Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB 1
PENDAHULUAN
2.2 Epidemiologi
AIDS pada awal pertama kali dilaporkan oleh Oleske, Rubinstein dan Amman pada tahun
1983 di Amerika Serikat. Sejak itu laporan jumlah AIDS pada anak di Amerika makin lama
makin meningkat. Pada bulan Desember 1989 di Amerika telah dilaporkan 1995 anak yang
berumur kurang dari 13 tahun yang menderita AIDS dan pada bulan Maret 1993 terdapat
4.480 kasus. Jumlah ini merupakan l,5 % dari seluruh jumlah kasus AIDS yang dilaporkan di
Amerika. Di Eropa sampai tahun 1988 terdapat 356 anak dengan AIDS. Kasus infeksi HIV
terbanyak pada orang dewasa maupun anak-anak tertinggi di dunia adalah di Afrika terutama
negara-negara Afrika Sub-Sahara.
UNAIDS dan WHO memperkirakan bahwa AIDS telah membunuh lebih dari 25 juta jiwa
sejak pertama kali diakui tahun 1981, membuat AIDS sebagai salah satu epidemik paling
menghancurkan pada sejarah. Meskipun baru saja, akses perawatan antiretrovirus bertambah
baik di banyak region di dunia, epidemik AIDS diklaim bahwa diperkirakan 2,8 juta (antara
2,4 dan 3,3 juta) hidup pada tahun 2005 dan lebih dari setengah juta (570.000) merupakan
anak-anak.Secara global, antara 33,4 dan 46 juta orang kini hidup dengan HIV.Pada tahun
2005, antara 3,4 dan 6,2 juta orang terinfeksi dan antara 2,4 dan 3,3 juta orang dengan AIDS
meninggal dunia, peningkatan dari 2003 dan jumlah terbesar sejak tahun 1981.
Afrika Sub-Sahara tetap merupakan wilayah terburuk yang terinfeksi, dengan perkiraan
21,6 sampai 27,4 juta jiwa kini hidup dengan HIV. Dua juta [1,5&-3,0 juta] dari mereka
adalah anak-anak yang usianya lebih rendah dari 15 tahun. Lebih dari 64% dari semua orang
yang hidup dengan HIV ada di Afrika Sub Sahara, lebih dari tiga per empat (76%) dari semua
wanita hidup dengan HIV. Pada tahun 2005, terdapat 12.0 juta [10.6-13.6 juta] anak
yatim/piatu AIDS hidup di Afrika Sub Sahara.Asia Selatan dan Asia Tenggara adalah
terburuk kedua yang terinfeksi dengan besar 15%. 500.000 anak-anak mati di region ini
karena AIDS. Dua-tiga infeksi HIV/AIDS di Asia muncul di India, dengawn perkiraan 5.7
juta infeksi (perkiraan 3.4 9.4 juta) (0.9% dari populasi), melewati perkiraan di Afrika
Selatan yang sebesar 5.5 juta (4.9-6.1 juta) (11.9% dari populasi) infeksi, membuat negara ini
dengan jumlah terbesar infeksi HIV di dunia.Di 35 negara di Afrika dengan perataan terbesar,
harapan hidup normal sebesar 48.3 tahun 6.5 tahun sedikit daripada akan menjadi tanpa
penyakit. Perkiraan terbesar HIV perinatal menular di Amerika Serikat adalah 1651 kasus
pada tahun 1991.
CDC memperkirakan bahwa pada tahun 2009, pada mereka 40 negara, jumlah infeksi HIV
pediatrik didiagnosis adalah sebagai berikut
Pada tahun 2009, 12 kasus perinatal ditularkan penyakit HIV akhir (AIDS) didiagnosis.
Jumlah kumulatif kasus AIDS diperkirakan perinatal menular didiagnosis melalui 2009
adalah 8640.Pada akhir tahun 2008, 3022 anak-anak muda dari 13 tahun hidup dengan infeksi
HIV di 40 negara bagian dengan rahasia berdasarkan nama pelaporan infeksi HIV.Di seluruh
Amerika Serikat pada tahun 2009, diperkirakan 13 kasus AIDS didiagnosis pada anak-anak
muda dari 13 tahun. Perkiraan jumlah kumulatif diagnosa AIDS pada anak-anak muda dari 13
tahun sampai 2009 di Amerika Serikat adalah 9448.
Di Amerika Serikat, jumlah kasus baru AIDS pediatrik menurun, terutama karena inisiatif
kesehatan publik mengenai tes HIV secara universal bagi ibu hamil dan penggunaan AZT dan
terapi antiretroviral lain pada wanita hamil yang terinfeksi dan bayi baru lahir mereka.Pada
tahun 2007, 19 anak-anak Amerika berusia di bawah 15 tahun meninggal karena penyakit
HIV.
Wanita hamil di daerah perkotaan negara-negara ini memiliki tingkat prevalensi setinggi
1%.Meskipun jumlah tahunan infeksi HIV baru telah terus menurun sejak akhir 1990-an,
wabah di Eropa Timur dan di Asia Tengah terus tumbuh, jumlah orang yang hidup dengan
HIV di wilayah ini mencapai 1,6 juta jiwa pada 2005-peningkatan hampir 20 kali lipat dalam
waktu kurang dari 10 tahun Mayoritas orang-orang yang hidup dengan HIV masih muda;.
75% infeksi yang dilaporkan antara 2000 dan 2004 adalah pada orang muda dari 30 tahun. Di
Eropa Barat, persentase yang sesuai adalah 33%.
Tingkat penularan perinatal relatif rendah di Eropa dan tinggi di Afrika, independen dari
pengobatan. Wanita yang tidak diobati menginfeksi 13% dan 40% anak di Eropa dan Afrika,
masing-masing. Tingkat penularan pascakelahiran di Afrika dan negara berkembang lainnya
diangkat karena kebutuhan untuk menyusui.HIV-1 adalah penyebab paling umum infeksi
HIV di benua Amerika, Eropa, Asia, dan Afrika. Jenis HIV 2 (HIV-2) telah menyebabkan
wabah di Afrika Barat, meskipun virus ini juga ditemukan di negara-negara Eropa. HIV-1
subtipe berbeda menurut wilayah geografis. Subtipe non-B sangat lazim di Afrika dan di
Asia.
Tingkat transmisi tinggi dari Afrika ke Eropa telah meningkatkan keragaman subtipe di
Eropa.Secara global, anak-anak di luar Amerika Serikat tidak faring juga. Setiap hari, 1400
anak-anak menjadi HIV positif dan 1000 anak meninggal terkait HIV penyebab. Sekitar 2,5
juta anak di seluruh dunia lebih muda dari 15 tahun hidup dengan HIV / AIDS. Di sub-Sahara
Afrika saja, 1,9 juta anak yang hidup dengan HIV / AIDS dan lebih dari 60% dari semua
infeksi HIV baru terjadi pada perempuan, bayi, atau anak-anak muda. Pada 2007, 90% dari
anak yang baru terinfeksi adalah bayi yang tertular HIV dari ibu yang terinfeksi mereka.
Yang sangat mengkhawatirkan, 90% dari bayi yang mendapatkan penyakit dari ibu yang
terinfeksi ditemukan di Afrika sub-Sahara Afrika. Prevalensi infeksi HIV di antara anak-anak
kekurangan gizi telah diperkirakan setinggi 25%.Prevalensi infeksi HIV di Asia dan Eropa
sangat bervariasi karena praktek-praktek budaya bervariasi dan kurangnya sistem pelaporan
nasional di banyak daerah. Pekerja industri seks komersial di negara-negara seperti Thailand
dan di Kepulauan Karibia bertanggung jawab terhadap penularan HIV meningkat untuk muda
girls and, vertikal, untuk bayi.Pada tahun 2004, lebih dari setengah juta anak berusia di
bawah 15 tahun meninggal karena HIV / AIDS. Pada tahun 2006, jumlah ini menurun
menjadi 380.000.
Pada tahun 2002, HIV / AIDS adalah penyebab utama ketujuh kematian pada anak di
negara berkembang. Penyakit tersebut berkembang pesat di sekitar 10-20% anak yang
terinfeksi, dan mereka meninggal karena AIDS pada usia 4 tahun, sedangkan 80-90%
bertahan hidup sampai usia rata-rata 9-10 tahun.Di daerah yang terkena dampak sub-Sahara
Afrika, angka kematian bayi telah meningkat sebesar 75% karena, sebagian, pada status
yatim piatu dari kebanyakan anak. Berbeda dengan banyak negara maju, tingkat kematian
untuk anak-anak muda dari 5 tahun lebih tinggi hari ini dibandingkan pada tahun 1990 di
banyak negara Afrika, terutama karena dampak yang menghancurkan dari HIV / AIDS.
Sebuah studi tahun 2006 Afrika Selatan diperkirakan bahwa HIV / AIDS adalah penyebab
tunggal terbesar dari kematian bayi dan anak di Afrika Selatan pedesaan. HIV / AIDS
sekarang bertanggung jawab untuk 332.000 kematian anak di sub-Sahara Afrika, hampir 8%
dari semua anak kematian di wilayah tersebut.Hasil dari satu penelitian mencatat bahwa
pneumonia dan kekurangan gizi sangat lazim dan secara signifikan berhubungan dengan
tingginya tingkat kematian di antara dirawat di rumah sakit, terinfeksi HIV atau anak-anak
terpajan HIV di sub-Sahara Afrika. Prediktor independen lain kematian adalah septikemia,
sarkoma Kaposi, meningitis, dan kandidiasis esofagus untuk anak yang terinfeksi HIV; dan
anemia meningitis dan berat untuk pasien rawat inap terkena HIV. Hasil ini menekankan
pentingnya expediently membangun strategi terapi di rumah sakit anak Afrika.
A) Ras
Anak-anak hitam dan Hispanik secara tidak proporsional terinfeksi di Amerika Serikat.
Pada tahun 2002, infeksi HIV adalah penyebab utama 7 dan 10 kematian pada anak-anak
hitam dan Hispanik di usia remaja, masing-masing. Sekitar 62% anak dengan AIDS adalah
hitam.Di Amerika Serikat, anak dari kelompok minoritas telah paling terpengaruh oleh AIDS.
Lebih dari 50% anak yang terinfeksi berwarna hitam, dan sedikit kurang dari 25% adalah
Hispanik. Dari kasus-kasus anak HIV baru pada tahun 2003, 68% terjadi di Afrika Amerika.
Jumlah kasus AIDS pediatrik dilaporkan dalam hitam non-Hispanik anak-anak adalah 3,4 kali
lebih tinggi dari pada putih non-Hispanik dan anak-anak adalah 2,6 kali lebih tinggi dari
anak-anak Hispanik.
B) Jenis kelamin
Wanita usia subur adalah salah satu kelompok yang paling cepat berkembang dengan
AIDS, 20% kasus AIDS pada orang dewasa di Amerika Serikat terjadi dalam kelompok
ini.Orang muda (berusia 15-44 y) menjelaskan salah satu kelompok yang terinfeksi paling
cepat berkembang dan account untuk hampir setengah dari semua infeksi. Di antara kaum
muda, perempuan muda lebih cenderung menjadi terinfeksi. Di sub-Sahara Afrika, lebih dari
dua pertiga dari semua pemuda terinfeksi adalah anak perempuan muda. Variasi frekuensi
dalam jenis kelamin di wilayah lain di dunia tergantung pada dominasi pekerja seks
komersial dan proporsi tenaga kerja sementara dan mobile lebih mungkin terpisah dari
keluarga.
Berkaitan dengan usia perbedaan dalam kejadian Karena penularan vertikal dari ibu ke
anak adalah rute utama yang digunakan pediatrik infeksi HIV diperoleh, kebanyakan anak
yang HIV positif harus diidentifikasi pada masa bayi. Meskipun strategi pengobatan saat ini
dapat mencegah penularan vertikal, obat tidak tersedia di banyak tempat, terutama di Afrika.
Namun demikian, usia presentasi dapat sangat bervariasi pada anak berisiko tinggi yang
sebelumnya tak dikenal. Anak-anak bisa tanpa gejala selama bertahun-tahun, dan munculnya
infeksi oportunistik pada anak 10 tahun atau seorang remaja di antaranya AIDS kemudian
didiagnosis tidak langka. Anak-anak yang terjangkit HIV melalui transmisi nonvertikal
mungkin memiliki penyakit selama fase akut dari sindrom retroviral, atau mereka mungkin
hadir beberapa tahun kemudian dengan infeksi oportunistik atau berulang.CDC
memperkirakan bahwa 50% dari semua infeksi HIV baru di Amerika Serikat terjadi di antara
individu yang berusia 13-24 tahun. Ini adalah statistik penting yang mempengaruhi angka
kematian pada orang dewasa muda. Sebagai contoh, HIV adalah penyebab utama kematian
ke-5 dari kalangan perempuan kulit hitam berusia 20-24 tahun, dan merupakan penyebab
utama kematian pada wanita kulit hitam yang berusia 25-34 tahun.
C) Di Indonesia
Di RSCM hingga tahun 2006 terdapat 150 pasien terinfeksi HIV/AIDS pada anak < 15
tahun, dan 100 anak yang terpapar HIV tetapi tidak tertulari. Pada orang dewasa sampai
dengan September 2005 terdapat 8,169 pengidap infeksi HIV. Penderita pria lebih banyak 3
kali lipat dari wanita. Sebagian besar pengidap usia dewasa ini adalah pada usia subur.
Dengan kemampuan reproduksi penderita dewasa, akan lahir anak-anak yang mungkin
tertular HIV. Bila tidak dilakukan intervensi, dari setiap 100 wanita dewasa pengidap HIV
yang hamil dan melahirkan, sebanyak 40-45 anak-anak ini akan tertulari.
Statistik Kasus AIDS di Indonesia dilapor s/d Maret 2012 (Sumber : Ditjen PP & PL
Kemenkes RI)
Berdasarkan hasil workshop di Bangui, Afrika Tengah, bulan Oktober 1985, telah disusun
suatu ketentuan klinik (untuk negara-negara yang masih belum memiliki fasilitas diagnostik
yang cukup) sebagai berikut:
A. Dicurigai AIDS pada orang dewasa bila ada paling sedikit dua gejala mayor dan satu gejala
minor dan tidak ada sebab-sebab imunosupresi yang lain seperti kanker, malnutrisi berat, atau
pemakaian kortikosteroid yang lama.
Gejala Mayor:
1. Penurunan berat badan lebih dari 10%
2. Diare kronik lebih dari 1 bulan
3. Demam lebih dari 1 bulan (kontinyu atau intermitten)
4. Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
5. Demensia/ HIV enselopati
Gejala Minor:
1. Batuk lebih dari 1 bulan
2. Dermatitis pruritik umum
3. Herpes zoster recurrens
4. Kandidiasis oro-faring
5. Limfadenopati generalisata
6. Herpes simpleks diseminata yang kronik progresi
7. Onikomikosis
8. Dermatofitosis
B. Dicurigai AIDS pada anak, bila terdapat paling sedikit dua gejala mayor dan dua gejala
minor, dan tidak terdapat sebab-sebab imunosupresi yang lain seperti kanker, malnutrisi
berat, pemakaian kortikosteroid yang lama atau etiologi lain.
Gejala Mayor:
1. Penurunan berat badan atau pertumbuhan yang lambat dan abnormal
2. Diare kronik lebih dari 1 bulan
3. Demam lebih dari 1 bulan
Gejala Minor:
1. Limfadenopati generalisata
2. Kandidiasis oro-faring
3. Infeksi umum yang berulang
4. Batuk persisten
5. Dermatitis generalisata
6. Infeksi HIV pada ibunya
b. Tuberkulosis (TBC) merupakan infeksi unik di antara infeksi-infeksi lainnya yang terkait
HIV, karena dapat ditularkan kepada orang yang sehat (imunokompeten) melalui rute
pernapasan (respirasi). Ia dapat dengan mudah ditangani bila telah diidentifikasi, dapat
muncul pada stadium awal HIV, serta dapat dicegah melalui terapi pengobatan. Namun
demikian, resistensi TBC terhadap berbagai obat merupakan masalah potensial pada penyakit
ini.
a. Esofagitis adalah peradangan pada kerongkongan (esofagus), yaitu jalur makanan dari mulut
ke lambung. Pada individu yang terinfeksi HIV, penyakit ini terjadi karena infeksi jamur
(jamurkandidiasis) atau virus (herpes simpleks-1 atau virus sitomegalo). Ia pun dapat
disebabkan oleh mikobakteria, meskipun kasusnya langka. Diare kronis yang tidak dapat
dijelaskan pada infeksi HIV dapat terjadi karena berbagai penyebab; antara lain infeksi
bakteri dan parasit yang
umum(seperti Salmonella, Shigella, Listeria,Kampilobakter,dan Escherichia coli), serta
infeksi oportunistik yang tidak umum dan
virus(seperti kriptosporidiosis, mikrosporidiosis, Mycobacterium avium complex dan virus
sitomegalo (CMV) yang merupakan penyebab kolitis). Pada beberapa kasus, diare terjadi
sebagai efek samping dari obat-obatan yang digunakan untuk menangani HIV, atau efek
samping dari infeksi utama (primer) dari HIV itu sendiri. Selain itu, diare dapat juga
merupakan efek samping dari antibiotik yang digunakan untuk menangani bakteri diare
(misalnya pada Clostridium difficile). Pada stadium akhir infeksi HIV, diare diperkirakan
merupakan petunjuk terjadinya perubahan cara saluran pencernaan menyerap nutrisi, serta
mungkin merupakan komponen penting dalam sistem pembuangan yang berhubungan
dengan HIV.
Infeksi HIV dapat menimbulkan beragam kelainan tingkah laku karena gangguan pada syaraf
(neuropsychiatric sequelae), yang disebabkan oleh infeksi organisma atas sistem syaraf yang
telah menjadi rentan, atau sebagai akibat langsung dari penyakit itu sendiri.
Sarkoma Kaposi adalah tumor yang paling umum menyerang pasien yang terinfeksi
HIV. Kemunculan tumor ini pada sejumlah pemuda homoseksual tahun 1981 adalah salah
satu pertanda pertama wabah AIDS. Penyakit ini disebabkan oleh virus dari
subfamili gammaherpesvirinae, yaitu virus herpes manusia-8 yang juga disebut virus herpes
Sarkoma Kaposi (KSHV). Penyakit ini sering muncul di kulit dalam bentuk bintik keungu-
unguan, tetapi dapat menyerang organ lain, terutamamulut, saluran pencernaan, dan paru-
paru. Kanker getah bening tingkat tinggi (limfoma sel B) adalah kanker yang menyerang sel
darah putih dan terkumpul dalam kelenjar getah bening, misalnya sepertilimfoma
Burkitt (Burkitt's lymphoma) atau sejenisnya (Burkitt's-like lymphoma), diffuse large B-cell
lymphoma (DLBCL), dan limfoma sistem syaraf pusat primer, lebih sering muncul pada
pasien yang terinfeksi HIV. Kanker ini seringkali merupakan perkiraan kondisi (prognosis)
yang buruk. Pada beberapa kasus, limfoma adalah tanda utama AIDS. Limfoma ini sebagian
besar disebabkan oleh virus Epstein-Barr atau virus herpes Sarkoma Kaposi. Pasien dengan
infeksi HIV pada dasarnya memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap terjadinya beberapa
kanker. Hal ini karena infeksi oleh virus DNA penyebabmutasi genetik; yaitu terutama virus
Epstein-Barr (EBV), virus herpes Sarkoma Kaposi (KSHV), dan virus papiloma manusia
(HPV).
Kanker leher rahim pada wanita yang terkena HIV dianggap tanda utama AIDS. Kanker
ini disebabkan oleh virus papiloma manusia. Pasien yang terinfeksi HIV juga dapat terkena
tumor lainnya, seperti limfoma Hodgkin, kanker usus besar bawah (rectum), dan kanker anus.
Namun demikian, banyak tumor-tumor yang umum seperti kanker payudara dan kanker usus
besar (colon), yang tidak meningkat kejadiannya pada pasien terinfeksi HIV. Di tempat-
tempat dilakukannya terapi antiretrovirus yang sangat aktif(HAART) dalam menangani
AIDS, kemunculan berbagai kanker yang berhubungan dengan AIDS menurun, namun pada
saat yang sama kanker kemudian menjadi penyebab kematian yang paling umum pada pasien
yang terinfeksi HIV.
2.6 Patofisiologi
a. Narasi
Riwayat alami AIDS dimulai engan infeksi oleh retrovirus HIV yang hanya dapat
diketahui melalui pemeriksaan laboratorium, dan kemudian berakhir dengan kematian. Data-
data yang berhasil dikumpulkan selama 20 tahun menunjukkan bahawa HIV tidak ditularkan
mrelalui pekerjaan rumah tangga yang bisa ataupunkontak sosial. Virus HIV dapat masuk
kedalam tubuh melalui salah satu dadri beberapa jalur yang melibatkan trasmisi darah atau
cairan darah seperti:
Inokulasi langsung pada saat hubungan intim, khususnya jika hubungan intim tersebut berupa
anal sex yang menimbulkan trauma pada mukosa rektum.
Trasfusi darah atau produk darah yang terkontaminasi (risiko ini dapat dikurangi dengan
pemeriksaan rutin terhadap semua produk darah).
Penggunaan bersama jarum suntik yang tercemar.
Penularan trasplasenta atau pasca partum dari ibu yang terinfeksi kepada janin (melalui
kontak serviks atau darah pada saat kelahiran dan dalam air susu ibu).
HIV menyerang sel T helper yang membawa antigen CD4+ pada keadaan terinfeksi
HIV, antigen dalam keadaan normal merupakan reseptor untuk molekul MHC akan menjadi
reseptor untuk retrovirus dan memungkin virus tersebut masuk kedalam sel. Pengikatan virus
juga memerlukan keberadaan koreseptor (yang diyakini beerupa reseptor kemokin CCR5)
pada permukaan s el. Virus tersebut juga dapat menginveksi sel-sel yang berupa antigen
CD4+ pada traktus GI, serviks uteri, dan neuroglia. Seperti halnya rektrovirus lain, HIV akan
mengopi materi genetiknya secara terbalik (reverse mainner) bila dibandingkan dengan virus
dan sel-sel lain. Melalui kerja enzim reversei transcriptase, HIV memproduksi DNA dari
RNA virusnya. Transkripsi ini sering berlansung sangat buruk sehingga terjadi mutasi yang
sebagian diantaranya membuat virus tersebut resisten terhadap obat-obat antivirus. DNA
virus memasuki nukleus sel dan kemudian menyatu denngan DNA sel hospest. Disini, DNA
tersebut akan ditranskripsikan menjadi lebih banyak RNA virus. Jika sel hospest mengadakan
reproduksi, maka reproduksi ini melipatgandakan DNA virus bersama DNA sel itu sendiri
dan kemudian mewariskannya kepada sel-sel keturunannya. Karena itu, jika diaktifkan, sel-
sel hospest tersebut membawa informasi ini dan bila diaktifkan akan menghasilkan replikasi
virus. Enzim virus, protease, menyusun komponen struktur dan RNA menjadi pertikel virus
yang berpindah kebagian perifer sel hospest tempat virus tersebut bertunas dan muncul dari
sel hospest. Dengan demikian, virus tersebut kini bebas bermigrasi dengan menginfeksi sel-
sel lain. Replikasi HIV dapat menyebabkan kematian sel atau membuat infeksi virus tersebut
menjadi laten. Infeksi HIV menimbulkan perubahan patologi yang bisa terjadi langsung
melalui destruksi sel-sel CD4+, sel-sel imun lain dan sel-sel neuroglia, atau secacra tidak
langsung melalui efek sekunder dispungsi sel T CD4+ dan imunosupresi yang diakibatkan
proses infeksi HIV berlangsung dalam 3 bentuk:
Imonudefisiansi (infeksi oportunis dan penyakit kangker yang tidak lazim)
Autoimunitas ( pneumonitisinterstial limfoit, artritis, hipergamaglobulinemia dan produksi
antibody autoimun)
Disfungsi neurologi ( kompleks demensia AIDS,ensefalopati HIV ADIS dan neurolopati
parifer)
Sel T dan makrofag serta sel dendritik / langerhans ( sel imun ) adalah sel-sel yang
terinfeksi Human Immunodeficiency Virus ( HIV ) dan terkonsentrasi dikelenjar limfe, limpa
dan sumsum tulang. Human Immunodeficiency Virus ( HIV ) menginfeksi sel lewat
pengikatan dengan protein perifer CD 4, dengan bagian virus yang bersesuaian yaitu antigen
grup 120. Pada saat sel T4 terinfeksi dan ikut dalam respon imun, maka Human
Immunodeficiency Virus ( HIV ) menginfeksi sel lain dengan meningkatkan reproduksi dan
banyaknya kematian sel T4 yang juga dipengaruhi respon imun sel killer penjamu, dalam
usaha mengeliminasi virus dan sel yang terinfeksi.
Virus HIV dengan suatu enzim, reverse transkriptase, yang akan melakukan
pemograman ulang materi genetik dari sel T4 yang terinfeksi untuk membuat double-stranded
DNA. DNA ini akan disatukan kedalam nukleus sel T4 sebagai sebuah provirus dan
kemudian terjadi infeksi yang permanen. Enzim inilah yang membuat sel T4 helper tidak
dapat mengenali virus HIV sebagai antigen.Sehingga keberadaan virus HIV didalam tubuh
tidak dihancurkan oleh sel T4 helper.Kebalikannya, virus HIV yang menghancurkan sel T4
helper. Fungsi dari sel T4 helper adalah mengenali antigen yang asing, mengaktifkan limfosit
B yang memproduksi antibodi, menstimulasi limfosit T sitotoksit, memproduksi limfokin,
dan mempertahankan tubuh terhadap infeksi parasit. Kalau fungsi sel T4 helper terganggu,
mikroorganisme yang biasanya tidak menimbulkan penyakit akan memiliki kesempatan
untuk menginvasi dan menyebabkan penyakit yang serius.
Dengan menurunya jumlah sel T4, maka system imun seluler makin lemah secara
progresif.Diikuti berkurangnya fungsi sel B dan makrofag dan menurunnya fungsi sel T
penolong. Seseorang yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV ) dapat tetap
tidak memperlihatkan gejala (asimptomatik) selama bertahun-tahun. Selama waktu ini,
jumlah sel T4 dapat berkurang dari sekitar 1000 sel perml darah sebelum infeksi mencapai
sekitar 200-300 per ml darah, 2-3 tahun setelah infeksi.
Sewaktu sel T4 mencapai kadar ini, gejala-gejala infeksi ( herpes zoster dan jamur
oportunistik ) muncul, Jumlah T4 kemudian menurun akibat timbulnya penyakit baru akan
menyebabkan virus berproliferasi. Akhirnya terjadi infeksi yang parah. Seorang didiagnosis
mengidap AIDS apabila jumlah sel T4 jatuh dibawah 200 sel per ml darah, atau apabila
terjadi infeksi opurtunistik, kanker atau dimensia AIDS.
Pembagian stadium :
1. Stadium pertama : HIV
Infeksi dimulai dengan masuknya HIV dan diikuti terjadinya perubahan serologis
ketika antibody terhadap virus berubah dari negative menjadi positif.Rentang waktu sejak
HIV masuk kedalam tubuh sampai tes antibodi terhadap HIV menjadi positif disebut window
period.Lama window period antara satu sampai tigabulan, bahkan ada yang dapat
berlangsung sampai enam bulan.
2. Stadium kedua : Asimptomatik ( tanpa gejala )
Asimptomatik berarti bahwa di dalam organ tubuh terdapat HIV tetapi tubuh tidak
menunjukkan gejala-gejala.Keadaan ini dapat berlangsung selama 5- 10 tahun. Cairan tubuh
pasien HIV - AIDS yang tampak sehat ini sudah dapat menularkan HIV kepada orang lain.
3. Stadium ketiga :
pembesaran kelenjar limfe secara menetap dan merata ( Persistent Generalized
Lymphadenopathy ), tidak hanya muncul pada satu tempat saja, dan berlangsung lebih satu
bulan.
a) Penanganan
Sampai saat ini tidak ada vaksin atau obat untuk hiv atau aids. Metode satu-
satunya yang diketahui untuk pencegahan didasarkan pada penghindaran kontak dengan virus
atau, jika gagal, perawatan antiretrovirus secara langsung setelah kontak dengan virus secara
signifikan, disebut post-exposure prophylaxis(pep). pep memiliki jadwal empat minggu
takaran yang menuntut banyak waktu. Pep juga memiliki efek samping yang tidak
menyenangkan seperti diare, tidak enak badan, mual, dan lelah.
1. terapi antivirus
Penanganan infeksi hiv terkini adalah terapi antiretrovirus yang sangat aktif (highly
active antiretroviral therapy, disingkat haart). terapi ini telah sangat bermanfaat bagi orang-
orang yang terinfeksi hiv sejak tahun 1996, yaitu setelah ditemukannya haart yang
menggunakan protease inhibitor. pilihan terbaik haart saat ini, berupa kombinasi dari
setidaknya tiga obat (disebut koktail) yang terdiri dari paling sedikit dua macam (atau
kelas) bahan antiretrovirus. Kombinasi yang umum digunakan adalah nucleoside analogue
reverse transcriptase inhibitor (atau nrti) dengan protease inhibitor, atau dengan non-
nucleoside reverse transcriptase inhibitor (nnrti). Karena penyakit hiv lebih cepat
perkembangannya pada anak-anak daripada pada orang dewasa, maka rekomendasi
perawatannya pun lebih agresif untuk anak-anak daripada untuk orang dewasa. di negara-
negara berkembang yang menyediakan perawatan haart, seorang dokter akan
mempertimbangkan kuantitas beban virus, kecepatan berkurangnya cd4, serta kesiapan
mental pasien, saat memilih waktu memulai perawatan awal Perawatan haart memungkinkan
stabilnya gejala dan viremia (banyaknya jumlah virus dalam darah) pada pasien, tetapi ia
tidak menyembuhkannya dari hiv ataupun menghilangkan gejalanya. Hiv-1 dalam tingkat
yang tinggi sering resisten terhadap haart dan gejalanya kembali setelah perawatan
dihentikan. lagi pula, dibutuhkan waktu lebih dari seumur hidup seseorang untuk
membersihkan infeksi hiv dengan menggunakan haart. meskipun demikian, banyak pengidap
hiv mengalami perbaikan yang hebat pada kesehatan umum dan kualitas hidup mereka,
sehingga terjadi adanya penurunan drastis atas tingkat kesakitan (morbiditas) dan tingkat
kematian (mortalitas) karena hiv. tanpa perawatan haart, berubahnya infeksi hiv menjadi aids
terjadi dengan kecepatan rata-rata (median) antara sembilan sampai sepuluh tahun, dan
selanjutnya waktu bertahan setelah terjangkit aids hanyalah 9.2 bulan penerapan haart
dianggap meningkatkan waktu bertahan pasien selama 4 sampai 12 tahun. bagi beberapa
pasien lainnya, yang jumlahnya mungkin lebih dari lima puluh persen, perawatan haart
memberikan hasil jauh dari optimal. Hal ini karena adanya efek samping/dampak pengobatan
tidak bisa ditolerir, terapi antiretrovirus sebelumnya yang tidak efektif, dan infeksi hiv
tertentu yang resisten obat. Ketidaktaatan dan ketidakteraturan dalam menerapkan terapi
antiretrovirus adalah alasan utama mengapa kebanyakan individu gagal memperoleh manfaat
dari penerapan haart. terdapat bermacam-macam alasan atas sikap tidak taat dan tidak teratur
untuk penerapan haart tersebut. Isyu-isyu psikososial yang utama ialah kurangnya akses atas
fasilitas kesehatan, kurangnya dukungan sosial, penyakit kejiwaan, serta penyalahgunaan
obat. Perawatan haart juga kompleks, karena adanya beragam kombinasi jumlah pil,
frekuensi dosis, pembatasan makan, dan lain-lain yang harus dijalankan secara
rutin . berbagai efek samping yang juga menimbulkan keengganan untuk teratur dalam
penerapan haart, antara lain lipodistrofi, dislipidaemia, penolakan insulin, peningkatan
risiko sistem kardiovaskular, dan kelainan bawaanpada bayi yang dilahirkan.
Telah terdapat pendapat bahwa hanya vaksin lah yang sesuai untuk menahan epidemik
global (pandemik) karena biaya vaksin lebih murah dari biaya pengobatan lainnya, sehingga
negara-negara berkembang mampu mengadakannya dan pasien tidak membutuhkan
perawatan harian. namun setelah lebih dari 20 tahun penelitian, hiv-1 tetap merupakan target
yang sulit bagi vaksin.
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang kurang,
meningkatnya kebutuhan metabolic, dan menurunnya absorbsi zat gizi.
Intervensi :
1) Monitor kemampuan mengunyah dan menelan.
2) Monitor BB, intake dan ouput
3) Atur antiemetik sesuai order
4) Rencanakan diet dengan pasien dan orang penting lainnya.
5. Diare berhubungan dengan infeksi GI
Intervensi :
1) Kaji konsistensi dan frekuensi feses dan adanya darah.
2) Auskultasi bunyi usus
3) Atur agen antimotilitas dan psilium (Metamucil) sesuai order
4) Berikan ointment A dan D, vaselin atau zinc oside
7. Tidak efektif koping keluarga berhubungan dengan cemas tentang keadaan yang orang
dicintai.
Intervensi :
1) Kaji koping keluarga terhadap sakit pasein dan perawatannya
2) Biarkan keluarga mengungkapkana perasaan secara verbal
3) Ajarkan kepada keluaraga tentang penyakit dan transmisinya.
2.11 Evaluasi
Formatif :
o Klien dapat menjelaskan pengertian AIDS
o Klien mampu menjelaskan faktor penyebab dari penyakit AIDS
o Klien dapat menjelaskan tanda/gejala penyakit AIDS
o Klien mampumenjelaskan penatalaksanaan AIDS
Sumatif :
Klien dapat memahami penyakit AIDS
2.12 Jamkesda
Penduduk miskin di Kabupaten Ketapang memperoleh pelayanan kesehatan gratis
melalui Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yang dibiayai Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) di rumah sakit kelas III dan Puskesmas sejak tahun 2005.
Pengobatan gratis ini tentu saja meringankan beban penduduk berekonomi lemah. Pelayanan
kesehatan warga miskin yang tidak diakomodir oleh Jamkesmas akan dibantu dengan
Jamkesda.
Di samping sarana kesehatan seperti Puskesmas dan Poskesdes, sarana kesehatan pendukung
juga disediakan Puskesmas keliling, sementara untuk menjangkau daerah-daerah terpencil di
sepanjang daerah aliran sungai. Pelayanan kesehatan tersebut didukung oleh jumlah tenaga
kesehatan (paramedis). Jumlah dokter spesialis mencapai 13 orang, dokter umum 53 orang,
jumlah dokter gigi 11 orang, bidan 233 orang. Sementara tenaga perawat ada 694 orang,
tenaga kefarmasian 32 orang, tenaga gizi 43 orang, tenaga sanitasi 35 orang, tenaga teknisi
medis 41 orang, da jumalh fisioterapis ada 8 orang.
Bagi rakyat miskin yang tidak masuk kuota Jamkesmas ditangani melalui program Jaminan
Kesehatan Daerah (Jamkesda) yang dibiayai Pemda. Pemda yang mengalokasikan anggaran
untuk Jamkesda tercatat sebanyak 342 kabupaten/kota yang tersebar di 33 provinsi.
Selain itu, untuk tindakan pencegahan dan promotif, Pemerintah telah mengalokasikan
anggaran Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dengan anggaran Rp 0,9 triliun untuk 8.967
Puskesmas pada tahun 2011 dan naik menjadi Rp 1,09 triliun untuk 9.323 Puskesmas pada
tahun 2012.
Khusus bagi daerah terpencil, pemerintah menyediakan 14 Rumah Sakit Bergerak (RSB)
yang dilengkapi fasilitas pelayanan kesehatan, seperti rawat inap, rawat jalan dan gawat
darurat 24 jam. Pembiayaan operasional RSB pada tahun pertama 100% ditanggung oleh
Kementerian Kesehatan. Pada tahun kedua 75% pada Kementerian Kesehatan dan 25% pada
Pemda, pada tahun ketiga biaya 50% ditanggung Kementerian Kesehatan dan 50%
ditanggung Pemda, sedangkan pada tahun keempat biaya 100% diserahkan pada Pemda.
Cara mendapatkan jamkesmas
Kepesertaan Jamkesmas ini di tentukan Kementerian Kesehatan di mana data di peroleh dari
TNP2K ( Tim Nasional Pengentasan Kemiskinan ) yang di ketuai Wakil Presiden. Sedangkan
TNP2K mendapatkan data dari PPLS (Program Perlindungan Sosial) pada 2011. Data
tersebut di kumpulkan oleh petugas yang di tunjuk instansi yang menangani data di desa
berdasarkan indikator kemiskinan, sehingga Dinas Kesehatan tidak ada keterkaitan secara
langsung dalam pengumpulan data.
Kepesertaan Program jamkesmas ini berdasarkan Surat edaran Menteri kesehatan nomor
Surat Edaran Nomor 149 Tahun 2013 Tanggal 20 Maret 2013, bahwa kepesertaan Jamkesmas
yang mempunyai kartu dan ada yang tidak mempunyai kartu. Yang mempunyai kartu telah
tercetak pada 2012 dan telah di distribusikan, yang tidak punya kartu adalah gelandangan,
pengemis, anak terlantar, penghuni rumah tahanan, penderita talasemia, Kejadian akibat
pasca imunisasi dan bencana alam secara otomatis masuk program Jamkesmas.
Penularan AIDS
Penularan HIV yang terjadi apabila terjadi kontak atau pertukaran cairan tubuh yaug
mengandung virus melalui sebagai berikut:
A. Hubungan seksual (homoseksual dan heteroseksual) yang tidak terlindung dengan seseorang
yang mengidap HIV.
Hubungan seksual ini merupakan salah satu penyebab terjadinya HIV/AIDS dimana seoarng
telah terpapar oleh penyakit ini kemudian tertular jika ia melakukan hubungan seka dengan
pasangannya.
Adapun konsep pencegahan penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual antara lain
sebagai berikut:
1. A = Abstinence =Puasa,yaitu tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah.hubungan
seksual hanya dilakukan melalui pernikahan yang sah.
2. B = Be faithful =Setia dengan pasangan,yaitu jikapun telah menikah,mengadakan hubungan
seksual dengan pasangannya saja.suami atau istri sendiri tidak mengadakan hubungan seksual
di luar nikah
3. C = Using condom = Menggunakan kondom,yaitu bagi orang tertentu yang mempunyai
kebiasaan buruk berganti-ganti pasangan maka di anjurkan untuk menggunakan kondom agar
tidak menulari orang lain
KESIMPULAN
Daftar Pustaka
1. http://www.cdc.gov/hiv/topics/evaluation/pdf/AEAP2011.pdf
2.http://www.healthefoundation.eu/blobs/hiv/73758/2011/27/diagnosis_and_treatment.pdf
3.http://www.cdc.gov/hiv/resources/journals/index.htmjournal.ui.ac.id/?
hal=detailArtikel&q54