Вы находитесь на странице: 1из 5

Nama : Anisa Ayu

Widiaswara
NIM : M0414010
Tugas BSA

MODE OF ACTION ANTIVIRUS (HIV)

Berbeda dengan antimikroba lainya, antiviral yang dapat menghambat atau membunuh
virus juga akan dapat merusak sel hospes dimana virus itu berada. Ini karena replikasi virus
RNA maupun DNA berlangsung didalam sel hospes dan membutuhkan enzim dan bahan lain
dari hospes. Dengan mencuatnya masalah penyakit acid-immuno-deficiency-syndrom (AIDS)
maupun virus lainnya, maka kegiatan penelitian mencari obat anti viral telah mendapat
dukungan yang lebih luas dari berbagai pihak baik swasta maupun pemerintah, terutama di
Negara maju. Obat antivirus generasi baru pada umumnya bekerja lebih selektif terutama
asiklovir sehingga toksisitasnya lebih rendah.
HIV (human immunodeficiency virus) adalah sebuah retrovirus yang menginfeksi sel
sistem kekebalan tubuh manusia terutama Sel T CD4+ dan makrofaga, komponen vital dari
sistem sistem kekebalan tubuh "tuan rumah" dan menghancurkan atau merusak fungsi mereka.
Infeksi dari HIV menyebabkan pengurangan cepat dari sistem kekebalan tubuh, yang
menyebabkan kekurangan imun. HIV merupakan penyebab dasar AIDS. HIV menular melalui
hubungan kelamin dan hubungan seks oral, atau melalui anus, transfusi darah, penggunaan
bersama jarum terkontaminasi melalui injeksi obat dan dalam perawatan kesehatan, dan antara
ibu dan bayinya selama masa hamil, kelahiran dan masa menyusui.
Golongan Obat Antiretrovirus (Antivirus untuk HIV)
a. Nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NRTI)
Reverse transkripstase (RT) mengubah RNA virus menjadi DNA proviral sebelum
bergabung dengan kromosom hospes. Karena antivirus golongan ini bekerja pada tahap
awal replikasi HIV, obat obat golongan ini menghambat terjadinya infeksi akut sel yang
rentan, tapi hanya sedikit berefek pada sel yang telah terinfeksi HIV. Untuk dapat bekerja,
semua obat golongan NRTI harus mengalami fosforilasi oleh enzim sel hospes di
sitoplasma. Yang termasuk komplikasi oleh obat obat ini adalah asidosilaktat dan
hepatomegali berat dengan steatosis.

1
1) Zidovudin
Obat mudah diabsorpsi setelah pemasukan oral dan jika diminum bersama makanan,
kadar puncak lebih lambat, tetapi jumlah total obat yang diabsorpsi tidak terpengaruh.
Penetrasi melewati sawar otak darah sangat baik dan obat mempunyai waktu paruh
1jam. Sebagian besar AZT mengalami glukuronidasi dalam hati dan kemudian
dikeluarkan dalam urine.
Mekanisme kerja
Obat ini bekerja pada HIV RT dengan cara menghentikan pembentukan rantai DNA
virus.
Resistensi
Terhadap didanosin disebabkan oleh mutasi pada reverse transcriptase. Spektrum
aktivitas : HIV (1 & 2)
b. Nucleotide reverse transcriptase inhibitor (NtRTI)
Tenofovir disoproksil fumarat merupakan nukleutida reverse transcriptase inhibitor
pertama yang ada untuk terapi infeksi HIV-1. Obat ini digunakan dalam kombinasi
dengan obat anti retrovirus lainnya. Tidak seperti NRTI yang harus melalui tiga tahap
fosforilase intraselular untuk menjadi bentuk aktif, NtRTi hanya membutuhkan dua tahap
fosforilase saja. Diharapkan berkurangnya satu tahap fosforilase obat dapat bekerja lebih
cepat dan konversinya menjadi bentuk aktif lebih sempurna.

1) Tenofovir Disoproksil

Mekanisme kerja

Bekerja pada HIV RT ( dan HBV RT ) dengan cara menghentikan pembentukan


rantai DNA virus.

Resistensi

Disebabkan oleh mutasi pada RT kodon 65.

2
c. Non- Nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI)

Merupakan kelas obat yang menghambat aktivitas enzim revers transcriptase dengan cara
berikatan ditempat yang dekat dengan tempat aktif enzim dan menginduksi perubahan
konformasi pada situs akif ini. Semuasenyawa NNRTI dimetabolisme oleh sitokrom P450
sehingga cendrung untuk berinteraksi dengan obat lain.

1) Nevirapin
Mekanisme kerja
Bekerja pada situs alosterik tempat ikatan non subtract HIV-1 RT.
Resistensi
Disebabkan oleh mutasi pada RT.
2) Delavirdin
Mekanisme kerja
Sama dengan devirapin.
Resistensi
Disebabkan oleh mutasi pada RT. Tidak ada resistensi silang dengan nefirapin dan
efavirens.
d. Protease inhibitor (PI)
Semua PI bekerja dengan cara berikatan secara reversible dengan situs aktif HIV
protease. HIV-protease sangat penting untuk infektivitas virus dan penglepasan
poliprotein virus. Hal ini menyebabkan terhambatnya penglepasan polipeptida prekusor
virus oleh enzim protease sehingga dapat menghambat maturasi virus, maka sel akan
menghasilkan partikel virus yang imatur dan tidak virulen.

1) Sakuinavir dan Ritonavir

Mekanisme kerja

3
Sakuinavir bekerja pada tahap transisi merupakan HIV protease peptidomimetic
inhibitor.

Resistensi

Terhadap sakuinavir disebabkan oleh mutasi pada enzim protease terjadi resistensi
silang dengan PI lainnya. Terhadap ritonavir disebabkan oleh mutasi awal pada
protease kodon 82.

e. Viral entry inhibitor


Enfuvirtid merupakan obat pertama yang masuk ke dalam golongan VIRAL ENTRY
INHIBITOR. Obat ini bekarja dengan cara menghambat fusi virus ke sel. Selain enfuvitid
; bisiklam saat ini sedang berada dalam study klinis. Obat ini bekerrja dengan cara
menghambat masukan HIV ke sel melalui reseptor CXCR4.
1) Enfurtid
Mekanisme kerja
Menghambat masuknya HIV-1 ke dalam sel dengan cara menghanbat fusi virus ke
membrane sel.
Resistensi
Perubahan genotif pada gp41 asam amino 36-45 menyebabkan resistensi terhadap
enfuvirtid, tidak ada resistensi silang dengan anti HIV golongan lain.

Sumber:

Gunawan, Suilistia Gan. Dkk. 2007. Farmakologi dan Terapi edisi 5. Jakarta : Gaya Baru
Gunawan, Suilistia Gan. Dkk. 1995. Farmakologi dan Terapi edisi 4. Jakarta : Gaya Baru

4
Drs. Tan Hoan Tjay dan Drs. Kirana Rahardja. 2007. Obat-obat Penting edisi 6. Jakarta:
Depkes RI

Вам также может понравиться