada
Pusing : tidak ada
Mata kabur : tidak ada
Nyeri epigastric: tidak ada
D. Anamnesa Keluarga:
a. Ada tumor : -
b. Kelurga pernah operasi: -
c. Gemeli : ada keturunan kembar dari bapak ayahnya (dari buyut)
E. Obyektik
1. Status generalis
a. Keadaan umum : tampak sakit
b. Kesadaran : compos mentis
41
c. A/I/C/D :-/-/-/-
d. Tanda-tanda vital:
1) TD : 110/70 mmHg
2) HR : 88x/menit
3) RR : 20x/menit
4) Suhu : 36,5oC
2. Kepala :
Bentuk : bulat
Tumor : tidak ada
Rambut : rambut hitam, tidak rontok
3. Mata :
Congjungtiva : Konjungtiva tidak anemis (-)
Sklera : sklera tidak icterus (-)
Pupil : bulat, isokor
4. Telinga dan Hidung (THT) : Tidak ada sekret telinga, tidak ada sekret hidung, tonsil
tidak membesar dan tidak hiperemis
5. Mulut :
Tidak ada sakit gigi
Tidak ada hipersalivasi
Tidak ada beslag
Tidak ada tumor lidah
6. Leher :
Tidak ada struma
Tidak ada bendungan vena
7. Thorax :
1) Mammae : simetris, membesar, areola mammae hiperpigmentasi,
putting menonjol
2) Pulmo : suara nafas vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-
3) Cordis : S1-S2 tunggal reguler, murmur (-), gallop (-)
4) Abdomen :
Hepar : Tidak di evaluasi
Lien : Tidak di evaluasi
42
5) Ekstremitas :
Oedema : (-)
Reflek fisiologis: (+)
Reflek patologis : (-)
Kelainan ortopedik: (-)
8. Status obstetric
a. Muka:
Chloasma gravidarum : (+)
Exopthalmus : (-)
b. Mammae:
Membesar
Tegang
Hiperpigmentasi di areola
Colostrum : -/-
c. Abdomen
Inspeksi : - perut tampak membesar,
- Striae gravidarum alba (+)
- Striae gravidarum lividae (-)
- Hiperpigmentasi linea alba (-)
- luka bekas SC (-)
d. Palpasi : TFU setinggi 2 jari diatas pusat (22 cm)
e. His : 310 55
f. Pervaginam : keluar darah bercampur lendir (+)
g. Auskultasi : DJJ (-)
h. Anogenital :
a. Vulva : hematom (-), oedem (-), varises (-), hiperemis (-)
b. Uretra : muara (+), hematom (-), oedem (-)
c. Vaginal toucher : pembukaan 8 cm, effisement 80%, ketuban (+), show (+),
presentasi kepala Hodge III
i. Anus : tidak ada hemorrhoid externa
43
9. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium tanggal 11 Januari 2017
Pemeriksaan Hasil Range
Hb 12,6 12-26
Leukosit 13.550 4000-11000
Trombosit 176.000 150000-450000
HBsAg Negative Negative
G. Planning
Konsul dokter Sp. OG
Inj. Dexametason 3x2 ampul
Terpasang infus RL 500cc drip MgSO4 40% 20 tpm
Pasien di kirim ke VK
Cek Darah Lengkap
H. Prognosis
Ibu : Dubia ad bonam
Janin : Dubia ad malam
I. Follow up
11 MARET 2017
Ny. F. 33 tahun, GII P1001 Ab 0x UK 23-24 Minggu Inpartu Kala I Fase Aktif
dengan Partus Prematur, Janin Gemelli Mati Intra Uterin, Presentasi Kepala dengan
IUFD.
44
10.30 Px masuk VK
WIB Telah partus spontan, janin gemeli , keduanya perempuan, dengan
berat keduanya 500gram, pada tanggal 11 Maret 2017 pukul 10.30
WIB dengan IUFD. Maserasi grade 0 karena kulit warna masih
kemerahan dan maserasi grade 2 karena kulit mengelupas, lepuh-
lepuh pecah dan mewarnai air ketuban menjadi merah coklat.
WIB contraction baik, tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, perdarahan kurang
lebih 150 cc. perineum intck, tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 88x/menit,
suhu 36,7oC. Infus RL 500cc drip oksitosin 20 IU profilaksis.
2 jam post partum, K/U: cukup. K/L: A/I/C/D: -/-/-/-, tekanan darah 120/80
12.30 mmHg, nadi 80 x/menit, RR 20x/menit, suhu 36,7 0 C, tinggi fundus uteri 2
WIB jari di bawah pusat, kontraksi uterus: baik, perdarahan: - , infus RL 500cc
drip oksitosin 10 IU (20 tpm). Pasien pindah ke melati
45
11 Maret 2017 ( 13.00 WIB)
Subyektif:
Nyeri perut: (+) perut terasa nyeri, Mami: belum mau makan, pusing (+), mual/muntah:
(+/-), pandang kabur: (-), miring/ duduk/jalan:-/-/-, flatus: -, BAB: (-), BAK (-)
Obyektif:
Status generalis
Keadaan umum: lemah, kesadaran: CM, tekanan darah: 110/70mmHg, nadi: 80 x/menit,
RR: 20x/menit, Suhu: 36,50C, a/i/c/d -/-/-/-, Thx: simetris, Pulmo: Ves (+/+), ronki
(-/-),wheezing (-/-), Cor: S1S2 tunggal, murmur- Abdomen : supel (+), BU (+) baik, nyeri
tekan (-), Ekstremitas: Akral hangat (+/+), CRT <2dtk (+/+).
Status Obstetri
ASI (-), Mammae: puting susu menonjol, TFU: 2 jari bawah pusat, UC : baik, Pervag:
lochia rubra (+)
Assesment:
P1011 Ab 0x post partum spt B hari ke-1 dengan Partus Prematur dan IUFD
Planning:
1. Infus RL 500cc drip oxytosin 2 amp 20 tpm
2. Inj. Cefotaxime 1gr 3x1
3. Inj. Asam mefenamat 500mg 2x1
4. Inj. Ondansetron 8 mg 2x1
12 Maret 2017 (06.00 WIB)
Subyektif:
Nyeri perut: (+) masih terasa kemeng-kemeng, Mami: baik, pusing (-), pandangan kabur:
(-), mual/muntah: (-), miring/duduk/ jalan: +/+/+, flatus: (+), BAB: (-), BAK: (-)
Obyektif:
Status generalis
Keadaan umum: baik, kesadaran: CM, TD: 110/80mmHg, HR: 87x/menit, RR: 21x/menit,
Suhu: 36,50C, a/i/c/d -/-/-/-, Thx: simetris, Pulmo: Ves (+/+), ronki (-/-),wheezing (-/-),
46
Cor: S1/S2 tunggal, murmur (-) Abdomen : supel (+), BU (+) baik, Ekstremitas: Akral
hangat (+/+), CRT <2dtk (+/+), Edema (-/-)
Status Obstetri
ASI (-), Mammae: puting susu menonjol, TFU: 2 jari bawah pusat, UC : baik, Pervag:
lochia rubra (+)
Assesment:
P1011 Ab 0x post partum spt B hari ke-2 dengan Partus Prematur dan IUFD
Planning:
1. Infus RL 20 tpm
2. Inj. Cefotaxime 1gr 3x1
3. Inj. Asam mefenamat 500mg 3x1
Obyektif:
Status generalis
Keadaan umum: baik, kesadaran: CM, TD: 120/80mmHg, HR: 82x/menit, RR: 22x/menit,
Suhu: 36,50C, a/i/c/d -/-/-/-, Thx: simetris, Pulmo: Ves (+/+), ronki (-/-),wheezing (-/-),
Cor: S1/S2 tunggal, murmur- Abdomen : supel (+), BU (+) baik, Ekstremitas: Akral hangat
(+/+), CRT <2dtk (+/+), Edema (-/-)
Status Obstetri
ASI (-), Mammae: puting susu menonjol, TFU: 2 jari bawah pusat, UC : baik, Pervag:
lochia rubra (+)
Assesment:
P1011 Ab 0x post partum spt B hari ke-3 dengan Partus Prematur dan IUFD
47
Planning:
1. Aff Infus
2. Tab. Cefotaxime 500mg 3x1
3. Tab. Asam mefenamat 500mg 3x1
4. KRS
BAB IV
ANALISIS KASUS
melakukan pemeriksaan ANC (antenatal care ) setiap 1 bulan sekali ke bidan. Pada umur
kehamilan 2-4 bulan pasien mengeluh mual dan muntah, nafsu makan menurun, dan sehari
hanya makan satu kali. Pada pemeriksaan ke bidan tanggal 11 Maret 2017 pukul 05.30 WIB,
pasien mengeluh nyeri perut kenceng-kenceng dan keluar flek darah, lalu pasien memeriksakan
diri ke bidan dimana DJJ janin 125 kali per menit, sedangkan DJJ janin satunya tidak terdengar,
setelah diperiksa oleh bidan, pasien diberi obat anti nyeri dan pasien diperbolehkan pulang.
Karena bidan merasa flek bercak-bercak yang sedikit, mungkin ini akibat pasien terlalu kecapean
dan kurangnya istirahat karena pasien kemarin baru datang dari luar kota, menjenguk saudara
suaminya yang menikah dan mungkin karena stress, maka bidan memberi obat antinyeri dan
disarankan pasien untuk istirahat di rumah. Pada kasus ini, sebaiknya pasien langsung dirujuk ke
rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih awal yang lebih baik dikarenakan kondisi
pasien gemeli ini menyatakan bahwa DJJ janin satunya baik, sedangkan DJJ janin satunya lagi
tidak terdengar dan hasil pemeriksaan USG terakhirnya tanggal 6 Maret 2017 mengatakan
bahwa janin yang satunya dalam kondisi baik sedangkan janin satunya lebih kecil. Disini tenaga
kesehatan seharusnya lebih memprioritaskan pada keselamatan janin dan ibu dimana seperti
pemeriksaan yang dilakukan oleh bidan tersebut mendapatkan hasil DJJ janin satunya tidak
48
terdengar, dan memberikan KIE yang tepat pada ibu dan keluarga, agar pasien mengerti dan mau
menyatakan janin gemelli dan sehat, tetapi janin yang satunya kecil. Disini pada waktu
pemeriksaan USG di dr Sp.OG, dokter tidak memberikan KIE pada ibunya tentang bagaimana
cara agar janin yang kecil tersebut mendapat nutrisi yang baik, seperti mengkonsumsi vitamin
dan komplikasi apa yang dapat terjadi pada janin dan ibunya.
Kurangnya KIE dari tenaga kesehatan mungkin disebabkan tidak tersedianya cukup
banyak waktu dan dikarenakan praktek yang ramai. Kelalaian tenaga medis tersebut juga dapat
disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan informasi pada ilmu pengetahuan yang terbaru.
Seharusnya dokter yang baik harus memberikan KIE yang tepat dan sesuai dengan kondisi
pasien. Dalam kasus ini kondisi kehamilan pasien bisa karena kekurangan gizi pada ibu dan
pengetahuan pasien terhadap kesehatannya. Hal ini dapat dilihat dari rasa tidak ingin tahu pasien
terhadap kondisi kehamilannya. Pada saat pemeriksaan rutin ke bidan, pasien tidak ingin tahu
tentang bagaimana kondisi janinnya, dan pada saat pemeriksaan ke dr. Sp.OG, pasien juga tidak
ingin bertanya tentang hasil USG yang didapatkannya dimana kondisi janin saat itu satunya baik
dan satunya lebih kecil. Selain itu, pasien juga tidak bertanya ke dokter bagimana cara
penanganan pada janin yang lebih kecil tersebut dan komplikasi apa yang dapat terjadi pada
janin yang sehat dan ibunya. Ketiadaan rasa ingin tahu pada pasien ini dapat dikaitkan dengan
pendidikan terakhir pasien sebagai lulusan SMP. Hal ini dapat menyebabkan rasa ingin tahu
terhadap kesehatan kehamilannya berkurang. Tingkat kemajuan, mutu dan kualitas pendidikan
49
Hal tersebut dapat dijadikan patokan bahwa kualitas sumber daya manusia di Indonesia
masih rendah yang dapat dilihat dari belum optimalnya seseorang untuk mengembangkan diri
melalui pendidikan yang tinggi. Menurut sebuah penelitian, rendahnya SDM dapat disebabkan
karena ketidakmerataan sarana pendidikan yang memadai, kualitas tenaga pengajar yang kurang
didapat dari suami yang bekerja sebagai pegawai swasta. Penghasilan tiap bulan suami sekitar
Rp. 1. 400.000,- sudah berada diatas standar upah minimum regional. Upah minimum regional
tahun 2017 untuk wilayah Jawa Timur senilai Rp. 1. 388.000, - Namun, pasien mengatakan hal
tersebut belum cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Apalagi pasien sudah mempunyai
satu anak yang umurnya masih 3,5 tahun, dimana pasien harus memenuhi kebutuhan anak
tersebut seperti keperluan membeli susu formula, dan kebutuhan untuk membeli obat atau ke
dokter yang mendadak bila anak pasien tersebut sakit, selain itu pasien juga menanggung biaya
memeriksa kehamilan secara rutin yang dapat dilakukan di berbagai tempat pelayanan kesehatan
terdekat. Pasien memeriksakan kehamilan jika terjadi keluhan yang berarti pada kehamilannya.
Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya promosi kesehatan khususnya untuk ANC pada ibu
hamil. Sebuah penelitian menyatakan bahwa pengetahuan ibu hamil mengenai ANC
mengakibatkan kurang pedulinya ibu hamil tentang kesehatan dirinya dan bayi yang
dikandungnya.
Namun, jika dilihat dari jaminan kesehatan yang didapat dari tempat kerja suami,
seharusnya pasien bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang sesaui. Temat pelayanan
kesehatan untuk pemeriksaan ANC dapat dari mana saja, dapat di posyandu, puskesmas atau dari
50
poli rumah sakit yang menerima BPJS ketenagakerjaan. Dari tempat pelayanan tersebut, biaya
pengeluaran untuk pemeriksaan kesehatan dapat diminimalisir dan pasien dapat rutin
selama hamil dapat terdeteksi lebih dini dan tertangani lebih awal. Hal-hal tersebut dirasa pasien
menjadi salah satu faktor yang menyebabkan ia kurang perhatian dan peduli terhadap kesehatan
kehamilannya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari tinjauan kasus ini dapat ditarik kesimpulan bahwa kesehatan masih menjadi
hal yang mahal dan sulit dijangkau masyarakat khususnya di tingkat menengah kebawah.
Selama ini nampak bahwa perhatian promosi KIE lebih besar ditujukan pada mereka yang
sakit, sedangkan mereka yang berada diantara yang sehat dan sakit tidak banyak
51
mendapatkan upaya promosi. Dalam hal ini tantangan pembangunan kesehatan yang masih
dihadapi adalah:
1. Status kesehatan penduduk kurang mampu masih renda
2. Kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan masih rendah
3. Kinerja pelayanann kesehatan yang rendah
4. Lemahnya dukungan peraturan perundang-undangan dan kemampuan
Setelah dijabarkan analisis pada laporan kasus ini maka penulis menyarankan:
1. Untuk tenaga medis perlu memperbarui ilmu pengetahuan dengan mengikuti berbagai
2. Untuk pasien perlu dikembangkan penyuluhan pada ibu hamil khususnya ANC dari
tenaga medis terutama dari faskes pertama sehingga dapat meningkatkan ilmu
Daftar Pustaka
2. Aisyah S., Fatmawati. 2014. Asuhan Kebidanan Konprehensif Pada Trimester II dengan
Gemelli di RSI Nashrul Ummah Lamongan. Universitas Islam Lamongan
52
5. Childrenss Hospital of the Kings Daughter. Multiple Pregnancy. Available from: www.
Chkd.org/High_Risk_Pregnancy/multiple.asp
6. Confirmed Twin Pregnancy. Available from: www.nice.org.uk/nice/medialive.
9. Goepfert A.R. 2001. Preterm Delivery. In: Obstetrics and Gynecology Principle for Practi
se. McGraw-Hill.
11. Machwiyah Y., Handayani N.S.N. 2013. Analisis Pedigree dan Fenotip Pasangan
Kembar Studi Kasus Pada Keluarga Kembar di Kecamatan Laweyan Surakarta. ISSN
2303-1616, Vol 1, No 1.
13. Manuaba, I.A.C.dkk.2009. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi dan Obstetri Ginekologi
Sosial Untuk Bidan. Jakarta: ECG
15. Norwitz,E. Schorge,J. 2007. At a Glance Obstetri & Ginekologi edisi kedua Kematian
Janin Intra Uterin. EMS : Jakarta
53
17. Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
18. Saifuddin. Abdul B. dkk. 2010. Buku Ilmu Kebidanan. Ed4. Cetakan ketiga. Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, Hal 495-502.
19. Silver RM. 2011. Fetal death. Obstet Gynecol. Jan 2007;109(1):153-67. Diakses pada 24
Desember2016.
20. Tuange A., Tandean H., Wagey F.W. 2014. Profil Persalinan Kembar di BLU RSUP
Prof.Dr. D. Kondau Manado. Fakultas Kedokteran Unsrat Manado
21. Wiknjosastro, H.2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka, Sarwono
Prawirohardjo.
54