Вы находитесь на странице: 1из 6

Definisi

Hipertensi didefinisikan sebagai nilai rata-rata peningkatan


tekanan darah sistolik dan atau tekanan darah diastolik lebih
besar atau sama dengan persentil ke 95 berdasarkan usia dan
jenis kelamin. Prehipertensi pada anak didefinisikan sebagai nilai
rata-rata tekanan darah sistolik atau tekanan darah diastolik
lebih besar atau sama dengan persentil ke 90 namun lebih kecil
dari persentil ke 95. Hipertensi stadium 1 adalah nilai tekanan
darah sistolik dan diastolik berada di persentil ke-95 dan 99
ditambah dengan 5 mmHg. Hipertensi stadium 2 adalah nilai
tekanan darah sistolik atau diastolik di atas persentil ke-99
ditambah 5 mmHg (Pinto et al., 2005).

Tekanan darah normal pada anak didefinisikan sebagai


tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik yang kurang
dari persentil ke 90 berdasarkan jenis kelamin dan usia.

Tabel 1. Tekanan darah pada persentil ke 95 pada pediatrik

95th BP Percentile for 95th BP Percentile for


Ag
Girls, mmHg Boys, mmHg
e,
50th Height 75th Height 50th Height 75th Height
y
Percentile Percentile Percentile Percentile
1 104/56 105/59 103/56 104/56
6 111/74 113/74 114/74 115/75
12 123/80 124/80 123/81 125/82
14 129/84 130/85 136/87 138/87

Seperti halnya pada dewasa, hipertensi dibedakan atas beberapa


tingkat, seperti terlihat pada tabel 2.

Tabel 2. Klasifikasi hipertensi pada anak

Tingkat 1 (hipertensi 95 sampai dengan 5 mmHg


bermakna) di atas persentil 99
Tingkat 2 (hipertensi berat) TDS atau TDD >5 mmHg di
atas persentil 99
Krisis hipertensi Rerata TDS atau TDD >5
mmHg di atas persentil 99
disertai gejala dan tanda klinis

Patofisiologi
Patofisiologi terjadinya hipertensi masih belum jelas,
namun terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan
terjadinya hipertensi, diantaranya adalah tingginya curah jantung
dan resistensi perifer, sistem renin angiotensin dan sistem saraf
otonom.

Tekanan darah ditentukan oleh keseimbangan antara curah


jantung dan resistensi vaskuler. Peningkatan pada salah satu
faktor di atas yang tidak disertai dengan menurunnya salah satu
faktor lainnya dapat menyebabkan terjadinya peningkatan
tekanan darah. Resistensi perifer tidak ditentukan oleh pembuluh
darah arteri besar namun ditentukan oleh arteriol yang terdiri sel
otot polos. Kontraksi sel otot polos yang terus menerus dapat
menyebabkan terjadinya perubahan struktural arteriol dan
penebalan dinding pembuluh darah arteriol yang diperantarai
oleh angiotensin sehingga menyebabkan peningkatan resistensi
perifer yang ireversibel (Pinto et al., 2005).

Sistem renin angiotensin mempunyai peranan yang


penting dalam pengaturan tekanan darah. Renin berfungsi
mengubah angiotensinogen menjadi angiotensin I, selanjutnya
oleh angiotensin converting enzyme (ACE) angiotensin I diubah
menjadi angiotensin II yang menyebabkan vasokonstriksi
pembuluh darah sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan
tekanan darah. Angiotensin II juga merangsang pelepasan
aldosteron dari zona glomerulosa kelenjar adrenal sehingga
dapat meningkatkan tekanan darah dengan cara retensi natrium
dan air. Sistem saraf simpatis dapat merangsang vasokonstriksi
arteriol dan dilatasi arteriol. Oleh karena itu sistem saraf otonom
mempunyai peranan penting dalam mempertahankan tekanan
darah. Terjadinya hipertensi juga merupakan hasil interaksi
antara sistem saraf otonom dan sistem renin angiotensin,
bersamaan dengan faktor lain termasuk asupan garam, sirkulasi
darah, dan beberapa hormon tertentu (Vikrant and Tiwari, 2001).

Banyak bukti yang mendukung konsep hipertensi primer


berawal dari masa kanak-kanak, meskipun hipertensi primer
lebih sering terjadi pada remaja dibanding anak. Remaja dengan
hipertensi primer kebanyakan tanpa gejala (asimtomatik) dan
sering terdeteksi hanya pada saat pemeriksaan rutin. Obesitas
sering dihubungkan dengan hipertensi primer dan dijumpai pada
hampir 50% kasus. Riwayat keluarga yang menderita hipertensi,
faktor lingkungan juga berperan dalam hipertensi primer seperti
konsumsi garam yang tinggi, stress psikogenik, sosial ekonomi,
dan faktor predisposisi lainnya seperti ras dan jenis kelamin.
Beberapa penelitian tentang tekanan darah menunjukkan bahwa
ada hubungan antara genetik dan lingkungan yang
mempengaruhi tekanan darah pada anak dan remaja untuk
terjadinya hipertensi primer. Oleh karena itu faktor predisposisi
hipertensi primer cukup banyak yaitu ras, jenis kelamin, riwayat
keluarga/genetik dan faktor yang mempengaruhi seperti
konsumsi garam, stress dan obesitas (Vikrant and Tiwari, 2001).

Hipotesis yang menjelaskan terjadinya hipertensi pada


obesitas adalah suatu interaksi yang kompleks antara retensi
sodium, aktivasi sistem saraf simpatis, abnormalitas struktur dan
fungsi vaskuler dan resistensi terhadap leptin (Davy and Hall,
2004; Haynes, 2005; Kotsis et al., 2010).

Manifestasi Klinis
Hipertensi derajat ringan atau sedang umumnya tidak
menimbulkan gejala. Namun dari penelitian yang baru-baru ini
dilakukan, kebanyakan anak yang menderita hipertensi tidak
sepenuhnya bebas dari gejala. Gejala non spesifik berupa nyeri
kepala, insomnia, rasa lelah, nyeri perut atau nyeri dada dapat
dikeluhkan (Adelman et al., 2000; Croix and Feig, 2006). Pada
keadaan hipertensi berat yang bersifat mengancam jiwa atau
menggangu fungsi organ vital dapat timbul gejala yang nyata.
Keadaan ini disebut krisis hipertensi. Krisis hipertensi ini dibagi
menjadi dua kondisi yaitu hipertensi urgensi dan hipertensi
emergensi. Manifestasi klinisnya sangat bervariasi namun
komplikasi utama pada anak melibatkan sistem saraf pusat,
mata, jantung, dan ginjal (Adelman et al., 2000; Gulati, 2002).
Anak dapat mengalami gejala berupa sakit kepala, pusing, nyeri
perut, muntah, atau gangguan penglihatan. Krisis hipertensi
dapat pula bermanifestasi sebagai keadaan hipertensi berat yang
diikuti komplikasi yang mengancam jiwa atau fungsi organ
seperti ensefalopati, gagal jantung akut, infark miokardial,
edema paru, atau gagal ginjal akut (Adelman et al., 2000).
Ensefalopati hipertensif ditandai oleh kejang fokal maupun umum
diikuti penurunan kesadaran dari somnolen sampai koma
(Adelman et al., 2000; Guertin, 2002). Gejala yang tampak pada
anak dengan ensefalopati hipertensif umumnya akan segera
menghilang bila pengobatan segera diberikan dan tekanan darah
diturunkan (Bahrun, 2002).

Gejala dan tanda kardiomegali, retinopati hipertensif, atau


gambaran neurologis yang berat sangat penting karena
menunjukkan hipertensi yang telah berlangsung lama (Adelman
et al., 2000; Gulati, 2002; Hane et al., 2004).

Referensi:
Adelman RD, Coppo R, Dillon MJ. The Emergency Management of
Severe Hypertension. Pediatr Nephrol. 2000;14:422-27.
Bahrun D. Hipertensi Sistemik. Dalam: Alatas H, Tambunan T,
Trihono PP, dan Pardede SO, penyunting. Buku Ajar Nefrologi
Anak. Edisi ke-2. Jakarta: Balai Penerbit FK UI; 2002.h.242-
90.
Croix B, Feig DL. Childhood hypertension is not a silent disease.
Pediatr Nephrol. 2006; 21:527-32.
Davy KP, Hall JE. Obesity and hypertension: two epidemics or
one? Am J Physiol Regul Integr Comp Physiol 2004;286:803-
13.
Guertin SR. Systemic Hypertension. Dalam: Behrman RE,
Vaughan VC, penyunting. Nelsons Textbook of Pediatrics.
Edisi ke-17. Philadelpia: WB Saunders Company;
2002.h.1400-10.
Gulati S. Hypertension in children. Indian Journal of Pediatrics.
2002; 69:1077-81.
Hanevold C, Waller J, Daniels S, Portman R, Sorof J, International
Pediatric Hypertension Association. The effect of obesity,
gender, and ethnic group on left ventricle hypertrophy and
geometry in hypertensive children: a collaborative study of
the International Pediatric Hypertension Association.
Pediatrics. 2004;113:328-33.
Haynes WG. Role of leptin in obesity-related hypertension. Exp
Physiol 2005;90:683-8.
Kotsis V, Stabouli S, Papakatsika S. Mechanisms of obesity-
induced hypertension. Hypertension Research 2010;33:386-
93.
National High Blood Pressure Education Program Working Group
on High Blood Pressure in Children and Adolescents. The
Fourth Report on the Diagnosis, Evaluation, and Treatment of
High Blood Pressure in Children and Adolescents. Pediatrics.
2004; 114:555-76.
Pinto A, Roldan R, Sollecito TP. Hypertension in children: an
overview. J Dental Education. 2005;70:434-40.
Pressure in Children and Adolescents. The Fourth report on the
diagnosis, evaluation, and treatment of high blood pressure
in children and adolescents. Pediatrics 2004;114:555-76.
Vikrant S, Tiwari SC. Essential hypertension-pathogenesis and
pathophysiology. J Indian Academy of Clinical Med
2001;2:140-61.

Вам также может понравиться