Вы находитесь на странице: 1из 7

NIRA MUTIARA

145020301111043
METODOLOGI PENELITIAN

RINGKASAN BUKU JOGIYANTO BAB 5


PENGUKURAN
Sebelum mengetahui pengertian dari pengukuran, kita harusnya mengetahui
pengertian dari objek dan properti. Objek merupakan suatu entitas yang akan diteliti, objek
bisa berupa manusia, perusahaan, karyawan dan lain-lain. Sedangkan property merupakan
karakteristik dari objek, properti ini bisa berupa fisik, psikologi dan properti sosial. Setelah
kita mengetahui apa properti dan objek maka pengukuran merupakan pemberian nila properti
dari suatu objek.
Pengukuran properti fisik lebih mudah dilaksanakan karena dapat diobservasi secara
langsung. Sedangkan pengukuran properti psikologi dan sosial lebih sulit untuk dilakukan
karena tidak mudah untuk diobservasi hal ini disebabkan property tersebut masih bersifat
konsep dan abstrak. Terdapat teknik yang digunakan untuk mengukurnya yaitu memecahkan
konsep kedalam beberapa karakteristik perilaku yang dapat diobservasi, pemecahan ini
disebut dengan pengoperasionalan konsep.
DEFINISI OPERASI
Pengoperasionalan konsep adalah menjelaskan karakteristik dari objek (properti)
kedalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan
diopersioanalkan dalam riset. Pengoperasioalan konsep ini memberikan definisi konsep dari
masing-masing variabel dan konsep yang digunakan. Terdapat beberapa konsep yang
langsung bisa dipecahkan, namun ada juga beberapa konsep yang harus melalui beberapa
dimensi terlebih dahulu untuk menemukan dimensi terlebih dahulu.
DIMENSI
Dimensi merupakan bagian-bagian dari properti yang menunjukkan karakteristik-
karakteristik utama dari properti konsep tersebut. Dimensi ini belum dapat diukur, sehingga
harus dirubah terlebih dahulu menjadi elemen-elemen. Terdapat sebuah contoh untuk
menggambarkan bagaimana konsep, dimensi-dimensi dan elemen-elemen berhubungan sebai
berikut:
Misalkan dalam konsep belajar, dalam konsep ini banyak orang yang menganggap bahwa
ujian saja tidak cukup untuk mengukur konsep belajar. Pada tahun 2003 Uma Sekaran
memberikan usulan dengan mengidentifikasi konsep belajar menjadi 3 dimensi (1)memahami
(2) etensi dan (3) aplikasi. Pemecahan kedalam dimensi menunjukkan bahwa orang belajar
arus dapat memahami apa yang diajarkan, menyimpan dan mengingat atau meretensi apa
yang sudah dipahami serta mengaplikasikan apa yang sudah dipahami. Istilah-istilah
memahami, retensi dan aplikasi disini masih merupakan hal yang abstrak. Oleh karena itu,
ketiga dimensi ini harus dipecahkan lebih terinci agar dapat diukur sebagai berikut:
1. Dimensi memahami dapat diukur dengan elemen-elemen:
a. Dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan benar
b. Dapat memberikan vontoh yang tepat
2. Dimensi retensi dapat diukur dengan : dapat memanggil materi dari otak setelah
beberapa waktu lamanya
3. Dimensi aplikasi dapat diukur dengan:
a. Mampu memecahkan masalah dengan nmenerapkan konsep-konsep yang
dipahami
b. Mampu mengintregasikan dengan semua materi-materi yang relevan
SKALA
Langkah selanjutnya setelah kita mengetahui definiki konsep dan mengopersionalkannya
adalah mengukurnya. Dalam pengukuran ini membutuhkan alat atau mekanisme yang dapat
digunakan untuk mengukurnya. Disini salah satunya adalah Skala. Skala merupakan suatu
alat atau mekanisme yang dapat digunakan untuk membedakan individual-individual ke
dalam variabel-variabel yang akan digunakan dalam riset. Terdapat 4 macam atau tipe skala
yaiut :
1. Nominal, yaitu tipe skala bernilai klasifikasi. Misalnya, laki-laki, perempuan untuk
gender
2. Ordinal, yaitu bernilai klasifikasi dan orde. Misalnya: penliaian (kurang baik, baik,
sangat baik)
3. Interval, yaitu bernilai klasifikasi, order dan berjarak. Misalnya skala ikert 1 sampai
dengan 5, dengan jarak 1 sampai dengan 2 mempunyai jarak sama dengan 2 sampai
dengan 3 dan seterusnya
4. Rasio, yaitu bernilai klasifikasi, order, distance dan memounyai nilai awal. Misalnya,
unit waktu sebesar 20 unit yang mempunyai nilai awal 0. Rasio dalam hal ini tidak
arus pembagian.
METODE PENSKALAAN
Metode penskalaan merupakan pemberian nilai-nilai ke variabel. Terdapat dua macam
penskalaan, yaitu:
1. Skala Rating
Penskalaan ini digunakan untuk membrikan nilai ke suatu variabel. Beberapa skala
rating yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Skala dikotomi
Skala ini memberikan nilai dikotomi misalkan nilai Ya atau Tidak. Tipe data yang
digunakan adalah nominal.
b. Skala Katergori
Skala ini memberikan nilai beberapa item untuk dipilih. Tipe data yang
digunakan untuk skala ini adalah tipe nominal.
c. Skala Likert
Skala ini digunakan untuk mengukur respon subjek ke dalam 5 point skala denga
interval yang sama. Tipe data yang digunakan adalah interval
d. Skala perbedaan semantic
Skala ini menggunakan dua buah nilai ekstrem dan subjek yang diminta untuk
menentukan responsny adiantara dua nilai tersebut diruang yang disediakan yang
disebut ruang semantik. Tipe yang digunakan adalah tipe interval.
e. Skala Nurmerik
Skala ini sama dengan skala perbedaan semantic hanya mengganti ruang
semantic yang disediakan dengan angka numerik. Tipe data yang digunkan adalah
tipe interval.
f. Skala penjumlahan tetap atau konstan
Subjek diminta untuk mendistribusikan nilai responsnya kedalam beberapa item
yang sudah disediakan dengan jumlah yang tetap. Tipe data yang digunakan
adalah tipe rasio.
g. Skala Taple
Sakal ini dimaksudkan tidak hanya mengukur inensitas reposns dari subjek tetapi
juga arah responsnya. Karena nilai nol tidak disebutkan dengan eksplisit, maka
tipe data yang digunakan adalah tipe interval.
h. Skala Grafik
Skala ini menggunakan grafik skala dan subjek memberik tanda pada tempat
grafik untuk responsnya. Tipe data yang digunakan adalah tipe interval.
2. Skala Rangking
Skala rangking membandaingkan dua atau lebih objek untuk memilih objek yang lebi
baik. Terdapat beberapa skala rangking dibawah ini:
a. Skala perbandingan-berpasangan
Digunakan untuk memilih satu dari dua objek secara berpasangan. Tipe data yang
digunakan adalah ordinal
b. Skala rangking dipaksakan
Skala ini mengurutkan langsung relative satu terdahap lainnya. Tipe data yang
digunakan adalah ordinal
c. Skala komparatif
Skala ini membandingkan dengan standar suatu benchmark yang lainnya. Tipe
data yang digunakan adalah ordinal

RINGKASAN BUKU UMA SEKARAN BAB 9


METODE PENGUMPULAN DATA:KUESIONER

JENIS-JENIS KUESIONER
Koesioner adalah metode pengumpulan data berupa beberapa pertanyaan yang dijawab
oleh responden dan hasilnya akan direkam atau dikumpulkan oleh peneliti. Jenis
pengumpulan data ini membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan observasi
dan wawancara, namun hanya membutuhkan waktu yang sedikit.. kekurangan lainnya adlaah,
terkadang kuesioner tidak mendapatkan respon dari responden. Kuesioner umumnya
dirancang untuk mengumpulkan sejumlah besar data kuantitatif. Koesioner dapat diberikan
secara pribadi, dikirim ke responden, atau didistribusikan secara elektronik.
1. Kuesioner secara pribadi diberikan
Kuesioner pribadi lebih cocok dilakukan pada area lokal. Keuntungan utama
dari ini adalah bahwa peneliti atau anggota tim peneliti dapat mengumpulkan semua
tanggapan yang diselesaikan dalam waktu singkat. Keraguan responden pada
pertanyaan tertentu dapat diklarifikasi di tempat. Peneliti juga diberikan kesempatan
untuk memperkenalkan topik penelitian dan memotivasi responden untuk
memberikan jawaban jujur mereka. Pemberian kuesioner kepada sejumlah besar
individu pada saat yang sama lebih murah dan menghabiskan waktu yang kurang dari
wawancara; sama halnya, tidak memerlukan banyak keterampilan untuk mengelola
kuesioner seperti halnya untuk melakukan wawancara.
2. Kuesioner elektronik dan email
Kelebihan dari kuesioner ini adalah dapat mencakup seluruh area geografis.
Koesioner dikirim ke responden dan dapat diselesaikan sesuka responden, di rumah,
dan dengan cara responden itu sendiri. Namun, kekurangan adalah respon yang
diberikan sangatlah rendah. Tingkat respon 30% dianggap diterima. Kelemahan lain
dari kuesioner elektronik dan mail adalah bahwa keraguan responden mungkin tidak
bisa diklarifikasi. Juga, dengan tingkat pengembalian yang sangat rendah sulit untuk
menetapkan keterwakilan sampel karena mereka menanggapi survei mungkin tidak
sama sekali mewakili populasi yang seharusnya mereka wakili.

PEDOMAN UNTUK DESAIN KUESIONER


Prinsip-prinsip desain kuesioner harus fokus pada tiga bagian, yaitu:
1. Prinsip pemilihan kata
Prinsip-prinsip pemilihan kata merujuk pada faktor-faktor seperti:
a. Kesesuaian isi pertanyaan;
b. Bagaimana nada pertanyaan dan tingkat kecanggihan bahasa yang digunakan;
c. Jenis dan bentuk pertanyaan yang diajukan;
d. Urutan dari pertanyaan;
e. Uata pribadi didapatkan dari responden.
2. Prinsip pengukuran kata
Seperti halnya terdapat pedoman yang harus diikuti untuk memastikan bahwa
kata-kata dari kuesioner sudah tepat untuk meminimalkan kerancuan, sehingga juga
ada beberapa prinsip pengukuran yang harus diikuti untuk memastikan bahwa data
yang dikumpulkan sesuai untuk menguji hipotesis. Pengukuran mengacu pada skala
dan teknik skala yang digunakan dalam mengukur konsep, serta penilaian keandalan
dan validitas dari langkah-langkah yang digunakan.
3. Review desain kuesioner
Prinsip-prinsip desain kuesioner berhubungan dengan bagaimana nada dan
ukuran pertanyaan, serta bagaimana seluruh kuesioner diatur. Untuk meminimalkan
kerancuan responden dan kesalahan pengukuran, semua prinsip yang dibahas harus
diikuti dengan hati-hati. Kuesioner yang paling berguna sebagai metode pengumpulan
data, terutama ketika sejumlah besar orang yang akan dicapai dalam wilayah
geografis yang berbeda. kuesioner adalah metode yang populer dalam pengumpulan
data karena peneliti dapat memperoleh informasi dengan cukup mudah, dan
tanggapan kuesioner mudah diberi kode. Ketika instrumen yang divalidasi digunakan,
temuan studi ini bermanfaat bagi komunitas ilmiah karena hasilnya dapat direplikasi
dan menambah teori dasar yang telah ada.

SURVEI DIMENSI INTERNASIONAL


Dengan globalisasi operasi bisnis, manajer sering perlu membandingkan efektivitas
bisnis anak perusahaan mereka di berbagai negara. Para peneliti yang terlibat dalam
penelitian lintas budaya juga berusaha untuk melacak persamaan dan perbedaan dalam respon
perilaku dan sikap karyawan di berbagai tingkatan dalam budaya yang berbeda. Ketika data
dikumpulkan melalui kuesioner dan kadang-kadang melalui wawancara, seseorang harus
memperhatikan alat ukur dan bagaimana data dikumpulkan, selain menjadi peka terhadap
perbedaan budaya dalam penggunaan istilah tertentu. Survei juga harus disesuaikan dengan
budaya yang berbeda.
1. Isu-isu khusus dalam instrumentasi untuk penelitian lintas-budaya
Masalah khusus tertentu perlu ditangani ketika merancang instrumen untuk
mengumpulkan data dari berbagai negara. Karena bahasa yang berbeda yang
diucapkan di negara yang berbeda, penting untuk memastikan bahwa terjemahan dari
instrumen untuk bahasa lokal cocok dan akurat dengan bahasa asli. Untuk tujuan ini,
instrumen harus diterjemahkan dulu oleh ahli lokal. Kesetaraan idiomatik juga bisa
menjadi masalah, di mana beberapa idiom yang unik untuk satu bahasa tidak tidak
dapat untuk terjemahan ke bahasa lain. Kesetaraan konseptual, dimana makna dari
kata-kata tertentu bisa berbeda dalam budaya yang berbeda. Semua masalah ini dapat
diurus melalui terjemahan kembali baik oleh orang-orang yang fasih dengan bahasa
yang relevan dan juga pengetahuan tentang adat dan kebiasaan di budaya yang
bersangkutan.
2. Isu-isu pada pengumpulan data
Setidaknya tiga isu penting pengumpulan data bagi lintas budaya yaitu
kesetaraan respon, waktu pengumpulan data, dan status individu yang dikumpulkan
datanya. Kesetaraan respon dipastikan dengan mengadopsi prosedur pengumpulan
data yang seragam dalam budaya yang berbeda. Metode identik memperkenalkan
studi, peneliti, petunjuk tugas, dan pidato penutupan, di kuesioner diberikan secara
pribadi, memberikan kesetaraan dalam motivasi, orientasi tujuan, dan sikap respon.
Waktu data lintas budaya yang dikumpulkan juga penting untuk perbandingan lintas
budaya. Pengumpulan data harus diselesaikan dalam jangka waktu yang dapat
diterima di negara-negara yang berbeda katakanlah dalam waktu tiga sampai empat
bulan. Jika terlalu banyak waktu berlalu dalam mengumpulkan data dalam berbagai
negara, banyak hal yang mungkin berubah selama interval waktu dalam satu negara
atau semua negara.

REVIEW KEUNTUNGAN DAN KELEMAHAN DARI PERBEDAAN METODE


PENGUMPULAN DATA DAN KAPAN MASING-MASING METODE DIGUNAKAN
Wawancara tatap muka menawarkan kesempatan untuk menjalin hubungan dengan
orang yang diwawancarai, dan membantu untuk mengeksplorasi dan memahami masalah
yang kompleks. Banyak ide-ide yang sulit untuk diartikulasikan juga bisa dibahas dalam
wawancara tersebut. Di sisi negatif, wawancara tatap muka memiliki potensi untuk
membingungkan pewawancara dan dapat menghabiskan biaya yang besar jika sejumlah besar
responden yang terlibat.
Wawancara telepon membantu untuk menghubungi responden yang tersebar di
berbagai wilayah geografis dan mendapatkan tanggapan langsung dari mereka. Wawancara
telepon adalah cara yang efisien untuk mengumpulkan data ketika seseorang memiliki
spesifikasi, pertanyaan terstruktur, membutuhkan tanggapan cepat, dan memiliki sampel yang
tersebar di wilayah yang luas. Di sisi negatif, pewawancara tidak dapat mengamati respon
nonverbal responden, dan yang diwawancara dapat memblokir panggilan.
Studi observasional membantu kita untuk memahami masalah yang kompleks melalui
pengamatan langsung (baik sebagai peserta atau bukan peserta yang diamati) dan
memungkinkan untuk langsung meminta penjelasan tentang isu-isu tertentu, Di sisi negatif,
pengamatan ini mahal, karena jangka waktu pengamatan (biasanya mencakup beberapa
minggu atau bahkan bulan) yang diperlukan, dan kebiasan pengamat mungkin ikut dalam
data yang dikumpulkan.
Pemberian koesioner secara pribadi kepada kelompok individu membantu untuk (1)
menjalin hubungan dengan responden sambil memperkenalkan survei, (2) memberikan
klarifikasi yang diinginkan oleh responden di tempatnya, dan (3) mengumpulkan kuesioner
segera setelah mereka selesai. Dalam hal ini, ada tingkat respon 100%. Di sisi negatif,
pemberian kuesioner secara pribadi akan mahal, terutama jika sampel tersebar luas secara
geografis. Kuesioner secara pribadi diberikan ketika data yang dikumpulkan dari responden
yang terletak dekat satu sama lain dan kelompok responden dapat dengan mudah
dikumpulkan.
Kuesioner elektronik dan email menguntungkan ketika tanggapan terhadap banyak
pertanyaan harus diperoleh dari sampel yang tersebar luas secara geografis, atau sulit atau
tidak mungkin untuk melakukan wawancara telepon tanpa banyak beban. Di sisi negatif,
kuesioner tersebut biasanya memiliki tingkat respon yang rendah dan juga tidak bisa
memastikan apakah data yang diperoleh adalah mewakili populasi yang diteliti. Survei
kuesioner mengirimkan surat elektronik atau yang paling cocok (dan mungkin satu-satunya
alternatif terbuka untuk peneliti) ketika informasi yang akan diperoleh pada skala besar
melalui pertanyaan terstruktur, dengan biaya yang wajar,,dari sampel yang tersebar luas
secara geografis.

LEBIH DARI SATU METODE PENGUMPULAN DATA


Karena hampir semua metode pengumpulan data memiliki kerancuan yang terkait
dengan mereka, mengumpulkan data melalui multimethods dan dari berbagai sumber
memberikan kecermatan penelitian. Misalnya, jika tanggapan dikumpulkan melalui
wawancara, kuesioner, dan observasi yang sangat berkorelasi dengan satu sama lain, maka
kita akan lebih percaya tentang keabsahan dari data yang dikumpulkan. Jika pertanyaan yang
sama menghasilkan jawaban yang tidak sesuai dalam kuesioner dan wawancara, kemudian
timbul suasana ketidakpastian sehingga akan cenderung untuk membuang kedua data yang
berat sebelah. Demikian juga, jika data yang diperoleh dari beberapa sumber melahirkan
tingkat kesamaan yang besar, kita akan memiliki keyakinan kuat atas keabsahan data. Oleh
karena itu, korelasi tinggi di antara data yang diperoleh pada variabel yang sama dari sumber
yang berbeda dan melalui metode pengumpulan data yang berbeda memberikan kredibilitas
lebih untuk instrumen penelitian dan data yang diperoleh melalui instrumen tersebut.
Penelitian yang baik memerlukan pengumpulan data dari berbagai sumber dan melalui
beberapa metode pengumpulan data meskipun lebih mahal dan memakan waktu.

IMPLIKASI MANAJERIAL
Sebagai manajer, Anda mungkin akan ikut serta dengan konsultan untuk melakukan
penelitian dan tidak dapat mengumpulkan data itu sendiri melalui wawancara, kuesioner, atau
observasi. Namun, selama kegiatan, ketika Anda akan terpaksa harus memperoleh informasi
yang berhubungan dengan pekerjaan melalui wawancara dengan klien, karyawan, atau orang
lain, Anda akan tahu bagaimana kalimat yang objektif atas suatu pertanyaan untuk
memperoleh jenis respon yang tepat dan berguna. Selain itu, Anda, sebagai sponsor
penelitian, akan dapat memutuskan tingkat kecanggihan yang ingin dikumpulkan,
berdasarkan kompleksitas dan gravitasi dari situasi. Selain itu, sebagai bagian dari peserta
yang diamati secara terus menerus atas semua yang terjadi di sekitar anda di tempat kerja,
Anda akan dapat memahami dinamika situasi yang terjadi.

ETIKA PADA PENGUMPULAN DATA


Beberapa masalah etika harus ditangani ketika mengumpulkan data. Sebagaimana
dicatat sebelumnya, ini berkaitan dengan orang-orang yang terlibat dalam penelitian, orang-
orang yang mengumpulkan data, dan orang-orang yang menawarkan mereka. pihak yang ikut
terlibat dalam penelitian harus meminta studi yang akan dilakukan untuk memperbaiki tujuan
organisasi, dan bukan untuk alasan mementingkan diri sendiri lainnya. Mereka harus
menghormati kerahasiaan data yang diperoleh oleh peneliti, dan tidak meminta tanggapan
individu atau kelompok untuk diungkapkan kepada mereka, atau meminta untuk melihat
kuesioner. Mereka harus memiliki pikiran yang terbuka dalam menerima hasil dan
rekomendasi dalam laporan yang disampaikan oleh para peneliti.Etika dan peneliti
1. salah satu tanggung jawab utama dari peneliti adalah memperlakukan informasi yang
diberikan oleh responden sebagai rahasia dan menjaga atau privasinya
2. Peneliti tidak harus menggambarkan sifat penelitian kepada subjeknya, terutama dalam
percobaan laboratorium
3. Informasi pribadi yang tampaknya menyinggung tidak harus diminta, dan jika benar-
benar diperlukan untuk proyek tersebut, harus disampaikan dengan penuh kehatihatian
kepada responden, misalnya menawarkan alasan tertentu.
4. Harga diri dan kehormatan diri dari subyek tidak boleh dilanggar.
5. Tidak ada pemaksaan untuk menanggapi survei dan jika seseorang tidak ingin
berpartisipasi, keinginan individu harus dihormati.
6. pengamat nonpartisipan harus serendah hati mungkin
7. Dalam studi laboratorium, subyek harus ditanyai dengan pengungkapan penuh alasan
untuk percobaan setelah mereka berpartisipasi dalam studi.
8. Subyek tidak boleh berada dalam situasi di mana mereka bisa mengalami bahaya fisik
atau mental.
9. Peneliti harus menjamin tidak adanya keliru atau distorsi dalam melaporkan data yang
dikumpulkan selama penelitian.
Perilaku etis responden yaitu subjek sekali setelah memilih untuk berpartisipasi dalam sebuah
studi, harus bekerja sama sepenuhnya dalam tugas-tugas ke depannya, seperti menanggapi
survei atau mengambil bagian dalam percobaan. Selain itu responden juga harus memberikan
tanggapan yang benar dan jujur.

Вам также может понравиться