Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisivegetasi secara
bentuk (struktur) vegetasi dari tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur vegetasi adalah bentuk
pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk.Untuk keperluan analisis vegetasi diperlukan
data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari penvusun
komunitas hutan tersebut.Dengananalisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif
tentang struktur dankomposisi suatu komunitas tumbuhan.
Variasi dalam releve merupakan dasar untuk mencari pola vegetasinya.Dengan ordinasi
diperoleh releve vegetasi dalam bentuk model geometrik yang
sedemikian rupa sehingga releve yang paling serupa mendasarkan komposisispesies beserta
kelimpahannya akan rnempunyai posisi yang saling berdekatan,sedangkan releve yang
berbeda akan saling berjauhan. Ordinasi dapat puladigunakan untuk menghubungkan pola
sebaran jenis jenis dengan perubahan faktor lingkungan.Beberapa metodologi yang umum
dan sangat efektif serta efisien jikadigunakan untuk penelitian, yaitu metode kuadrat, metode
garis, metode tanpa plotdan metode kuarter
2) Garis
Metode garis merupakan suatu metode yang menggunakan cuplikan berupa garis.
Penggunaan metode ini pada vegetasi hutan sangat bergantung pada kompleksitas hutan
tersebut. Dalam hal ini, apabila vegetasi sederhana maka garis yang digunakan akan semakin
pendek. Untuk hutan, biasanya panjang garis yang digunakan sekitar 50 m-100 m. sedangkan
untuk vegetasi semak belukar, garis yang digunakan cukup 5 m-10 m. Apabila metode ini
digunakan pada vegetasi yang lebih sederhana, maka garis yang digunakan cukup 1 m
(Syafei, 1990).
Pada metode garis ini, system analisis melalui variable-variabel kerapatan,
kerimbunan, dan frekuensi yang selanjutnya menentukan INP (indeks nilai penting) yang
akan digunakan untuk memberi nama sebuah vegetasi. Kerapatan dinyatakan sebagai jumlah
individu sejenis yang terlewati oleh garis. Kerimbunan ditentukan berdasar panjang garis
yang tertutup oleh individu tumbuhan, dan dapat merupakan prosentase perbandingan
panjang penutupan garis yang terlewat oleh individu tumbuhan terhadap garis yang dibuat
(Syafei, 1990). Frekuensi diperoleh berdasarkan kekerapan suatu spesies yang ditemukan
pada setiap garis yang disebar (Rohman, 2001).
Metode Garis
1. Menyebarkan 10 garis masing-masing sepanjang 1 meter secara acak atau sistematis.
2. Melakukan analisis vegetasi berdasarkan variabel-variabel kerapatan, kerimbunan, dan
frekuensi.
3. Melakukan perhitungan untuk mencari harga relatif dari setiap variabel untuk setiap
tumbuhan.
4. Melanjutkan perhitungan untuk mencari harga nilai penting dari setiap jenis tumbuhan.
5. Menyusun harga nilai penting yang sudah diperoleh pada suatu tabel dengan ketentuan
bahwa tumbuhan yang nilai pentingnya tertinggi diletakkan pada tempat teratas.
6. Memberi nama vegetasi yang telah digunakan berdasarkan 2 jenis / spesies yang memiliki
nilai penting terbesar (Anonymous,2010).
3) Titik
Metode intersepsi titik merupakan suatu metode analisis vegetasi dengan
menggunakan cuplikan berupa titik. Pada metode ini tumbuhan yang dapat dianalisis hanya
satu tumbuhan yang benar-benar terletak pada titik-titik yang disebar atau yang diproyeksikan
mengenai titik-titik tersebut. Dalam menggunakan metode ini variable-variabel yang
digunakan adalah kerapatan, dominansi, dan frekuensi (Rohman, 2001).
Kelimpahan setiap spesies individu atau jenis struktur biasanya dinyatakan sebagai
suatu persen jumlah total spesises yang ada dalam komunitas, dan dengan demikian
merupakan pengukuran yang relatife. Dari nilai relative ini, akan diperoleh sebuah nilai yang
merupak INP. Nilai ini digunakan sebagai dasar pemberian nama suatu vegetasi yang
diamati.Secara bersama-sama, kelimpahan dan frekuensi adalah sangat penting dalam
menentukan struktur komunitas (Michael, 1994).
Metode Intersepsi Titik
1. Membuat 10 titik yang masing-masing titik berjarak 10 cm pada seutas tali raffia.
2. menancapkan kawat atau lidi pada setiap titik dan menebar tali raffia tersebut secara acak
atau sistematis.
3. Melakukan analisis vegetasi berdasarkan variabel-variabel kerapatan, kerimbunan, dan
frekuensi pada setiap tumbuhan yang mengenai setiap kawat atau lidi tersebut.
4. Melakukan 10 kali pengamatan, sehingga akan diperoleh 10 seri titik.
5. Melakukan perhitungan untuk mencari harga relatif dari setiap variabel untuk setiap
tumbuhan.
6. Melanjutkan perhitungan untuk mencari harga nilai penting dari setiap jenis tumbuhan.
7. Menyusun harga nilai penting yang sudah diperoleh pada suatu tabel dengan ketentuan
bahwa tumbuhan yang nilai pentingnya tertinggi diletakkan pada tempat teratas.
8. Memberi nama vegetasi yang telah digunakan berdasarkan 2 jenis / spesies yang memiliki
nilai penting terbesar
4) Kuarter
Analisa vegetasi dengan metode kuarter merupakan analisa vegetasi yang
mana dalam pelaksanaannya tidak menggunakan plot atau area sebagai alat bantu. Akan
tetapi cuplikan yang digunakan hanya berupa titik sehingga sering juga metode tanpa plot.
Hal ini karena pada metode ini tidak menggambarkan luas area tertentu, sama halnya dengan
metode kuadrat yaitu dalam memperoleh nilai penting harus terlebih dahulu dihitung
kerapatan, dominasi, dan frekuensinnya. Metode ini sering dipakai untuk vegetasi berbentuk
hutan atau vegetasi kompleks lainnya (Kusmana, 1997).
Komunitas adalah sejumlah mahluk hidup dari berbagai macam jenis yang hidup
bersama pada suatu daerah. Komposisi suatu komonitas ditentukan dengan tumbuhan dan
hewan yang kebetulan mampu hidup di tempat tersebut. Anggota komonitas ini tergantung
pada penyesuaian diri setiap individu terhadap faktor-faktor fisik dan biologis yang ada
ditempat tersebut. Ada dua konsep yang ditentukan dalam mengamati peta komonitas yaitu
gradasi komonitas( populasi) dan gradiasi lingkungan yaitu menyangkut jumlah factor
lingkungantambak secara bersama-sama. (Soedjiran,1989). Pada metode ini tumbuhan yang
dianalisa bisa berupa empat tumbuhan yang paling dekat dengan titik pengamatan yang
masing-masing tumbuhan berada pada empat sektor daerah dengan titik tadi sebagai pusat.
Daerah I adalah daerah barat utara
Daerah II adalah daerah utara timur
Daerah III adalah daerah timur selatan
Daerah IV adalah daerah selatan barat
Tumbuhan yang dianalisis (dicuplik datanya) disetiap sektor daerah pengamatan adalah
hanya satu pohon yang paling dekat dengan pusat pengamatan tadi (titik pusat). Data yang
dikumpulkan adalah jarak pohon ke titik pusat, diameter pohon.
Sistem Analisis dengan metode kuadran:
Jarak pohon rata-rata (d)= jumlah semua jarak yang terukur
4 x jumlah titik pusat (n)
Kerapatan relatif = jumlah individu sejenis x 100%
4xn
Dominasi relatif = jumlah luas basal individu sejenis x 100%
jumlah total luas basal terukur
Frekuensi relative=jumlah titik pusat yang mengandung suatu tumbuhan x 100%
jumlah titik pusat dari seluruh jenis tumbuhan
Luas rata-rata penguasaan area oleh suatu pohon = d2
Jumlah individu pohon untuk luas tertentu (L) = L / d2
Luas dari total = luas basal rata-rata x kerapatan
Nilai penting = Kr + Dr + Fr
5) Teknik Ordinasi
Pola komunitas dianalisis dengan metode ordinasi yang menurut Mueller-Dombois dan
E1lenberg (1974) pengambilan sampel plot dapat dilakukan dengan random, sistematik atau
secara subyektif atau faktor gradien lingkungan tertentu. Untuk memperoleh informasi
vegetasi secara obyektif digunakan metode ordinasi dengan menderetkan contoh-contoh
(releve) berdasar koefisien ketidaksamaan. Variasi dalam releve merupakan dasar untuk
mencari pola vegetasinya. Dengan ordinasi diperoleh releve vegetasi dalam bentuk model
geometrik yang sedemikian rupa sehingga releve yang paling serupa mendasarkan komposisi
spesies beserta kelimpahannya akan mempunyai posisi yang saling berdekatan,
sedangkan releve yang berbeda akan saling berjauhan.Ordinasi dapat pula digunakan untuk
menghubungkan pola sebaran jenis-jenis dengan perubahan faktor lingkungan.
Ordinasi mencoba untuk meringkas data sampling dalam suatu lebih sederhana, lebih
sedikit cara pemakaian ruang dibanding metoda tabel. Bahkan suatu agak kecil perbedaan
table Suatu ordinasi data yang sama bisa menjadi satu grafik kecil yang menunjukan 19 poin-
poin penyebaran ruang. Masing-Masing titik mewakili suatu letak, dan jarak antara poin-poin
mewakili derajat tingkat perbedaan atau persamaannya. Sekilas, seseorang dapat melihat lihat
jika ada pola dalam hubungan.
Sasaran ordinasi bukanlah untuk menggambarkan bentuk di sekitar label dan letak
mereka yang sama bagian dari suatu asosiasi melainkan, untuk menunjukkan suatu pola
hubungan kontinue. Sungguh, sebagian besar informasi memuat data asli yang hilang dalam
ordinasi diagram, tetapi kehilangan ini akibat banyak bentuk dari reduksi data, tidak hanya
ordinasi (Anonymous, 2010).
d. Indeks Nilai Penting (INP) atau important value index merupakan indeks
kepentingan yang menggambarkan pentingnya peranan suatu vegetasi dalam
ekosistemnya. Apabila nilai INP suatu jenis vegetasi bernilai tinggi, maka jenis itu sangat
mempengaruhi kestabilan ekosistem tersebut.
Indeks nilai penting (INP) dapat digunakan untuk menentukan dominansi jenis
tumbuhan terhadap jenis tumbuhan lainnya, karena dalam suatu komunitas yang bersifat
heterogen data parameter sendiri-sendiri dari nilai frekuensi, kerapatan, dan dominansinya
tidak dapat menggambarkan secara menyeluruh, maka untuk menentukan nilai pentingnya
yang mempunyai kaitan dengan struktur komunitasnya dapat diketahui dari INP nya.
Yaitu suatu indeks yang dihitung berdasarkan jumlah seluruh nilai kerapatan relatif (KR),
frekuensi relatif (FR), dan dominansi relatif (DR) :
INP = KR+FR+DR
Untuk mengetahui INP pada tingkat tumbuhan bawah (under stories), semai
(seedling), dan pancang (sapling) dihitung dari nilai kerapatan relatif (KR) dan frekuensi
relatif (FR):
INP = KR+FR
e. Indeks Keanekaragaman (Index of Diversity) merupakan ciri tingkatan
komunitas berdasarkan organisasi biologinya. Keanekaragaman spesies dapat digunakan
untuk menyatakan struktur komunitas. Keanekaragaman spesies yang tinggi menunjukkan
bahwa suatu komunitas memiliki kompleksitas tinggi karena interaksi spesies yang
terjadi dalam komunitas tersebut sangat tinggi.
Suatu komunitas tersebut dinyatakan memiliki keanekaragaman spesies yang
tinggi jika komunitas tersebut disusun oleh banyak spesies. Sebaliknya, suatu komunitas
dinyatakan rendah apabila komunitas tersebut disusun oleh spesies yang sedikit dan hanya
ada spesies yang dominan.